Menu Close

PPKM dicabut dan ancaman sub-varian BF.7: apa yang perlu masyarakat ketahui?

PPKM dicabut dan ancaman sub-varian BF.7: apa yang perlu masyarakat ketahui?

Presiden Joko Widodo resmi mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 30 Desember 2022 terkait pengendalian COVID-19. Kebijakan ini diambil karena Indonesia dianggap sudah cukup baik dalam menangani pandemi COVID-19.

Berdasarkan data pada 27 Desember 2022, kasus COVID-19 harian mencapai 1,7 per 1.000.000 penduduk dan angka kematian di angka 2,39 persen.

Situasi ini bukan berarti masyarakat bisa mengabaikan protokol kesehatan karena adanya ancaman sub-varian omicron BF.7. Sub-varian baru ini membuat kasus positif COVID-19 di beberapa negara meningkat.

Sebagai contoh di Cina, sub-varian ini diprediksi akan menginfeksi 60 persen penduduk di sana. Munculnya sub-varian BF.7 ini membuat beberapa negara seperti Inggris dan Prancis mewajibkan pengunjung dari Cina untuk menunjukkan hasil tes COVID-19 negatif dua hari sebelum keberangkatan.

Seberapa besar ancaman sub-varian BF.7 khususnya untuk masyarakat Indonesia?

Dalam SuarAkademia kali ini, kami berbincang dengan Teguh Haryo Sasongko, Peneliti The Cochrane Collaboration; Associate Professor, School of Medicine dan Institute of Research, Development, and Innovations, International Medical University (IMU) Malaysia.

Teguh mengatakan sub-varian baru ini belakangan memang membuat beberapa negara seperti Jepang, Rusia, dan Cina mengalami kenaikan pada kasus COVID-19. Meski gejala penyakit yang ditimbulkan sama dengan sub-varian omicron yang sudah ada sebelumnya, BF.7 ini dua kali lebih cepat menular dibanding sub-varian yang lain.

Menurut Teguh, masyarakat tidak perlu panik meski harus tetap waspada. Meski penularan BF.7 ini dua kali lebih cepat, ketahanan masyarakat sudah cukup baik karena cakupan vaksinasi di Indonesia sudah cukup tinggi. Ia menambahkan pentingnya kita untuk tetap menjaga kesehatan, dan tidak terlena dengan dicabutnya PPKM agar lonjakan kasus COVID-19 tidak terulang kembali.

Simak lengkapnya di SuarAkademia – ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 180,900 academics and researchers from 4,921 institutions.

Register now