Perempuan kepala keluarga berada di dalam posisi terjepit. Mereka harus memenuhi kebutuhan keluarga, tapi mereka tidak dapat bekerja dan tidak mendapatkan upah.
Academic rigour, journalistic flair
Articles on pandemi
Displaying 61 - 80 of 169 articles
Karantina wilayah bukan hanya efektif menurunkan penularan, tapi juga membentuk perilaku patuh masyarakat.
Jadi, ketika jarak antara guru dan murid senantiasa melebar, bagaimana kita mendorong siswa mengambil alih proses belajar mereka secara mandiri?
Untuk mendalami tantangan lulusan baruu dan pekerja muda di tengah pandemi, kami berbicara dengan dua peneliti SMERU, Sylvia Sylvia Andriyani Kusumandari dan Akhmad Ramadhan Fatah.
Semasa pandemi, proses pemeringkatan kampus-kampus ramah lingkungan di bawah UI GreenMetric juga mengalami penyesuaian.
Survei terbaru kami dari SMERU Research Institute menunjukkan ketimpangan pada akhirnya akan ikut menentukan kemampuan seseorang bertahan hidup selama pandemi
Semakin beranekaragam hewan dan tanaman di suatu daerah, maka semakin banyak koleksi sumber penyakit/patogen (virus, bakteri, dan jamur) yang terdapat di daerah tersebut.
Kekerasan berbasis gender adalah salah satu dampak pandemi yang paling terabaikan, dengan ketersediaan layanan yang tidak memadai.
Polemik hak paten telah turut menghambat distribusi vaksin COVID-19. Krisis ekonomi akibat pandemi turut pula menghambat prosesnya.
Pengembangan wisata seharusnya mendukung komunitas lokal untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian mereka untuk menghadapi krisis dan goncangan ekonomi.
Pemerintah perlu memperkuat manajemen data sosial, cakupan layanan, dan tenaga kerja sosial.
Pembeli dan jaringan lokal yang fleksibel membantu rantai pasokan makanan laut skala kecil yang menghadapi dampak COVID-19.
Kami ingin menjelaskan bagaimana penerapan homeschooling yang ideal, sehingga bisa menjadi alternatif yang efektif dalam mendidik anak sesuai dengan tumbuh kembang mereka dan kemampuan keluarga.
Gerakan protes iklim di Indonesia meningkat, tetapi belum bisa memengaruhi kebijakan.
Mudik adalah fenomena sosial besar dan berisiko menciptakan simpul-simpul baru kasus COVID-19 di berbagai daerah di Indonesia.
Alih-alih mengancam dengan hukuman, pemerintah perlu mengutamakan pendekatan persuasif dengan menegaskan makna program vaksinasi nasional sebagai suatu upaya gotong-royong untuk mengendalikan wabah.
Selain menjaga kinerja imunisasi, pemerintah pusat kini berjuang untuk menjamin anggaran imunisasi akibat dampak pandemi.
Kami berbincang dengan Soegianto Ali, Kepala Program Studi Magister Biomedik, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta tentang tantangan vaksinasi COVID-19.
Penunjukan pesohor sebagai salah satu penerima pertama vaksin COVID-19 menimbulkan berbagai pro dan kontra di masyarakat. Sebenarnya, apa yang menjadi alasan pemerintah?
Isu-isu terkait hak-hak sipil, kesenjangan, korupsi, dan politik praktis menjadi sorotan utama bagi para pakar dan peneliti.
Top contributors
-
Associate Professor, Hospital Management Department Public Health Faculty,, Universitas Hasanuddin
-
Secretary General of ALMI and Assistant Professor of Constitutional Law and Human Rights, Universitas Gadjah Mada
-
Maître de Conférences (HDR) à Sorbonne Université, ISYEB - Institut de Systématique, Evolution, Biodiversité (CNRS, MNHN, SU, EPHE, UA), Muséum national d’histoire naturelle (MNHN)
-
Deputy Director - Undergraduate Business Programs; Senior Lecturer in Economics and Statistics, Griffith Business School, Griffith University
-
Research fellow, Indonesia Judicial Research Society
-
Lecturer at Department of Community Medicine Faculty of Medicine, Universitas Indonesia
-
Researcher, Indonesian Education Standard, Curriculum, and Assessment Agency (BSKAP Kemdikbudristek)
-
Researcher at the Lembaga Demografi Faculty of Economics and Business, Universitas Indonesia
-
Lecturer, Faculty of Psychology, Universitas Indonesia
-
Director, PUSKAPA
-
Lecturer, Indonesia Jentera School of Law
-
Researcher, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
-
Lecturer, Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinis, Fakultas Farmasi, Universitas Andalas
-
Dean, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, IPB University
-
Researcher, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
