Secara historis, kebakaran berkali-kali menyumbang emisi karbon yang fantastis. Ada 4 hal yang perlu diperhatikan pemerintah agar rencana pengurangan emisi sektor kehutanan berjalan efektif.
Kebakaran aktif (berwarna merah) di Eropa selama 16-17 Juli 2022.
(Sumber: NASA)
Era pemadaman kebakaran dengan air sudah berakhir. Kita tengah merasakan akibat dari buruknya pengelolaan lahan dan kemandulan aksi iklim sejak dekade-dekade silam.
David Gaveau, International Union for the Conservation of Nature
Pada Januari 2020, saya dideportasi dari Indonesia karena studi angka karhutla 2019 di 7 provinsi yang melebihi data resmi pemerintah.
Banjir merendam permukiman di Kecamatan Barabai, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, 19 November 2021. Teknologi antariksa berperan untuk mitigasi banjir.
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj
Diplomasi antariksa saat ini jauh berbeda dari awal kemunculan pada Perang Dingin yang sarat kepentingan politik perebutan pengaruh Blok Barat dan Blok Timur.
Foto udara kebakaran lahan gambut di kawasan Kaye Lon, Desa Lueng Gayo, Kecamatan Teunom, Aceh Jaya, Aceh.
Najma Hafizdhah/Antara
Riset saya menunjukkan bagaimana ketegangan politik antara aparatus negara dan masyarakat lokal menjadi salah satu penyebab mengapa intervensi pemerintah belum efektif menghentikan kebakaran hutan.
Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta.
Antara/M Risyal Hidayat
Lahan gambut di seluruh dunia punya jumlah karbon besar dan bisa menjaga Bumi dari pemanasan. Namun, meningkatnya suhu dan penggunaan berlebihan dapat mengubah fungsinya.
Laporan terbaru terkait data kesehatan di dunia yang memanas. Setidaknya 296.000 kematian terkait panas terjadi pada usia di atas 65 tahun pada tahun 2018.
Seorang warga tengah mencoba memadamkan api di lahan hutan.
EPA/Hotli Simanjuntak
Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan status siaga darurat api hingga Oktober 2020. Sayangnya, langkah ini juga menandakan masih belum berhasilnya usaha restorasi gambut pemerintah.
Gunakan alat geser di gambar berikut untuk melihat foto satelit NASA sebelum dan sesudah kebakaran dan dampak kemarau di Australia.
NASA
Sunanda Creagh, The Conversation; Molly Glassey, The Conversation; Wes Mountain, The Conversation; Ika Krismantari, The Conversation, and Nashya Tamara, The Conversation
Kami mengumpulkan empat foto sebelum dan sesudah kebakaran hutan di Australia dari aplikasi foto satelit NASA dan meminta peneliti kebakaran hutan, Grant Williamson untuk menganalisisnya.
Kita bisa belajar tentang cara api dari suku Aborigin.
Matthew Newton/RUMMIN Productions
Penelitian yang ada menunjukan kebakaran yang terjadi sebelumnya meningkatkan angka kematian anak dan mengurangi angka pertumbuhan.
Potret dari udara memperlihatkan hutan yang terbakar di Kapuas Hilir, Kalimantan Tengah, 21 September 2019. Kabut asap sampai ke Singapura dan Malaysia.
EPA/FULLY HANDOKO
Perlu dicari cara membuka lahan gambut yang lebih ekonomis dan praktis tanpa menghidupkan korek api dan menyulutnya pada tanaman yang sudah mengering.
Asap tebal dan langit gelap di tengah hari menyelimuti Pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau, akibat kebakaran hutan dan lahan di sana, 10 September 2019.
Gatot Adri/Shutterstock
Penyelesaian atas dampak kesehatan dari asap yang mengandung zat-zat berbahaya tidak dapat dipisahkan dari masalah kebakaran hutan dan lahan, yang merupakan akar permasalahannya.
Lokasi titik api dari pantauan satelit S-NPP/VIIRS pada tanggal 7 September 2019.
NASA Worldview
Alat kami menunjukkan bahwa memprioritaskan kegiatan restorasi di pantai timur Sumatra Selatan akan menghasilkan manfaat kesehatan terbesar bagi 3 negara, Indonesia, Singapura dan Malaysia.