Menu Close

Susu unta mengurangi radang yang disebabkan penyakit diabetes

Susu unta banyak dikonsumsi di Timur Tengah dan sebagian Afrika, tetapi telah menjadi tren di Barat dalam beberapa tahun terakhir. Africa Studio/Shutterstock

Tren makanan dan pola diet saat ini—yang kerap disebut “makanan super"—sering dikaitkan dengan produk yang eksotis dan mahal. Tetapi, tidak ada kriteria standar dalam menetapkan "ke-super-an” makanan ini dan klaim-klaim soal makanan super tersebut jarang memiliki dasar ilmiah. Ini biasanya hanya taktik pemasaran (yang sering kali sukses).

Susu unta misalnya. Susu ini disebut-sebut sebagai makanan super baru, padahal bukti yang menunjukkan manfaat kesehatan dari susu unta ini berdasarkan penelitian terhadap hewan atau penelitian pada populasi yang gaya hidup dan faktor genetiknya dapat memainkan peran yang penting.

Meski demikian, penelitian baru kami telah menemukan manfaat produk susu unta bagi penderita diabetes tipe 2.


Read more: Superfoods: not so super after all?


Selama bertahun-tahun, beberapa bukti telah menunjukkan bahwa mengonsumsi susu unta dapat mencegah diabetes. Namun, alasan sebenarnya kurang dipahami dan hanya sedikit sekali penelitian yang menyelidiki komponen apa yang terkandung dalam susu unta sehingga bisa bermanfaat bagi penderita diabetes.

Studi yang meningkatkan pemahaman kita tentang manfaat atau komponen suatu makanan memang sangat menantang, apalagi untuk makanan yang serumit susu. Susu terdiri dari lipid dan protein, termasuk zat imunoglobulin (antibodi yang diproduksi oleh sel plasma) dan vesicles (cairan yang diproduksi oleh sel yang tertutup dalam membran lipid), serta vitamin, dan mineral. Mengingat kompleksitas ini, kami memilih untuk menyelidiki hanya lipid (lemak) dalam susu unta, dan pengaruhnya terhadap radang yang disebabkan diabetes.

Lemak dan diabetes

Diabetes bisa dibilang sebagai salah satu masalah kesehatan global terbesar saat ini. Peradangan pada lemak perut di sekitar pinggang adalah efek berbahaya dari penyakit diabetes tipe 2 yang paling umum. Biasanya, peradangan adalah cara tubuh menangani infeksi. Tetapi orang yang mengalami kelebihan berat badan dan menderita diabetes mengalami peradangan kronis terus menerus yang tidak melibatkan infeksi. Peradangan ini dapat menyebabkan banyak komplikasi termasuk penyakit jantung dan stroke.


Read more: Type 2 diabetes: losing even a small amount of weight may lower heart disease risk


Sel yang disebut macrophage yang ada dalam lemak perut adalah penyebab utama mengapa radang yang diderita penderita diabetes bisa meluas. Jadi kami memutuskan untuk mempelajari apakah lemak susu unta dapat mencegah sel macrophage berkembang.

Susu unta, mentega, dan yoghurt adalah makanan bergizi tinggi dengan kandungan vitamin C, zat besi, kalsium, insulin, dan protein yang tinggi. Kehadiran lemak dalam susu apa pun sering menjadi dasar untuk menghindari produk susu, tetapi lemak susu merupakan komponen penting karena nilai gizinya yang tinggi. Susu unta memang memiliki kandungan lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan sapi, dan asam lemaknya sebagian besar asam lemak tak jenuh ganda. Ini umumnya dianggap sebagai asam lemak sehat, tetapi kandungan lemak jenuh atau lemak dari susu unta bisa mencapai 65%.

Kami menginkubasi macrophages dengan lemak jenuh dan tidak jenuh yang diambil dari susu unta, baik sendiri-sendiri maupun dalam keadaan tercampur keduanya. Pada dasarnya cara tersebut diadopsi dari cara kita mengonsumsi lemak cara tubuh menyimpan lemak. Percobaan kami menunjukkan bahwa asam lemak dari susu unta mengurangi peradangan yang dihasilkan oleh macrophages ini, tetapi efeknya lebih jelas terlihat dalam campuran lemak, daripada ketika susu unta bercampur dengan asam lemak tak jenuh.

Temuan yang sangat menarik adalah ketika kami menemukan jumlah protein yang dikenal sebagai inflammasome (pendorong utama peradangan) berkurang akibat zat lemak ini. Jika efek ini dapat diulang dalam studi dengan manusia, maka ini akan menunjukkan bahwa susu dapat mencegah peradangan yang terkait dengan diabetes. Hasil ini juga dapat menjelaskan beberapa penelitian terkait manfaat konsumsi susu unta dalam mencegah diabetes.

Banyak studi pola diet menggunakan data eksperimental seperti yang kita lakukan. Studi-studi ini menunjukkan bahwa makanan yang berbeda memiliki sejumlah efek yang berbeda, baik menguntungkan atau berbahaya, sehingga hasilnya jadi kurang meyakinkan.

Kami tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa susu unta “menyembuhkan” diabetes, atau susu unta akan mengurangi peradangan jika seseorang dengan diabetes tipe 2 secara teratur mengonsumsinya.

Data baru kami menunjukkan bahwa susu unta mungkin memainkan peran dalam mengurangi peradangan yang merupakan efek samping utama dari diabetes tipe 2. Studi yang jauh lebih eksperimental dan dilakukan pada manusia mungkin diperlukan untuk menunjukkan jika hasil ini memiliki relevansi pada manusia.

Amira Swastika menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,100 academics and researchers from 4,941 institutions.

Register now