Transfer uang secepat mengirim pesan via WhatsApp.
Dengan teknologi blockchain, misalnya, buruh migran dari belahan bumi manapun bisa mentransfer uang gajinya kepada keluarganya di pedalaman secepat mengirim pesan WhatsApp.
Academic rigour, journalistic flair
Articles on Sains Sekitar Kita
Displaying 41 - 58 of 58 articles
Peneliti botani tiga ratus tahun lalu di Ambon.
Sekitar 300 tahun lalu, Rumphius, saintis yang mengindap penyakit glukoma hingga kehilangan penglihatan ini mencatat dengan detail lebih dari 1.300 tanaman selama di Ambon.
Kelelawar membantu penyerbukan, tapi juga membawa penyakit.
Kelelawar telah memberikan dunia imaji-imaji semacam Batman dan Vampir. Tapi apa sebenarnya guna kelelawar bagi manusia?
Bahaya kurang gizi kronis bagi masa depan negara
Stunting itu bukan persoalan bencana individu lagi tapi sudah bencana populasi dan penanganannnya juga harus melibatkan populasi secara keseluruhan.
Algoritme membutuhkan analisis dari ilmuwan sosial
Bagaimana pun juga algoritme itu mesin. Dia butuh data, yang memasukkan data itu adalah manusia, makhluk sosial.
Candu digital ini bisa menurunkan produktifitas
Tanpa kita sadari, kita mengklik, memencet, menyentuh, mengusap layar smartphone rata-rata 2.617 kali dalam sehari.
pentingnya memahami gizi bagi anak pada usia emas
Aturan cuti melahirkan bagi pekerja perempuan yang hanya tiga bulan menyulitkan ibu memberi ASI eksklusif kepada bayinya.
Mengapa sains tidak bisa memberikan peringatan krisis pada 1998?
Karena melibatan sistem yang sangat besar, teknik-teknik yang melibatkan ilmu matematika, komputer, dan fisika bisa berguna membaca fenomena sosial.
Keamanan pangan menjadi isu di tengah perubahan iklim
Sudah saatnya Indonesia membuat kebijakan untuk menghidupkan kembali keragaman pangan di negeri ini. Sumber makanan tradisional seperti jagung, umbi, uwi-uwian, dan lainnya, perlu dilirik kembali.
Temuan Wallace di Hindia Belanda menjadi dasar teori evolusi
Hanya di Sulawesi terjadi hibridisasi binatang. Keanekaragaman hayati di Indonesia bagian tengah mengukuhkan bahwa bumi nusantara adalah laboratorium hidup terbaik untuk mempelajari evolusi di dunia.
Dia meletakkan dasar pemeriksaan DNA forensik kasus terorisme.
Ilmu biologi molekuler, dengan penelitian DNA, membantu penegak hukum melacak pelaku bom bunuh diri dan kejahatan laiannya.
Prediksi gunung meletus untuk menghindari jatuhnya korban.
Dengan mengetahui interval letusan dari riset yang intensif, volkanolog dapat menggambarkan pola letusan dan memprediksi kekuatan letusan. Termasuk mengantisipasi dampak letusan.
Manusia sebagai aktor yang sangat mempengaruhi bumi.
Periode ini yang disebut oleh ilmuwan meteorologi penerima penghargaan Nobel, Paul Crutzen sebagai Antroposen. Manusia sebagai aktor yang sangat mempengaruhi planet ini.
Jika sebuah kebijakan diambil berdasarkan sains atau penelitian, maka kehidupan masyarakat yang terdampak oleh kebijakan itu bisa lebih baik.
Cerita percampuran DNA manusia nusantara dari berbagai belahan dunia
Riset biologi molekuler telah mengungkap campur baur genetik manusia Nusantara sudah terjadi selama puluhan ribu tahun lewat empat periode migrasi.
Olahraga berdampak besar terhadap kinerja otak
Aktifitas olahraga meningkatkan aliran darah yang membawa nutrisi dan bahan kimiawi yang dibutuhkan oleh sel memori otak sehingga transfer memori makin cepat.
Sistem algoritme bekerja di balik mesin pencari dan aplikasi di dunia maya.
Di era internet, algoritme bekerja di balik teknologi mesin pencari, aplikasi, dan media sosial. Algoritme membantu manusia, tapi juga mengancam kehendak bebas.
Sains Sekitar Kita: Jatuh cinta
CC BY-ND16.9 MB (download)
Ini edisi pertama podcast audio menghadirkan sains di balik jatuh cinta. Benarkah kita bisa jatuh cinta pada empat menit pandangan pertama? Silakan dengarkan Sains Sekitar Kita.
Top contributors
-
Dean, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, IPB University
-
Professor of Soil Science, Universitas Andalas
-
Lecturer of Psychology, Universitas Indonesia
-
Deputy for Fundamental Research of Eijkman Institute., Eijkman Institute for Molecular Biology
-
Professor of Conservation Biology, Universitas Indonesia
-
Associate Professor, Department of Astronomy & Bosscha Observatory, Institut Teknologi Bandung
-
Penelitian Mikrobiologi di Pusat Penelitian Bioteknologi, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
-
Former President of the Indonesian Academy of Sciences, Professor of Biochemistry and Molecular Biology, and Principal Scientist, Eijkman Institute for Molecular Biology
-
Physicist, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
-
Professor in Public Health and Project Leader of Eliminate Dengue Project Yogyakarta, Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada
-
Professor of Information Technology Law, Universitas Padjadjaran
-
Lecture and psychiatrist, Indonesian Christian University (UKI)
-
Periset Iklim & Laut. Kepala Pusat Riset Laut Dalam BRIN., Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Lecture and Senior Researcher at Center for Nutrition and Health Studies, Faculty of Public Health, Universitas Indonesia
-
Lecturer, Faculty of Public Health, Nutrition Department, Universitas Indonesia
