tag:theconversation.com,2011:/us/topics/hipertensi-51529/articleshipertensi – The Conversation2022-06-09T10:33:00Ztag:theconversation.com,2011:article/1836302022-06-09T10:33:00Z2022-06-09T10:33:00ZPandemi ubah pola makan: konsumsi garam berlebihan sehingga naikkan kasus hipertensi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/467994/original/file-20220609-24-1a3bu1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Dinas Kesehatan Kota Bandung menggelar pemeriksaan deteksi dini penyakit tidak menular, termasuk hipertensi, 27 Mei 2022.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://download.antarafoto.com/searchresult/dom-1653628221">ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa</a></span></figcaption></figure><p>Jumlah pengidap tekanan darah tinggi (hipertensi), salah satu jenis ‘pembunuh senyap’, makin meningkat setelah pandemi COVID makin terkendali. </p>
<p>Hampir 100 juta orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi. Sekitar <a href="https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(05)17741-1/fulltext">9-17% di antaranya</a> disebabkan oleh asupan natrium yang berlebihan dari sumber makanan. Kini prevalensi hipertensi terus meningkat tajam dan diprediksi pada 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena <a href="http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/hari-hipertensi-sedunia">hipertensi</a>. </p>
<p>Hipertensi mengakibatkan kematian sekitar <a href="https://www.isglobal.org/en/healthisglobal/-/custom-blog-portlet/on-this-world-hypertension-day-2022-emphasising-the-importance-of-accurate-measurement-and-increased-awareness/5620053/14101#:%7E:text=In%20the%20last%20thirty%20years,people%20in%20the%20region%20may">8 juta orang setiap tahun</a>. Dari jumlah itu, sebanyak 1,5 juta di antaranya terjadi di Asia Tenggara yang sepertiga populasinya menderita <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7889387/">hipertensi</a>. Penyakit tidak menular dan bisa dicegah ini dapat menyebabkan <a href="https://nasional.kontan.co.id/news/beban-penyakit-katastropik-tinggi-ini-yang-dilakukan-bpjs-kesehatan">peningkatan beban biaya kesehatan</a>.</p>
<p>COVID-19 sebenarnya tidak berkaitan dengan penyebab tekanan darah tinggi tersebut. Namun pascapandemi COVID-19, <a href="https://www.nhlbi.nih.gov/news/2022/blood-pressure-covid-19-pandemic-could-be-blame">banyak riset melaporkan kasus hipertensi</a> di beberapa belahan dunia meningkat.</p>
<p>Peningkatan tersebut diduga akibat pergeseran pola makan masyarakat selama bekerja dari rumah (WFH) yang mengarah ke makanan olahan yang mengandung <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10311-021-01257-0">natrium (garam) tinggi</a>. Makanan tinggi garam natrium memiliki kandungan natrium yang pada umumnya melebihi 500 miligram per 100 gram. Banyak makanan yang diproses dan yang telah melalui tahap pengawetan juga termasuk dalam kategori ini. </p>
<p>Di Indonesia, kontribusi makanan dalam asupan natrium anak-anak berusia muda (6–18 tahun) dilaporakan mencapai nilai >2000 mg per hari. Rinciannya, <a href="https://www.researchgate.net/publication/323660873_Front_Matter_391/fulltext/5aa294690f7e9badd9a662bd/Front-Matter-391.pdf">55,3% bagi laki-laki dan 54,2% bagi perempuan</a>. Sedangkan dari semua populasi (0 hingga > 55 tahun), individu berusia 13–18 dan 19–55 tahun-lah yang paling banyak mengkonsumsi natrium, yaitu 2,8 g per hari. </p>
<h2>Pandemi ubah pola makanan</h2>
<p>Pola makan dan preferensi makanan masyarakat berubah selama wabah COVID-19. Makanan beku (<em>frozen food</em>) yang merupakan kategori makanan yang selain memiliki harga terjangkau, memiliki umur simpan yang relatif panjang. </p>
<p>Tidak mengherankan apabila jumlah konsumsi makanan beku oleh konsumen selama pandemi COVID-19 dua tahun terakhir <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10311-020-01101-x">meningkat luar biasa</a>. Di Indonesia, ada 2020, nilai transaksi makanan beku mencapai <a href="https://ekonomi.bisnis.com/read/20210616/257/1406307/tren-frozen-food-bakal-pacu-pasar-rantai-dingin-hingga-rp200-triliun">Rp 670 triliun</a>, dan diproyeksikan akan tumbuh sebesar <a href="https://bahteraadijaya.com/the-need-for-health-and-convenience-shape-fb-trends-in-indonesia/">8,49% per tahun</a> antara 2021 dan 2026. </p>
<p>Beberapa kategori makanan yang <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10311-021-01257-0">paling diminati selama pandemi lainnya</a> adalah makanan kaleng (<em>canned foods</em>), makanan instan, serta makanan ringan (<em>snacks</em>). </p>
<p>Produk-produk tersebut dikenal dengan kandungan garam natrium yang tinggi. Sehingga, singkatnya, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) atau pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diterapkan selama pandemi COVID-19 menghasilkan perubahan yang dapat diamati dalam preferensi diet masyarakat. </p>
<p>Cukup jelas bahwa selama pembatasan itu sebagian besar populasi cenderung <a href="https://www.jawapos.com/internasional/19/11/2021/pandemi-jumlah-pasien-diabetes-dan-hipertensi-di-singapura-bertambah/">meningkatkan konsumsi makanan tinggi natrium</a>.</p>
<p>Asupan natrium yang berlebihan telah terbukti terkait dengan sejumlah besar masalah dan gangguan penyakit tidak menular, termasuk penyakit kardiovaskular, hipertensi, dan <a href="https://www.jrnjournal.org/article/S1051-2276(08)00440-8/fulltext">penyakit ginjal</a>. </p>
<h2>Cek label nutrisi pada kemasan pangan</h2>
<p>Penyebab terbesar adanya peningkatan asupan natrium yang berlebihan di masyarakat adalah tingginya peredaran makanan olahan pabrikan yang mengandung natrium tinggi dan rendahnya kesadaran umum masyarakat akan kandungan natrium dalam makanan. </p>
<p>Secara lebih khusus, ada juga kekurangan pemahaman mengenai perbedaan antara garam dan natrium. Ini sering menimbulkan kesalahpahaman bahwa sumber utama natrium adalah garam yang ditambahkan saat memasak atau <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/public-health-nutrition/article/knowledge-attitudes-and-behaviour-of-greek-adults-towards-salt-consumption-a-hellenic-food-authority-project/7455681FC8E4203A0063D36EECECB550">saat menyajikan makanan</a>. </p>
<p>Keyakinan populer ini bertentangan dengan fakta sebenarnya bahwa jumlah natrium yang jauh lebih besar umumnya ditambahkan selama pemrosesan makanan di ruang produksi industri makanan olahan dan kemasan baik skala besar maupun kecil. Dalam tahap ini, konsumen tidak dapat melihatnya secara langsung.</p>
<p>Berdasarkan laporan dalam Public Health Nutrition, lebih dari <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/public-health-nutrition/article/knowledge-attitudes-and-behaviour-of-greek-adults-towards-salt-consumption-a-hellenic-food-authority-project/7455681FC8E4203A0063D36EECECB550">setengah asupan natrium</a> oleh tubuh manusia berasal dari makanan olahan. Saat membeli makanan, beberapa orang mungkin mengabaikan kandungan natrium yang tercantum pada label nutrisi yang tertera pada kemasan makanan, sehingga tidak dapat mengidentifikasi produk makanan dengan kandungan natrium yang tinggi.</p>
<p>Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dan akibatnya asupan natrium terhadap kesehatan masyarakat selama masa pandemi COVID-19 yang lalu, maka penting bagi masyarakat Indonesia untuk mulai memperhatikan kandungan natrium yang dikonsumsi sehari-harinya.</p>
<h2>Teknologi terkini untuk reduksi garam natrium</h2>
<p>Garam adalah sumber utama natrium dalam makanan kita. Natrium berperan sebagai mikronutrien penting yang diperlukan untuk mempertahankan volume plasma, keseimbangan asam-basa, transmisi impuls saraf, dan fungsi sel normal, karena diperkirakan berkontribusi <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0963996915300958?via%3Dihub">sekitar 90%</a>. </p>
<p>Namun peningkatan konsumsi garam natrium dapat memicu penahanan air, sehingga menyebabkan kondisi aliran tinggi di <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6770596/">pembuluh arteri</a>.</p>
<p>Kini dikembangkan beberapa teknologi pengolahan pangan guna menurunkan asupan garam sodium, khususnya pada produk daging. Salah satu teknologi pengolahan tersebut adalah dengan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S2214799320301193">mengganti</a> garam sodium klorida (NaCl) dengan garam dengan jenis metal yang lain misalnya kalium (KCl dan kalium laktat), kalsium (CaCl2 dan kalsium askorbat), atau magnesium (MgCl2). </p>
<p>Proses pereduksian kandungan garam sodium ini dilakukan dengan mengaplikasikan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S221479932030120X">gelombang ultrasonik</a> pada produk daging. Dengan gelombang ultrasonik tersebut garam natrium juga dapat disubsitusi dengan <a href="https://ifst.onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/ijfs.13001">garam dengan jenis metal</a> yang lainnya.</p>
<h2>Asupan mikronutrien garam yang berimbang</h2>
<p>Dalam diet alami asupan kadar natrium, kalium, magnesium, dan kalsium diperoleh dari makanan yang tidak diproses yaitu sekitar dua pertiga dari energi berasal dari makanan nabati dan sepertiga dari makanan hewani. </p>
<p>Jika kebutuhan energi harian sebesar 2100 kkal dipenuhi oleh komposisi diet seperti itu, maka <a href="https://www.nature.com/articles/1001955">asupan natrium harian kira-kira 500 mg, kalium sekitar 7400 mg, kalsium sekitar 1100 mg, dan magnesium sekitar 800 mg</a>. </p>
<p>Namun, diet masyarakat modern memberikan jumlah dan rasio yang kandungan kalium, magnesium, dan kalsium jauh lebih rendah dibandingkan asupan natrium dalam tubuh. </p>
<p>Bagi industri makanan, ini adalah tantangan besar, tapi pada saat yang sama merupakan peluang besar untuk inovatif perusahaan untuk meningkatkan daya saing produk. </p>
<p>Banyak makanan olahan dapat diperkaya dengan kalium, kalsium, dan magnesium untuk menggantikan mikronutrien yang hilang selama pemrosesan. Sedapat mungkin, kadar natrium dalam produk pangan harus diturunkan, serta mengimbangi dengan garam atau senyawa tambahan lainnya.</p>
<p>Bagi konsumen, lihatlah label komposisi natrium dalam kemasan makanan olahan agar Anda bisa mempertimbangkan level konsumsi natrium yang aman. Ini penting untuk menghindari risiko hipertensi yang kerap kali membunuh secara cepat dan senyap.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/183630/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Tatas Hardo Panintingjati Brotosudarmo terafiliasi dengan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Himpunan Kimia Indonesia (HKI), Royal Society of Chemistry (RSC), dan Fellow of the Alexander von Humboldt Stiftungs/Foundation. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Atha Khesya Boediamiseno tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>jumlah natrium yang jauh lebih besar umumnya ditambahkan selama pemrosesan makanan di ruang produksi industri makanan olahan dan kemasan baik skala besar maupun kecil.Tatas Hardo Panintingjati Brotosudarmo, Associate professor, Universitas CiputraLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1567682021-06-24T01:32:05Z2021-06-24T01:32:05ZBeda orang, beda strategi: intervensi spesifik pada pasien diabetes bisa tingkatkan kepatuhan minum obat antihipertensi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/389782/original/file-20210316-19-1cfmd52.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.pexels.com/photo/person-holding-black-tube-1001897/">Photo by PhotoMIX Company from Pexels</a></span></figcaption></figure><p>Hampir <a href="https://www.kompas.com/sains/read/2020/11/05/100200923/naik-6-2-persen-selama-pandemi-pasien-diabetes-indonesia-peringkat-7-di?page=all">11 juta orang Indonesia menderita diabetes</a>. Trennya cenderung meningkat tiap tahun karena makin besarnya <a href="http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/16/faktor-gaya-hidup-tidak-sehat-yang-menjadi-pemicu-diabetes-tipe-2">pengaruh gaya hidup yang tidak sehat</a> di masyarakat. </p>
<p>Pasien dengan diabetes biasanya disertai dengan beberapa penyakit penyerta seperti hipertensi. Akan tetapi, kepatuhan minum obat antihipertensi di kalangan pasien dengan diabetes cukup rendah. </p>
<p>Riset <a href="https://bpspubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/bcp.14610">terbaru kami di Bandung</a> menunjukkan konseling yang dilakukan oleh apoteker yang menyesuaikan masalah individual pasien (<em>tailored intervention</em>) berhasil meningkatkan level kepatuhan pasien diabetes terhadap obat antihipertensi. </p>
<p>Cara ini lebih realistis diterapkan di Indonesia dan negara berkembang karena tidak memerlukan biaya yang mahal dan tidak perlu mengubah sistem kesehatan secara signfikan.</p>
<h2>Pentingnya kepatuhan minum obat</h2>
<p>Dalam riset-riset sejenis <a href="https://doi.org/10.18553/jmcp.2016.22.1.63">baik di negara berkembang maupun negara maju</a>, pasien diabetes memiliki masalah kepatuhan terkait pengobatan penyakit penyerta seperti hipertensi. </p>
<p>Misalnya, mereka lupa minum obat, kurangnya pengetahuan mengenai pengobatan
mereka, kurang motivasi dalam minum obat, dan masalah teknis lainnya seperti kesulitan pergi ke layanan kesehatan atau sulit mengunyah obat. </p>
<p>Untuk jenis masalah yang beragam itu, umumnya apoteker dan petugas kesehatan menggunakan cara intervensi yang sama seperti pengiriman pesan melalui SMS secara massal untuk mengingatkan pasien atau dengan memberi konseling yang sama (<em>one-size-fits-all counselling</em>) tanpa menggali penyebab ketidakpatuhan pada pasien. </p>
<p>Dalam riset ini, kami menggunakan model intervensi yang berbeda. Apoteker yang kami ajak dalam riset ini juga melakukan skrining mengenai masalah ketidakpatuhan setiap pasien, dan memberikan cara penyelesaian yang spesifik untuk setiap masalah yang teridentifikasi.</p>
<p>Riset ini awalnya melibatkan 201 pasien diabetes dengan hipertensi pada bulan pertama. Apoteker memberikan layanan intervensi per pasien pada bulan pertama. Sampai riset selesai pada bulan ketiga, terdapat 56 pasien pada kelompok kontrol dan 57 orang pada kelompok intervensi.</p>
<p>Pasien yang diacak dalam kelompok intervensi diberikan tindakan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan hambatan kepatuhan mereka. Apoteker yang kami ajak dalam riset ini berperan bukan hanya memberikan obat dan memberikan panduan pengobatan secara umum tapi juga mendeteksi masalah yang spesifik dan memberikan solusi. </p>
<p>Misalnya, apabila pasien lupa minum obat, maka apoteker akan menganjurkan pasien untuk menggunakan alarm. Apabila pasien teridentifikasi dengan kurang pengetahuan mengapa dan bagaimana cara minum obat antihipertensi, maka apoteker akan memberikan informasi mengenai bagaimana dan mengapa pasien harus minum obat hipertensi.</p>
<p>Riset ini menunjukkan sekitar 42% di antara pasien lupa minum obat antihipertensi dan 18% pasien memiliki pengetahuan yang kurang. Kurang motivasi dan masalah teknis lainnya bukan merupakan hambatan yang umum dijumpai. </p>
<p>Hal ini menunjukkan bahwa di negara berpenghasilan rendah dan menengah seperti Indonesia, lupa minum obat dan kurangnya pengetahuan tentang hipertensi merupakan penghalang yang signifikan terhadap kepatuhan mengonsumsi obat antihipertensi pada pasien diabetes tipe 2. </p>
<p>Hal ini harus menjadi perhatian karena rendahnya kepatuhan minum obat akan berdampak langsung pada pasien. Mereka berisiko terkena komplikasi yang dapat berujung pada kematian. </p>
<h2>Ajak pasien menentukan tujuan</h2>
<p>Sejumlah penelitian <a href="https://doi.org/10.4236/ojepi.2017.73018">sebelumnya menunjukkan</a> bahwa kepatuhan minum obat antihipertensi kurang optimal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. </p>
<p>Salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya pengetahuan mengenai efek kepatuhan minum obat terhadap pengobatan.</p>
<p>Banyak intervensi yang telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan ini di negara-negara <a href="https://doi.org/10.1002/14651858.CD000011.pub4">berpenghasilan tinggi</a> seperti melakukan edukasi berkelanjutan pada pasien, manajemen dalam regimen pengobatan, konsultasi apoteker klinis, terapi perilaku kognitif, dan pengingat minum obat. </p>
<p>Namun sebagian besar intervensi tersebut terlalu rumit dan efektivitasnya pun terbatas. Hal ini mencerminkan bahwa banyak intervensi yang tidak didasarkan pada pendekatan terhadap hambatan kepatuhan setiap individu. </p>
<p>Dalam riset ini, kami menggunakan strategi yang tidak memerlukan biaya mahal dengan melibatkan apoteker yang bertugas di puskesmas. Kami merancang model intervensi kepatuhan pengobatan sesuai dengan setiap hambatan yang dihadapi pasien yang tidak patuh. Untuk tujuan ini, apoteker menerima 3 jam pelatihan dari kolega mereka yang senior. </p>
<p>Pada tahap pertama, peneliti mengidentifikasi kepatuhan pribadi pasien dan menyesuaikan strategi dengan hambatan tersebut. Lalu, peneliti melibatkan pasien dalam penetapan tujuan dan menulis tujuan yang telah disepakati di atas brosur khusus setiap pasien.</p>
<p>Pasien di kelompok kontrol menerima penyuluhan apoteker berdasarkan <a href="https://pafi.or.id/media/upload/20210115045710_2.pdf">pedoman pelayanan kefarmasian</a> di puskesmas. Pada setiap kunjungan, mereka mendapatkan informasi tentang jumlah dan dosis obat yang dibagikan. Juga informasi kapan dan bagaimana menggunakan dan menyimpan obat, efek samping dan cara mengatasinya, pentingnya kepatuhan pengobatan, dan memastikan apakah pasien memahami cara minum obat dengan benar.</p>
<p>Dari riset ini temuannya cukup menarik bahwa menyertakan intervensi sederhana seperti ini dalam konseling rutin yang dilakukan oleh apoteker dapat meningkatkan kepatuhan pasien. </p>
<p>Seperti <a href="https://doi.org/10.1016/j.sapharm.2009.01.004">laporan riset sebelumnya</a> meningkatkan pengetahuan pasien tentang hipertensi dan pengobatannya dapat menurunkan kesalahpahaman tentang manfaat dan risiko pengobatan. Hal ini mengarah pada perubahan positif dalam keyakinan pasien tentang obat antihipertensi. </p>
<h2>Biaya murah</h2>
<p>Untuk meningkatkan potensi dampaknya, program intervensi yang melibatkan apoteker ini menggunakan diagnosis ketidakpatuhan dan tindakan intervensi menyesuaikan dengan masalah kepatuhan per pasien.</p>
<p>Intervensi tersebut juga sejalan dengan alur kerja dan sumber daya dalam praktik klinis sehari-hari di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Secara biaya, intervensi ini tidak memerlukan perubahan logistik yang banyak pada sistem perawatan saat ini. </p>
<p>Temuan riset ini menggembirakan, karena ketidakpatuhan dapat diminimalkan dengan intervensi yang relatif sederhana dan berbiaya rendah.</p>
<p>Kita perlu studi lanjutan yang lebih lama yang berfokus pada bagaimana kepatuhan dan keyakinan pasien tentang obat antihipertensi mereka berubah dari waktu ke waktu.</p>
<p>Jadi, untuk meningkatkan kepatuhan berobat pasien diabetes terhadap obat antihipertensi ini langkah sederhananya: dorong pasien untuk menyertakan rutinitas minum obat ke dalam aktivitas sehari-hari mereka, tetapkan rencana tindakan dengan tujuan yang disepakati atau melibatkan anggota keluarga. </p>
<p>Jika itu dilakukan terus menerus, maka minum obat menjadi kebiasan yang mudah dilakukan. </p>
<hr>
<p><em>Artikel ini terbit atas kerja sama The Conversation Indonesia dan <a href="https://risfarklin.unpad.ac.id/">Pusat Keunggulan Iptek Perguruan Tinggi Inovasi Pelayanan Kefarmasian Universitas Padjadjaran</a>.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/156768/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Sofa D. Alfian menerima dana dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk riset ini pada 2015.
</span></em></p>Kita perlu studi lanjutan yang lebih lama yang berfokus pada bagaimana kepatuhan dan keyakinan pasien tentang obat antihipertensi mereka berubah dari waktu ke waktu.Sofa D. Alfian, Lecturer, Department of Pharmacology and Clinical Pharmacy, Universitas PadjadjaranLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/946322018-04-10T09:06:43Z2018-04-10T09:06:43ZEnam hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi risiko demensia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/214047/original/file-20180410-560-yu7o5z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Melatih otak itu penting dalam menghindari risiko demensia.</span> <span class="attribution"><span class="source">rawpixel.com/Unsplash</span></span></figcaption></figure><p>Sebuah populasi yang menua mengakibatkan tumbuhnya jumlah orang yang hidup dengan demensia (sebuah istilah yang mencakup beberapa gejala seperti kerusakan ingatan, kebingungan, dan hilangnya kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari).</p>
<p>Penyakit Alzheimer adalah bentuk demensia <a href="https://www.dementia.org.au/about-dementia/types-of-dementia/alzheimers-disease">paling umum</a>, dan mengakibatkan kemunduran kesehatan otak yang progresif. </p>
<p>Di Australia, 425 ribu orang mengidap <a href="https://www.dementia.org.au/statistics">demensia</a>, yang menjadi penyebab kematian <a href="http://www.abs.gov.au/ausstats/abs@.nsf/Lookup/by%20Subject/3303.0%7E2016%7EMain%20Features%7EAustralia's%20leading%20causes%20of%20death,%202016%7E3">nomor dua</a> secara umum, dan nomor satu bagi perempuan. </p>
<p>Risiko utama demensia adalah usia tua. Sekitar 30 persen orang berusia di atas 85 tahun di Australia hidup <a href="https://www.dementia.org.au/statistics">dengan demensia</a>. Selain itu, faktor <a href="http://science.sciencemag.org/content/261/5123/921.long">genetika atau keturunan</a> juga punya andil di awal penyakit, tapi lebih kuat pada jenis demensia yang lebih jarang, seperti penyakit Alzheimer dini (yang menyerang <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/expert-reviews-in-molecular-medicine/article/presenilininteracting-proteins/18AE48632AC07669FF98F9D5069D8C68">pada usia muda</a>).</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/penyakit-asam-urat-bukan-peradangan-biasa-mengapa-bisa-nyeri-di-sendi-85732">Penyakit asam urat bukan peradangan biasa, mengapa bisa nyeri di sendi</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Kita memang tidak bisa mengurangi umur atau profil genetis kita, tetapi untungnya ada beberapa gaya hidup yang bisa diubah untuk menurunkan risiko terkena demensia.</p>
<h2>1. Terlibat dalam kegiatan yang merangsang mental</h2>
<p>Pendidikan adalah penentu penting dalam risiko demensia. Seseorang yang mengecap kurang dari <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1474442206705373">10 tahun pendidikan formal</a> punya peluang lebih besar terkena demensia. Mereka yang tidak lulus <a href="http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(17)31363-6/fulltext">SMP atau sederajat</a> punya risiko paling tinggi.</p>
<p>Tapi jangan panik. Kita masih bisa memperkuat otak kita pada umur berapa pun, melalui prestasi di dunia kerja dan kegiatan bersenang-senang, seperti membaca koran, bermain kartu, atau belajar keahlian atau bahasa baru.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Bahkan bermain kartu dapat memperkuat otak kita.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/DYM_vBsosVA">Foto oleh Inês Ferreira dari Unsplash</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4055506/">latihan berkelompok</a> untuk melatih daya ingat serta strategi memecahkan persoalan dapat meningkatkan fungsi kognitif jangka panjang kita. Tetapi hasil yang sama belum tentu didapati lewat “latihan otak” yang ada di <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436397/">program komputer</a> karena kegiatan yang merangsang mental dalam kondisi berkelompok/sosial mungkin juga menyumbang keberhasilan latihan kognitif.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/tanpa-tujuh-organ-tubuh-ini-anda-tetap-bisa-hidup-85804">Tanpa tujuh organ tubuh ini, Anda tetap bisa hidup</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>2. Menjaga hubungan sosial</h2>
<p>Hubungan sosial yang <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S156816371500046X">lebih sering</a> (misalnya mengunjungi teman atau saudara atau mengobrol di telepon) punya kaitan dengan risiko demensia yang lebih rendah. Sebaliknya, rasa kesepian dapat meningkatkan risiko demensia.</p>
<p>Keterlibatan yang lebih besar dalam kegiatan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3025284/">kelompok atau komunitas</a> juga punya hubungan dengan risiko yang lebih rendah. Yang menarik adalah, jumlah teman tidak terlalu <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S156816371500046X">relevan</a> dibanding frekuensi hubungan dengan orang lain. </p>
<h2>3. Menjaga berat dan kesehatan jantung</h2>
<p>Ada kaitan erat antara kesehatan otak dan jantung. Tekanan darah tinggi dan obesitas, terutama pada usia pertengahan, <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3647614/">meningkatkan risiko</a> demensia. </p>
<p>Ketika digabung, dua kondisi ini berperan dalam <a href="http://www.thelancet.com/journals/laneur/article/PIIS1474-4422(11)70072-2/fulltext">lebih dari 12%</a> kasus demensia. </p>
<p>Dalam analisis data terhadap lebih dari 40 ribu pasien, mereka yang mengidap <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22372522">diabetes tipe 2</a> punya kemungkinan dua kali lebih tinggi terkena demensia ketimbang orang yang sehat.</p>
<p>Menjaga atau membalikkan kondisi ini dengan obat-obatan atau diet dan latihan fisik amatlah penting dalam mengurangi risiko demensia.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Latihan fisik memberi perlindungan pada kesehatan jantung dan diabetes, juga kemunduran kognitif.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/G8OyN_tOIwY">Photo oleh chuttersnap di Unsplash</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>4. Berlatih lebih sering</h2>
<p>Aktivitas fisik telah terbukti melindungi kita dari <a href="https://health.gov/paguidelines/second-edition/report.aspx">kemunduran kognitif</a>. Dari data yang dikombinasikan dari 33 ribu orang lebih, mereka yang aktif secara fisik punya risiko kemunduran kognitif <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1111/j.1365-2796.2010.02281.x">38% lebih rendah</a> dibanding mereka yang tidak. </p>
<p>Berapa persisnya jumlah latihan yang cukup untuk menjaga kemampuan kognitif masih <a href="http://bjsm.bmj.com/content/51/8/636">diperdebatkan</a>. Tetapi ulasan studi <a href="http://bjsm.bmj.com/content/52/3/154.long">baru-baru ini</a> yang mempelajari dampak berlatih selama sekurang-kurangnya empat minggu, menyarankan satu sesi latihan harus berlangsung tak kurang dari 45 menit dengan beban sedang hingga tinggi. </p>
<p>Ini artinya kita harus berkonsentrasi betul ketika berlatih, tidak bisa mengobrol. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/ketika-berat-kita-berkurang-ke-mana-larinya-lemak-tubuh-yang-kita-buang-93790">Ketika berat kita berkurang, ke mana larinya lemak tubuh yang kita buang?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Pada umumnya, orang Australia tidak memenuhi target <a href="http://www.health.gov.au/internet/main/publishing.nsf/content/health-pubhlth-strateg-phys-act-guidelines#apaadult">150 menit</a> aktivitas fisik per minggu.</p>
<h2>5. Berhenti merokok</h2>
<p>Merokok berbahaya bagi kesehatan jantung, dan bahan kimia yang terdapat di sebatang rokok memicu peradangan dan perubahan pembuluh otak. </p>
<p>Merokok juga bisa memicu <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s11065-007-9035-9">stres oksidatif</a>, yakni rusaknya sel tubuh kita akibat bahan kimia yang disebut radikal bebas. Proses ini punya andil dalam <a href="http://www.alzheimersanddementia.com/article/S1552-5260(14)00137-X/fulltext">pembentukan demensia</a>. </p>
<p>Syukurlah, tingkat merokok di Australia sudah menurun dari <a href="http://www.abs.gov.au/ausstats/abs@.nsf/mediareleasesbyCatalogue/E6DE72422D16BBB4CA258130001536C2?OpenDocument">28% ke 16%</a> sejak 2001.</p>
<p>Terdapat risiko demensia yang lebih tinggi pada <a href="https://academic.oup.com/aje/article/166/4/367/96440">perokok</a> ketimbang orang yang tidak merokok atau mantan perokok, yang memberi kita alasan untuk meninggalkan rokok sama sekali. </p>
<h2>6. Mencari pertolongan kala depresi</h2>
<p>Sekitar satu juta orang Australia saat ini hidup dengan <a href="http://www.abs.gov.au/ausstats/abs@.nsf/mf/4326.0">depresi</a>. Ketika kita depresi, beberapa perubahan terjadi <a href="https://www.nature.com/articles/nrneurol.2011.60">dalam otak</a> yang dapat mempengaruhi risiko demensia. Kadar hormon stres kortisol yang tinggi telah dihubungkan dengan penyusutan area otak yang penting bagi memori/ingatan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/212893/original/file-20180403-189830-2zo27n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/212893/original/file-20180403-189830-2zo27n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=355&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/212893/original/file-20180403-189830-2zo27n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=355&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/212893/original/file-20180403-189830-2zo27n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=355&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/212893/original/file-20180403-189830-2zo27n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=446&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/212893/original/file-20180403-189830-2zo27n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=446&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/212893/original/file-20180403-189830-2zo27n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=446&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tekanan darah tinggi dapat menaikkan risiko demensia.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/w9YHKTK-wLo">Photo oleh rawpixel.com di Unsplash</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Panyakit yang merusak pembuluh darah juga telah diamati dalam depresi dan demensia. Peneliti mengatakan, stres oksidatif jangka panjang dan peradangan dapat menyumbang andil pada <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0278584616300070">kedua kondisi tersebut</a>.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/masuk-angin-kerokan-saja-82161">Masuk angin? Kerokan saja</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Sebuah studi yang berlansung selama <a href="https://jamanetwork.com/journals/jamapsychiatry/article-abstract/2627700?redirect=true">28 tahun</a> terhadap lebih dari 10 ribu orang menemukan bahwa risiko demensia hanya meningkat pada mereka yang mengalami depresi dalam kurun waktu 10 tahun sebelum diagnosis.</p>
<p>Kemungkinannya, depresi di usia lanjut dapat mencerminkan gejala awal demensia.</p>
<p>Kajian lain <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22566581">telah menunjukkan</a> bahwa mengalami depresi sebelum umur 60 meningkatkan risiko demensia, jadi Anda sangat disarankan mencari pertolongan/perawatan ketika depresi.</p>
<h2>Beberapa hal lain yang perlu diingat</h2>
<p>Mengurangi faktor risiko demensia tidak serta-merta menjamin Anda tidak akan terkena demensia. Tetapi pada level populasi, lebih sedikit orang akan terdampak. Perkiraan terbaru mengatakan bahwa maksimum 35 persen dari semua <a href="http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(17)31363-6/fulltext">kasus demensia</a> mungkin disebabkan oleh faktor risiko yang ditulis di atas.</p>
<p>Angka ini juga mencakup perawatan kehilangan pendengaran, meski <a href="https://jamanetwork.com/journals/jamaotolaryngology/fullarticle/2665726">bukti</a> untuk ini belum terlalu kuat.</p>
<p>Dampak <a href="http://n.neurology.org/content/89/12/1244">gangguan tidur</a> dan <a href="http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(17)31363-6/fulltext">diet</a> terhadap risiko demensia makin dianggap penting, dan akan lebih dipertimbangkan ketika makin banyak lagi bukti yang mengatakan demikian. </p>
<p>Demensia memang kerap dianggap sebagai penyakit orang lanjut usia, tetapi sesungguhnya proses berbahaya bisa terjadi di otak selama <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S235287371500013X">berpuluh-puluh tahun</a> sebelum demensia muncul.</p>
<p>Ini artinya, <em>sekaranglah</em> waktu yang tepat untuk bertindak guna mengurangi risiko demensia.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/94632/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Helen Macpherson menerima dana dari National Health and Medical Research Council (NHMRC), the Australian Research Council (ARC) dan Dementia Australia Research Foundation.</span></em></p>Kita memang tidak bisa mengurangi umur atau profil genetis, tetapi untungnya kita bisa mengubah gaya hidup untuk mengurangi risiko demensia.Helen Macpherson, Research Fellow, Institute for Physical Activity and Nutrition, Deakin UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/857322018-04-02T13:32:18Z2018-04-02T13:32:18ZPenyakit asam urat bukan peradangan biasa, mengapa bisa nyeri di sendi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/212190/original/file-20180327-109182-gzuekk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Asam urat di kaki dalam ilustrasi tiga dimensi.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-illustration/gout-feet-3d-illustration-735977653?src=_cM3KnDfvSMALHmxSs_vLA-1-0">Sciencepics/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Penyakit asam urat banyak menjangkiti masyarakat Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan penyakit asam urat yang dimasukkan dalam kelompok penyakit sendi, <a href="http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf">prevalensinya mencapai 24,7%</a>, menempati <a href="https://lifestyle.sindonews.com/read/1208410/155/5-penyakit-tertinggi-di-indonesia-ini-perlu-ditangani-serius-1495818493">urutan kedua</a> setelah penyakit tekanan darah tinggi.</p>
<p>Riset lama yang diterbitkan pada 1992 di <a href="http://europepmc.org/abstract/med/1464874"><em>The Journal of Rheumatology</em></a>, menyatakan angka prevalensi penyakit asam urat mencapai 1,7% dan hiperurisemia (tingginya kadar asam urat dalam darah) 24,3% pada laki-laki di pedesaan di Jawa. </p>
<p>Artinya ada 24 dari 100 laki-laki dewasa di pedesaan Pulau Jawa memiliki kadar asam urat yang tinggi. Survei ini mengambil sampel 4683 orang dewasa di pedesaan Pulau Jawa.</p>
<p>Penyakit ini awalnya dikaitkan dengan asupan tinggi purin pada makanan seperti daging merah, <em>seafood</em>, serta konsumsi alkohol. Namun, kini diketahui bahwa asupan tinggi gula fruktosa berkontribusi besar pada perkembangan penyakit asam urat.</p>
<p>Mekanisme molekular dari penyakit yang dapat menyebabkan gejala nyeri yang tidak tertahankan ini masih menjadi misteri. Penggunaan obat penurun asam urat atau antinyeri secara rutin pun masih belum memberikan hasil pengobatan yang memuaskan. </p>
<p>Namun, mulai 2000-an penyakit asam urat telah <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26136557">diteliti pada tingkat molekular</a> yang bermanfaat untuk mengembangkan pengobatan yang lebih efektif. Pengetahuan baru ini memberi harapan terkait pengobatan penyakit asam urat di masa depan.</p>
<p>Pasien dengan penyakit asam urat seringkali mengidap <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20969552">penyakit penyerta</a> seperti gagal ginjal, hipertensi, diabetes melitus, penyakit kardiovaskular, gangguan lipid (lemak) dan sindrom metabolik lainnya. </p>
<p><a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22945591">Salah satu konsep yang diajukan</a>, penyakit asam urat termasuk penyakit “inflamasi (peradangan) steril”, yaitu peradangan yang penyebabnya bukan berasal dari infeksi mikroba, yang bisa berhubungan dengan penyakit-penyakit di atas. Dalam kasus penyakit asam urat, penyebab radang adalah kristal monosodium urat (kristal MSU), yang bisa mengaktifkan “mesin” biologis tertentu dan kemudian bisa mempengaruhi sistem tubuh lainnya.</p>
<p>Bagaimanakah mekanisme molekular penyakit asam urat? Apakah akan ada obat di masa depan selain allopurinol, kolkisin, atau antinyeri NSAID (<em>non-steroid anti-inflammatory drug</em>) konvensional? Di bawah ini saya bahas lebih detail.</p>
<h2>Kristal di sendi</h2>
<p>Asam urat merupakan hasil reaksi perombakan akhir dari senyawa purin, salah satu komponen asam nukleat (DNA/RNA) pada inti sel. Asam urat diproduksi ketika purin dioksidasi oleh enzim <em>xanthine oxidase</em>, suatu enzim yang terdapat dalam organel sel <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK9930/">peroksisom</a> pada banyak sel. </p>
<p>Pada orang sehat, asam urat terdapat dalam darah dengan konsentrasi sekitar 6 mg/dL. Sementara itu, ambang batas saturasi molekul ini dalam cairan biologis adalah sekitar 7 mg/dL. Asam urat disimpan dalam penyimpanan khusus di dalam sel dan memiliki fungsi utama sebagai antioksidan.</p>
<p>Ketika sel penyimpan itu mati, maka sel akan pecah dan asam urat tadi keluar sel. Ketika seseorang mengalami hiperurisemia (asam urat memenuhi cairan tubuh), seseorang akan berisiko mengendapkan asam urat tersebut menjadi kristal monosodium urat terutama di sendi. Dari sini, terjadinya kristal monosodium urat ini dapat mengungkap bahwa penyakit asam urat bukan penyakit peradangan biasa.</p>
<h2>Sinyal bahaya</h2>
<p>Tubuh manusia memiliki sistem pelindung super canggih yaitu sistem imun yang bertugas mengenali benda asing dan mengeliminasinya. Tujuan perlindungan tubuh ini dicapai dengan adanya sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif. Sistem imun bawaan diperankan oleh sel-sel imun seperti makrofag, neutrofil, dan sel darah putih lainnya. Sedangkan sistem imun adaptif diperankan oleh berbagai komponen seperti limfosit (sel B dan sel T), antibodi, dan sel penyaji antigen (sel dendritik).</p>
<p>Ketika ada patogen misalnya bakteri, sel dendritik (suatu sel penyaji antigen) akan mengolah antigen tersebut dan menyajikannya kepada limfosit yang cocok. Dalam hal ini, bakteri adalah sumber rangsangan yang mengaktifkan sel dendritik. Tanpa rangsangan ini, sistem imun tidak bisa bangkit secara spontan. </p>
<p>Berkaitan dengan hal ini, komponen lain yang juga bisa membangkitkan sistem imun adalah “sinyal bahaya” atau “<em>damage associated molecular patterns</em> (DAMPs)”. Nah, <a href="https://www.nature.com/articles/srep34533">kristal monosodium urat</a> ini adalah salah satu dari sinyal bahaya (DAMP) yang bisa membangkitkan sistem imun.</p>
<h2>Kristal monosodium urat dan peradangan</h2>
<p>Peradangan merupakan proses pengiriman sel-sel imun dan faktor terlarut ke tempat yang mengalami cedera dalam rangka membatasi cedera tersebut, dengan tujuan akhir mendorong perbaikan jaringan yang cedera. Di sisi lain, peradangan menyebabkan gejala seperti “merah”, panas, bengkak, dan juga bisa merusak jaringan itu sendiri.</p>
<p>Kristal monosodium urat bisa <a href="https://academic.oup.com/rheumatology/article/44/9/1090/1784320">menginduksi radang yang hebat</a> terutama pada daerah sekitar sendi. Hal ini dikarenakan suatu <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0149291814004573">DAMP</a>, termasuk kristal monosodium urat, bisa merangsang makrofag yang terdapat pada suatu jaringan untuk menghasilkan senyawa-senyawa radang.</p>
<p>Salah satu senyawa radang penting yaitu interleukin-1 (IL-1). Radang yang dimotori oleh IL-1 tanpa adanya infeksi dinamakan “<a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4315152/">inflamasi (peradangan) steril</a>” dan berbeda dengan penyakit peradangan lainnya. Pada penyakit asam urat, peran IL-1 dominan dibanding senyawa radang lainnya.</p>
<h2>“Roda kematian”</h2>
<p>IL-1 adalah senyawa radang penting dalam penyakit asam urat, terutama jenis IL-1β. Namun ketika selesai dibuat oleh tubuh, senyawa berada dalam bentuk tidak aktif (inaktif), dan untuk pengaktifannya membutuhkan bantuan kompleks protein dinamakan <em><a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3807999/">inflammasome</a></em>. Untuk menggambarkan bentuk <em>inflammasome</em>, bisa Anda bayangkan sebuah “roda” dengan sepuluh bilah “pisau” di lingkaran dalam berikut ini.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/212207/original/file-20180327-109185-11781gc.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/212207/original/file-20180327-109185-11781gc.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/212207/original/file-20180327-109185-11781gc.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=565&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/212207/original/file-20180327-109185-11781gc.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=565&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/212207/original/file-20180327-109185-11781gc.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=565&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/212207/original/file-20180327-109185-11781gc.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=710&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/212207/original/file-20180327-109185-11781gc.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=710&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/212207/original/file-20180327-109185-11781gc.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=710&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Struktur inflammasome dengan sepuluh bilah pisau di lingkaran dalam, yang akhirnya memotong pro-IL-1β menjadi IL-1β aktif.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://3dprint.nih.gov/discover/3DPX-002817">James Tyrwhitt Drake/U.S. Department of Health and Human Services-NIH</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Bagaimanakah asam urat mengaktifkan <em>inflammasome</em>? Ketika sel penyimpan asam urat mengalami kematian, sel melepaskan isi asam urat ke luar sel. Ketika suatu sel darah putih menemukan kristal ini, kristal “dimakan” dan dihancurkan di dalam sel darah putih tersebut. Ketika partikel kristal sudah berada dalam sel, partikel bisa mendorong terbentuknya senyawa oksigen reaktif dan selanjutnya mengaktifkan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4668828/">“roda kematian”, <em>inflammasome</em>.</a></p>
<p>Kompleks protein <em>inflammasome</em> ini melalui bilah pisaunya, akan memotong IL-1β inaktif menjadi bentuk aktif. Selanjutnya bentuk aktif IL-1β inilah yang bertanggung jawab terhadap banyak gejala dari peradangan di dalam sendi.</p>
<p>Seseorang yang mengidap penyakit asam urat seringkali memiliki sindrom metabolik lainnya. Saat ini, sindrom metabolik dan <a href="https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/atherosclerosis">atherosklerosis</a> dipandang sebagai penyakit “<a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3114424/">peradangan steril</a>” dengan IL-1 yang memainkan peranan penting dalam perkembangan penyakit.</p>
<p>Kristal asam urat adalah suatu “sinyal bahaya” atau DAMP, yang bisa mengaktifkan <em>inflammasome</em>. Selanjutnya, dihasilkan IL-1 yang bisa beraksi lokal atau seluruh tubuh (sistemik). Oleh karena itu, asam urat dapat menjadi penyebab berkembangnya kondisi penyakit lainnya melalui aksi dari senyawa radang IL-1.</p>
<p>Sebagai catatan, atherosklerosis dipandang sebagai penyakit radang steril dengan adanya <a href="https://www.nature.com/articles/nature08938">kristal kolesterol sebagai pemicu aktivasi <em>inflammasome</em></a>, persis seperti aksi kristal asam urat, yang bisa bersama-sama mengembangkan penyakit. </p>
<h2>Obat masa depan</h2>
<p>Saat ini, obat penyakit asam urat utama adalah antinyeri <a href="https://arthritis-research.biomedcentral.com/articles/10.1186/ar1908">NSAID konvensional, kolkisin, dan alopurinol.</a> Terapi ini merupakan terapi yang rasional mengingat mekanisme penyakit yang sudah dijelaskan di atas. Misalnya, pemberian antinyeri NSAID dapat mengurangi gejala radang yang timbul dengan menghalangi aktivitas enzim siklooksigenase.</p>
<p>Apakah ada obat yang menyasar langsung ke proses tertentu pada mekanisme asam urat di atas, yang berbeda mekanismenya dengan obat-obat saat ini? Pemahaman penyakit asam urat pada tingkat molekular ini membuka wawasan baru, dalam hal strategi terapinya.</p>
<p>IL-1 adalah senyawa radang kunci dari penyakit ini dan pegujian obat-obatan menyasar IL-1 untuk penyakit asam urat telah dilakukan. Obat-obatan tersebut adalah <a href="https://arthritis-research.biomedcentral.com/articles/10.1186/ar4303">antagonis reseptor IL-1</a> (anakinra), <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3672764/">reseptor IL-1 rekombinan</a> (atau IL-1 Trap, bernama rilonacept), dan <a href="http://ard.bmj.com/content/71/11/1839">antibodi monoklonal anti-IL-1β</a> (obat bernama canakinumab).</p>
<p>Obat-obat di atas telah disetujui penggunaannya untuk terapi rheumatoid arthitis (RA) dan penyakit autoinflamasi lainnya, tapi belum disetujui untuk penyakit asam urat.</p>
<p>Terlebih, obat-obat di atas adalah suatu obat berbasis biologis dalam bentuk protein atau antibodi monoklonal yang harus diberikan lewat suntikan dan mahal harganya (untuk anakinra, sekitar Rp500 ribu perhari). Oleh karena itu, saat ini para peneliti sedang gencar mencari <a href="https://www.nature.com/articles/srep38622">senyawa kimia berbobot rendah</a> (<em>small molecule</em>) dengan menyasar pada IL-1 dan proses-proses tertentu dari <a href="https://www.nature.com/articles/nrrheum.2017.155?foxtrotcallback=true">aktivasi <em>inflammasome</em></a>.</p>
<p>Penyakit asam urat masih tetap menjadi beban berat bagi masyarakat. Memang benar, makanan tinggi purin memiliki hubungan dengan meningkatkanya asam urat dalam darah. <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3197219/">Namun diet lain yang perlu diwaspadai adalah gula fruktosa</a>, yang hampir selalu ada di setiap bahan makanan dan minuman, <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3197219/">yang telah terbukti dapat meningkatkan risiko penyakit asam urat</a>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/85732/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Sarmoko tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Mekanisme molekular dari penyakit yang dapat menyebabkan gejala nyeri yang tidak tertahankan ini masih menjadi misteri. Ini penjelasan tentang penyakit asam urat.Sarmoko, Lecturer at Pharmacy Department, Universitas Jenderal SoedirmanLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.