Menu Close
Kateryna Kon/Shutterstock

Omicron BQ.1 dan BQ.1.1 – ahli menjawab tiga pertanyaan kunci tentang varian COVID baru ini

Dua subvarian omicron baru, BQ.1 dan BQ.1.1, dengan cepat mendapatkan daya tarik di Amerika Serikat dan secara kolektif menyumbang 27% infeksi per 29 Oktober. Keduanya adalah keturunan BA.5, varian omicron yang telah mendominasi di seluruh dunia selama beberapa bulan.

Meski varian ini termasuk infeksi yang paling umum di AS saat ini, BQ.1 dan BQ.1.1 juga telah diidentifikasi di Inggris Raya dan beberapa negara di Eropa. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) telah mengklasifikasikan BQ.1 sebagai varian yang harus diwaspadai.

Berdasarkan perkiraan pemodelan, ECDC memprediksi bahwa pada pertengahan November hingga awal Desember 2022, lebih dari 50% infeksi COVID akan disebabkan oleh BQ.1 dan BQ.1.1. Pada awal 2023, mereka diperkirakan akan menyumbang lebih dari 80% kasus.

Ketika kita mendengar tentang varian COVID baru, tiga pertanyaan utama muncul di benak kita: apakah lebih menular dibandingkan dengan varian sebelumnya? Bisakah itu menyebabkan penyakit yang lebih parah? Dan bisakah itu lolos dari respons kekebalan kita? Mari kita lihat apa yang kita ketahui sejauh ini.


Read more: COVID vaccines: an annual booster like the flu shot could be the way forward


1. Apakah varian ini lebih menular?

Penularan mengacu pada kapasitas patogen untuk dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain. Karakteristik ini ditentukan oleh banyak faktor berkaitan dengan patogen, inangnya, dan lingkungan.

Pada tahap ini, kita memiliki data terbatas tentang seberapa menular kedua varian baru ini. Tapi BQ.1.1 tampaknya sangat menular, dengan laporan media sosial menghitung hanya butuh 19 hari untuk tumbuh delapan kali lipat dari lima urutan kode genetik menjadi 200 urutan.

Meski BQ.1 dan BQ.1.1 saat ini terdiri dari sebagian kecil dari semua kasus COVID secara global, di beberapa negara proporsi kasus meningkat pada tingkat yang menunjukkan varian itu lebih menular daripada varian lain yang beredar.


Read more: COVID vaccines: an annual booster like the flu shot could be the way forward


2. Bisakah mereka lolos dari sistem kekebalan kita?

ECDC menunjukkan peningkatan yang diamati dalam tingkat pertumbuhan BQ.1 mungkin didorong terutama oleh lolosnya virus dari respons imunitas tubuh (immune escape). Ini mengacu pada kapasitas virus untuk menghindari respons imun kita dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya.

BQ.1 dan BQ.1.1 mengandung mutasi pada protein S, protein pada permukaan SARS-CoV-2 (virus penyebab COVID-19) yang memungkinkannya menempel dan menginfeksi sel kita. Mutasi varian ini termasuk K444T, N460K, L452R dan F486V. BQ.1.1 berisi mutasi tambahan, R346T, yang juga ditemukan di varian BA.5.

Mutasi-mutasi tersebut dapat dikaitkan dengan kemampuan virus untuk lolos dari respons imunitas tubuh dan menghindari antibodi

A young woman wearing a mask.
Varian baru ini dapat mengancam dominasi BA.5. goffkein.pro/Shutterstock

Satu studi menunjukkan bahwa kemungkinan kekebalan yang disebabkan oleh infeksi dari subgaris keturunan omicron sebelumnya dan vaksinasi belum cukup mampu melindungi tubuh dari infeksi BQ.1.1 ini. Namun, penelitian ini masih bersifat pra-cetak (preprint), artinya belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Meski vaksin COVID serta infeksi varian sebelumnya memberikan perlindungan yang baik terhadap penyakit parah, mereka tetap tidak memberikan perlindungan penuh dari infeksi ulang. Mereka memang dapat mengurangi resiko penularan COVID, tapi bukan mencegah sepenuhnya.

Varian-varian baru ini juga tampaknya memiliki kapasitas tertinggi untuk menghindari kekebalan. Ada yang mengatakan, vaksin COVID akan terus menawarkan perlindungan yang kuat dari penyakit parah, bahkan kematian.


Read more: Another new COVID variant is spreading – here's what we know about omicron BA.4.6


3. Bisakah mereka menyebabkan penyakit yang lebih parah?

Kita masih belum tahu banyak tentang tingkat keparahan penyakit yang disebabkan dengan BQ.1 atau BQ.1.1. Tapi berdasarkan data terbatas yang tersedia, beritanya bagus di depan ini. Tidak ada bukti bahwa BQ.1 terkait dengan penyakit yang lebih parah dari BA.4 dan BA.5.

Namun yang mengkhawatirkan, studi preprint baru-baru ini menunjukkan bahwa BQ.1.1 dapat resisten terhadap Evusheld, sebuah terapi antibodi yang dirancang untuk melindungi orang yang mengalami gangguan kekebalan dan tidak merespons vaksin COVID dengan baik.


Read more: Another new COVID variant is spreading – here's what we know about omicron BA.4.6


Pandemi belum berakhir

Di luar AS dan Eropa, BQ.1 dan BQ.1.1 juga telah diidentifikasi di negara lain di seluruh dunia, termasuk Selandia Baru, Thailand, Indonesia, Singapura dan Kanada, tempat mereka terdeteksi dalam air limbah. Sampel limbah sering memberi kita indikasi yang baik tentang kemungkinan lonjakan COVID.

Munculnya varian COVID baru yang terus berlanjut menunjukkan bahwa virus tersebut masih sangat eksis di sekitar kita, bahkan berkembang pesat. Saat negara-negara di belahan bumi utara memasuki musim dingin, kita perlu mengawasi potensi munculnya varian baru lainnya, dan dengan cermat mengamati bagaimana mereka berperilaku.

Kita juga membutuhkan penelitian yang bisa menguji seberapa baik vaksin bivalen baru – yang menargetkan omicron bersama strain asli SARS-CoV-2 – dapat bekerja melawan BQ.1 dan BQ.1.1.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,400 academics and researchers from 4,942 institutions.

Register now