Menu Close

Mengapa musik bisa membangkitkan kenangan? Ini penjelasan ilmiahnya

Mendengarkan lagu tertentu bisa memicu memori masa lalu yang sangat intens. Andrea Piacquadio/Pexels

Bayangkan kamu sedang berjalan di tempat ramai menuju ke tempat kerja. Kamu melewati seorang pengamen yang memainkan lagu yang sudah bertahun-tahun tidak kamu dengar. Tiba-tiba, alih-alih memperhatikan apa yang terjadi di sekitarmu, pikiran membawamu kembali mengingat saat pertama kali kamu mendengar lagu itu.

Mendengarkan musik dapat membawa kita mengingat pengalaman masa lalu, dengan siapa kita bersama dulu, dan perasaan yang terkait dengan ingatan itu.

Pengalaman yang kita rasakan ketika musik membangkitkan kenangan akan peristiwa, orang, dan hal lain dari masa lalu kita, dikenal sebagai memori otobiografi yang dibangkitkan musik (music-evoked autobiographical memory). Ini adalah pengalaman yang umum dirasakan manusia.

Hal tersebut biasanya muncul sebagai ingatan yang tidak disengaja. Artinya, kita tidak berusaha untuk mencoba mengingat ingatan itu, melainkan ingatan itu yang muncul begitu saja secara spontan.

Baru-baru ini, para peneliti mulai mengungkap mengapa musik menjadi isyarat yang bagus untuk memunculkan kenangan. Pertama, musik kerap mengiringi banyak acara di sepanjang kehidupan manusia, seperti perpisahan, wisuda, pernikahan, dan pemakaman. Ini membuat musik dapat berperan penting dalam menghubungkan kita kembali dengan momen-momen yang membentuk diri kita.

Musik juga sering menarik perhatian kita, karena ia dapat mempengaruhi pikiran, tubuh, dan emosi kita.

Ketika ini terjadi, besar kemungkinan musik tersebut akan tersimpan dalam memori bersamaan dengan detail suatu peristiwa hidup yang tengah berlangsung saat itu. Ini artinya musik juga bisa menjadi pemicu untuk kembali mengingat peristiwa tersebut bertahun-tahun kemudian.

Kenangan positif

Dalam penelitian terbaru kami, saya dan rekan saya menemukan bahwa sifat emosional dari karya musik merupakan faktor penting yang mmembentuk fungsinya sebagai isyarat memori.

Kami membandingkan musik dengan isyarat memori emosional lainnya yang, menurut banyak partisipan riset kami, mampu menggambarkan ekspresi emosional yang sama seperti kutipan musik yang kami gunakan. Ini termasuk “suara emosional” seperti suara alam dan pabrik, serta “kata-kata yang mengandung emosi”, seperti “uang” dan “tornado”.

Gig, with hands in the air and red lights and smoke.
Musik dapat membangkitkan kenangan dan menciptakan momen yang membahagiakan. pexels/sebastian ervi

Ketika dibandingkan dengan kategori-kategori pemicu di atas, kami menemukan bahwa musik tidak membangkitkan kenangan lebih baik dari kata-kata emosional.

Tapi, kami juga menemukan bahwa musik mampu membangkitkan ingatan positif yang lebih konsisten daripada suara dan kata-kata emosional lainnya. Ini terutama berlaku untuk rangsangan emosional negatif. Secara khusus, misalnya, musik sedih dan marah dapat membangkitkan lebih banyak kenangan positif daripada suara atau kata-kata sedih dan marah.

Dengan demikian, tampaknya musik memiliki kemampuan untuk menghubungkan kembali pikiran kita dengan momen-momen beremosi positif dari masa lalu kita. Ini menunjukkan bahwa menggunakan musik sebagai terapi bisa sangat bermanfaat.

Bagaimana dan kapan

Tak mengagetkan, seberapa kita mengenal suatu karya musik tentu juga berpengaruh. Dalam studi baru kami yang lain, kami menemukan bahwa musik yang lebih familier di telinga seseorang dapat membangkitkan lebih banyak kenangan, serta membawa kenangan ke dalam pikiran kita secara lebih spontan.

Jadi, salah satu alasan mengapa musik bisa jadi isyarat yang lebih efektif untuk membangkiykan ingatan dibandingkan, misalnya, film atau buku favorit kita, adalah karena kita biasanya lebih sering mendengarkan lagu daripada menonton film, acara TV, atau membaca buku.

Situasi saat kita mendengarkan musik juga berpengaruh. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa memori spontan lebih mungkin muncul kembali selama kita melakukan aktivitas yang membuat pikiran kita bebas “mengembara” ke masa lalu. Aktivitas ini biasanya mencakup kegiatan yang tidak menuntut perhatian kita, seperti ketika sedang diam saat naik kereta ke kantor, melalukan pekerjaan rumah, dan bersantai.

Jenis aktivitas tersebut hampir selaras dengan apa yang kami temui dalam penelitian kami lainnya. Dalam riset tersebut, kami meminta partisipan untuk menulis buku harian dan mencatat momen ketika musik membangkitkan ingatan mereka dan aktivitas apa yang sedang mereka lakukan pada saat itu terjadi.

Kami menemukan bahwa aktivitas sehari-hari yang sering dilakukan sembari mendengarkan musik – seperti bepergian, mengerjakan tugas, atau berlari pelan untuk olahraga – cenderung lebih bisa membuka ingatan-ingatan masa lalu secara spontan.

Woman in record store.
Ketika kita mendengarkan musik yang pernah kita dengar bertahun-tahun lalu, kita seakan kembali ke masa itu. pexels/cottonbro studio

Ini bertolak belakang dengan ketika kita melakukan hobi lain, seperti menonton TV, yang justru dapat membuat pikiran kita lebih fokus pada aktivitas yang sedang kita lakukan sehingga kecil kemungkinannya bagi kita untuk mengingat masa lalu.

Musik tampaknya tidak hanya bagus untuk membangkitkan ingatan. Momen ketika kita lebih cenderung mendengarkan musik adalah momen ketika pikiran kita lebih mungkin untuk secara alami lari ke mana-mana

Musik juga kerap hadir dalam banyak peristiwa hidup yang khas, penuh emosi, atau membentuk diri kita. Akibatnya, jenis kenangan semacam ini cenderung makin mudah mudah kita ingat.

Memang, kekuatan musik untuk menghubungkan kita dengan masa lalu menunjukkan bagaimana musik, ingatan, dan emosi saling terhubung. Beberapa lagu seolah bisa menjadi “jembatan” untuk kembali ke masa muda.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 181,000 academics and researchers from 4,921 institutions.

Register now