Menu Close
Orang-orang keluar masuk kereta bawah tanah di stasiun
Mengembangkan sistem transportasi umum yang terjangkau dan mudah diakses sangat penting untuk memitigasi perubahan iklim. 3005398/Pixabay

Untuk mencegah pemanasan global tidak hanya cukup gunakan mobil listrik, transportasi umum yang lebih baik juga perlu dikembangkan

Transportasi bertanggung jawab atas 24% emisi karbon terkait energi di seluruh dunia. Separuh dari emisi tersebut berasal dari transportasi barang dan jasa, dan separuh lainnya berasal dari transportasi yang mengangkut orang-orang dari satu tempat ke tempat lain – atau yang dikenal sebagai “transportasi penumpang.”

Transportasi penumpang berdampak besar pada lingkungan sekitar kita, dan ini adalah salah satu faktor terbesar dalam menentukan tempat kita tinggal dan bekerja. Misalnya, Los Angeles di Amerika Serikat yang terkenal dengan kemacetannya yang parah, kota-kota di Denmark yang dipenuhi sepeda, Jepang dengan kereta cepatnya, Vietnam dengan mopednya yang berdengung, India dengan barisan taksi yang dipenuhi becak roda tiganya yang terkenal, atau London, Inggris dengan kereta bawah tanahnya yang padat.

Penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicles (EV) dalam skala besar sering dianggap sebagai solusi untuk mengurangi emisi transportasi penumpang – terlihat dari rencana Inggris untuk memiliki titik pengisian daya kendaraan listrik lebih banyak mulai tahun 2022 di semua rumah baru dan bangunan .

Namun, penelitian dari Amerika Serikat baru-baru ini menunjukkan bahwa elektrifikasi mobil saja tidak akan cukup untuk membantu sektor transportasi mencapai target aksi iklim global yang ambisius yang bertujuan untuk mencegah pemanasan global lebih dari 2 °C.

Tidak hanya itu, populasi yang terus bergantung pada mobil menimbulkan masalah yang signifikan bagi kota-kota berkembang. Dengan peningkatan urbanisasi dan semakin terbatasnya ruang di kota, kita harus mengurangi kepemilikan mobil di kota jika ingin membuat kota tetap terjangkau dan mudah diakses. Lahan luas di kota yang sebenarnya dapat digunakan untuk tempat tinggal atau alam justru digunakan untuk jalan dan lahan parkir.

Meskipun kendaraan listrik pasti membantu mengatasi peningkatan emisi transportasi, negara-negara sebaiknya tidak hanya berfokus pada penggantian mobil konvensional dengan kendaraan elektrik dalam rangka mengembangkan alat transportasi alternatif yang bukan mobil konvensional. Ini hanya akan menjadi kesempatan yang terlewatkan.

Seseorang mengendarai becak
Banyak kota di India terkenal menggunakan becak roda tiga sebagai moda transportasi yang populer. Adam Cohn/Flickr, CC BY-NC-SA

Dana aksi iklim – termasuk Adaptation Fund, dana internasional yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membantu negara-negara berkembang beradaptasi dengan perubahan iklim – diproyeksikan mencapai pendanaan sebesar £74 miliar (Rp1.370 triliun) pada tahun 2023. Sebagian besar dana ini disalurkan untuk proyek infrastruktur berkelanjutan, yang dapat membantu negara berkembang membangun sistem transportasi massal yang efisien dan berkelanjutan.

Panel antar pemerintah PBB tentang perubahan iklim mengadvokasi pendekatan untuk perencanaan transportasi penumpang yang disebut “Avoid, Shift, Improve” (“Hindari, Beralih, Tingkatkan”), yang diadaptasi dari sebuah kerangka kerja yang pertama kali dikembangkan di Jerman pada awal tahun 1990-an:

Avoid (hindari)

“Avoid” (menghindari) mengacu pada pengurangan kebutuhan transportasi pada tahap dasar. Pendekatan ini termasuk perencanaan daerah perkotaan baru dan pembangunan kembali kota lama untuk ditata sebaik mungkin, sehingga masyarakat tidak perlu bepergian jauh untuk bekerja, berbelanja, mendapat pendidikan, dan berekreasi. Meskipun investasi bertahun-tahun untuk jalan telah menyebabkan beberapa kota sangat kesulitan untuk beralih dari penggunaan mobil, masih ada kesempatan bagi banyak kota yang sedang berkembang untuk masa depan yang lebih baik.

Jembatan Layang Xinzhuang di Nanjing, Cina
Banyak kota telah dirancang dengan mempertimbangkan kepemilikan mobil secara luas, tetapi kota-kota baru tidak harus mengikuti pola ini. Damian188/Wikimedia

Pendekatan ini juga menghubungkan rumah dan kota pedesaan ke Internet sehingga orang dapat bekerja dari rumah dengan mudah dan murah, dan membebaskan ruang jalan bagi orang-orang – seperti dokter atau guru – yang tidak bisa bekerja dari rumah.

Shift (beralih)

“Shift” (beralih) berarti mengalihkan perjalanan yang diperlukan ke moda transportasi yang lebih berkelanjutan, aktif, dan memiliki tingkat penumpang yang lebih tinggi. Alih-alih mobil penumpang tunggal, misalnya, kita dapat menggunakan bus, kereta api, sepeda, skuter, skateboard, atau jalur pejalan kaki. Di seluruh dunia, kita dapat melihat contoh-contoh menarik tentang bagaimana negara-negara berhasil membuat peralihan ini dari ketergantungan mobil dengan tingkat karbon yang intensif.

Sistem bus TransMilenio, yang beroperasi di kota Bogotá dan Soacha di Kolombia, adalah salah satu sistem bus terbesar di dunia. Sistem bus ini mampu mengangkut antara satu hingga dua juta orang setiap hari. Dengan banyaknya halte dan jalur bus khusus, serta loket tiket yang terjangkau, layanan sistem bus TransMilenio dapat diakses dengan mudah.

Meningkatkan penggunaan moda perjalanan aktif adalah cara lain untuk mendorong perubahan ini. Sepeda elektrik adalah salah satu jenis transportasi dengan pertumbuhan paling cepat di Cina. Perjalanan dengan sepeda bermotor mendorong perjalanan bersepeda yang lebih jauh di daerah perbukitan, daerah yang lebih hangat, dan bagi orang-orang yang kurang bugar. Studi dari Swedia dan Norwegia menunjukkan bahwa pengendara sepeda yang beralih dari sepeda konvensional ke sepeda elektrik meningkatkan jumlah perjalanan dan jarak rata-rata yang mereka tempuh untuk setiap perjalanan.

Sebuah bus berwarna merah dan kuning di jalan
Layanan bus TransMilenio telah diakui secara luas sebagai contoh cemerlang dari transportasi massal yang berkelanjutan. Felipe Restrepo Acosta/Wikimedia

Baru-baru ini, penduduk Berlin memilih untuk memperluas pembatasan mobil di kota Jerman tersebut hingga mencakup 88 km persegi kota – sebuah proposal yang akan menciptakan zona perkotaan bebas mobil terbesar di dunia. Dengan menyediakan rute perjalanan aktif yang terpisah, aksi seperti ini dapat mengatasi masalah keselamatan pejalan kaki dan pengendara sepeda yang takut bernavigasi di samping kendaraan berat yang bergerak cepat. Yang penting, para peneliti telah menekankan bahwa tanpa adanya langkah-langkah untuk membatasi penggunaan mobil, langkah-langkah lain untuk mendorong penggunaan transportasi umum, berjalan kaki, dan bersepeda memiliki dampak yang kecil.

Setelah perjalanan yang tidak perlu dipangkas dari hal-hal seperti perencanaan kota yang buruk dan kebijakan pemberi kerja yang mewajibkan kehadiran pekerja di kantor, dan setelah sistem transportasi umum yang aman atau opsi perjalanan aktif telah tersedia, kita baru bisa berfokus untuk membuat kendaraan yang kita miliki saat ini lebih berkelanjutan.

Improve (tingkatkan)

Meskipun efisiensi bahan bakar sedikit mengurangi konsumsi bahan bakar per kilometer angkutan mobil, permintaan angkutan penumpang terus meningkat. Artinya, secara keseluruhan, peningkatan emisi dari transportasi penumpang melampaui penurunan efisiensi. Akibatnya, bagian “improve” (meningkatkan) dari kerangka kerja PBB melibatkan pengalihan transportasi bus, kereta, dan mobil dari penggunaan bahan bakar fosil ke energi listrik.

Kunci untuk mengurangi emisi transportasi penumpang adalah memungkinkan akses ke dan penggunaan mobil listrik hanya jika tidak ada pilihan perjalanan lain yang memungkinkan. Jika hal ini tercapai, akan ada kesempatan untuk mengakhiri ketergantungan kita terhadap mobil sambil tetap membantu sebanyak mungkin orang untuk bepergian.


Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,300 academics and researchers from 4,941 institutions.

Register now