tag:theconversation.com,2011:/us/topics/garam-75745/articlesgaram – The Conversation2023-06-08T03:57:02Ztag:theconversation.com,2011:article/2066532023-06-08T03:57:02Z2023-06-08T03:57:02Z8 makanan ini ternyata adalah makanan ultra-proses! Begini cara mengetahuinya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/528901/original/file-20230529-22-72tsho.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Makanan ultra-proses bukan hanya istilah lain untuk junk food. Makanan ini telah terbukti berdampak buruk.</span> </figcaption></figure><p>Selama bertahun-tahun, istilah “<em>junk food</em>” telah digunakan untuk menyebut makanan yang dianggap tidak baik untuk kita, dan tidak bergizi. Namun, <em>junk food</em> dapat berarti hal yang berbeda bagi setiap orang. </p>
<p>Pedoman diet resmi telah menggunakan istilah yang lebih enak seperti “<em>discretionary foods</em> (makanan tambahan)”, “<em>sometimes foods</em> (makanan kadang kala)” dan “<em>high sugar, salt and fat foods</em> (makanan tinggi lemak, garam dan gula)”. </p>
<p>Namun label-label ini tidak selalu membuat tugas mengidentifikasi makanan bergizi menjadi lebih mudah. Lagi pula, banyak buah-buahan segar yang tinggi gula dan beberapa salad sayuran rendah nutrisi - tapi itu tidak membuat mereka tidak sehat. Dan produk makanan seperti minuman ringan dengan tanpa tambahan gula dan muesli batangan yang diperkaya dengan zat tambahan nutrisi belum tentu sehat.</p>
<p>Pada 2009, <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/public-health-nutrition/article/nutrition-and-health-the-issue-is-not-food-nor-nutrients-so-much-as-processing/0C514FC9DB264538F83D5D34A81BB10A">para ahli</a> mengusulkan menggunakan tingkat dan tujuan pengolahan makanan industri sebagai indikator utama masalah gizi. </p>
<p>Teori ini mengakui bahwa beberapa pengolahan makanan membantu membuat makanan menjadi lebih nyaman, lebih aman, dan lebih enak. Namun, teori ini juga menominasikan satu kelas makanan - yang disebut “makanan ultra-proses–makanan yang melewati banyak pengolahan di pabrik sebelum dimakan” - sebagai makanan yang tidak sehat, berdasarkan lebih dari sekadar kandungan garam, lemak, dan gula. </p>
<p>Sejumlah besar bukti sekarang menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultra-proses dikaitkan dengan <a href="https://www.mdpi.com/2072-6643/12/7/1955">kesehatan manusia</a> yang lebih buruk (termasuk tingkat penyakit jantung, diabetes, dan obesitas) dan <a href="https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=4306622">kesehatan planet</a> (polusi plastik, penggunaan energi dan lahan yang berlebihan, hilangnya keanekaragaman hayati).</p>
<p>Namun, bagaimana kita dapat mengenali makanan-makanan tersebut saat kita sedang merencanakan apa yang akan kita akan beli atau makan?</p>
<h2>Apa yang termasuk sebagai makanan ultra-proses?</h2>
<p>Makanan ultra-proses dibuat dengan menggunakan metode pengolahan industri dan mengandung bahan-bahan yang biasanya tidak akan kita temukan di dapur rumah kita. </p>
<p>Metode pengolahan yang digunakan dapat mencakup <a href="http://pubs.cahnrs.wsu.edu/publications/wp-content/uploads/sites/2/publications/FS264E.pdf">ekstrusi</a>, pencetakan, modifikasi kimiawi, dan hidrogenasi (yang dapat mengubah lemak tak jenuh cair menjadi bentuk yang lebih padat). Namun, produsen tidak perlu mencantumkan proses pengolahan makanan pada label, sehingga sulit untuk mengidentifikasi makanan ultra-proses. Tempat terbaik untuk memulai adalah daftar bahan makanan.</p>
<p>Ada dua jenis bahan yang mengklasifikasikan makanan ultra-proses: bahan makanan industri dan bahan tambahan kosmetik. Zat makanan termasuk versi olahan dari protein dan serat (seperti bubuk whey atau inulin), maltodekstrin (karbohidrat yang diproses secara intensif), sirup fruktosa atau glukosa, dan minyak terhidrogenasi. </p>
<p>Bahan tambahan kosmetik digunakan untuk meningkatkan tekstur, rasa, atau warna makanan. Mereka membuat makanan ultra-proses menjadi lebih menarik dan sangat lezat (berkontribusi pada konsumsi berlebihan). Contohnya adalah pewarna dan perasa (termasuk yang terdaftar sebagai “alami”), pemanis non-kalori (termasuk stevia), penguat rasa (seperti ekstrak ragi dan MSG), serta pengental dan pengemulsi (yang mengubah tekstur makanan).</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1616035997027811329"}"></div></p>
<h2>8 makanan yang mungkin tidak kamu sadari adalah makanan ultra-proses</h2>
<p>Ultra-proses bukan hanya nama lain dari sampah - meskipun makanan seperti minuman ringan, kembang gula, dan keripik adalah ultra-proses. Ada banyak makanan kemasan yang biasanya kita anggap sehat ternyata merupakan makanan ultra-proses. </p>
<p><strong>1. Sereal sarapan pagi</strong></p>
<p>Banyak sereal dan minuman sarapan yang dipasarkan sebagai makanan sehat adalah makanan yang ultra-proses. Mereka dapat mengandung maltodekstrin, protein dan serat olahan, serta pewarna. Gandum, di sisi lain, hanya mengandung satu bahan: gandum! </p>
<p><strong>2. Protein dan muesli batangan dan bola-bola</strong></p>
<p>Terlepas dari promosi sensasional sehat, banyak dari makanan ini adalah makanan ultra-proses, mengandung serat dan protein olahan, gula <em>invert</em> (gula yang dimodifikasi melalui proses industri) dan pemanis non-kalori.</p>
<p><strong>3. ‘Produk susu’ nabati</strong></p>
<p>Banyak produk susu alternatif mengandung pengemulsi, getah nabati, dan perasa. Tidak semua merek diproses secara ultra-proses, jadi periksalah daftar bahannya. Beberapa susu kedelai hanya mengandung air, kedelai, minyak dan garam. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/506028/original/file-20230124-11-ydoe2m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="contoh sereal sarapan pagi" src="https://images.theconversation.com/files/506028/original/file-20230124-11-ydoe2m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/506028/original/file-20230124-11-ydoe2m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/506028/original/file-20230124-11-ydoe2m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/506028/original/file-20230124-11-ydoe2m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/506028/original/file-20230124-11-ydoe2m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/506028/original/file-20230124-11-ydoe2m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/506028/original/file-20230124-11-ydoe2m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Beberapa makanan ultra-proses mudah dikenali. Tapi yang lainnya tampak cukup sehat.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/variety-cold-cereals-quick-breakfast-kids-577772020">Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p><strong>4. Roti</strong> </p>
<p>Beberapa roti kemasan mengandung pengemulsi dan pati yang dimodifikasi (pati yang diubah melalui metode industri) dan getah sayuran - biasanya berupa roti yang dibungkus plastik, diiris, dan lebih murah. Sebaliknya, roti segar dari toko roti jarang sekali mengalami pengolahan ultra-proses.</p>
<p><strong>5. Yogurt</strong> </p>
<p>Yogurt dengan rasa sering kali mengandung bahan tambahan seperti pengental, pemanis non-kalori, atau perasa. Pilihlah yogurt tawar sebagai gantinya. </p>
<p><strong>6. Bumbu dan saus makanan</strong></p>
<p>Saus pasta dan tumisan yang sudah jadi biasanya mengandung bahan-bahan seperti pengental, penambah rasa dan pewarna. Tapi saus sederhana dapat Anda buat di rumah dengan bahan-bahan seperti tomat kalengan, sayuran, bawang putih, dan rempah-rempah yang diproses secara minimal.</p>
<p><strong>7. Daging olahan</strong></p>
<p>Daging dingin dalam kemasan mungkin mengandung pengemulsi, pati yang dimodifikasi, pengental, dan serat tambahan - menjadikannya makanan ultra-proses. Gantilah daging olahan dalam kemasan dengan alternatif lain seperti daging panggang dingin atau ayam.</p>
<p><strong>8. Margarin</strong></p>
<p>Cara pembuatan margarin dan olesan non-susu (dengan menghidrogenasi minyak nabati) dan zat tambahan yang dikandungnya, seperti pengemulsi dan pewarna, menjadikannya makanan ultra-proses - tidak seperti mentega yang pada dasarnya adalah krim dan sedikit garam.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/506032/original/file-20230124-13-yxys4z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="man in supermarket looks confused" src="https://images.theconversation.com/files/506032/original/file-20230124-13-yxys4z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/506032/original/file-20230124-13-yxys4z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=411&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/506032/original/file-20230124-13-yxys4z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=411&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/506032/original/file-20230124-13-yxys4z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=411&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/506032/original/file-20230124-13-yxys4z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=516&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/506032/original/file-20230124-13-yxys4z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=516&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/506032/original/file-20230124-13-yxys4z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=516&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Makanan ultra-proses mendominasi rak-rak supermarket. Tapi ada baiknya kita memeriksa daftar bahannya.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/young-man-shopping-supermarket-reading-product-1932968393">Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Tapi apakah semua makanan ultra-proses itu buruk?</h2>
<p>Beberapa jenis makanan ultra-proses mungkin terlihat lebih sehat daripada yang lain karena mengandung lebih sedikit bahan industri atau lebih rendah gula. Namun, hal ini belum tentu kurang berbahaya bagi kesehatan kita. </p>
<p>Kita tahu bahwa orang Australia mengonsumsi hingga <a href="https://bmjopen.bmj.com/content/9/8/e029544">42% energi mereka</a> dari makanan ultra-proses dan efek kumulatif dari bahan-bahan industri pada keseluruhan makanan tidak diketahui.</p>
<p>Selain itu, ketika kita mengonsumsi makanan ultra-proses, kita mungkin akan menggantikan makanan segar yang bergizi dari menu makanan kita. Jadi, mengurangi makanan ultra-proses sebanyak mungkin adalah cara untuk beralih ke <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/public-health-nutrition/article/ultraprocessed-foods-a-fitforpurpose-concept-for-nutrition-policy-activities-to-tackle-unhealthy-and-unsustainable-diets/1698DBB568B10674ED2D06F1D7373D5A">pola makan yang lebih sehat dan berkelanjutan</a>. Meskipun tidak lengkap, ada <a href="https://world.openfoodfacts.org/">data online</a> yang menilai produk tertentu untuk memandu pilihan makanan. </p>
<p>Supermarket didominasi oleh makanan ultra-proses sehingga sulit untuk menghindarinya sama sekali. Dan terkadang pilihan dibatasi oleh ketersediaan, alergi atau intoleransi makanan. </p>
<p>Kita semua dapat membuat perubahan positif pada pola makan kita dengan memilih lebih sedikit makanan olahan. Tapi pemerintah juga dapat membuat peraturan untuk membuat makanan yang diproses secara minimal lebih tersedia dan terjangka, sekaligus <a href="https://academic.oup.com/cdn/article/6/8/nzac112/6628777">mencegah pembelian dan konsumsi makanan utra-proses</a>. </p>
<hr>
<p><em>Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/206653/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Mark Lawrence menerima dana dari Australian Research Council. Dia adalah Board member of Food Standards Australia New Zealand. Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini tidak mencerminkan posisi organisasi mana pun yang terkait dengannya.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Priscila Machado menerima dana dari Alfred Deakin Postdoctoral Research Fellowship yang disediakan oleh Universitas Deakin. Dia juga menerima dana dari Australian Research Council serta Sao Paulo Research Foundation. Dia berafiliasi dengan Nutrition Society of Australia, the World Public Health Nutrition Association dan the Healthy Food Systems Australia advocacy group.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Julie Woods dan Sarah Dickie tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>“Ultra-processed” bukan hanya istilah lain untuk junk food. Makanan ini telah terbukti berdampak buruk bagi tubuh dan planet ini - dan bisa jadi sulit untuk diidentifikasi.Sarah Dickie, PhD Candidate in Public Health Nutrition, Deakin UniversityJulie Woods, Honorary Associate Professor of Public Health Nutrition, Deakin UniversityMark Lawrence, Professor of Public Health Nutrition, Institute for Physical Activity and Nutrition, Deakin UniversityPriscila Machado, Research Fellow, Institute for Physical Activity and Nutrition, Deakin UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1862312022-07-06T03:16:17Z2022-07-06T03:16:17ZCurious Kids: Ketika ikan haus, apakah mereka minum air laut?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/472026/original/file-20220701-17-ielqlz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Aku kering.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.flickr.com/photos/nickharris1/6931604669/">Nick Harris/Flickr.</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span></figcaption></figure><p><strong>Ketika ikan haus, apakah mereka minum air laut? – Torben, umur 9, Sussex, Inggris.</strong></p>
<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<p>Ini adalah pertanyaan yang bagus, Torben, terima kasih banyak sudah mengirim pertanyaanmu.</p>
<p>Jawaban singkatnya adalah ya, beberapa ikan memang minum air laut – tetapi tidak semuanya. Ikan adalah hewan yang luar biasa, dan memiliki beberapa solusi yang sangat keren untuk hidup di air. Secara alami, berbagai jenis ikan telah mengembangkan solusi yang berbeda.</p>
<p>Jenis ikan bertulang yang hidup di laut – seperti <em>cod</em>, <em>herring</em>, tuna, dan sebagainya – memiliki beberapa cara untuk mengeluarkan air dari tubuhnya. Selain menelan dan buang air kecil, seperti yang dilakukan manusia, ikan ini dapat mengeluarkannya melalui kulit dan insang mereka.</p>
<hr>
<p>Untuk memahami cara kerjanya, pertama-tama kamu perlu mengetahui bahwa ikan bertulang memiliki <a href="https://www.thoughtco.com/definition-of-concentration-605844">konsentrasi</a> yang berbeda antara tubuh mereka dengan lingkungan sekitarnya. Ini berarti mereka kurang atau lebih asin daripada air tempat mereka berenang.</p>
<p>Tubuh ikan laut (yang hidup di laut) kurang asin daripada air tempat mereka berenang, sedangkan tubuh ikan air tawar (yang hidup di sungai dan danau) lebih asin daripada air tempat mereka berenang.</p>
<p>Baik ikan laut maupun ikan air tawar harus mengontrol jumlah air dan garam dalam tubuhnya, agar tetap sehat dan terhidrasi.</p>
<h2>Susah untuk tetap terhidrasi</h2>
<p>Ikan laut bertulang terus-menerus kehilangan air dari tubuhnya, melalui proses yang disebut “<a href="https://sciencing.com/osmosis-kids-8650496.html">osmosis”</a>“. Selama osmosis, air bergerak melalui membran (seperti kulit ), dari daerah konsentrasi rendah ke daerah konsentrasi tinggi.</p>
<p>Ingat, tubuh ikan laut kurang asin daripada air laut tempat ia berenang – yang berarti memiliki konsentrasi garam yang lebih rendah. Jadi ikan ini benar-benar kehilangan air melalui osmosis: air mengalir dari tubuh mereka, melalui kulit dan insang mereka, keluar ke laut.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/290692/original/file-20190903-175714-vntsr7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/290692/original/file-20190903-175714-vntsr7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/290692/original/file-20190903-175714-vntsr7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/290692/original/file-20190903-175714-vntsr7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/290692/original/file-20190903-175714-vntsr7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/290692/original/file-20190903-175714-vntsr7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/290692/original/file-20190903-175714-vntsr7.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">haus kerja.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Sebastian Pena Lambarri/Unsplash.</span>, <a class="license" href="http://artlibre.org/licence/lal/en">FAL</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Karena mereka terus-menerus kehilangan air dengan cara ini, ikan ini harus minum banyak air laut agar tetap terhidrasi.</p>
<p>Kamu mungkin tertarik untuk mengetahui bahwa hal sebaliknya terjadi pada ikan air tawar. Air mengalir ke dalam tubuh mereka melalui osmosis, bukan keluar. Ini berarti mereka umumnya tidak perlu minum – tetapi mereka harus banyak buang air kecil.</p>
<p>Kita semua tahu bahwa <a href="http://www.actiononsalt.org.uk/salthealth/children/">terlalu banyak garam tidak baik untuk kita</a>. Jadi tentunya hewan yang minum air laut pasti punya cara untuk menghilangkan kelebihan garamnya.</p>
<p>Ikan laut memiliki ginjal, yang memompa kelebihan garam ke dalam kencingnya sehingga mereka bisa mengeluarkannya dari tubuh mereka. Mereka juga memiliki sel khusus di insangnya yang memompa kelebihan garam ke laut. Bersama-sama, kedua sistem ini bisa menjaga ikan laut tetap terhidrasi.</p>
<h2>Hiu asin</h2>
<p>Hiu telah mengembangkan sistem yang sama sekali berbeda. Tubuh mereka memiliki konsentrasi garam yang sedikit lebih tinggi daripada air laut. Ini berarti mereka tidak memiliki masalah seperti ikan laut bertulang yaitu kehilangan air melalui kulit mereka sepanjang waktu.</p>
<p>Hiu memiliki bahan kimia limbah tingkat tinggi – yang disebut urea dan trimetilamina N-oksida – di dalam tubuhnya, yang biasanya akan dibuang oleh hewan lain. Hiu menyimpannya di dalam tubuh mereka, yang membuat mereka "asin”.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/290693/original/file-20190903-175714-1brmqcm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/290693/original/file-20190903-175714-1brmqcm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=432&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/290693/original/file-20190903-175714-1brmqcm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=432&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/290693/original/file-20190903-175714-1brmqcm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=432&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/290693/original/file-20190903-175714-1brmqcm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=543&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/290693/original/file-20190903-175714-1brmqcm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=543&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/290693/original/file-20190903-175714-1brmqcm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=543&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Saya tidak minum.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/j3Kbs-GcEXs">David Clode/Unsplash.</a>, <a class="license" href="http://artlibre.org/licence/lal/en">FAL</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hiu mengambil air dalam jumlah kecil melalui insangnya (dengan osmosis – karena mereka sedikit lebih asin daripada laut) yang berarti mereka tidak perlu minum secara langsung.</p>
<p>Hiu juga memiliki <a href="https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-662-00989-5_25">kelenjar garam</a> (dalam rektum mereka) untuk membuang kelebihan garam yang mungkin mereka miliki.</p>
<p>Masalah minum air laut bukan hanya untuk ikan. Beberapa burung laut – elang laut, misalnya – harus minum air laut juga. Seperti hiu, burung laut ini <a href="https://www.sciencedirect.com/topics/immunology-and-microbiology/salt-gland">memiliki kelenjar garam</a> untuk membuang kelebihan garam. Tetapi pada elang laut, kelenjar tersebut ditemukan di bagian atas paruh burung.</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</em>
<em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><p><em>mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></p></li>
<li><p><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></p></li>
<li><p><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></p></li>
</ul>
<hr>
<p><em>Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/186231/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Claire Lacey tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Ikan yang hidup di laut telah menemukan cara luar biasa untuk mengontrol jumlah air dan garam dalam tubuh mereka, dan tetap terhidrasi.Claire Lacey, PhD Candidate in Biology, University of St AndrewsLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1677902021-10-19T03:03:58Z2021-10-19T03:03:58ZBagaimana garam lokal bisa menjadi solusi dalam pengembangan roket nasional<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/426877/original/file-20211018-16-1g4cui6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) meluncurkan roket eksperimen RX450-5 di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer di Garut, Jawa Barat, 2 Desember 2020.</span> <span class="attribution"><span class="source">Author provided/LAPAN</span></span></figcaption></figure><p>Indonesia adalah negara kedua di Asia yang berhasil membuat roket sendiri setelah Jepang. Penguasaan teknologi roket sudah dimulai lebih dari 50 tahun lalu. </p>
<p>Upaya penguasaan teknologi roket terus dilakukan hingga saat ini. Salah satu masalah yang krusial dalam pengembangan roket nasional adalah sulitnya memperoleh bahan baku untuk bahan bakar roket (propelan).</p>
<p>Hasil <a href="http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/view/712">penelitian kami menunjukkan</a> bahwa garam lokal bisa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Garam lokal dapat diproses menjadi salah satu bahan baku propelan, amonium perklorat (AP), yang kandungannya mencapai 70-80% dari berat total propelan. Kita dapat memproduksi AP dengan kualitas yang <a href="http://jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_tekgan/article/view/1680">tidak kalah dengan produk impor</a>.</p>
<p>Potensi Indonesia sangat besar untuk dapat membuat bahan baku propelan sendiri dari garam. Indonesia memiliki luas wilayah hampir 5,5 juta km2 dan lebih dari 3,5 juta km2 atau 2/3 wilayahnya adalah lautan, sehingga sangat berpotensi sebagai penghasil garam. </p>
<p>Selain itu penggunaan garam teknis sebagai bahan baku dalam bahan bakar roket, juga diharapkan dapat memberdayakan para petani garam di Indonesia. </p>
<h2>Desain propelan yang berubah</h2>
<p>Pada 1963, Indonesia pertama kali berhasil meluncurkan roket pertamanya yaitu GAMA-1 yang diusung <a href="https://pengabdian.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/854/2020/03/09-GAMA-Roket-Pertama-Milik-Bangsa.pdf">oleh mahasiswa Universitas Gajah Mada</a>. Pada tahun berikutnya mahasiswa Institut Teknologi Bandung pun berhasil meluncurkan roket yang diberi nama Ganesha X-1A dan Ganesha X-1B. </p>
<p>Setelah itu, roket GAMA-2 dan GAMA-3 pun diluncurkan pada tahun yang sama. Roket-roket tersebut diluncurkan sebagai roket-roket eksperimen.</p>
<p>Salah satu kendala besar yang dihadapi saat ini dalam pengembangan roket adalah ketergantungan pada bahan baku impor. Sedangkan bahan baku impor yang diperoleh memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan diperlukannya beberapa kali perubahan desain propelan pada satu tipe roket yang sama.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/426788/original/file-20211016-27-1kdxtwr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/426788/original/file-20211016-27-1kdxtwr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/426788/original/file-20211016-27-1kdxtwr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/426788/original/file-20211016-27-1kdxtwr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/426788/original/file-20211016-27-1kdxtwr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/426788/original/file-20211016-27-1kdxtwr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/426788/original/file-20211016-27-1kdxtwr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) meluncurkan roket eksperimen RX450-5 di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer di Garut, Jawa Barat, 2 Desember 2020.</span>
</figcaption>
</figure>
<p>Misalnya, pada roket RX-450, salah satu tipe roket sipil (roket sonda) yang akan dikembangkan sebagai Roket Pengorbit Satelit (RPS). Roket RX-450 Dua Tingkat merupakan salah satu <a href="https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/140206/permen-ristekdikti-no-38-tahun-2019">Prioritas Riset Nasional (PRN) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Riset No. 38 Tahun 2019</a>. Roket RX-450 ini telah mengalami beberapa kali perubahan desain komposisi propelan karena inkonsistensi spesifikasi bahan baku yang diimpor dari Cina. </p>
<p>Ketika stok bahan baku habis, bahan baku yang diimpor memiliki kualitas dan karakteristik yang berbeda. Hal ini menyebabkan sulitnya membuat komposisi propelan yang standar untuk setiap tipe roket yang dibuat, yang berakibat pada perubahan desain roket.</p>
<p>Pada saat menggunakan bahan baku dengan spesifikasi yang berbeda, maka karakteristik dan kinerja propelan yang dihasilkan pun akan berbeda. Misalnya, perbedaan distribusi ukuran partikel pada amonium perklorat akan sangat berdampak pada laju pembakaran roket.</p>
<p>Hal ini berdampak pada lambatnya penguasaan teknologi roket. Karena itu Indonesia harus meneliti desain propelan yang berulang pada setiap bahan baku yang diperoleh. Masalah ini juga berdampak pada anggaran riset yang semakin banyak digunakan untuk satu jenis penelitian dan pengembangan tipe roket yang sama. </p>
<p>Selain itu, berlakunya <a href="https://puskkpa.lapan.go.id/files_arsip/Husni_Missile_Technology_2017.pdf"><em>Missile Technology Control Regime</em> (MTCR)</a> dalam lingkup internasional yang membatasi ekspor produk-produk yang berkaitan dengan teknologi misil membuat semakin sulitnya mendapatkan bahan baku propelan impor. </p>
<p>MTCR adalah rezim multilateral yang memuat kebijakan tentang pembatasan atau pengendalian teknologi misil. Peraturan rezim ini bertujuan mengurangi risiko penyebaran nuklir dan mengawasi alih teknologi pengembangan sistem pengangkut (roket). Permasalahan ini dapat diatasi dengan membuat bahan baku propelan sendiri.</p>
<p>Salah satu komponen terbesar dalam propelan adalah oksidator, penyedia oksigen untuk reaksi pembakaran, yang sangat berpengaruh terhadap kinerja roket. Suatu roket dapat menempuh jarak tertentu, salah satunya ditentukan oleh oksidator. Oksidator yang banyak digunakan dalam propelan roket berbentuk padat adalah AP. </p>
<h2>Solusinya pada garam</h2>
<p>Proses produksi garam (NaCl) secara komersial pada umumnya melalui tiga tahap.
Pertama, pengubahan klorida menjadi perklorat, menggunakan metode elektrolisa menjadi sodium perklorat. Kedua, pengubahan senyawa sodium perklorat menjadi senyawa perklorat lain sesuai dengan kebutuhan, salah satunya amonium perklorat. Ketiga, pemurnian garam perklorat menggunakan metode pengkristalan kembali dan pengeringan. </p>
<p>Kualitas AP yang baik dapat dilihat dari kemurnian, ukuran partikel, dan sifat penggumpalan yang dipengaruhi oleh sifat garam yang sangat mudah menyerap air. </p>
<p>Berdasarkan hasil riset kami, AP dapat dibuat sendiri dengan bahan baku yang mudah diperoleh yaitu garam (NaCl). Garam yang digunakan merupakan garam teknis yang diperoleh dari petani di salah satu daerah di Jawa Timur. </p>
<p>Meski efisiensinya masih tergolong rendah, hanya sekitar 40-50 %, dalam setiap satu kg propelan yang mengandung 700-800 gram amonium perklorat dibutuhkan sekitar 3-4 kilogram garam. Tapi secara kualitas tidak kalah dari produk impor. </p>
<p>Kemurnian AP yang dihasilkan cukup tinggi, mencapai 99,9%. Distribusi ukuran partikel AP yang dihasilkan memiliki rentang yang lebih sempit dibandingkan produk impor. </p>
<p>Rentang ukuran partikel sangat berpengaruh terhadap kualitas propelan. Semakin lebar rentang ukuran partikel artinya bahwa semakin beragam ukuran partikelnya. Dengan demikian akan sulit menentukan distribusi ukuran partikel standar yang digunakan untuk memiliki propelan dengan karakteristik yang diinginkan. Ukuran kristal AP yang berhasil kami buat memiliki tiga variasi rentang ukuran yaitu 38-70 mikron, 70-150 mikron, dan 150-250 mikron. </p>
<p>Selain itu, riset kami juga menghasilkan AP yang telah dilapisi oleh zat pelapis di bagian permukaan, yang membuat partikel AP tidak mudah menyerap air. Sehingga kualitasnya tetap terjaga dan tidak mudah menggumpal saat disimpan dalam kurun waktu tertentu. Hal ini telah dibuktikan dengan membandingkannya dengan produk impor. </p>
<p>Dalam kurun waktu waktu lima tahun, AP berbahan baku garam lokal menggumpal tapi tidak mengeras, sehingga masih mudah untuk menguraikan partikel satu dengan yang lain. Sementara AP impor menggumpal dan mengeras menjadi bongkahan-bongkahan yang partikelnya sulit diuraikan. </p>
<p>Hasil riset awal telah dilakukan uji coba pada roket di Pameungpeuk Garut, Jawa Barat pada 2007 dan telah berhasil diterbangkan dalam roket eksperimen. Saat ini sedang disiapkan uji coba penggunaan AP lokal dalam propelan roket pendorong untuk wahana kendali, yang ditargetkan mengudara pada tahun ini. </p>
<h2>Target teknologi roket Indonesia</h2>
<p>Teknologi roket mulai dikenal <a href="https://www.grc.nasa.gov/www/k-12/TRC/Rockets/history_of_rockets.html">pada abad ke-13</a>. Saat itu roket dikembangkan untuk tujuan militer. Seiring berjalannya waktu pemanfaatan roket semakin meluas. Salah satunya, untuk kepentingan ilmiah dan penelitian atmosfer yang mulai dikembangkan pada abad ke-20. </p>
<p>Penguasaan teknologi roket sangat penting bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Beberapa manfaatnya antara lain mendukung sistem komunikasi, pertahanan, dan dapat dimanfaatkan sebagai alat mitigasi bencana melalui ketersediaan roket modifikasi cuaca pada daerah rawan kebakaran, serta untuk penelitian atmosfer di wilayah Indonesia. </p>
<p>Pada 2040, Indonesia menargetkan meluncurkan satelit menggunakan roket buatan sendiri. Target ini untuk mendukung ketersediaan sarana komunikasi melalui roket peluncur satelit yang dapat membawa satelit komunikasi. </p>
<p>Penelitian yang sedang berjalan saat ini yang merupakan salah satu program Prioritas Riset Nasonal adalah roket RX-450 dua tingkat. Roket yang berdiameter 450 mm ini didesain dapat menjangkau jarak 100 km. Harapannya pada 2025 roket dua tingkat ini dapat diterbangkan untuk penelitian atmosfer.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/167790/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Anita Pinalia menerima dana dari Program RISET-Pro untuk riset ini.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Bayu Prianto dan Henny Setyaningsih tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pada 2040, Indonesia menarget mampu meluncurkan satelit menggunakan roket buatan sendiri.Anita Pinalia, Peneliti Pusat Teknologi Roket, National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)Bayu Prianto, Peneliti propulsi roket, National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)Henny Setyaningsih, Perekayasa Ahli Utama, National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1687462021-09-28T07:28:38Z2021-09-28T07:28:38ZGenetika pengaruhi tendensi konsumsi gula, garam, lemak berlebih dan risiko penyakit jantung<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/423274/original/file-20210927-45889-4ldbuc.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.pexels.com/photo/people-woman-connection-technology-8460227/">Photo by Los Muertos Crew from Pexels</a></span></figcaption></figure><p><em>Artikel ini untuk memperingati Hari Jantung Sedunia 28 September.</em></p>
<p>Tinggi atau rendahnya risiko seseorang terserang penyakit jantung tergantung pada pola hidup dan genetika. </p>
<p>Sejumlah riset telah menunjukkan bahwa orang dengan genetika yang membuat <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1038/oby.2008.357">lidah mereka kurang peka</a> dalam <a href="https://www.hindawi.com/journals/ijhy/2021/5559831/">mencecap asupan gula, garam dan lemak</a> punya risiko tinggi terhadap penyakit jantung. Makin rendah kepekaan lidah, makin besar pula potensi seseorang mengkonsumsi gula, garam dan lemak lebih banyak. </p>
<p>Konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih bisa meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah, serta memicu hipertensi. Jika kondisi ini dibiarkan bisa berujung pada penyumbatan pembuluh arteri jantung (arteri koroner). </p>
<p>Karena kita mewarisi genetika orang tua, kita harus fokus pada mengubah pola hidup untuk mencegah risiko penyakit jantung.</p>
<h2>Penyakit paling mematikan</h2>
<p>Perubahan pola hidup itu sangat mendesak karena hingga kini penyakit serangan jantung merupakan penyakit yang <a href="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/the-top-10-causes-of-death">paling mematikan dan pembunuh nomor satu</a> di dunia jika dibandingkan dengan penyakit tidak menular lainnya seperti diabetes, Alzheimer, dan penyakit saluran pernafasan.</p>
<p>Pada 2019, Organisasi Kesehatan Dunia mencatat <a href="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cardiovascular-diseases-(cvds)">32% dari total kematian di dunia</a> (17,9 juta kematian per tahun) disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, penyakit terkait jantung dan pembuluh darah. Dari jumlah itu, sekitar 85% meninggal akibat serangan jantung dan stroke. </p>
<p>Untuk orang berusia di bawah 70 tahun, menurut data WHO di atas, 38% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Dengan demikian, penyakit ini tidak hanya menyerang populasi tua. Serangan jantung juga kerap menyerang kelompok usia yang lebih muda, termasuk kalangan usia.</p>
<p>Di Indonesia, prevalensi penyakit jantung menurut diagnosis dokter <a href="http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-jantung-sedunia-hjs-tahun-2019-jantung-sehat-sdm-unggul">sekitar 1,5%</a> dari total penduduk. Biaya kesehatan untuk penyakit ini juga <a href="http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-jantung-sedunia-hjs-tahun-2019-jantung-sehat-sdm-unggul">meningkat</a> dari Rp 4,4 triliun pada 2014 ke Rp 9,3 triliun pada 2018.</p>
<h2>Bahaya di balik manis, asin, dan berlemak</h2>
<p>Cara mencegah risiko serangan penyakit jantung adalah menerapkan pola makan gizi seimbang, aktivitas fisik yang rutin, manajemen stres yang baik, menghindari rokok dan minuman beralkohol, serta beristirahat yang cukup.</p>
<p>Kementerian Kesehatan menganjurkan <a href="https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/LEAFLET-ISI-PIRINGKU-ilovepdf-compressed_1011.pdf">pola makan sehat</a> dengan menu gizi seimbang dan membatasi gula, garam, dan lemak. Menu gizi seimbang yang dimaksud adalah dalam satu porsi makan besar terdiri dari ½ porsi sayur dan buah (sumber serat, vitamin, mineral), ¾ porsi makanan pokok (sumber karbohidrat), dan ¼ porsi lauk-pauk (sumber protein).</p>
<p>WHO juga menganjurkan menu seperti ini sebagai upaya untuk mencegah penyakit jantung.</p>
<p>Setiap hari <a href="http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/31/berapa-anjuran-konsumsi-gula-garam-dan-lemak-per-harinya">kita perlu membatasi</a> asupan gula, garam, dan lemak. Untuk orang dewasa (setara kebutuhan 2000 Kcal per hari), gula dibatasi maksimal 50 gram (setara empat sendok makan), garam maksimal lima gram (setara 1 sendok teh), dan lemak maksimal 67 gram (setara lima sendok makan).</p>
<p>Pembatasan ini kerap sulit diterapkan karena banyak makanan yang mengandung gula, garam, dan lemak yang “tersembunyi” di sekitar kita. </p>
<p>Misalnya, cemilan berupa keripik, minuman manis, makanan instan, makanan siap saji, dan pangan olahan lainnya, yang tidak kita duga ternyata mengandung gula, garam, dan lemak yang sangat tinggi. Hal ini membuat masyarakat harus lebih teliti dalam memilih makanan dan minuman untuk kebutuhan sehari-hari.</p>
<h2>Mengatasi pengaruh genetika</h2>
<p>Riset dari tim Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya dan Nutrifood Research Center, yang laporannya sedang ditulis, menunjukkan bahwa faktor genetik ternyata turut berperan dalam sulitnya pembatasan asupan gula, garam, dan lemak. </p>
<p>Faktor genetik responden riset diketahui melalui tes DNA teknik PCR-RFLP dengan memakai sampel air liur. </p>
<p>Riset tersebut menunjukkan lebih dari 50% responden (dari 41 subjek) yang dites DNA ternyata memiliki risiko terkena penyakit diabetes dan jantung, akibat rendahnya kepekaan lidah terhadap rasa manis, asin, dan berlemak. </p>
<p>Dari survei konsumsi pangan 24 jam, yang diambil setelah dilakukan tes DNA, para responden tersebut cenderung mengkonsumsi gula, garam, dan lemak melebihi batas maksimal sehingga berisiko terkena penyakit serangan jantung.</p>
<p>Hubungan genetik kepekaan lidah dan penyakit juga dibuktikan oleh beberapa riset lain. <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1038/oby.2008.357">Di Meksiko sebuah riset menyatakan 25 responden</a> yang memiliki genetik tidak peka terhadap rasa manis, ternyata mayoritas terjangkit penyakit <a href="https://hellosehat.com/jantung/kolesterol/trigliserida-tinggi-hipertrigliseridemia/">trigliserida tinggi</a>. </p>
<p>Dari survei konsumsi pangan dalam tiga hari, mereka cenderung mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan minuman manis akibat genetik yang mereka miliki tersebut. </p>
<p><a href="https://www.hindawi.com/journals/ijhy/2021/5559831/">Riset di Amerika</a> juga menyatakan dari 125 penderita hipertensi, mereka memiliki tingkat kepekaan rasa asin yang rendah sehingga cenderung mengkonsumsi garam berlebih.</p>
<p>Selain itu, risiko penyakit jantung juga dapat diketahui berdasarkan gen-gen yang berperan dalam penyumbatan pembuluh arteri tubuh, termasuk jantung. Salah satunya adalah gen penyandi <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK66131/">methylenetetrahydrofolate reductase</a> (MTHFR), yang mempengaruhi kadar homosistein dalam darah. Homosistein merupakan senyawa yang terbentuk dalam proses metabolisme protein.</p>
<p>Kadar homosistein berlebih dalam darah (<em>hyperhomosisteinemia)</em> menjadi salah satu faktor risiko dalam penyakit jantung, yang ditentukan berdasarkan faktor genetik setiap orang. Ada orang yang cenderung lebih banyak menghasilkan homosistein, ada yang tidak. <a href="https://www.mdpi.com/937950">Homosistein yang terlalu tinggi</a> dapat menyebabkan kerusakan dinding arteri yang memicu munculnya sumbatan lemak pada arteri (<a href="https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/atherosclerosis">artherosklerosis</a>).</p>
<p>Vitamin B12 dan asam folat umumnya dikonsumsi untuk mencegah penyakit jantung karena dapat menurunkan kadar homosistein. Kekurangan vitamin B12 dan asam folat terbukti dapat meningkatkan <a href="https://jamanetwork.com/journals/jama/article-abstract/187209">risiko penyakit jantung</a>, namun dosis kedua senyawa tersebut ternyata dipengaruhi oleh faktor genetik. </p>
<p>Riset <a href="https://be.ub.ac.id/index.php/jibe/article/viewFile/15/13">Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya dan Nutrifood Research Center</a> menunjukkan dari 16 responden perempuan yang dites DNA, sebagian responden yang berisiko terkena penyakit jantung mengalami efek penurunan homosistein yang lebih rendah, dibandingkan dengan responden yang tidak berisiko, setelah mengonsumsi Vitamin B12 dan asam folat selama 4 minggu. </p>
<p>Jika responden sudah mengalami peningkatan kadar homosistein secara genetik, tapi tidak diikuti minum vitamin B12 dan asam folat, maka responden sangat berisiko terkena penyakit jantung.</p>
<h2>Ubahlah gaya hidupmu</h2>
<p>Kita perlu menyadari bahwa genetik berperan dalam kebiasaan hidup yang akhirnya bisa mempengaruhi kesehatan, tapi bukan merupakan takdir. </p>
<p>Melalui <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5579706/">informasi genetik</a>, kebutuhan nutrisi dan olahraga setiap orang dapat diatur secara spesifik dan dapat mengarahkan seseorang untuk tercegah dari penyakit sindrom metabolik, termasuk penyakit jantung.</p>
<p>Jika kita dapat menggunakan informasi genetik secara tepat, maka kita dapat lebih konsisten membiasakan pola makan rendah gula, garam, dan lemak, disertai olahraga dan istirahat yang cukup dan teratur, demi tubuh yang lebih sehat.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/168746/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dionysius Subali menjalin kolaborasi dan menerima dana dari Nutrifood Research Center PT Nutrifood Indonesia untuk riset ini.</span></em></p>Kita perlu menyadari bahwa genetik berperan dalam kebiasaan hidup yang akhirnya bisa mempengaruhi kesehatan, tapi bukan merupakan takdir.Dionysius Subali, Lecturer at the Faculty of Biotechnology, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1553752021-02-18T03:26:01Z2021-02-18T03:26:01ZCurious Kids: mengapa air mata kita asin?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/384917/original/file-20210218-15-xniwiw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p><strong>Mengapa air mata itu asin? - Aarna, 6 tahun</strong></p>
<p><a href="https://theconversation.com/au/topics/curious-kids-36782"><img src="https://images.theconversation.com/files/291898/original/file-20190911-190031-enlxbk.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=1" width="100%"></a></p>
<p>Halo, Aarna, terima kasih atas pertanyaanmu yang sangat bagus! Saya akan mulai dengan bercerita sedikit tentang penyu laut. </p>
<p>Mungkin kamu heran tentang apa hubungannya, tapi jangan khawatir, nanti akan menjadi jelas.</p>
<p>Ketika ibu penyu laut menyelinap ke pantai saat malam untuk bertelur, jika kamu amati dengan saksama, kamu mungkin akan melihat mereka meneteskan air mata. Legenda kuno percaya bahwa ibu penyu laut menangis karena mereka tidak akan bertemu dengan bayi-bayinya.</p>
<p>Namun, para ilmuwan menemukan bahwa penyu laut tidak sedang benar-benar menangis. Ternyata, mereka sedang mengeluarkan garam dari badan mereka, melalui tangisan air mata yang sangat asin. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-why-do-tears-come-out-of-our-eyes-when-we-cry-84361">Curious Kids: Why do tears come out of our eyes when we cry?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Karena penyu laut tinggal di air laut asin, dan makanan favorit mereka adalah ubur-ubur (yang sebagian besarnya terdiri dari air laut!), mereka menumpuk terlalu banyak garam di dalam badan mereka, yang mungkin beracun. Jadi mereka perlu untuk “menangis” sehingga garam itu keluar dari badan mereka untuk bertahan hidup. </p>
<p>Pada manusia, jika kita makan terlalu banyak garam atau garam menumpuk di dalam badan kita, <a href="https://www.britannica.com/science/excretion/Regulation-of-water-and-salt-balance">ginjal kita</a> membantu menyaring garam tersebut saat kita buang air. </p>
<p>Tapi ginjal penyu laut tidak sepintar ginjal manusia, dan mereka tidak bisa mengeluarkan garam yang cukup melalui air seni mereka.</p>
<p>Jadi, penyu laut memiliki <a href="https://ocean.si.edu/ocean-life/reptiles/sea-turtles">kelenjar garam</a> pada kedua mata mereka, yang dua kali lipat lebih besar dibandingkan otak mereka, yang memompa garam ekstra ini ke dalam air mata mereka.</p>
<p>Air mata penyu laut begitu asin, beberapa binatang <a href="https://youtu.be/GmDl_giar8g">seperti kupu-kupu</a> telah ditemukan sedang menjilat air mata penyu laut.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/372941/original/file-20201203-21-1lm2exy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/372941/original/file-20201203-21-1lm2exy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/372941/original/file-20201203-21-1lm2exy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/372941/original/file-20201203-21-1lm2exy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/372941/original/file-20201203-21-1lm2exy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=500&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/372941/original/file-20201203-21-1lm2exy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=500&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/372941/original/file-20201203-21-1lm2exy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=500&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ketika penyu laut terlihat sedang menangis, bukan berarti mereka sedang sedih. Mengeluarkan air mata asin membantu mereka mengeluarkan garam dari badan mereka.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Wikimedia commons</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Tapi bagaimana dengan kita manusia?</h2>
<p>Jika kamu pernah menjilat air mata yang mengucuri pipi kamu, air mata itu kemungkinan terasa sedikit asin. </p>
<p>Tapi jika ginjal kita bekerja lebih baik daripada kura-kura, kita tidak sarapan ubur-ubur, lalu kenapa air mata kita tetap asin?</p>
<p>Jadi, semua cairan yang ada di dalam tubuh kita memiliki sedikit garam di dalamnya. </p>
<p>Garam ini digunakan untuk menghasilkan listrik yang membantu <a href="https://manoa.hawaii.edu/exploringourfluidearth/chemical/chemistry-and-seawater/salty-sea/weird-science-salt-essential-life">otot kita bergerak</a> dan otak kita berpikir. </p>
<p>Jumlah garam yang ada di dalam cairan tubuh kita (seperti air mata, keringat, dan ludah) hampir sama dengan jumlah garam <a href="https://www.redcrossblood.org/donate-blood/dlp/plasma-information.html">di dalam darah kita</a> - kadarnya di bawah 1%, atau sekitar dua sendok teh garam per liter. </p>
<p>Jadi air mata kita tidak seasin air mata penyu laut, tapi tetap mengandung garam. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-how-do-sea-creatures-drink-sea-water-and-not-get-sick-110979">Curious Kids: how do sea creatures drink sea water and not get sick?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>3 jenis air mata</h2>
<p>Keasinan air mata kamu bisa sangat tergantung pada <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Tears">jenis air mata</a> apa yang keluar dari mata kamu.</p>
<p>Benar, mata kamu - atau tepatnya salah satu bagian mata kamu yang disebut kelenjar air mata - menghasilkan tiga jenis air mata yang berbeda. Tiga jenis air mata ini adalah air mata basal, air mata refleks, dan air mata emosional.</p>
<ul>
<li><p><strong>air mata basal</strong> menjaga mata kamu tetap basah dan mencegah bakteri jahat menginfeksi mata kamu</p></li>
<li><p><strong>air mata refleks</strong> terbentuk ketika mata kamu perlu membersihkan sesuatu berbahaya yang masuk ke mata masuk, seperti asap atau butiran pasir</p></li>
<li><p><strong>air mata emosional</strong> adalah jenis air mata yang keluar ketika kamu merasa sangat senang atau sedih.</p></li>
</ul>
<p>Air mata basal dan refleks mengandung lebih banyak garam daripada air mata emosional, yang penting untuk menjaga mata kamu tetap sehat. </p>
<p>Air mata emosional mengandung lebih banyak hal lain, seperti hormon (jenis bahan kimia yang unik di badan kita) yang berfungsi seperti <a href="https://www.independent.co.uk/life-style/why-do-we-cry-the-science-of-tears-9741287.html">obat penghilang rasa sakit alami</a>. </p>
<p>Fakta ini mungkin membantu menjelaskan mengapa kita kadang-kadang merasa lebih baik setelah menangis hingga tersedu-sedu.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-why-do-we-cry-119814">Curious Kids: why do we cry?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Lain waktu kamu meneteskan air mata yang sedikit asin, luangkan waktu sejenak untuk mengingat bagaimana kamu begitu beruntung untuk mempunyai ginjal yang mengontrol tingkat garam di badan kamu, dan kamu tidak perlu menangis mengeluarkan air mata asin untuk bertahan hidup, seperti penyu laut betina. </p>
<hr>
<p><em>Ignatius Raditya menerjemahkan ini dari Bahasa Inggris.</em></p>
<p><em>Halo, curious kids! Apakah kamu memiliki pertanyaan yang kamu ingin dijawab oleh pakar? Minta orang dewasa untuk mengirim pertanyaanmu ke redaksi@theconversation.com</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/155375/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Matthew Barton tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Jadi, semua cairan yang ada di dalam tubuh kita memiliki sedikit garam di dalamnya. Garam ini dibuat dari listrik yang membantu otot kita bergerak dan otak kita berpikir.Matthew Barton, Senior lecturer, School of Nursing and Midwifery, Griffith UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1227702019-09-04T07:17:50Z2019-09-04T07:17:50ZTidak perlu diperdebatkan, konsumsi garam harus dikurangi karena bisa selamatkan banyak nyawa<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/290403/original/file-20190901-165997-1ihnj4e.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/confirm/137498780?src=x-3-Wph74q15pFufC0HMQA-1-77&studio=1&size=medium_jpg">Jiri Hera/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Tubuh manusia hanya membutuhkan sedikit sodium agar dapat <a href="https://www.who.int/nutrition/publications/guidelines/sodium_intake/en/">bekerja dengan baik</a>. Kebutuhan ini umumnya dapat dipenuhi dengan mengonsumsi garam (sodium klorida). </p>
<p>Namun, pada zaman sekarang, banyak orang yang mengonsumsi garam berlebih. Hal ini menyebabkan meningkatnya orang yang terserang penyakit kardiovaskuler di seluruh dunia. </p>
<p>Para ahli kesehatan telah berusaha mengatasi masalah ini selama beberapa dekade, tapi mereka terkendala beberapa hambatan, termasuk <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0140673616304676?via%3Dihub">penelitian</a> yang membingungkan terkait tingkat asupan garam yang aman. Ini menimbulkan keraguan yang tidak perlu tentang pentingnya mengurangi asupan garam. </p>
<p>Tapi <a href="https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/HYPERTENSIONAHA.119.13117">penelitian terbaru kami</a> telah menemukan kekurangan dalam penelitian sebelumnya, kami membuktikan bahwa asupan garam harus dikurangi jauh lebih banyak dari rekomendasi saat ini.</p>
<p>Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan setiap orang untuk mengonsumsi garam kurang dari 5 gram per hari. Nyatanya, <a href="https://bmjopen.bmj.com/content/3/12/e003733">secara global rata-rata orang mengonsumsi 10 gram per hari</a>. Konsumsi garam berlebih akan menaikkan tekanan darah, yang <a href="https://www.nature.com/articles/s41569-018-0004-1?platform=hootsuite">dapat menyebabkan serangan jantung, gagal jantung, dan stroke</a>. </p>
<p>Banyak studi yang menunjukkan sebuah <a href="https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/CIRCULATIONAHA.113.006032?url_ver=Z39.88-2003&rfr_id=ori:rid:crossref.org&rfr_dat=cr_pub%3dpubmed">hubungan</a> <a href="https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/HYPERTENSIONAHA.119.13117">linear</a> antara asupan garam dan penyakit kardiovaskuler: ketika asupan garam meningkat, meningkat pula risiko terserang penyakit kardiovaskuler, dan kematian dini. </p>
<p>Namun, ada pula penelitian yang menyatakan bahwa hubungan asupan garam dan penyakit kardiovaskuler tidak linear. Mereka berpendapat bahwa mengonsumsi garam kurang dari 7,5 gram dan lebih dari 12,5 gram per hari dapat menyebabkan <a href="https://academic.oup.com/ajh/article/27/9/1129/2730186">peningkatan risiko</a> penyakit kardiovaskuler dan kematian dini. </p>
<p>Namun kami menemukan kesalahan pada <a href="https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/1470320318810015">metode yang digunakan untuk penelitian seperti ini</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/286632/original/file-20190801-169702-1cdfobu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/286632/original/file-20190801-169702-1cdfobu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/286632/original/file-20190801-169702-1cdfobu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/286632/original/file-20190801-169702-1cdfobu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/286632/original/file-20190801-169702-1cdfobu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/286632/original/file-20190801-169702-1cdfobu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/286632/original/file-20190801-169702-1cdfobu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/confirm/369919787?src=tHVnLsoWi53rahTSBzhczw-1-5&studio=1&size=medium_jpg">Andrey_Popov/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Lebih murah tapi kurang akurat</h2>
<p>Kita mengeluarkan sebagian besar garam yang kita konsumsi melalui urine (90%). Dan ada variasi besar dalam jumlah garam yang kita konsumsi setiap hari. Cara terbaik untuk mengukur asupan garam adalah mengumpulkan urine secara berkala selama tiga kali dalam 24 jam, metode ini kami sebut <em>gold standard method</em>. </p>
<p>Meskipun ini adalah cara paling akurat, ini juga merupakan cara yang paling mahal dan paling sulit dilakukan, baik bagi partisipan maupun peneliti.</p>
<p>Beberapa penelitian mengukur asupan garam dengan metode <em>spot urine measurement</em>, mengukur urine dalam sekali ambil sampel. Cara ini lebih murah dan lebih mudah dilakukan, baik bagi peneliti maupun partisipan. Partisipan hanya perlu memberikan satu sampel urin kecil, dan dari sana asupan garam harian kemudian dihitung.</p>
<p>Penelitian yang menunjukkan bahwa hubungan antara asupan garam dan penyakit kardiovaskuler <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0140673616304676?via%3Dihub">tidak linier</a>, menggunakan data dari metode <em>spot urine measurement</em>. </p>
<p>Cara pengukuran ini, bagaimana pun, <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4245554/">tidak akurat</a>, karena ini hanya mewakili asupan garam dari periode waktu yang sangat singkat dan sangat dipengaruhi oleh jumlah cairan yang diminum dan waktu pengambilan sampel. Perkiraan dari metode ini mencerminan asupan garam harian yang tidak dapat diandalkan.</p>
<p>Kami <a href="https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/HYPERTENSIONAHA.119.13117">menemukan</a> bahwa menghitung asupan garam dari sampel metode <em>spot urine measurements</em> dapat mengubah hubungan linear antara asupan garam dan mortalitas. </p>
<p>Kami menganalisis data dari <a href="https://biolincc.nhlbi.nih.gov/studies/tohp/">Uji Coba Pencegahan Hipertensi</a>, yang menggunakan <em>gold standard method</em>, untuk menilai asupan garam (beberapa pengukuran urine dalam 24 jam) pada hampir 3.000 orang dewasa dengan tekanan darah normal selama 18 bulan hingga empat tahun.</p>
<p>Ketika kami menganalisis data tersebut, kami menemukan sebuah hubungan linear langsung antara asupan garam dan risiko kematian, hingga tingkat asupan garam 3 gram per hari.</p>
<p>Untuk meniru metode <em>spot urine measurement</em>, kami kemudian menerapkan formula yang dikembangkan untuk sampel ini pada konsentrasi sodium dari sampel urine 24 jam. </p>
<p>Hasilnya menunjukkan hubungan non-linear yang sama seperti yang dilaporkan dalam studi kontroversial tersebut. Ini menyiratkan bahwa temuan mereka dapat dijelaskan dengan metode yang mereka gunakan untuk memperkirakan asupan garam, karena pengukuran dengan <em>spot urine measurements</em> merupakan cerminan asupan garam harian yang tidak dapat diandalkan dan juga tampak bahwa formula itu sendiri bermasalah.</p>
<p>Jadi pesannya tetap jelas: mengurangi garam dapat menyelamatkan nyawa, dan temuan dari penelitian yang tidak dapat diandalkan tidak boleh digunakan untuk menggagalkan kebijakan kesehatan masyarakat atau mengalihkan tindakan.</p>
<p>Pengurangan asupan garam secara bertahap, seperti yang direkomendasikan oleh <a href="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/salt-reduction">WHO</a>, tetap merupakan pencapaian yang bisa dilaksanakan, terjangkau, efektif, dan strategi penting untuk mencegah penyakit kardiovaskuler dan kematian dini di seluruh dunia. </p>
<p>Bahkan pengurangan kecil dalam asupan garam akan memiliki manfaat besar pada kesehatan manusia.</p>
<p><em>Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/122770/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Feng He is a member of Consensus Action on Salt, Sugar and Health (CASSH) and World Action on Salt & Health (WASH). Both CASSH and WASH are nonprofit charitable organisations, and Feng does not receive any financial support from CASSH or WASH. Feng has received funding from the National Institute of Health Research (NIHR) using Official Development Assistance funding (16/136/77).</span></em></p>Beberapa penelitian berbeda pendapat terhadap jumlah asupan garam yang bisa diterima tubuh manusia. Namun, ada baiknya kita sepakat untuk mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.Feng He, Professor of Global Health Research, Queen Mary University of LondonLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.