tag:theconversation.com,2011:/us/topics/gen-51859/articlesgen – The Conversation2024-02-27T02:19:03Ztag:theconversation.com,2011:article/2243532024-02-27T02:19:03Z2024-02-27T02:19:03ZSejarah singkat kloning rari Domba Dolly hingga Monyet Rhesus<p>Kami baru saja mengetahui tentang <a href="https://www.nature.com/articles/s41467-023-43985-7">kloning spesies primata baru, monyet rhesus</a> (<em>Macaca mulatta</em>). Pekerjaan ini dilakukan oleh tim peneliti di Cina, laboratorium yang sama yang enam tahun lalu telah mendemonstrasikan kloning spesies primata lain: <a href="https://montoliu.naukas.com/2018/01/25/21-anos-despues-clonados-los-primeros-macacos-con-el-metodo-usado-para-la-oveja-dolly/">kera pemakan kepiting</a>. </p>
<h2>Dolly, seekor bintang ilmu pengetahuan</h2>
<p>Berita ini dan kata “kloning” langsung mengingatkan kita pada Dolly si domba. Jika kamu bertanya kepada siapa pun apakah mereka mengenal Dolly si domba, saya yakin sebagian besar akan menjawab ya, bahwa mereka tahu atau pernah mendengar tentang hewan pertama yang dikloning dari sel orang dewasa. Hal ini menjadi terobosan ilmiah yang menjadi berita yang menjangkau seluruh masyarakat. Minat masyarakat terhadap sains meningkat secara signifikan setelah peristiwa bersejarah ini. </p>
<p>Publikasi di majalah <em>Nature</em> tentang kelahiran Dolly, <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9039911">pada Februari 1997</a>, memancing banyak reaksi dan artikel, dari yang paling masuk akal hingga yang paling imajinatif, yang khawatir bahwa kloning hewan dapat dilakukan pada manusia, sesuatu yang dengan cepat akan dilarang dan tidak pernah terjadi. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/569633/original/file-20240116-22672-23rk4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/569633/original/file-20240116-22672-23rk4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/569633/original/file-20240116-22672-23rk4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=429&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/569633/original/file-20240116-22672-23rk4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=429&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/569633/original/file-20240116-22672-23rk4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=429&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/569633/original/file-20240116-22672-23rk4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=539&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/569633/original/file-20240116-22672-23rk4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=539&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/569633/original/file-20240116-22672-23rk4a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=539&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">domba dolly yang telah diisi dan kini dipamerkan di Museum Nasional Skotlandia di Edinburgh.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Juraj Kamenicky / Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Yang pasti, tim peneliti Skotlandia di Roslin Institute menunjukkan apa yang telah diantisipasi oleh <a href="https://es.wikipedia.org/wiki/Hans_Spemann">Hans Spemann</a>, seorang embriolog Jerman dan peraih Nobel, 70 tahun sebelumnya, saat ia membuat eksperimen untuk menunjukkan bahwa inti sel tidak kehilangan komponen saat berubah menjadi sel yang lebih khusus. Bahwa setiap inti sel dalam tubuh hewan tetap memiliki kemampuan untuk mempertahankan perkembangan embrio secara penuh, sehingga menghasilkan <a href="https://montoliu.naukas.com/2017/11/07/la-otra-cara-de-dolly/">hewan hasil kloning</a>. </p>
<p>Selama 1950-an dan 1960-an, beberapa peneliti menunjukkan bahwa kloning itu mungkin dilakukan, dengan menggunakan spesies amfibi yang berbeda. Yang paling terkenal adalah karya <a href="https://es.wikipedia.org/wiki/John_Gurdon">Sir John Gurdon</a>, seorang ahli embriologi Inggris yang menggunakan katak Afrika untuk mendemonstrasikan bahwa ia dapat memperoleh hewan dewasa dari inti sel usus berudu. </p>
<p>Namun, keberhasilan itu datang dengan lambat untuk mamalia. Butuh waktu lebih dari 30 tahun sebelum tim peneliti yang dipimpin oleh <a href="https://montoliu.naukas.com/2023/09/11/fallece-sir-ian-wilmut-investigador-que-posibilito-el-nacimiento-de-la-oveja-dolly/">Ian Wilmut dan Keith Campbell</a> memberitahukan kepada dunia tentang kelahiran Dolly. </p>
<h2>Domba Dolly, setelah 300 kali percobaan</h2>
<p>Teknik yang digunakan untuk mendapatkan domba Dolly relatif sederhana. Materi genetik dikosongkan dari sel telur dan nukleus sel dewasa dimasukkan. </p>
<p>Setelah percikan listrik dan implantasi embrio yang direkonstruksi di dalam rahim hewan betina, hewan kloning dapat dilakukan dengan mudah. Dolly adalah satu-satunya domba yang dilahirkan <a href="https://montoliu.naukas.com/2018/01/25/21-anos-despues-clonados-los-primeros-macacos-con-el-metodo-usado-para-la-oveja-dolly/">setelah merekonstruksi hampir 300 embrio </a>. </p>
<p>Setelah domba, spesies mamalia lainnya dikloning, dalam setiap kasus mengadaptasi metode ini dengan karakteristik spesifik dari biologi reproduksi masing-masing spesies, yang bukanlah tugas yang mudah. </p>
<p>Sapi dan tikus pertama diperoleh pada 1998. Setahun kemudian, kambing dikloning. Babi hasil kloning pertama lahir pada 2000 dan dua tahun kemudian giliran kucing dan kelinci. Pada 2003, klon pertama tikus dan kuda diperoleh, sedangkan anjing tidak dikloning sampai 2005. </p>
<h2>Waktunya kloning primata?</h2>
<p>Kekhawatiran bahwa teknik kloning dapat dilakukan pada manusia berangsur-angsur hilang karena semakin jelas betapa sulitnya untuk dicoba pada spesies primata lain, seperti kita sendiri. Memang, baru pada 2018, sebuah tim peneliti Cina mengumumkan <a href="https://www.cell.com/cell/fulltext/S0092-8674(18)30057-6">kloning kera kepiting</a>, tim yang sama yang baru saja mengumumkan kloning monyet rhesus. </p>
<p>Baik dalam percobaan 2018 maupun percobaan saat ini, laboratorium ini melaporkan <a href="https://montoliu.naukas.com/2018/01/25/21-anos-despues-clonados-los-primeros-macacos-con-el-metodo-usado-para-la-oveja-dolly/">kesuksesan kloning yang sangat rendah</a>, di bawah 1%. Hasil ini serupa dengan yang diperoleh dengan Dolly, 27 tahun kemudian. Hal ini menegaskan bahwa mengkloning primata adalah mungkin, tetapi metode ini masih sangat tidak efisien untuk digunakan dalam penelitian biomedis. </p>
<p>Selain itu, eksperimen semacam itu pada primata non-manusia dilarang di Eropa, kecuali jika menyangkut penyakit yang sangat serius dan fatal yang mempengaruhi kita atau spesies tersebut. </p>
<h2>Kegunaan terbatas</h2>
<p>Jadi, untuk apa saja kloning hewan berguna? Pertama, untuk mempelajari tahap awal perkembangan embrio mamalia. <a href="https://www.nobelprize.org/prizes/medicine/2012/summary/">Pada tahun 2012, Hadiah Nobel Kedokteran</a> diberikan kepada John Gurdon, sang klonator katak, dan Shinya Yamanaka, yang berhasil menguraikan gen-gen yang dibutuhkan untuk memprogram ulang inti sel menjadi sel punca. Penghargaan ini tidak mengakui kerja keras tim Skotlandia yang bertanggung jawab atas Dolly, mungkin karena adanya serangkaian <a href="https://montoliu.naukas.com/2017/11/07/la-otra-cara-de-dolly/">insiden dan tuduhan yang tidak menguntungkan</a> seputar eksperimen tersebut, yang ditakdirkan menjadi salah satu tonggak sejarah abad ini. </p>
<p>Kloning hewan ternak (sapi, domba, kambing, babi, kelinci, dll.) memungkinkan untuk mendapatkan hewan yang dimodifikasi secara genetik dengan cara yang jauh lebih sederhana dan lebih efisien, dengan menggunakan nukleus dari sel yang telah dimodifikasi secara genetik sebelumnya yang memunculkan hewan-hewan dengan modifikasi genetik yang sama. </p>
<p>Babi yang saat ini digunakan <a href="https://theconversation.com/un-corazon-de-cerdo-late-por-vez-primera-en-el-cuerpo-de-una-persona-174911">untuk xenotransplantasi</a> diperoleh melalui kloning. Dan juga banyak model hewan lain untuk mempelajari penyakit manusia pada spesies selain tikus, yang sampai saat itu merupakan salah satu dari sedikit spesies yang dapat dengan mudah dimodifikasi secara genetik. </p>
<p>Namun, relevansi teknik kloning berkurang secara signifikan setelah 2013, dengan munculnya <a href="https://theconversation.com/la-crispr-mas-precisa-hasta-la-fecha-convierte-la-tijera-genetica-en-una-navaja-suiza-125696">alat pengeditan gen CRISPR</a>, yang mampu memodifikasi genom hewan apa pun dengan cara yang sangat sederhana dan efektif. Tidak perlu lagi menggunakan teknik kloning yang canggih dan tidak efisien untuk mendapatkan hewan dengan modifikasi genetik: alat CRISPR membuatnya lebih mudah dan tidak berbelit-belit. </p>
<p>Oleh karena itu, kami menyambut spesies baru dalam kelompok mamalia hasil kloning: monyet rhesus, primata seperti kita. Namun, sekali lagi kita melihat betapa tidak efektifnya teknik ini, karena sulit untuk meniru di luar laboratorium yang telah mencapai terobosan ini. Dalam hal ini, para peneliti harus memodifikasi metode kloning sekali lagi, mengganti sel-sel embrio yang akan menghasilkan plasenta agar berhasil. </p>
<p>Jika ada, eksperimen terbaru ini berfungsi untuk meyakinkan kita, sekali lagi, betapa tidak berguna, tidak perlu, tidak terjangkau secara teknis dan tidak dapat dibenarkan secara etis, serta ilegal, jika kita melakukan percobaan kloning pada manusia.</p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini menerjemahkan artikel ini dari bahasa Spanyol</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/224353/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Isi dari publikasi ini dan pandangan yang diungkapkan adalah semata-mata milik penulis dan dokumen ini tidak dapat dianggap mewakili posisi resmi CSIC dan juga tidak mengikat CSIC pada tanggung jawab dalam bentuk apa pun.</span></em></p>El autor recorre los hitos de las técnicas de clonación en mamíferos y recuerda que siguen siendo poco eficaces e innecesariamente aplicables al ser humano.Lluís Montoliu, Investigador científico del CSIC, Centro Nacional de Biotecnología (CNB - CSIC)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2122342023-08-31T02:43:55Z2023-08-31T02:43:55ZBerhenti menyebutnya sebagai pilihan: faktor biologis pendorong homoseksualitas<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/544635/original/file-20230824-29-2qnokh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Faktor biologis membentuk preferensi seksual.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/lgbt-lesbian-couple-moments-happiness-concept-575079754?src=-1-53">Rawpixel.com/SHutterstock.com</a></span></figcaption></figure><p>Di berbagai budaya, <a href="https://doi.org/10.1126/science.aat7693">2-10% orang melaporkan memiliki hubungan sesama jenis</a>. Di Amerika Serikat, <a href="https://www.statista.com/topics/1249/homosexuality/">1-2,2% perempuan dan laki-laki</a>, masing-masing mengidentifikasi diri mereka sebagai gay. </p>
<p>Terlepas dari angka-angka ini, <a href="https://www.pewresearch.org/global/2013/06/04/the-global-divide-on-homosexuality/">banyak orang masih menganggap perilaku homoseksual sebagai pilihan anomali atau tidak normal</a>. Namun, para ahli biologi telah <a href="https://us.macmillan.com/books/9780312253776">mendokumentasikan perilaku homoseksual pada lebih dari 450 spesies</a>, berdebat bahwa perilaku sesama jenis bukanlah pilihan yang tidak wajar, dan bahkan mungkin memainkan peran penting dalam populasi.</p>
<p>Dalam <a href="https://doi.org/10.1126/science.aat7693">majalah <em>Science</em> edisi 2019</a>, ahli genetika Andrea Ganna dari Broad Institute of MIT dan Harvard, dan rekannya, menjelaskan survei terbesar yang pernah dilakukan untuk gen yang terkait dengan perilaku seks sesama jenis. Dengan menganalisis DNA hampir setengah juta orang dari Amerika Serikat dan Inggris, mereka menyimpulkan bahwa gen menyumbang antara 8% dan 25% dari perilaku seks sesama jenis.</p>
<p><a href="https://www.nature.com/news/sex-redefined-1.16943">Banyak penelitian telah membuktikan bahwa jenis kelamin (seks) bukan hanya laki-laki atau perempuan</a>. Sebaliknya, ini adalah sebuah kontinum yang muncul dari susunan genetik seseorang. Meskipun demikian, kesalahpahaman tetap ada bahwa ketertarikan sesama jenis adalah pilihan yang menanggung kecaman atau <a href="https://www.apa.org/pi/lgbt/resources/just-the-facts">konversi</a>, dan mengarah pada diskriminasi dan penganiayaan.</p>
<p><a href="https://wjsulliv.wixsite.com/sullivanlab">Saya seorang ahli biologi molekuler</a> dan tertarik dengan penelitian baru ini karena penelitian ini semakin memperjelas kontribusi genetik terhadap perilaku manusia. </p>
<p>Sebagai penulis buku <a href="https://www.penguinrandomhouse.com/books/608709/pleased-to-meet-me-by-bill-sullivan/9781426220555/">“<em>Pleased to Meet Me: Genes, Germs, and the Curious Forces That Make Us Who We Are</em>,”</a> saya telah meneliti secara ekstensif mengenai kekuatan biologis yang bersekongkol untuk membentuk kepribadian dan perilaku manusia, termasuk faktor-faktor yang memengaruhi ketertarikan seksual.</p>
<h2>Perburuan ‘gen <em>gay</em>’</h2>
<p>Temuan baru ini konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya tentang anak kembar yang mengindikasikan ketertarikan sesama jenis adalah sifat yang dapat diturunkan.</p>
<figure class="align-left ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/290580/original/file-20190902-175663-baya3w.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/290580/original/file-20190902-175663-baya3w.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=1200&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/290580/original/file-20190902-175663-baya3w.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=1200&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/290580/original/file-20190902-175663-baya3w.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=1200&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/290580/original/file-20190902-175663-baya3w.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1508&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/290580/original/file-20190902-175663-baya3w.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1508&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/290580/original/file-20190902-175663-baya3w.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1508&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa gen bertanggung jawab atas antara 8% dan 25% dari ketertarikan terhadap sesama jenis.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-illustration/dna-multi-color-isolated-on-white-717211195?src=-1-47">Guru 3D</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Studi 2019 adalah yang terbaru dalam perburuan “gen gay” yang dimulai pada 1993, ketika Dean Hamer <a href="https://doi.org/10.1126/science.8332896">mengaitkan homoseksualitas laki-laki dengan bagian kromosom X</a>. Seiring dengan meningkatnya kemudahan dan keterjangkauan pengurutan genom, kandidat gen tambahan telah muncul dengan potensi hubungan dengan perilaku homoseksual. Apa yang disebut <a href="https://doi.org/10.1038/s41598-017-15736-4">studi asosiasi seluruh genom mengidentifikasi sebuah gen yang disebut <em>SLITRK6</em></a>, yang aktif di daerah otak yang disebut <em>diencephalon</em> yang berbeda ukurannya antara orang yang homoseksual atau heteroseksual.</p>
<p>Studi genetik pada tikus telah menemukan kandidat gen tambahan yang dapat memengaruhi preferensi seksual. Sebuah studi pada 2010 <a href="https://doi.org/10.1186/1471-2156-11-62">mengaitkan preferensi seksual dengan gen yang disebut <em>fucose mutarotase</em></a>. Ketika gen tersebut dihapus pada tikus betina, mereka tertarik pada bau betina dan lebih suka menaiki betina daripada jantan.</p>
<p>Penelitian lain telah menunjukkan bahwa <a href="https://doi.org/10.1038/nature06089">gangguan pada gen yang disebut <em>TRPC2</em></a> dapat menyebabkan tikus betina bertingkah laku seperti tikus jantan. <a href="https://doi.org/10.1126/science.1069259">Tikus jantan yang tidak memiliki <em>TRPC2</em></a> tidak lagi menunjukkan agresi jantan-jantan, dan mereka memulai perilaku seksual terhadap jantan dan betina. Diekspresikan di otak, <em>TRPC2</em> berfungsi dalam pengenalan feromon, bahan kimia yang dilepaskan oleh salah satu anggota spesies untuk mendapatkan respons dari spesies lain.</p>
<p>Dengan adanya beberapa kandidat gen yang dikaitkan dengan homoseksualitas, tampaknya sangat tidak mungkin bahwa ada satu gen “gay”. Gagasan ini didukung lebih lanjut oleh <a href="https://doi.org/10.1126/science.aat7693">studi baru</a>, yang mengidentifikasi lima lokus genetik baru (posisi tetap pada kromosom) yang berkorelasi dengan aktivitas seksual sesama jenis: dua lokus yang muncul pada laki-laki dan perempuan, dua lokus pada laki-laki, dan satu lokus pada perempuan.</p>
<h2>Bagaimana gen-gen ini dapat memengaruhi perilaku seks sesama jenis?</h2>
<p>Saya kira menarik bahwa beberapa gen dari para laki-laki yang diidentifikasi dalam penelitian Ganna berhubungan dengan sistem penciuman, sebuah temuan yang memiliki kesamaan dengan penelitian pada tikus. </p>
<p>Kelompok Ganna menemukan varian gen lain yang mungkin terkait dengan regulasi hormon seks, yang sebelumnya telah disarankan oleh para ilmuwan lain untuk memainkan peran besar dalam membentuk otak dengan cara-cara yang memengaruhi perilaku seksual. </p>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/290575/original/file-20190902-175691-1l5i9pk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/290575/original/file-20190902-175691-1l5i9pk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=846&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/290575/original/file-20190902-175691-1l5i9pk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=846&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/290575/original/file-20190902-175691-1l5i9pk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=846&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/290575/original/file-20190902-175691-1l5i9pk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1063&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/290575/original/file-20190902-175691-1l5i9pk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1063&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/290575/original/file-20190902-175691-1l5i9pk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1063&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Kondisi di dalam rahim selama kehamilan diduga memengaruhi preferensi seksual anak.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/beautiful-pregnant-woman-shopping-bags-outdoors-503149633?src=-1-18">Anna Om/Shutterstock.com</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Laki-laki dengan kondisi genetik yang disebut <a href="https://ghr.nlm.nih.gov/condition/androgen-insensitivity-syndrome">sindrom ketidaksensitifan androgen</a> dapat mengembangkan alat kelamin perempuan dan biasanya dibesarkan sebagai anak perempuan, meskipun secara genetik adalah laki-laki - dengan kromosom X dan Y - dan mereka tertarik pada laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa testosteron diperlukan untuk “memaskulinisasi” otak prenatal; jika hal tersebut tidak terjadi, anak tersebut akan tumbuh menjadi laki-laki.</p>
<p>Demikian pula, anak perempuan yang memiliki kondisi genetik yang disebut <a href="https://www.nichd.nih.gov/health/topics/cah">hiperplasia adrenal kongenital</a> terpapar dengan kadar hormon laki-laki yang sangat tinggi seperti testosteron saat berada di dalam rahim, yang dapat membuat otak mereka menjadi maskulin dan meningkatkan kemungkinan terjadinya lesbianisme. </p>
<p>Ada kemungkinan juga bahwa pergeseran hormon selama kehamilan dapat memengaruhi bagaimana otak janin dikonfigurasi. Pada tikus, <a href="https://doi.org/10.1210/en.2011-0277">manipulasi hormon selama kehamilan</a> menghasilkan keturunan yang menunjukkan perilaku homoseksual.</p>
<h2>Mengapa perilaku homoseksual ada?</h2>
<p>Beberapa hipotesis telah diajukan untuk menjelaskan bagaimana homoseksualitas dapat bermanfaat dalam melanggengkan gen keluarga. Salah satu gagasan melibatkan konsep seleksi kerabat, yakni orang-orang bekerja untuk memastikan penerusan gen keluarga mereka ke generasi berikutnya. Paman dan bibi gay, misalnya, adalah “<a href="https://doi.org/10.1177/0956797609359623">penolong dalam sarang</a>” yang membantu membesarkan anak-anak anggota keluarga lain untuk memelihara silsilah keluarga.</p>
<p>Gagasan lain menyatakan bahwa homoseksualitas adalah “sifat yang dipertukarkan”. Sebagai contoh, gen tertentu pada perempuan membantu meningkatkan kesuburan mereka, tapi <a href="https://doi.org/10.1111/j.1743-6109.2008.00944.x">jika gen ini diekspresikan pada laki-laki</a>, gen ini akan membuatnya cenderung menjadi homoseksual.</p>
<p>Perilaku seksual sangat beragam dan diatur oleh mekanisme yang canggih di seluruh kerajaan hewan. Seperti halnya perilaku kompleks lainnya, tidak mungkin untuk memprediksi seksualitas dengan menatap sekuens DNA seolah-olah itu adalah bola kristal. Perilaku tersebut muncul dari konstelasi ratusan, bahkan mungkin ribuan dari gen, dan bagaimana mereka diatur oleh lingkungan.</p>
<p>Meskipun tidak ada “gen gay” tunggal, ada banyak bukti tentang dasar biologis untuk orientasi seksual yang diprogram ke dalam otak sebelum kelahiran berdasarkan campuran genetika dan kondisi prenatal, tidak ada yang dipilih oleh janin.</p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/212234/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Bill Sullivan tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Sebuah studi baru terhadap hampir 500.000 orang menemukan bahwa banyak gen yang memengaruhi perilaku seks sesama jenis.Bill Sullivan, Professor of Pharmacology & Toxicology, Indiana UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1813332022-04-22T03:26:17Z2022-04-22T03:26:17ZCurious Kids: bagaimana para ilmuwan membaca DNA seseorang?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/458563/original/file-20220419-17-w5xt72.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/school-boy-studying-dna-model-chemistry-614578745">Africa Studio/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p><strong>Bagaimana para ilmuwan membaca DNA seseorang?? – James, umur 11, Thame, Inggris</strong></p>
<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<p>DNA merupakan (singkatan dari <a href="https://www.bbc.co.uk/bitesize/topics/zpffr82/articles/zvwbcj6"><em>deoxyribonucleic acid</em></a>)yang berisi semua informasi yang dibutuhkan untuk membuat tubuh kamu bekerja. Cara kerjanya juga sederhana.</p>
<p>DNA terbuat dari empat blok bangunan kimia, yang disusun satu demi satu. Urutan ini merupakan instruksi manual untuk tubuh Anda. Bahan penyusunnya disebut adenin, timin, guanin, dan sitosin, tetapi kita biasanya hanya menyebutnya A, T, G, dan C.</p>
<p>Informasi dalam DNA kamu dikelompokkan dalam satu seksi yang disebut <a href="https://www.yourgenome.org/facts/what-is-a-gene">gen</a>. Gen bisa disamakan seperti kalimat dalam instruksi manual.</p>
<p>Sebagian besar gen mengontrol jalannya tubuh kamu sehari-hari - bagaimana ia menumbuhkan rambut, mencerna makanan, atau membawa oksigen ke mana-mana. Jadi 99,9% DNA Anda persis sama dengan <a href="https://www.genome.gov/es/node/81966">semua orang di planet ini</a>. Sisanya adalah apa yang membuat Anda unik. Misalnya, jika Anda memiliki mata biru, maka beberapa huruf dalam beberapa gen akan berbeda dari seseorang yang bermata cokelat.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/fyC55ltBY9o?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
</figure>
<p><a href="https://www.bbc.co.uk/bitesize/guides/zq4sk2p/revision/1">Ketika kita bertumbuh</a> , sel-sel dalam tubuh kita akan membelah. Satu sel akan menjadi dua. Setiap kali ini terjadi, setiap sel baru membutuhkan salinan lengkap DNA. DNA membuatnya mudah, karena terbuat dari dua untai. Ketika sebuah sel membelah, untaian-untaian itu terpecah, dan salinan baru dibuat untuk masing-masing untaian. Mari kita lihat bagaimana ini dilakukan.</p>
<p>A pada satu untai selalu berlawanan dengan T di sisi lain, dan G <a href="https://www.bbc.co.uk/bitesize/guides/z36mmp3/revision/2">selalu berlawanan dengan C</a>. Jadi untai ganda pendek DNA mungkin terlihat seperti ini:</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Illustration of matching pairs aligned vertically." src="https://images.theconversation.com/files/446002/original/file-20220211-15-u2l87t.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/446002/original/file-20220211-15-u2l87t.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=166&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/446002/original/file-20220211-15-u2l87t.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=166&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/446002/original/file-20220211-15-u2l87t.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=166&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/446002/original/file-20220211-15-u2l87t.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=209&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/446002/original/file-20220211-15-u2l87t.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=209&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/446002/original/file-20220211-15-u2l87t.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=209&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Ilustrasi untai ganda DNA.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Mark Lorch</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Mari kita lihat apa yang terjadi dengan salah satu untai dalam sel yang membelah. Pertama, T yang pertama ditambahkan berlawanan dengan A pertama untuk membuat:</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="DNA illustration" src="https://images.theconversation.com/files/446005/original/file-20220211-23-1qfjvh4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/446005/original/file-20220211-23-1qfjvh4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=164&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/446005/original/file-20220211-23-1qfjvh4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=164&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/446005/original/file-20220211-23-1qfjvh4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=164&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/446005/original/file-20220211-23-1qfjvh4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=207&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/446005/original/file-20220211-23-1qfjvh4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=207&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/446005/original/file-20220211-23-1qfjvh4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=207&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">T berpasangan dengan A.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Mark Lorch</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kemudian A digabungkan ke ke T, hasilnya seperti ini:</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="DNA illustration" src="https://images.theconversation.com/files/446006/original/file-20220211-27-oytaez.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/446006/original/file-20220211-27-oytaez.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=164&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/446006/original/file-20220211-27-oytaez.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=164&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/446006/original/file-20220211-27-oytaez.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=164&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/446006/original/file-20220211-27-oytaez.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=207&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/446006/original/file-20220211-27-oytaez.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=207&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/446006/original/file-20220211-27-oytaez.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=207&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">A berpasangan dengan T.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Mark Lorch</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kemudian C ditempatkan berseberangan dengan G, sehingga tampak seperti ini :</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="DNA illustration" src="https://images.theconversation.com/files/446007/original/file-20220211-17-19fe03f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/446007/original/file-20220211-17-19fe03f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=167&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/446007/original/file-20220211-17-19fe03f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=167&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/446007/original/file-20220211-17-19fe03f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=167&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/446007/original/file-20220211-17-19fe03f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=210&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/446007/original/file-20220211-17-19fe03f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=210&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/446007/original/file-20220211-17-19fe03f.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=210&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">C berpasangan dengan G.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Mark Lorch</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Dan seterusnya sampai potongan DNA untai ganda yang baru dibuat.</p>
<h2>Membaca DNA</h2>
<p>Kita dapat menggunakan pengetahuan tentang bagaimana DNA menyalin dirinya sendiri untuk membaca DNA seseorang.</p>
<p>Untuk melakukan ini, <a href="https://www.thermofisher.com/blog/behindthebench/how-does-sanger-sequencing-work/">seorang ilmuwan memasukkan DNA</a> ke dalam empat tabung. Kemudian mereka menambahkan semua hal yang digunakan sel untuk menyalin DNA, dan banyak tambahan A, T, C, dan G ke dalam masing-masing tabung.</p>
<p>Selanjutnya, mereka menambahkan beberapa huruf DNA yang telah diubah sehingga mereka tidak dapat menambahkan huruf berikutnya dalam urutan. Anda dapat menganggapnya seperti potongan Lego, tetapi dengan bagian atas yang rata sehingga Anda tidak dapat menambahkan batu bata di atasnya. Elemen DNA khusus ini kita bisa sebut A*, T*, G* dan C*.</p>
<p>Masing-masing dari empat tabung kami mendapat beberapa huruf DNA khusus yang ditambahkan ke dalamnya: A* di tabung pertama, T* di tabung kedua, G* di tabung ketiga dan C* di tabung keempat.</p>
<p>Mari kita bayangkan apa yang terjadi dengan urutan DNA kita dalam tabung yang berisi A*.</p>
<p>Pertama, seperti sebelumnya, T ditambahkan berlawanan dengan A pertama untuk membuat:</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="DNA illustration" src="https://images.theconversation.com/files/446005/original/file-20220211-23-1qfjvh4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/446005/original/file-20220211-23-1qfjvh4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=164&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/446005/original/file-20220211-23-1qfjvh4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=164&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/446005/original/file-20220211-23-1qfjvh4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=164&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/446005/original/file-20220211-23-1qfjvh4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=207&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/446005/original/file-20220211-23-1qfjvh4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=207&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/446005/original/file-20220211-23-1qfjvh4.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=207&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">T berpasangan dengan A.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Mark Lorch</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Selanjutnya, sebuah A* bisa ditambahkan untuk menghasilkan hal seperti ini: </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="DNA illustration" src="https://images.theconversation.com/files/446009/original/file-20220211-17-a2leng.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/446009/original/file-20220211-17-a2leng.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=166&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/446009/original/file-20220211-17-a2leng.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=166&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/446009/original/file-20220211-17-a2leng.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=166&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/446009/original/file-20220211-17-a2leng.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=209&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/446009/original/file-20220211-17-a2leng.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=209&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/446009/original/file-20220211-17-a2leng.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=209&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">A* ditambahkan.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Mark Lorch</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Jika ini terjadi, maka huruf berikutnya tidak dapat dilampirkan ke A*, ini berlaku pada DNA ini.</p>
<p>Tetapi ada lebih banyak DNA dan huruf di dalam tabung dan dalam beberapa kasus A normal akan ditambahkan pada saat itu, diikuti oleh dua C untuk membuat berikut ini:</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="DNA illustration" src="https://images.theconversation.com/files/446042/original/file-20220212-25032-1eafi1q.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/446042/original/file-20220212-25032-1eafi1q.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=167&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/446042/original/file-20220212-25032-1eafi1q.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=167&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/446042/original/file-20220212-25032-1eafi1q.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=167&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/446042/original/file-20220212-25032-1eafi1q.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=210&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/446042/original/file-20220212-25032-1eafi1q.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=210&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/446042/original/file-20220212-25032-1eafi1q.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=210&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Dua Cs ditmbahkan.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Mark Lorch</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Selanjutnya ada pilihan lagi. Jika A* ditambahkan, urutan DNA akan terlihat seperti ini:</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="DNA illustration" src="https://images.theconversation.com/files/446043/original/file-20220212-15-5rm29o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/446043/original/file-20220212-15-5rm29o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=167&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/446043/original/file-20220212-15-5rm29o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=167&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/446043/original/file-20220212-15-5rm29o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=167&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/446043/original/file-20220212-15-5rm29o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=210&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/446043/original/file-20220212-15-5rm29o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=210&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/446043/original/file-20220212-15-5rm29o.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=210&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Kemudian A*.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Mark Lorch</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Setiap kali kita mencapai titik di mana kita perlu menambahkan A, ada kemungkinan A* akan ditambahkan, yang membuat DNA berhenti bertambah panjang. Jadi pada akhirnya untaian DNA ini menjadi seperti ini:</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="DNA illustration" src="https://images.theconversation.com/files/446044/original/file-20220212-19-1aznzuh.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/446044/original/file-20220212-19-1aznzuh.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=333&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/446044/original/file-20220212-19-1aznzuh.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=333&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/446044/original/file-20220212-19-1aznzuh.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=333&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/446044/original/file-20220212-19-1aznzuh.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=419&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/446044/original/file-20220212-19-1aznzuh.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=419&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/446044/original/file-20220212-19-1aznzuh.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=419&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Panjang DNA yang berbeda.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Mark Lorch</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ilmuwan yang membaca DNA mengetahui bahwa setiap untai dalam tabung ini berakhir dengan huruf A*. Dia kemudian menghitung berapa banyak pasangan dalam setiap untai DNA. Dengan melakukan ini, dia dapat mengetahui bahwa bagian ke-2, ke-5 dan ke-8 semuanya adalah A.</p>
<p>Dia kemudian melakukan hal yang persis sama dengan tabung lainnya dan mencari tahu bahwa huruf ke-1 dan ke-6 adalah T, huruf ke-3, ke-4 dan ke-9 adalah C dan huruf ke-7 adalah G. Dengan menggabungkan semuanya, dia dapat membaca keseluruhannya. urutan DNA.</p>
<p>Membaca DNA berguna karena terkadang huruf-huruf dalam gen tidak tepat, seperti kata yang salah eja dalam serangkaian instruksi. Ini mungkin menyebabkan beberapa sel Anda tidak berfungsi dengan baik.</p>
<p>Misalnya, hanya satu huruf yang salah dalam satu gen tertentu mungkin berarti seseorang lebih mungkin menjadi diabetes, atau terkena kanker ketika mereka lebih tua. Membaca DNA seseorang memungkinkan dokter untuk mengenali dan mengobati penyakit ini sebelum kondisi menjadi lebih buruk.</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</em>
<em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><p><em>mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></p></li>
<li><p><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></p></li>
<li><p><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></p></li>
</ul>
<hr>
<p><em>Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/181333/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Mark Lorch tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>DNA berisi semua instruksi yang diperlukan untuk membuat tubuh Anda bekerja.Mark Lorch, Professor of Science Communication and Chemistry, University of HullLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1811742022-04-14T08:10:08Z2022-04-14T08:10:08ZCurious Kids: Mengapa hewan bisa memiliki dua warna mata yang berbeda?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/457638/original/file-20220412-47705-gbi0mh.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Anjing pintar, anjing baik.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com">Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p><strong>Beberapa anjing memiliki dua warna mata yang berbeda. Apakah hewan lain (termasuk manusia) juga memilikinya dan mengapa? – George, umur 10 , Hethersett, Inggris.</strong></p>
<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<p>Beberapa anjing dilahirkan dengan satu mata cokelat dan satu mata biru, yang bisa terlihat sangat aneh, karena kita terbiasa melihat anjing dengan dua mata cokelat.
Ini kadang-kadang disebut <a href="https://books.google.co.uk/books?id=pjJKkwJbLBQC&pg=PA211&lpg=PA211&dq=heterochromia+wall+eye&source=bl&ots=QERmm7E3NI&sig=ACfU3U3XvEL1ro-jPAjO3iVmnkAFHukTNg&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiZntXElZbjAhU8UBUIHVrwBXUQ6AEwF3oECAkQAQ#v=onepage&q=heterochromia%20wall%20eye&f=false"><em>wall eye</em></a> </p>
<p>Jika kamu perhatikan lebih dekat, kamu juga akan melihat bahwa anjing dengan dua warna mata yang berbeda juga memiliki warna bulu yang tidak biasa. Mantel mereka mungkin belang-belang atau bergaris putih. Ini karena gen untuk warna mata dan warna bulu <a href="https://www.ias.ac.in/article/fulltext/jgen/052/02/0425-0440">berhubungan erat</a> .</p>
<p>Orang tua mereka mungkin tidak memiliki keanehan ini. Tapi biasanya ada setidaknya satu anjing di kedua sisi pohon keluarga yang memiliki warna yang tidak biasa. Begitulah cara ibu dan ayahnya mewariskan gen yang memberi beberapa anak anjing mereka warna yang tidak biasa.</p>
<p>Sekarang, kamu mungkin bertanya-tanya – apa itu <a href="https://kids.britannica.com/kids/article/gene/603646">gen</a> Mari saya jelaskan: setiap makhluk hidup terdiri dari sel. Setiap sel berisi semua informasi yang diperlukan untuk memberi tahu tubuh seperti apa rupanya dan cara kerjanya. Informasi tersebut merupakan “gen”, dan ada banyak sekali gen yang menentukan hampir setiap aspek tentang bagaimana kita.</p>
<h2>Turunan dari orang tua</h2>
<p>Misalnya, ada <a href="https://www.sciencedaily.com/terms/human_genome.htm">sekitar 25,000 gen</a> dalam sel manusia, yang bisa menentukan segalanya mulai dari tinggi badan, warna rambut, atau seberapa besar kemungkinan kita terkena penyakit tertentu. Gen terdiri dari DNA, dan disatukan oleh struktur berserat yang disebut “kromosom” di tengah sel.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/282211/original/file-20190702-126364-gkw5od.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/282211/original/file-20190702-126364-gkw5od.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/282211/original/file-20190702-126364-gkw5od.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=384&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/282211/original/file-20190702-126364-gkw5od.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=384&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/282211/original/file-20190702-126364-gkw5od.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=384&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/282211/original/file-20190702-126364-gkw5od.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=482&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/282211/original/file-20190702-126364-gkw5od.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=482&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/282211/original/file-20190702-126364-gkw5od.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=482&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Lihat di dalam sel, di mana gen terbuat dari DNA.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Chromosome#/media/File:Eukaryote_DNA-en.svg">Wikimedia Commons/Magnus Manske.</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Karena setiap mamalia berasal dari dua orang tua, yang memiliki dua salinan dari setiap gen – satu dari ibu dan satu dari ayah. Setiap salinan mungkin memberi tahu tubuh untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Misalnya, gen ibu mungkin mengatakan “rambut hitam” sedangkan ayah mengatakan “rambut pirang”.</p>
<p>Dalam kasus ini, gen ibu akan menang dan bayi mereka akan memiliki rambut hitam, karena gen rambut hitam lebih dominan daripada gen rambut pirang. Bayi mereka hanya akan memiliki rambut pirang jika kedua orang tuanya mewariskan gen untuk rambut pirang.</p>
<p>Gen di balik fenomena dua warna yang berbeda mirip dengan cara kerja gen berambut pirang. Seekor hewan hanya akan memiliki ciri-ciri itu jika gen spesifik itu diturunkan dari kedua orang tuanya. Ketika ibu dan ayah membawa gen, tetapi tidak memilikinya, maka beberapa keturunan mereka akan memilikinya, meskipun tidak semuanya.</p>
<h2>Wall eye woes</h2>
<h2>Bagian yang kurang menyenangkan</h2>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/282233/original/file-20190702-126345-14cqtx2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/282233/original/file-20190702-126345-14cqtx2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/282233/original/file-20190702-126345-14cqtx2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=963&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/282233/original/file-20190702-126345-14cqtx2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=963&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/282233/original/file-20190702-126345-14cqtx2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=963&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/282233/original/file-20190702-126345-14cqtx2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1211&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/282233/original/file-20190702-126345-14cqtx2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1211&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/282233/original/file-20190702-126345-14cqtx2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1211&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Kudaku Biggle, dengan kedua mata birunya.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Jan Hoole.</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hewan lain yang memiliki dua warna yang berbeda pada bola matanya adalah kelinci, kucing, sapi, domba, dan kuda. Kuda yang memiliki satu mata biru biasanya memiliki bercak hitam dan putih di bulunya – disebut “piebald” atau “pinto” atau “cat”. Beberapa kuda ini bahkan memiliki dua mata biru, yang membuat mereka terlihat lebih tidak biasa.</p>
<p>Manusia juga dapat memiliki satu mata biru dan mata lainnya dengan warna berbeda, seperti coklat atau hijau. Ini sering terjadi pada mereka yang memiliki garis putih di bagian depan rambut mereka.</p>
<p>Terkadang, memiliki gen ini dapat menyebabkan masalah. Untuk anjing, mata yang berwarna biru seringkali memiliki masalah yang <a href="https://www.ias.ac.in/article/fulltext/jgen/052/02/0425-0440">akan mempengaruhi pengelihatan mereka</a> Untuk alasan ini, peternak tidak membiarkan dua anjing dengan gen ini memiliki anak anjing bersama-sama. Jika ya, seringnya anak anjing akan buta dan terkadang tuli juga.</p>
<p>Pada kuda, gen ini tampaknya tidak menyebabkan masalah dengan penglihatan, meskipun memiliki dua mata biru dapat <a href="https://journals.plos.org/plosgenetics/article/file?id=10.1371/journal.pgen.1002653&type=printable">dikaitkan dengan tuli</a>. Beberapa kucing dan manusia yang juga mempunyainya juga bisa mengalami masalah dengan pendengarannya. Manusia yang kedua orang tuanya memiliki gen ini mungkin tidak dapat berbicara atau mendengar.</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</em>
<em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><p><em>mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></p></li>
<li><p><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></p></li>
<li><p><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></p></li>
</ul>
<hr>
<p><em>Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/181174/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Jan Hoole tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Memiliki warna mata yang berbeda cukup tidak biasa, tetapi itu terjadi pada banyak spesies di seluruh kerajaan hewan.Jan Hoole, Fellow, Keele UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1325972020-03-03T04:34:04Z2020-03-03T04:34:04ZRiset baru: manusia purba di Afrika mungkin telah kawin silang dengan spesies misterius yang telah punah<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/318232/original/file-20200303-18308-rxj22c.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Homo rhodesiensis adalah sebuah contoh manusia purba.</span> <span class="attribution"><span class="source">wikipedia, CC BY-SA</span></span></figcaption></figure><p>Satu penemuan yang mengejutkan muncul dari <a href="https://www.nature.com/articles/nature12886">pengurutan genom DNA manusia purba</a> yaitu semua manusia di luar Afrika memiliki jejak DNA dalam genomnya yang tidak dimiliki oleh spesies kita.</p>
<p>Kira-kira enam miliar orang di Bumi yang leluhurnya bukan berasal dari Afrika mewarisi antara 1% dan 2% genom dari kerabat terdekat mereka yang sekarang telah punah: <a href="https://theconversation.com/neanderthals-cared-for-each-other-and-survived-into-old-age-new-research-93110">spesies Neanderthal</a>. Orang-orang di Asia Timur dan Oseania juga mewarisi sejumlah kecil leluhur dari keluarga <a href="https://genographic.nationalgeographic.com/denisovan/">Denisovan</a>, kerabat dekat dari Homo Sapiens.</p>
<p>Sekarang sebuah studi yang dipublikasikan di <a href="https://advances.sciencemag.org/content/6/7/eaax5097">Science Advances</a> menunjukkan bahwa manusia purba yang tinggal di Afrika mungkin juga telah mengalami kawin silang dengan para hominin purba. Mereka adalah spesies punah yang masih berkerabat dengan Homo Sapiens.</p>
<p>Perkawinan silang di luar Afrika terjadi setelah nenek moyang kita Homo Sapiens berkembang keluar dari Afrika menuju lingkungan baru. Di sanalah mereka <a href="https://theconversation.com/jaw-bone-discovery-reveals-more-about-secret-sex-lives-of-neanderthals-and-early-humans-43656">berhubungan seks dengan spesies Neanderthal</a> dan <a href="https://theconversation.com/how-breeding-with-an-ancient-human-species-gave-tibetans-their-head-for-heights-28818">Denisovan</a>.</p>
<p>Ini membawa kita pada penemuan baru. Studi genetik awal orang-orang dari seluruh dunia sebelumnya menunjukkan <a href="https://www.nature.com/articles/325031a0">penyebaran kita saat ini</a> merupakan hasil dari sebuah ekspansi tunggal manusia purba yang keluar dari Afrika sekitar 100.000 tahun lalu. Namun, identifikasi leluhur Neanderthal dan Denisovan pada orang-orang Eurasia modern merupakan hal yang rumit.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/315048/original/file-20200212-61952-1ijzkgh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/315048/original/file-20200212-61952-1ijzkgh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/315048/original/file-20200212-61952-1ijzkgh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=328&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/315048/original/file-20200212-61952-1ijzkgh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=328&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/315048/original/file-20200212-61952-1ijzkgh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=328&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/315048/original/file-20200212-61952-1ijzkgh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=412&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/315048/original/file-20200212-61952-1ijzkgh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=412&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/315048/original/file-20200212-61952-1ijzkgh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=412&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Homo Sapiens versus Neanderthal.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Wikipedia</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kami masih berpikir bahwa mayoritas leluhur orang-orang yang tidak tinggal di Afrika saat ini, dengan presentase antara <a href="https://www.nature.com/articles/s41559-019-0992-1">92 hingga 98,5%</a>, memang berasal dari ekspansi di luar Afrika. Tapi kami mengetahui sekarang bahwa sisanya berasal dari spesies purba yang leluhurnya telah meninggalkan Afrika ratusan atau ribuan tahun sebelumnya.</p>
<h2>Apa yang dulu terjadi di Afrika?</h2>
<p>Pengetahuan akan perkawinan silang telah didukung oleh ketersediaan genom modern dan kuno yang jauh lebih besar berasal dari luar Afrika. Hal ini karena lingkungan dingin dan kering di Eurasia jauh lebih baik dalam melestarikan DNA dibandingkan dengan lingkungan panas dan tropis Afrika. </p>
<p>Namun pemahaman kami mengenai hubungan antara leluhur manusia purba di Afrika dan koneksi mereka dengan manusia purba lainnya semakin dalam. Studi <a href="https://doi.org/10.1016/j.cell.2017.08.049">pada 2017 mengenai DNA manusia purba di wilayah selatan Afrika</a> menginvestigasi 16 genom kuno dari orang yang telah hidup dalam 10.000 tahun terakhir. Studi tersebut menunjukkan bahwa sejarah populasi Afrika begitu kompleks. <a href="https://www.nature.com/articles/s41586-020-1929-1">Tidak ada satu kelompok manusia saja</a> di Afrika ketika mereka berkembang dan berekspansi 10.000 tahun yang lalu.</p>
<p>Hasil tersebut juga didukung sebelumnya oleh sebuah riset yang <a href="https://www.nature.com/articles/s41586-020-1929-1">memeriksa DNA kuno dari empat orang</a> yang berasal dari wilayah yang sekarang menjadi negara Kamerun. Secara bersama-sama, riset ini menyatakan bahwa ada kelompok yang berbeda secara geografis di Afrka jauh sebelum ekspansi manusia purba keluar dari benua tersebut. Dan banyak dari kelompok-kelompok ini akan kontribusi pada leluhur orang-orang yang hidup di Afrika hari ini. </p>
<p>Selain itu, riset ini juga memunculkan adanya potensi aliran gen ke populasi Homo Sapiens Afrika dari leluhur purba. Salah satu cara yang bisa terjadi yakni orang-orang yang melakukan ekspansi ke luar Afrika berhubungan seks dengan Neanderthal dan kemudian bermigrasi kembali ke Afrika. Hal ini juga telah didemonstrasikan <a href="https://doi.org/10.1016/j.cell.2020.01.012">dalam penelitian terbaru</a>.</p>
<p>Makalah baru memberikan bukti bahwa mungkin adanya aliran gen pada nenek moyang Afrika Barat langsung dari manusia purba yang masih misterius. Para peneliti membandingkan DNA Neanderthal dan Denisovan dengan DNA populasi manusia yang sekarang tinggal di Afrika Barat. Dengan menggunakan beberapa perhitungan matematis yang elegan, mereka kemudian membangun model statistik untuk menjelaskan hubungan antara manusia purba dengan orang Afrika modern. </p>
<p>Menariknya, mereka berpendapat bahwa 6-7% genom orang Afrika Barat berasal dari leluhur manusia purba. Tapi nenek moyang manusia purba ini bukan Neanderthal ataupun Denisovan. Model mereka menunjukkan adanya leluhur tambahan yang datang dari sebuah populasi manusia purba yang kita belum miliki genomnya sekarang.</p>
<p>Populasi “tak kasat mata” ini kemungkinan terpisah dari leluhur manusia purba dan Neanderthal antara 360.000 dan 1,2 juta tahun lalu. Periode itu jauh sebelum peristiwa aliran gen yang membawa DNA Neanderthal kembali ke Afrika Barat yang terjadi sekitar 43.000 tahun lalu, meski hal ini masih mungkin terjadi antara 0 sampai 124.000 tahun lalu.</p>
<p>Tanggal-tanggal ini memposisikan spesies “tak kasat mata” ini sebagai sesuatu yang mirip dengan Neanderthal, namun mereka ada di Afrika selama 100.000 tahun terakhir. Penjelasan alternatif mengenai hal ini yaitu manusia purba telah ada di luar Afrika dan melakukan kawin silang di sana sebelum bermigrasi kembali ke Afrika. </p>
<p>Penulis sangat berhati-hati dengan hasil ini karena analisis yang menunjukkannya bukan merupakan artefak dari metodologi atau proses genetik lainnya. Mereka mengatakan perlu ada analisis lebih lanjut mengenai DNA kuno dan kontemporer dari berbagai populasi di Afrika.</p>
<p>Namun demikian, penelitian ini berkontribusi untuk penelitian berkelanjutan ke depannya yang mendemonstrasikan perilaku tak biasa, termasuk perkawinan silang, yang dilakukan oleh para nenek moyang kita.</p>
<p><em>Rizki Nur Fitriansyah menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/132597/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>George Busby receives funding from Wellcome, the Medical Research Council, Oxford University and The Royal Geographical Society.</span></em></p>Sekarang sebuah studi menunjukkan bahwa manusia purba yang tinggal di Afrika mungkin juga telah mengalami kawin silang dengan para hominin purba yang masih berkerabat dengan Homo Sapiens.George Busby, Senior Research Associate in Translational Genomics, University of OxfordLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1320202020-02-20T09:52:43Z2020-02-20T09:52:43ZMengapa mengurutkan genom manusia gagal menghasilkan terobosan besar dalam pengobatan penyakit<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/316400/original/file-20200220-92507-1hhjhrk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Para pendukung awal pengurutan genom membuat prediksi menyesatkan tentang potensinya dalam kedokteran.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/innovative-science-medicine-concept-design-576826981">Natali_ Mis/Shutterstock.com</a></span></figcaption></figure><p>Seorang dokter instalasi gawat darurat (IGD), yang awalnya tidak mampu mendiagnosis pasien yang mengalami disorientasi, menemukan kartu pada pasien yang berukuran seperti dompet dan memberikan akses informasi mengenai genom atau semua DNA yang dimiliki pasien. Kemudian dokter tersebut dengan segara mencari genom, mendiagnosis masalah, dan mengirimkan pasien menuju penyembuhan terapi gen. </p>
<p>Seperti itulah yang <a href="https://www.latimes.com/archives/la-xpm-1996-03-03-tm-42636-story.htm">dibayangkan oleh jurnalis</a> pemenang hadiah Pulitzer 2020 terlihat ketika ia melaporkan Proyek Genom Manusia pada 1996 silam.</p>
<h2>Era baru dalam dunia kesehatan</h2>
<p>Proyek Genom Manusia merupakan kolaborasi ilmiah antar-negara yang berhasil memetakan, mengurutkan, dan menyediakan konten genetik kromosom manusia (semua DNA manusia) untuk publik. Proyek ini berlangsung antara 1990 hingga 2003 dan menyebabkan banyak orang berspekulasi mengenai masa depan dunia kedokteran. </p>
<p>Pada 1996, seorang peraih Nobel bernama Walter Gilbert <a href="https://www.latimes.com/archives/la-xpm-1996-03-03-tm-42636-story.html">mengatakan</a>, “Hasil dari Proyek Genom Manusia akan menghasilkan perubahan besar dalam cara kita melakukan pengobatan dan dalam menyelesaikan permasalahan penyakit manusia.” Pada 2000, Francis Collins, yang saat itu menjabat sebagai kepala HGP di National Institutes of Health, <a href="https://web.ornl.gov/sci/techresources/Human_Genome/project/clinton3.shtml">memperkirakan</a>, “Mungkin dalam 15 atau 20 tahun lagi, Anda akan melihat transformasi penuh dalam pengobatan terapeutik.” </p>
<p>Kemudian pada tahun yang sama pula, Presiden Bill Clinton <a href="https://www.cnn.com/2000/HEALTH/06/26/human.genome.05/index.html">menyatakan</a> Proyek Genom Manusia akan “merevolusi diagnosis, pencegahan, dan pengobatan sebagian besar penyakit manusia, meski tidak semua”. </p>
<figure class="align-left zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/314040/original/file-20200206-43113-hf9gqo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/314040/original/file-20200206-43113-hf9gqo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/314040/original/file-20200206-43113-hf9gqo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=389&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/314040/original/file-20200206-43113-hf9gqo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=389&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/314040/original/file-20200206-43113-hf9gqo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=389&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/314040/original/file-20200206-43113-hf9gqo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=488&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/314040/original/file-20200206-43113-hf9gqo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=488&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/314040/original/file-20200206-43113-hf9gqo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=488&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Presiden Clinton, diapit oleh J. Craig Venter, kiri, dan Francis Collins, kanan, mengumumkan penyelesaian draf kasar genom manusia pada 26 Juni 2000.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://www.apimages.com/metadata/Index/Associated-Press-Domestic-News-Dist-of-Columbi-/570adf5762e5da11af9f0014c2589dfb/17/0">AP Photo/Rick Bowmer</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sampailah kita pada 2020 sekarang ini, tapi tidak ada satu orang pun yang membawa kartu genom. Dokter biasanya tidak memeriksa DNA Anda untuk mendiagnosis atau merawat Anda. Mengapa tidak? Seperti yang saya jelaskan dalam <a href="https://doi.org/10.1080/01677063.2019.1706093">sebuah artikel baru-baru ini di Journal of Neurogenetics</a>, penyebab penyakit-penyakit umum itu kompleks, jadi mereka biasanya tidak dapat diselesaikan dengan perawatan genetik yang sederhana, meski ada harapan hal itu menjadi solusi atau malah kebalikannya.</p>
<h2>Penyebabnya kompleks</h2>
<p>Ide bahwa satu gen dapat menyebabkan penyakit-penyakit umum telah ada selama beberapa dekade. Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, jurnal ilmiah terkenal, termasuk Nature dan JAMA, mengumumkan penyebab gen tunggal terhadap gangguan <a href="https://doi.org/10.1038/325783a0">bipolar</a>, <a href="https://doi.org/10.1038/336164a0">skizofrenia</a>, dan <a href="https://doi.org/10.1001/jama.1990.03440150063027">kecanduan alkohol</a>, di antara kondisi dan perilaku lainnya. Artikel-artikel ini <a href="https://www.washingtonpost.com/archive/politics/1987/02/26/manic-depression-gene-found/16b6f549-127c-44ed-8b75-75fcf52f60b9/">menarik perhatian yang cukup besar</a> pada <a href="https://www.nytimes.com/1990/04/18/us/scientists-see-a-link-between-alcoholism-and-a-specific-gene.html">media populer</a>, namun <a href="https://doi.org/10.1038/342238a0">segera</a> <a href="https://doi.org/10.1038/ng0193-49">dicabut</a> <a href="https://doi.org/10.1038/325806a0">karena</a> <a href="https://doi.org/10.1038/336167a0">kegagalan</a> <a href="https://doi.org/10.1001/jama.1993.03500130087038">dalam</a> <a href="https://doi.org/10.1002/ajmg.1320540202">replikasi</a>. Evalusi ulang ini benar-benar meremehkan simpulan awal yang sering kali mengandalkan <a href="https://doi.org/10.1016/0166-2236(93)90003-5">tes statistik yang tidak tepat</a>. Para ahli biologi umumnya mengetahui perkembangan ini, walaupun studi lanjutannya hanya mendapatkan sedikit perhatian dari media populer.</p>
<p>Tentu memang ada mutasi gen individu yang menyebabkan gangguan, seperti <a href="https://doi.org/10.1038/306234a0">penyakit Huntington</a>. Tapi sebagian besar penyakit yang melemahkan seperti itu tidak disebabkan oleh mutasi gen tunggal. Ini karena rata-rata orang yang memiliki penyakit genetik yang melemahkan tidak bertahan cukup lama untuk memiliki anak sehat yang cukup banyak. </p>
<p>Dengan kata lain, ada tekanan evolusi yang kuat terhadap mutasi semacam itu. Penyakit Huntington adalah pengecualian karena ia mampu bertahan karena ia biasanya tidak menghasilkan gejala sampai seorang pasien melampaui usia reproduksinya. Mutasi baru untuk banyak kondisi yang melemahkan lainnya terjadi secara kebetulan dan mereka tidak sering muncul pada satu masyarakat tertentu.</p>
<p>Sebaliknya, penyakit melemahkan yang paling umum disebabkan oleh kombinasi mutasi pada banyak gen yang masing-masing memiliki efek yang sangat kecil. Mereka berinteraksi satu sama lain dan juga berinteraksi dengan faktor lingkungan sehingga memodifikasi produksi protein dari gen. Banyak jenis mikroba yang hidup di dalam tubuh manusia yang juga dapat berperan dalam kasus ini.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/314055/original/file-20200206-43079-1u32hbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/314055/original/file-20200206-43079-1u32hbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/314055/original/file-20200206-43079-1u32hbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/314055/original/file-20200206-43079-1u32hbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/314055/original/file-20200206-43079-1u32hbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/314055/original/file-20200206-43079-1u32hbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/314055/original/file-20200206-43079-1u32hbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/314055/original/file-20200206-43079-1u32hbe.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Perbaikan genetik yang manjur masih sulit dipahami untuk mayoritas penyakit.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/little-girl-hospital-91838105">drpnncpptak/Shutterstock.com</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Karena penyakit yang serius jarang disebabkan oleh mutasi gen tunggal, mereka tidak dapat disembuhkan dengan mengganti gen dengan salinan gen normal dan membuat munculnya premis terapi gen. <a href="https://doi.org/10.1126/science.aan4672">Terapi gen</a> berkembang secara bertahap dalam penelitiannya, meski pernah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan yakni secara tidak sengaja menyebabkan <a href="https://doi.org/10.1016/j.ymthe.2006.03.001">leukemia</a> dan <a href="https://doi.org/10.1093/jnci/92.2.98">setidaknya menyebabkan satu kematian</a>, namun para dokter baru-baru ini telah berhasil mengobati <a href="https://doi.org/10.1126/science.aan4672">beberapa penyakit langka</a> yang di dalamnya mutasi gen tunggal memiliki efek yang besar. </p>
<p>Terapi gen untuk kelainan gen tunggal jarang berhasil, namun hal ini perlu disesuaikan dengan kondisi tiap individu. Biaya yang sangat besar dan jumlah pasien yang relatif kecil yang dapat ditolong dengan perawatan seperti itu dapat menciptakan hambatan keuangan yang tidak dapat diatasi dalam kasus-kasus seperti ini. Untuk banyak penyakit, terapi gen mungkin tidak akan pernah berguna.</p>
<h2>Era baru untuk para ahli biologi</h2>
<p>Proyek Genom Manusia memiliki dampak yang besar pada hampir setiap bidang penelitian biologi, dengan memacu kemajuan teknis yang memfasilitasi pengurutan dan manipulasi DNA yang cepat, tepat, dan relatif murah. Kendati demikian, kemajuan dalam metode penilitian ini tidak mengarah pada perbaikan dramatis dalam pengobatan penyakit umum yang melemahkan.</p>
<p>Meskipun Anda tidak dapat membawa kartu genom ke saat pergi ke dokter, mungkin Anda dapat membawa pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara gen dan penyakit. Pemahaman yang lebih akurat tentang penyebab penyakit dapat melindungi pasien dari cerita bualan dan janji-janji palsu.</p>
<p><em>Rizki Nur Fitriansyah menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/132020/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Ari Berkowitz receives funding from the National Science Foundation.
</span></em></p>Karena penyakit yang serius jarang disebabkan oleh mutasi gen tunggal, mereka tidak dapat disembuhkan dengan mengganti gen dengan salinan gen normal dan membuat munculnya premis terapi gen.Ari Berkowitz, Presidential Professor of Biology; Director, Cellular & Behavioral Neurobiology Graduate Program, University of OklahomaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1285542019-12-10T06:52:58Z2019-12-10T06:52:58ZKegagalan editing gen bayi di Cina menunjukkan kita tidak siap untuk memodifikasi embrio manusia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/306035/original/file-20191210-95153-13iy8n6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Tim menggunakan CRISPR pada embrio manusia dalam upaya untuk membuat mereka kebal terhadap infeksi HIV. Tapi sebaliknya, mereka menghasilkan mutasi berbeda, yang tidak kita ketahui.</span> <span class="attribution"><span class="source">SHUTTERSTOCK</span></span></figcaption></figure><p>Lebih dari satu tahun lalu, dunia dicengangkan oleh seorang biofisikawan Cina He Jiankui yang mencoba menggunakan teknologi CRISPR (<em>Clustered Regularly Interspaced Short Palyndromic Repeats</em>) untuk memodifikasi embrio manusia dan membuatnya tahan dari virus HIV yang berujung pada kelahiran anak kembar, Lulu dan Nana.</p>
<p>Sekarang, rincian penting mengenai riset ini telah diungkapkan dalam <a href="https://www.technologyreview.com/s/614764/chinas-crispr-babies-read-exclusive-excerpts-he-jiankui-paper/">rilis studi terkini</a> yang memicu serangkaian pertanyaan mengenai bagaimana genom Lulu dan Nana dimodifikasi.</p>
<h2>Bagaimana CRISPR bekerja</h2>
<p>CRISPR adalah sebuah teknik yang memungkinkan para ilmuwan mengedit secara tepat untuk tiap DNA dengan cara mengubah urutannya.</p>
<p>Ketika menggunakan CRISPR, Anda dapat mencoba untuk “merobohkan” gen dengan mengubahnya menjadi tidak aktif atau mencoba untuk mencapai modifikasi tertentu, seperti memperkenalkan DNA baru atau menghapus bagian DNA yang diinginkan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/what-is-crispr-gene-editing-and-how-does-it-work-84591">What is CRISPR gene editing, and how does it work?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Penyuntingan gen dengan sistem CRISPR bergantung pada gabungan dua molekul. Salah satunya merupakan protein yang disebut Cas9. Protein ini berperan penting dalam “pemotongan” DNA. Molekul lainnya adalah molekul RNA pendek (asam ribonukleat) yang berfungsi sebagai “panduan” dalam membawa Cas9 agar sampai pada posisi tempat ia seharusnya dipotong.</p>
<p>Sistem ini juga memerlukan bantuan dari berbagai sel yang sedang disunting. Karena kerusakan DNA kerap terjadi, maka sel secara teratur perlu memperbaiki bagian DNA yang rusak. Mekanisme perbaikan sel ini-lah yang memperkenalkan penghapusan, penyisipan, atau modifikasi saat penyuntingan gen.</p>
<p><iframe id="tc-infographic-229" class="tc-infographic" height="580px" src="https://cdn.theconversation.com/infographics/229/1e1ccd9abbd9a92604e144561050c08a9c49d8b3/site/index.html" width="100%" style="border: none" frameborder="0"></iframe></p>
<h2>Bagaimana genom Lulu dan Nana dimodifikasi</h2>
<p>He Jiankui dan koleganya menargetkan mendapatkan hasil gen yang disebut CCR5. Gen ini sangat penting bagi virus HIV untuk masuk ke dalam sel darah putih (<a href="https://www.medicalnewstoday.com/articles/320987.php">limfosit</a>) dan menginfeksi tubuh manusia.</p>
<p>Salah satu varian CCR5, yaitu CCR5 Δ32, tidak memiliki susunan kombinasi 32 huruf pada kode DNA. Varian ini secara alami terjadi pada populasi manusia dan menghasilkan tingkat resistensi yang tinggi terhadap jenis HIV yang paling umum.</p>
<p>He Jiankui dan timnya ingin membuat ulang mutasi ini pada embrio manusia dengan menggunakan CRISPR dalam upaya membuat DNA manusia kebal terhadap infeksi HIV. Tapi proses ini tahun lalu tidak berjalan baik seperti yang direncanakan, dan ada beberapa langkah yang memungkinkan mereka gagal dalam penelitian.</p>
<p>Pertama, terlepas dari klaim mereka dalam abstrak artikel mereka yang tidak dipublikasikan, mereka menyatakan telah memproduksi ulang mutasi CCR5 manusia, padahal pada kenyataannya mereka hanya berusaha memodifikasi CCR5 dekat dengan mutasi Δ32.</p>
<p>Akibatnya, mereka malah menghasilkan mutasi berbeda yang efeknya tidak diketahui. Hasil mutasi ini mungkin atau mungkin saja tidak memberikan resistensi terhadap HIV dan mungkin atau mungkin tidak memiliki konsekuensi lain.</p>
<p>Yang mengkhawatirkan, mereka tidak menguji coba ini lebih dulu dan malah langsung menanamkan gen ini pada embrio. Tindakan ini tidak bisa dibenarkan.</p>
<h2>Efek mosaik</h2>
<p>Sumber kesalahan kedua terjadi karena penyuntingan gen tidak sepenuhnya efisien. Ini berarti bahwa tidak semua sel pada embrio perlu disunting.</p>
<p>Sebuah organisme disebut “mosaik” ketika memiliki campuran sel yang telah disunting dengan yang tidak disunting. Meskipun data yang tersedia masih terbatas, tampaknya baik Lulu dan Nana merupakan organisme mosaik.</p>
<p>Hal ini membuat Lulu dan Nana makin kecil kemungkinannya menjadi bayi hasil penyuntingan gen yang tahan terhadap infeksi HIV. Risiko karena mosaik ini haruslah menjadi alasan lain untuk tidak menanamkan gen pada embrio.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/designer-babies-wont-be-common-anytime-soon-despite-recent-crispr-twins-108342">'Designer' babies won't be common anytime soon – despite recent CRISPR twins</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Selain itu, penyuntingan gen dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan di tempat lain dalam genom.</p>
<p>Saat mendesain sebuah eksperimen CRISPR, Anda memilih RNA “panduan” agar urutannya unik seperti gen yang Anda harapkan. Namun, pemotongan yang tidak sesuai target masih dapat terjadi di tempat lain dalam genom, terutama pada tempat yang memiliki kemiripan urutan.</p>
<p>He Jiankui dan timnya menguji berbagai sel dari embrio yang telah disunting dan hanya melaporkan 1 modifikasi yang tidak sesuai terget. Kendati demikian, pengujian mereka memerlukan pengambilan sampel sel yang kemudian membuat sel tersebut tidak lagi menjadi bagian dari embrio - karena embrio terus berkembang.</p>
<p>Oleh karena itu, sel-sel tersisa pada embrio belum mengalami pengujian dan mungkin memiliki modifikasi berbeda yang tidak sesuai target.</p>
<p>Ini bukanlah kesalahan tim karena selalu ada keterbatasan dalam mendeteksi target yang tidak sesuai dan mosaik. Yang bisa kita lakukan hanyalah mendapatkan sebuah gambaran parsial.</p>
<p>Meskipun begitu, gambaran parsial seharusnya tidak membuat mereka terdiam.</p>
<h2>Ide buruk dari awal</h2>
<p>Di atas, kami telah mendeskripsikan beberapa risiko yang berhubungan dengan modifikasi embrio yang dapat dilanjutkan ke generasi masa depan.</p>
<p>Penyuntingan embrio hanya dapat dibenarkan secara etis dalam kasus yang menghasilkan manfaat jelas lebih besar daripada risikonya.</p>
<p>Selain masalah teknis, para peneliti bahkan tidak menyampaikan adanya kebutuhan medis yang tidak terpenuhi. </p>
<p>Meski ayah si kembar, Lulu dan Nana, positif mengidap HIV, telah ada cara yang mumpuni untuk mencegah ayah yang positif HIV menginfeksi ke anaknya, yakni metode “<a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4779710/">pencucian sperma</a>” yang sebenarnya juga digunakan oleh tim tersebut.</p>
<p>Satu-satunya keuntungan dari percobaan modifikasi gen, jika terbukti, adalah mengurangi risiko infeksi HIV pada si kembar di kemudian hari.</p>
<p>Tapi, terdapat cara yang lebih aman dalam mengendalikan risiko infeksi, seperti penggunaan kondom dan pengujian wajib dalam donor darah.</p>
<h2>Implikasi penyuntingan gen sebagai sebuah bidang penelitian</h2>
<p>Penyuntingan gen memiliki aplikasi yang tidak ada habisnya. Ini dapat digunakan untuk membuat tanaman seperti <a href="https://www.nature.com/articles/d41586-019-02770-7">pisang Cavendish yang lebih tahan dari penyakit yang merusak</a>. Penyuntingan gen dapat berperan penting dalam adaptasi tanaman terhadap perubahan iklim.</p>
<p>Dalam kesehatan, kita sudah melihat <a href="https://www.npr.org/sections/health-shots/2019/11/19/780510277/gene-edited-supercells-make-progress-in-fight-against-sickle-cell-disease">hasil yang menjanjikan</a> seperti dalam penyuntingan sel somatik, yang merupakan modifikasi sel pasien yang tak bisa diwariskan, dalam penyakit thalassemia beta dan penyakit sel sabit.</p>
<p>Meski begitu, kita belum siap dalam penyuntingan embrio manusia. Teknik kita tidak cukup matang dan tidak ada kasus selama ini yang tidak bisa diatasi dengan menggunakan teknik lain, seperti pengujian genetik praimplantasi.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/experts-call-for-halt-to-crispr-editing-that-allows-gene-changes-to-pass-on-to-children-113463">Experts call for halt to CRISPR editing that allows gene changes to pass on to children</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Tentu masih ada pekerjaan yang diperlukan dalam penataannya walapun telah ada permintaan untuk moratorium penyuntingan gen baik dari individu maupun dari para ahli <a href="https://www.nature.com/articles/d41586-019-00942-z">WHO</a> hingga <a href="https://en.unesco.org/news/unesco-panel-experts-calls-ban-editing-human-dna-avoid-unethical-tampering-hereditary-traits">UNESCO</a>.</p>
<p>Namun, belum ada konsensus yang muncul.</p>
<p>Ini penting saat diskusi ini <a href="https://www.nature.com/articles/d41586-019-03525-0">dipindahkan serempak</a> ke tahap kedua yang melibatkan pemangku kepentingan lainnya, seperti kelompok pasien yang memiliki perhatian dan informasi lebih luas. Keikutsertaan publik juga menjadi faktor penting dalam penyelesaian masalah ini.</p>
<p><em>Rizki Nur Fitriansyah menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/128554/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dimitri Perrin has received funding from the Australian Research Council (ARC), the Australian-French Association for Innovation and Research (AFRAN), and the Advance Queensland programme.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Gaetan Burgio receives funding from the National Health and Medical Research Council (NHMRC), the Australian Research Council (ARC), the National Collaborative Research Infrastructure Strategy (NCRIS) via the Australian Phenomics Network (APN) ,Universities Australia and the Natural Science Foundation in China (NSFC).</span></em></p>Kita belum siap dalam penyuntingan embrio manusia.Dimitri Perrin, Senior Lecturer, Queensland University of TechnologyGaetan Burgio, Geneticist and Group Leader, The John Curtin School of Medical Research, Australian National UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1212502019-08-13T04:17:51Z2019-08-13T04:17:51ZAhli ungkap bagaimana sikap membantu orang lain tanpa kepentingan (altruisme murni) bisa terjadi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/286347/original/file-20190731-186841-1blkh43.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=17%2C22%2C980%2C721&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-illustration/leadership-bridge-business-success-concept-leader-653447575?src=ga9ltQsXwuBRyZRR2_Jdew-1-4&studio=1">Shutterstock/Lightspring</a></span></figcaption></figure><p>Dua tahun yang lalu, kota kelahiran saya, Manchester di Inggris, mengalami serangan teroris. Setelah konser penyanyi Ariana Grande, seorang pria muda <a href="https://indeks.kompas.com/topik-pilihan/list/4607/ledakan.di.manchester">meledakkan bom</a> yang diikat di dadanya, menewaskan 22 orang dan melukai beberapa ratus orang. </p>
<p>Di tengah serangan yang kejam ini, ada banyak kisah tentang <a href="https://www.manchestereveningnews.co.uk/news/greater-manchester-news/nhs-heroes-who-came-manchesters-13094631">kepahlawanan dan orang-orang yang rela berkorban</a>.</p>
<p>Ada seorang dokter yang sedang tidak bertugas berlari ke area kejadian untuk membantu para korban. Lalu ada perempuan yang mengarahkan sekitar 50 remaja yang kebingungan dan ketakutan ke tempat aman di sebuah hotel terdekat; ia lalu membagikan nomor teleponnya di media sosial sehingga orang tua dapat datang dan menjemput anak-anak mereka.</p>
<p>Pengemudi taksi dari seluruh kota mematikan argo mereka untuk membawa penonton konser dan anggota masyarakat lainnya. Seorang paramedis di tempat kejadian <a href="https://www.mirror.co.uk/news/uk-news/words-remarkable-nhs-heroes-whose-10502635">bersaksi</a>: “Banyak orang memberi pertolongan sebisa mereka… Saya belum pernah melihat orang-orang bergotong royong sedemikian rupa.”</p>
<p>Dia menambahkan: “Saya mengenang sekali rasa kemanusiaan yang hadir. Orang-orang saling menatap mata, saling memastikan keadaan, menyentuh bahu, saling memperhatikan.”</p>
<p>Tindakan altruisme semacam itu hampir selalu ada dalam situasi darurat. </p>
<p>Pada sebuah jalan di London pada 2015, seorang pengendara sepeda terjebak di bawah bus tingkat. Sekitar 100 orang kemudian berkumpul, dan dengan kerelaan dan kerjasama luar biasa, mereka mampu <a href="https://www.theguardian.com/uk-news/2015/may/29/unicyclist-in-hospital-after-collision-with-bus-in-london">mengangkat bus</a> hingga pria itu bisa keluar.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/72-obuscJ-E?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
</figure>
<p>Mengapa manusia kadang mempertaruhkan hidup mereka sendiri untuk menyelamatkan orang lain? Ini pertanyaan yang telah membingungkan para filsuf dan ilmuwan selama berabad-abad. Menurut pandangan <a href="https://plato.stanford.edu/entries/altruism-biological/">Neo-Darwinian modern</a>, manusia pada dasarnya egois, sebagai “pembawa” ribuan gen yang tujuannya hanya untuk bertahan hidup dan mereproduksi diri mereka sendiri.</p>
<p>Menurut pandangan ini, masuk akal bila kita membantu orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan kita secara genetik, seperti anggota keluarga atau sepupu jauh. </p>
<p>Apa yang tampak seperti pengorbanan diri sebenarnya bermanfaat bagi kumpulan gen kita. Tetapi bagaimana ketika kita membantu orang yang tidak kita kenal secara genetis, atau bahkan membantu binatang?</p>
<p>Berbagai penjelasan berbeda tentang hal ini telah dikemukakan. Seseorang menyatakan bahwa mungkin <a href="https://www.iep.utm.edu/psychego/">tidak ada sama sekali yang namanya altruisme “murni”</a>. Ketika kita membantu orang asing (atau hewan), pasti selalu ada manfaat tertentu bagi diri kita sendiri: kita merasa sebagai orang baik, atau mendapatkan rasa hormat dari orang lain.</p>
<p>Atau mungkin altruisme adalah strategi investasi: kita melakukan perbuatan baik kepada orang lain dengan harapan bahwa mereka akan membalas budi (dikenal juga sebagai <a href="http://jasss.soc.surrey.ac.uk/3/3/1.html">altruisme timbal balik</a>). </p>
<p>Bahkan altruisme bisa jadi adalah cara untuk menunjukkan seberapa kaya atau mampu kita, sehingga kita menjadi lebih menarik di mata orang lain dan meningkatkan peluang kita dalam reproduksi.</p>
<h2>Berakar pada empati</h2>
<p>Saya tidak menafikan bahwa terkadang alasan-alasan tersebut nyata. </p>
<p>Banyak tindakan kebaikan bisa jadi terutama (atau hanya sebagian) dimotivasi oleh kepentingan pribadi. Tetapi apakah altruisme “murni” itu ada? Bahwa ketika kita melakukan tindakan altruistik, motivasi kita murni untuk meringankan penderitaan orang lain?</p>
<p>Dalam pandangan saya, altruisme murni berakar pada empati. Empati digambarkan sebagai kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Tetapi dalam arti terdalamnya, empati adalah kemampuan untuk merasakan (bukan hanya untuk membayangkan) apa yang orang lain alami. </p>
<p>Ini adalah kemampuan untuk benar-benar memasuki ruang pikiran orang lain (atau makhluk) sehingga kita dapat merasakan perasaan dan emosi mereka. Dengan cara ini, empati dapat dilihat sebagai sumber belas kasih dan altruisme.</p>
<p>Empati menciptakan hubungan sehingga kita merasakan belas kasih. Kita bisa merasakan penderitaan orang lain, dan ini menimbulkan dorongan untuk meringankan penderitaan mereka. Lalu selanjutnya memunculkan tindakan altruistik. Ketika kita dapat merasakan perasaan orang lain, kita terdorong untuk membantu mereka ketika mereka membutuhkan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/285558/original/file-20190724-110191-1ctjjgi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/285558/original/file-20190724-110191-1ctjjgi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=316&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/285558/original/file-20190724-110191-1ctjjgi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=316&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/285558/original/file-20190724-110191-1ctjjgi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=316&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/285558/original/file-20190724-110191-1ctjjgi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=397&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/285558/original/file-20190724-110191-1ctjjgi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=397&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/285558/original/file-20190724-110191-1ctjjgi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=397&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Terhubung.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/happy-volunteer-family-putting-their-hands-421751908?src=a6XllapifznqpFOZVjZyGw-1-18&studio=1">Shutterstock/vectorfusionart</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Seperti yang saya tulis dalam buku saya, <a href="https://www.stevenmtaylor.com/books/spiritual-science/">Ilmu Pengetahuan Spiritual</a>, anggapan bahwa manusia sebagai mahluk yang benar-benar terpisah satu sama lain, yang terdiri dari gen egois yang hanya peduli dengan kelangsungan hidup dan replikasi mereka sendiri, itu salah. Kapasitas untuk empati menunjukkan kita saling terhubung secara yang mendalam.</p>
<p>Kita bisa merasa bahwa kita adalah <a href="https://theconversation.com/spiritual-science-how-a-new-perspective-on-consciousness-could-help-us-understand-ourselves-116451">bagian dari suatu jaringan kesadaran bersama</a>. </p>
<p>Inilah yang memungkinkan kita untuk mengenali diri kita dalam orang lain, merasakan penderitaan mereka, dan menanggapinya dengan tindakan altruistik. </p>
<p>Kita dapat merasakan penderitaan orang lain karena, dalam kadar tertentu, kita adalah mereka. Jadi kita merasakan keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain–untuk melindungi dan membuat mereka lebih baik–seperti halnya kita menolong diri sendiri.</p>
<p><a href="https://www.gutenberg.org/files/44929/44929-h/44929-h.htm">Filsuf Jerman Arthur Schopenhauer</a> menyebut:</p>
<blockquote>
<p>Jiwa sejati saya ada dalam setiap makhluk … Inilah dasar belas kasih … yang dinyatakan lewat perbuatan baik.</p>
</blockquote>
<p>Dengan kata lain, altruisme itu tidak perlu dijelaskan penyebabnya. Sebaliknya, kita harus merayakannya sebagai kemampuan untuk melampaui keterpisahan yang semu. Altruisme itu alami, altruisme adalah ekspresi dari sifat kita yang paling mendasar yaitu terhubung.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/spiritual-science-how-a-new-perspective-on-consciousness-could-help-us-understand-ourselves-116451">Spiritual science: how a new perspective on consciousness could help us understand ourselves</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p><em>Amira Swastika menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/121250/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Steve Taylor tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Mengapa manusia kadang mempertaruhkan hidup mereka sendiri untuk menyelamatkan orang lain? Ini pertanyaan yang telah membingungkan para filsuf dan ilmuwan selama berabad-abad.Steve Taylor, Senior Lecturer in Psychology, Leeds Beckett UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1167392019-05-09T02:59:17Z2019-05-09T02:59:17ZSains jelaskan kenapa beberapa orang menjadi pemarah ketika lapar<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/273310/original/file-20190508-183083-1wmjspo.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C5472%2C3637&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Ada beberapa alasan mengapa beberapa orang marah ketika mereka lapar</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Pernahkah Anda membentak seseorang dengan penuh amarah ketika Anda lapar atau sebaliknya? Jika ya, Anda berarti pernah mengalami <em>“hangry”</em> atau <em>“hanger”</em>, campuran rasa lapar <em>(hungry)</em> dan marah <em>(angry)</em> - fenomena dimana orang menjadi galak dan pemarah ketika mereka terlambat makan.</p>
<p>Akan tetapi dari mana datangnya fenomena ini? Lantas mengapa hanya beberapa orang yang menjadi <em>hangry</em>? Jawabannya terletak pada beberapa proses yang terjadi di dalam tubuh Anda ketika membutuhkan makanan.</p>
<h2>Mekanisme fisiologis dari “hanger”</h2>
<p>Karbohidrat, protein, dan lemak yang berasal dari semua makanan yang Anda konsumsi dicerna menjadi gula sederhana (seperti glukosa), asam amino, dan asam lemak bebas. Nutrisi ini masuk ke aliran darah Anda untuk kemudian didistribusikan ke organ dan jaringan dan digunakan untuk energi.</p>
<p>Seiring berjalannya waktu setelah Anda makan, jumlah nutrisi yang beredar dalam aliran darah Anda mulai berkurang. Jika kadar glukosa darah Anda turun drastis, otak Anda akan menganggapnya sebagai situasi yang mengancam nyawa. Seperti yang Anda ketahui, tidak seperti kebanyakan organ dan jaringan lain di tubuh Anda yang dapat menggunakan berbagai nutrisi untuk tetap berfungsi, otak Anda sangat bergantung pada glukosa untuk melakukan tugasnya.</p>
<p>Anda mungkin sudah menyadari ketergantungan otak Anda akan glukosa; hal-hal sederhana bisa menjadi sulit dilakukan ketika Anda lapar dan <a href="http://m.diabetes.diabetesjournals.org/content/50/7/1618.full">kadar glukosa darah turun</a>. Anda mungkin merasa sulit berkonsentrasi, misalnya, atau Anda mungkin membuat kesalahan konyol. Atau Anda mungkin pernah menyadari bahwa kata-kata yang Anda ucapkan menjadi kacau atau berantakan ketika lapar.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/89141/original/image-20150721-24295-b4eb5u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/89141/original/image-20150721-24295-b4eb5u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/89141/original/image-20150721-24295-b4eb5u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=792&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/89141/original/image-20150721-24295-b4eb5u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=792&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/89141/original/image-20150721-24295-b4eb5u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=792&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/89141/original/image-20150721-24295-b4eb5u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=995&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/89141/original/image-20150721-24295-b4eb5u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=995&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/89141/original/image-20150721-24295-b4eb5u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=995&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Hal lain yang dapat menjadi lebih sulit ketika Anda lapar adalah berperilaku sesuai norma yang diterima secara sosial, seperti tidak membentak orang. Jadi, meski Anda mungkin dapat berusaha tidak marah pada rekan Anda, Anda mungkin saja kecolongan dan secara tidak sengaja <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24733932">membentak orang yang paling dekat dengan Anda atau yang paling Anda pedulikan</a>, seperti pasangan dan teman. Terdengar akrab?</p>
<h2>Sebuah respons tubuh lainnya</h2>
<p>Selain penurunan konsentrasi glukosa darah, sebuah alasan lain mengapa orang menjadi <em>hangry</em> adalah adanya respons kontra-regulasi glukosa. Begini penjelasannya.</p>
<p>Ketika kadar glukosa darah turun hingga batas tertentu, otak Anda mengirimkan instruksi ke beberapa organ dalam tubuh Anda untuk membentuk dan melepaskan hormon yang meningkatkan jumlah glukosa dalam aliran darah Anda.</p>
<p>Empat hormon kontra-regulasi glukosa utama adalah: hormon pertumbuhan dari kelenjar hipofisis yang terletak jauh di dalam otak, glukagon dari pankreas, dan adrenalin (yang kadang disebut epinefrin) dan kortisol yang keduanya berasal dari kelenjar adrenalin. Dua hormon yang terakhir ini adalah hormon stres yang dilepaskan ke aliran darah Anda dalam berbagai macam situasi yang memicu stres.</p>
<p>Faktanya, adrenalin adalah salah satu hormon yang dilepaskan ke aliran darah Anda untuk memberikan respons “lawan atau lari” terhadap hal-hal yang mengancam tiba-tiba. Seperti ketika Anda melihat, mendengar, atau bahkan memikirkan sesuatu yang mengancam keselamatan Anda. Respons yang sama terjadi ketika Anda lapar. </p>
<h2>Bawaan lahir dan lingkungan</h2>
<p>Alasan lain keterkaitan kelaparan dengan kemarahan adalah karena keduanya dikendalikan oleh gen yang sama. Produk dari salah satu gen tersebut adalah <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19822185">neuropeptida Y</a>, zat kimia otak alami yang dilepaskan ke otak ketika Anda lapar. Zat ini merangsang nafsu makan dengan bertindak pada berbagai reseptor di otak, termasuk yang disebut dengan reseptor Y1.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/89142/original/image-20150721-24261-1i4fvd9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/89142/original/image-20150721-24261-1i4fvd9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/89142/original/image-20150721-24261-1i4fvd9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=681&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/89142/original/image-20150721-24261-1i4fvd9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=681&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/89142/original/image-20150721-24261-1i4fvd9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=681&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/89142/original/image-20150721-24261-1i4fvd9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=856&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/89142/original/image-20150721-24261-1i4fvd9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=856&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/89142/original/image-20150721-24261-1i4fvd9.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=856&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Selain bertindak di otak untuk <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22768253">mengontrol lapar</a>, neuropeptida Y dan reseptor Y1 juga mengatur <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15314215">kemarahan orang</a>. Kemudian, orang-orang dengan <a href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22985695">tingkat neuropeptida Y yang tinggi dalam cairan otak dan sumsum tulang belakang mereka</a> juga cenderung menunjukkan tingkat agresivitas yang tinggi.</p>
<p>Seperti yang Anda ketahui, ada beberapa jalur yang bisa membuat Anda rentan marah ketika lapar. <em>Hanger</em> tidak diragukan lagi merupakan <a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0031938415001316">mekanisme bertahan hidup</a> yang telah membantu kehidupan manusia dan hewan lainnya. Pikirkan hal itu seperti ini: jika suatu organisme yang lapar hanya berdiri dan membiarkan organisme lain makan sebelum mereka, spesies mereka bisa punah.</p>
<p>Sementara terdapat banyak faktor fisik yang berkontribusi terhadap <em>hanger</em>, faktor psikososial juga memiliki peran. Budaya mempengaruhi <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/%28SICI%291098-2337%281999%2925:3%3C185::AID-AB3%3E3.0.CO;2-K/abstract">apakah Anda mengekspresikan kemarahan verbal</a> secara langsung atau tidak langsung, misalnya.</p>
<p>Dan setiap orang berbeda, tidak heran ada perbedaan dalam seberapa marah seseorang terlihat ketika sedang ia sedang lapar.</p>
<h2>Menanggulangi <em>hanger</em></h2>
<p>Cara termudah untuk menangani <em>hanger</em> adalah dengan memakan sesuatu sebelum Anda menjadi terlalu lapar. Meskipun Anda mungkin mendambakan makanan cepat saji, seperti cokelat dan keripik kentang ketika sangat lapar, makanan cepat saji umumnya mendorong kenaikan kadar glukosa darah dengan cepat namun kadar tersebut juga cepat turun.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/89140/original/image-20150721-24304-be3mpa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/89140/original/image-20150721-24304-be3mpa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/89140/original/image-20150721-24304-be3mpa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=424&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/89140/original/image-20150721-24304-be3mpa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=424&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/89140/original/image-20150721-24304-be3mpa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=424&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/89140/original/image-20150721-24304-be3mpa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=533&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/89140/original/image-20150721-24304-be3mpa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=533&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/89140/original/image-20150721-24304-be3mpa.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=533&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pada akhirnya, makanan-makanan seperti ini cenderung membuat Anda merasa lebih lapar. Jadi, konsumsi makanan alami yang kaya nutrisi yang membantu memuaskan rasa lapar selama mungkin, tanpa kelebihan energi.</p>
<p>Segera makan setelah Anda merasa lapar tidak selalu memungkinkan. Mungkin kasus ini terjadi ketika Anda mendapat jadwal kerja panjang di kantor, misalnya, atau ketika melakukan puasa keagamaan seperti di bulan Ramadan, atau selama diet penurunan berat badan yang melibatkan pembatasan energi yang ekstrem (seperti diet puasa yang dilakukan berkala). Semua hal ini sebaiknya hanya dilakukan jika dokter Anda telah memberikan izin kepada Anda.</p>
<p>Dalam kasus-kasus ini, hal yang dapat membantu adalah dengan mengingat bahwa seiring waktu, respons kontra-regulasi glukosa Anda akan meningkat dan kadar glukosa darah Anda akan stabil. Lalu, ketika Anda tidak makan, tubuh Anda mulai memecah cadangan lemaknya sendiri untuk energi, beberapa di antaranya diubah oleh tubuh Anda menjadi keton, suatu produk metabolisme lemak. <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/obr.12230/abstract">Keton dianggap membantu mengendalikan rasa lapar Anda</a> karena otak Anda dapat menggunakan keton sebagai pengganti glukosa untuk bahan bakar.</p>
<p>Terakhir, cara penanganan <em>hanger</em> yang sangat beradab adalah mengatasi situasi sulit ini setelah makan dan bukan sebelumnya!</p>
<p><em>Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/116739/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span> Amanda Salis (publishing as Sainsbury) receives funding from the National Health & Medical Research Council (NHMRC) of Australia, in the form of research project grants and a Senior Research Fellowship. She is the author of The Don’t Go Hungry Diet (Bantam, Australia and New Zealand, 2007) and Don’t Go Hungry for Life (Bantam, Australia and New Zealand, 2011) and owns shares in a company (Zuman International Pty Ltd) that sells these books</span></em></p>“Hangry” adalah campuran dari lapar dan marah yang menjelaskan jenis amarah berbeda yang dialami beberapa orang ketika mereka belum makan pada jangka waktu tertentu. Pernah mengalaminya?Amanda Salis, NHMRC Senior Research Fellow in the Boden Institute of Obesity, Nutrition, Exercise & Eating Disorders, University of SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1134662019-03-15T07:18:05Z2019-03-15T07:18:05ZMengapa Anda lahir dengan wajah yang Anda miliki<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/263834/original/file-20190314-28483-rs7gru.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Wajah terbentuk pada tahap sangat awal pada fase pembentukan embrio.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/two-little-sisters-on-beach-1173947296?src=KxVntPCn7H_RlhXfwPdEYA-1-78">Eleonora/Shuttestock</a></span></figcaption></figure><p>Apakah muka Anda panjang? Lebar? Hidung besar? Telinga kecil? Jidat tinggi?</p>
<p>Wajah mencirikan bagaimana dunia melihat kita, dan bagaimana kita sendiri mengenali teman-teman dekat dan keluarga kita. Jika cukup beruntung lahir dengan muka yang simetris atau muka yang sangat unik, Anda mungkin memiliki karir sebagai model atau aktor.</p>
<p>Namun, bagaimana muka kita mencapai bentuknya—dan apa yang terjadi jika semuanya berantakan? Kita perlu kembali jauh ke fase-fase awal kehidupan untuk mencari tahu.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/what-makes-you-a-man-or-a-woman-geneticist-jenny-graves-explains-102983">What makes you a man or a woman? Geneticist Jenny Graves explains</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Dari sel yang dibuahi</h2>
<p>Seperti manusia, kebanyakan makhluk hidup di dunia fauna memiliki muka yang langsung dapat dikenali. Ciri-ciri pembeda seperti belalai gajah, rahang panjang dan gigi-gigi tajam buaya, berbagai bentuk dan ukuran paruh burung dan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Platipus">platipus</a> semuanya berbeda dan dapat dikenali.</p>
<p>Muka kita muncul pada fase-fase awal kehidupan. Dan yang menakjubkan, proses yang memunculkan muka-muka berbeda ini—entah di manusia maupun hewan—dilestarikan dengan sangat baik (yaitu, tidak banyak berubah selama perjalanan sejarah evolusi). Di antara manusia dan makhluk lain dengan tulang belakang (bersama-sama dikenal sebagai vertebrata), gen dan proses biologis yang membuat wajah benar-benar sangat mirip.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/considering-using-ivf-to-have-a-baby-heres-what-you-need-to-know-108910">Considering using IVF to have a baby? Here's what you need to know</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Semua hewan dan manusia berawal dari sel yang dibuahi. Melalui ribuan pembelahan sel, jaringan yang pada akhirnya akan membentuk tengkorak, rahang, kulit, sel-sel saraf, otot dan pembuluh darah terbentuk dan bersatu untuk menciptakan wajah kita. Ini adalah jaringan kraniofasial (tulang kepala dan tulang-tulang wajah).</p>
<p>Wajah adalah salah satu fitur paling awal yang dapat dikenali yang terbentuk dalam embrio, dengan mata, hidung, telinga, dan jaringan di masa depan yang pada akhirnya akan membentuk rahang atas dan bawah yang terbentuk sekitar <a href="https://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/index.php/Palate_Development">7-8 minggu dalam kehamilan manusia</a>.</p>
<h2>Penggabungan dua sisi</h2>
<p>Pada minggu keenam perkembangan manusia, proses fusi utama pada wajah telah terjadi—kedua sisi hidung yang berkembang akan bergabung, baik satu sama lain maupun ke jaringan yang akan menjadi bibir atas. Fusi pertama ini (pembentukan “<a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Palatum">palatum atau bagian langit-langit mulut</a> primer”) menetapkan anatomi wajah yang benar, dan berfungsi sebagai panduan struktural untuk fusi besar berikutnya—yaitu palatum sekunder, atau palatum keras.</p>
<figure class="align-left zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=798&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=798&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=798&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1003&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1003&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/260090/original/file-20190221-148536-1nwah0u.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1003&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption"></span>
<span class="attribution"><a class="source" href="http://dev.biologists.org/content/132/5/851">Pembentukan jaringan wajah yang terdiri dari calon hidung dan bibir atas (merah), sisi hidung (biru) dan rahang atas dan bawah (hijau) timbul pada minggu ke-4 perkembangan (A) dan telah bermigrasi dan menyatu untuk membentuk 'wajah' yang khas pada minggu ke-8 perkembangan (D).</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Palatum keras berasal dari dua “rak” terpisah, satu dari sisi kiri embrio dan satu dari kanan. Rak-rak ini naik dan tumbuh bersama untuk membentuk satu struktur terus-menerus, hingga akhirnya memisahkan rongga hidung dan sinus dari rongga mulut. (Anda dapat merasakan langit-langit yang keras ini dengan lidah Anda—itu adalah atap mulut Anda.)</p>
<p>Setelah proses fusi ini selesai (sekitar minggu ke-9 kehamilan, masih dalam trimester pertama), sel-sel wajah masih terus bergerak secara dinamis, membentuk kembali, dan mengambil peran fungsional. Ini termasuk membentuk kerangka struktural tulang, pengiriman oksigen dan nutrisi oleh pembuluh darah, dan mengendalikan gerakan mata dan rahang oleh otot-otot wajah.</p>
<h2>Terkadang ada yang melencong</h2>
<p>Tentu saja, mengingat kompleksitas yang luar biasa dan sinkronisitas yang diperlukan untuk semua sel dan jaringan ini untuk berakhir di ruang yang benar, cukup mengejutkan bahwa perkembangan tulang kepala dan tulang wajah lebih sering sukses ketimbang tidak. </p>
<p>Di seluruh dunia, <a href="https://www.marchofdimes.org/mission/march-of-dimes-global-report-on-birth-defects.aspx">4-8% dari semua bayi</a> dilahirkan setiap tahun dengan cacat mempengaruhi satu atau lebih organ. Dari anak-anak ini, <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3039913/">75% menunjukkan beberapa kelainan kepala atau wajah</a>.</p>
<p>Masalah dapat terjadi dengan semua jenis sel yang membentuk tengkorak, wajah, pembuluh darah, otot, rahang, dan gigi.</p>
<p>Salah satu cacat kraniofasial yang paling umum adalah celah palatal, tempat langit-langit keras tidak melebur dengan benar, meninggalkan anak-anak (sekitar 1 dari 700 di seluruh dunia) dengan celah besar antara saluran hidung dan mulut mereka.</p>
<p>Meski relatif mudah diperbaiki oleh ahli bedah rekonstruktif terlatih, perawatan kesehatan berkelanjutan yang signifikan masih sangat penting.</p>
<p>Layanan seperti patologi wicara dan konseling psikologis sering diperlukan. Anak-anak juga mungkin memerlukan perhatian medis untuk meningkatkan pendengaran, karena masalah dengan tulang telinga tengah sering kali disertai dengan cacat kraniofasial lainnya.</p>
<p>Pembedahan berikutnya untuk memperbaiki cacat otot tidak murah—tentu saja dengan asumsi bahwa pembedahan sudah tersedia untuk individu tersebut. Ini sering tidak terjadi di luar negara-negara maju.</p>
<h2>Memahami mengapa masalah terjadi</h2>
<p>Untuk mengurangi tingkat keparahan dan insiden cacat kraniofasial, para peneliti menggunakan sistem model hewan—terutama embrio tikus, ayam, katak dan zebra—untuk mencoba dan mengungkap alasan mengapa cacat ini terjadi.</p>
<p>Dari semua cacat kraniofasial, 25% dikaitkan (setidaknya sebagian) dengan faktor lingkungan seperti merokok, alkohol berat atau penggunaan narkoba, logam beracun dan infeksi ibu (seperti <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella">salmonella</a> atau campak Jerman) selama <a href="https://www.marchofdimes.org/mission/march-of-dimes-global-report-on-birth-defects.aspx">kehamilan</a>.</p>
<p>Sekitar 75% dari semua cacat kraniofasial terkait dengan faktor genetik. Mengingat sebagian besar gen yang mengendalikan perkembangan kraniofasial pada hewan juga berlaku pada manusia, menggunakan model hewan ini membantu kita lebih memahami perkembangan palatum manusia dan bagaimana gen spesifik dilibatkan.</p>
<p>Diharapkan penelitian ini dapat mengarah pada strategi pencegahan dan pengobatan baru, misalnya melengkapi diet ibu dengan nutrisi dan vitamin yang bermanfaat.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/better-health-and-diet-well-before-conception-results-in-healthier-pregnancies-94400">Better health and diet well before conception results in healthier pregnancies</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Contoh intervensi semacam itu adalah vitamin B folat, yang digunakan untuk mengurangi cacat tabung saraf seperti spina bifida. Mewajibkan adanya fortifikasi asam folat di makanan di Amerika Serikat pada 1999-2000 menghasilkan penurunan 25-30% pada cacat tabung saraf yang parah, jelas merupakan hasil yang luar biasa untuk <a href="https://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5317a3.htm">bayi baru lahir dan keluarga mereka</a>.</p>
<p>Melalui pemahaman yang lebih baik tentang proses genetik yang mendorong pertumbuhan wajah, faktor-faktor menguntungkan akan lebih banyak teridentifikasi dan dapat diberikan dengan aman kepada ibu-ibu hamil, yang lalu akan memberikan awal kehidupan lebih baik bagi anak-anak yang terbebas dari <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kelainan_Kraniofasial">kelainan kraniofasial</a>.</p>
<p><em>Artikel dari bahasa Inggris ini diterjemahkan oleh Reza Pahlevi.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/113466/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Sebastian Dworkin has previously received funding from the Australian Research Council (ARC) and National Health and Medical Research Council (NHMRC) to conduct research into the genes that regulate embryonic development, particularly those that regulate formation of the facial skeleton.
</span></em></p>Melalui ribuan pembelahan sel, jaringan yang pada akhirnya akan membentuk tengkorak, rahang, kulit, sel-sel saraf, otot dan pembuluh darah terbentuk dan bersatu untuk menciptakan wajah kita.Sebastian Dworkin, Group Leader, Developmental Genetics Lab, La Trobe UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1075182018-11-30T06:23:33Z2018-11-30T06:23:33ZMengapa Anda suka kopi dan saya pilih teh, ternyata terkait dengan gen<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/247089/original/file-20181124-149335-1dbqm0j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Mengapa begitu mahal untuk memasukkan teh ke dalam panci air panas?</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/couple-love-drinking-coffee-laughing-cafe-173503769?src=TtidBWIBcgxJS5JYdmlM6g-1-3">MinDof/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Apakah Anda minum kopi yang baru diseduh untuk memulai hari Anda? Atau Anda lebih memilih secangkir teh menemani sarapan pagi?</p>
<p>Pilihan Anda bisa jadi akibat gen-gen Anda, dan bagaimana mereka mempengaruhi pengalaman Anda akan rasa pahit.</p>
<p>Diterbitkan baru-baru ini, <a href="https://doi.org/10.1038/s41598-018-34713-z">riset terbaru</a> kami menunjukkan bahwa kemungkinan seseorang menjadi pecandu kopi atau pecandu teh dikaitkan dengan ada atau tidaknya gen-gen kunci yang membentuk bagaimana rasa pahit.</p>
<h2>Mmmmm rasanya pahit</h2>
<p>Teh dan kopi umumnya terasa pahit karena mereka mengandung zat berasa pahit seperti kafein. Kina adalah zat lain yang berkontribusi terhadap kepahitan kopi, dan juga ditemukan dalam <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Air_tonik">air tonik (minuman ringan berkarbonasi)</a>.</p>
<p>Sebuah <a href="https://doi.org/10.1186/s12864-018-5058-2">studi terbaru</a> yang saya dan kolega lakukan mengungkapkan gen reseptor rasa pahit yang bertanggung jawab atas persepsi kafein, kina, dan zat pahit <em>propylthiouracil</em> (PROP) buatan manusia. Molekul-molekul terakhir ini memiliki kepahitan yang sama seperti kecambah Brussel (bagi kita yang bisa mencicipinya).</p>
<p>Kami tahu dari penelitian sebelumnya bahwa faktor yang diwariskan memainkan peran dalam <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16185212">jumlah kopi dan teh yang seseorang minum sehari</a>, dan kemampuan untuk mencerna <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25288136">kafein</a> memainkan peran penting dalam konsumsi minuman berkafein dalam masyarakat.</p>
<p>Tapi kami tidak tahu apakah gen untuk persepsi rasa pahit terlibat dalam menentukan konsumsi minuman yang rasanya pahit. Penelitian sebelumnya dengan ukuran sampel kecil melaporkan tidak adanya hubungannya atau tidak konsisten.</p>
<p>Dalam studi baru ini, kami memeriksa konsumsi kopi dan teh dalam kelompok besar <a href="https://www.ukbiobank.ac.uk/">Biobank</a> dengan lebih dari 400.000 laki-laki dan perempuan berusia 37 hingga 73 tahun di Inggris. Kami juga memiliki data mengenai gen-gen reseptor pahit mereka.</p>
<p>Kami menggunakan sebuah metode yang biasa digunakan dalam epidemiologi yang disebut “<a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK62433/">randomisasi Mendelian</a>” untuk membandingkan asupan kopi dan teh antara orang-orang yang memiliki atau tidak membawa gen-gen reseptor rasa pahit.</p>
<h2>“Pencicip terlalu banyak” kafein</h2>
<p>Dibandingkan dengan rata-rata orang, kami menunjukkan bahwa orang yang memiliki reseptor rasa pahit untuk kafein lebih cenderung menjadi pecandu berat kopi, artinya mereka minum lebih dari empat cangkir kopi sehari. Setiap salinan tambahan gen reseptor rasa pahit menyebabkan peluang 20% lebih tinggi menjadi peminum kopi berat. Para “pencicip” kafein ini juga minum lebih sedikit teh.</p>
<p>Karena kafein tidak hanya berkontribusi pada kepahitan kopi tapi juga kekuatan dan teksturnya yang dirasakan, orang-orang yang lebih baik dalam mendeteksi kafein bisa menikmati kekayaan rasa kopi lebih baik. </p>
<p>Sebaliknya, orang yang memiliki reseptor rasa pahit untuk kina atau <em>propylthiouracil</em> (PROP) minum kopi lebih sedikit dan minum teh lebih banyak. Dibandingkan dengan rata-rata orang, setiap salinan tambahan gen reseptor kina atau PROP dikaitkan dengan kemungkinan 9% atau 4% lebih tinggi untuk menjadi pencandu teh (artinya mereka minum lebih dari 5 cangkir teh sehari).</p>
<p>Ketika ada kebutuhan kafein, para “pencicip” kina dan PROP memilih teh daripada kopi karena mereka cenderung menjadi lebih sensitif terhadap kepahitan secara keseluruhan.</p>
<h2>Jangan menyalahkan gen Anda</h2>
<p>Dalam penelitian ini kami menunjukkan bahwa gen-gen untuk persepsi rasa pahit terkait dengan jumlah kopi dan teh yang kita minum.</p>
<p>Kami tertarik untuk melihat apakah temuan ini dapat mengarah pada studi lanjutan yang menyelidiki apakah para “pencicip” molekul-molekul pahit ini cenderung minum kopi atau teh secara berlebihan dalam jumlah yang tidak sehat, atau minum-minuman lainnya yang mengandung molekul-molekul pahit.</p>
<p>Tapi kita tidak bisa menyalahkan semua hal pada gen-gen kita. Bahkan, jika ketika Anda kecil Anda tidak suka rasa pahit kopi atau teh, Anda mungkin menemukan bahwa selera dan pola makan Anda berubah seiring waktu ketika Anda tumbuh.</p>
<p>Jadi, jika Anda membawa gen-gen yang “salah” dalam hal mencicipi rasa pahit, Anda masih bisa belajar untuk menikmati makanan dan minuman lezat yang rasanya pahit.</p>
<hr>
<p><em>Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Gracesillya Febriani dan Ahmad Nurhasim.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/107518/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Daniel Liang-Dar Hwang is affiliated with the University of Queensland and the QIMR Berghofer Medical Research Institute.</span></em></p>Dalam penelitian ini kami menunjukkan bahwa gen-gen untuk persepsi rasa pahit dikaitkan dengan jumlah kopi dan teh yang kita minum.Daniel Liang-Dar Hwang, Postdoctoral Researcher, The University of QueenslandLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/931882018-04-02T00:34:32Z2018-04-02T00:34:32ZDari gen terungkap tak ada manusia pribumi Indonesia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/212678/original/file-20180329-189813-11yt2ix.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?src=j6okW3wbSqSfu6nNcVD7qQ-1-93">Enzozo/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><iframe src="https://open.spotify.com/embed-podcast/episode/05TFEgQN5PZ8TZa79yrqJn" width="100%" height="232" frameborder="0" allowtransparency="true" allow="encrypted-media"></iframe>
<p>Dari DNA bisa diketahui bahwa <a href="https://theconversation.com/dari-mana-manusia-indonesia-berasal-72803">tidak ada 100% persen orang pribumi </a>di Indonesia. Karena itu, bila ada politikus atau tokoh masyarakat yang menggunakan propaganda “lebih utamakan pribumi” untuk jabatan publik, dia sedang berilusi bahwa seolah-olah ada orang atau anggota masyarakat yang “murni pribumi”. </p>
<p>Riset biologi molekuler telah mengungkap campur baur genetik manusia Nusantara sudah terjadi selama puluhan ribu tahun lewat empat periode migrasi. Manusia Afrika mengawali migrasi ke negeri ini sekitar 50 ribu tahun lalu. Migrasi terbaru terjadi pada abad ke-8 sampai 18. Para pedagang Eropa, Persia, Arab, Cina, dan bangsa lainnya wara-wiri di wilayah Nusantara sejak saat itu. Pembauran puluhan ribu tahun itulah yang membentuk identitas Indonesia saat ini. </p>
<p>Dalam satu tubuh terdapat percampuran DNA yang telah terjadi secara turun-temurun selama ratusan hingga ribuan tahun. <a href="https://theconversation.com/cerita-orang-banjar-menjadi-leluhur-orang-madagaskar-dan-komoro-92596">Sebagian orang Madagaskar</a>, negara pulau di sebelah tenggara Benua Afrika, misalnya, berambut lurus agak ikal dan berkulit sawo matang. </p>
<p>Mengapa Bahasa Madagaskar atau Malagasy 90 persen sama dengan Bahasa Dayak Maanyan di Kalimantan Selatan walau orang Maanyan genetiknya tidak sama dengan Madagaskar? Secara genetik, orang Madagaskar jauh lebih dekat dengan orang Banjar. Dari riset genetik dan antropologi dapat disimpulkan bahwa bahasa Dayak Maanyan dipakai orang Banjar dan dibawa pergi ke Madagaskar 1200 tahun lalu.</p>
<p>Teka-teki asal-usul manusia nusantara secara genetik terungkap berkat penelitian Herawati Sudoyo dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jakarta. Lewat kolaborasi ilmu biologi molekuler dan antropologi, Herawati dan timnya menemukan keterkaitan Madagaskar dan Nusantara. Kali ini Sains Sekitar Kita menghadirkan cerita Herawati Sudoyo menelusuri asal-asul manusia Indonesia dari DNA.</p>
<p>Dia sebelumnya telah <a href="https://theconversation.com/dari-mana-manusia-indonesia-berasal-72803">memetakan genetik etnik-etnik lainnya</a> di Indonesia. Riset ini juga bisa memprediksi penyakit yang mungkin diturunkan secara genetik lewat informasi DNA.</p>
<p>Edisi keempat Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh tim dengan produser Ikhsan Raharjo dan narator Ikram Putra. Selamat mendengarkan!</p>
<hr>
<p><em>CATATAN EDITOR: Versi awal tulisan ini salah menyebut nama produser podcast Sains Sekitar Kita edisi “Dari gen terungkap tak ada manusia pribumi Indonesia”. Kesalahan sudah dikoreksi.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/93188/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Riset biologi molekuler telah mengungkap campur baur genetik manusia Nusantara sudah terjadi selama puluhan ribu tahun lewat empat periode migrasi.Ahmad Nurhasim, Health+Science Editor, The ConversationLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.