tag:theconversation.com,2011:/nz/topics/hubungan-internasional-45287/articlesHubungan Internasional – The Conversation2024-02-10T10:25:38Ztag:theconversation.com,2011:article/2232082024-02-10T10:25:38Z2024-02-10T10:25:38ZSiapapun yang terpilih dalam Pilpres 2024, Indonesia akan tetap mendekat ke Cina<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/574606/original/file-20240208-28-768nmp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=1%2C2%2C374%2C239&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption"></span> </figcaption></figure><p>Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, akan melaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024. </p>
<p>Banyak <a href="https://www.antaranews.com/berita/3848517/pakar-politik-gibran-efektif-meningkatkan-elektabilitas-prabowo">spekulasi</a> bahwa mantan jenderal Prabowo Subianto dan pasangannya, Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko “Jokowi” Widodo, akan mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan presiden (pilpres), meskipun sangat mungkin terjadi putaran kedua.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/indonesias-presidential-election-may-go-to-run-off-despite-what-the-polls-say-222380">Indonesia's presidential election may go to run-off, despite what the polls say</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Prabowo bersaing dengan dua calon presiden (capres) lainnya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, untuk memperebutkan kursi presiden. Dengan adanya <a href="https://theconversation.com/a-twist-in-indonesias-presidential-election-does-not-bode-well-for-the-countrys-fragile-democracy-216007">kontroversi pencalonan Gibran</a> sebagai cawapres Prabowo, termasuk <a href="https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-66531834">tuduhan bahwa Jokowi menyalahgunakan kekuasaannya</a>, Prabowo diperkirakan akan bersaing sengit dengan Anies yang didukung oleh kelompok Muslim konservatif dan Ganjar yang didukung oleh partai politik terbesar di negara ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).</p>
<p>Terlepas dari hasil Pemilu 2024 nanti, sebagai ahli hubungan diplomasi Indonesia-Cina, kami percaya bahwa sikap Indonesia terhadap Cina kemungkinan besar akan tetap stabil, meskipun dengan beberapa variasi kecil, tergantung siapa presiden yang terpilih.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/574379/original/file-20240208-20-uvpmav.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/574379/original/file-20240208-20-uvpmav.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/574379/original/file-20240208-20-uvpmav.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/574379/original/file-20240208-20-uvpmav.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/574379/original/file-20240208-20-uvpmav.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/574379/original/file-20240208-20-uvpmav.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/574379/original/file-20240208-20-uvpmav.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tumpukan surat suara pemilu di sebuah TPS di Aceh pada Pemilu 2019.</span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Mengapa Cina akan tetap menjadi mitra penting</h2>
<p>Secara ekonomi, Cina merupakan mitra dagang dan sumber investasi yang signifikan bagi Indonesia. Cina kerap menawarkan dana pembangunan dan peluang ekonomi yang cukup besar. </p>
<p>Pada tahun 2022, investasi Cina di Indonesia <a href="https://nswi.bkpm.go.id/data_statistik">melonjak</a> menjadi US$5,18 miliar (Rp80,8 triliun), naik <a href="https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/01/11/investasi-tiongkok-di-indonesia-melonjak-63-pada-2022">64%</a> dibanding 2021.</p>
<p>Nilai ini adalah yang tertinggi dalam satu dekade terakhir, meskipun secara jumlah, proyek yang disponsori oleh Cina di Indonesia <a href="https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/01/11/investasi-tiongkok-di-indonesia-melonjak-63-pada-2022">menurun</a> dari 1.800 proyek pada 2021 menjadi sekitar 1.580 proyek pada 2022. </p>
<p>Proyek infrastruktur utama Cina, Belt and Road Initiative (BRI), juga selaras dengan tujuan pembangunan Indonesia. Ini membuka peluang untuk pembangunan infrastruktur dan kerja sama ekonomi. Menurut <a href="https://docs.aiddata.org/reports/belt-and-road-reboot/Belt_and_Road_Reboot_Full_Report.pdf">laporan terbaru</a>, Indonesia adalah salah satu negara yang menerima pendanaan BRI terbesar dibandingkan negara-negara lain, dengan total utang Indonesia ke Cina mencapai $54,8 miliar (Rp885 triliun).</p>
<p>Jadi, siapapun yang memenangkan Pemilu mendatang tidak akan secara drastis menggeser kebijakan luar negeri Indonesia saat ini. Melanjutkan hubungan persahabatan Indonesia dengan Cina adalah hal yang masuk akal dan strategis.</p>
<h2>Beragam pendekatan para kandidat</h2>
<p><a href="https://celios.co.id/wp-content/uploads/2023/08/CELIOS%20-%20Policy%20Brief%20Kandidat%20Calon%20Presiden%202024%20dan%20China.pdf">Laporan terbaru kami</a> memberikan gambaran tentang kemungkinan pendekatan masing-masing kandidat terhadap Cina jika terpilih. Ini dilihat berdasarkan keterlibatan mereka dengan para pejabat Cina di masa lalu.</p>
<p>Prabowo secara khusus telah terlibat secara intens dengan Cina. Ia bertemu beberapa kali dengan Xiao Qian, mantan duta besar Cina untuk Indonesia, antara tahun <a href="https://celios.co.id/wp-content/uploads/2023/08/CELIOS%20-%20Policy%20Brief%20Kandidat%20Calon%20Presiden%202024%20dan%20China.pdf">2018 dan 2022</a>. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/574380/original/file-20240208-22-2pyfww.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/574380/original/file-20240208-22-2pyfww.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/574380/original/file-20240208-22-2pyfww.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/574380/original/file-20240208-22-2pyfww.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/574380/original/file-20240208-22-2pyfww.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/574380/original/file-20240208-22-2pyfww.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/574380/original/file-20240208-22-2pyfww.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Prabowo Subianto.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Prabowo berencana melanjutkan hubungan diplomasi ini dan mencoba mencari investasi dari Cina di sektor infrastruktur dan ketahanan pangan. </p>
<p>Pasangannya, Gibran, memiliki interaksi yang terbatas dengan Cina. Namun, ia kerap dikaitkan dengan hubungan dekat ayahnya dengan Cina selama masa jabatannya.</p>
<p>Sejak Jokowi menjadi presiden, Cina telah menjadi mitra dagang dan investor terbesar di Indonesia. Nilai ekspor Cina ke Indonesia melonjak menjadi <a href="https://tradingeconomics.com/china/exports/indonesia">$71,32 miliar</a> (Rp1.114 triliun) pada tahun 2022. Pada 2014, nilai ekspor tersebut tak mencapai <a href="https://www.cnbcindonesia.com/research/20240114164004-128-505495/besok-diumumkan-bukti-jokowi-ri-bisa-kalahkan-china">$40 miliar</a> (Rp625 triliun).</p>
<p>Ganjar, ketika masih menjabat Gubernur Jawa Tengah, juga telah banyak membahas kerja sama investasi, khususnya di wilayahnya, dengan para pejabat Cina. </p>
<p>Sementara itu, pasangannya, Mahfud MD, sebagai mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan di kabinet Jokowi, telah berfokus pada isu-isu geopolitik, termasuk hukum dan hak asasi manusia (HAM). Namun, ia juga sempat bersikap <a href="https://chinadialogue.net/en/business/indonesia-election-matters-for-china-relations-environment/">kritis</a> terhadap kebijakan-kebijakan Cina.</p>
<p>Meskipun investasi Cina berpeluang mengungkit pembangunan, muncul juga <a href="https://www.bbc.com/indonesia/articles/cw4m1k0j7vro">kekhawatiran</a> di antara beberapa komunitas tentang degradasi lingkungan, pembengkakan biaya, dan masalah ketenagakerjaan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/accidents-on-chinese-projects-are-rampant-but-why-does-indonesias-economy-still-depend-on-china-197798">Accidents on Chinese projects are rampant, but why does Indonesia's economy still depend on China?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>.</p>
<p>Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung senilai <a href="https://theconversation.com/report-says-southeast-asias-first-high-speed-train-project-in-indonesia-is-not-friendly-for-people-with-disabilities-what-should-the-government-do-184150">$8 miliar</a> (Rp125 triliun) di ibukota Jakarta, <a href="https://bandung.kompas.com/read/2022/06/17/151631078/proyek-kereta-cepat-sebabkan-banjir-dan-rusak-sekolah-pt-kcic-minta-maaf">misalnya</a>, menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya risiko tanah longsor dan dampaknya terhadap pasokan air di Jawa Barat. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/574381/original/file-20240208-30-bnynb4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/574381/original/file-20240208-30-bnynb4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/574381/original/file-20240208-30-bnynb4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/574381/original/file-20240208-30-bnynb4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/574381/original/file-20240208-30-bnynb4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/574381/original/file-20240208-30-bnynb4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/574381/original/file-20240208-30-bnynb4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Seorang petugas berdiri di samping kereta cepat yang menghubungkan ibukota Jakarta dan Bandung, Jawa Barat.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Beberapa proyek pertambangan nikel Cina di Sulawesi Tengah juga telah banyak ditentang karena dampak buruknya terhadap lingkungan dan masyarakat setempat. </p>
<p>Kekhawatiran juga muncul mengenai <a href="https://www.mongabay.co.id/2020/03/06/nasib-orangutan-tapanuli-dengan-kehadiran-proyek-plta-batang-toru/">proyek pembangkit listrik tenaga air Batang Toru</a> di Sumatra Utara, yang makin mengancam habitat orangutan Tapanuli—spesies endemik terancam punah.</p>
<p>Sebaliknya, Anies lebih banyak berinteraksi dengan negara-negara Barat. Keterlibatannya dengan Cina terlihat cukup terbatas. </p>
<p>Calon wakil presidennya, Muhaimin Iskandar, hanya baru-baru ini saja menunjukkan lebih banyak interaksi dengan para pejabat Cina. Ini kemungkinan bertujuan untuk “melengkapi” kurangnya Anies. </p>
<p>Pemimpin seperti Anies atau Ganjar sebaiknya mampu membuktikan bahwa mereka dapat lebih melibatkan masyarakat dalam proyek-proyek pembangunan berkelanjutan yang didanai oleh Cina, yang bertujuan untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan lingkungan dan kesejahteraan sosial.</p>
<h2>Modifikasi kebijakan yang ramah Cina</h2>
<p>Peningkatan status kekuatan global Cina dan eksistensinya di Asia Tenggara, membuat Indonesia menyadari betapa pentingnya hubungan strategis dengan Cina.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/mixue-on-the-march-ice-cream-serves-soft-power-for-china-in-southeast-asia-203670">Mixue on the march: ice cream serves soft power for China in Southeast Asia</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>.</p>
<p>Namun, Indonesia harus menjaga keseimbangan antara hubungannya dengan Cina dan aliansinya dengan negara-negara besar lainnya, seperti Amerika Serikat (AS) dan mitra regional seperti Jepang dan Australia. </p>
<p>Dengan menjalin hubungan dengan Cina, Indonesia tampak berusaha menavigasi kerumitan geopolitik regional sembari menjaga kedaulatan dan kepentingan nasionalnya. Mencapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan praktik-praktik berkelanjutan juga akan menjadi hal yang penting dalam membentuk hubungan masa depannya dengan Cina. </p>
<p>Siapapun presiden yang terpilih harus mengakui kekuatan tawar-menawar Indonesia dengan Cina.</p>
<figure class="align- centre ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/574383/original/file-20240208-26-ttbnrj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/574383/original/file-20240208-26-ttbnrj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=235&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/574383/original/file-20240208-26-ttbnrj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=235&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/574383/original/file-20240208-26-ttbnrj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=235&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/574383/original/file-20240208-26-ttbnrj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=296&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/574383/original/file-20240208-26-ttbnrj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=296&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/574383/original/file-20240208-26-ttbnrj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=296&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pemandangan kota Jakarta yang indah saat matahari terbenam.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Indonesia juga memiliki posisi yang signifikan sebagai anggota kelompok ekonomi utama G20, yang mencerminkan kepercayaan internasional terhadap kekuatan ekonominya. Selain itu, lokasi Indonesia yang strategis menjadikannya bagian penting dari ambisi BRI Cina.</p>
<p>Dengan memanfaatkan posisi strategisnya dan terlibat dalam dialog yang bermakna dengan Cina, Indonesia dapat membuka kerja sama yang saling menguntungkan yang mendorong pembangunan berkelanjutan dan kemakmuran bagi kedua negara.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/223208/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Sikap Indonesia terhadap Cina akan tetap stabil, meskipun dengan variasi yang berbeda tergantung siapa pilpres nantinya.Muhammad Zulfikar Rakhmat, Researcher, Center of Economic and Law Studies (CELIOS)Yeta Purnama, Researcher, Center of Economic and Law Studies (CELIOS)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2180522023-11-21T06:36:54Z2023-11-21T06:36:54ZBagaimana atlet Indonesia dapat membantu meningkatkan citra bangsa di kancah internasional<p>Olahraga, yang awalnya sering dianggap sekadar kompetisi dan hiburan, kini juga merupakan instrumen penting dalam <a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-031-32550-2_2">diplomasi publik dan politik</a>. Di Indonesia, fenomena ini ditandai dengan semakin banyaknya atlet-atlet Indonesia yang berlaga untuk klub luar negeri.</p>
<p>Sebut saja, <a href="https://voi.id/olahraga/323981/pemain-voli-indonesia-yang-berkarier-di-luar-negeri">atlet bola voli Megawati Hangestri Pratiwi di Liga Voli Korea, atlet bola voli Fahri Septian di Liga Bulgaria bersama SKV Montana</a>, dan atlet sepak bola <a href="https://www.bola.com/indonesia/read/5363370/pecah-telur-pratama-arhan-akhirnya-bermain-di-liga-jepang-setelah-28-laga-diparkir-tokyo-verdy">Pratama Arhan</a> yang memperkuat Tokyo Verdy di Liga Jepang.</p>
<p>Fenomena ini bukanlah hal baru. Sebelumnya, ada <a href="https://www.bolasport.com/read/312184110/pertama-kali-bermain-di-eropa-bima-sakti-sempat-merasa-paling-hebat">Bima Sakti</a> yang bermain di klub sepak bola Helsingborg IF, Swedia, <a href="https://bambangpamungkas20.com/selangor-fa">Bambang Pamungkas</a> di klub sepak bola Selangor FA, Malaysia, dan <a href="https://www.bolasport.com/read/311307072/perbandingan-nasib-chanathip-songkrasin-dan-irfan-bachdim-di-klub-liga-jepang">Irfan Bachdim</a> yang juga telah memperkuat nama Indonesia sebagai pemain sepak bola di Consadole Sapporo, Jepang. </p>
<p>Menariknya, penampilan atlet-atlet Indonesia di luar negeri tidak hanya menjadi perbincangan viral di internet tetapi juga berdampak positif terhadap citra Indonesia. </p>
<p>Hal ini bisa dilihat dari respons yang diterima oleh Megawati setelah bermain di Korea Selatan. Ia tidak hanya mendapatkan dukungan dari rekan satu tim, tapi juga pendukung klub voli di mana dia bermain, <em>Red Sparks</em>, warga Indonesia, bahkan pecinta bola voli di Korea Selatan dan dunia secara umum. </p>
<p>Dengan kata lain, atlet-atlet ini, baik sengaja maupun tidak, telah membantu membentuk citra bangsa yang positif melalui diplomasi.</p>
<h2>Apa itu diplomasi olahraga?</h2>
<p>Dalam studi ilmu Hubungan Internasional, <a href="https://www.jstor.org/stable/43490280">diplomasi</a> tidak hanya dilakukan secara tradisional oleh aktor negara melalui para diplomat, tapi juga individu ataupun organisasi sipil yang kehadirannya membawa pengaruh atas negaranya atau kepentingan nasional negara terhadap aktor atau publik di negara lain.</p>
<p>Dengan kata lain, Megawati, Pratama Arhan dan atlet berprestasi lainnya berpotensi menjadi pelaku diplomasi yang berperan besar dalam membangun citra positif Indonesia sebagai negara demokrasi dan destinasi pariwisata-ekonomi.</p>
<h2>Olahraga dan citra bangsa</h2>
<p>Olahraga adalah <a href="http://journal.unpad.ac.id/padjir/article/view/22213">media efektif untuk menyebarkan informasi dan membangun reputasi dalam hubungan internasional</a>. <a href="https://www.taylorfrancis.com/chapters/edit/10.4324/9781315878775-2/indonesia-asian-games-sport-nationalism-new-order-rusli-lutan"><em>Asian Games</em> 1962</a>, contohnya, digunakan oleh Presiden Soekarno untuk memperkenalkan Indonesia sebagai negara berkembang yang maju.</p>
<p>Hal ini disebabkan karena adanya afeksi masyarakat terhadap olahraga dan kemampuan olahraga sebagai medium politik.</p>
<p><strong>1. Afeksi publik atas olahraga</strong></p>
<p>Diplomasi melalui olahraga menjadi mungkin untuk dilakukan terutama karena kemampuan olahraga dalam menggalang afeksi, bukan hanya emosi, publik.</p>
<p>Dalam sejarahnya, <a href="https://doi.org/10.1080/27690148.2022.2048184">olahraga tidak terlepas dari afeksi publik</a>, terutama dalam penyelenggaraan perhelatan besar seperti Olimpiade.</p>
<p>Afeksi ini memungkinkan penggemar untuk menyalurkan emosinya lebih jauh, seperti dengan membentuk komunitas khusus untuk mendukung klub tertentu atau menggerakkan dukungan untuk aksi-aksi tertentu. Misalnya, <a href="https://www.aljazeera.com/sports/2023/11/2/celtic-fans-green-brigade-palestine-support-israel-war-on-gaza"><em>The Green Brigade</em>, kelompok fans garis keras klub sepak bola Celtic C.F, Skotlandia, baru-baru ini membentangkan lautan bendera Palestina sebagai aksi solidaritas</a>. </p>
<p>Atlet bola voli Indonesia Megawati telah menjadi lambang kebanggaan nasional dan simbol prestasi di kancah internasional. Keberhasilannya tidak hanya membuktikan kemampuan individu tetapi juga membawa dampak signifikan terhadap pembentukan afeksi publik di Indonesia. Salah satu indikatornya adalah lonjakan pengikut akun Instagram <em>Red Sparks</em> - klub tempat Megawati bermain - dari <a href="https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20231107090043-178-1020846/efek-megawati-lonjakan-followers-red-sparks-curi-perhatian">20 ribu pengikut di bulan Juli 2023</a> menjadi <a href="https://www.instagram.com/red__sparks/">104 ribu pada 11 November 2023</a>. </p>
<p>Artinya, prestasi Megawati tidak hanya memperkuat reputasi Indonesia di Korea Selatan, tetapi juga berpotensi menjadi alat pembentuk citra bangsa yang efektif.</p>
<p><strong>2. Olahraga adalah medium representasi politik</strong></p>
<p><a href="https://jpi.ubb.ac.id/index.php/JPI/article/view/118">Sebuah penelitian di Indonesia tahun 2023</a> menyebutkan bahwa olahraga dapat dijadikan medium representasi politik baik oleh aktor negara maupun sipil. Bagi aktor negara, kesuksesan dalam penyelenggaraan agenda olahraga internasional dan prestasi atlet menjadi indikator keberhasilan atau kegagalan kebijakan mereka. </p>
<p>Contoh nyata dari interaksi ini terlihat dalam penyelenggaraan <a href="https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/dari-istana/sukses-gelar-asian-games-2018-presiden-jokowi-terima-kasih-kepada-seluruh-rakyat-indonesia"><em>Asian Games</em> 2018 di Indonesia</a>. Kinerja pemerintahan Joko Widodo dalam mengorganisir <em>Asian Games</em> berhasil menciptakan impresi positif di kalangan masyarakat Indonesia terhadap kepemimpinannya, terutama dalam hal kemajuan dan pengembangan di bidang olahraga. </p>
<p>Tajuk <a href="https://apnews.com/dc8dd26d8d3a4e089812be13ba8289f5"><em>Associated Press</em></a> saat itu menyoroti bagaimana suksesnya Asian Games memberikan dorongan popularitas kepada Jokowi menjelang pemilihan presiden tahun 2019. Kesuksesan ini tidak hanya mendapat pengakuan di dalam negeri, tetapi juga memperoleh apresiasi internasional, termasuk dari <a href="https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45356868#:%7E:text=Pengamat%20olahraga%20Budiarto%20memandang%20impian%20Indonesia%20untuk%20jadi,infrastruktur%2C%20tempat%20tinggal%20para%20atlet%20dan%20venue%20pertandingan">Thomas Bach, Ketua Komite Olimpiade Internasional</a>.</p>
<p>Sementara bagi aktor sipil, dimensi olahraga menjadi ajang untuk menanamkan nilai, paham dan pandangan politik yang melekat pada organisasi-organisasi olahraga internasional, atlet dan para pendukung dari klub-klub olahraga melalui perhelatan kegiatan olahraga itu sendiri. Contohnya, keputusan <a href="https://www.kompas.id/baca/english/2023/03/30/fifa-strips-indonesia-of-hosting-rights?open_from=Search_Result_Page">FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia U-20 Maret 2023</a> lalu, atau perilaku yang ditunjukkan oleh atlet dan pendukung pada peristiwa politik internasional atau domestik.</p>
<p>Ketegangan politik juga telah menjadi ciri dari hubungan antara politik dan olahraga, <a href="https://contingentmagazine.org/2021/07/23/the-olympic-paradox/">seperti yang terlihat dalam Olimpiade Stockholm 1912</a> di Swedia. Ketika itu atlet Finlandia diharuskan untuk berkompetisi di bawah bendera Rusia, yang melambangkan <a href="https://link.springer.com/book/10.1057/9781137032942">penundukan politik</a>.</p>
<p>Fenomena ini memberikan peluang bagi aktor-aktor politik untuk memanfaatkannya sebagai legitimasi politik, yang apabila dikelola dengan baik, bisa mengarah pada pencapaian tujuan politik mereka.</p>
<h2>Apa yang harus dilakukan selanjutnya?</h2>
<p>Dalam konteks kebijakan luar negeri, Indonesia memiliki kesempatan untuk memanfaatkan keberhasilan Megawati sebagai bagian dari strategi <em>nation branding</em>. </p>
<p><a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-031-32550-2_2">Proses ini seringkali memperhitungkan faktor-faktor seperti budaya, sejarah, produk, pariwisata, dan olahraga untuk menciptakan persepsi positif di mata pemangku kepentingan nasional dan internasional</a>. </p>
<p>Hal ini dapat mencakup integrasi narasi keberhasilan Megawati ke dalam diplomasi untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Korea Selatan dan negara-negara lain. </p>
<p>Pemerintah juga perlu merancang strategi yang mengakomodasi dan memanfaatkan potensi ini, tidak hanya dalam membangun hubungan bilateral yang lebih kuat, tetapi juga dalam mengangkat citra Indonesia secara global.</p>
<p>Selanjutnya, pembentukan kebijakan olahraga yang inovatif dan responsif terhadap dinamika internasional merupakan kebutuhan mendesak. Kebijakan ini mencakup dukungan pemerintah terhadap atlet yang ingin berkompetisi dan berlatih di luar negeri, pengembangan program pertukaran budaya dan olahraga, peningkatan fasilitas pelatihan atlet di dalam negeri, serta kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam pengembangan olahraga.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/218052/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span><a href="mailto:emil.radhiansyah@paramadina.ac.id">emil.radhiansyah@paramadina.ac.id</a> terafiliasi dengan Universitas Paramadina dan Rumah Produktif Indonesia. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Benni Yusriza Hasbiyalloh tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Citra suatu negara dapat dibentuk melalui banyak cara. Salah satunya melalui diplomasi olahraga.Emil Radhiansyah, Paramadina University Benni Yusriza Hasbiyalloh, Associate lecturer, Paramadina University Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2122572023-08-25T09:18:03Z2023-08-25T09:18:03ZIndonesia tunda gabung BRICS: keputusan tepat, tapi aliansi ini tetap penting bagi ASEAN<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/544737/original/file-20230825-19-km5u5b.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C4%2C1599%2C840&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Para pemimpin BRICS mengumumkan hasil-hasil KTT BRICS ke-15, di Sandton Convention Centre, Johannesburg, 24 Agustus 2023.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/197960982@N04/53138459169/">Official media of 15th BRICS Summit</a></span></figcaption></figure><p>Pada hari Kamis, 24 Agustus 2023, Presiden Joko “Jokowi” Widodo bertolak ke Johannesburg, Afrika Selatan, dalam rangka menghadiri <a href="https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/di-afrika-selatan-presiden-jokowi-hadiri-ktt-brics/">Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-15</a> sebagai negara undangan.</p>
<p><a href="https://english.almayadeen.net/news/politics/south-africa-announces-67-countries-invited-to-brics-not-fra">Ada 67 Negara yang diundang dalam KTT BRICS ke-15 ini</a>. Sebelumnya, santer bahwa ada <a href="https://www.reuters.com/world/more-than-40-nations-interested-joining-brics-south-africa-2023-07-20/">40 negara yang tertarik</a> untuk bergabung dalam BRICS, termasuk <a href="https://www.reuters.com/world/what-is-brics-who-are-its-members-2023-08-21/">Indonesia</a>.</p>
<p>Indonesia memang menjadi negara yang tengah menjadi sorotan internasional, mengingat peran-peran presidensinya dalam G20 2022 dan ASEAN 2023. Beberapa pakar juga <a href="https://theconversation.com/jokowi-akan-hadiri-ktt-brics-apa-manfaatnya-untuk-indonesia-210070">sudah menjabarkan</a> segala keuntungan yang akan didapat Indonesia jika bergabung dengan BRICS. Sebaliknya, BRICS juga akan diuntungkan karena posisi Indonesia sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara.</p>
<p>Kenyataannya, Jokowi pada akhirnya mengumumkan bahwa Indonesia belum memutuskan untuk bergabung dengan BRICS. Alasannya, pemerintah perlu mempertimbangkan dan memperhitungkan berbagai hal. BRICS kemudian mengumumkan <a href="https://www.theguardian.com/business/2023/aug/24/five-brics-nations-announce-admission-of-six-new-countries-to-bloc">enam anggota barunya,</a> yakni Argentina, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, yang keanggotaannya mulai berlaku per 1 Januari 2024.</p>
<p>Ini adalah keputusan yang paling tepat, bijak, dan masuk akal bagi Indonesia. Sebagai negara yang cenderung memilih bersikap netral di tengah polarisasi politik, terutama persaingan antarkekuatan besar, bergabung dengan BRICS dapat menjadi bumerang bagi Indonesia.</p>
<p>Meski demikian, Indonesia sepenuhnya sadar bahwa BRICS tetaplah mitra yang amat penting.</p>
<h2>Menghindari ‘jebakan’ kepentingan anti-Barat</h2>
<p>Dalam sejarahnya, <a href="https://economictimes.indiatimes.com/definition/brics">BRICS</a> yang anggotanya terdiri dari negara ekonomi berkembang, yaitu Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, bertujuan mempromosikan kerja sama Selatan-Selatan atau antara negara berkembang. Kemitraan mencakup berbagai bidang seperti ekonomi, perdagangan, politik, dan pembangunan sosial. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/544729/original/file-20230825-26-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/544729/original/file-20230825-26-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/544729/original/file-20230825-26-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/544729/original/file-20230825-26-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/544729/original/file-20230825-26-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/544729/original/file-20230825-26-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/544729/original/file-20230825-26-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Presiden Joko Widodo tiba di OR Tambo International Airport, Afrika Selatan, menjelang KTT BRICS ke-15 yang diselenggarakan pada 22-24 Agustus 2023.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/197960982@N04/53137363322/">Official media of 15th BRICS Summit</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>BRICS pertama kali <a href="https://economictimes.indiatimes.com/news/india/how-brics-was-born-how-it-overtook-g7-and-where-it-is-headed/articleshow/102913989.cms?from=mdr">diinisiasi oleh Rusia pada 2009 </a> untuk menciptakan kekuatan keseimbangan terhadap kelompok ekonomi negara maju Group of 7 (G7) yang beranggotakan Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat (AS).</p>
<p>Akan tetapi, seiring dengan perkembangan geopolitik global, baik BRICS dan G7 tidak bisa menghindari perluasan agenda mereka pada isu-isu politik dan keamanan global. </p>
<p>Selama KTT BRICS, misalnya, para pemimpin kelompok ini mengeluarkan <a href="https://www.gov.br/mre/pt-br/canais_atendimento/imprensa/notas-a-imprensa/declaracao-de-joanesburgo-ii-sandton-gauteng-africa-do-sul-23-de-agosto-de-2023">pernyataan bersama</a> yang mengekspresikan keprihatinan mereka tentang perang saat ini, menyerukan gencatan senjata segera.</p>
<p>Walau begitu, Afrika Selatan, Cina, dan India juga tidak menyerukan <a href="https://www.voanews.com/a/china-urges-brics-expansion-at-summit-of-emerging-economies/7237463.html">kecaman</a> terhadap invasi Rusia ke Ukraina meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir dalam KTT karena <a href="https://time.com/6307033/vladimir-putin-brics-summit-icc-warrant/">adanya surat perintah penangkapan dari Mahkamah Peradilan Internasional (ICC)</a>. </p>
<p>Sementara itu, Brasil <a href="https://www.voanews.com/a/china-urges-brics-expansion-at-summit-of-emerging-economies/7237463.html">tegas menolak</a> bergabung dengan negara-negara Barat untuk mengirimkan senjata ke Ukraina atau menjatuhkan sanksi terhadap Moskow. </p>
<p>Ini bertolak belakang dengan <a href="https://nasional.kompas.com/read/2023/08/24/21174491/jokowi-tegaskan-indonesia-belum-gabung-jadi-anggota-brics">hasil G7 Summit</a> bulan Maret lalu, yang cenderung mengonsolidasikan kekuatan untuk mendukung Ukraina dan menjatuhkan sanksi yang lebih berat pada Rusia.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/544730/original/file-20230825-21-4n04v1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/544730/original/file-20230825-21-4n04v1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/544730/original/file-20230825-21-4n04v1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/544730/original/file-20230825-21-4n04v1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/544730/original/file-20230825-21-4n04v1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/544730/original/file-20230825-21-4n04v1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/544730/original/file-20230825-21-4n04v1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Presiden Cina Xi Jinping dalam sidang pleno KTT BRICS.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/197960982@N04/53136401944/">Official Media of 15th BRICS Summit</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Artinya, secara tidak langsung BRICS memberikan panggung bagi anggotanya untuk melawan hegemoni Barat yang dipimpin AS. Sentimen anti-Barat dalam BRICS ini bertolak belakang dengan prinsip-prinsip kebijakan luar negeri bebas aktif Indonesia.</p>
<p>Jangan lupa bahwa <a href="https://kemlu.go.id/portal/id/read/142/halaman_list_lainnya/gerakan-non-blok-gnb">Indonesia merupakan salah satu negara pionir Gerakan Non-Blok dalam hubungan internasional</a>. Indonesia selalu menekankan prinsip untuk tidak ikut campur dalam persaingan antarnegara besar yang tengah saling merebut pengaruh. Sebaliknya, Indonesia memilih fokus perdamaian dan pembangunan global. </p>
<p><a href="https://news.detik.com/berita/d-6558337/8-peran-indonesia-dalam-perdamaian-dunia-dan-contohnya">Salah satu contoh realisasi</a> kebijakan luar negeri “bebas aktif” Indonesia misalnya adalah memprakarsai ASEAN, membantu usaha perdamaian di Kamboja dan Vietnam, serta memediasi perjanjian perdamaian antara pemerintah Filipina dan Moro National Liberation Front (MNLF).</p>
<p>Indonesia, yang bahkan dalam Presidensi G20 2022 lalu dipercaya menjadi mediator antara Rusia dan Ukraina, hanya akan terperangkap dalam situasi rumit yang tidak perlu jika bergabung dengan BRICS. Ini juga akan membuat Indonesia sulit mengambil sikap politik global, misalnya ketika merespons ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina atau perang dagang AS-Cina.</p>
<p>Jika Indonesia bergabung dengan BRICS, kelompok Barat akan melihatnya sebagai sinyal keberpihakan terhadap Rusia dan Cina. Hal ini bisa sangat memengaruhi hubungan diplomatik Indonesia dengan AS, Cina, maupun Rusia, yang selama ini baik-baik saja.</p>
<h2>Kepentingan pribadi anggota lama</h2>
<p>Jika diamati dari kacamata politik internasional, penambahan keanggotaan BRICS tampak sebagai upaya untuk memperkuat aliansi itu, terlepas dari seberapa signifikan keuntungannya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/544731/original/file-20230825-22-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/544731/original/file-20230825-22-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=388&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/544731/original/file-20230825-22-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=388&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/544731/original/file-20230825-22-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=388&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/544731/original/file-20230825-22-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=488&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/544731/original/file-20230825-22-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=488&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/544731/original/file-20230825-22-byibkj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=488&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, yang memimpin KTT BRICS ke-15 di Johannesburg.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/197960982@N04/53136652961/">Official Media of 15th BRICS Summit</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Cina, sebagai negara ekonomi terbesar dalam BRICS, tampaknya mendukung penambahan anggota <a href="https://www.economist.com/by-invitation/2023/08/18/brics-expansion-would-be-a-sign-of-chinas-growing-influence-says-oliver-stuenkel">demi memperkuat pengaruhnya sendiri</a> di tatanan global.</p>
<p><a href="https://www.reuters.com/article/us-ukraine-crisis-putin/russias-putin-says-sanctions-violate-principles-of-wto-idUSKBN0HD17V20140918">Rusia yang terisolasi dan tengah mendapatkan sanksi dari Barat</a> juga membutuhkan sekutu baru akibat dampak dari perang yang berlarut-larut di Ukraina.</p>
<p><a href="https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/3226537/why-india-wary-chinas-brics-expansion-push-indonesia-saudi-arabia-egypt-and-others-seek-join">India dan Brasil memilih pendekatan yang lebih hati-hati karena tidak ingin terjebak dalam polarisasi</a>.</p>
<p>Sementara itu, Afrika Selatan, negara dengan ekonomi terkecil dalam kelompok ini, mengundang negara-negara Afrika untuk bergabung BRICS guna memperkuat kawasan Afrika. </p>
<h2>BRICS tetap penting bagi Indonesia</h2>
<p>Meski belum bergabung dengan BRICS, Indonesia sepenuhnya menyadari betapa pentingnya BRICS sebagai mitra diplomasi, terutama dalam hal ekonomi.</p>
<p>Kehadiran Presiden Jokowi bersama Menteri Retno Marsudi dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan di Johannesburg, tidak lepas dari kepentingan bilateral Indonesia dan kepentingan regional sebagai Ketua ASEAN 2023.</p>
<p><a href="https://www.kompas.id/baca/internasional/2023/08/21/peluang-tiwikrama-brics">Dengan total nilai ekonomi mencapai 33,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global</a> dan <a href="https://www.silkroadbriefing.com/news/2023/08/21/intra-brics-trade-and-analysis-2023/">mewakili 45% dari total populasi dunia</a>, BRICS jelas merupakan mitra yang strategis bagi ASEAN.</p>
<p>Bagi negara-negara berkembang seperti di Asia Tenggara, BRICS dapat membantu pertukaran teknologi, pengetahuan, dan perdagangan yang saling menguntungkan satu sama lain.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/544732/original/file-20230825-19-4v4rcf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/544732/original/file-20230825-19-4v4rcf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=303&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/544732/original/file-20230825-19-4v4rcf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=303&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/544732/original/file-20230825-19-4v4rcf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=303&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/544732/original/file-20230825-19-4v4rcf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=380&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/544732/original/file-20230825-19-4v4rcf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=380&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/544732/original/file-20230825-19-4v4rcf.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=380&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Foto bersama para pemimpin negara BRICS.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/197960982@N04/53137049345/">Official Media of 15th BRICS Summit</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Negara-negara BRICS juga terus mempromosikan <a href="https://www.indmoney.com/articles/brics-2023-summit-countries-discuss-de-dollarization-and-bloc-expansion">de-dolarisasi</a> untuk menghapus ketergantungan terhadap dolar AS sebagai mata uang internasional. Mereka mempromosikan pencapaian <a href="https://www.ndb.int">Bank Pembangunan Baru BRICS</a> dalam mendanai berbagai proyek, memosisikannya sebagai bagian dari rencana pembangunan ekonomi blok tersebut.</p>
<p>Langkah tersebut pada dasarnya sejalan dengan Indonesia yang juga sedang <a href="https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/04/19/indonesia-lanjutkan-dedolarisasi">menggiatkan penggunaan rupiah sebagai upaya mengurangi ketergantungan meminimalisasi penurunan nilai tukar terhadap dolar</a>.</p>
<p>Dalam hal ini, Bank Pembangunan Baru BRICS dapat <a href="https://www.bloomberg.com/news/articles/2023-08-23/brics-bank-aims-to-increase-local-currency-borrowing-to-30">membantu menguatkan mata uang rupiah</a> sebagai alat transaksi internasional.</p>
<p>Pada akhirnya, meski <a href="http://www.brics.utoronto.ca/docs/150709-partnership-strategy-en.html">BRICS mulai menjadi lebih pragmatis dan fokus pada agenda pembangunan dan perdagangan</a> antara negara-negara berkembang, kemungkinan untuk menjadi proksi pertarungan kekuasaan negara-negara besar akan tetap ada.</p>
<p>Oleh karena itu, Indonesia sudah mengambil keputusan bijak dengan tidak terburu-buru bergabung dengan BRICS, setidaknya dalam waktu dekat. Indonesia tidak boleh mempertaruhkan hubungan diplomasi baiknya dengan pihak manapun.</p>
<p>Patut diingat bahwa Indonesia sebaiknya fokus memperluas kerja sama, dan investasi serta pengembangan teknologi. Ini semua perlu dilakukan dengan semua pihak, baik kubu Global North maupun Global South.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/212257/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ayu Anastasya Rachman tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Tidak bergabung BRICS adalah keputusan yang paling tepat, bijak dan masuk akal bagi Indonesia. Indonesia tidak boleh mempertaruhkan hubungan diplomasi baiknya dengan pihak manapun.Ayu Anastasya Rachman, Head of International Relations Department, Universitas Bina Mandiri GorontaloLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2111232023-08-18T02:26:19Z2023-08-18T02:26:19ZParadiplomasi: bagaimana pemerintah daerah berperan sebagai aktor diplomasi internasional<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/542954/original/file-20230816-24-s77nb8.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C7%2C5000%2C3323&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/cropped-image-leaders-company-holding-globe-176614775">Dragon Images/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Dalam konteks diplomasi dan praktik Hubungan Internasional masa kini, pemerintah pusat tidak lagi menjadi satu-satunya pemegang kendali. Aktor subnasional seperti pemerintah daerah maupun daerah otonomi khusus, memiliki kepentingan dan peran masing-masing yang mampu memengaruhi perilaku negara dalam membangun kerja sama global.</p>
<p>Salah satu contoh praktiknya adalah ketika pemerintah pusat Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump memutuskan menarik AS dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim <a href="https://www.brookings.edu/articles/trumps-paris-agreement-withdrawal-what-it-means-and-what-comes-next/">pada tahun 2017</a>. </p>
<p>Merespons langkah Trump tersebut, 12 gubernur negara bagian <a href="https://www.aa.com.tr/en/energy/americas/bucking-trump-us-governors-vow-to-uphold-paris-pact/27264">membentuk Aliansi Iklim</a> untuk menolak keputusan itu. Lebih dari 400 wali kota (termasuk dari sepuluh kota terpadat di AS) menyatakan <a href="https://climatemayors.org/actions-paris-climate-agreement/">tetap mendukung isi Perjanjian Paris</a> secara mandiri. Komitmen mereka malah meningkat, misalnya dengan menambah <a href="https://www.c40.org/news/one-year-after-trump-decision-to-withdraw-from-paris-agreement-u-s-cities-carry-climate-action-forward/">investasi besar dalam pengadaan transportasi umum yang lebih bersih tanpa emisi</a>.</p>
<p>Di Indonesia, kerja sama pemerintah daerah dengan pemerintah daerah di luar negeri dapat memenuhi kebutuhan <a href="https://journal.unpas.ac.id/index.php/transborders/article/view/4733/2182">alat kesehatan</a> dan <a href="https://jurnal.unpad.ac.id/padjir/article/view/45039">vaksin</a> pada masa pandemi COVID-19.</p>
<p>Aktor-aktor subnasional ini bisa menjadi perwakilan negara yang <a href="https://www.e-ir.info/2020/03/17/the-rise-of-paradiplomacy-in-international-relations/">dapat melakukan misi diplomasi</a> guna mencapai kepentingan nasional. Cara ini dikenal dengan istilah paradiplomasi.</p>
<h2>Apa itu paradiplomasi?</h2>
<p>Istilah paradiplomasi (<em>paradiplomacy</em>) diperkenalkan oleh Ivo Duchacek, profesor politik internasional dari City University of New York, AS, <a href="https://dspace.uni.lodz.pl/bitstream/handle/11089/26146/Paradiplomacy%20in%20Asia.pdf?sequence=1&isAllowed=y">pada tahun 1984</a> sebagai singkatan dari “<em>parallel diplomacy</em>” atau diplomasi yang sejajar. Ia mendefinisikannya sebagai aktivitas internasional langsung oleh aktor-aktor subnasional yang mendukung, melengkapi, mengoreksi dan menduplikasi diplomasi negara. </p>
<p>Aktivitas ini muncul sebab banyak sekali dari isu-isu yang dibahas dalam diplomasi antarnegara yang setiap harinya dirasakan dan dihadapi langsung oleh daerah-daerah. Ini termasuk isu-isu <a href="https://www.unep.org/explore-topics/resource-efficiency/what-we-do/cities/cities-and-climate-change">perubahan iklim</a> yang mengancam lingkungan dan memperlambat <a href="https://www.abacademies.org/articles/challenges-for-local-authorities-the-politics-and-practice-of-financial-management-in-the-way-for-substainable-development-11807.html">pembangunan berkelanjutan</a>, hingga <a href="https://www.ilo.org/global/about-the-ilo/newsroom/news/WCMS_008055/lang--en/index.htm">kemiskinan kota</a> akibat rendahnya kualitas pendidikan.</p>
<p>Selama ini, pemerintah daerah juga berkontribusi langsung terutama dalam meningkatkan hubungan <a href="https://academic.oup.com/irap/article/18/1/5/4924531?login=false"><em>business to business</em></a> (antarpelaku usaha) dan <a href="https://uscpublicdiplomacy.org/blog/typology-people-people-diplomacy"><em>people to people</em></a> (orang ke orang) melalui berbagai macam kerja sama hingga <a href="https://www.preventionweb.net/event/world-cities-summit-2022-liveable-and-sustainable-cities-emerging-stronger">pertemuan tingkat tinggi</a>. </p>
<h2>Apa saja bentuk paradiplomasi?</h2>
<p>Paradiplomasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Bisa dalam bentuk perjanjian kerja sama yang bersifat seremonial seperti <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/1536-7150.00066"><em>sister city</em></a>. Ini sudah banyak dilakukan oleh pemerintah daerah di Indonesia dengan mitra luar negeri untuk mempromosikan hubungan budaya dan komersial.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/542984/original/file-20230816-20-96orcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/542984/original/file-20230816-20-96orcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/542984/original/file-20230816-20-96orcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/542984/original/file-20230816-20-96orcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/542984/original/file-20230816-20-96orcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/542984/original/file-20230816-20-96orcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/542984/original/file-20230816-20-96orcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Peserta dari negara Yunani melakukan tarian pada parade Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://branda.antaranews.com/data/content_photo_wire.php?pubid=1689495311&getcod=dom">Didik Suhartono/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Contohnya adalah Sister City antara <a href="https://jumahi.umy.ac.id/index.php/jumahi/article/view/4/4">DIY Yogyakarta dan Tokyo pada tahun 2015-2018</a>, yang berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan masing-masing daerah. Kedua otoritas juga menyepakati pertukaran pengetahuan mengenai strategi manajemen risiko bencana untuk mengembangkan <a href="https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1565366">ekowisata</a> (pariwisata yang berwawasan lingkungan) di kedua daerah tersebut. </p>
<p>Hingga saat ini, sudah ada 47 kota dari 33 Provinsi di Indonesia yang pernah maupun masih memiliki hubungan <em>sister city</em> dengan kota/provinsi di negara-negara lain.</p>
<p>Namun, tidak semua relasi ini berjalan lancar. Sebuah <a href="https://www.researchgate.net/publication/369598520_Analisa_Faktor_Penyebab_Kegagalan_Sister_Cities_di_Indonesia">riset tahun 2023</a> menemukan adanya faktor internal yang cukup signifikan sehingga pelaksanaan program ini di Indonesia kurang optimal. Di antaranya adalah yaitu komunikasi yang berkurang, rendahnya kapasitas sumber daya manusia (SDM) pemerintah kota, dan minimnya partisipasi masyarakat lokal.</p>
<p>Bisa juga dengan melakukan kolaborasi yang lebih nyata dan bersifat mengikat (<em>binding</em>) untuk meningkatkan kerja sama ekonomi lintas batas. Ini biasanya dilakukan oleh daerah-daerah perbatasan.</p>
<p>Contohnya seperti yang dilakukan oleh negara bagian <a href="https://www.researchgate.net/publication/340388778_Overview_of_Cross-Border_Cooperation_between_the_US_and_Canada">New York, AS, dengan Quebec, Kanada</a>, dan <a href="https://etd.uum.edu.my/4734/1/s90835.pdf">Kalimantan Barat, Indonesia, dengan Sarawak, Malaysia</a>.</p>
<p>Di Indonesia, paradiplomasi muncul sebagai produk desentralisasi atau otonomi daerah yang memberdayakan pemerintah daerah dan memberi mereka kewenangan untuk terlibat dalam hubungan internasional.</p>
<figure class="align-left ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/542993/original/file-20230816-19-bhdg6p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/542993/original/file-20230816-19-bhdg6p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/542993/original/file-20230816-19-bhdg6p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/542993/original/file-20230816-19-bhdg6p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=600&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/542993/original/file-20230816-19-bhdg6p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/542993/original/file-20230816-19-bhdg6p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/542993/original/file-20230816-19-bhdg6p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=754&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Penandatangan kerja sama Sister City Kota Bandung, Indonesia, dengan Kota Namur, Belgia, oleh Walikota Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wali Kota Namur Maxime Prévot tahun 2017.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://kerjasama.bandung.go.id/2017/10/10/kerja-sama-sister-city-dengan-kota-namur-belgia">Bagian Kerja Sama Kota Bandung</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Prinsip hubungan luar negeri pemerintah ini secara tidak langsung telah diamanatkan oleh <a href="https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/139346/permenlu-no-3-tahun-2019">Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) RI Nomor 3 Tahun 2019</a>. Adapun prinsip tersebut perlu dilakukan demi kepentingan nasional dengan prinsip bebas-aktif, berdasarkan kebiasaan internasional dan peraturan perundang-undangan, serta berkonsultasi kepada kementerian luar negeri terkait dengan hubungan luar negeri yang a: kan dilaksanakan untuk mendapatkan pertimbangan yuridis dan politis. </p>
<p>Namun, perlu ditekankan bahwa pemerintah daerah tidak serta merta dapat menjadi aktor utama dalam diplomasi. Beberapa <a href="https://so04.tci-thaijo.org/index.php/colakkujournals/article/view/100292/77921">alasannya adalah karena</a> mereka tidak memiliki kedaulatan penuh, batas yurisdiksinya terbatas secara lokal, secara hierarki berada di bawah pemerintah pusat. Pemerintah daerah juga memiliki banyak pekerjaan rumah untuk pembangunan lokal dan jangka pendek di wilayah mereka masing-masing.</p>
<p>Pada akhirnya, pemerintah daerah hanya bisa menjalankan fungsi-fungsi diplomasi yang dianggap lebih mudah dikelola di tingkat lokal, seperti diplomasi ekonomi, budaya, dan pengetahuan. </p>
<h2>Belajar dari negara lain</h2>
<p>Cina menjadi salah satu negara yang pemerintah daerahnya telah berperan aktif dalam <a href="https://www.reuters.com/world/china/chinese-officials-step-up-foreign-travel-race-find-investors-2023-04-06/">membawa aset dan investasi modal asing</a> ke daerah mereka. </p>
<p>Pemerintah provinsi seperti provinsi Guangxi, Jiangsu, Jiangxi, dan Heilongjiang, misalnya, telah membentuk perusahaan-perusahaan yang disebut <a href="https://www.sipri.org/sites/default/files/files/PP/SIPRIPP26.pdf">International Economic and Technological Cooperation Corporations (IETCCs)</a> untuk menarik modal asing dalam bentuk kontrak konstruksi dan pengembangan. </p>
<p>Selain IETCC, pemerintah provinsi dan kota telah di Cina juga banyak berinvestasi <a href="https://www.reuters.com/world/china/chinese-officials-step-up-foreign-travel-race-find-investors-2023-04-06/">di luar negeri selama beberapa tahun terakhir</a>. Ini mencerminkan berjalannya praktik paradiplomasi di Cina sebagai bagian dari fungsi pemerintah daerah dalam menyokong pembangunan ekonomi.</p>
<p>Di India, <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/japanese-journal-of-political-science/article/abs/indias-subnational-governments-foray-into-the-international-arena/788EE6C6CD31D8D5B13231973B7F709F">pemerintah daerahnya juga secara aktif terlibat dalam urusan regional dan global</a>. Misalnya dengan pencarian investasi asing langsung, penyelenggaraan pameran perdagangan, dan menjadi tuan rumah bagi para pejabat yang berkunjung. </p>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/542994/original/file-20230816-25-srcyed.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/542994/original/file-20230816-25-srcyed.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/542994/original/file-20230816-25-srcyed.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/542994/original/file-20230816-25-srcyed.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/542994/original/file-20230816-25-srcyed.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/542994/original/file-20230816-25-srcyed.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/542994/original/file-20230816-25-srcyed.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=502&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Wali Kota Bandung Oded M. Danial bertemu dengan Menteri Muda Utiliti Sarawak, Malaysia, Datuk Dr. Haji Abdul Rahman Hj. Junaidi pada tahun 2019 untuk menjalin kerja sama Sister City.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://kerjasama.bandung.go.id/2019/09/20/2874">Bagian Kerja Sama Kota Bandung</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di Polandia, <a href="https://www.files.ethz.ch/isn/190378/PISM%20Strategic%20File%20no%207%20(70).pdf">70% entitas pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, kota dan desa) telah memiliki mitra asing</a> dalam beberapa tahun terakhir.</p>
<p>Pemerintah daerah di berbagai negara lainnya juga sudah banyak melakukan diplomasi budaya dan pengetahuan seperti: <a href="https://www.oecd.org/cfe/leed/venice-2018-conference-culture/documents/OECD-ICOM-GUIDE-MUSEUMS-AND-CITIES.pdf">festival budaya dan konferensi tahunan untuk meningkatkan reputasi internasional</a>. Umumnya, motif utama dilakukannya paradiplomasi adalah pertumbuhan ekonomi. </p>
<h2>Membangun paradiplomasi yang efektif</h2>
<p>Agar dapat memanfaatkan pemerintah daerah sebagai aktor diplomasi untuk kepentingan nasional, setidaknya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan oleh pemerintah pusat:</p>
<p><strong>1. Kelembagaan</strong></p>
<p>Agar paradiplomasi lebih efektif, pemerintah perlu mendirikan lembaga khusus untuk mengelola diplomasi subnasional untuk meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah. Di Indonesia, <a href="https://setkab.go.id/memaksimalkan-kerja-sama-pemerintah-daerah-dengan-pihak-luar-negeri/">alur kerja sama internasional</a> cukup panjang dan memakan waktu yang lama untuk disetujui, sehingga sedikit pemerintah daerah yang mau menginisiasi upaya paradiplomasi. </p>
<p><strong>2. Peningkatan kapasitas SDM</strong></p>
<p>Keterbatasan kemampuan paradiplomasi pemerintah daerah juga menjadi tantangan. Maka dari itu, selain komitmen, pemerintah daerah memerlukan peningkatan kapasitas aparatur pengelola kerja sama luar negerinya dalam bentuk pendidikan dan pelatihan. Harapannya, mereka bisa merencanakan dengan baik setiap tindakan paradiplomatik dan menetapkan tujuan serta proses yang jelas untuk mencapainya. </p>
<p><strong>3. Konektivitas</strong></p>
<p>Kegiatan paradiplomasi masa kini juga kerap memanfaatkan digitalisasi, sehingga penting untuk <a href="https://e-journal.unair.ac.id/JGS/article/view/25299">memperkuat platform digital</a> yang dapat digunakan sebagai pusat komunikasi dan kolaborasi untuk paradiplomasi daerah. <a href="https://kerjasama.bandung.go.id/ksln/ksdpl">Platform</a> tersebut idealnya mencakup informasi tentang potensi daerah, program kerja, berita terkait paradiplomasi, dan konten yang relevan. </p>
<p>Tanpa perbaikan strategi paradiplomasi, pemerintah daerah akan terjebak dengan <a href="https://www.jstor.org/stable/3330188"><em>me-tooism</em></a>, yaitu perilaku paradiplomatik hanya meniru keberhasilan yang telah dicapai oleh pemerintah lain dengan menggunakan teknik-teknik yang sama, seperti pada fenomena “<em>Sister City</em>”.</p>
<p>Peniruan ini menghilangkan penilaian kritis terhadap kebutuhan dan potensi lokal yang sebenarnya. Jadi, pemerintah pusat harus terus beradaptasi dengan semakin tingginya kebutuhan akan pemerintah daerah untuk menjalin kerja sama internasional demi meningkatkan perekonomian dan ketahanan regional.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/211123/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ayu Anastasya Rachman tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Di Indonesia, paradiplomasi muncul sebagai produk desentralisasi atau otonomi daerah yang memberdayakan pemerintah daerah dan memberi mereka kewenangan untuk terlibat dalam hubungan internasional.Ayu Anastasya Rachman, Head of International Relations Department, Universitas Bina Mandiri GorontaloLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2107912023-08-04T05:14:30Z2023-08-04T05:14:30ZMenjadi pendamping diplomat: peran diplomasi yang strategis, namun kerap tak dianggap<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/541010/original/file-20230803-27-iuq7no.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C9%2C6016%2C3998&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Ilustrasi diplomat.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/international-businessmen-make-public-statement-about-1729511137">Chokniti-Studio/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Ada satu adegan sangat menarik dalam serial drama politik keluaran Netflix, “<a href="https://www.netflix.com/tudum/the-diplomat">The Diplomat</a>”, yakni ketika Hal Wyler, suami dari diplomat Kate Wyler yang ditugaskan menjadi duta besar Amerika Serikat (AS) untuk Inggris, ikut mengambil inisiatif yang berkaitan dengan peran-peran diplomatis. Dalam serial itu, Hal juga merupakan seorang mantan duta besar AS, namun untuk Lebanon.</p>
<p>Sebagai akademisi di bidang Hubungan Internasional (HI) sekaligus posisi pribadi saya sebagai pasangan laki-laki dari seorang diplomat perempuan, saya yakin apa yang dilakukan Hal untuk Kate bukanlah termasuk hal yang sangat lazim dalam dunia diplomasi, termasuk di Indonesia.</p>
<p>Di banyak negara, termasuk Indonesia, pasangan seorang diplomat (<em>diplomatic spouse</em>: suami atau istri dari seorang diplomat) biasanya berperan pasif, yaitu tidak memiliki akses untuk mengambil inisiatif melakukan kerja-kerja diplomasi. Ini berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman pribadi saya ketika menjadi pendamping diplomat dalam penugasan selama beberapa penempatan di luar negeri. </p>
<p>Pasifisme pasangan sang diplomat ini menyebabkan peran mereka di dalam diplomasi jarang menjadi perhatian. Implikasinya, posisi mereka dalam diplomasi terpinggirkan dan dipandang tidak memiliki peranan. Padahal, seringkali mereka memegang <a href="https://www.degruyter.com/document/doi/10.1525/9780520957282/html?lang=en#contents">peranan penting</a> dan kemampuan yang patut dipertimbangkan dalam kegiatan diplomasi.</p>
<h2>Kurangnya studi tentang peran pendamping diplomat</h2>
<p>Secara teoretis, pasangan seorang diplomat jarang menjadi kajian ilmu diplomasi maupun HI. Hanya ada sejumlah kecil <a href="https://www.mwbooks.ie/pages/books/183009/beryl-smedley/partners-in-diplomacy-beryl-smedley">karya akademik</a> yang mengaji mereka. Ini misalnya sebuah <a href="https://www.jstor.org/stable/350010">penelitian mengenai istri para duta besar AS</a>, <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09592299508405959?journalCode=fdps20">pasangan diplomat Inggris di Belgia</a>, dan <a href="https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/JGM-09-2018-0043/full/html">kepuasan hidup pasangan diplomat Eropa</a>.</p>
<p>Namun, karya-karya tersebut ditulis oleh akademikus yang keilmuannya di luar ilmu HI. Di Indonesia pun belum ada ilmuwan HI yang membahas isu ini. Mungkin salah satu faktor penyebabnya adalah <a href="https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/03043754231176868">pemahaman yang sempit atas ilmu HI</a> para pakar di Indonesia. <a href="https://aseas.univie.ac.at/index.php/aseas/article/view/6286">Riset yang Ella Prihatini dan saya lakukan</a> juga menunjukkan bagaimana isu keamanan masih menjadi topik dominan yang diteliti oleh pakar HI Indonesia.</p>
<h2>Patriarki dalam diplomasi</h2>
<p>Secara empiris, pasangan diplomat masih sering dipahami menggunakan kacamata patriarki.</p>
<p>Dalam konteks Indonesia, pasangan diplomat yang perempuan masih dianggap sebagai <em>konco wingking</em> (teman pelengkap yang posisinya di belakang, istilah dari bahasa Jawa untuk menggambarkan peran istri) diplomasi atau sebatas pendukung kesuksesan suami yang menjalani peran diplomat. Mereka “dipaksa” aktif di beragam kegiatan Dharma Wanita Persatuan (DWP) yang ada di setiap perwakilan Indonesia di luar negeri.</p>
<p>Ketika kantor perwakilan Indonesia di luar negeri itu mengadakan sebuah acara, para istri diplomat dimobilisasi untuk menjalankan peran-peran yang diidentikkan dengan perempuan, seperti menata meja dan bunga, mengurus konsumsi, dan menampilkan pertunjukan budaya seperti tari-tarian tradisional.</p>
<p>Pasangan perempuan ini juga rawan mengalami eksploitasi dari senior atau pun pasangan perempuan lainnya yang suaminya memiliki jabatan lebih tinggi.</p>
<p>Dari hasil pengamatan pribadi dan diskusi dengan beberapa pasangan diplomat lainnya, saya mendapati bentuk-bentuk eksploitasi seperti pembebanan tugas yang melebihi kapasitas kemampuan mereka, teguran jika tidak aktif dalam kegiatan DWP, serta minimnya imbalan (<em>unpaid work</em>) yang mereka dapat, padahal banyak waktu dan tenaga yang harus mereka alokasikan untuk menjalankan aktivitas tersebut.</p>
<p>Di negara seperti AS, kerja-kerja tanpa imbalan ini sudah lama <a href="https://www.degruyter.com/document/doi/10.1525/9780520957282/html?lang=en#contents">menjadi masalah di kalangan pasangan diplomat</a> dan berusaha untuk dihapuskan.</p>
<p>Pada dasarnya, menjadi pendamping diplomat bukan berarti harus melakukan semua kegiatan yang ada secara sukarela. Tetap perlu ada pembatasan mana yang bersifat sukarela (<em>unpaid</em> atau tidak dibayar) dan tidak (<em>paid</em> atau dibayar).</p>
<p>Kegiatan sukarela contohnya mendampingi pasangan hadir di resepsi diplomatik. Namun, ketika pendamping diplomat diminta tampil di sebuah pertunjukan seni yang memakan waktu latihan dan penampilan dari pagi hingga malam, ini tentunya tidak layak menjadi kegiatan sukarela karena banyak menyita waktu, energi, dan memaksa mereka mengorbankan aktivitas lainnya. </p>
<p>Sejauh ini memang tidak ada aturan tertulis tentang batas-batas tugas dan peran pendamping diplomat di negara penugasan. Kekosongan aturan ini malah menjadi sumber eksploitasi. Pihak yang superior/senior bisa bebas memperlakukan pasangan/pendamping diplomat lainnya. </p>
<p>Salah satu perkembangan positif dalam dua dekade terakhir ini adalah <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/10357718.2021.1893653">peningkatan signifikan</a> jumlah perempuan yang menjadi diplomat di lingkungan Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu). Konsekuensi dari peningkatan jumlah diplomat perempuan ini adalah ikut meningkatnya jumlah pasangan laki-laki dari diplomat. </p>
<p>Namun, secara praktik, posisi pasangan laki-laki ini dalam diplomasi lebih tidak jelas lagi dibandingkan pasangan perempuan. Keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan atau aktivitas perwakilan Indonesia di luar negeri cenderung minim. Mereka hampir tidak pernah diwajibkan untuk aktif di organisasi sejenis DWP dan dalam kegiatan yang diselenggarakan kantor perwakilan Indonesia di luar negeri. </p>
<p>Dalam penempatan-penempatan luar negeri yang saya jalani selama ini, saya bebas melakukan apapun yang saya sukai tanpa dibebankan untuk ikut berbagai kegiatan yang diselenggarakan kantor KBRI.</p>
<p>Di negara penempatan pertama, saya lebih banyak habiskan waktu di perpustakaan untuk membaca buku dan menyusun rencana riset yang akan saya lakukan. Sementara di negara penempatan berikutnya, saya menghabiskan waktu dengan melanjutkan sekolah dan melakukan aktivitas terkait hobi.</p>
<p>Perbedaan di atas menunjukkan masih adanya sistem bias gender dan patriarkisme yang diadopsi Kemlu. Ini menyebabkan ketidakadilan – merugikan satu pihak (pasangan perempuan) dan menguntungkan pihak lainnya (pasangan laki-laki). Ini jadi bertentangan dengan komitmen Kemlu untuk mendorong sistem pro-kesetaraan gender di internal institusinya.</p>
<p>Patriarkisme sudah terbukti diskriminatif dan melahirkan budaya misoginis yang merugikan, terutama bagi perempuan, sehingga tidak layak untuk dipertahankan. </p>
<h2>Peran nondiplomatik pendamping diplomat</h2>
<p>Demografi dan kualifikasi pasangan diplomat saat ini sudah berbeda dengan dua atau tiga dekade yang lalu karena <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10357718.2021.1893653">jumlah diplomat perempuan yang meningkat pesat</a> sejak tahun 2005. Sehingga, dari sisi gender, pasangan diplomat kini tidak hanya didominasi perempuan atau istri.</p>
<p>Secara pendidikan, kualifikasi mereka pun sudah tinggi. Banyak dari pendamping diplomat yang memiliki gelar master dan doktor serta profesi yang bisa jadi aset diplomasi dalam pengertian yang luas.</p>
<p>Memang, banyak pendamping diplomat yang tidak memiliki keilmuan di bidang HI maupun diplomasi. Namun, perlu diketahui bahwa praktik diplomasi saat ini bisa sangat luas, bisa konvensional (dilakukan oleh diplomat) maupun nonkonvensional (dilakukan oleh nondiplomat).</p>
<p>Misalnya, selama penempatan, para pasangan diplomat yang berprofesi sebagai akademisi bisa mencari kesempatan menjadi <em>visiting fellows</em> di lembaga-lembaga akademik atau riset di negara setempat. Secara tidak langsung, peran sebagai <em>visiting fellows</em> ini sekaligus menjadi jalur diplomasi memperkenalkan Indonesia menggunakan basis keilmuan. Ini dikenal sebagai <a href="https://royalsociety.org/topics-policy/publications/2010/new-frontiers-science-diplomacy/"><em>science diplomacy</em></a>. </p>
<p>Selain itu, mereka juga bisa terlibat aktif di lembaga sosial setempat, misalnya organisasi sosial perlindungan anak, dan mempromosikan indonesia di lembaga tersebut.</p>
<p>Kategori aktor diplomasi juga sudah makin luas, tidak lagi hanya dilakukan oleh negara lewat diplomat karier, tapi juga bisa dilakukan oleh <a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-030-28786-3_13#:%7E:text=Thus%2C%20talking%20about%20diplomacy%20by,NGOs%2C%20firms%2C%20etc.">aktor nonnegara</a>, yang salah satunya adalah pasangan diplomat.</p>
<p>Salah satu contohnya adalah <a href="http://www.tipheroes.org/bonnie-miller/">Bonnie Miller</a>, pasangan perempuan dari diplomat AS, yang ikut aktif menanggulangi dan mendampingi korban penyelundupan manusia di negara-negara tempat suaminya ditempatkan.</p>
<p>Dalam konteks Indonesia, banyak juga pasangan diplomat Indonesia yang memiliki ketertarikan dan memiliki kemampuan untuk terlibat di aktivitas-aktivitas yang serupa.</p>
<h2>Memaknai ulang peran pasangan diplomat</h2>
<p>Pemaknaan ulang peran dan posisi pasangan diplomat di dalam diplomasi dan HI kontemporer, khususnya di Indonesia, perlu dilakukan, baik secara akademik maupun empiris.</p>
<p>Secara akademik, kajian-kajian terkait peran dan posisi pasangan diplomat perlu menjadi perhatian para sarjana ilmu sosial, terutama HI. Secara empiris, perlu mengkonsep ulang peran dan posisi pasangan diplomat di dalam diplomasi dan HI Indonesia yang tidak bias gender dan noneksploitatif perlu dilakukan.</p>
<p>Setidaknya ada tiga isu yang perlu menjadi perhatian pemerintah Indonesia, khususnya Kemlu.</p>
<p>Pertama adalah pengakuan hak-hak dasar, seperti pengakuan bahwa keterlibatan dalam kegiatan dan aktivitas perwakilan di luar negeri bersifat opsional sekaligus tentatif, baik bagi pasangan perempuan maupun laki-laki.</p>
<p>Kedua adalah penerapan pembatasan kerja yang jelas terkait pelibatan pasangan diplomat dalam kegiatan dan aktivitas perwakilan di luar negeri. Ini termasuk memberikan batasan yang jelas antara kegiatan tanpa imbalan dan kegiatan dengan imbalan, dan antara yang bersifat wajib dan opsional.</p>
<p>Ketiga adalah paradigma dan fungsi organisasi pasangan diplomat harus diubah dari instrumen kontrol dan mobilisasi menjadi instrumen untuk menyuarakan kepentingan pasangan diplomat.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/210791/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Wendy Andhika Prajuli merupakan salah satu pasangan diplomat (diplomatic spouse) di Kementerian Luar Negeri RI.</span></em></p>Masih adanya bias gender dan patriarkisme yang diadopsi Kemlu menyebabkan kerugian satu pihak (pasangan perempuan) dan menguntungkan pihak lainnya (pasangan laki-laki).Wendy Andhika Prajuli, Lecturer in International Relations, Binus UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2033372023-04-10T02:25:34Z2023-04-10T02:25:34ZBatal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023: Indonesia kehilangan peluang ‘soft power’ dan pemulihan citra global<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/519996/original/file-20230409-20-vdf15j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/jakarta-indonesia-januari-2019-aerial-view-1284453343">(Shutterstock/Hamdan Design)</a></span></figcaption></figure><p>Dunia sepakbola nasional berduka setelah Indonesia gagal melangsungkan perhelatan besar Piala Dunia U-20 2023. </p>
<p>Indonesia sebenarnya telah melakukan persiapan panjang sejak 2019, ketika FIFA memutuskan Indonesia terpilih sebagai tuan rumah – mengalahkan negara lain termasuk Brasil dan Peru. Persiapan ini termasuk mematangkan <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2020/01/24/fifa-approves-six-stadiums-in-java-bali-for-u-20-world-cup.html">enam stadion yang disetujui FIFA</a> hingga melakukan berbagai pendekatan untuk mempertahankan status tuan rumahnya setelah <a href="https://theconversation.com/tragedi-stadion-kanjuruhan-kenapa-dan-bagaimana-stampede-menelan-begitu-banyak-korban-setelah-kompetisi-sepak-bola-191765">Tragedi Kanjuruhan</a> yang menewaskan lebih dari 130 nyawa.</p>
<p>Sayangnya, menyusul serangkaian penolakan terhadap tim nasional Israel yang akan berlaga di Indonesia oleh sebagian masyarakat, FIFA akhirnya <a href="https://theconversation.com/piala-dunia-u-20-penolakan-terhadap-israel-menunjukkan-kurangnya-pemahaman-indonesia-tentang-lex-sportiva-dalam-olahraga-203163">membatalkan</a> status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/piala-dunia-u-20-penolakan-terhadap-israel-menunjukkan-kurangnya-pemahaman-indonesia-tentang-lex-sportiva-dalam-olahraga-203163">Piala Dunia U-20: Penolakan terhadap Israel menunjukkan kurangnya pemahaman Indonesia tentang _lex sportiva_ dalam olahraga</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Padahal, berkaca pada ajang olahraga lainnya yang pernah dilakukan di Indonesia, misalnya Asian Games 2018, ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh Indonesia sebagai tuan rumah.</p>
<p>Salah satu keuntungan terbesar adalah peningkatan pendapatan yang berasal dari tiket masuk, pembukaan lapangan kerja, peningkatan wisatawan, dan bahkan investasi asing secara <a href="https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/4-keuntungan-ekonomi-yang-diperoleh-dari-asian-games">jangka panjang</a>. Selain itu, masyarakat Indonesia pun ikut merasakan keuntungan dari peremajaan <a href="https://www.bappenas.go.id/id/berita/narasi-tunggal-infrastruktur-asian-games-2018-bawa-manfaat-jangka-panjang-bagi-kemajuan-negeri">fasilitas umum</a> yang digunakan selama event berlangsung. Ini termasuk ruang terbuka hijau, kantin makan, toilet umum, mushola, selter bus, hingga jaringan drainase jalanan.</p>
<p>Namun, yang juga sangat penting, penyelenggaraan ajang olahraga besar (<em>sport mega-event</em>) seperti Piala Dunia U-20 termasuk ke dalam aktivitas diplomasi yang dapat membantu peningkatan “<a href="https://doi.org/10.2307/1148580"><em>soft power</em></a>”. Ilmuwan politik Amerika Serikat (AS), Joseph Nye menjelaskan ini sebagai kemampuan suatu negara dalam membangun hubungan dan memengaruhi pihak lain melalui komunikasi, daya tarik, dan budaya.</p>
<p>Dengan batalnya status sebagai tuan rumah, Indonesia kehilangan peluang emas yang menyertai ajang bergengsi tersebut: martabat internasional, perbaikan citra, dan peningkatkan penerimaan publik di ranah global.</p>
<h2>Hilangnya ‘soft power’ dan peluang pemulihan persepsi publik dunia</h2>
<p>Menurut <a href="https://link.springer.com/article/10.1057/s41311-020-00216-w">riset</a> yang memetakan citra internasional negara penyelenggara Olimpiade dan Piala Dunia selama 2004-2008, diplomasi olahraga merupakan salah satu instrumen <em>soft power</em> yang berperan besar mempengaruhi cara publik, baik nasional maupun internasional, dalam mempersepsikan atau memandang suatu negara.</p>
<p>Dari sisi domestik saja, ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018, misalnya, masyarakat Indonesia menunjukkan rasa bangganya, salah satunya melalui media sosial. Kemegahan Asian Games 2018 <a href="https://www.suara.com/tekno/2018/08/19/084758/aksi-jokowi-naik-moge-ke-pembukaan-asian-games-trending-topic">menjadi salah satu topik teratas</a> (<em>trending topic</em>) di Twitter.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/519995/original/file-20230409-3948-agkvcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/519995/original/file-20230409-3948-agkvcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/519995/original/file-20230409-3948-agkvcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/519995/original/file-20230409-3948-agkvcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/519995/original/file-20230409-3948-agkvcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/519995/original/file-20230409-3948-agkvcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/519995/original/file-20230409-3948-agkvcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/519995/original/file-20230409-3948-agkvcs.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Asian Games 2018 membawa berbagai manfaat bagi Indonesia, baik secara domestik maupun di panggung dunia.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://en.wikipedia.org/wiki/File:2018_Asian_Games_opening_ceremony_14_(cropped).jpg">(Wikimedia/Fars Media)</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Panggung megah, musisi tenar, dan aksi seorang pemimpin negara yang menaiki motor gede menjadi topik hangat selama ajang multi-olahraga terbesar setelah Olimpiade tersebut berlangsung. Bahkan, pujian mengalir dari masyarakat Indonesia setelah melihat keberhasilan para atlet Indonesia dalam berbagai cabang olahraga.</p>
<p>Tak hanya di tingkat domestik, Asian Games 2018 juga berhasil meningkatkan martabat Indonesia di mata dunia.</p>
<p>Berbagai media asing menyampaikan rasa kagumnya terhadap penyelenggaraan Asian Games 2018. Indonesia dinilai sukses menjadi tuan rumah. Media ternama seperti <a href="https://apnews.com/article/ed12770124d741f0b961f04acfe61494">Associated Press</a> hingga <a href="https://www.scmp.com/sport/other-sport/article/2163010/indonesias-olympic-hopes-rest-legacy-asian-games-people-which">South China Morning Post</a> memberikan apresiasinya bagi Indonesia – bahkan menyiratkan bahwa keberhasilan ini bisa jadi landasan bagi Indonesia untuk mengajukan diri menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.</p>
<p>Pendapat serupa disampaikan oleh Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), <a href="https://olympics.com/ioc/news/indonesia-looks-confidently-to-the-future-as-asian-games-close-with-spectacular-ceremony">Thomas Bach</a>. Menurutnya, Indonesia telah menunjukkan kemampuan kerja dan keramahan yang baik selama menjadi tuan rumah Asian Games 2018.</p>
<p>Ajang seperti Asian Games 2018 menjadi bukti bahwa ketika Indonesia bisa sukses menyelenggarakan turnamen besar sebagai tuan rumah, ada banyak manfaat yang bisa diraih di panggung global.</p>
<p>Bahkan, <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/19406940.2017.1316761">studi</a> pun menunjukkan bagaimana Inggris rela menggelontorkan hampir <a href="https://www.theguardian.com/sport/2012/oct/23/london-2012-olympics-cost-total">$US 15 miliar</a> (Rp 225 triliun) untuk membiayai Olimpiade 2012 demi menuai manfaat dan peninggalan (<em>legacy</em>) domestik maupun citra internasional dalam bidang keolahragaan.</p>
<p>Sayangnya, telah tertutup pintu bagi Indonesia untuk meraup manfaat <em>soft power</em> serupa dari ajang Piala Dunia U-20 2023. </p>
<p>Hilangnya peluang ini pun semakin disayangkan setelah tahun lalu, Indonesia menuai sorotan publik internasional akibat Peristiwa Kanjuruhan. Kritik tersebut termasuk dari segi <a href="https://theconversation.com/tragedi-stadion-kanjuruhan-kenapa-dan-bagaimana-stampede-menelan-begitu-banyak-korban-setelah-kompetisi-sepak-bola-191765">manajemen keselamatan pertandingan</a>, <a href="https://theconversation.com/pakar-jabarkan-3-penyebab-tragedi-kanjuruhan-kekerasan-polisi-komunikasi-buruk-dan-pengaturan-stadion-yang-tidak-memadai-191779">kekerasan oleh kepolisian</a>, hingga <a href="https://theconversation.com/pakar-jabarkan-3-penyebab-tragedi-kanjuruhan-kekerasan-polisi-komunikasi-buruk-dan-pengaturan-stadion-yang-tidak-memadai-191779">komunikasi publik yang buruk</a>.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/MMzNwhfrrV8?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
</figure>
<p>Angka kematian Peristiwa Kanjuruhan juga menempatkan Indonesia pada peringkat kedua bencana stadion paling mematikan dalam sejarah dunia setelah <a href="https://www.bbc.com/news/magazine-27540668">bencana Estadio Nacional</a> di Peru pada 1964.</p>
<p>Di sini, jika didukung persiapan penyelenggaraan yang matang dan pembelajaran yang baik setelah tragedi tersebut, ajang Piala Dunia U-20 2023 sebenarnya bisa menjadi awal mula yang tepat bagi Indonesia untuk memulihkan kepercayaan dan persepsi publik dunia.</p>
<p>Tentu, FIFA telah menyatakan bahwa mereka siap mendampingi Indonesia dalam penguatan infrastruktur dan manajemen sepak bola setelah Kanjuruhan. Indonesia juga masih punya peluang meraup manfaat penyelenggaraan ajang olah raga internasional lewat <a href="https://kemenparekraf.go.id/en/super-priority-destination/top-4-priority-of-sport-tourism-events-by-kemenparekraf-in-2023">ANOC World Beach Games</a> di Bali pada bulan Agustus dan <a href="https://kemenparekraf.go.id/en/super-priority-destination/top-4-priority-of-sport-tourism-events-by-kemenparekraf-in-2023">FIBA Basketball World Cup</a> yang akan berlangsung pada Agustus-September di Indonesia, Filipina, dan Jepang sebagai tuan rumah gabungan.</p>
<p>Namun, sebagai ajang dengan potensi audiens dan perhatian publik yang terbesar, gagalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 adalah pukulan besar bagi <em>soft power</em> Indonesia.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/203337/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Jessica Martha tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Dengan batalnya status sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Indonesia kehilangan segudang peluang emas diplomasi internasional yang menyertai ajang bergengsi tersebut.Jessica Martha, Dosen, Universitas Katolik ParahyanganLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1971082023-01-24T11:33:15Z2023-01-24T11:33:15ZOrang Australia semakin tidak berminat belajar bahasa Indonesia: apa penyebabnya dan apa yang perlu dilakukan Indonesia?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/506075/original/file-20230124-26-l3p60g.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Australian_and_Indonesian_flags.jpg">(Wikimedia Commons/Mia Salim)</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span></figcaption></figure><p>Selama lebih dari satu dekade terakhir, berbagai praktisi, peneliti, dan pemerhati pendidikan bahasa mengamati merosotnya minat belajar bahasa Indonesia di Australia.</p>
<p><a href="https://www.dese.gov.au/download/1038/current-state-indonesian-language-education-australian-schools/775/document/rtf">Laporan tahun 2010</a> dari tim peneliti bahasa dan linguistik terapan Australia menyatakan bahwa sejak 2001, jumlah pelajar yang mengambil mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia berkurang setidaknya 10.000 setiap tahunnya.</p>
<p>Dalam <a href="https://www.asiaeducation.edu.au/docs/default-source/why-indonesia-matters-in-our-schools/mkholer_lit-review_design_v2.pdf?sfvrsn=2">studi independen terbarunya pada 2021</a>, misalnya, Michelle Kohler dari University of South Australia mencatat penurunan pengambilan kelas bahasa Indonesia terjadi <a href="https://www.abc.net.au/news/2021-10-30/academics-renew-push-for-more-students-to-study-bahasa-indonesia/100560066">seiring naiknya jenjang pendidikan dasar dan menengah</a> – dari sekitar 14.000 di akhir tingkat SD menjadi hanya sekitar 350 di akhir SMA.</p>
<p>Sementara di tingkat perguruan tinggi, jumlah pendaftar kelas bahasa Indonesia pada 2019 <a href="https://asaa.asn.au/the-state-of-indonesian-language-in-australian-universities-the-past-20-years/">turun 63% dari puncaknya pada 1992</a>.</p>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/506077/original/file-20230124-26-fhve9o.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/506077/original/file-20230124-26-fhve9o.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/506077/original/file-20230124-26-fhve9o.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=948&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/506077/original/file-20230124-26-fhve9o.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=948&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/506077/original/file-20230124-26-fhve9o.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=948&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/506077/original/file-20230124-26-fhve9o.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1192&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/506077/original/file-20230124-26-fhve9o.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1192&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/506077/original/file-20230124-26-fhve9o.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1192&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"><em>School of Languages</em> kelolaan pemerintah Australia Selatan merupakan salah satu institusi yang masih menawarkan kelas bahasa Indonesia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(School of Languages)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, banyak universitas seperti La Trobe University, Western Sydney University, dan University of New South Wales <a href="https://theconversation.com/closure-of-indonesian-language-programs-in-australian-universities-will-weaken-ties-between-the-two-countries-158894">menutup program kelas bahasa Indonesia mereka</a>. University of Melbourne <a href="https://indonesiaatmelbourne.unimelb.edu.au/can-australias-declining-indonesia-literacy-survive-covid-19-cuts/">memperkirakan</a> pada 2020, hanya ada 12 universitas di Australia yang membuka program kelas bahasa Indonesia – turun dari 22 universitas pada 1992.</p>
<p>Beberapa peneliti khawatir tren penutupan program bahasa Indonesia di perguruan tinggi Australia ini akan <a href="https://theconversation.com/maraknya-penutupan-program-bahasa-indonesia-di-berbagai-kampus-australia-akan-lemahkan-hubungan-kedua-negara-159440">melemahkan hubungan bilateral antara kedua negara</a>.</p>
<p>Yang menarik, keprihatinan tersebut lebih banyak muncul dari pihak-pihak di Australia dan bukan oleh Indonesia – si empunya bahasa tersebut. Kajian-kajian tentang topik ini semuanya ditulis orang Australia, dengan <a href="https://www.dese.gov.au/download/1038/current-state-indonesian-language-education-australian-schools/775/document/rtf">rekomendasi langkah-langkah bagi pemerintah Australia</a> untuk mempertahankan minat pembelajaran bahasa Indonesia di negara mereka.</p>
<p>Tampaknya, Indonesia belum banyak mengambil langkah untuk menghidupkan kembali minat belajar bahasa Indonesia di Australia. Padahal, bukan hanya Australia, Indonesia pun akan mendapat banyak manfaat seperti meningkatkan relasi dan citra positif Indonesia di Australia.</p>
<h2>Mengapa minat belajar bahasa Indonesia di Australia terus menurun</h2>
<p>Ada beberapa alasan yang memotivasi seseorang belajar bahasa asing. Faktanya, preferensi terhadap suatu bahasa bisa jadi <a href="https://www.theguardian.com/education/2014/jul/17/what-makes-a-language-attractive">tidak ada hubungannya dengan seberapa menarik atau “seksi” bunyi dari bahasa itu sendiri</a>. </p>
<p>Ahli sosiolinguistik seperti Vineeta Chand dari University of Essex, Inggris, berargumen bahwa ketertarikan terhadap suatu bahasa lebih ditentukan oleh faktor eksternal seperti <a href="https://www.theguardian.com/education/2014/jul/17/what-makes-a-language-attractive">pandangan positif terhadap para penutur bahasa tersebut ataupun budaya mereka</a>. Hal tersebut biasanya terhubung dengan prestise atau reputasi penutur bahasa, serta keuntungan ekonomi dan mobilitas sosial yang ditawarkan oleh penguasaan bahasa tersebut.</p>
<p>Dalam konteks Australia, ada beberapa alasan mengapa pendidikan bahasa Indonesia penting.</p>
<p>Indonesia adalah salah satu negara tetangga terpenting dan kunci untuk kemakmuran dan keamanan Australia. <a href="https://www.dese.gov.au/download/1038/current-state-indonesian-language-education-australian-schools/775/document/rtf">Alasan lainnya</a> adalah aksesibilitas dan struktur bahasa yang tidak terlalu rumit untuk standar bahasa asing, serta manfaat personal seperti pemahaman dan literasi lintas budaya antara Australia dan Indonesia.</p>
<p>Namun, minat pendidikan bahasa Indonesia di Australia termasuk <a href="https://www.dese.gov.au/download/1038/current-state-indonesian-language-education-australian-schools/775/document/rtf">rentan terhadap faktor-faktor eksternal</a>.</p>
<p>Dari segi ekonomi, misalnya, <a href="https://www.dese.gov.au/download/1038/current-state-indonesian-language-education-australian-schools/775/document/rtf">banyak yang beranggapan</a> bahwa Indonesia adalah negara “miskin”. Padahal, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara yang terus berkembang, Indonesia diprediksikan akan menjadi negara dengan <a href="https://en.tempo.co/read/1619619/jokowi-eyes-to-make-indonesia-7th-largest-economy-in-2030">ekonomi ketujuh terbesar pada 2030</a>.</p>
<p>Dari segi budaya, Indonesia dikenal dengan identitas agama yang kuat, yang sayangnya diperburuk oleh peristiwa bom di Bali pada awal 2000-an dan di Jakarta beberapa tahun silam. <a href="https://www.dese.gov.au/download/1038/current-state-indonesian-language-education-australian-schools/775/document/rtf">Tidak banyak orang Australia yang tahu</a> bahwa realitanya, Indonesia adalah negara yang relatif toleran dan multikultural dengan dominasi pemeluk agama Islam yang relatif moderat. </p>
<p>Bahkan, beberapa orang Australia mengatakan kepada saya bahwa mereka resah akan revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang baru saja disahkan Indonesia pada Desember 2022 karena dianggap <a href="https://theconversation.com/expert-panel-indonesias-new-criminal-code-crosses-private-boundaries-is-anti-democratic-and-can-easily-jail-people-196133">menerobos ranah privat dan bersifat antidemokrasi</a>. Di mata orang Australia, ini semakin melukai citra Indonesia sekaligus mengurangi minat mereka untuk mempelajari bahasa Indonesia.</p>
<p>Berbagai peristiwa politik lainnya selama beberapa dekade ke belakang – dari kekerasan yang mewarnai pemisahan Timor Timur dari Indonesia pada 1997 hingga gelombang pencari suaka (<em>asylum seekers</em>) yang menjadikan Indonesia batu loncatan ke Australia – <a href="https://asaa.asn.au/the-state-of-indonesian-language-in-australian-universities-the-past-20-years/">turut memperkeruh citra tersebut</a>.</p>
<p><a href="https://minerva-access.unimelb.edu.au/items/8a847ac2-2586-558d-afb4-764d0c7e069d">Tesis S3 tahun 2007 milik Yvette Slaughter</a> dari University of Melbourne mengungkap bahwa turunnya pembelajaran bahasa Indonesia di Australia secara berkelanjutan merupakan contoh “ekstrem” akan dampak dari peristiwa-peristiwa politik terhadap minat belajar bahasa asing.</p>
<h2>Yang bisa dilakukan Indonesia</h2>
<p><a href="https://pursuit.unimelb.edu.au/articles/indonesian-matters-in-our-schools">Artikel-artikel</a> yang saya temui tentang topik ini semuanya ditulis orang Australia. Mereka membahas apa yang Australia dan pemerintah pusatnya bisa lakukan. </p>
<p>Sementara, orang-orang Indonesia masih perlu menunjukkan kepedulian dan perhatian yang lebih besar akan isu ini. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra pernah membuat laporan beberapa tahun lalu tentang isu ini – namun laporan tersebut tidak pernah dipublikasikan ke publik sehingga sulit untuk ditindaklanjuti.</p>
<p>Sudah sepatutnya isu ini mendapat perhatian khusus dari berbagai kalangan. Ini termasuk pemerintah Indonesia yang bisa berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait, KBRI di Canberra, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Australia serta ranting-ranting komunitas Indonesia seperti <a href="https://australia-indonesia-association.com/">Australia Indonesia Association (AIA)</a>, <a href="https://aiya.org.au/">Australia Indonesia Youth Association (AIYA)</a>, dan Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) di setiap negara bagian dan universitas di Australia.</p>
<p>Memang, KJRI sudah menginisiasi jaringan Balai Bahasa Indonesia di Australia, seperti lewat peluncuran situs <a href="https://www.kemlu.go.id/sydney/id/news/21664/luncurkan-website-balai-bahasa-dan-budaya-indonesia-new-south-wales-perkuat-promosi-bahasa-indonesia">Balai Bahasa dan Budaya Indonesia New South Wales</a>. Namun, menurut obrolan pribadi saya dengan Michelle Kohler, peneliti bahasa Indonesia yang juga merupakan kolega saya di University of South Australia, bantuan tersebut masih minim.</p>
<p>Misalnya, program-program promosi bahasa tersebut masih terlihat sebagai formalitas dan belum berbasis perencanaan strategis. Ini sangat timpang jika dibandingkan dengan yang dilakukan <a href="https://www.af.org.au/">Alliance Française</a> dalam mempromosikan pendidikan bahasa Prancis di Australia lewat lima pilar strateginya – termasuk meningkatkan kesadaran generasi muda dan memperkuat daya tarik budaya Prancis. </p>
<p>Diaspora Indonesia di Australia pun bisa bertindak lebih proaktif tanpa instruksi dari pusat. Menurut pengamatan Kohler, komunitas Indonesia di Australia bisa mengambil contoh dari yang dilakukan komunitas diaspora Yunani, Turki, dan Vietnam di Australia yang jauh lebih proaktif mempromosikan pendidikan bahasa melalui berbagai acara dan program pengenalan budaya.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/506079/original/file-20230124-22-fdpszf.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/506079/original/file-20230124-22-fdpszf.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/506079/original/file-20230124-22-fdpszf.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=367&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/506079/original/file-20230124-22-fdpszf.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=367&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/506079/original/file-20230124-22-fdpszf.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=367&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/506079/original/file-20230124-22-fdpszf.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=461&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/506079/original/file-20230124-22-fdpszf.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=461&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/506079/original/file-20230124-22-fdpszf.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=461&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Komunitas diaspora Indonesia perlu lebih proaktif mempromosikan budaya Indonesia di Australia, seperti melalui Kegiatan IndoFest 2021 yang diprakarsai diaspora Indonesia di Adelaide, Australia Selatan.</span>
<span class="attribution"><span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hal besar lain yang dapat dilakukan adalah kolaborasi bantara Indonesia dan Australia di bidang produksi seni seperti fiksi, TV, dan film sehingga memperkenalkan lebih dekat karakter serta pandangan budaya Indonesia ke anak-anak muda di Australia. Harapannya, ini bisa menangkal stereotip yang tidak tepat terhadap budaya dan masyarakat Indonesia dan membantu meningkatkan minat mereka untuk belajar bahasa Indonesia.</p>
<p>Indonesia seharusnya merasa bangga negara lain seperti Australia memberikan perhatian besar terhadap pendidikan bahasa Indonesia di negara mereka – dan malu bahwa mereka belum menunjukkan kepedulian sebesar itu.</p>
<p>Jangan sampai Indonesia kalang kabut jika nanti bahasanya diklaim oleh negara lain yang lebih peduli terhadap keberlangsungan pendidikan bahasa Indonesia di negara mereka.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/maraknya-penutupan-program-bahasa-indonesia-di-berbagai-kampus-australia-akan-lemahkan-hubungan-kedua-negara-159440">Maraknya penutupan program bahasa Indonesia di berbagai kampus Australia akan lemahkan hubungan kedua negara</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<img src="https://counter.theconversation.com/content/197108/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Billy Nathan Setiawan tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Minat belajar bahasa Indonesia di Australia terus menurun setiap tahunnya. Menariknya, keprihatinan tersebut lebih banyak muncul dari pihak-pihak di Australia dan bukan oleh Indonesia.Billy Nathan Setiawan, PhD Candidate in Applied Linguistics, University of South AustraliaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1962382022-12-21T11:03:14Z2022-12-21T11:03:14ZBagaimana universitas dunia memakai gelar doktor kehormatan (honoris causa) sebagai alat politik dan diplomasi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/502338/original/file-20221221-22-641r01.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.freepik.com/free-photo/mortar-board-graduation-diploma_3276349.htm#query=phd&position=17&from_view=search&track=sph">(Freepik/Rawpixel)</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span></figcaption></figure><p>Pada November 2022, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani <a href="https://nasional.kompas.com/read/2022/11/07/15383421/puan-maharani-raih-gelar-doktor-honoris-causa-di-korsel-megawati-beliau">menerima gelar doktor kehormatan</a> atau <em>Doctor Honoris Causa</em> (Dr HC) dari Pukyong National University (PKNU) Korea Selatan. </p>
<p>Ibunya, mantan Presiden <a href="https://www.detik.com/edu/edutainment/d-6229366/deretan-gelar-megawati-doktor-hingga-profesor-kehormatan">Megawati Soekarnoputri</a> sejauh ini mengoleksi 11 gelar kehormatan, termasuk dari universitas Jepang dan Korea. Kakeknya, <a href="https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6117287/bung-karno-punya-26-gelar-doktor-honoris-causa-dari-mana-saja">Presiden Soekarno</a> bahkan punya 26 gelar serupa – mayoritas dari perguruan tinggi luar negeri termasuk Universitas Al Azhar di Mesir dan Columbia University di AS.</p>
<p>Sederet politikus lainnya pun tercatat <a href="https://nasional.tempo.co/read/1471253/deretan-nama-politikus-yang-pernah-menerima-doktor-honoris-causa">pernah mendapatkan penghargaan sejenis dari berbagai perguruan tinggi</a> baik di dalam maupun di luar negeri.</p>
<p>Tapi sebenarnya kenapa banyak universitas seolah “mengobral” gelar ini?</p>
<p>Melalui artikel ini, saya ingin menjelaskan motif politik pemberi maupun penerima Dr HC, serta bagaimana universitas memanfaatkannya sebagai instrumen kekuasaan, transaksi politik, dan diplomasi budaya dalam hubungan internasional.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/pemberian-gelar-doktor-kehormatan-atau-honoris-causa-yang-rawan-kepentingan-politik-sakiti-integritas-akademik-143448">Pemberian gelar doktor kehormatan atau 'Honoris Causa' yang rawan kepentingan politik sakiti integritas akademik</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Lahirnya tradisi gelar kehormatan</h2>
<p>Tradisi pemberian gelar Dr HC muncul pada abad ke-15 dari dua universitas tertua di Inggris: <a href="https://www.jstor.org/stable/41821425">Oxford dan Cambridge</a> (‘Oxbridge’). Gelar ini bahkan ada sebelum gelar doktor filsafat (PhD) melalui penelitian, yang pertama berkembang di Jerman pada abad ke-17.</p>
<p>Namun, awalnya, pemberian Dr HC di Inggris lebih banyak memakai prinsip “<em>jure dignitatis</em>” – yaitu sebagai bentuk pengakuan atas jabatan, status, dan kelas sosial, ketimbang prestasi.</p>
<p>Banyak gelar HC berujung disematkan pada tokoh terkemuka seperti anggota keluarga kerajaan, pimpinan negara lain, hingga pendeta.</p>
<p>Kini universitas di Inggris – terutama sejak <a href="https://www.nationalarchives.gov.uk/education/resources/twenties-britain-part-two/education-act-1921">reformasi pendidikan pada 1920-an</a> – dan di seluruh dunia meninggalkan konsep <em>jure digitatis</em>. Pemberian gelar kepada individu yang belum tentu unggul dalam keilmuan dianggap tidak adil bagi mereka yang meraihnya dengan kerja keras intelektual. </p>
<p>Banyak perguruan tinggi kemudian mengembalikan proses pemberian gelar kehormatan kepada tujuan awalnya, yakni pengakuan kepada individu yang dianggap berkontribusi di berbagai bidang.</p>
<p>Tapi benarkah yang terjadi demikian?</p>
<h2>Instrumen politik dan kekuasaan</h2>
<p>Dalam riset peneliti Inggris, Michael Heffernan dan Heike Jöns, selama 1999-2000, Oxbridge sebagai <a href="https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0002716207311699">aktor non-negara dalam hubungan internasional</a> menggunakan gelar doktor kehormatan <a href="https://www.jstor.org/stable/41821425">sebagai instrumen politik secara global</a> – baik membangun aliansi maupun diplomasi nilai dan budaya.</p>
<p>Pada tahun 1941, ketika Perang Dunia II, misalnya, Oxford memberi gelar Dr HC pada Perdana Menteri Portugal, <a href="https://www.jstor.org/stable/41821425">Oliveira Salazar</a> agar mencegah aliansi antara negaranya dan kekuatan poros (Jerman-Italia-Jepang) yang mengancam Inggris. </p>
<p>Sejak <a href="https://www.globaltimes.cn/content/828625.shtml">2013-2020</a>, banyak universitas di Australia juga menganugerahkan gelar kehormatan kepada Aung San Suu Kyi. Ia dianggap sebagai ikon demokrasi dan advokat perlawanan tanpa kekerasan (<em>non-violent resistance</em>) dalam menghadapi rezim militer di Myanmar. </p>
<p>Selain bentuk dukungan, gelar Dr HC digunakan untuk menjaga keseimbangan kekuasaan, hingga menghalau ideologi yang dianggap bertentangan dengan kepentingan negara. </p>
<p>Misalnya, Anglia Ruskin University di Inggris mencabut gelar kehormatan yang telah diberikannya kepada anggota parlemen Hong Kong, <a href="https://www.scmp.com/news/hong-kong/politics/article/3035297/british-university-strips-pro-beijing-lawmaker-junius-ho">Junius Ho Kwan-yiu</a> karena haluan politiknya yang pro-Beijing dan juga <a href="https://hongkongfp.com/2019/10/29/uk-university-strips-hong-kong-pro-beijing-lawmaker-junius-ho-honorary-degree-citing-concerning-conduct/">seksisme</a>.</p>
<h2>Citra, uang, atau publisitas?</h2>
<p>Banyak akademisi juga <a href="https://theconversation.com/why-award-honorary-doctorates-and-what-do-the-choices-say-about-our-universities-179300">telah mengkritik</a> gelar kehormatan yang tak sepenuhnya berbasis prestasi dan justru menjadi alat pemasaran dan publisitas universitas. </p>
<p>Di Indonesia, pemberian gelar Dr HC terlihat transaksional. Beberapa universitas memberi gelar kehormatan untuk <a href="https://www.universityworldnews.com/post.php?story=20220201085420582">menyenangkan yang berkuasa dan membuka pintu masuk dana atau proyek</a> dari kantor penerima gelar. </p>
<p>Dasar hukum HC di Indonesia, yakni <a href="https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/66646/pp-no-43-tahun-1980">Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1980 </a> dan <a href="http://kopertis3.or.id/v2/wp-content/uploads/65.-SALINAN-PERMENRISTEKDIKTI-NOMOR-65-TAHUN-2016-TENTANG-GELAR-DOKTOR-KEHORMATAN.pdf">Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi No 65 Tahun 2016</a>, memiliki kriteria yang karet – “berjasa dan berkarya pada ilmu pengetahuan, teknologi dan umat manusia/kemanusiaan”.</p>
<p>Regulasi ini tidak mengatur hubungan afiliasi politik dari calon penerima. Satu-satunya rujukan netralitas universitas hanya asas netralitas aparatur sipil negara (ASN) dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014.</p>
<p>Celah hukum ini dimanfaatkan untuk memberikan gelar <em>honoris causa</em> pada politikus, <a href="https://www.republika.co.id/berita/qfz7cr335/unj-akan-beri-gelar-doktor-hc-pada-wapres-dan-erick-thohir">menteri</a>, hingga <a href="https://nasional.tempo.co/read/1433558/rektor-unnes-sebut-gelar-doktor-honoris-causa-nurdin-halid-sesuai-prosedur">residivis </a></p>
<p>Selain itu, dalam Permenristekdikti No 65 Tahun 2016, universitas yang bisa memberi gelar Dr HC hanyalah yang berakreditasi A. Sayangnya, banyak universitas malah <a href="https://nasional.kompas.com/read/2021/10/19/12004811/unj-ubah-aturan-di-tengah-penolakan-gelar-doktor-honoris-causa-maruf-amin">membuat aturan internal sendiri </a>agar tetap bisa memberi gelar kehormatan kepada politikus berpengaruh. Ini disayangkan karena universitas adalah mimbar akademik, yang seharusnya berhati-hati agar tidak terjebak kepentingan politik golongan.</p>
<p>Banyak universitas besar di luar negeri, termasuk Inggris, juga tampak memberi gelar kehormatan secara transaksional.</p>
<p>Oxford secara tradisional dipandang sebagai universitas yang sibuk secara politik, didominasi seni dan humaniora, serta dekat dengan kekuatan politik dan dana pemerintah. Mereka masih banyak memberikan gelar kehormatan pada pemimpin negara dan politikus dalam upacara tahunan <a href="https://www.ox.ac.uk/news-and-events/The-University-Year/Encaenia">“Enceania”</a>.</p>
<p>Di sisi lain, Cambridge sering dianggap didominasi sains dan terpisah dari dunia kotor politik.</p>
<p>Mereka membatasi pemberian gelar Dr HC hanya untuk individu dengan <a href="https://www.cam.ac.uk/about-the-university/how-the-university-and-colleges-work/processes/honorary-degrees">prestasi luar biasa di bidangnya</a>, memperkuat otoritas budaya dan intelektual, dan menegaskan kemandirian politik.</p>
<p>Namun keduanya sama-sama turut menggunakan gelar kehormatan untuk mengapresiasi orang yang berkontribusi secara signifikan terhadap kegiatan universitas – termasuk para dermawan dan donor (<em>benefactor</em>).</p>
<p>Penyangkalan adanya motif citra, uang, dan publisitas di balik pemberian gelar Dr HC menutup percakapan tentang batas-batas etis dari penggunaannya sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu. </p>
<h2>Puan dan Korea Selatan</h2>
<p>Pada 2015, Presiden Bostwana Ian Khama menerima gelar Dr HC di bidang politik dari Universitas Konkuk di Korea Selatan.</p>
<p>Beberapa hari setelahnya, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye bertemu Khama dalam pertemuan bilateral untuk menyepakati proyek investasi Korea Selatan bernilai US$ 2,6 triliun (sekitar Rp 40,5 triliun) dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga panas matahari, batu bara, serta pemasangan jaringan pipa air di <a href="https://www.korea.net/NewsFocus/policies/view?articleId=130690">Bostwana</a>.</p>
<p>Dalam politik internasional, aliansi dan ideologi seringkali lebih penting daripada kebenaran. </p>
<p>Pada 2015, misalnya, suatu lembaga di Cina memberi penghargaan Confucius Peace Prize <a href="https://www.theguardian.com/world/2015/oct/22/zimbabwes-robert-mugabe-awarded-chinas-nobel-peace-prize">kepada mantan Perdana Menteri Zimbabwe Robert Mugabe</a>, meski Mugabe memiliki rekam jejak otoritarian. Penghargaan ini semata-mata hanya untuk menjaga pengaruh Cina di Zimbabwe.</p>
<p>Berkaitan dengan pemberian gelar Dr HC dari universitas luar negeri kepada politikus Indonesia, termasuk Puan Maharani, ada beberapa implikasi.</p>
<p>Bagi tokoh politik besar, masa-masa menjelang 2024 adalah momentum yang baik untuk mendongkrak citra politik, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi, karena bisa membantu elektabilitas.</p>
<p>Sebagai gantinya, gelar Dr HC dari Pukyong National University (PKNU) Korea Selatan membawa keuntungan yang lebih berwujud bagi Korea Selatan berupa akses investasi dan pasar. Riset menemukan salah satu kunci keberhasilan Korea Selatan untuk keluar dari jebakan kelas menengah adalah <a href="https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/5730">investasi dan ekspor teknologi</a>, sehingga agenda ini akan selalu diutamakan.</p>
<p>Dengan posisi strategis Puan sebagai Ketua DPR, pemberian gelar ini bisa menguatkan posisi tawar Korea Selatan. Pada ajang G20 lalu, misalnya, DPR RI dan Parlemen Korea Selatan berjumpa dalam Pertemuan Bilateral Forum P20 – sekitar seminggu setelah Puan menerima gelar kehormatannya.</p>
<h2>Bergerak dalam rasionalitas</h2>
<p>Pada akhirnya, gelar <em>honoris causa</em> akan condong bersifat <em>jure digtatis</em> ketimbang pengakuan penelitian dan ilmu pengetahuan.</p>
<p>Jika perguruan tinggi, terutama di Indonesia, tetap ingin berpartisipasi dalam budaya ini, mereka harus memastikan tujuannya untuk misi diplomasi budaya dan nilai-nilai keunggulan, ketimbang misi pribadi universitas atau negara.</p>
<p>Universitas yang memberikan gelar ini harus penuh pertimbangan, kehati-hatian, dan seleksi ketat hanya kepada individu yang layak mendapatkannya karena capaian atau perjuangan mereka. Kesalahan pemberian juga bisa berdampak negatif bagi reputasi universitas, bahkan negara. </p>
<p>Sementara bagi penerima, khususnya politikus dan negarawan dengan jabatan strategis, gelar Dr HC tidak lepas dari permainan kepentingan universitas dan negara pemberi.</p>
<p>Berkaca pada kasus gelar Dr HC Ian Khama, pejabat negara tidak boleh hanya menjadi pion politik dalam perebutan pengaruh antara Cina dan Korea Selatan di kawasan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/196238/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ayu Anastasya Rachman tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Banyak perguruan tinggi dunia memberikan gelar kehormatan dengan dalih memberi pengakuan kepada individu yang dianggap berkontribusi di bidangnya. Tapi benarkah realitasnya demikian?Ayu Anastasya Rachman, PhD Student in International Relations, Diplomacy and Education's Political Economy, Universitas PadjadjaranLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1888452022-08-17T03:55:58Z2022-08-17T03:55:58ZRiset: peneliti perempuan di Indonesia masih tertinggal dalam publikasi riset politik dan hubungan internasional<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/479550/original/file-20220817-20-54dr38.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/thefirebottle/122895549/in/album-72057594078756047/">(Flick/Firebottle)</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p><em>Artikel ini kami terbitkan dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus.</em></p>
<hr>
<p>Kesenjangan gender di dunia kerja adalah salah satu tantangan utama yang dihadapi hampir semua sektor, termasuk di pendidikan tinggi.</p>
<p>Selain ketimpangan jumlah pada komposisi gender dosen dan profesor, di mana profesor laki-laki <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/1468-0432.t01-1-00012">jauh lebih banyak</a> daripada perempuan, dalam publikasi akademik ternyata juga ada <a href="https://academic.oup.com/isp/article-abstract/14/4/507/1863857">kesenjangan yang cukup signifikan</a>. </p>
<p>Berbagai riset tentang gender dari segi akademik <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/ps-political-science-and-politics/article/gender-and-journal-authorship-in-eight-prestigious-political-science-journals/68A43495D68B6750D69DF18B8799C953">di negara-negara maju</a> menemukan bahwa publikasi ilmiah, terutama di kalangan dosen dan peneliti ilmu politik, masih cenderung didominasi oleh peneliti laki-laki.</p>
<p>Kami pun tertarik untuk mencari tahu apakah hal serupa juga terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia.</p>
<p>Sebagai studi kasus, Indonesia adalah negara yang sangat patut untuk dicermati. Dengan populasi terbesar keempat di dunia, dan negara demokrasi terbesar nomor tiga setelah India dan Amerika Serikat (AS), khazanah ilmu politik dan hubungan internasional (HI) di tanah air memainkan peran sentral di kawasan Indo-Pasifik.</p>
<p>Bagaimanakah dinamika gender dalam riset HI selama 20 tahun terakhir? Apakah laki-laki dan perempuan menunjukkan produktivitas dan preferensi tema publikasi yang berbeda? Topik apa yang paling sering diteliti oleh ilmuwan HI laki-laki dan perempuan di Indonesia?</p>
<p>Untuk menjawab pertanyaan di atas, <a href="https://aseas.univie.ac.at/index.php/aseas/article/view/6286/7423">riset kami</a> yang terbit pada Juni 2022 menelusuri jurnal-jurnal HI yang telah terakreditasi pada tingkat tertinggi di portal publikasi <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/">Sinta</a> kelolaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).</p>
<p>Dalam riset tersebut, kami melihat tujuh jurnal HI papan atas di Indonesia (Tabel 1) dan mendata 783 artikel yang terbit selama periode 2000-2019.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/479430/original/file-20220816-1865-dlw01.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/479430/original/file-20220816-1865-dlw01.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/479430/original/file-20220816-1865-dlw01.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=331&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/479430/original/file-20220816-1865-dlw01.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=331&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/479430/original/file-20220816-1865-dlw01.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=331&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/479430/original/file-20220816-1865-dlw01.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=416&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/479430/original/file-20220816-1865-dlw01.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=416&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/479430/original/file-20220816-1865-dlw01.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=416&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Tabel 1. Tujuh Jurnal HI Papan Atas di Indonesia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(SINTA)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Produktivitas, kolaborasi, dan bahasa: peneliti perempuan tertinggal tapi ada harapan</h2>
<p><strong>Pertama</strong>, kami mendapati pola di jurnal-jurnal HI Indonesia yang serupa dengan pola global, yakni dominasi laki-laki dalam publikasi ilmiah (Grafik 1).</p>
<p>Pola ini konsisten selama 20 tahun terakhir, kecuali pada 2009-2011, di mana jumlah publikasi penulis tunggal perempuan lebih banyak daripada laki-laki.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/479434/original/file-20220816-1490-nioe5y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/479434/original/file-20220816-1490-nioe5y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/479434/original/file-20220816-1490-nioe5y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=239&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/479434/original/file-20220816-1490-nioe5y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=239&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/479434/original/file-20220816-1490-nioe5y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=239&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/479434/original/file-20220816-1490-nioe5y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=300&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/479434/original/file-20220816-1490-nioe5y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=300&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/479434/original/file-20220816-1490-nioe5y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=300&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Grafik 1. Jumlah publikasi berdasarkan gender dan tipe penulis selama 2000-2019.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://aseas.univie.ac.at/index.php/aseas/article/view/6286/7423">(Prihatini & Prajuli, 2022)</a>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p><strong>Kedua</strong>, penulis HI di Indonesia juga cenderung sedikit yang melakukan kolaborasi. Dari tujuh jurnal yang kami teliti, hanya satu yang memiliki persentase artikel ilmiah kolaboratif di atas 30%.</p>
<p>Hal ini bisa disebabkan beberapa faktor, mulai dari minimnya kebijakan yang mendorong kerjasama akademik, rendahnya keinginan untuk mengembangkan pendekatan transdisiplin, besarnya beban administratif dosen sehingga sulit meluangkan waktu untuk riset kolaboratif, hingga perbedaan mentalitas antara jurnal yang berumur muda dan tua.</p>
<p>Namun, dalam aspek gender, kami mendapati temuan yang sangat menarik: ternyata peneliti laki-laki lebih suka berkolaborasi dengan sesama laki-laki (Grafik 2).</p>
<p>Komposisi gender tim penulis yang paling dominan, misalnya, adalah tim penulis yang seluruhnya laki-laki (<em>all-male authors</em>), yakni sebesar 33% hingga 52%. Sebaliknya, tim penulis yang seluruhnya perempuan jumlahnya sedikit (<em>all-female authors</em>), yakni hanya 5% sampai 25%.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/479435/original/file-20220816-2827-qc727f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/479435/original/file-20220816-2827-qc727f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/479435/original/file-20220816-2827-qc727f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=331&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/479435/original/file-20220816-2827-qc727f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=331&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/479435/original/file-20220816-2827-qc727f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=331&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/479435/original/file-20220816-2827-qc727f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=416&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/479435/original/file-20220816-2827-qc727f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=416&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/479435/original/file-20220816-2827-qc727f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=416&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Grafik 2. Sebaran komposisi gender tim penulis berdasarkan jurnal ilmiah.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Prihatini & Prajuli, 2022)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p><strong>Ketiga</strong>, kami juga mengamati kecenderungan bahwa artikel berbahasa Inggris lebih banyak ditulis oleh penulis laki-laki daripada perempuan.</p>
<p>Namun, peneliti perempuan terlihat berusaha mengejar ketertinggalan ini. Selama 10 tahun terakhir, misalnya, jumlah artikel berbahasa Inggris yang ditulis perempuan (Grafik 3) meningkat signifikan – bahkan menyalip artikel berbahasa Inggris dari peneliti laki-laki (Grafik 4) dalam 5 tahun terakhir.</p>
<p>Kecenderungan ini mengindikasikan bahwa pada masa yang akan datang, penulis HI di Indonesia – baik laki-laki maupun perempuan – akan lebih sering lagi menerbitkan karyanya dalam Bahasa Inggris. Hal ini sangat baik karena dapat meningkatkan cakupan pembaca serta peluang pengutipan karya ilmiah mereka.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/479436/original/file-20220816-13995-5ffk8h.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/479436/original/file-20220816-13995-5ffk8h.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/479436/original/file-20220816-13995-5ffk8h.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=306&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/479436/original/file-20220816-13995-5ffk8h.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=306&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/479436/original/file-20220816-13995-5ffk8h.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=306&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/479436/original/file-20220816-13995-5ffk8h.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=385&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/479436/original/file-20220816-13995-5ffk8h.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=385&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/479436/original/file-20220816-13995-5ffk8h.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=385&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Grafik 3. Jumlah artikel ilmiah berbahasa Inggris yang ditulis perempuan dalam 20 tahun terakhir.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Prihatini & Prajuli, 2022)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/479438/original/file-20220816-10908-9m440y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/479438/original/file-20220816-10908-9m440y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/479438/original/file-20220816-10908-9m440y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=303&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/479438/original/file-20220816-10908-9m440y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=303&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/479438/original/file-20220816-10908-9m440y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=303&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/479438/original/file-20220816-10908-9m440y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=381&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/479438/original/file-20220816-10908-9m440y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=381&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/479438/original/file-20220816-10908-9m440y.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=381&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Grafik 4. Jumlah artikel ilmiah berbahasa Inggris yang ditulis laki-laki dalam 20 tahun terakhir.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Prihatini & Prajuli, 2022)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Perempuan hadir dalam isu keamanan, tapi laki-laki abai isu gender dan lingkungan</h2>
<p><strong>Keempat</strong>, kami mendalami pola preferensi tema riset HI di antara penulis laki-laki dan perempuan (Grafik 5).</p>
<p>Dari hampir 800 artikel yang terbit, judul karya oleh penulis perempuan dan laki-laki sama-sama mengindikasikan minat terhadap isu Indonesia, ASEAN, dan Cina. Mereka juga punya minat yang kuat terkait kebijakan, diplomasi, dan pembangunan.</p>
<p>Ada juga sejumlah perbedaan minat antara mereka. Meski peneliti perempuan tidak banyak menulis terkait isu maritim, mereka masih mendominasi judul-judul dengan tema lingkungan, perempuan, dan manusia.</p>
<p>Temuan ini menunjukan adanya <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/ps-political-science-and-politics/article/you-research-like-a-girl-gendered-research-agendas-and-their-implications/6017F061B759D870183FC6D8A71C1DCF">kesamaan pola antara Indonesia dan negara-negara Barat</a>, yaitu para penulis laki-laki tidak memiliki minat besar terkait isu perempuan dan lingkungan.</p>
<p>Dalam hal kata kunci, penulis perempuan juga ternyata paling banyak menggunakan kata-kata seperti “publik”, “hak”, “budaya”, “gender”, “perempuan”, “lingkungan”, “pekerja”, “identitas”, “migran”, “sosial”, dan “budaya”. Sementara, penulis laki-laki banyak menggunakan kata “global”, “pertahanan”, “teori”, “krisis”, dan “perdagangan”.</p>
<p>Uniknya, penulis perempuan dan laki-laki sama-sama suka meneliti tema terorisme, demokrasi, strategi, dan konflik.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/479442/original/file-20220816-9536-nsnvum.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/479442/original/file-20220816-9536-nsnvum.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/479442/original/file-20220816-9536-nsnvum.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=1235&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/479442/original/file-20220816-9536-nsnvum.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=1235&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/479442/original/file-20220816-9536-nsnvum.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=1235&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/479442/original/file-20220816-9536-nsnvum.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1552&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/479442/original/file-20220816-9536-nsnvum.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1552&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/479442/original/file-20220816-9536-nsnvum.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1552&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Grafik 5. Preferensi kata kunci riset HI antara peneliti laki-laki dan perempuan.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Prihatini & Prajuli, 2022)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Terkait isu keamanan (<em>security</em>), penulis perempuan dan laki-laki ternyata memiliki minat yang sama-sama tinggi – bahkan menjadi topik favorit secara umum di bidang HI. Padahal, <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/politics-and-gender/article/abs/women-in-international-relations/A5C27C99B2238D9C494F296FE8D4BB3E">riset di AS</a> sebelumnya menemukan bahwa peneliti HI perempuan tidak setertarik laki-laki dalam mendalami topik ini.</p>
<p>Bahkan, kami tidak menemukan kesenjangan gender dalam isu yang menyangkut Asia, militer, kerjasama, dan tata kelola (<em>governance</em>).</p>
<p>Selain itu, analisis kata kunci di atas juga menunjukkan bahwa cendekiawan HI di Indonesia, terlepas dari gendernya, masih memiliki perspektif ke dalam (<em>inward-looking perspective</em>). Hal ini tidak mengejutkan karena telah sejak lama Indonesia dikenal <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/app5.203">berfokus pada negara sendiri</a>. Ini pun terlihat dalam aspek ekonomi, keamanan, maupun kebijakan luar negeri.</p>
<p>Konsekuensinya, jarak geografis (<em>proximity</em>) suatu negara dengan Indonesia mempengaruhi minat riset mereka. Di antara laki-laki maupun perempuan, topik seputar Asia, ASEAN, Cina, Jepang, dan Indonesia menjadi wilayah-wilayah paling dominan di dalam kajian HI yang muncul di jurnal-jurnal yang kami teliti.</p>
<h2>Mendorong kehadiran peneliti perempuan dalam publikasi riset</h2>
<p>Temuan riset kami menunjukkan bahwa publikasi akademik menjadi salah satu ruang yang masih sangat perlu ditelaah secara mendalam.</p>
<p>Ini penting demi mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang perkembangan khazanah keilmuan di Indonesia. Bidang HI yang kami dalami dalam riset ini, misalnya, menunjang peran krusial Indonesia di wilayah Asia-Pasifik.</p>
<p>Sayangnya, pemetaan kami terkait pola riset HI di Indonesia selama dua dekade terakhir menunjukkan produktivitas yang masih cenderung timpang antara peneliti laki-laki dan perempuan.</p>
<p>Dunia riset sosial di Indonesia perlu terus mencari strategi yang dapat mendukung peningkatan produktivitas serta kolaborasi, meningkatkan kehadiran buah pikir akademisi perempuan, dan mengokohkan perspektif yang memperkaya keilmuan HI Indonesia secara inklusif.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/188845/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pemetaan kami terkait pola riset HI di Indonesia selama dua dekade terakhir menunjukkan produktivitas yang masih cenderung timpang antara peneliti laki-laki dan perempuan.Ella S. Prihatini, Lecturer of International Relations, Faculty of Humanities, Binus UniversityWendy Andhika Prajuli, Lecturer in International Relations, Binus UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1857762022-07-06T02:40:49Z2022-07-06T02:40:49ZNegara kaya ingkari janji pendanaan iklim negara berkembang, apa akibatnya bagi Indonesia?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/470713/original/file-20220624-14-qmxx41.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">c b f k</span> </figcaption></figure><p><a href="https://unfccc.int/news/bonn-climate-change-conference-makes-progress-in-several-technical-areas-but-much-work-remains">Konferensi Iklim di Bonn, Jerman,</a> yang berakhir pada pertengahan Juni masih menemui jalan buntu terkait <a href="https://www.bbc.co.uk/news/science-environment-61819852">pendanaan iklim negara maju</a> ke negara miskin dan berkembang.</p>
<p>Negara-negara maju, terutama Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa, ogah membayar <a href="https://www.kompas.id/baca/internasional/2021/11/10/negara-miskin-desak-kompensasi-negara-kaya-terkait-dampak-perubahan-iklim">kompensasi kerugian dan kerusakan parah</a> yang dialami negara berkembang karena krisis iklim. Mereka berdalih pembiayaan itu membutuhkan dana jumbo dengan jangka waktu puluhan tahun.</p>
<p>Penolakan ini mesti disikapi serius. Pasalnya, upaya meredam kerusakan bumi oleh negara miskin dan berkembang membutuhkan dana yang tak sedikit. Seiring waktu, kerusakan tersebut <a href="https://www.oxfam.org/en/5-natural-disasters-beg-climate-action">berdampak kian parah dan semakin meluas.</a> Ini didukung <a href="https://report.ipcc.ch/ar6wg2/pdf/IPCC_AR6_WGII_FinalDraft_FullReport.pdf">laporan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) terbaru</a> yang menjelaskan bahwa penduduk paling rentan berada di wilayah Afrika barat, tengah, dan timur, Asia Tenggara, Amerika tengah dan selatan, negara-negara pulau kecil berkembang, dan kutub utara.</p>
<p>Negara-negara di kawasan ini, <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20211228174507-4-302767/ri-butuh-rp-3461-t-kendalikan-perubahan-iklim-duitnya-ada">termasuk Indonesia,</a> juga masih kewalahan melakukan langkah adaptasi di tengah iklim yang berubah.</p>
<h2>Dana yang kurang dan timpang</h2>
<p>Negara-negara kaya AS, Kanada, Eropa, Jepang, Rusia, dan Australia, dituntut untuk lebih bertanggung jawab menangani persoalan perubahan iklim. Pasalnya, sejak puluhan tahun silam, mereka <a href="https://www.thelancet.com/journals/lanplh/article/PIIS2542-5196(20)30196-0/fulltext">menghasilkan emisi yang jauh lebih banyak</a> dibandingkan negara miskin dan berkembang.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/470717/original/file-20220624-26-teh657.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/470717/original/file-20220624-26-teh657.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/470717/original/file-20220624-26-teh657.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=623&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/470717/original/file-20220624-26-teh657.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=623&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/470717/original/file-20220624-26-teh657.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=623&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/470717/original/file-20220624-26-teh657.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=783&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/470717/original/file-20220624-26-teh657.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=783&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/470717/original/file-20220624-26-teh657.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=783&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Porsi emisi global selama 1850-1969 menunjukkan negara-negara kaya bertanggung jawab atas kerusakan bumi sejak lebih dari seabad silam.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.thelancet.com/journals/lanplh/article/PIIS2542-5196(20)30196-0/fulltext">(Jason Hickel/Lancet)</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ini sebenarnya sudah disadari sejumlah negara maju. Pada 2009, mereka <a href="https://www.nature.com/articles/d41586-021-02846-3">berkomitmen mengucurkan pendanaan senilai US$100 miliar per tahun mulai 2020.</a> Sialnya, janji ini tak kunjung terpenuhi.</p>
<p>Apakah nilai bantuan US$100 miliar per tahun cukup untuk membantu negara miskin? Tentu tidak. <a href="https://www.climatepolicyinitiative.org/publication/global-landscape-of-climate-finance-2021/#:%7E:text=An%20increase%20of%20at%20least,dangerous%20impacts%20of%20climate%20change.">Organisasi nirlaba Climate Policy Initiative,</a> menaksir dunia membutuhkan pendanaan iklim US$ 4,5-5 triliun (Rp66.791-74.212 triliun) per tahun pada tahun 2030. </p>
<p>Kelompok negara kaya juga mendapat kritik atas penyaluran dana yang <a href="https://www.wri.org/insights/developed-countries-contributions-climate-finance-goal">tidak proporsional</a> dibandingkan kekuatan ekonomi mereka. </p>
<p>Berdasarkan perhitungan organisasi nirlaba World Resources Institute, guna mencapai target U$100 miliar per tahun, 23 negara kaya membutuhkan alokasi dana sedikitnya <a href="https://www.wri.org/insights/developed-countries-contributions-climate-finance-goal">0,22% dari Pendapatan Nasional Bruto (PNB) masing-masing.</a></p>
<p>Sayangnya, <a href="https://ukcop26.org/wp-content/uploads/2021/11/Table-of-climate-finance-commitments-November-2021.pdf">data kompilasi komitmen pendanaan iklim</a> versi Pemerintah Inggris menunjukkan komitmen pendanaan sebagian besar negara kaya masih di bawah batas minimum 0,22% dari PNB.</p>
<p>Sebagai contoh, AS mengalokasikan pendanaan sebesar US$11,4 miliar per tahun hingga 2024. Jumlah ini hanya 0,05% dari <a href="https://data.worldbank.org/indicator/NY.GNP.MKTP.CD?locations=US">PNB AS tahun 2020.</a></p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/470716/original/file-20220624-12-in90g6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/470716/original/file-20220624-12-in90g6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=334&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/470716/original/file-20220624-12-in90g6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=334&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/470716/original/file-20220624-12-in90g6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=334&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/470716/original/file-20220624-12-in90g6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=419&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/470716/original/file-20220624-12-in90g6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=419&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/470716/original/file-20220624-12-in90g6.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=419&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Krisis air dan kekeringan menghantui sejumlah wilayah pedesaan di India akibat iklim yang berubah.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Water-crisis.jpg">(Sumber: Gaurav Bhosle/Wikimedia)</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Selain tak proporsional, pendanaan juga masih berat sebelah ke upaya-upaya mitigasi (pengurangan emisi untuk meredam risiko perubahan iklim). Pembiayaan untuk mengatasi dampak iklim (adaptasi) di negara berkembang masih loyo. Porsinya pada 2019 <a href="https://www.oecd.org/newsroom/statement-from-oecd-secretary-general-mathias-cormann-on-climate-finance-in-2019.htm">hanya 25% dari total pendanaan iklim.</a></p>
<p>Pembiayaan adaptasi amat diperlukan negara miskin dan berkembang. Sebab, dampak krisis iklim justru menambah beban perkara yang sudah ada di negara tersebut. Misalnya persoalan kemiskinan, minimnya akses kebutuhan dasar, literasi yang rendah, konflik, dan buruknya tata kelola pemerintahan.</p>
<p>Beban berganda (bahkan lebih) tersebut akhirnya menghambat laju pembangunan di negara miskin dan berkembang. Ini juga menjadi salah satu <a href="https://theconversation.com/negara-maju-harus-ambil-peran-lebih-banyak-dalam-perubahan-iklim-122214">penyebab kenaikan ketimpangan antara negara kaya dan miskin.</a></p>
<h2>Apa dampaknya bagi Indonesia?</h2>
<p>Mandeknya pendanaan negara kaya mengakibatkan upaya penanganan perubahan iklim di Indonesia tak optimal. Misalnya, dalam komitmen iklimnya, pemerintah telah mematok upaya pengurangan emisi <a href="https://drive.google.com/file/d/1BrAgnLuvPqJqAnkDyliD4xFghNHfKAOM/view">bisa mencapai 41% pada 2030</a> dengan bantuan internasional. Sementara, jika berbasiskan kemampuan sendiri, Indonesia hanya mampu mengurangi 29% emisinya.</p>
<p>Per 2019, pemerintah melaporkan pengurangan emisi Indonesia baru mencapai <a href="http://ditjenppi.menlhk.go.id/reddplus/images/adminppi/dokumen/igrk/LAP_igrk2020.pdf">9,63%.</a></p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/kesepakatan-cop26-glasgow-memuat-4-poin-penting-apakah-aksi-iklim-indonesia-sudah-sesuai-jalur-172206">Kesepakatan COP26 Glasgow memuat 4 poin penting, apakah aksi iklim Indonesia sudah sesuai jalur?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Dana adaptasi yang diterima Indonesia pun masih relatif sedikit. Berdasarkan data Adaptation Fund – lembaga nirlaba dengan fokus isu pembiayaan iklim – Indonesia mendapatkan <a href="https://www.adaptation-fund.org/projects-programmes/project-information/projects-table-view/">lima proyek adaptasi</a> dengan total hibah sebesar 9,7 juta dolar Amerika Serikat (AS).</p>
<p>Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dana yang diterima Kepulauan Solomon yaitu sebesar <a href="https://www.adaptation-fund.org/projects-programmes/project-information/projects-table-view/">9,9 juta dolar AS.</a></p>
<p>Padahal, apabila dilihat dari jumlah populasi dan luas wilayah, dampak yang dialami Indonesia akibat krisis iklim jauh lebih besar. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan kerugian ekonomi yang dialami Indonesia adalah sebesar <a href="https://lcdi-indonesia.id/2022/01/11/bappenas-prediksi-kerugian-akibat-perubahan-iklim-rp-544-t-begini-rinciannya/">Rp 544 triliun untuk periode 2020-2024</a> atau rata-rata Rp 108 triliun per tahun.</p>
<h2>Langkah Strategis Terkait Pendanaan Iklim</h2>
<p>Indonesia perlu terus mendesak negara kaya untuk membayar ‘utang iklimnya’ ke negara miskin dan berkembang. Ada empat langkah yang bisa dilakukan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/470715/original/file-20220624-16-4vqb33.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/470715/original/file-20220624-16-4vqb33.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=428&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/470715/original/file-20220624-16-4vqb33.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=428&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/470715/original/file-20220624-16-4vqb33.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=428&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/470715/original/file-20220624-16-4vqb33.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=538&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/470715/original/file-20220624-16-4vqb33.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=538&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/470715/original/file-20220624-16-4vqb33.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=538&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Presiden Joko Widodo dalam konferensi iklim PBB (COP26) di Glasgow.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Laily Rachev/Biro Setpres RI)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p><strong>Pertama,</strong> Indonesia perlu konsisten melaksanakan prinsip <a href="https://kumparan.com/kumparannews/jokowi-beri-3-solusi-atasi-perubahan-iklim-di-ktt-iklim-as-1vbb54WQlGS/3">‘<em>to lead by example</em>’ (memimpin dengan memberi contoh)</a> yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada KTT Perubahan Iklim di AS tahun lalu.</p>
<p>Pemerintah pun perlu menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya meminta bantuan tapi juga berkomitmen mengucurkannya bantuan.</p>
<p>Hal ini penting untuk meningkatkan posisi tawar negara, sekaligus menunjukkan itikad baik penanganan krisis iklim melalui aksi kolektif, tidak hanya membebankan tanggung jawab kepada negara kaya.</p>
<p>Indonesia sudah memulai aksi positif dengan berkomitmen untuk <a href="https://asiatoday.id/read/32483">membantu peningkatan kapasitas Negara-negara Kepulauan Pasifik</a> pada KTT Adaptasi Iklim 2021. Langkah ini tepat dan perlu dilanjutkan dengan aksi nyata.</p>
<p><strong>Kedua,</strong> memperkuat koalisi negara berkembang dengan melibatkan aktor non-negara (organisasi nirlaba, pengusaha, filantropis, dan akademisi). Koalisi ini berguna untuk menggaungkan peningkatan ambisi pendanaan iklim negara kaya, serta memasukan kerugian dan kerusakan sebagai pilar ketiga selain mitigasi dan adaptasi.</p>
<p><strong>Ketiga,</strong> dalam negosiasi iklim selanjutnya, Indonesia perlu menyuarakan distribusi pendanaan untuk aksi adaptasi yang lebih proporsional. Kucuran dana mesti memperhitungkan dampak yang sudah dialami suatu negara, maupun potensinya di masa depan.</p>
<p><strong>Keempat,</strong> Indonesia sedang memegang <a href="https://kemlu.go.id/portal/id/read/3288/berita/presidensi-g20-indonesia">Presidensi G20 (Group of 20).</a> Posisi ini strategis untuk menjembatani dialog negara maju dengan negara berkembang terkait pendanaan iklim. Selain itu, forum ini dapat digunakan untuk menagih janji sembilan anggota G20 yaitu Amerika Serikat, Australia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Perancis, Uni Eropa, dan Spanyol – sebagai tamu tetap – yang telah mengikat janji pendanaan US$100 miliar untuk pendanaan iklim.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/185776/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Stanislaus Risadi Apresian adalah Kandidat Doktor di School of Politics and International Studies, University of Leeds, penerima dana Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI) dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).</span></em></p>Indonesia perlu terus mendesak negara kaya untuk membayar ‘utang iklimnya’ ke negara miskin dan berkembang. Tanpa bantuan internasional, upaya mengatasi perubahan iklim indonesia akan kurang optimal.Stanislaus Risadi Apresian, Assistant Professor of International Relations, Universitas Katolik ParahyanganLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1794732022-03-17T14:33:02Z2022-03-17T14:33:02ZBagaimana Cina menggunakan beasiswa kuliah untuk menyetir pandangan politik para santri Indonesia<p>Dalam beberapa tahun terakhir, Cina semakin intens memperluas pengaruh budaya mereka di Indonesia, setelah sebelumnya gencar menanamkan pijakan ekonomi dan politiknya di negeri ini.</p>
<p>Salah satu upaya yang signifikan, namun jarang tersorot, adalah dengan menjaring pelajar Muslim – terutama kelompok santri – melalui pemberian beasiswa.</p>
<p>Ini bagian dari upaya berkelanjutan Cina untuk menyuguhkan citra positif di mata masyarakat Indonesia. Pemerintah Cina juga ingin memastikan kebijakan domestiknya mengenai keagamaan, termasuk isu <a href="https://theconversation.com/how-an-independent-tribunal-came-to-rule-that-china-is-guilty-of-genocide-against-the-uyghurs-173604">diskriminasi terhadap minoritas Uyghur</a> di Xinjiang, dapat dikontrol narasinya.</p>
<p>Cina telah menawarkan beasiswa pada masyarakat Indonesia sejak lama. Namun, penargetan secara khusus untuk para santri baru semakin gencar akhir-akhir ini, menyusul kritik keras masyarakat Indonesia terkait beberapa kebijakan Cina, termasuk menjamurnya <a href="https://thediplomat.com/2019/07/where-is-indonesia-on-chinas-belt-and-road-initiative/">megaproyek <em>Belt and Road Initiative</em> (BRI)</a> maupun diskriminasi terhadap minoritas Muslim Uyghur.</p>
<p>Potensi “tujuan terselubung” ini, misalnya, terlihat dari banyaknya santri alumni beasiswa Cina yang kemudian <a href="https://radarmadura.jawapos.com/features/22/05/2021/kuliah-ke-tiongkok-tak-otomatis-jadi-komunis">menulis di berbagai media</a> tentang bagaimana “kebebasan agama” dijamin di Cina.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/cina-kembangkan-pengaruhnya-melalui-media-dengan-3-strategi-berikut-174705">Cina kembangkan pengaruhnya melalui media dengan 3 strategi berikut</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Mereka turut membeo narasi Beijing bahwa isu di Xinjiang, tempat kamp penahanan bagi kelompok Uyghur, bukanlah isu diskriminasi melainkan upaya meredam “pemberontakan warga” terhadap pemerintah Cina.</p>
<p>Para santri ini juga lebih aktif <a href="https://www.youtube.com/watch?v=h5hWcQCi9RY&list=PLnzjO2sF1s6Bi6G6cYHKwqbkwqh74Vf9P">berbicara</a> tentang Cina secara positif di media. Beberapa bahkan <a href="https://tajukonline.com/2018/12/23/surat-terbuka-untuk-hmi-yang-unjuk-rasa-bela-muslim-uighur-di-cina/">mengutuk</a> mahasiswa Muslim lain yang <a href="https://www.thinkchina.sg/chinas-islamic-diplomacy-indonesia-seeing-results">menyerukan pemboikotan Olimpiade Beijing</a>, maupun pihak lain yang memprotes kejahatan Cina di Xinjiang.</p>
<p>Studi baru-baru ini <a href="https://journal.uny.ac.id/index.php/jss/article/view/34604">mengungkap</a> adanya pergeseran pandangan di antara anggota Muhammadiyah, organisasi Muslim terbesar kedua di Indonesia, terutama para santri yang hidup di Cina. Aktivitas media sosial mereka menghadirkan citra Cina yang lebih positif.</p>
<h2>Pelajar Muslim menjadi target Cina</h2>
<p>Bagi para pelajar Indonesia, Cina menjadi negara tujuan pendidikan tinggi kedua terfavorit.</p>
<p><a href="https://siarilmu.com/2020/01/17/china-tambah-kuota-beasiswa-indonesia-menjadi-3-000-mahasiswa/">Data terbaru tahun 2019</a> dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing menyebutkan bahwa ada 15.780 orang Indonesia yang sedang menempuh studi di Negeri Tirai Bambu, dengan kuota beasiswa yang terus bertambah.</p>
<p>Skema beasiswa yang ditawarkan sangat bervariasi. Namun, sebagian besar penerima beasiswa mengikuti program Chinese Government Scholarship (CGS).</p>
<p>Di antara skema-skema tersebut, ada satu program beasiswa yang secara khusus <a href="https://nu.or.id/nasional/lptnu-kembali-buka-beasiswa-studi-master-dan-doktor-di-tiongkok-LUiEi">menyasar ormas Islam terbesar di Indonesia</a>, yakni Nahdlatul Ulama (NU). Pelajar yang berafiliasi dengan NU mendapat kuota spesial untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Cina secara gratis. </p>
<p>Berbagai mahasiswa ini kemudian tersebar di berbagai universitas di Cina. Seiring meningkatnya jumlah pelajar NU tersebut, mereka kemudian mendirikan Pengurus Cabang Istimewa NU Cina (<a href="https://www.instagram.com/pcinu_tiongkok/?hl=en">PCINU-Cina</a>).</p>
<p>Para penerima beasiswa santri ini juga menyelenggarakan berbagai acara di Cina seperti webinar dan <a href="https://www.laduni.id/post/read/63347/pergumulan-santri-indonesia-di-tiongkok-pcinu-tiongkok-bedah-buku">peluncuran buku</a>. Memperingati “Hari Santri” pada 2020, PCINU-Cina <a href="https://www.ngopibareng.id/read/nu-kuatkan-relasi-indonesia-tiongkok-ini-model-diplomasi-santri-365652">menggelar</a> webinar yang membahas peran Santri dalam memperkuat hubungan bilateral Cina-Indonesia.</p>
<p>Mereka juga sering diundang untuk menghadiri acara yang dibuat Partai Komunis Cina (CCP) seperti <a href="https://mediaindonesia.com/opini/391853/diplomasi-santri-melihat-islam-dan-kemajuan-tiongkok">Xinjiang Brief Forum</a>. Cina mendesain forum tersebut untuk mengundang umat Islam global dan memberitahu mereka bagaimana narasi yang tepat saat mengkomunikasikan masalah Xinjiang kepada masyarakat di negara mereka masing-masing.</p>
<p>Dalam acara tersebut, para pelajar Muslim Indonesia <a href="https://mediaindonesia.com/opini/391853/diplomasi-santri-melihat-islam-dan-kemajuan-tiongkok">sepakat</a> bahwa isu Xinjiang perlu dilihat secara “komprehensif”. Mereka secara tegas memilih untuk tidak mempercayai laporan dan pemberitaan yang ditulis oleh media Barat.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/h5hWcQCi9RY?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Pelajar Muslim Indonesia yang menempuh studi di Cina secara aktif hadir di berbagai media untuk menampilkan citra Cina secara positif.</span></figcaption>
</figure>
<p>PCINU-Cina pernah <a href="https://mediaindonesia.com/opini/391853/diplomasi-santri-melihat-islam-dan-kemajuan-tiongkok">menghadiri undangan</a> ke China-Indonesia Symposium on Islamic Culture di Quanzhou, Wuhan, pada 2019 dan 2020. Acara ini diselenggarakan Pemerintah Provinsi Fujian bersama Huaqiao University dan China-Indonesia People-to-People Exchange Development Forum sebagai wadah untuk berbagi pandangan akademisi, praktisi, dan pejabat mengenai hubungan Indonesia dan Cina.</p>
<p>Salah satu situs berita milik NU, yakni NU Online, juga <a href="https://www.nu.or.id/post/read/105921/tak-sulit-menemukan-makanan-halal-untuk-berbuka-puasa-di-china">mempublikasikan</a> artikel-artikel yang seolah melukis gambaran kehidupan yang damai dan nyaman bagi para umat Islam yang tinggal di Cina.</p>
<p>Dalam perkembangannya, selain NU, Cina pun telah <a href="https://siarilmu.com/2020/06/08/ini-peluang-beasiswa-kuliah-di-china/">menawarkan</a> beasiswa kepada pelajar Muhammadiyah. Meski jumlah pastinya tidak dilaporkan, upaya ini tampaknya membuahkan hasil. Banyak penerima beasiswa tersebut kini <a href="https://journal.uny.ac.id/index.php/jss/article/view/34604">mulai memuji Beijing</a>.</p>
<p>Selain beasiswa kuliah penuh, Cina juga menawarkan banyak beasiswa <em>short course</em> (program akademik berjangka pendek). Pada 2019, misalnya, Beijing <a href="https://kabar24.bisnis.com/read/20191128/79/1175333/pemerintah-china-menawarkan-beasiswa-untuk-santri-indonesia">menawarkan</a> beasiswa kepada santri khusus untuk mengunjungi wilayah Xinjiang untuk mengamati kehidupan umat Islam di daerah tersebut melalui tur yang dipandu.</p>
<p>Cina bahkan <a href="https://kemlu.go.id/portal/id/read/824/berita/delegasi-santri-indonesia-goes-to-china-untuk-terus-menyemai-benih-perdamaian-dunia">berkolaborasi</a> dengan Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia untuk mengirimkan beberapa delegasi santri untuk berkunjung ke Cina. Program ini diberi nama “Santri Untuk Perdamaian Dunia, Goes to China”.</p>
<p>Dalam agenda tersebut, para santri bertemu dengan perwakilan dari berbagai lembaga nasional di Cina. Di antaranya adalah China Islamic Association (CIA), untuk mendengarkan seminar bertema “Islam di Cina”, yang tentunya merupakan versi Beijing.</p>
<p>Pada kunjungan tahun 2019, misalnya, tokoh CIA mengklaim bahwa hubungan antara Muslim Cina dan pemerintah Cina terjalin sangat baik.</p>
<p>Sebelumnya pada 2013, sekitar 60 santri dari <a href="https://pmarrisalah.ac.id">Pondok Pesantren Ar-Risalah Jawa Timur </a>diundang menghadiri kelas musim panas di Hangzhou. Pesantren Nurul Jadid Probolinggo Jawa Timur juga mengabarkan bahwa mereka <a href="http://psdr.lipi.go.id/news-and-events/opinions/dari-pondok-ke-tiongkok-diaspora-santri-nurul-jadid-ke-negeri-tirai-bambu.html">menerima</a> beasiswa dari pemerintah Cina untuk sejumlah santrinya.</p>
<p>Selama bertahun-tahun, Cina telah <a href="https://en.antaranews.com/news/139848/china-increases-scholarship-quota-to-3000-for-indonesian-students">berkomitmen</a> untuk terus memberikan beasiswa kepada mahasiswa Muslim Indonesia.</p>
<p>Tahun lalu, perguruan tinggi di Daerah Otonomi Ningxia Cina <a href="https://www.antaranews.com/berita/2252670/ningxia-tawarkan-beasiswa-untuk-santri-indonesia">mempromosikan</a> program beasiswa kepada komunitas santri Indonesia. Mereka menggunakan slogan “Lulusan pesantren bisa belajar teknologi dan bisnis di Ningxia University”.</p>
<p>Beragam beasiswa ini tidak hanya dipromosikan oleh perwakilan dari Cina saja, melainkan juga disebarkan oleh para alumni di Tanah Air melalui seminar dan konferensi. Banyak di antaranya bahkan <a href="https://majt.or.id/tag/majt/">diselenggarakan</a> di masjid dan kampus Islam.</p>
<h2>Melawan narasi Beijing</h2>
<p>Para santri ini, yang sangat fasih dan mengerti betul mengenai konsep “persaudaraan sesama Muslim” seharusnya dapat berbicara lebih banyak tentang penderitaan Muslim Uyghur di Xinjiang.</p>
<p>Mereka seharusnya tidak mempercayai narasi Beijing begitu saja. Ada banyak sekali laporan komprehensif dan terpercaya dari <a href="https://www.hrw.org/report/2021/04/19/break-their-lineage-break-their-roots/chinas-crimes-against-humanity-targeting">organisasi hak asasi manusia</a>, <a href="https://theconversation.com/how-an-independent-tribunal-came-to-rule-that-china-is-guilty-of-genocide-against-the-uyghurs-173604">panel independen</a>, dan bahkan <a href="https://www.mepanews.com/exclusive-interview-with-uyghur-activist-arslan-hidayat-about-east-turkistan-41797h.htm">kesaksian dari penyintas</a> yang <a href="https://www.nytimes.com/interactive/2019/11/16/world/asia/china-xinjiang-documents.html">mengonfirmasi</a> bahwa kejahatan kemanusiaan di Xinjiang terhadap Muslim Uyghur benar terjadi dan hingga kini masih berlangsung.</p>
<p>Sayangnya, sampai artikel ini terbit, sulit untuk menemukan laporan atau tulisan terkait santri yang menentang sikap pemerintah Cina atas isu Uyghur.</p>
<p>Komunitas santri harus bisa menggunakan waktu mereka di Cina untuk mempelajari lebih lanjut dan menguak tabir tentang perjuangan Muslim Uyghur dan kondisi kehidupan mereka yang sebenarnya.</p>
<p>Dengan intelektualitas dan kapasitas mereka, para santri punya peran besar untuk turut serta melobi pemerintah Indonesia dan tokoh-tokoh terkemuka untuk mengeluarkan pernyataan yang kuat dan tegas menentang kebijakan Cina di Xinjiang.</p>
<p>Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah menulis surat terbuka. Ini tidak hanya ditujukan ke Beijing, tapi juga menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk mengambil sikap menekan Cina. Dengan ini, para santri Indonesia pun dapat mengajak pelajar Muslim lain di seluruh dunia serta organisasi lain yang relevan untuk membantu membebaskan saudara Muslim Uyghur dari penindasan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/179473/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Muhammad Zulfikar Rakhmat tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Cina menggunakan beasiswa kuliah untuk membentuk pandangan politik para santri Indonesia terkait isu seperti diskriminasi terhadap minoritas Uyghur.Muhammad Zulfikar Rakhmat, Assistant Professor in International Relations, Universitas Islam Indonesia (UII) YogyakartaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1747052022-01-12T03:45:17Z2022-01-12T03:45:17ZCina kembangkan pengaruhnya melalui media dengan 3 strategi berikut<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/440350/original/file-20220111-27-vb9ty5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C8%2C5472%2C3628&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">The Climate Reality Project </span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span></figcaption></figure><p>Cina, dalam beberapa tahun terakhir, kian memperlihatkan upaya untuk <a href="https://www.ned.org/wp-content/uploads/2021/02/Chinas-Global-Media-Footprint-Democratic-Responses-to-Expanding-Authoritarian-Influence-Cook-Feb-2021.pdf">memperluas pengaruh medianya</a> secara global seiring dengan pesatnya pertumbuhan peran Cina dalam tatanan dunia. </p>
<p>Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, tak urung menjadi salah satu target prioritas propaganda media Beijing, terlebih karena <a href="https://thediplomat.com/2019/07/where-is-indonesia-on-chinas-belt-and-road-initiative/">Indonesia menjadi lokasi strategis dan penting bagi terwujudnya mega proyek infrastruktur milik Cina <em>Belt and Road Initiative</em> (BRI)</a>.</p>
<p>Di berbagai belahan dunia, strategi pemerintah Cina dalam menyebarkan informasi dan menanamkan narasi versinya adalah dengan melakukan <a href="https://hongkongfp.com/2019/05/14/nepal-probes-journalists-dalai-lama-news-amid-fears-growing-chinese-influence/">kesepakatan berbagi konten</a> melalui <a href="http://www.asean-china-center.org/english/2021-01/6430.html">kemitraan dengan media</a>, <a href="https://www.ifj.org/fileadmin/user_upload/IFJ_ChinaReport_2020.pdf">pengaturan sensor</a>, serta <a href="https://www.chinadaily.com.cn/china/2016-10/17/content_27077588.htm">pelatihan bagi para jurnalis asing</a>. </p>
<p>Cina mengadopsi berbagai strategi di atas dengan tujuan untuk <a href="https://www.ned.org/wp-content/uploads/2021/02/Chinas-Global-Media-Footprint-Democratic-Responses-to-Expanding-Authoritarian-Influence-Cook-Feb-2021.pdf">memperkuat narasi</a> yang sejalan dengan kepentingan Partai Komunis Cina (PKC) untuk disebarkan, terutama ke negara-negara yang memiliki jalinan kerja sama penting dengan Negeri Tirai Bambu ini, tak terkecuali Indonesia. </p>
<h2>Memperluas kehadiran fisik</h2>
<p>Beberapa media Cina juga telah mendirikan kantor cabang mereka di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, seperti <a href="https://teknologi.bisnis.com/read/20150528/105/438334/tiongkok-luncurkan-channel-televisi-di-indonesia-bernama-hi-indo"><em>Hi Indo! Channel</em></a> yang beroperasi di bawah otoritas China International Television Corporation (CITV) dan menargetkan para penonton muda. Selain itu, kantor berita terbesar di Cina, <a href="http://www.carialamat.com/xinhua-news-agency-jakarta-83849.html"><em>Xinhua</em></a>, pun telah membuka kantor cabangnya di Jakarta.</p>
<p>Perkembangan ini mempunyai andil besar <a href="https://www.weforum.org/agenda/2015/08/how-chinese-media-is-going-global/">untuk memudahkan agenda operasional mereka</a>, terutama dalam upaya merekrut <a href="https://www.linkedin.com/in/sinagalex/?originalSubdomain=id">wartawan dan pegawai lokal</a> yang diharapkan dapat membantu memastikan bahwa “narasi versi Cina” tersebar secara luas melalui bahasa lokal.</p>
<p>Beberapa media Cina juga telah merambah dunia digital dengan memiliki akun media sosial berbahasa Indonesia. Contoh paling krusial adalah <a href="https://twitter.com/xhindonesia"><em>Xinhua</em></a>, yang memiliki akun Twitter berbahasa Indonesia dengan 64.400 pengikut.</p>
<p>Meskipun jumlah pengikut ini tidak seberapa dibandingkan dengan media asing lainnya seperti <em>Voice of America</em> milik Amerika Serikat di Indonesia dengan <a href="https://twitter.com/voaindonesia?lang=en">324.000 pengikut</a>, namun kehadiran akun media sosial Cina versi Bahasa Indonesia ini telah membuka pintu bagi PKC untuk menyebarkan narasinya kepada penduduk Indonesia secara langsung. </p>
<p>Laman Twitter <em>Xinhua</em> Indonesia, misalkan saja, sering berisi <a href="https://twitter.com/XHIndonesia/status/1477912614684426240">terjemahan pidato Xi Jinping</a> yang menyebarkan narasi tentang bagaimana proyek BRI akan <a href="https://twitter.com/XHIndonesia/status/867950991773007872">menguntungkan Indonesia</a>. Topik mengenai <a href="https://twitter.com/XHIndonesia/status/1453647727913472003">unifikasi Taiwan dengan Cina</a> serta berita tentang kunjungan dan <a href="https://twitter.com/XHIndonesia/status/1203192637097943040">komentar positif</a> politikus Indonesia terhadap Xinjiang juga sering menghiasi laman twitter akun tersebut.</p>
<h2>Mengundang wartawan ke Cina dan bekerja sama dengan media Indonesia</h2>
<p>Selain itu, dalam beberapa waktu belakangan ini, Cina juga sangat aktif <a href="https://www.chinadaily.com.cn/china/2016-10/17/content_27077588.htm">mengundang</a> banyak jurnalis asing ke negara itu dengan tujuan agar Cina dapat mensuplai informasi yang telah dikurasi sesuai dengan narasi berita yang ingin ia sebarkan ke dunia. </p>
<p>Pada 2019, perwakilan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) turut <a href="https://www.tribunnews.com/nasional/2018/06/21/itikad-baik-dasar-kerjasama-wartawan-indonesia-china">menghadiri</a> konferensi Forum Jurnalis <em>Belt and Road Initiative</em> (BRI). Acara tersebut diselenggarakan oleh Asosiasi Seluruh Jurnalis Cina (All China Journalist Association-ACJA) yang juga merupakan afiliasi dari PKC.</p>
<p>Didukung oleh China Communications University dan China International Radio, kerja sama dari konferensi tersebut juga melahirkan berbagai kemitraan, di antaranya meliputi pertukaran jurnalis, pelatihan jurnalistik, pelaporan berita bersama, serta beragam kegiatan akademik lainnya.</p>
<p>Sekembalinya dari konferensi tersebut, seorang jurnalis dari Lombok <a href="https://radarlombok.co.id/catatan-wartawan-senior-radar-lombok-h-sukisman-azmy-berkunjung-ke-china.html">menulis</a> sebuah artikel di koran lokal Indonesia memuji Cina dan kebebasan persnya.</p>
<p>Pada tahun yang sama, menyusul meningkatnya protes atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Cina terhadap masyarakat Uighur, jurnalis Indonesia, bersama dengan para pemimpin organisasi Muslim <a href="https://www.wsj.com/articles/how-china-persuaded-one-muslim-nation-to-keep-silent-on-xinjiang-camps-11576090976">diundang</a> untuk mengunjungi Cina dalam rangkaian tur ke Xinjiang yang telah diatur dan dimodifikasi sebelumnya sehingga rombongan tersebut hanya diizinkan untuk dibawa ke sebagian kecil kamp Uighur saja.</p>
<p>Selain mengundang para jurnalis ke Cina, entitas media Negeri Tirai Bambu ini juga telah menjalin hubungan dengan rekan dan partner media di Indonesia untuk mendukung strategi berbagi konten berita. Strategi ini terbukti <a href="https://www.ned.org/wp-content/uploads/2021/02/Chinas-Global-Media-Footprint-Democratic-Responses-to-Expanding-Authoritarian-Influence-Cook-Feb-2021.pdf">memudahkan</a> konten media yang bersumber dari pemerintah Cina beredar luas serta menjangkau khalayak Indonesia melalui media lokal.</p>
<p>Kerja sama semacam ini juga telah terjalin dengan <em>The Jakarta Post</em>. Mereka bekerja sama dengan media dari Cina, seperti <em>Xinhua</em> dan <em>China Daily</em> yang dimiliki oleh Departemen Publisitas PKC, untuk <a href="https://www.thejakartapost.com/academia/2019/05/21/us-betrays-all-its-ugliness-with-its-attacks-on-huawei-china-daily-editorial.html"><em>posting</em> ulang</a> berita mereka. The Jakarta Post juga pernah <a href="https://www.thejakartapost.com/academia/2020/10/29/insight-china-indonesia-ties-surge-forward-with-the-tide-of-the-times.html">menerbitkan</a> artikel yang ditulis oleh beberapa duta besar Cina.</p>
<p>Selain itu, <em>Xinhua</em> juga telah <a href="https://mediaindonesia.com/humaniora/242433/metro-tv-antara-xinhua-jalin-kerja-sama">menandatangani</a> perjanjian kemitraan dengan kantor berita negara Indonesia <em>Antara</em> dan <em>MetroTV</em>, yang membuat dua organisasi media besar Tanah Air ini menyiarkan berita <a href="https://www.youtube.com/watch?v=5nNFuztYzSs">bernada lebih positif</a> dan <a href="http://www.xinhuanet.com/english/2019-11/19/c_138566423.htm">liputan yang terlihat kurang kritis tentang Cina</a>.</p>
<p>Penelitian dari <em>British Journal of Chinese Studies</em> juga <a href="https://strathprints.strath.ac.uk/76411/">mengkonfirmasi</a> bahwa beberapa media Indonesia, yang sering <em>posting</em> ulang laporan media Cina dalam beberapa tahun terakhir, acap kali menerbitkan dan menulis berita tentang Cina dengan narasi positif.</p>
<h2>Kebijakan Sensor</h2>
<p>Cina juga secara bertahap terus melakukan upaya penyensoran informasi anti-Cina di Indonesia.</p>
<p>Pada Agustus 2020, <em>Reuters</em> <a href="https://www.reuters.com/article/us-usa-tiktok-indonesia-exclusive-idUSKCN2591ML">melaporkan</a> bahwa perusahaan teknologi Cina ByteDance telah menyensor artikel yang kritis terhadap pemerintah Cina yang terbit di <em>Baca Berita</em> Indonesia (BaBe). Babe ialah aplikasi agregator berita yang digunakan oleh jutaan orang di Indonesia. Aturan penyensoran tersebut didasarkan pada instruksi dari kantor pusat di Beijing.</p>
<p>Konten yang dibatasi di antaranya <a href="https://www.ned.org/wp-content/uploads/2021/02/Chinas-Global-Media-Footprint-Democratic-Responses-to-Expanding-Authoritarian-Influence-Cook-Feb-2021.pdf">termasuk</a> berita yang menyematkan referensi ke “Tiananmen” dan “Mao Zedong.” Adapun berita yang menginformasikan mengenai ketegangan Cina-Indonesia di Laut Cina Selatan dan larangan lokal pada aplikasi berbagi video TikTok yang juga dimiliki ByteDance, juga termasuk dalam konten yang disensor. Walaupun demikian, Reuters juga menyebutkan adanya klaim bahwa aturan moderasi tersebut tidak terlalu ketat pada 2019 dan pertengahan 2020 yang lalu.</p>
<p>Pada awal 2021, badan sensor pemerintah Cina juga <a href="https://www.kompas.com/global/read/2021/03/31/183523970/situs-berita-indonesia-diblokir-china-tanpa-alasan?page=all">memblokir</a> situs surat kabar Indonesia <em>Jawapos.com</em> di beberapa daerah seperti di Beijing, Shenzhen, Mongolia Dalam, dan provinsi Yunnan.</p>
<p><em>Jawapos.com</em> mengatakan hal ini <a href="https://restofworld.org/2021/china-suddenly-blocked-an-indonesian-newspaper-no-one-knows-why/">diduga</a> karena pemerintah Cina sangat sensitif terhadap media yang mengkritik PKC. Selain alasan itu, ditengarai berita yang sering dimuat di <em>Jawapos.com</em> terkait pelanggaran hak asasi manusia yang diderita masyarakat Uighur juga dapat menjadi pemicu keluarnya perintah pemblokiran tersebut.</p>
<h2>Apa yang harus dilakukan</h2>
<p>Sebagai sebuah negara demokrasi, Indonesia perlu memastikan bahwa pengaruh media Cina tidak mengancam kebebasan demokrasi, khususnya bagi media pers negeri ini.</p>
<p>Lembaga think tank Freedom House yang berbasis di Amerika Serikat <a href="https://www.ned.org/wp-content/uploads/2021/02/Chinas-Global-Media-Footprint-Democratic-Responses-to-Expanding-Authoritarian-Influence-Cook-Feb-2021.pdf">turut menyarankan</a> sejumlah cara untuk menghadapi pengaruh media Cina yang kian meningkat.</p>
<p>Pertama, Indonesia perlu mendorong lembaga akademis dan penelitian untuk melakukan riset yang komprehensif guna mempelajari dan menganalisis strategi media Cina dalam menyebarkan narasi biasnya. Temuan tersebut kemudian dapat dijadikan basis untuk meningkatkan kesadaran jurnalis mengenai isu ini.</p>
<p>Media lokal juga harus menyadari kemungkinan risiko jurnalistik dan politik sebagai akibat dari bekerja sama dan menjalin kemitraan dengan media Cina.</p>
<p>Tak kalah pentingnya, jurnalis dan asosiasi media harus berhati-hati saat menandatangani kesepakatan kebijakan berbagi konten, tak hanya dengan media pemerintah Cina saja, tetapi juga berbagai asosiasi jurnalis yang terafiliasi dengan PKC.</p>
<p>Adalah tanggung jawab utama bagi media massa untuk selalu menjunjung tinggi kode etik jurnalistik dengan bersikap transparan terhadap konten bersponsor, tulisan yang dibayar oleh pejabat Cina, serta menyajikan informasi mengenai sumber dana bagi jurnalis yang bepergian ke Cina atas hasil berita yang dipublikasikan.</p>
<p><em>Yeta Purnama, mahasiswi Universitas Islam Indonesia, berkontribusi pada artikel ini.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/174705/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Muhammad Zulfikar Rakhmat tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Berikut ini adalah tiga strategi Cina untuk memperluas pengaruhnya melalui mediaMuhammad Zulfikar Rakhmat, Lecturer in International Relations, Universitas Islam Indonesia (UII) YogyakartaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1640782021-07-08T04:26:53Z2021-07-08T04:26:53ZTiga alasan mengapa Cina bisa jadi mediator alternatif dalam konflik Israel-Palestina?<p>Konflik Israel-Palestina yang kembali mencuat pada Mei lalu seharusnya <a href="https://apnews.com/article/middle-east-israel-jerusalem-076a9ec7e2bd9c065882c64a4ab820a1">membuka</a> mata terhadap kegagalan komunitas internasional dalam mengakhiri konflik yang berkepanjangan ini.</p>
<p>Mendorong Cina sebagai alternatif mediator bisa jadi pilihan.</p>
<p>Pada 17 Mei, Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi <a href="http://www.xinhuanet.com/english/2021-05/17/c_139950043.htm">menawarkan</a> proposal yang berisi empat poin penting untuk mewujudkan perdamaian Israel dan Palestina.</p>
<p>Ini bukan upaya pertama Cina untuk menengahi perdamaian di kawasan itu. Pada 2014, pemerintah di Beijing juga <a href="https://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/wjb_663304/wjbz_663308/2461_663310/t1114997.shtml">mengambil</a> langkah yang serupa.</p>
<p>Usulan Cina tahun ini juga menyerukan perlu adanya upaya kedua belah pihak untuk segera menghentikan tindakan militer dan permusuhan. Hal ini sejalan dengan <a href="https://dergipark.org.tr/tr/download/article-file/887461">sikap netral Cina</a> dalam konflik Israel-Palestina selama ini.</p>
<p>Meski banyak yang <a href="https://thediplomat.com/2021/05/can-chinas-israel-palestine-peace-plan-work/">berpendapat</a> bahwa upaya Cina tidak jauh berbeda dengan aktor lain yang berusaha menengahi konflik, ada tiga alasan mengapa Cina dapat menjadi mediator alternatif dalam mengakhiri konflik ini.</p>
<h2>Posisi netral dan kurangnya sejarah agresi</h2>
<p>Konflik Israel-Palestina telah membentuk dua blok. </p>
<p>Ada blok Barat yang mendukung Israel, seperti Amerika Serikat yang memainkan peran dominannya, dan ada blok negara-negara Muslim yang mendukung saudara-saudara mereka di Palestina.</p>
<p>Amerika Serikat, bersama negara-negara Uni Eropa, Rusia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah berusaha memfasilitasi negosiasi proses perdamaian Timur Tengah. Namun, sebagian besar dari mereka <a href="http://www.columbia.edu/%7Eyc2444/Western.Interests-Israeli%20Unilateralism-and%20theTwo-State.Solution.pdf">gagal</a>] karena pendekatan Amerika yang mengabaikan kepentingan negara lain (unilateralisme) telah mempersulit penyelesaian masalah Israel-Palestina.</p>
<p>Pada saat yang sama, 57 negara-negara mayoritas Muslim yang tergabung Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) <a href="https://www.trtworld.com/magazine/oic-slammed-for-its-weak-response-to-israeli-violence-on-palestine-46733">selama ini berusaha</a> menjadi ‘suara kolektif dunia Muslim’, namun posisinya masih dianggap ‘lemah’ terkait serangan brutal Israel terhadap Palestina.</p>
<p>Meski Cina tidak dapat sepenuhnya menyelesaikan masalah-masalah yang menghalangi negosiasi damai, Cina dapat menawarkan pendekatan yang berbeda karena statusnya yang netral atas konflik tersebut.</p>
<p>Dengan sikap netral Cina dengan Palestina dan Israel serta <a href="https://jamestown.org/program/silent-partner-china-and-the-lebanon-crisis-3/">hubungan mereka dengan kekuatan besar lainnya di Timur Tengah, seperti Hizbullah dan Hamas</a> yang tidak memiliki kerja sama dengan negara-negara Barat karena dianggap sebagai teroris, Cina tampaknya mampu memfasilitasi proses perdamaian.</p>
<p>Lebih lagi, <a href="https://thediplomat.com/2015/06/china-a-solution-in-the-middle-east/">minimnya agresi Cina</a> di kawasan ini bisa dibilang alasan lain bagi Timur Tengah untuk optimis tentang dukungan Beijing untuk Palestina.</p>
<p>Berbeda dengan Amerika, Cina tidak pernah melakukan intervensi militer di kawasan, dan berbeda dari Eropa, Cina tidak pernah secara langsung menguasai wilayah di Asia Barat.</p>
<p>Beijing juga <a href="https://mjhnyc.org/events/china-a-land-without-anti-semitism/">tidak memiliki catatan anti-Semitisme</a> yang dapat menghalangi hubungannya dengan Israel. Minimnya sejarah agresi atau anti-Semitisme Cina di kawasan ini dapat membuka kesempatan bagi Cina untuk menjadi mediator dalam konflik Israel-Palestina.</p>
<p>Sisi lain yang membuat Cina menonjol adalah tidak adanya intervensi ideologis dalam kebijakan luar negerinya terkait konflik Israel-Palestina.</p>
<p>Di Cina, jarang ada aktivis atau organisasi yang [<a href="https://www.google.com/search?q=Chinese+civil+society+simply+does+not+have+activists+or+lobbyists+like+the+American+Israel+Public+Affairs+Committee+(AIPAC)+or+similar+pressure+groups+with+given+political+or+religious+ideologies+that+can+exert+considerable+influence+over+US+foreign+policy.&rlz=1CARGFB_enID927ID927&oq=Chinese+civil+society+simply+does+not+have+activists+or+lobbyists+like+the+American+Israel+Public+Affairs+Committee+(AIPAC)+or+similar+pressure+groups+with+given+political+or+religious+ideologies+that+can+exert+considerable+influence+over+US+foreign+policy.&aqs=chrome..69i57.346j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#:%7E:text=Ethnic%20Lobbying%20and,nl%20%E2%80%BA%20bitstream%20%E2%80%BA%20handle">menggunakan</a>] kekuatan dan pengaruh mereka untuk menggagalkan upaya perdamaian. Kehadiran mereka menghalangi pembuat kebijakan untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas tindakan yang melanggar hukum internasional dan menggagalkan upaya perdamaian, terutama melanjutkan pembangunan permukiman Israel di wilayah Palestina.</p>
<p>Meski dalam beberapa tahun terakhir, ada upaya yang dilakukan oleh kelompok tertentu <a href="https://www.dur.ac.uk/resources/alsabah/al-SabahPaperal-Sudairi.pdf">yang membela kepentingan Israel</a> di kalangan akademisi Cina untuk mempengaruhi opini publik di Cina, namun inisiatif semacam itu tidak akan membuahkan hasil nyata dalam waktu dekat.</p>
<p>Sementara itu, Cina tidak harus berurusan dengan organisasi independen yang berusaha menghalangi tujuan kebijakan luar negerinya atau dengan kelompok yang mampu mempengaruhi opini publik dalam mengambil inisiatif perdamaian.</p>
<h2>Pengaruh ekonomi yang kuat</h2>
<p>Cina adalah kekuatan ekonomi global. Tahun ini saja ekonomi Cina <a href="https://www.bbc.com/news/business-56768663">tumbuh</a> rekor 18,3% pada kuartal pertama 2021 dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu. Ini adalah <a href="https://www.bbc.com/news/business-56768663">rekor pertumbuhan tertinggi </a> sejak 1992.</p>
<p>Cina adalah negara <a href="https://www.mckinsey.com/featured-insights/china/china-and-the-world-inside-the-dynamics-of-a-changing-relationship">manufaktur dan pengekspor</a> barang terbesar di dunia dan juga merupakan pasar konsumen dengan <a href="https://www.mckinsey.com/featured-insights/china/china-and-the-world-inside-the-dynamics-of-a-changing-relationship">pertumbuhan</a> tertinggi di dunia. Tidak hanya itu, Cina juga adalah importir barang dan pengimpor <a href="https://chinapower.csis.org/trade-partner/">produk jasa</a> terbesar.</p>
<p>Cina telah secara signifikan <a href="https://ecfr.eu/publication/china_great_game_middle_east/">meningkatkan</a> jejak ekonominya di Timur Tengah dalam dekade terakhir dengan menjadi mitra dagang terbesar dan investor eksternal bagi banyak negara di kawasan ini.</p>
<p>Cina adalah mitra dagang terbesar kedua <a href="https://thearabweekly.com/guess-who-israels-second-largest-trading-partner-china">Israel secara global</a> dan mitra dagang terbesar di Asia Timur.</p>
<p>Pengaruh ekonomi yang kuat di kawasan Timur Tengah dapat memberi Cina kekuatan untuk secara efektif menekan kedua belah pihak agar bergerak menyelesaikan konflik ini.</p>
<h2>Stabilitas kepemimpinan</h2>
<p>Aspek lain yang mungkin mendorong peran kunci Cina dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina adalah stabilitas kepemimpinan dalam pemerintahannya.</p>
<p>Xi Jinping diprediksi akan <a href="https://www.bbc.com/news/world-asia-china-43361276">menjadi</a> pemimpin Cina seumur hidup.</p>
<p>Ini sangat kontras dengan upaya Amerika dalam menangani masalah Arab-Israel, yang selalu berubah begitu pemerintahan baru terbentuk.</p>
<p>Sejarah menunjukkan hal ini. </p>
<p>Upaya mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton untuk mendorong diskusi pembicaraan antara Israel dan Palestina selama minggu-minggu terakhir kekuasaannya <a href="https://www.nytimes.com/2000/05/23/us/bush-says-clinton-misstepped-in-israel.html">menjadi percuma </a> karena pendekatan yang berbeda yang dipakai oleh penggantinya George W. Bush.</p>
<p>Demikian pula, Presiden Bush mengambil proses perdamaian Arab-Israel dalam masa jabatan keduanya hanya untuk melihat Presiden Barack Obama menggantinya dengan keinginannya untuk merangkul negara-negara Arab.</p>
<p>Pola yang sama juga terlihat dalam pemerintahan Donald Trump. </p>
<p>Dengan Cina sebagai penengah, kita tidak perlu lagi menekan tombol reset pada setiap pergantian pemerintahan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/164078/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Muhammad Zulfikar Rakhmat tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>China bisa menjadi mediator yang baik dalam konflik Israel-PalestinaMuhammad Zulfikar Rakhmat, Lecturer in International Relations, Universitas Islam Indonesia (UII) YogyakartaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1585392021-04-13T03:40:29Z2021-04-13T03:40:29Z4 area penting untuk meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Teluk Arab<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/394700/original/file-20210413-17-u698jl.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C13%2C1280%2C787&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Sekretariat Kabinet Republik Indonesia</span></span></figcaption></figure><p>Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina seharusnya memacu Indonesia untuk mencari cara-cara mengurangi ketergantungan pada dua negara adidaya itu. Indonesia bisa mulai memperkuat kerja sama politik dan keamanan dengan mitra-mitra non-tradisional.</p>
<p>Ketegangan dengan AS telah mendorong Cina untuk bertindak semakin tegas di kawasan Asia Tenggara, dan kepercayaan pada AS sebagai mitra keamanan semakin turun. Kerja sama ekonomi antara Cina dan AS mungkin semakin menurun, yang artinya tarif antara kedua belah pihak semakin tinggi.</p>
<p>Dalam banyak pendapat, proteksionisme yang tumbuh pada keduanya juga akan mempengaruhi lebih luas akses Asia Tenggara ke pasar AS.</p>
<p>Ketegangan hubungan Cina dan AS juga dapat menyebabkan blok perdagangan yang berbeda; satu dipimpin oleh Cina dan satu lagi dipimpin oleh AS.</p>
<p>Prospek ini dapat mempersulit perusahaan Indonesia ketika melakukan bisnis dengan atau berinvestasi di Cina dan AS. Perusahaan Indonesia perlu mempertimbangkan faktor politik.</p>
<p>Wilayah Teluk Arab bisa menjadi pintu gerbang bagi Indonesia untuk menjauh dari orbit Cina dan AS. Ini juga menyediakan pasar dan mitra investasi yang berpotensi menguntungkan.</p>
<p>Dalam hubungan ini, Teluk diwakili oleh <a href="https://www.gcc-sg.org/en-us/AboutGCC/MemberStates/pages/Home.aspx">Gulf Cooperation Council</a> (GCC) - persatuan politik dan ekonomi antarpemerintah yang terdiri dari Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.</p>
<p>Berikut merupakan empat bidang yang dapat mendukung kerja sama antara Indonesia dan GCC.</p>
<h2>1. Perdagangan dan investasi meningkat - tapi bisa lebih baik</h2>
<p>GCC dan Indonesia telah memiliki hubungan investasi yang cukup baik, dan semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.</p>
<p>Perdagangan antara Indonesia dan negara-negara Teluk <a href="https://www.antaranews.com/berita/1033326/indonesia-perkuat-kerja-sama-ekonomi-dengan-negara-negara-teluk">meningkat 40%</a> dari 8,68 miliar dolar AS pada 2016 menjadi 12,15 miliar dolar (sekitar Rp 177 triliun) pada 2018. </p>
<p>Impor Indonesia dari negara-negara Teluk bernilai lebih dari 7,6 juta dolar per tahun; Arab Saudi menduduki <a href="https://www.trademap.org/Country_SelProductCountry_TS.aspx?nvpm=1%7c360%7c%7c%7c%7cTOTAL%7c%7c%7c2%7c1%7c1%7c1%7c2%7c1%7c2%7c1%7c1%7c1">peringkat</a> ke-12 di antara mitra dagang global Indonesia.</p>
<p>Investasi juga berkembang - [<a href="https://mediaindonesia.com/internasional/255992/indonesia-perkuat-kerja-sama-ekonomi-dengan-negara-teluk">sebesar 26%</a>] dari 60,3 juta dolar pada 2016 menjadi 76,1 juta dolar pada 2018. Meski jumlahnya terbilang cukup kecil, kedua negara telah meningkatkan investasi dua arah mereka.</p>
<p>Namun, meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi saja tidak cukup.</p>
<p>Negara-negara Teluk kaya akan [<a href="https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200207105459-85-472523/gara-gara-minyak-imf-ramal-kekayaan-negara-teluk-habis-2034">minyak dan gas</a>]; Indonesia juga memiliki [<a href="https://www.cnbcindonesia.com/market/20190626094429-17-80665/indonesia-kaya-sumber-daya-berkah-atau-musibah">kekayaan sumber daya alam</a>]</p>
<p>Ada peluang bagi kedua pihak untuk bekerja sama lebih jauh dalam hal pengembangan sumber daya alam, khususnya di sektor migas.</p>
<p>Pada 2019, impor bahan bakar minyak Indonesia dari GCC [<a href="https://www.trademap.org/Bilateral_TS.aspx?nvpm=1%7c360%7c%7c%7c38%7c2710%7c%7c%7c4%7c1%7c1%7c1%7c2%7c1%7c1%7c1%7c%7c1">mencapai</a>] 2,4 juta dolar. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar termasuk di antara sepuluh sumber impor minyak terbesar untuk Indonesia.</p>
<p>Pada tahun yang sama, impor batu bara dari Indonesia ke GCC [<a href="https://www.trademap.org/Bilateral_TS.aspx?nvpm=1%7c%7c38%7c360%7c%7c2701%7c%7c%7c4%7c1%7c1%7c1%7c2%7c1%7c1%7c1%7c%7c1">bernilai</a>] 18.922 dolar, menjadikan Indonesia pengekspor batu bara [<a href="https://www.trademap.org/Country_SelProductCountry_TS.aspx?nvpm=1%7c%7c38%7c%7c%7c2701%7c%7c%7c4%7c1%7c1%7c1%7c2%7c1%7c4%7c1%7c1%7c1">terbesar</a>] kelima ke Teluk.</p>
<h2>2. Multilateralisme menghadirkan peluang</h2>
<p>Multilateralisme, yang merupakan interaksi yang lebih terkoordinasi antarnegara, tentu membantu meningkatkan efisiensi dan menghasilkan jaringan global yang lebih terkoordinasi.</p>
<p>Dengan bekerja sama, kedua belah pihak berkontribusi untuk memperkuat sistem perdagangan dunia dan multilateralisme secara umum.</p>
<p>Dalam hal ini, Indonesia dan Teluk sudah mengincar kerja sama. Indonesia mendorong pembentukan kerja kemitraan ekonomi komprehensif ([<a href="https://www.kemendag.go.id/en/newsroom/press-release/bertemu-mendag-arab-saudi-mendag-ri-dorong-percepatan-indonesia-gcc-cepa">Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA)</a>]) di GCC, yang akan membantu memfasilitasi hasil yang lebih baik bagi perekonomian keduanya, terutama untuk Arab Saudi, yang merupakan mitra utama Indonesia.</p>
<p>Indonesia mendukung dan menyambut <a href="https://www.kemendag.go.id/en/newsroom/press-release/bertemu-mendag-arab-saudi-mendag-ri-dorong-percepatan-indonesia-gcc-cepa">kepresidenan Arab Saudi</a>] pada 2020 di G20 - forum internasional bagi pemerintah dan gubernur bank sentral dari 19 negara dan Uni Eropa.</p>
<p>Pada saat yang sama, Indonesia mendukung upaya Arab Saudi untuk mendorong negara-negara anggota utama G20 untuk membahas tantangan dan peluang ekonomi global.</p>
<h2>3. Solidaritas dalam dan setelah pandemi</h2>
<p>Di bidang mitigasi pandemi, Uni Emirat Arab ingin memberi Indonesia <a href="https://kabar24.bisnis.com/read/20200822/15/1281915/indonesia-akan-dapat-10-juta-dosis-vaksin-covid-19-dari-uea">10 juta dosis vaksin COVID-19</a>, sumber lain mengatakan [<a href="https://www.arabnews.com/node/1723681/world">30 juta dosis</a>].</p>
<p>Vaksin tersebut berasal dari Cina, dan upaya mitigasi pandemi semacam ini membentuk <a href="https://www.arabnews.com/node/1723681/world">front baru dalam hubungan kerja sama antara Indonesia, Uni Emirat Arab, dan Cina</a></p>
<p>Keinginan Indonesia untuk bekerja sama dengan Arab Saudi untuk <a href="https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20190304/1129635/indonesia-arab-saudi-sepakati-2-bentuk-kerja-bidang-kesehatan/">memperdalam kerja sama dalam masalah kesehatan</a> dapat membantu mengatasi COVID-19.</p>
<p>Indonesia juga ingin mengirimkan tenaga kesehatan, peralatan, dan obat-obatan ke Arab Saudi.</p>
<p>Indonesia dan Uni Emirat Arab juga <a href="https://nasional.kompas.com/read/2020/08/23/06201651/indonesia-dan-uea-bahas-kerja-sama-terkait-covid-19-hingga-energi-dan-pangan">berkolaborasi</a>] untuk memproduksi detektor COVID-19 berbasis laser dan kecerdasan buatan.</p>
<p>Indonesia tahun lalu <a href="https://pressrelease.kontan.co.id/release/bertemu-mendag-arab-saudi-mendag-ri-dorong-percepatan-indonesia-gcc-cepa?page=all">berusaha</a> untuk mempercepat proses internal di GGC untuk mempercepat perjanjian kemitraan ekonomi dengan negara-negara Teluk.</p>
<p>CEPA dapat mendukung perdagangan dan investasi dua arah, meningkatkan akses pasar, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Indonesia dan GCC untuk keuntungan bersama kedua negara.</p>
<p>Meski upaya ini mungkin terpengaruh oleh pandemi, namun hal itu pasti akan berlanjut pada masa depan dan membantu mengembalikan aktivitas ekonomi ke normal.</p>
<h2>4. Kontak budaya dan antarmasyarakat</h2>
<p>Kerja sama sosial budaya yang saling menguntungkan dapat mendorong hubungan ekonomi dan politik yang lebih baik.</p>
<p>Sebagai negara mayoritas Muslim, Indonesia dan negara-negara Teluk memiliki <a href="https://www.beritasatu.com/archive/417068/indonesiaarab-perkuat-kerja-sama-kebudayaan">latar belakang agama yang serupa</a> yang dapat membantu memfasilitasi komunikasi dan kerja sama.</p>
<p>Pendidikan bisa menjadi tempat pertama, dengan melibatkan generasi muda saling bertukar ilmu dan memperdalam <a href="https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-01275464/begini-kesepakatan-indonesia-arab-saudi-di-bidang-pendidikan-394995">koneksi</a></p>
<p>Kerja sama semacam itu dapat membantu mengatasi hambatan bahasa-budaya dan meningkatkan jumlah profesional yang saling mengenal nilai sosial, adat istiadat, metode menjalankan bisnis, serta kepentingan nasional dan kelembagaan.</p>
<p>Pariwisata adalah bidang lain yang potensi untuk dikembangkan. Sektor ini dapat menjadi contoh bagaimana hubungan budaya dan antarmasyarakat dapat menjadi pendorong pembangunan ekonomi antara kedua pihak.</p>
<p><em>Fuad Tingai, mahasiswa Universitas Islam Indonesia, berkontribusi dalam artikel ini.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/158539/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Muhammad Zulfikar Rakhmat tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Wilayah Teluk Arab bisa menjadi pintu gerbang bagi Indonesia untuk menjauh dari orbit Cina dan AS. Ini juga menyediakan pasar dan mitra investasi yang berpotensi menguntungkan.Muhammad Zulfikar Rakhmat, Lecturer in International Relations, Universitas Islam Indonesia (UII) YogyakartaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1567552021-03-11T04:04:46Z2021-03-11T04:04:46ZIndonesia semestinya mencari keuntungan lebih atas upaya perdamaian dan bantuan luar negerinya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/388727/original/file-20210310-21-x43z9l.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=329%2C25%2C3894%2C2786&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Wakil Presiden saat itu Jusuf Kalla menyalami sejumlah ulama yang mengikuti pertemuan trilateral ulama Afganistan, Indonesia dan Pakistan di Istana Bogor, Jawa Barat, pada 2018.</span> <span class="attribution"><span class="source">Wahyu Putro A/Antara Foto</span></span></figcaption></figure><p>Bulan lalu, dalam sebuah wawancara, mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla mengungkapkan inisiatifnya untuk membantu proses ke arah kesepakatan damai antara <a href="https://asia.nikkei.com/Editor-s-Picks/Interview/Indonesia-seeks-to-broker-Taliban-peace-deal-in-Afghanistan">pemerintah Afghanistan dan kelompok fundamentalis Islam Taliban</a>.</p>
<p>Indonesia menyambut baik peran sebagai <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2017/04/06/indonesia-steps-up-support-for-rebuilding-afghanistan.html">fasilitator perjanjian damai</a> tersebut menyusul permintaan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani saat berkunjung ke Indonesia pada 2017. </p>
<p>Setahun kemudian, Presiden Joko “Jokowi” Widodo melakukan kunjungan balasan ke Kabul pada Januari. Pada Mei 2018, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2018/05/11/president-jokowi-opens-trilateral-ulema-meeting-at-bogorpalace.html">perdamaian trilateral Afghanistan</a> sebagai bagian dari “Diplomasi Islam”.</p>
<p>Komitmen Indonesia sebagai fasilitator perdamaian di Afghanistan mencerminkan aspirasinya untuk mengembangkan upaya bina damai (<em>peacebuilding</em>) di level global dan regional.</p>
<p>Namun sayangnya upaya tersebut belum memberikan manfaat nyata bagi kepentingan nasional Indonesia. </p>
<p>Pemerintah seharusnya bisa mulai mempertimbangkan untuk menyusun strategi upaya perdamaian dan pemberian bantuan luar negeri yang sesuai dengan dan dapat memenuhi kepentingan nasional.</p>
<h2>Upaya bertahun-tahun</h2>
<p>Indonesia memulai kontribusi perdamaiannya tahun 1956 dengan bergabung pada misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu United Nations Emergency Forces (UNEF) I. </p>
<p>Sejak saat itu, Indonesia secara aktif berkontribusi pada fasilitasi perdamaian dan pemeliharaan perdamaian <a href="https://kemlu.go.id/portal/en/read/91/halaman_list_lainnya/indonesia-and-the-united-nations-peacekeeping-mission">di tingkat regional dan global</a>. Kontribusi ini memperkuat citra diri Indonesia “<a href="https://books.google.com.au/books/about/Indonesia.html?id=NS7dxQEACAAJ&redir_esc=y">mitra sejati perdamaian dunia</a>”.</p>
<p>Di Asia Tenggara, Indonesia telah berperan dalam berbagai upaya perdamaian kawasan. Salah satunya dengan menjadi bagian dari <a href="https://www.officialgazette.gov.ph/2011/04/11/indonesia-joins-the-international-monitoring-team/">Tim Pemantau Internasional (International Monitoring Team, IMT) di Filipina Selatan</a>. Selain itu Indonesia juga memfasilitasi perdamaian dalam <a href="https://www.jstor.org/stable/25798047?seq=1#metadata_info_tab_contents">konflik Thailand-Kamboja</a> pada tahun 1990-an. Indonesia juga terlibat dialog aktif dengan Myanmar untuk mendorong demokratisasi antara 2011 dan 2014.</p>
<p>Aktivisme diplomatik ini menjadi salah satu dasar bagi Indonesia untuk mengembangkan visi sebagai “<a href="https://www.jstor.org/stable/24916593?seq=1"><em>peacebuilder</em> dan <em>peacemaker</em></a>” yang berkontribusi pada perdamaian regional dan global.</p>
<p>Indonesia juga dikenal lewat aktivisme “<a href="https://www.britannica.com/topic/middle-power"><em>middle power</em></a>”. “Kekuatan menengah” adalah istilah untuk menggambarkan suatu negara yang bukan termasuk negara adidaya, namun memiliki pengaruh dan pengakuan internasional yang signifikan. </p>
<p>Cara negara <em>middle power</em> membangun pengaruh adalah dengan <a href="https://www.foreignaffairs.com/reviews/capsule-review/2004-05-01/soft-power-means-success-world-politics"><em>soft power</em></a>, yaitu bukan melalui kekuatan material seperti kekuatan militer maupun daya dorong ekonomi melainkan dengan berbagi pengalaman demokratisasi dan pengelolaan konflik.</p>
<p>Indonesia, misalnya, adalah bagian dari <a href="https://www.lowyinstitute.org/the-interpreter/where-next-mikta">MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea, Turki, dan Australia</a>. Kemitraan informal kekuatan menengah ini berdiri pada 2013 di sela-sela Sidang Umum PBB dengan tujuan memperbaiki tata kelola global yang berpihak ke negara adidaya.</p>
<p>Sebagai negara mitra pembangunan, Indonesia baru-baru ini juga memberikan bantuan senilai Rp 36,5 miliar (sekitar US$ 2,5 juta) <a href="https://www.antaranews.com/berita/1615030/pemerintah-indonesia-kucurkan-rp365-miliar-untuk-bantu-palestina">untuk mengatasi pandemi COVID-19 di Palestina</a>.</p>
<p>Upaya ini selaras dengan nilai-nilai Indonesia yang mempromosikan <a href="https://www.un.org/development/desa/en/news/intergovernmental-coordination/south-south-cooperation-2019.html">Kerja Sama Selatan-Selatan</a> dan <a href="https://www.kemenkeu.go.id/en/publications/news/soft-diplomacy-of-hand-above-indonesia-aid-time-for-indonesia-to-contribute-to-the-world/">diplomasi <em>soft power</em> “tangan di atas”</a> (memberikan bantuan alih-alih menerima). </p>
<p>Peluncuran Indonesia AID (<a href="https://kemlu.go.id/portal/id/read/695/view/peresmian-indonesia-aid">IndoAID</a>) pada 2019 juga menandai pergeseran Indonesia dari negara penerima bantuan menjadi negara pemberi bantuan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/apa-dampak-diplomasi-bantuan-indonesia-ke-kawasan-pasifik-147283">Apa dampak diplomasi bantuan Indonesia ke kawasan Pasifik?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Apa untungnya untuk Indonesia?</h2>
<p>Menakar dampak dari aktivisme ini tidaklah mudah karena kontribusi Indonesia bersifat tidak dapat diukur, seperti citra positif negara sebagai “mitra sejati untuk perdamaian dunia”.</p>
<p>Namun demikian, Indonesia tidak seharusnya mengabaikan pentingnya mengevaluasi apa dan sejauh mana kontribusi upaya perdamaian dan bantuan internasional Indonesia bagi <a href="https://kemlu.go.id/portal/en/read/19/halaman_list_lainnya/strategic-purposes-of-the-indonesian-foreign-policy">kepentingan nasionalnya</a>.</p>
<p>Pada era Orde Baru (1966-1998), misalnya, politik luar negeri Indonesia cenderung mengacu pada “<a href="https://www.thejakartapost.com/news/2010/04/11/rethinking-ri039s-foreign-policy-concentric-circle.html">lingkaran konsentris</a>”. Kawasan terdekat Indonesia - seperti Asia Tenggara misalnya - merupakan inti dari fokus kebijakan luar negerinya. </p>
<p>Bahkan setelah jatuhnya Orde Baru, beberapa aktivitas politik luar negeri Indonesia masih bertumpu pada lingkaran konsentris ini.</p>
<p>Termasuk di dalamnya adalah aktivitas di <a href="https://kemlu.go.id/portal/en/read/1987/berita/indonesian-aid-strengthens-solidarity-and-partnership-in-the-pacific">Kepulauan Pasifik</a> – seperti mengadakan <a href="https://economictimes.indiatimes.com/news/economy/policy/indoensia-puts-meat-into-indo-pacific-agenda-launches-south-pacific-forum/articleshow/68513814.cms?from=mdr">Forum Indonesia-Pasifik Selatan</a> pada 2019, dan keterlibatan RI dengan <a href="https://www.adb.org/publications/cooperation-integration-indonesia-timor-leste">Timor Leste</a> setelah kemerdekaannya dari Indonesia pada 1999. Terkait hal tersebut, terdapat juga beberapa upaya diplomasi untuk mengurangi dukungan untuk <a href="https://www.lowyinstitute.org/the-interpreter/pacific-islands-stand-ground-west-papua-push">separatis Papua Barat</a>. </p>
<p>Bantuan Idonesia untuk Palestina adalah komitmen normatif berdasarkan <a href="https://en.antaranews.com/news/141354/indonesias-action-towards-palestine-mirrors-anti-colonialism">solidaritas anti-kolonial</a>. Hal ini juga bisa dilihat sebagai upaya balas budi karena Palestina adalah <a href="https://observerid.com/palestine-the-first-to-recognize-indonesian-independence/">entitas pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945</a>. </p>
<p>Lebih penting lagi, setelah melewati transisi demokrasi, yang dimulai pada 1998, Indonesia menegaskan dirinya sebagai <a href="http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jicsa/article/view/712">negara Muslim moderat terbesar</a> pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014).</p>
<p>Berkontribusi pada proses perdamaian Afghanistan merupakan salah satu ekspresi dari identitas ini selain juga berpartisipasi pada gerakan global untuk memerangi radikalisme.</p>
<p>Jika dibandingkan dengan negara donor tradisional yang berasal dari dunia Barat dan aktor-aktor perdamaian lainnya, Indonesia bisa dibilang cukup unik. </p>
<p>Hal ini karena Indonesia mendasari aktivitas perdamaian dan bantuan internasional pada gerakan berbasis solidaritas sembari mengembangkan citra rendah hati dan sikap tidak mencari keuntungan.</p>
<p>Politik luar negeri dan kepentingan nasional memang dapat berkontribusi pada usaha Indonesia dalam pembentukan citra dan identitas yang berbasis solidaritas. Namun demikian, pemerintah Indonesia perlu mengevaluasi lebih lanjut bagaimana upaya ini dapat memberi keuntungan nyata bagi kepentingan nasional. </p>
<p>Dampak positif dan nyata tersebut dapat berupa akses pasar yang lebih baik, preferensi perdagangan yang lebih besar, serta interaksi antarmasyarakat yang lebih intens.</p>
<p>Dampak-dampak yang lebih nyata ini pada gilirannya akan dapat bertransformasi menjadi pengaruh politik. Dengan demikian, Indonesia dapat lebih mempromosikan nilai-nilainya, seperti demokrasi dan resolusi konflik secara damai ke negara lain.</p>
<p>Dalam hal ini, Indonesia harus mempertimbangkan keterlibatan yang lebih erat dengan negara-negara dalam lingkaran konsentrisnya. </p>
<p>Tetangga-tetangga dekat ini seringkali hanya menjadi bagian dari prioritas jangka pendek Indonesia, bahkan kadang diabaikan. Tetangga dekat RI seperti Myanmar adalah contoh nyata negara yang seharusnya diprioritaskan dalam aktivitas perdamaian dan bantuan asing Indonesia.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/memanfaatkan-kekuatan-universitas-sebagai-aktor-baru-dalam-diplomasi-global-141120">Memanfaatkan kekuatan universitas sebagai aktor baru dalam diplomasi global</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Jalan ke depan</h2>
<p>Indonesia harus secara strategis menyusun rencana kegiatan bantuan pembangunan dan aktivisme perdamaiannya untuk mendapatkan manfaat yang lebih nyata.</p>
<p>Mencari keuntungan nyata tidak selalu merupakan situasi kalah-menang. </p>
<p>Mempertimbangkan prioritas nasional saat memberikan bantuan asing dan aktivisme penjaga perdamaian dapat menghasilkan solusi yang saling menguntungkan. </p>
<p>Hal tersebut akan membantu Indonesia menciptakan keterlibatan jangka panjang yang lebih mendalam ketimbang membuat agenda jangka pendek sesaat. Pada saat yang sama, bantuan pembangunan dan aktivisme perdamaian juga akan memberdayakan negara lain. </p>
<p>Untuk mencapai ini, pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Luar Negeri, harus lebih banyak melibatkan dan menerima masukan dari lembaga <em>think tank</em>, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya, termasuk warga negaranya, untuk merumuskan lebih baik rencana pemberian bantuan pembangunan dan aktivisme perdamaiannya.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/156755/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pemerintah seharusnya bisa mulai mempertimbangkan untuk menyusun strategi upaya perdamaian dan pemberian bantuan luar negeri yang sesuai dengan dan dapat memenuhi kepentingan nasional.Lina A. Alexandra, Senior Researcher, Centre for Strategic and International Studies, IndonesiaAtin Prabandari, Assistant Professor, Department of International Relations, Universitas Gadjah Mada Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1508412021-01-05T06:38:58Z2021-01-05T06:38:58ZKebijakan pro kesetaraan gender Indonesia: maju di luar negeri, mundur di dalam negeri<p>Dalam beberapa tahun terakhir, kebijakan luar negeri Indonesia aktif mendorong implementasi kesetaraan gender dalam hubungan internasional. Indonesia, misalnya, mendorong peningkatan jumlah perempuan di pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).</p>
<p>Namun, kebijakan luar negeri pro kesetaraan gender tersebut tidak diikuti oleh upaya serupa di dalam negeri. </p>
<p>Sebelum abad ke-19, <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14616742.2018.1483206">perempuan telah memiliki peran diplomatik</a>. Namun, profesionalisasi dan modernisasi diplomasi di abad ke-20 meminggirkan perempuan dari dunia diplomasi. </p>
<p>Masuknya ide-ide feminis ke dalam kebijakan luar negeri dalam beberapa tahun terakhir mengubah situasi tersebut. Pengarusutamaan kesetaraan <a href="https://muse.jhu.edu/article/733457">gender menjadi norma baru</a> di dalam kebijakan luar negeri. </p>
<p>Perubahan ini melahirkan kebijakan luar negeri berbasis gender di <a href="https://foreignpolicy.com/2019/01/30/sweden-feminist-foreignpolicy/">Swedia</a>, <a href="https://www.international.gc.ca/world-monde/issues_development-enjeux_developpement/priorities-priorites/policy-politique.aspx?lang=eng">Kanada</a>, <a href="https://www.diplomatie.gouv.fr/en/french-foreign-policy/feminist-diplomacy/">Perancis</a>, dan <a href="https://www.nytimes.com/2020/07/21/us/sweden-feminist-foreign-policy.html">Meksiko</a>. </p>
<p>Sebagai contoh, <a href="https://www.government.se/information-material/2017/10/swedens-feminist-foreign-policy--examples-from-three-years-of-implementation/">Swedia</a> mendorong partisipasi perempuan yang lebih besar dalam proses perdamaian di Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika. Swedia juga berusaha memperkuat peran dan hak-hak pekerja perempuan di Kroasia, Kamboja, Turki, dan Polandia melalui kerjasama bilateral.</p>
<p>Di dunia, jumlah perempuan menjabat menteri luar negeri juga meningkat signifikan dalam 20 tahun terakhir.</p>
<p>Dalam pengamatan saya, sejak 2000 hingga 2020, perempuan dari berbagai belahan dunia telah menduduki posisi tersebut sebanyak 195 kali. Sementara, di periode 1947 hingga 1999, perempuan hanya menduduki jabatan tersebut sebanyak 51 kali.</p>
<h2>Gender dalam kebijakan luar negeri Indonesia</h2>
<p>Indonesia telah berusaha menyelaraskan kebijakan luar negerinya dengan prinsip dan norma kesetaraan gender. </p>
<p>Dalam kebijakan luar negeri yang pro kesetaraan gender ini, Indonesia fokus pada peningkatan peran perempuan sebagai agen perdamaian serta memperbesar jumlah personil perempuan pasukan penjaga perdamaian PBB. </p>
<p>Untuk meningkatkan peran perempuan dalam proses perdamaian, tahun 2019, Indonesia menyelenggarakan <a href="https://kemlu.go.id/portal/en/read/174/berita/regional-training-on-women-peace-and-security-womens-important-roles-as-global-peace-agents">pelatihan regional</a> peningkatan kapasitas diplomat perempuan dalam menganalisis dan mencegah konflik, dan membangun perdamaian pascakonflik. </p>
<p>Pada tahun yang sama, Indonesia juga melaksanakan <a href="https://www.thejakartapost.com/academia/2020/07/07/women-peace-and-security-and-indonesias-foreign-policy.html">Dialogue on the Role of Women in Building and Sustaining Peace</a> untuk mendorong dan meningkatkan peran serta kapasitas perempuan Afghanistan dalam proses perdamaian di negara mereka. </p>
<p>Kegiatan ini diikuti oleh penyelenggaraan <a href="https://www.thejakartapost.com/academia/2020/07/07/women-peace-and-security-and-indonesias-foreign-policy.html">Afghanistan-Indonesia Women’s Solidarity Network</a> di Kabul, Afghanistan, tahun 2020. </p>
<p>Sementara, untuk meningkatkan peran perempuan di pasukan perdamaian PBB, Indonesia memulainya dengan <a href="https://www.beritasatu.com/beritasatu/nasional/38317/permintaan-prajurit-perempuan-indonesia-meningkat">mengirimkan personil perempuan</a> sebagai pengamat militer pada misi PBB di Kongo tahun 2005. Indonesia menargetkan untuk meningkatkan jumlah personil perempuan pasukan perdamaiannya dari <a href="https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/asia/ptpdzz366/indonesia-tambah-personel-perempuan-pasukan-perdamaian-dunia">4% menjadi 7%</a>. </p>
<p>Secara global, jumlah personil perempuan pasukan perdamaian PBB hanya <a href="https://www.voaindonesia.com/a/personil-perempuan-pasukan-penjaga-perdamaian-pbb-disayang-dan-disegani-warga/5548378.html">6,4% dari 82.245</a> personil pasukan perdamaian PBB. </p>
<p>Jumlah ini jauh dari harapan negara-negara anggota PBB, yaitu <a href="https://www.voaindonesia.com/a/personil-perempuan-pasukan-penjaga-perdamaian-pbb-disayang-dan-disegani-warga/5548378.html">minimal 20% </a>. </p>
<p>Untuk mewujudkannya, Indonesia mengajukan resolusi penambahan personil perempuan pasukan perdamaian PBB saat menjabat Presidensi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) Agustus 2020. </p>
<p>Resolusi ini <a href="https://www.kominfo.go.id/content/detail/29017/dk-pbb-sahkan-resolusi-indonesia-tentang-penjaga-perdamaian-dunia-perempuan/0/berita">disahkan</a> oleh DK PBB pada 28 Agustus 2020 dan menjadi <a href="http://www.unscr.com/en/resolutions/2538">Resolusi 2538</a>. </p>
<p>Menurut saya, ada tiga faktor yang mempengaruhi orientasi feminis Indonesia tersebut. </p>
<p><em>Pertama</em>, adanya tren internasional untuk mengadopsi ide-ide feminis ke dalam kebijakan luar negeri. Selain, kebutuhan penerapan <a href="https://www.unwomen.org/en/docs/2000/10/un-security-council-resolution-1325">Resolusi 1325</a> terkait perempuan, perdamaian, dan keamanan yang telah diadopsi oleh Indonesia. </p>
<p><em>Kedua</em>, adanya <a href="https://hukumonline.com/pusatdata/detail/lt553a2c5333378/node/lt51f1152a8fbb3/inpres-no-9-tahun-2000-pengarusutamaan-gender-dalam-pembangunan-nasional">Instruksi Presiden No 9 tahun 2000</a> yang menginstruksikan penerapan pengarusutamaan gender di seluruh kementerian dan lembaga negara. </p>
<p><em>Ketiga</em>, faktor latar belakang Retno Marsudi, yang menjabat Menteri Luar Negeri sejak 2014. Retno memiliki pendidikan, pengalaman, dan perhatian pada isu hak asasi manusia (HAM) dan gender. </p>
<p>Ia menyelesaikan pendidikan magisternya di <a href="https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/tokoh/retno-marsudi">bidang undang-undang Uni Eropa</a> di The Hague University of Applied Sciences, Belanda, dan juga <a href="https://voi.id/aktual/7240/siapa-retno-marsudi">belajar HAM</a> di University of Oslo, Norwegia. </p>
<p>Tahun 2004, ia terlibat di <a href="https://voi.id/aktual/7240/siapa-retno-marsudi">Tim Pencari Fakta Munir S. Thalib</a>. Perhatiannya pada isu gender terlihat dari tulisannya berjudul “Indonesian female diplomats and gender mainstreaming in diplomacy” yang dimuat oleh The Jakarta Post tahun 2005. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/bagaimana-jurnalis-perempuan-memperjuangkan-kesetaraan-gender-antara-jurnalisme-dan-advokasi-149901">Bagaimana jurnalis perempuan memperjuangkan kesetaraan gender: antara jurnalisme dan advokasi</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Isu gender di dalam negeri</h2>
<p>Di dalam negeri, gender masih menjadi persoalan besar. Diskriminasi terhadap perempuan masih jamak terjadi. </p>
<p>Diskriminasi ini terlihat dari perilaku misoginis masyarakat yang <a href="https://www.rappler.com/world/kenapa-perempuan-korban-pemerkosaan-selalu-disalahkan">sering menyalahkan</a> perempuan korban kekerasan seksual. Bahkan, sikap ini juga dipertontonkan oleh <a href="https://www.dw.com/id/kekerasan-terhadap-perempuan-persoalan-kultur-dan-cara-pandang/a-16657403">pejabat negara</a>. </p>
<p>Komisi Nasional (Komnas) Perempuan mencatat angka kekerasan seksual di Indonesia meningkat <a href="http://www.jurnalperempuan.org/warta-feminis/kekerasan-terhadap-perempuan-meningkat-delapan-kali-lipat-selama-12-tahun-terakhir">sebesar 792%</a> dalam 12 tahun terakhir serta lebih dari <a href="https://www.voaindonesia.com/a/survei-93-persen-pemerkosaan-tidak-dilaporkan/3434933.html">90% kasus perkosaan</a> di Indonesia tidak pernah dilaporkan karena korban takut menerima stigma dan disalahkan oleh masyarakat. </p>
<p>Alih-alih merespons situasi tersebut dengan memberikan jaminan hukum dan keamanan bagi perempuan, negara malah memperkuat potensi terjadinya kekerasan terhadap perempuan lewat upaya <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200921145635-32-548979/dpr-kembali-bahas-ruu-ketahanan-keluarga">pengesahan rancangan Undang-Undang (RUU) Ketahanan Keluarga</a> yang <a href="https://news.detik.com/kolom/d-4908580/ruu-ketahanan-keluarga-ketimpangan-dan-domestikasi-perempuan">bias gender</a>. </p>
<p>Sebaliknya, RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dan RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender yang berusaha melindungi perempuan hilang dari pembahasan di parlemen.</p>
<p>World Economic Forum (WEF) melaporkan kesenjangan gender di Indonesia makin memburuk sejak 2006. <a href="https://www.weforum.org/reports/global-gender-gap-report-2006">Pada 2006</a>, Indonesia menduduki peringkat 68 dari seluruh negara yang ada. </p>
<p>Namun, <a href="https://www.weforum.org/reports/gender-gap-2020-report-100-years-pay-equality">pada 2020</a>, peringkat Indonesia merosot ke 85. Dari empat indikator (partisipasi ekonomi, akses pendidikan, akses kesehatan, dan partisipasi politik) yang dipakai oleh WEF, Indonesia mengalami penurunan hampir di seluruh indikator. </p>
<p>Sekalipun Indonesia telah mengadopsi prinsip dan norma feminis dalam kebijakan luar negerinya, representasi perempuan di jajaran puncak Kementerian Luar Negeri jumlahnya masih kecil walaupun ada <a href="https://kyotoreview.org/trendsetters/gender-awareness-and-equality-in-indonesian-foreign-policy/">peningkatan signifikan</a> dalam jumlah perempuan yang diterima sebagai diplomat. </p>
<p>Saat ini, jumlah perempuan yang menduduki jabatan puncak (eselon 1 dan 2) Kementerian Luar Negeri Indonesia <a href="https://kemlu.go.id/portal/id/read/45/tentang_kami/pengarusutamaan-gender">hanya 14%</a> dari total pejabat di posisi puncak tersebut.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/semua-partai-telah-memenuhi-kuota-caleg-perempuan-tapi-mengapa-jumlah-perempuan-di-parlemen-tetap-sedikit-147292">Semua partai telah memenuhi kuota caleg perempuan, tapi mengapa jumlah perempuan di parlemen tetap sedikit?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Yang perlu dilakukan</h2>
<p>Jelas ada ketimpangan dalam implementasi prinsip dan norma kesetaraan gender di Indonesia. </p>
<p>Indonesia aktif mendorong implementasi prinsip dan norma kesetaraan gender di dalam hubungan internasional. Namun, di dalam negeri, penerapan prinsip dan norma gender mengalami kemunduran. </p>
<p>Pemerintah dan masyarakat perlu mengatasi ketimpangan ini demi meningkatkan akses dan perlindungan bagi perempuan di Indonesia, dan menjaga citra dan upaya Indonesia dalam mempromosikan gender di level internasional. </p>
<p>Ada beberapa cara yang dapat diambil. </p>
<p><em>Pertama</em>, pemerintah perlu aktif meningkatkan kesadaran gender di kalangan elite politik dan aparat negara. Penghambat utama kesadaran gender di level negara adalah pola pikir patriarki atau maskulin yang berkembang di kalangan elite politik dan aparat pemerintah. </p>
<p><em>Kedua</em>, pemerintah juga harus memperbanyak hukum dan peraturan yang pro kesetaraan gender untuk mewujudkan hubungan gender yang berkeadilan. Di sisi lain, masyarakat perlu secara berkesinambungan menyuarakan dan mendesak pemerintah untuk lebih peduli pada persoalan gender. </p>
<p><em>Terakhir</em>, masyarakat juga perlu menyelenggarakan pendidikan dan/atau kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan kesadaran gender anggota masyarakat lainnya.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/150841/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Wendy Andhika Prajuli tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Di luar negeri Indonesia aktif mendorong implementasi gender di dalam hubungan internasional. Namun, upaya serupa tidak dilakukan di dalam negeri.Wendy Andhika Prajuli, Lecturer in International Relations, Binus UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1472832020-12-10T09:48:21Z2020-12-10T09:48:21ZApa dampak diplomasi bantuan Indonesia ke kawasan Pasifik?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/374163/original/file-20201210-24-12r4zal.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=1%2C80%2C1276%2C850&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Kepulauan Solomon Rick Houenipwela pada 2018.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://setkab.go.id/bertemu-pm-rick-presiden-ingin-indonesia-kontribusi-pengembangan-ekonomi-kepulauan-solomon/">Sekretariat Kabinet Republik Indonesia</a></span></figcaption></figure><p>Selama dua dekade terakhir, Indonesia memberi negara-negara berkembang di Pasifik bantuan, sebagai alat diplomasi, dengan salah satu tujuan untuk mengamankan integritas wilayah - khususnya terkait isu separatisme Papua. </p>
<p>Saya terlibat dalam <a href="https://doi.org/10.1142/S101325112040010X">studi</a> tentang peran diplomasi bantuan Indonesia dalam membangun kembali, memulihkan, dan memperbaiki citranya di negara-negara Pasifik, seperti Nauru, Tuvalu, Kepulauan Solomon, Kiribati, Papua Nugini dan Fiji. </p>
<p>Studi itu menemukan bahwa diplomasi bantuan relatif mampu meningkatkan pengaruh Indonesia di Pasifik Selatan. Upaya diplomasi itu juga berdampak pada menurunnya dukungan beberapa negara di kawasan itu terhadap separatisme Papua.</p>
<h2>Citra buruk</h2>
<p>Secara geografis wilayah Pasifik Selatan terletak di sebelah timur Indonesia. Terdapat dua belas negara (Federated States of Micronesia, Fiji, Kiribati, Marshall Islands, Nauru, Palau, Papua Nugini, Samoa, Solomon, Tonga, Tuvalu, Vanuatu), dua wilayah tak berdaulat (Cook Islands, dan Nieu), dan beberapa teritori dependen (seperti American Samoa, French Polynesia, Guam Hawaii, New Caledonia, Norfolk Islands, Northern Mariana Islands, Wallis and Futuna, dan Tokelau) yang membentang di atas Samudera Pasifik).</p>
<p>Kawasan ini berbatasan langsung dengan wilayah Indonesia paling timur. Penduduk Pasifik memiliki kesamaan ras dan budaya Melanesia dengan 10% etnis Melanesia Indonesia yang tersebar di provinsi Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.</p>
<p>Secara umum, saya melihat negara-negara di kawasan Pasifik memandang Indonesia dengan luas wilayah dan jumlah penduduk besar dengan rasa curiga dan rasa tidak aman.</p>
<p>Bagi negara-negara kecil di Pasifik, besarnya wilayah Indonesia membawa potensi masalah keamanan. Negara-negara Pasifik secara ukuran adalah negara-negara mini (sebagian besar luasnya di bawah 1.000 kilometer persegi) dan berpenduduk sedikit. </p>
<p>Catatan buruk agresi militer Indonesia, seperti (kampanye “<a href="https://kumparan.com/potongan-nostalgia/ganyang-malaysia-catatan-panjang-konfrontasi-indonesia-malaysia">Ganyang Malaysia</a>”) dan <a href="https://www.unsw.adfa.edu.au/school-of-humanities-and-social-sciences/timor-companion/kolonialisme-timor-leste">aneksasi Timor Timur</a>, serta <a href="https://www.amnesty.id/papua-5-masalah-ham-yang-harus-diselesaikan/">pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua</a>, berkontribusi pada kecurigaan dan rasa tidak aman negara-negara Pasifik terhadap Indonesia.</p>
<p>Sebagian negara Pasifik, seperti Vanuatu, Nauru dan Tuvalu mendukung secara moral dan diplomatik untuk kemerdekaan Papua. </p>
<p>Kesamaan etnis masyarakat Melanesia mendasari <a href="https://www.lowyinstitute.org/publications/west-papua-issues-wont-go-away-melanesia">dukungan berkelanjutan</a> dari Pasifik Selatan untuk kemerdekaan Papua. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/memanfaatkan-kekuatan-universitas-sebagai-aktor-baru-dalam-diplomasi-global-141120">Memanfaatkan kekuatan universitas sebagai aktor baru dalam diplomasi global</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Diplomasi bantuan</h2>
<p>Indonesia lama mengabaikan kawasan Pasifik karena terlalu fokus pada ASEAN - Indonesia termasuk salah satu pendiri perkumpulan negara-negara Asia Tenggara ini.<br>
Sekitar dekade 70- dan 80-an, Indonesia sering memperlakukan Pasifik Selatan sebagai “<a href="https://www.futuredirections.org.au/publication/indonesia-seeking-closer-south-pacific-engagement/">halaman belakang yang terabaikan</a>”. </p>
<p>Indonesia mulai mengubah hubungannya dengan kawasan Pasifik sejak 20 tahun terakhir melalui kebijakan luar negeri “Menoleh ke Timur” (<em>Look East Policy</em>), yang inti kegiatannya adalah diplomasi bantuan. </p>
<p>Tujuan kebijakan ini adalah untuk membalikkan citra negatif Indonesia di kawasan Pasifik. </p>
<p>Kebijakan “Menoleh ke Timur” ini memprioritaskan negara-negara Pasifik Selatan seperti Nauru, Tuvalu, Kepulauan Solomon, Kiribati, Papua Nugini dan Fiji sebagai mitra kerja sama pembangunan. </p>
<p>Sejak 1999, Indonesia telah memberikan bantuan peningkatan kapasitas (<em>capacity building</em>) melalui pelatihan di sembilan sektor, antara lain kelautan dan perikanan; usaha kecil menengah, ekonomi, keuangan, dan perdagangan; energi; demokrasi dan pemerintahan yang baik (<em>good governace</em>). </p>
<p>Program ini menarik banyak peserta sehingga dilanjutkan dan dimodifikasi dan cakupan bertambah menjadi <a href="http://ssc-indonesia.org/ksst/wp-content/uploads/2015/07/Leaflet-Pacific-Update2.pdf.diplomatik">10 sektor</a>, antara lain manajemen risiko bencana, pariwisata, pemberdayaan perempuan, pendidikan, budaya, dan pelatihan, dan pekerjaan umum. </p>
<p>Antara 1999 dan 2016 Indonesia telah menjalankan setidaknya 182 program untuk 1.457 peserta dari negara-negara di kawasan Pasifik. Belum ada laporan angka resmi berapa anggaran yang digunakan untuk ini.</p>
<p>Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melanjutkan kebijakan ini melalui organisasi regional Pacific Island Development Forum (PIDF). Kemitraan yang berfokus pada perubahan iklim ini melibatkan sektor publik, swasta sektor, dan masyarakat sipil, yang diwujudkan melalui skema ekonomi hijau. </p>
<p>Bantuan Indonesia yang disalurkan melalui PIDF dianggap sesuai dengan kebutuhan negara-negara kepulauan di Pasifik yang terletak di dataran rendah, seperti Kiribati, Tuvalu, dan Kepulauan Marshall yang terancam tenggelam akibat perubahan iklim.</p>
<p>Pada 2016, Presiden Joko “Jokowi” Widodo melanjutkan kebijakan tersebut dengan memperkuat komitmen Indonesia setelah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PIDF ke-2 - belum ada laporan angka resmi anggaran yang digunakan Jokowi.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/mengapa-amerika-cina-dan-negara-lain-diam-saja-dalam-isu-kekerasan-di-papua-123683">Mengapa Amerika, Cina, dan negara lain diam saja dalam isu kekerasan di Papua?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Dampak diplomasi</h2>
<p>Salah satu indikasi keberhasilan diplomasi Indonesia di Pasifik adalah kenaikan status keanggotaannya di Melanesian Spearhead Group (MSG) dari status pengamat yang diperolehnya pada 2013 menjadi <em>associate member</em> pada tahun 2015.</p>
<p>MSG adalah kelompok eksklusif yang anggotanya terdiri dari negara-negara berpenduduk etnis Melanesia.</p>
<p>Diplomasi Indonesia yang intensif ke Pasifik menghasilkan perubahan sikap dari beberapa negara seperti seperti Tuvalu, Kiribati dan Nauru yang pada awalnya menentang penguasaan wilayah Indonesia atas Papua.</p>
<p>Hanya Vanuatu yang masih bersikeras menolak keanggotaan Indonesia karena berpandangan bahwa United Liberation Movement for West Papua (gerakan kemerdekaan Papua Barat) lebih pantas menjadi anggota MSG.</p>
<p>Dalam konteks ekonomi, Indonesia juga berfungsi sebagai “jembatan” antara MSG dan Asia sehingga memungkinkan negara-negara Pasifik untuk mendapatkan keuntungan dari ekonomi Asia yang tumbuh sangat cepat.</p>
<p>Setelah lebih dari 50 tahun menjadi penerima bantuan pembangunan, kini Indonesia juga memainkan peran sebagai negara donor, sekali pun jumlah bantuannya <a href="https://asiafoundation.org/resources/pdfs/IDSitiNugrahaMauludiah.pdf">relatif kecil dan terbatas</a>.</p>
<p>Bantuan Indonesia bagi kawasan Pasifik memiliki tujuan strategis bagi pemerintah pusat di Jakarta yang berkepentingan mendapatkan dukungan negara-negara di kawasan ini untuk mengamankan integritas teritorialnya.</p>
<p>Bisa diperkirakan, diplomasi bantuan Indonesia akan terus dilakukan dan meningkat di masa depan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/147283/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Baiq Wardhani tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Diplomasi bantuan mampu meningkatkan pengaruh Indonesia di Pasifik Selatan dan berdampak pula menurunnya dukungan beberapa negara di kawasan itu terhadap separatisme Papua.Baiq Wardhani, Lecturer at Department of International Relations, Faculty of Social and Political Studies, Universitas AirlanggaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1494702020-11-12T05:03:06Z2020-11-12T05:03:06ZKepentingan praktis dalam kecaman Jokowi terhadap Macron: demi citra dan negosiasi<p>Bulan lalu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201031141046-20-564388/jokowi-kecam-pernyataan-macron-yang-dinilai-lukai-umat-islam">mengecam</a> pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron karena “menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia”.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1322491546806071296"}"></div></p>
<p>Pada awal Oktober, Macron <a href="https://www.tempo.co/bbc/7398/protes-terhadap-presiden-prancis-berlanjut-ribuan-orang-marah-atas-pernyataan-macron">menyebut</a> Islam sebagai “agama dalam krisis di seluruh dunia” dan dengan keras membela kebebasan berbicara.</p>
<p>Pernyataan itu ia sampaikan setelah terjadi dua serangan di Prancis,yang menewaskan empat orang, termasuk guru sekolah menengah Samuel Paty yang tewas dipenggal, yang dipicu oleh kartun Nabi Muhammad.</p>
<p>Paty sebelumnya <a href="https://www.bbc.com/news/world-europe-54632353">menunjukkan</a> kartun-kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam sebuah pelajaran.</p>
<p>Ada dua poin utama dari pernyataan Macron. </p>
<p>Pertama, menurut berbagai <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20201030075020-4-198016/macron-prancis-diserang-teroris-islam">media</a> <a href="https://republika.co.id/berita/qj7t6d328/label-teroris-islam-dalam-insiden-di-austria-dan-prancis">massa</a> <a href="https://wartakota.tribunnews.com/2020/11/03/presiden-prancis-emmanuel-macron-kembali-hina-agama-islam-kaitkan-dengan-teroris-di-wina-austria">nasional</a>, Macron secara eksplisit mengklaim bahwa apa yang terjadi adalah serangan teroris Islam. </p>
<p>Kedua, Macron terang-terangan membela Paty karena apa yang dilakukan oleh guru itu merupakan sebuah bentuk kebebasan berekspresi. </p>
<p>Prancis dikenal sebagai negara sekuler sekaligus mengagungkan nilai-nilai kebebasan. </p>
<p>Jadi, pernyataan Macron ini merujuk pada <a href="https://tirto.id/kronologi-munculnya-aksi-boikot-produk-perancis-di-berbagai-negara-f6xH">ideologi Perancis</a>. Sementara, karikatur Nabi Muhamad dianggap melecehkan agama Islam.</p>
<p>Serentetan peristiwa beserta pernyataan Macron menimbulkan pro dan kontra. </p>
<p>Negara-negara di Benua Eropa secara <a href="https://www.aa.com.tr/en/europe/europe-in-solidarity-with-france-after-nice-attack/2023875">kompak</a> menyesalkan penyerangan itu.</p>
<p>Berbagai perangkat negara Prancis, telah mengklarifikasi pernyataan Macron, termasuk Duta Besar Perancis untuk Indonesia, <a href="https://www.republika.id/posts/11301/maksud-presiden-macron">Olivier Chambard</a>.</p>
<p>Meskipun terlihat sedang membela idealisme agama, Jokowi dapat dilihat sedang menggunakan pernyataannya untuk tujuan praktis. </p>
<p>Lewat pernyataannya, saya melihat Jokowi sedang memperbaiki citra di dalam negeri, sekaligus menaikkan posisi tawar dalam negosiasi dagang dengan Prancis.</p>
<h2>Menaikkan citra, memberi tekanan</h2>
<p>Kecaman Jokowi dapat dilihat sebagai upaya menaikkan citra yang terganggu akibat persoalanan penanganan pandemi COVID-19 yang, baik dari aspek ekonomi maupun kesehatan, menuai banyak kritik. </p>
<p><a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20200831195512-4-183392/penanganan-covid-19-pemerintah-ri-dibanjiri-kritikan">Faisal Basri</a>, seorang ahli ekonomi, mengingatkan Jokowi untuk memprioritaskan penanganan pandemi, bukan semata-mata mengedepankan pemulihan ekonomi. </p>
<p>Sementara itu, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, berulangkali menyayangkan ketidakseriusan pemerintah dalam menghadapi pandemi ini. </p>
<p>Pandu mengkritik klaim bahwa pemerintah telah mampu mengendalikan wabah sekaligus menjaga ekonomi. Dia menyebut bahwa data yang digunakan pemerintah <a href="https://nasional.kompas.com/read/2020/10/14/06391991/kritik-terhadap-klaim-ri-berhasil-tangani-covid-19-dan-dampak-ekh">tidak valid</a>. </p>
<p>Kritik para ahli ini sejalan dengan tingkat ketidakpuasan masyarakat terhadap Jokowi terkait penanganan Covid-19. </p>
<p><a href="https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/11/04/kepuasan-publik-terhadap-kinerja-jokowi-tangani-covid-19-menurun">Sejak Agustus 2020</a>, jumlah masyarakat yang tidak puas terhadap cara pemerintah menghadapi pandemi naik secara konsisten.</p>
<p>Selain itu, pemerintah Indonesia tampaknya menggunakan momentum ini untuk menekan Prancis terkait perjanjian dagang antara Uni Eropa (UE) dan Indonesia. </p>
<p>Perdagangan Indonesia dengah Prancis sejak 2015 telah mengalami <a href="https://katadata.co.id/pingitaria/berita/5f9d1dacd5b19/marak-seruan-boikot-siapa-untung-dari-hubungan-dagang-prancis-ri">defisit</a>. </p>
<p>Tambah lagi, Prancis dikenal sebagai salah satu negara anggota UE yang lantang melarang masuknya <a href="https://www.reuters.com/article/us-total-biofuels-palmoil-idUSKBN1WQ0ZG">minyak kelapa sawit</a> dari Indonesia. </p>
<p>Dengan populernya pernyataan Jokowi, pemerintah Indonesia diharapkan mampu menekan Prancis dengan gerakan boikot komoditas Prancis yang digalakkan kelompok konservatif pada level akar rumput.</p>
<h2>Bersikap tanggung</h2>
<p>Sayangnya, kecaman pemerintah Indonesia cenderung “menggantung” atau belum berlanjut pada tindakan yang nyata. </p>
<p>Di masyarakat, pada level akar rumput, beberapa kelompok sedang menyerukan dan mengkampanyekan gerakan untuk <a href="https://lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-66903637/boikot-produk-prancis-di-indonesia-aqua-hingga-sgm-kena-imbasnya">memboikot</a> <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201026182442-20-562944/pa-212-bakal-geruduk-kedubes-dan-boikot-produk-prancis">produk</a> <a href="https://nasional.okezone.com/read/2020/11/02/337/2302791/demo-kecam-macron-massa-serukan-boikot-produk-prancis">asal</a> Prancis.</p>
<p><a href="https://nasional.tempo.co/read/1401014/mui-imbau-boikot-produk-prancis-sampai-emmanuel-macron-minta-maaf/full&view=ok">Majelis Ulama Indonesia (MUI)</a> telah menghimbau kepada masyarakat untuk menggalakkan gerakan boikot serupa.</p>
<p>Boikot, seharusnya, dapat menjadi salah satu metode untuk <a href="https://voidnetwork.gr/wp-content/uploads/2016/09/Dynamics-of-contention-by-McAdamTarrowTilly.pdf">menekan suatu otoritas</a> agar suara gerakan didengar.</p>
<p>Pemerintah dapat menindaklanjuti kecaman Jokowi dengan tindakan nyata dengan menyatakan dukungan terhadap gerakan boikot masyarakat. </p>
<p>Ini dapat dilakukan untuk menaikkan posisi politik Indonesia di hadapan pemerintah Perancis, sekaligus menaikkan popularitas Jokowi, meskipun efektifitas gerakan boikot relatif diragukan dilihat dari kacamata <a href="https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-54771151">ekonomi</a>.</p>
<p>Namun, menurut saya, ada cara lain yang juga dapat Jokowi lakukan untuk menanggapi pernyataan Macron. </p>
<p>Jokowi dapat menampilkan Indonesia sebagai negara yang damai dan menjunjung tinggi toleransi, walaupun memiliki beragam latar belakang budaya, agama, dan kondisi sosial. </p>
<p>Jokowi seharusnya mampu menekankan aspek ini sebagai jawaban bahwa perbedaan tetap dapat berjalan seiring dengan perdamaian dengan diiringi langkah nyata penegakan toleransi di Indonesia. </p>
<p>Cara ini sekaligus dapat digunakan Jokowi untuk menjawab kritik kepadanya terkait buruknya <a href="https://nasional.tempo.co/read/1283022/indeks-kerukunan-umat-beragama-buruk-jokowi-jaga-toleransi/full&view=ok">indeks toleransi</a> di kota-kota besar.</p>
<p>Singkatnya, langkah Jokowi mengecam pernyataan Macron cukup disayangkan karena relatif setengah-setengah. </p>
<p>Padahal ada cara lain untuk memanfaatkan momentum demi memulihkan citra, baik hubungannya dengan penanganan pandemi atau kerukunan beragama, dan juga memperbaiki peluang kerjasama dagang dengan UE.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/149470/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Yohanes Ivan Adi Kristianto tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Lewat pernyataannya, saya melihat Jokowi sedang memperbaiki citra di dalam negeri, sekaligus menaikkan posisi tawar dalam negosiasi dagang dengan Prancis.Yohanes Ivan Adi Kristianto, Lecturer at the Department of International Relations, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa TimurLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1488102020-10-28T03:24:21Z2020-10-28T03:24:21ZPeningkatan hubungan Indonesia-Cina dapat merusak hubungan AS-Indonesia<p>Walau ada sentimen anti-Cina yang kian berkembang di Indonesia serta ada konflik kedua negara yang belum terselesaikan mengenai Laut Cina Selatan, kerja sama di antara negara eksportir terbesar di dunia dan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara tersebut diprediksi akan semakin berkembang. Terlebih pasca pertemuan para menteri senior Cina dan Indonesia bulan ini.</p>
<p>Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan <a href="https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5208892/jadi-utusan-khusus-jokowi-ini-agenda-luhut-di-china">menemui</a> Menteri Luar Negeri Cina Wa Ying untuk membahas potensi kolaborasi antara kedua negara di tengah pandemi COVID-19.</p>
<p>Salah satu persetujuan utama yang lahir dari pertemuan tersebut adalah keputusan untuk menjadikan <a href="https://www.scmp.com/news/china/diplomacy/article/3104986/vaccine-diplomacy-china-indonesia-agree-cooperate-fight">Indonesia sebagai pusat distribusi vaksin COVID-19 dari Cina</a> di kawasan Asia Tenggara.</p>
<p>Kerja sama ini dipandang akan menguntungkan kedua belah pihak. Pasalnya, di satu sisi, Cina dapat menjadikan Indonesia - yang memiliki lebih dari 270 juta penduduk - sebagai tempat uji coba vaksin COVID-19, sekaligus mengamankan akses ke pasar Asia Tenggara.</p>
<p>Di sisi lain, Indonesia yang memiliki <a href="https://www.channelnewsasia.com/news/asia/indonesia-passes-philippines-most-covid-19-cases-southeast-asia-13286304">jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara</a> tidak hanya akan mendapat prioritas untuk mendapatkan vaksin tapi juga berpotensi besar mendapatkan keuntungan ekonomi sebagai distributor di wilayah ASEAN.</p>
<p>Kesepakatan terbaru ini menandai kemitraan yang lebih kuat antara kedua negara, dan sedikit banyak akan berdampak pula pada hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat.</p>
<h2>Menguatnya hubungan Indonesia-Cina</h2>
<p>Hubungan antara Indonesia dan Cina telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.</p>
<p>Secara ekonomi, Cina adalah <a href="https://www.bkpm.go.id/images/uploads/file_siaran_pers/Paparan_Bahasa_Indonesia_Press_Release_TW_IV_2019.pdf">sumber investasi langsung luar negeri (Foreign Direct Investment, FDI) terbesar kedua</a> (setelah Singapura) dan salah satu mitra dagang utama Indonesia. </p>
<p>Cina juga merupakan <a href="https://jakartaglobe.id/business/indonesia-posts-largest-trade-surplus-since-2011-as-coronavirus-disrupts-imports-from-china/">negara tujuan ekspor terbesar Indonesia di sepanjang periode 2019</a>, dengan nilai US$ 25,8 juta, atau sekitar 16,68% dari total ekspor. </p>
<p>Pada tahun yang sama, Cina turut menjadi <a href="https://jakartaglobe.id/business/indonesia-posts-largest-trade-surplus-since-2011-as-coronavirus-disrupts-imports-from-china/">sumber impor terbesar untuk Indonesia</a>, senilai US$ 44,5 juta atau setara dengan hampir sepertiga dari total impor Indonesia.</p>
<p>Saat ini, perwakilan kedua negara juga telah <a href="https://theconversation.com/indonesia-and-china-inked-a-deal-to-promote-the-use-of-the-yuan-and-rupiah-the-political-and-economic-implications-are-huge-147493">menandatangani kesepakatan</a> untuk beralih dari dolar AS dan mempromosikan penggunaan mata uang lokal masing-masing negara sebagai alat transaksi pembayaran dalam perjanjian perdagangan mereka.</p>
<p>Tak berhenti sampai di situ, Cina dan Indonesia turut memperluas pertukaran <a href="https://thediplomat.com/2019/04/chinese-culture-gradually-penetrates-indonesia/">budaya</a>, <a href="https://thediplomat.com/2019/02/chinas-education-expansion-in-indonesia/">pendidikan</a> dan <a href="https://coconuts.co/bali/news/indonesia-aims-to-attract-tourists-from-china-south-korea-sebagai-pemulihan-cepat-dalam-sektor-pariwisata-mungkin-menteri/">masyarakat</a>.</p>
<p>Walaupun demikian, hubungan keduanya bukannya tanpa konflik.</p>
<p>Terlepas dari isu pandemi COVID-19, sejak awal hubungan Beijing dan Jakarta sudah berada di jalan yang terjal, terutama ketika ketegangan terkait isu Laut Cina Selatan semakin <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20200913131929-4-186438/dua-kali-china-klaim-lagi-natuna-ri">memanas</a>.</p>
<p>Kapal milik Cina beberapa kali ditemukan masuk tanpa izin ke wilayah perairan Indonesia dekat Laut Cina Selatan. Di sana Cina bersikukuh memiliki dasar hukum yang berbeda dan menuai kontroversi dalam menentukan klaim teritorinya.</p>
<p>Berulang kali sepanjang tahun Indonesia telah secara konsisten <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20200914111724-4-186578/ri-protes-keras-china-kirim-keberatan-ke-beijing">mengusir</a> kapal penjaga pantai dan kapal penangkap ikan milik Cina dari kawasan perairan yang diaku Beijing memiliki klaim bersejarah.</p>
<p>Berbagai isu di atas kemudian semakin menyuburkan sentimen anti-Cina di Indonesia. </p>
<p>Namun demikian, polemik mengenai hal ini sesungguhnya telah ada sejak pertengahan 1960-an, ketika tersangka komunis - beberapa dari mereka keturunan Cina - dibunuh setelah <a href="https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/3012676/whats-driving-indonesian-paranoia-over-chinese-workers">diduga</a> oleh pihak militer telah memicu percobaan kudeta. Orang keturunan Cina di Indonesia juga <a href="https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/3012676/whats-driving-indonesian-paranoia-over-chinese-workers">disalahkan</a> atas kemerosotan ekonomi Indonesia selama Krisis Keuangan Asia karena keterlibatan mereka dalam banyak bisnis negara.</p>
<p>Tak pelak, ketika virus COVID-19 yang berasal dari Wuhan, Cina, menjadi pandemi global, persepsi masyarakat Indonesia terhadap Cina semakin menimbulkan reaksi negatif. </p>
<p>Dalam banyak kasus dijumpai masyarakat Indonesia <a href="https://asia.nikkei.com/Opinion/Indonesia-must-tackle-corona-driven-growth-in-anti-Chinese-xenophobia">menggunakan</a> istilah “virus Cina” di media sosial untuk merujuk pada COVID-19. </p>
<p>Banyak di antara mereka juga <a href="https://foreignpolicy.com/2020/01/31/wuhan-coronavirus-boosts-indonesian-anti-chinese-conspiracies/">menyerukan</a> kepada orang-orang untuk menjauhi tempat-tempat yang biasanya warga Cina atau masyarakat Indonesia keturunan Cina bekerja dan tinggal.</p>
<p>Rencana pemerintah <a href="https://www.gelora.co/2020/04/kemenaker-kami-tak-bisa-tolak-izin-500.html">memasukkan 500 pekerja asal Cina</a> ke Indonesia di tengah pandemi COVID-19 juga menuai kritik keras dari masyarakat luas. Orang-orang menolak para pekerja Cina karena takut mereka tidak hanya akan membawa virus tapi juga mengambil alih pekerjaan penduduk setempat.</p>
<p>Namun demikian, segala polemik di atas rupanya tak menyurutkan keinginan pemerintah kedua negara untuk mengeratkan hubungan. </p>
<p>Hal tersebut dapat terlihat dari semakin intensnya kunjungan yang dilakukan oleh pejabat kedua negara, seolah menyatakan bahwa ketegangan yang ada tidak perlu dikhawatirkan.</p>
<p>Kunjungan Luhut baru-baru ini untuk membahas vaksin hanya salah satu langkah terbaru dari semakin aktifnya pertukaran diplomatik kedua negara.</p>
<p>Sebelum Luhut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir <a href="https://kemlu.go.id/portal/en/read/1579/berita/indonesian-minister-of-foreign-affairs-and-minister-of-state-owned-enterprise-visit-the-prc-and-uae-to-strengthen-the-bilateral-cooperation">mengunjungi</a> Hainan, Cina, pada Agustus lalu untuk membahas kemajuan pada proyek infrastruktur berskala besar Cina, yaitu Belt and Road Initiative (BRI).</p>
<h2>Peran Luhut</h2>
<p>Luhut, seorang mantan jenderal Angkatan Darat, dapat dikatakan sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam menjadikan hubungan antara Jakarta dan Beijing kian menguat belakangan ini.</p>
<p>Tidak hanya memegang posisi yang sangat strategis sebagai Menteri Koordinator, tapi Luhut juga seorang politikus yang memiliki pengaruh kuat. </p>
<p>Banyak yang percaya bahwa, secara <em>de facto</em>, dialah orang yang memegang suara terakhir dalam banyak keputusan penting pada era pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo; banyak orang yang kemudian memberinya gelar “<a href="https://indoprogress.com/2020/04/lord-luhut/">Lord Luhut</a>”.</p>
<p>Luhut juga telah melakukan <a href="https://maritim.go.id/pertemuan-bilateral-menko-luhut-dengan-wakil-menteri-perdagangan-tiongkok/">kunjungan kenegaraan</a> ke Beijing beberapa kali. </p>
<p>Selama kunjungannya, dia telah <a href="https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/indonesia-to-propose-projects-worth-us91-bilion-for-chinas-belt-and-road">menunjukkan</a> komitmen Indonesia terhadap terselenggaranya proyek BRI.</p>
<p>Bahkan, ia pun turut serta dalam <a href="https://tirto.id/luhut-ditunjuk-jadi-penanggung-jawab-investasi-saat-ktt-bri-di-cina-dm8R">mendirikan dan memimpin</a> Global Maritime Fulcrum Task Force, yang membawahi pelaksanaan proyek BRI di Indonesia dengan melibatkan berbagai kementerian dan banyak pemangku kepentingan.</p>
<p>Pada berbagai kesempatan di forum publik, Luhut seringkali menyatakan dukungannya atas kecenderungan dan keberpihakan Indonesia atas proyek dan inisiasi Cina. Dia berpendapat bahwa beroposisi dengan Cina tidak akan menguntungkan Indonesia, karena 18% ekonomi global dikuasai oleh Negeri Tirai Bambu tersebut. </p>
<p>“Jadi Anda <a href="https://money.kompas.com/read/2020/06/06/080300226/luhut-suka-tidak-suka-china-merupakan-kekuatan-dunia">suka [atau] tidak suka</a>, senang [atau] tidak senang, bilang apa pun Tiongkok ini merupakan kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan,” katanya .</p>
<p>Tentang isu Laut Cina Selatan, Luhut <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20200103200210-4-127579/luhut-soal-natuna-tak-usah-dibesar-besarkan-lah">menegaskan</a> bahwa polemik itu tidak boleh dibesar-besarkan dan justru menyalahkan kemampuan dan jumlah kapal Indonesia yang terbatas di wilayah perairan tersebut.</p>
<p>Pernyataan-pernyataan Luhut tersebut dengan jelas menunjukkan keberpihakan dan pengaruh besar yang ia miliki terkait dengan menguatnya peran Cina di Indonesia.</p>
<h2>Dampak yang terjadi</h2>
<p>Hubungan yang kian intensif antara Cina dan Indonesia dapat mengakibatkan semakin kuatnya pengaruh Cina atas Indonesia, baik secara ekonomi, politik, ataupun militer.</p>
<p>Hal ini bisa membuat Indonesia menjadi sangat bergantung pada Cina. Kemungkinan tersebut juga dapat berpotensi merusak hubungan antara Indonesia dan AS.</p>
<p>Condongnya Indonesia kepada Cina semakin terlihat tatkala baru-baru ini pemerintah Indonesia <a href="https://www.reuters.com/article/indonesia-usa-idUSKBN2750M7">menolak</a> proposal AS untuk mengizinkan pesawat pengintai maritim P-8 Poseidon mendarat dan mengisi bahan bakar di wilayah Indonesia.</p>
<p>Proposal tersebut diajukan di tengah memanasnya kompetisi antara AS dan Cina untuk mendapatkan pengaruh di Asia Tenggara. P-8 dikirimkan oleh AS guna memainkan peran sentral dalam mengawasi aktivitas militer Cina di Laut Cina Selatan. </p>
<p>Penolakan Indonesia atas usul AS dapat memberi tanda keberpihakan Indonesia kepada Cina. </p>
<p>Dalam pembelaannya, Indonesia menjelaskan bahwa keputusan penolakan tersebut merupakan bagian dari kebijakan luar negeri untuk tetap bersikap netral. Artinya Indonesia tidak memihak AS atau Cina.</p>
<p>Namun, Dino Patti Djalal, mantan Duta Besar Indonesia untuk AS, memiliki pandangan berbeda atas hal ini.</p>
<p>“Kita tidak ingin tertipu ke dalam kampanye anti-Cina [yang digaungkan oleh AS] [kepada negara-negara ASEAN]. Tentu saja kita [akan terus] mempertahankan kemerdekaan kita, tapi ada faktor keterlibatan ekonomi yang lebih dalam dan Cina saat ini adalah negara paling berpengaruh di dunia bagi Indonesia,” <a href="https://www.reuters.com/article/indonesia-usa-idUSKBN2750M7">ujarnya</a>.</p>
<hr>
<p><em>Artikel ini ditulis bersama dengan Habib Pashya, mahasiswa Universitas Islam Indonesia.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/148810/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Muhammad Zulfikar Rakhmat tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Kemitraan yang lebih kuat antara Indonesia dan Cina sedikit banyak akan berdampak pula pada hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat.Muhammad Zulfikar Rakhmat, Lecturer in International Relations, Universitas Islam Indonesia (UII) YogyakartaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1440732020-08-07T04:06:25Z2020-08-07T04:06:25ZKetika hubungan AS-Cina semakin tegang: saatnya Indonesia dan negara-negara ASEAN cari mitra baru<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/351569/original/file-20200806-22-a8ebiu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=128%2C70%2C1007%2C799&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sepuluh bendera negara-negara anggota ASEAN</span> <span class="attribution"><span class="source">pixabay</span></span></figcaption></figure><p>Seiring dengan ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina yang kembali menguat, negara-negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, harus memikirkan ulang bagaimana kebijakan hubungan diplomatik dan ekonomi yang harus mereka jalin dengan dua negara adidaya tersebut. </p>
<p>Satu hal yang pasti adalah, mengurangi ketergantungan terhadap keduanya menjadi jalan tengah yang paling aman. </p>
<p>Apabila dibandingkan dengan kawasan regional lain, ketegangan antara AS dan Cina telah membawa dampak <a href="https://www.japantimes.co.jp/news/2020/07/21/asia-pacific/politics-diplomacy-asia-pacific/southeast-asia-us-china-social-media/">politik</a> dan <a href="https://www.businesstimes.com.sg/asean-business/asean-countries-benefiting-from-trade-war-maybank-kim-eng"> ekonomi</a> yang cukup signifikan terhadap negara-negara di kawasan Asia Tenggara. </p>
<p>Oleh karena itu, memperkuat jalinan hubungan yang baik dengan mitra non-tradisional, seperti negara-negara Teluk dan Amerika Latin merupakan sebuah langkah strategis yang patut diperhatikan. </p>
<h2>Ketegangan AS-Cina</h2>
<p>Ketegangan antara kedua negara menguat setelah AS mengambil <a href="https://edition.cnn.com/2020/07/24/politics/us-agents-houston-chinese-consulate/index.html">keputusan untuk menutup konsulat Cina di Houston</a> minggu lalu. Tak berselang lama, Cina <a href="https://www.theguardian.com/world/2020/jul/27/crowds-wave-chinese-flags-and-take-selfies-as-us-consulate-closes-in-chengdu">membalas</a> perlakuan tersebut dengan menutup konsulat AS di Chengdu.</p>
<p>Padahal pada Januari, AS dan Cina telah sepakat menandatangani perjanjian perdagangan yang diharapkan akan mengakhiri perang dagang yang telah berlangsung selama kurun waktu dua tahun terakhir. Namun para ahli <a href="https://theconversation.com/us-china-trade-pact-president-trump-just-signed-fails-to-resolve-3-fundamental-issues-130017">meragukan kesepakatan itu akan berimbas pada redanya ketegangan tersebut</a>.</p>
<p>Pandemi COVID-19 yang sedang dihadapi di seluruh dunia tampaknya semakin memperburuk hubungan keduanya. Washington dan Beijing saling memberikan tuduhan sebagai negara <a href="https://www.scmp.com/news/china/society/article/3079391/bat-virus-bioweapon-what-science-says-about-covid-19-origins">asal virus</a> dan adanya <a href="https://www.scmp.com/news/china/diplomacy/article/3081139/coronavirus-mike-pompeo-calls-china-share-early-virus-samples">upaya menutup-nutupi</a> penyebaran <em>coronavirus</em>.</p>
<p>Hal ini diperparah dengan <a href="https://www.telegraph.co.uk/news/2020/08/02/us-vs-china-beijing-forces-neighbours-pick-sides-military-build/">keputusan AS</a> baru-baru ini untuk membeli persenjataan militer dalam jumlah besar dalam upaya untuk menantang <a href="https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/3048967/us-freedom-navigation-patrols-south-china-sea-hit-record-high">klaim Cina</a> di Laut Cina Selatan.</p>
<h2>Faktor Politik</h2>
<p>Dilihat dari sudut pandang politik, negara-negara ASEAN harus segera mengambil langkah dengan mengurangi ketergantungan mereka terhadap Cina dan AS dengan melihat meningkatnya keagresifan Cina di Laut Cina Selatan dan adanya ketidakpercayaan negara-negara Asia Tenggara terhadap AS sebagai mitra yang menjaga keamanan kawasan. </p>
<p>Meski kawasan ini ingin terus menikmati akses pangsa pasar yang besar dan suntikan investasi dari Cina, beberapa kebijakan Negeri Tirai Bambu ini tidak bisa lagi ditoleransi karena telah <a href="https://asia.nikkei.com/Opinion/China-s-overreach-provokes-backlash-across-Southeast-Asia">mengancam</a> kedaulatan negara-negara Asia Tenggara.</p>
<p><a href="https://www.scmp.com/lifestyle/article/3081930/coronavirus-spreads-anti-chinese-feeling-southeast-asia-prejudice-goes">Sejarah sentimen anti-Cina</a> meningkat di beberapa negara ASEAN. Sentimen muncul akibat ketakutan mereka atas kekuatan Cina yang dominan. </p>
<p>Hal yang serupa juga berlaku untuk AS.</p>
<p>Meski negara-negara Asia Tenggara ingin mendapatkan keuntungan dari perlindungan AS, mereka <a href="https://aecnewstoday.com/2020/repairing-the-us-asean-relationship-requires-commitment-and-time/">khawatir</a> bahwa komitmen AS sebagai mitra yang mampu menjaga keamanan kawasan mungkin tidak bersifat jangka panjang.</p>
<p>Masih <a href="https://www.orfonline.org/expert-speak/are-asian-allies-backing-the-united-states-new-position-on-the-south-china-sea/">berbekas</a> dalam memori para pemimpin negara-negara ASEAN bagaimana Presiden Donald Trump telah melewatkan beberapa kali pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN.</p>
<p>Seorang pakar keamanan Asia, Shahriman Lockman, dari <em>Institute of Strategic and International Studies</em> di Malaysia, <a href="https://foreignpolicy.com/2020/07/15/pompeo-south-china-sea-nine-dash-line-unclos/">mengatakan</a> negara-negara ASEAN menganggap kehadiran AS di kawasan Asia Tenggara sebagai pedang bermata dua: kehadiran AS berpotensi mengurangi ketegangan ASEAN dengan Cina, namun pada saat yang sama juga berpotensi dapat memperkeruh situasi. Hal tersebut terjadi ketika perhatian AS terdistraksi atas permasalahannya dengan negara-negara Timur Tengah, sementara negara-negara ASEAN membutuhkannya untuk mengatasi dominasi Cina di perairan Laut Cina Selatan.</p>
<p>Keputusan Washington untuk mengurangi pasukannya di Afghanistan, Irak, dan Suriah yang sedikit banyak dipengaruhi oleh opini publik dapat menandakan kebijakan luar negeri AS yang tidak dapat diprediksi. </p>
<p>Sementara itu, AS, yang kini adalah negara dengan jumlah orang terinfeksi COVID-19 terbanyak, tengah mengalami banyak implikasi negatif pada sektor kesehatan dan ekonominya. Kondisi ini bisa menjadi pemicu bagi AS untuk lebih memprioritaskan permasalahan yang sedang mendera negaranya sendiri dibandingkan ikut terlibat dalam sengketa ASEAN dan Cina. </p>
<p>Ketika AS tidak dapat banyak membantu karena masih disibukkan dengan masalah domestiknya, negara-negara di kawasan Asia Tenggara <a href="https://www.atlanticcouncil.org/blogs/new-atlanticist/covid-19-is-increasing-strategic-uncertainty-in-southeast-asia/"> menjadi khawatir</a> bahwa Cina akan menjadi lebih agresif di Laut Cina Selatan dalam waktu dekat.</p>
<p><a href="https://www.iseas.edu.sg/wp-content/uploads/pdfs/TheStateofSEASurveyReport_2020.pdf">Survei terbaru</a> yang diterbitkan oleh ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura menunjukkan kekhawatiran tersebut. Survei tersebut menunjukkan berkembangnya persepsi negara-negara Asia Tenggara akan turunnya pengaruh AS di kawasan Asia Tenggara selama kepemimpinan Presiden Trump. </p>
<p>Oleh karena itu, solusi yang paling masuk akal bagi ASEAN adalah berupaya memperkuat kemitraan dengan negara lain agar dapat meminimalkan kekhawatiran tersebut.</p>
<h2>Faktor Ekonomi</h2>
<p>Meningkatnya ketegangan AS-Cina juga berdampak pada perekonomian global. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah <a href="https://www.theguardian.com/business/2020/jan/16/us-china-tensions-could-slow-global-economy-un-warns">memperkirakan</a> bahwa jika konfrontasi terus berlanjut antara keduanya, maka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global akan mengalami perlambatan sebesar 1,8%.</p>
<p>Ketegangan yang tak kunjung surut juga <a href="https://www.scmp.com/economy/china-economy/article/3076118/coronavirus-us-china-decoupling-may-diminish-beijings-role">dapat mengakibatkan</a> hubungan ekonomi antara Cina dan AS akan benar-benar terputus.</p>
<p>Terputusnya hubungan ekonomi Cina dan AS akan membuat masing-masing negara memasang tarif yang lebih tinggi pada lawannya. Seperti yang <a href="https://www.lowyinstitute.org/publications/east-asia-s-decoupling">dikemukakan oleh beberapa ahli</a>, proteksionisme yang meningkat di antara kedua negara itu juga akan mengganggu akses negara-negara ASEAN ke pasar AS.</p>
<p>Terputusannya hubungan ekonomi Cina dan AS juga dapat menciptakan dua blok perdagangan yang berbeda; satu dipimpin oleh Cina dan satu lagi dipimpin oleh AS.</p>
<p>Prospek tersebut dapat mempersulit keberlangsungan operasi perusahaan-perusahaan Asia Tenggara dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, termasuk dalam menjalin kerja sama investasi, baik dengan Cina, maupun AS, termasuk mempertimbangkan faktor-faktor politik. </p>
<p>Di lain pihak, realitas itu akan semakin menuntut negara-negara Asia Tenggara untuk beralih mencari negara mitra yang lebih aman.</p>
<p>Beberapa pihak <a href="https://www.businesstimes.com.sg/asean-business/asean-countries-benefiting-from-trade-war-maybank-kim-eng">berpendapat</a> bahwa negara-negara Asia Tenggara diuntungkan dengan adanya ketegangan antara Cina-AS. Hal ini karena banyak perusahaan perdagangan dan manufaktur yang memindahkan pabriknya dari Cina ke negara-negara ASEAN. </p>
<p>Akan tetapi, pandangan seperti itu tidak dapat dijadikan satu-satunya acuan karena bagaimana pun ASEAN juga berhadapan dengan berbagai tantangan dan potensi penurunan ekonomi dengan adanya konflik Cina-AS.</p>
<p>Agar negara-negara ASEAN benar-benar dapat meraup keuntungan dari perang dagang Cina-AS, ada beberapa <a href="https://thediplomat.com/2019/09/is-southeast-asia-winning-the-us-china-trade-war-not-so-fast/">upaya signifikan</a> yang perlu dilakukan. Upaya tersebut di antaranya menanam investasi pada bidang manufaktur, meningkatkan kualitas infrastruktur dan kapasitas produksi, serta mengintegrasikan rantai pasokan terutama di kawasan regional ASEAN.</p>
<p>Upaya tersebut tidak hanya mahal, namun juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar. </p>
<h2>Opsi negara-negara Timur Tengah dan Amerika Latin</h2>
<p>Berdasarkan dua faktor di atas, negara-negara Asia Tenggara perlu memperluas hubungan mereka dengan mitra non-tradisional.</p>
<p>Negara-negara Teluk dan Amerika Latin bisa menjadi pilihan yang potensial. Beberapa dari negara ini juga telah mencoba untuk menembus pasar Asia Tenggara di bawah payung kebijakan <a href="https://asiasociety.org/policy-institute/asias-new-pivot-evolving-ties-between-east-and-west-asia">“Melihat ke Timur” (Look East)</a>.</p>
<p>Selain memiliki pasokan sumber daya alam yang melimpah dan peluang investasi yang menguntungkan, dua opsi kawasan alternatif ini juga dapat memberikan Indonesia peluang untuk mengakses pasar tujuan ekspor baru.</p>
<p>Negara-negara Teluk, misalnya, bisa berfungsi sebagai jalur untuk melakukan ekspansi ekonomi ke kawasan Timur Tengah yang lebih luas.</p>
<p>Selain itu, memperkuat hubungan dengan negara-negara di kawasan ini tidak akan menimbulkan sentimen negatif terkait ideologi. Berbeda dengan sentimen anti-Cina dan anti-AS yang mempunyai sejarah panjang di beberapa negara. </p>
<p>Kawasan Teluk juga memiliki visi politik yang serupa dengan negara-negara Muslim di Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Malaysia, yang <a href="https://www.diis.dk/files/media/documents/publications/diis_report_29_web.pdf">berkeinginan</a> untuk menjauhkan diri dari kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat yang kian kontroversial.</p>
<p>Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara yang juga berpenduduk Muslim terbesar di dunia, tidak hanya <a href="https://thediplomat.com/2016/05/indonesia-a-potential-partner-for-gulf-states/">memiliki</a> latar belakang kepentingan agama yang sama dengan negara-negara Timur Tengah, tapi juga memiliki posisi politik yang sama, khususnya untuk isu-isu strategis, seperti kasus Palestina.</p>
<p>Kesamaan-kesamaan nilai itu juga dapat mengurangi sentimen negatif yang mungkin muncul dari masyarakat jika Indonesia kian merapatkan hubungan dengan negara-negara Teluk. Pasalnya sentimen asing di Indonesia telah lazim terjadi, seperti pada kasus dengan <a href="https://thediplomat.com/2019/06/understanding-indonesians-souring-sentiment-toward-china/">Cina</a> dan <a href="http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dakwah/article/view/13935">AS</a> yang pernah terjadi.</p>
<p>Sebagai satu-satunya lembaga antarnegara di regional Asia Tenggara, ASEAN dapat memfasilitasi terwujudnya jalinan hubungan yang lebuh erat dengan negara-negara Teluk dan memperkuat kerangka kerja sama yang sudah ada, seperti <a href="https://asean.org/wp-content/uploads/2012/05/Overview-of-ASEAN-GCC-Relations-October-2017-fn.pdf">ASEAN-Gulf Cooperation Council Ministerial Meetings</a> dan <a href="https://asean.org/storage/2012/05/ASEAN-PA-Framework-for-Cooperation_FINAL.pdf">The ASEAN–Pacific Alliance Framework for Cooperation</a>.</p>
<p>Selanjutnya sebagai langkah strategis untuk memperkuat hubungan ekonomi, ASEAN juga harus berupaya lebih keras dan lebih serius dalam menuntaskan <a href="https://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/19370679.2010.12023169">perjanjian perdagangan bebas</a> dengan negara-negara di kawasan Teluk dan Amerika Latin.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/144073/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Muhammad Zulfikar Rakhmat tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Negara-negara Asia Tenggara perlu memikirkan ulang hubungan mereka dengan Amerika Serikat dan Cina dan berusaha untuk mengurangi ketergantungannya pada negara adidaya tersebut.Muhammad Zulfikar Rakhmat, Lecturer in International Relations, Universitas Islam Indonesia (UII) YogyakartaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1398032020-07-19T22:32:33Z2020-07-19T22:32:33ZMengapa advokasi HAM Indonesia setengah hati di kancah internasional<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/342172/original/file-20200616-23235-7cdsxx.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span></figcaption></figure><p>Dalam hampir 20 tahun terakhir, Indonesia <a href="https://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/features/prioritas-rpjmn-2010-2014-bidang-hubungan-luar-negeri/">mulai mengembangkan peran</a> sebagai negara yang memperjuangkan hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi di tingkat regional.</p>
<p>Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia sampai batas tertentu kerap menjadi advokat isu perlidungan HAM di lingkup Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Hal ini terlihat dari kepemimpinan Indonesia dalam <a href="https://kemlu.go.id/portal/en/read/97/halaman_list_lainnya/indonesia-and-human-rights">mendorong lahirnya Komisi HAM Antar-Pemerintah ASEAN (AICHR)</a> pada tahun 2009. </p>
<p>Indonesia juga baru saja <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2019/10/18/indonesia-secures-seat-on-un-human-rights-body.html">terpilih menjadi negara anggota Dewan HAM Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)</a> mulai tahun 2020 hingga 2022 mewakili Asia Pasifik.</p>
<p>Terlepas dari itu, saya masih melihat upaya Indonesia dalam penegakan HAM di kancah internasional masih setengah hati.</p>
<p><a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/13569775.2020.1720065?journalCode=ccpo20">Riset saya yang baru diterbitkan di jurnal <em>Contemporary Politics</em></a> pada tahun ini menunjukkan Indonesia justru terbukti kerap menghambat upaya penegakan HAM demi menyelamatkan citra baik bangsa. </p>
<p>Saya melihat ini setidaknya dari dua hal: langkah Indonesia yang senantiasa menghalangi penguatan Dewan HAM dan seringkali mempersulit kunjungan delegasi HAM PBB ke Papua.</p>
<h2>Indonesia senantiasa menghambat penguatan Dewan HAM PBB</h2>
<p>Indonesia seringkali <a href="https://unwatch.org/resolutions-voting-results-of-hrc-22nd-session/">menyatakan tidak setuju dalam pemungutan suara</a> untuk memperkuat peran Dewan HAM PBB.</p>
<p>Misalnya, pada tahun 2006, Dewan HAM pernah ingin memperkuat wewenang <a href="https://www.ohchr.org/Documents/HRBodies/HRCouncil/AdvisoryCom/AdvisoryCommitteebooklet_E.pdf">Komite Penasihat (<em>Advisory Committee</em>)</a>, yaitu suatu komite berisikan 18 ahli dan akademisi yang bertugas untuk melakukan studi independen berbasis riset yang memberikan rekomendasi kebijakan kepada dewan terkait pelanggaran HAM di dunia.</p>
<p>Apabila disetujui, komite ini akan diberikan otonomi yang lebih besar untuk melakukan studi pelanggaran HAM sehingga dapat mengeluarkan resolusi - kebijakan formal PBB terkait suatu permasalahan - yang mengikat untuk negara anggotanya.</p>
<p>Namun, Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya seperti Tunisia, Mesir, Pakistan, dan juga Cina <a href="http://olddoc.ishr.ch/hrm/council/wg/wg_reports/wg_review_expertadvice_02.pdf">menolak proposal tersebut</a> karena khawatir adanya tindakan terhadap pelanggaran HAM di negara mereka ketika kewenangan komite tersebut bertambah. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/347603/original/file-20200715-37-ccs8x1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/347603/original/file-20200715-37-ccs8x1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/347603/original/file-20200715-37-ccs8x1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/347603/original/file-20200715-37-ccs8x1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/347603/original/file-20200715-37-ccs8x1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/347603/original/file-20200715-37-ccs8x1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/347603/original/file-20200715-37-ccs8x1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/347603/original/file-20200715-37-ccs8x1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Komisi Investigasi PBB untuk Korea Utara mempresentasikan temuannya pada Dewan HAM PBB di Geneva, Swiss.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Presentation_of_COI_Report_on_North_Korea_at_the_Human_Rights_Council.jpg">(Wikimedia Commons)</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Indonesia berdalih bahwa identifikasi permasalahan HAM harus dibicarakan di tubuh utama Dewan HAM PBB bersama seluruh negara anggota.</p>
<p>Namun, ada dugaan bahwa salah satu alasan terbesar mengapa Indonesia menolak proposal tersebut adalah pengalaman buruk dalam berurusan dengan sub-komisi independen yang sebelumnya ada di Dewan HAM.</p>
<p>Ketika masih bernama <a href="https://www.ohchr.org/EN/HRBodies/SC/Pages/SubCommission.aspx">Sub-Komisi Pencegahan Diskriminasi dan Perlindungan Minoritas</a>, Indonesia pernah dikritik terkait <a href="https://www.theguardian.com/world/2019/aug/30/east-timor-indonesias-invasion-and-the-long-road-to-independence">invasi dan pendudukannya atas Timor Timur</a>.</p>
<p>Pada tahun 1993, Sub-Komisi tersebut <a href="http://hrlibrary.umn.edu/demo/1993min.html#199312">mengeluarkan laporan</a> yang mengecam keras tindakan Indonesia di Timor Timur, mulai dari menuntut masuknya Palang Merah Internasional hingga menekan Indonesia untuk menghormati Konvensi Jenewa. Komisi tersebut dan menyarankan Dewan HAM untuk membahas kasus tersebut secara serius pada sesi berikutnya.</p>
<h2>Selalu mempersulit kunjungan delegasi PBB untuk kasus HAM di Papua</h2>
<p>Keengganan Indonesia memperkuat mekanisme perlindungan HAM juga terlihat dari tuntutannya untuk membatasi wewenang <a href="https://www.ohchr.org/Documents/HRBodies/HRCouncil/HRC_booklet_EN.pdf">“Prosedur Khusus” Dewan HAM PBB</a> - suatu mekanisme yang mengizinkan dibentuknya tim investigasi khusus untuk secara langsung mengunjungi, memeriksa, dan memantau situasi atau pelanggaran HAM di negara tertentu.</p>
<p>Padahal, prosedur ini merupakan salah satu mekanisme paling efektif dalam perangkat Dewan HAM PBB karena sifatnya yang langsung turun ke lapangan.</p>
<p>Indonesia selalu berdalih di balik alasan ‘kedaulatan negara’ untuk menolak kunjungan tim investigasi tersebut. </p>
<p>Selama diskusi, Indonesia bersama dengan beberapa negara Afrika menyerukan aturan yang lebih ketat terhadap syarat pengiriman tim investigasi maupun hal yang boleh mereka lakukan ketika berkunjung atau berkomunikasi dengan media.</p>
<p>Sejauh ini, Indonesia baru menerima <a href="https://spinternet.ohchr.org/ViewCountryVisits.aspx?visitType=all&Lang=enk">12 tim investigasi dari total 35 permohonan</a> kunjungan Prosedur Khusus. Beberapa permohonan yang hingga kini belum diterima mengandung isu yang dianggap pemerintah terlalu sensitif - seperti untuk evaluasi hak minoritas, hak kebebasan berekspresi, atau hak terbebas dari penyiksaan.</p>
<p>Indonesia khawatir Prosedur Khusus ini bisa membahayakan ‘kedaulatan’ Indonesia di masa depan, misalnya ketika bersinggungan dengan <a href="https://theconversation.com/bagaimana-negara-asia-afrika-dan-pbb-membuyarkan-impian-papua-barat-untuk-merdeka-130388">tuduhan pelanggaran HAM yang terjadi di Papua</a>.</p>
<p>Indonesia juga bukan <a href="https://spinternet.ohchr.org/StandingInvitations.aspx?lang=en">salah satu dari 126 negara</a> yang telah menjanjikan ‘<em>standing invitation</em>’ (undangan terbuka), yang artinya negara tersebut siap untuk selalu menerima semua kunjungan Prosedur Khusus di masa depan.</p>
<p>Dalam hal ini, Indonesia berada dalam satu kelompok dengan negara-negara yang dikenal dengan pelanggaran HAM-nya seperti Cina, Korea Utara, dan Arab Saudi.</p>
<h2>Langkah selanjutnya</h2>
<p>Kegagalan Indonesia dalam memperjuangkan penguatan perlindungan dalam tubuh Dewan HAM PBB mengindikasikan bahwa sikap pro-HAM Indonesia seringkali hanya simbolik.</p>
<p>Bahkan dalam level Asia Tenggara pun, keterlibatan Indonesia dalam <a href="https://kemlu.go.id/portal/en/read/97/halaman_list_lainnya/indonesia-and-human-rights">pendirian Komisi HAM Antar-Pemerintah ASEAN (AICHR)</a> belum bisa sepenuhnya dikatakan sebagai keberhasilan mengingat lembaga ini hanya bisa mempromosikan namun tidak mampu melindungi HAM secara efektif karena adanya <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/24761028.2019.1681652">prinsip non-interferensi</a> ASEAN. Dengan prinsip tersebut, masing-masing negara anggota ASEAN sepakat untuk tidak mengintervensi urusan domestik sesama anggota lainnya, termasuk urusan HAM.</p>
<p>Di level internasional, Indonesia pun telah menunjukkan sikap setengah hatinya dengan menolak berbagai proposal penguatan perlindungan HAM.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/bagaimana-negara-asia-afrika-dan-pbb-membuyarkan-impian-papua-barat-untuk-merdeka-130388">Bagaimana negara Asia-Afrika dan PBB membuyarkan impian Papua Barat untuk merdeka</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Namun sebagai negara demokrasi, Indonesia wajib untuk terus berusaha memperjuangkan nilai HAM dalam setiap kesempatan yang ada.</p>
<p>Kalau tidak, Indonesia akan terus dianggap setengah hati dengan melakukan <a href="https://kemlu.go.id/portal/id/read/40/halaman_list_lainnya/indonesia-dan-hak-asasi-manusia">ratifikasi instrumen HAM di level nasional</a> dan memperjuangkan pendirian instrumen HAM di ASEAN, tapi justru melemahkan perlindungannya di Dewan HAM PBB.</p>
<p>Untuk itu, kedepannya pemerintah Indonesia harus menyelesaikan isu domestiknya - terutama <a href="https://theconversation.com/mengapa-presiden-jokowi-tak-kunjung-berhasil-merebut-hati-orang-papua-108296">problematika HAM di Papua</a>.</p>
<p>Dengan begitu, Indonesia dapat membuat kebijakan luar negerinya selaras dengan identitasnya sebagai ‘<a href="https://www.jstor.org/stable/10.7312/kunk16190">demokrasi terbesar di dunia Islam</a>’ yang selalu kita banggakan ke masyarakat internasional.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/139803/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Moch Faisal Karim tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Riset baru saya menunjukkan Indonesia kerap menghambat upaya penegakan HAM di kancah internasional dengan menghalangi penguatan Dewan HAM PBB dan mempersulit kunjungan delegasi HAM ke Papua.Moch Faisal Karim, Assistant Professor, Binus UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1392162020-06-30T10:28:44Z2020-06-30T10:28:44ZDiplomasi digital: pencitraan Cina lewat media sosial selama pandemi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/339996/original/file-20200605-176585-1gqhg1d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://pixabay.com/illustrations/smartphone-twitter-mobile-phone-586944/">Edar/Pixabay</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span></figcaption></figure><p>Pemerintah Cina yang yang selama ini dikenal <a href="https://www.bbc.com/news/world-asia-china-50832915">tertutup, kaku, dan kerap dianggap tidak proaktif</a> menggunakan akun Twitter untuk pertama kalinya pada Oktober tahun lalu. </p>
<p>Mereka kemudian mulai secara aktif menggunakan media sosial Twitter <a href="https://news.cgtn.com/news/2020-01-14/China-gives-a-nod-to-Twiplomacy-MOFA-launches-Twitter-account-NfiQHr2slW/index.html">dalam diplomasi mereka</a> sejak Desember.</p>
<p>Sebelumnya, pemerintah Cina lebih mengandalkan para diplomatnya untuk terlibat dalam diplomasi digital; sampai dengan akhir 2018 tercatat hanya tiga diplomat Cina yang aktif dalam media sosial Twitter dan 14 akun Twitter yang terafiliasi dengan kedutaan besar serta konsulat <a href="https://halshs.archives-ouvertes.fr/halshs-02169217/document">Cina</a>. </p>
<p>Dalam pandemi COVID-19, pemerintah Cina terlihat aktif menggunakan media sosial Twitter untuk mendukung kepentingan nasional mereka, seperti upaya membentuk citra postif dan membantah narasi bahwa negara mereka sumber wabah.</p>
<p>Sejak akhir Januari sampai pertengahan April, akun <a href="https://twitter.com/MFA_China">@MFA_China</a> telah menyampaikan lebih dari 200 cuitan asli mengenai isu pandemi; itu belum termasuk cuitan ulang yang berasal dari akun para diplomat Cina lainnya. </p>
<p>Terlibatnya pemerintah Cina dalam media sosial Twitter menunjukkan bahwa diplomasi digital dapat memberikan kontribusi nyata bagi manajemen krisis, baik berupa penyebaran informasi bagi publik maupun dalam mendukung komunikasi antara negara. </p>
<p>Ini terutama ketika diplomasi tradisional dengan pertemuan tatap muka menjadi sesuatu yang sulit untuk dilakukan dalam pandemi.</p>
<p>Selain itu, diplomasi digital juga semakin menegaskan kondisi arena politik internasional yang semakin seimbang bagi semua negara dalam era globalisasi. </p>
<p>Lewat diplomasi digital, setiap negara memiliki saluran untuk menyampaikan argumen mereka masing-masing tanpa sekat diplomatik yang sebelumnya ada. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/memanfaatkan-kekuatan-universitas-sebagai-aktor-baru-dalam-diplomasi-global-141120">Memanfaatkan kekuatan universitas sebagai aktor baru dalam diplomasi global</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Twiplomacy Cina dalam pandemi</h2>
<p>Di tengah pandemi COVID-19, ketertarikan masyarakat terhadap akun Twitter @MFA_China cukup besar. </p>
<p>Akun tersebut mendapat <a href="https://news.cgtn.com/news/2020-01-14/China-gives-a-nod-to-Twiplomacy-MOFA-launches-Twitter-account-NfiQHr2slW/index.html">kenaikan jumlah pengikut</a> lebih dari delapan kali lipat: dari sekitar 21 ribu pengikut pada Januari 2020 menjadi 171 ribu pada akhir Juni.</p>
<p>Akun Twitter tersebut aktif memperbaharui informasi terkait diplomasi (Twiplomacy) Cina, mulai dari kebijakan terkait isu politik, sosial, budaya, dan terutama soal pandemi.</p>
<p>Dalam cuitan-cuitannya pemerintah Cina kerap menyampaikan pandangan soal solidaritas global dan upaya kolektif dalam menghadapi pandemi serta dukungan dari dan kepada Cina dalam menghadapi pandemi.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1239544042263724033"}"></div></p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1245740380550606849"}"></div></p>
<p>Cina terlihat mencoba menampilkan citra sebagai aktor yang bertanggung jawab secara internasional dengan berupaya semaksimal mungkin membantu dan berbagi di saat yang paling membutuhkan. </p>
<p>Amerika Serikat (AS) telah <a href="https://apnews.com/bf685dcf52125be54e030834ab7062a8">menuduh</a> Cina menyembunyikan informasi soal wabah. </p>
<p>Menanggapi tuduhan tersebut dalam cuitan-cuitannya pemerintah Cina berusaha tampil sebagai negara yang rasional dalam menghadapi pandemi dan menyebut tuduhan banyak pihak, terutama AS, tidak berdasar.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1237000481219571713"}"></div></p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1245330894002343941"}"></div></p>
<p>Cuitan yang disampaikan juga berupaya menampilkan Cina sebagai negara yang terbuka dan berbagi informasi pandemi.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1242085101183184896"}"></div></p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1245763060452618242"}"></div></p>
<h2>Munculnya diplomasi digital</h2>
<p>Di seluruh dunia, jumlah pengguna internet dan media sosial meningkat setiap tahunnya. Di awal tahun ini, laporan <a href="https://wearesocial.com/blog/2020/01/digital-2020-3-8-billion-people-use-social-media">We Are Social</a> mencatat terdapat 4.5 milyar pengguna internet dan 3.8 milyar pengguna media sosial di seluruh dunia. </p>
<p>Tidak mengherankan jika semakin banyak negara yang mempraktikkan diplomasi digital, yaitu memanfaatkan media sosial dalam kegiatan diplomasi.</p>
<p>Sebuah <a href="https://twiplomacy.com/blog/twiplomacy-study-2018/">studi</a> pada 2018 menunjukkan hampir semua negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa telah terhubung dengan media sosial, dan Twitter adalah media sosial yang paling populer. </p>
<p>Pemerintah Indonesia termasuk salah satu negara yang menggunakan diplomasi digital. Kementerian Luar Negeri Indonesia memiliki akun resmi <a href="https://twitter.com/kemlu_ri">@Kemlu_RI</a> yang cukup aktif. </p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1265634935005577216"}"></div></p>
<p>Kementerian ini juga telah menempatkan diplomasi digital sebagai salah satu fokus dalam <a href="http://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/4719/lpdsc189_Sapta%20Dwikardana_Transformasi%20strategi%20diplomasi-p.pdf?sequence=1&isAllowed=y">sasaran strategisnya</a>.</p>
<p>Dalam menghadapi tantangan pandemi ini, bukan hanya pemerintah Cina yang aktif menggunakan Twitter. </p>
<p>Pemerintah Jerman memberitakan upaya penanganan pandemi melalui Twitter ketika mereka <a href="https://www.uscpublicdiplomacy.org/blog/digital-diplomacy-time-coronavirus-pandemic">menerima pasien dari Italia</a> sebagai bagian dari upaya bersama Uni Eropa mengahdapi pandemi. </p>
<p>Selain itu, lembaga seperti European External Action Service juga memberitakan upaya Uni Eropa dalam menyampaikan pentingnya kerja sama dalam menghadapi pandemi dan upaya repatriasi warga negara. </p>
<p>Akan tetapi, respons digital tersebut <a href="https://digdipblog.com/2020/03/17/the-eus-digital-response-to-covid19/">masih dianggap belum maksimal</a>, apalagi jika membandingkan dengan aktivitas Twitter yang dilakukan pemerintah Cina.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/riset-covid-19-sikap-menyalahkan-orang-lain-dominan-di-percakapan-twitter-di-indonesia-dan-malaysia-137385">Riset COVID-19: sikap menyalahkan orang lain dominan di percakapan Twitter di Indonesia dan Malaysia</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Era baru diplomasi</h2>
<p>Dalam dunia diplomasi, media sosial dianggap sebagai instrumen yang memungkinkan untuk menjangkau masyarakat luas. </p>
<p>Media sosial juga memberikan kemudahan dalam berinteraksi untuk mencapai pemenuhan kepentingan luar negeri, baik terkait kepentingan ekonomi, politik, budaya maupun pembentukan citra negara.</p>
<p>Dengan menggunakan Twitter dalam kegiatan diplomasi, diplomat memiliki peluang untuk melakukan komunikasi secara langsung dan terbuka dengan siapapun termasuk dengan pihak yang dianggap memiliki perbedaan pandangan.</p>
<p>Hal-hal yang dulunya lebih sering terjadi dalam pertemuan tatap muka di balik layar, saat ini dapat disampaikan secara terbuka dan berimbang di panggung publik digital.</p>
<p>Para diplomat mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjawab narasi yang dianggap tidak tepat dan kemudian membangun narasi yang diinginkan, terutama dalam melawan informasi yang dianggap salah.</p>
<p>Dalam suatu kesempatan pada tanggal 8 Mei 2020, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mencuit tentang dibutuhkannya perlakuan yang sama akan tuntutan transparansi dan investigasi terkait wabah terhadap AS.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1258780531707109377"}"></div></p>
<p>Cuitan tersebut disukai lebih dari 3 ribu kali dan dicuit ulang sebanyak 769 kali. </p>
<p>Dalam konteks diplomasi, hal tersebut adalah sebuah era baru yang ditandai dengan semakin terlibatnya masyarakat dalam perdebatan dan pertukaran informasi yang masif melalui media digital. </p>
<p>Masyarakat memiliki kemampuan untuk turut ambil bagian dalam politik internasional. </p>
<p>Hal ini tentunya diharapkan dapat mendorong pemerintah untuk menjadi lebih bertanggung jawab dalam membagikan informasi yang tepat dan berimbang, seiring dengan banyaknya pihak yang memberi perhatian pada aktivitas digital yang dilakukan.</p>
<p>Pandemi saat ini telah menegaskan pentingnya kemampuan diplomasi digital dalam upaya penanganan krisis, yang pada akhirnya dapat memberikan keuntungan bagi mereka yang mampu beradaptasi dengan baik saat krisis terjadi lagi <a href="https://www.uscpublicdiplomacy.org/blog/digital-diplomacy-time-coronavirus-pandemic">di masa datang</a>. </p>
<p>Lebih dari itu, Twiplomacy yang dilakukan Cina menegaskan bahwa pada era digital saat ini setiap aktor memiliki peluang yang sama dalam hubungan internasional. </p>
<p>Diplomasi digital bukan hanya tersedia bagi mereka yang dianggap sebagai kekuatan tradisional namun juga bagi siapapun yang mampu memanfaatkan media digital.</p>
<p>Peran masyarakat dalam diplomasi digital patut mendapat perhatian lebih dalam era baru diplomasi.</p>
<p>Ini terutama dalam hal kerja sama dengan pemerintah untuk mewujudkan pertukaran informasi yang lebih efektif dan efisien agar bisa sama-sama hadir dan terlibat dalam hubungan internasional. </p>
<hr>
<p><em>Agradhira Nandi Wardhana berkontribusi dalam penerbitan artikel ini.</em></p>
<hr>
<p>Ikuti perkembangan terbaru seputar isu politik dan masyarakat selama sepekan terakhir. Daftarkan email Anda di <a href="http://theconversation.com/id/newsletters/catatan-mingguan-65">sini</a>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/139216/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Albert Triwibowo saat ini tengah menempuh studi doktoral di Universitaet Rostock, Jerman, dengan beasiswa Dinas Pertukaran Akademis Jerman (DAAD) dan fokus pada isu diplomasi digital.
</span></em></p>Diplomasi digital semakin menegaskan kondisi arena politik internasional yang semakin seimbang bagi semua aktor.Albert Triwibowo, Dosen/Peneliti, Universitas Katolik ParahyanganLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1416032020-06-29T07:35:00Z2020-06-29T07:35:00ZKredibilitas Amerika di panggung dunia meredup akibat kisruh rasisme. Namun, aktivisme warga Amerika melawan rasisme menjadi inspirasi<p>Aksi-aksi unjuk rasa yang dipicu oleh kematian warga negara kulit hitam George Floyd telah berlangsung lebih dari sebulan di Amerika Serikat (AS) dan dunia. AS pun kembali memanas setelah seorang laki-laki kulit hitam, <a href="https://www.bbc.com/news/world-us-canada-53052077">Rayshard Brooks</a>, lagi-lagi tewas di tangan polisi.</p>
<p>Gejolak rasisme di Amerika - negara dengan sistem demokrasi <a href="https://www.weforum.org/agenda/2019/08/countries-are-the-worlds-oldest-democracies">tertua</a> di dunia dan yang menganggap dirinya sebagai pemimpin dunia
- membuat banyak pihak melihat Amerika sebagai negara yang munafik. </p>
<p>Berbagai pihak di kawasan <a href="https://www.lowyinstitute.org/the-interpreter/indo-pacific-new-asia">Indo-Pasifik</a> turut mempertanyakan kualitas demokrasi Amerika. </p>
<p>Namun demikian, perjuangan anti-rasisme warga negara AS menampilkan sisi positif bagi masyarakat dunia.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/riset-diskriminasi-dalam-beragama-di-indonesia-salah-satu-yang-tertinggi-di-dunia-islam-139218">Riset: diskriminasi dalam beragama di Indonesia salah satu yang tertinggi di dunia Islam</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Kemunafikan Amerika</h2>
<p>Kebrutalan polisi terhadap warga negara kulit hitam AS dan cara Presiden Donald Trump menanggapi para pengunjuk rasa, menampilkan babak baru pelanggaran hak asasi manusia (<a href="https://www.hrw.org/news/2005/04/27/us-abu-ghraib-only-tip-iceberg">HAM</a>) di sana.</p>
<p>Pemerintah <a href="https://www.nytimes.com/2020/06/02/world/asia/china-george-floyd.html">Cina</a>, negara yang sering dikritik AS karena diskriminasi ras, agama, serta mengekang para aktivis politik, dengan cepat melayangkan kecaman betapa munafiknya AS. </p>
<p>Para pemerintah lainnya di kawasan Indo-Pasifik tidak banyak berkomentar terkait kondisi di dalam negeri AS. Namun demikian, masalah rasisme ini bisa menjadi pengingat bahwa meski negara itu membanggakan diri sebagai <a href="https://www.cnn.com/interactive/2020/02/politics/sotu-address-annotated/">pemimpin</a> atau panutan dalam hal demokrasi dan hak asasi manusia, Amerika seringkali tidak konsisten antara perkataan dan perbuatan. </p>
<p>Trump sendiri awalnya memang <a href="https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/the-inaugural-address/">menolak</a> untuk mengusung nilai-nilai moral di tingkat dunia, namun ia tampak kesulitan untuk <a href="https://www.cnn.com/interactive/2020/02/politics/sotu-address-annotated/">lepas</a> dari tradisi Amerika memainkan peran sebagai pembela nilai HAM dan demokrasi di dunia yang telah berjalan bertahun-tahun.</p>
<p>Contohnya, November tahun lalu, Trump menandatangani <a href="https://www.bbc.com/news/world-asia-china-50581862">aturan</a> yang melarang ekspor amunisi pengendali kerumunan pengunjuk rasa bagi satuan polisi Hong Kong. Kebijakan ini dikeluarkan untuk mendorong Cina agar bernegosiasi dengan otoritas Hong Kong menyusul serangkaian unjuk rasa anti-pemerintah Cina. </p>
<p>Kebijakan Trump tersebut bertolak belakang jauh dengan kebijakan dia sendiri yang membiarkan penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi terhadap orang kulit hitam dan para <a href="https://www.nytimes.com/interactive/2020/06/16/us/george-floyd-protests-police-tear-gas.html">pengunjuk rasa</a> anti-rasisme, serta ucapan-ucapan Trump di Twitter yang <a href="https://www.cbsnews.com/news/trump-minneapolis-protesters-thugs-flagged-twitter/">agresif</a>. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/explainer-ilmu-psikologi-menjelaskan-bagaimana-rasisme-terbentuk-dan-bertahan-di-masyarakat-140071">Explainer: ilmu psikologi menjelaskan bagaimana rasisme terbentuk dan bertahan di masyarakat</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Mempertanyakan legitimasi Amerika</h2>
<p>Kematian orang-orang kulit hitam di tangan sejumlah polisi AS, rangkaian unjuk rasa yang terjadi, dan beberapa respon pemerintah AS terhadap aksi protes warga negaranya bisa melemahkan <a href="https://home.gwu.edu/%7Efinnemor/articles/2009_unipolarity_wp.pdf">legitimasi atau pengakuan</a> negara lain terhadap klaim Amerika sebagai pejuang HAM dan demokrasi. </p>
<p>Pemerintah Amerika sendiri terus berusaha untuk menjadi yang <a href="https://www.state.gov/wp-content/uploads/2019/11/Free-and-Open-Indo-Pacific-4Nov2019.pdf">terdepan</a> di dunia, termasuk di kawasan Indo-Pasifik. </p>
<p>Dalam <a href="https://www.cambridge.org/core/books/taming-of-democracy-assistance/371E79EAA13D29919FDA222D5969F085">memajukan demokrasi</a>, Amerika jelas memerlukan dukungan berbagai pihak lebih besar dari negara-negara demokrasi lainnya. </p>
<p>November tahun lalu, pemerintah Amerika misalnya mengeluarkan dokumen berjudul “<a href="https://www.state.gov/wp-content/uploads/2019/11/Free-and-Open-Indo-Pacific-4Nov2019.pdf">A Free and Open Indo-Pacific</a>”, yang merinci langkah-langkah yang telah diambil untuk memastikan kawasan ini selalu damai, sejahtera, dan aman.</p>
<p>Salah satu pokok penting di dokumen itu menyatakan komitmen AS untuk menghukum negara-negara yang tidak memperlakukan para warganya dengan layak. </p>
<p>Jauh sebelum kematian George Floyd, <a href="https://www.pewresearch.org/global/2018/10/01/americas-international-image-continues-to-suffer/">citra</a> AS di mata beberapa negara Asia-Pasifik sendiri sudah menurun antara tahun 2013 dan 2015. </p>
<p>Hal ini disebabkan oleh program pengintaian pemerintah AS terhadap penduduk Amerika dan dunia yang dianggap sebagai pelanggaran hak manusia dalam memiliki privasi. </p>
<p>Di antara sekutu-sekutu Amerika di Asia, citra Amerika juga sedikit menurun sejak Trump menjadi presiden. </p>
<p>Gejolak rasisme yang kini berlangsung akan semakin mempersulit para diplomat AS untuk menyebarkan pesan mengenai pentingnya demokrasi dan HAM.</p>
<p>Di Indonesia, salah satu negara dengan penduduk dan sistem demokrasi terbesar di kawasan Indo-Pasifik, beberapa pihak mempertanyakan kualitas demokrasi Amerika.</p>
<p><a href="https://nasional.tempo.co/read/1350189/kasus-george-floyd-pbnu-demokrasi-amerika-serikat-sekarat">Said Aqil Siradj</a>, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama - organisasi Islam <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2020/06/07/nahdlatul-ulama-condemns-trump-administration-for-lack-of-democratic-values.html">terbesar</a> di Indonesia dan dunia - menyatakan bahwa demokrasi dan HAM Amerika sedang dalam krisis, ditandai salah satunya dengan kekerasan oleh polisi.</p>
<p>Menurut dia, implikasinya adalah sistem demokrasi Amerika tidak bisa dijadikan standar bagi Indonesia. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/membandingkan-gerakan-black-lives-matter-di-amerika-dan-papuan-lives-matter-di-indonesia-apa-yang-sama-apa-yang-beda-140069">Membandingkan gerakan Black Lives Matter di Amerika dan Papuan Lives Matter di Indonesia: apa yang sama, apa yang beda?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Inspirasi dari aktivis</h2>
<p>Meskipun Amerika kehilangan pengakuan dari berbagai pihak asing akibat gejolak rasisme, upaya warganya untuk mengoreksi kebobrokan dalam negeri telah menginspirasi sikap serupa di berbagai penjuru dunia. </p>
<p>Cara para penduduk Amerika menunjukkan perlawanan terhadap diskriminasi terhadap penduduk minoritas sangat beragam. <a href="https://www.jstor.org/stable/2082425?seq=1">Keberagaman</a> tersebut sepertinya dipengaruhi oleh tingkat kepedulian terhadap isu sosial; seberapa banyak sumber daya seperti waktu, uang; dan kemampuan seperti melakukan lobi, atau mengumpulkan sumbangan yang dimiliki tiap orang. </p>
<p>Partisipasi rakyat Amerika di luar jalanan - yang seringkali luput dari sorotan media di luar Amerika - layak mendapat apresiasi. </p>
<p>Bagi mereka yang tidak memiliki banyak waktu atau enggan membahayakan keselamatan dan kesehatan di tengah pandemi dengan melakukan aksi protes di jalanan, namun memiliki kelebihan finansial memilih [berdonasi] untuk membebaskan para pengunjuk rasa yang sempat ditahan. Mereka juga bisa menyumbang uang ke para kandidat politik dan perjuangan mereka.</p>
<p>Perusahaan besar, seperti <a href="https://www.rollingstone.com/pro/features/music-business-blackout-tuesday-1008685/">perusahaan rekaman</a> misalnya yang telah banyak mendapat keuntungan dari para seniman kulit hitam juga turut andil dalam melawan rasime.</p>
<p><a href="https://www.nytimes.com/2020/06/10/business/walmart-black-hair-beauty-products.html">Walmart</a> dan <a href="https://www.cbs58.com/news/band-aid-will-make-black-and-brown-flesh-toned-bandages">Johnson & Johnson</a> juga telah mengadopsi praktik bisnis yang mengutamakan sikap inklusif. </p>
<p>Sikap penduduk Amerika dari berbagai etnis, tingkat usia, dan ekonomi tersebut menjadi sebuah pengingat bagi negara-negara otoriter dan demokratis mengenai bagaimana warga yang peduli akan berusaha menegakkan nilai demokrasi dan HAM. </p>
<p>Perlawanan warga AS terhadap rasisme juga bisa dan telah menginspirasi rakyat Indonesia, India, Singapura, Filipina, Korea Selatan, dan Jepang yang kini bergelut dengan masalah-masalah <a href="https://asia.nikkei.com/Spotlight/Society/George-Floyd-protests-inspire-campaigns-against-racism-across-Asia">diskriminasi dan intimidasi</a> di dalam negeri mereka sendiri. </p>
<p>Persoalan rasisme di beberapa negara Asia bervariasi mulai dari obsesi terhadap kulit putih di India, agresi mikro di Singapura, hingga absennya hukum anti-rasisme terhadap pekerja asing dan keluarga multi budaya di negara yang homogen seperti <a href="https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/3088516/black-lives-matter-koreans-uncomfortable-reminder-racial">Korea Selatan</a>.</p>
<p>Di Indonesia, #BlackLivesMatter memberikan dorongan <a href="https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/3088516/black-lives-matter-koreans-uncomfortable-reminder-racial">lebih besar </a> bagi <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2020/06/05/speakers-in-papuanlivesmatter-discussion-hit-by-spam-calls-zoombombed-in-live-event.html">diskusi dan pembahasan</a> nasional soal <a href="https://www.thejakartapost.com/academia/2020/06/04/global-fight-against-racism-papuan-lives-also-matter.html">diskriminasi</a> dan kekerasan terhadap warga Papua.</p>
<p>Melalui cara mereka sendiri, perjuangan para warga Amerika melawan rasisme dapat mempertahankan pengakuan internasional atau legitimasi AS di bidang HAM dan demokrasi. </p>
<hr>
<p>Ikuti perkembangan terbaru seputar isu politik dan masyarakat selama sepekan terakhir. Daftarkan email Anda di <a href="http://theconversation.com/id/newsletters/catatan-mingguan-65">sini</a>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/141603/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Angguntari Ceria Sari tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Gejolak rasisme di Amerika Serikat membuat banyak pihak melihat Amerika sebagai negara yang munafik dan mempertanyakan kualitas demokrasi Amerika.Angguntari Ceria Sari, PhD candidate and Fulbright Scholar (2016-2019) at School of Politics and Global Studies, Arizona State University, Arizona State UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1411202020-06-19T12:56:36Z2020-06-19T12:56:36ZMemanfaatkan kekuatan universitas sebagai aktor baru dalam diplomasi global<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/342971/original/file-20200619-43196-25zf4n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Universitas Gadjah Mada baru saja bergabung ke dalam daftar 300 universitas terbaik di dunia pada QS World Rankings tahun 2021.</span> <span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span></figcaption></figure><p>Meskipun selama ini menjadi <a href="https://dl1.cuni.cz/pluginfile.php/486328/mod_resource/content/0/Kenneth%20N.%20Waltz%20Theory%20of%20International%20Politics%20Addison-Wesley%20series%20in%20political%20science%20%20%20%201979.pdf">aktor utama dalam hubungan internasional</a>, negara kini mengalami berbagai tantangan dalam menghadapi isu kontemporer - seperti krisis iklim, pandemi, terorisme, hingga kesenjangan ekonomi - karena <a href="https://www.greeneconomycoalition.org/news-analysis/climate-change-and-corruption">seringkali tidak efisien atau bahkan korup</a>.</p>
<p>Hal ini berujung pada kemunculan sejumlah aktor non-negara. Misalnya, kelompok teroris seperti ISIS yang begitu mempengaruhi <a href="https://www.wilsoncenter.org/article/trump-administration-isis-al-qaeda">kebijakan luar negeri dari berbagai negara terkait terorisme</a>, atau aktor lain seperti grup musik K-Pop BTS yang berhasil diri mempengaruhi <a href="https://thediplomat.com/2019/03/bts-and-the-global-spread-of-korean-soft-power/">cara dunia melihat Korea Selatan sebagai negara</a>.</p>
<p>Universitas dan institusi pendidikan tinggi kini juga telah mulai <a href="http://www.rochelleterman.com/ir/sites/default/files/Barnett%20and%20Duvall%202005.pdf">mengambil alih peran negara</a> sebagai kekuatan yang dominan dalam menarik investasi asing - terutama terkait sumber daya manusia dan teknologi.</p>
<p>Manajemen pendidikan tinggi yang baik telah membantu berbagai negara - seperti <a href="https://www.topuniversities.com/student-info/university-news/how-much-do-international-students-bring-uk-economy">Inggris dan Cina</a>, misalnya - untuk meningkatkan profil internasional mereka dan menarik tidak hanya peneliti berbakat tapi juga triliunan rupiah ke ekonomi mereka.</p>
<p>Pasar pendidikan tinggi dunia sendiri sangatlah masif, dan terus berkembang. Pada tahun 2017, <a href="https://migrationdataportal.org/themes/international-students">lebih dari 5,3 juta</a> mahasiswa belajar di luar negara mereka, meningkat hampir tiga kali lipat dari 2 juta di tahun 2000an.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/memahami-universitas-sebagai-ajang-pertempuran-ideologi-politik-104249">Memahami universitas sebagai ajang pertempuran ideologi politik</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Memahami ‘<em>soft power</em>’ dari pendidikan tinggi</h2>
<p>Untuk menjelaskan potensi besar dari universitas, pertama kita harus memahami konsep “<em>soft power</em>” atau “kekuasaan lunak”.</p>
<p>Peneliti politik dari Harvard University, <a href="http://forum.mit.edu/articles/soft-power-and-higher-education/">Joseph Nye</a> mendefinisikannya sebagai kemampuan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan melalui daya tarik ketimbang menggunakan paksaan atau bayaran. Menurutnya, faktor yang menentukan daya tarik suatu negara mencakup budaya, ideologi politik dan kebijakan luar negeri.</p>
<p>Institusi pendidikan tinggi dapat menjadi instrumen diplomasi dengan membuat suatu negara atau budaya memiliki daya tarik yang tinggi melalui keunggulan intelektual.</p>
<p>Berdasarkan <a href="https://softpower30.com/wp-content/uploads/2019/10/The-Soft-Power-30-Report-2019-1.pdf">indeks ‘<em>Soft Power 30</em>’</a>, kuatnya pengaruh pendidikan tinggi suatu negara dinilai dari beberapa indikator: jumlah universitas top dunia, publikasi akademik, dan mahasiswa internasional di negara tersebut.</p>
<p>Negara dengan capaian yang baik pada indikator-indikator tersebut banyak yang kemudian memiliki pengaruh dan daya tarik global tinggi.</p>
<p>Misalnya, <a href="http://data.uis.unesco.org">UNESCO</a> melaporkan bahwa Inggris, Jerman, dan Cina termasuk di antara 10 negara destinasi utama untuk mahasiswa asing.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/bagaimana-korea-selatan-dan-taiwan-mengembangkan-ekonomi-mereka-dengan-cepat-sementara-malaysia-dan-indonesia-tertinggal-119775">Bagaimana Korea Selatan dan Taiwan mengembangkan ekonomi mereka dengan cepat, sementara Malaysia dan Indonesia tertinggal</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p><a href="https://www.researchgate.net/publication/327747453_Conceptualizing_Soft_Power_Conversion_Model_of_Higher_Education_Globalization_and_Universities_in_China_and_the_World">Sebuah riset tahun 2018</a> dari Indiana University, AS, menunjukkan bagaimana kebijakan pendidikan tinggi pemerintah Cina - termasuk menyediakan peluang pendidikan pada mahasiswa di negara berkembang hingga mendirikan institusi mitra di luar negeri - berhasil membantu menarik banyak talenta akademik ke sana.</p>
<p>Sementara itu di Inggris, mahasiswa internasional menyumbang <a href="https://www.topuniversities.com/student-info/university-news/how-much-do-international-students-bring-uk-economy">Rp 57 triliun pendapatan negara tersebut selama 10 tahun terakhir</a> melalui pajak penghasilan dan iuran jaminan sosial. Jumlah ini bahkan belum termasuk uang kuliah atau biaya visa kerja pasca kuliah.</p>
<p>Pasar yang ada ini tidak hanya bisa digunakan untuk mensubsidi mahasiswa dan riset domestik, tapi juga mendorong kolaborasi lintas budaya dan membantu menciptakan masyarakat yang lebih multikultural.</p>
<h2>Untuk meningkatkan ‘<em>soft power</em>’, perbanyak investasi riset global</h2>
<p>Dalam dua dekade terakhir, raksasa sains Asia Tenggara yakni Singapura mengarahkan pengembangan sistem pendidikan tingginya pada <a href="https://www.a-star.edu.sg/Collaborate/collaboration-models">kolaborasi riset internasional</a> serta <a href="https://www.scmp.com/tech/enterprises/article/3026044/creating-innovation-culture-singapores-not-so-secret-formula">pertukaran inovasi dan bisnis</a> secara intensif.</p>
<p>Misalnya, investasi Singapura pada riset dan pengembangan global meningkat sepuluh kali lipat dalam 25 tahun terakhir; pemerintah Singapura mengalokasikan lebih dari <a href="https://www.nrf.gov.sg/docs/default-source/default-document-library/rie2020-publication-(final-web).pdf">Rp 270 triliun</a> untuk rencana strategis mereka hingga tahun 2020.</p>
<p>Melalui <em>National Research Foundation (NRF)</em>, Singapura menawarkan berbagai hibah riset internasional, bahkan juga pendanaan antara perusahaan serta universitas Singapura dan ilmuwan asing - seperti melalui Dana Penyelarasan Industri (<a href="https://www.nrf.gov.sg/docs/default-source/default-document-library/rie2020-publication-(final-web).pdf"><em>Industry Alignment Fund</em></a>).</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/mencari-model-pendanaan-riset-yang-lebih-baik-bagi-indonesia-belajar-dari-singapura-122265">Mencari model pendanaan riset yang lebih baik bagi Indonesia: Belajar dari Singapura</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Hasilnya, Singapura menjadi satu-satunya negara Asia dalam <a href="https://www.topuniversities.com/university-rankings/world-university-rankings/2020">posisi 15 teratas di <em>World University Rankings</em></a> - sebuah ukuran penting untuk menentukan indeks ‘<em>Soft Power 30</em>’.</p>
<p>Namun, kisah yang berbeda terjadi pada negara tetangganya, Indonesia - negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.</p>
<p>Meskipun Indonesia memiliki <a href="https://www.share-asean.eu/sites/default/files/SHARE%20Infographic%20HE%20in%20ASEAN_Apr%202019.pdf">jumlah universitas terbanyak di Asia Tenggara</a>, <a href="http://dx.doi.org/10.1080/03050068.2015.1112566">minimnya kebebasan akademik</a> dan <a href="https://theconversation.com/moving-indonesian-research-forward-with-more-private-sector-support-lessons-from-germany-109382">tidak efektifnya kebijakan pendanaan riset</a> telah menghambat pendidikan tinggi di Indonesia selama beberapa dekade terakhir.</p>
<p>Berdasarkan <a href="http://uis.unesco.org/apps/visualisations/research-and-development-spending/">data UNESCO terkini</a>, Indonesia hanya mengalokasikan 0,24% dari Pendapatan Domestic Bruto (PDB) untuk riset dibanding Singapura dengan 2,2%.</p>
<p>Hal ini telah mengurangi ketertarikan dunia internasional untuk berkolaborasi dan berinvestasi terhadap institusi pendidikan tinggi di Indonesia.</p>
<p>Pada tahun 2017, rasio jumlah mahasiswa asing terhadap jumlah total mahasiswa yang terdaftar hanya 0,1%, <a href="https://wenr.wes.org/2019/03/education-in-indonesia-2#_ftn1">paling rendah dibanding negara lain di Asia Tenggara</a> yakni Singapura (27,2%), Malaysia (8%), Thailand (1,3%) dan bahkan Vietnam (0,24%).</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/indonesia-ingin-jadi-no-1-di-asean-tapi-dalam-dunia-ilmu-pengetahuan-kolaborasi-lebih-penting-83984">Indonesia ingin jadi No. 1 di ASEAN, tapi dalam dunia ilmu pengetahuan kolaborasi lebih penting</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Ini menunjukkan bahwa untuk mencapai pengaruh global atau bahkan memasuki indeks ‘<a href="https://softpower30.com/wp-content/uploads/2019/10/The-Soft-Power-30-Report-2019-1.pdf"><em>Soft Power 30</em></a>’ yang prestisius, penting bagi pemerintah untuk berinvestasi lebih pada kemampuan sektor pendidikan tinggi Indonesia untuk menarik minat publik internasional.</p>
<p><a href="http://aei.pitt.edu/63496/1/WP23-HigherEducation-EUSG.pdf">Sudah banyak riset</a> yang menunjukkan bahwa membuka kanal untuk kolaborasi riset global - melalui beasiswa atau dana hibah - dapat meningkatkan daya tarik suatu negara secara lebih besar ketimbang faktor-faktor pendidikan lainnya yang mempengaruhi <em>soft power</em>.</p>
<p>Apabila perubahan-perubahan ini tidak dilakukan, berbagai negara termasuk Indonesia akan tertinggal dalam perlombaan untuk mendayagunakan institusi pendidikan tinggi sebagai kekuatan untuk diplomasi global.</p>
<hr>
<p><em>CATATAN EDITOR: Kami melakukan koreksi terhadap versi sebelumnya yang salah menyebutkan jumlah mahasiswa asing di Indonesia.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/141120/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ayu Anastasya Rachman adalah Kepala Kantor Urusan Internasional, Universitas Bina Mandiri Gorontalo.</span></em></p>Institusi pendidikan tinggi kini telah mulai mengambil alih peran negara sebagai kekuatan yang dominan dalam menarik investasi asing - terutama terkait sumber daya manusia dan teknologi.Ayu Anastasya Rachman, PhD Student in International Relations, Universitas PadjadjaranLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1376132020-05-12T04:00:35Z2020-05-12T04:00:35ZGagalnya sistem kesiapsiagaan membawa dunia pada pandemi COVID-19<p>Selama pandemi COVID-19 ini, kita banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti “mengapa pandemi bisa terjadi?”, “kapan pandemi akan berakhir?”, dan “apa yang harus dilakukan untuk mencegah kejadian ini terulang lagi?”.</p>
<p>Dari sudut pandang keilmuan kesehatan global, pandemi bukanlah kejadian alami melainkan disebabkan kegagalan penerapan sistem kesiapsiagaan pandemi (<em>pandemic preparedness</em>) sedari awal.</p>
<p>Bahkan upaya untuk mengakhirinya pun tidak lepas dari tekanan politik global.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/indonesia-belum-punya-kurva-epidemi-covid-19-kita-harus-hati-hati-membaca-klaim-pemerintah-kasus-baru-melambat-137497">Indonesia belum punya kurva epidemi COVID-19: kita harus hati-hati membaca klaim pemerintah kasus baru melambat</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>COVID-19: gagal sedari awal</h2>
<p>Kesiapsiagaan atau <em>preparedness</em> adalah sebuah <a href="https://www.ucpress.edu/book/9780520295766/unprepared">paradigma baru</a> dalam disiplin ilmu kesehatan masyarakat global. </p>
<p>Berbeda dengan metode kesehatan masyarakat klasik yang menggunakan catatan statistik kejadian wabah di masa lalu, kesiapsiagaan menggunakan model <em>imaginative techniques of enactment</em> yang meliputi serangkaian simulasi dan skenario terhadap ancaman biologis yang belum pernah terjadi sebelumnya. </p>
<p>Tujuan utama dari paradigma ini adalah untuk memandu sistem peringatan dini dan memitigasi kelemahan-kelemahan sistem kesehatan agar dapat merespons berbagai kejadian biologis dengan potensi bencana global.</p>
<p>Celia Lowe, antropolog yang meneliti penerapan kesiapsiagaan pandemi di Indonesia saat wabah flu burung pertengahan dekade lalu, menjabarkan sistem ini dalam <a href="https://www.jstor.org/stable/20798236?seq=1#metadata_info_tab_contents">empat elemen utama</a>. </p>
<ol>
<li><p><em>Kejadian biologis</em>, yaitu infeksi virus terhadap tubuh manusia. Infeksi adalah kejadian biologis dan alami, dan tidak selalu menghasilkan kekacauan global seperti COVID-19 ini. </p></li>
<li><p><em>Identifikasi kasus</em> melalui prosedur medis. Identifikasi kasus ini tidak hanya untuk melacak <em>patient zero</em> (korban pertama), tetapi juga untuk memahami penyebaran infeksi pada lingkup lokal. </p></li>
<li><p><em>Pemberitahuan pada otoritas internasional</em> yang melibatkan instansi pemerintah (dalam hal ini Kementerian Kesehatan), penyedia layanan kesehatan (dokter dan rumah sakit), dan ilmuwan melalui publikasi-publikasi ilmiah. Ini dilakukan untuk memberitahu koordinator kesehatan global, yaitu <em>World Health Organization</em> (WHO). </p></li>
<li><p><em>Intervensi global</em> yang dilakukan serentak melibatkan dana, fasilitas, dan sumber daya manusia dari negara-negara maju dan lembaga-lembaga internasional. </p></li>
</ol>
<p>Jika sistem ini berjalan dengan lancar, maka skenario ideal adalah seperti berikut ini. </p>
<p>Ketika kasus terjadi dan segera diidentifikasi, pemerintah segera memberitahu Badan Kesehatan Dunia (WHO). Perhatian global akan dipusatkan di tempat penyakit itu berawal (<em>ground zero</em>); tenaga medis akan segera diterjunkan; dan pengembangan obat-obatan dan vaksin segera dilakukan dengan target populasi di area tersebut. </p>
<p>Bahkan jika vaksin dan obat-obatan masih belum dapat dikembangkan, setidaknya penularan virus ditahan di tempat penyebarannya, ditangani bersama di sana, dan diakhiri di sana juga. </p>
<p>Ditinjau dari perspektif kesiapsiagaan ini, COVID-19 menunjukkan kegagalan sistem sedari awal. </p>
<p>Infeksi pertama terjadi di Wuhan, China, terlambat mendapat perhatian global. Bisa jadi, kita saat itu tidak mengira bahwa sistem <em>pandemic preparedness</em> di negara maju seperti Cina bisa kacau. </p>
<p>Pemerintah Cina juga disebut <a href="https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)30382-2/fulltext#%20">menutup-nutupi</a> kejadian wabah di Wuhan pada Desember 2019 sehingga ketika wabah mulai menyebar ke luar China, intervensi global sudah sangat terlambat. </p>
<p>Belum lagi banyak pengambil kebijakan yang meremehkan potensi pandemi pada awal-awal penyebarannya, termasuk di <a href="https://theconversation.com/indonesia-was-in-denial-over-coronavirus-now-it-may-be-facing-a-looming-disaster-135436">Indonesia</a>. WHO juga terkesan <a href="https://theconversation.com/why-the-who-often-under-fire-has-a-tough-balance-to-strike-in-its-efforts-to-address-health-emergencies-137464">limbung</a> dan tidak mendapat kepercayaan penuh dari negara-negara anggotanya dalam penerapan sistem <em>preparedness</em> ini.</p>
<p>Hasilnya adalah kekacauan luar biasa yang kita lihat saat ini: sistem sosial dan ekonomi dunia lumpuh, misi kesehatan transnasional sangat sulit dilakukan karena pemerintah dipaksa fokus pada urusan domestik mereka sendiri, dan sirkulasi bantuan medis ke negara-negara berkembang menjadi tersendat.</p>
<p>Ada satu logika sains yang menjadi dasar dari pernyataan pakar-pakar kesehatan global terkait pandemik: infeksi virus memang kejadian biologis biasa, tetapi pandemi bukanlah kejadian alami; pandemi disebabkan oleh kegagalan sistem.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/mengapa-rumah-sakit-kewalahan-hadapi-pandemi-covid-19-dan-apa-dampaknya-bagi-keselamatan-pasien-136522">Mengapa rumah sakit kewalahan hadapi pandemi COVID-19 dan apa dampaknya bagi keselamatan pasien</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Harapan pada vaksin</h2>
<p>Hingga saat ini, masih banyak yang berpikir bahwa <em>natural herd immunity</em> (kekebalan kelompok alami) adalah <a href="https://www.aljazeera.com/indepth/opinion/coronavirus-herd-immunity-eugenics-market-200414104531234.html">cara terbaik</a> untuk mengakhiri pandemi.</p>
<p>Namun banyak juga yang menolak; mekanisme pembiaran seperti ini bisa menyebabkan jutaan nyawa melayang sementara tidak ada yang bisa memprediksi kapan dan berapa lama <a href="https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/immunity-passports-in-the-context-of-covid-19">kekebalan kelompok</a> ini akan terbentuk dan bertahan. Sistem kesehatan juga akan kelabakan dengan banyaknya korban yang jatuh dari proses <em>natural herd immunity</em> ini.</p>
<p>Harapan kita yang tersisa untuk mengakhiri pandemi dengan aman adalah vaksin. </p>
<p>Kemajuan ilmu membuat pengembangan vaksin kini semakin baik dan sudah mulai meninggalkan metode konvensional <em>seeding</em> (pembibitan), <em>cultivating</em> (pengembangbiakan di dalam reaktor), dan <em>harvesting</em> (panen). </p>
<p>Perkembangan keilmuan mikrobiologi dan biologi molekuler telah banyak memangkas waktu produksi vaksin.</p>
<p>Tiga perusahaan vaksin AS, Moderna, Pfizer, dan Inovio, misalnya, menggunakan teknologi berbasis genetika untuk mengembangkan vaksin. </p>
<p>Kandidat vaksin Moderna <a href="https://investors.modernatx.com/news-releases/news-release-details/moderna-announces-first-participant-dosed-nih-led-phase-1-study">(mRNA-1273)</a> dan Pfizer <a href="https://www.precisionvaccinations.com/vaccines/bnt162-sars-cov-2-vaccine">(BNT-162)</a> menggunakan <em>messenger RNA</em> yang akan memberi instruksi sel-sel tubuh untuk memproduksi antigen terhadap SARS-CoV-2. Kandidat vaksin Inovio <a href="http://ir.inovio.com/news-and-media/news/press-release-details/2020/Inovio-Accelerates-Timeline-for-COVID-19-DNA-Vaccine-INO-4800/default.aspx">(INO-4800)</a> menggunakan DNA sintetik dengan tujuan yang sama. </p>
<p>Teknologi-teknologi berbasis genetika ini memungkinkan produksi kandidat vaksin untuk tahapan pre-klinis dalam hitungan hari saja. Tahapan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0264410X16309173#s0025">pre-klinis</a> ini meliputi persiapan antigen, penyiapan konsep vaksin, hingga evaluasi awal vaksin menggunakan media binatang yang semuanya dilakukan di dalam laboratorium; sementara tahapan klinis adalah uji coba vaksin di tubuh manusia. </p>
<p>Namun pengembangan kandidat-kandidat vaksin ini masih jauh dari selesai; kita harus menunggu produksi massal vaksin COVID-19 setidaknya hingga tahun depan. </p>
<p>Moderna baru saja merampungkan fase pertama uji klinis mereka dan sedang menunggu izin dari badan pengawas makanan dan obat-obatan AS (Food and Drug Administration, US FDA), untuk menuju ke fase <a href="https://investors.modernatx.com/news-releases/news-release-details/moderna-announces-ind-submitted-us-fda-phase-2-study-mrna">uji klinis kedua</a> yang akan melibatkan sekitar 600 sukarelawan. </p>
<p>US FDA memang mensyaratkan setidaknya <a href="https://www.fda.gov/patients/drug-development-process/step-3-clinical-research#phases">tiga fase</a> uji klinis. Badan itu mensyaratkan bahwa pada fase ketiga harus melibatkan ribuan sukarelawan menguji keamanan kandidat vaksin.</p>
<p>Inovio baru memulai <a href="http://ir.inovio.com/news-and-media/news/press-release-details/2020/INOVIO-Initiates-Phase-1-Clinical-Trial-Of-Its-COVID-19-Vaccine-and-Plans-First-Dose-Today/default.aspx">fase satu</a> uji klinis melibatkan 40 orang sukarelawan pada awal April. </p>
<p>Di luar AS, banyak juga perusahaan farmasi dan bioteknologi yang juga berkompetisi mengembangkan <a href="https://www.bioworld.com/COVID19products#vac">vaksin</a>. Salah satunya adalah tim dari <a href="https://www.bbc.com/news/health-52394485">University of Oxford</a> menggunakan protein dari ‘mahkota’ SARS-CoV-2, disebut <a href="https://science.sciencemag.org/content/367/6483/1260">CoV Spike glycoprotein</a>, untuk mengembangkan vaksin mereka. Namun belum ada yang berani menjamin ketersediaan vaksin untuk publik setidaknya hingga <a href="https://www.nytimes.com/interactive/2020/04/30/opinion/coronavirus-covid-vaccine.html">tahun depan</a>.</p>
<p>Di Indonesia, pemerintah menunjuk Lembaga Biologi Molekuler Eijkman memimpin konsorsium bersama Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, PT Bio Farma, dan beberapa universitas <a href="https://www.thejakartapost.com/news/2020/05/05/indonesia-targets-local-covid-19-strain-in-eijkman-led-2022-vaccine-initiative.html">untuk mengembangkan vaksin</a>. </p>
<p>Bagaimana vaksin akan didistribusikan? </p>
<p>Kita belum tahu pasti bagaimana regulasi distribusi vaksin, namun beberapa pemimpin negara tempat pengembangan vaksin sedang dilakukan, seperti AS, China, dan India, telah menegaskan bahwa mereka akan menggunakan pendekatan <em><a href="https://www.nytimes.com/2020/04/10/business/coronavirus-vaccine-nationalism.html">zero sum mentality</a></em> dengan mendahulukan warga negara mereka sendiri sebelum mendistribusikan vaksin ini ke luar. </p>
<p>Ketiga negara ini, ditambah Rusia, juga mangkir dari <a href="https://www.washingtonpost.com/world/europe/the-world-comes-together-for-a-virtual-vaccine-summit-the-us-is-conspicuously-absent/2020/05/04/ac5b6754-8a5c-11ea-80df-d24b35a568ae_story.html">pertemuan virtual tingkat tinggi</a> yang membahas distribusi vaksin secara global minggu lalu.</p>
<p>Bisa jadi, suhu politik global ini menjadi kabar buruk bagi mereka yang akan bergantung pada kiriman vaksin dari negara-negara tadi. </p>
<p>Tapi ini juga merupakan pelajaran bagi kita bahwa di tengah mobilitas global dan interkoneksi yang tinggi, kegagalan sistem kesehatan global masih bisa terjadi.</p>
<p>Seluruh aktor yang terlibat dalam sistem <em>pandemic preparedness</em> dunia: ilmuwan, dokter dan rumah sakit, pemerintah daerah dan nasional, hingga WHO, harus berbenah.</p>
<p>Jika sistem <em>preparedness</em> multilateral dan multisektoral ini tidak segera dibenahi atau jika beberapa negara masih enggan menjalankan sistem ini, bisa jadi wabah COVID-19 ini bukan satu-satunya pandemi yang kita alami dalam Abad ke-21 ini. </p>
<hr>
<p>Ikuti perkembangan terbaru seputar isu politik dan masyarakat selama sepekan terakhir. Daftarkan email Anda di <a href="http://theconversation.com/id/newsletters/catatan-mingguan-65">sini</a>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/137613/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dimas Iqbal Romadhon tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pandemi bukanlah kejadian alami melainkan disebabkan kegagalan penerapan sistem kesiapsiagaan sedari awal. Bahkan untuk mengakhirinya pun tidak lepas dari tensi politik global.Dimas Iqbal Romadhon, Ph.D Candidate, Medical Anthropology and Global Health, University of WashingtonLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.