tag:theconversation.com,2011:/us/topics/lukisan-gua-62632/articlesLukisan gua – The Conversation2023-03-17T07:00:02Ztag:theconversation.com,2011:article/2017642023-03-17T07:00:02Z2023-03-17T07:00:02ZBotak itu keren: sejarah pria tak berambut di Timur dan Barat<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/515400/original/file-20230315-275-q4peeq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">kebotakan</span> </figcaption></figure><p>Kebotakan adalah hal yang umum terjadi, data menunjukan lebih dari 50% pria mengalami kebotakan. Kondisi ini juga merupakan kondisi fisik yang tidak perlu dikhawatirkan (karena data menunjukan bahwa pria botak memiliki waktu hidup yang sama dengan pria berambut). Jadi, mengapa Pangeran Harry, <a href="https://theconversation.com/prince-harry-early-leaks-came-from-a-spanish-translation-causing-confusion-about-what-was-really-said-198556">di dalam memoirnya</a>, menganggap kebotakan yang dialami kakaknya sebagai hal yang mengkhawatirkan?</p>
<figure class="align-right zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/509504/original/file-20230210-22-74qj84.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Orang botak sedang bekerja di rumah tenun." src="https://images.theconversation.com/files/509504/original/file-20230210-22-74qj84.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/509504/original/file-20230210-22-74qj84.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=879&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/509504/original/file-20230210-22-74qj84.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=879&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/509504/original/file-20230210-22-74qj84.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=879&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/509504/original/file-20230210-22-74qj84.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1105&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/509504/original/file-20230210-22-74qj84.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1105&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/509504/original/file-20230210-22-74qj84.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1105&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Penggambaran orang botak pada zaman mesir kuno.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://access.bl.uk/item/viewer/ark:/81055/vdc_00000000DCF8#?cv=1152&c=0&m=0&s=0&xywh=-1869%2C-705%2C5031%2C3639">John Gardner Wilkinson / British Library</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sebagai seorang psikolog sosial yang memiliki ketertarikan pada topik mengenai kebotakan (dan sebagai penulis dari buku yang akan terbit berjudul <em>Branding Baldness</em>) saya tahu bahwa anggapan ini tidak berlaku di zaman dulu – sebagaimana sesuai dengan apa yang tertera di dalam sejarah kesenian dari kehadiran orang-orang yang mengalami kebotakan. </p>
<p>Secara historis, kebotakan diperlakukan sebagai sesuatu yang netral dan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Pada tahun 2019, Profesor Samar Kamal menemukan bukti adanya <a href="https://journals.ekb.eg/article_77625.html">122 orang botak</a> yang digambarkan di beberapa makam Mesir Kuno pribadi, sekitar tahun 2613 sampai 525 sebelum masehi. </p>
<p>Kebanyakan dari pria tersebut adalah lansia (terlihat dari sisa-sisa rambut mereka yang sudah putih). Mereka digambarkan di dalam berbagai segmen kehidupan masyarakat mesir, mulai dari tukang kebun, pemancing, pengukir, sampai penulis. </p>
<p>Penggambaran tersebut menunjukan bahwa masyarakat mesir kuno tidak memberlakukan pria-pria yang botak secara berbeda dengan pria-pria yang berambut.</p>
<p>Observasi yang dilakukan Kamal juga menunjukan bahwa masyarakat Mesir mempunyai istilah spesifik terhadap para pria yang botak, seperti ‘garis kebotakan’ saat sedang melakukan mumifikasi, dan gaya rambut botak yang berbeda (contoh: pendek seluruhnya atau panjang di bagian belakang).</p>
<h2>Penggambaran orang botak di lukisan-lukisan Eropa</h2>
<p>Sejarah kesenian dari Eropa juga menunjukan aspek normal dari orang yang mengalami kebotakan. Lukisan Vincent Van Gogh “The Threshold Of Eternity” (1890) menggambarkan orang Belanda yang botak <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Adrianus_Jacobus_Zuyderland">Adrianus Zuyderland</a>. </p>
<figure class="align-left zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/509506/original/file-20230210-28-cn8tff.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Sebuah lukisan yang menggambarkan kebotakan kepala akibat dari sandaran yang ia lakukan ke tangannya." src="https://images.theconversation.com/files/509506/original/file-20230210-28-cn8tff.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/509506/original/file-20230210-28-cn8tff.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=790&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/509506/original/file-20230210-28-cn8tff.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=790&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/509506/original/file-20230210-28-cn8tff.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=790&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/509506/original/file-20230210-28-cn8tff.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=993&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/509506/original/file-20230210-28-cn8tff.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=993&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/509506/original/file-20230210-28-cn8tff.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=993&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Karya Vincent Van Gogh (The Threshold Of Eternity).</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://krollermuller.nl/en/vincent-van-gogh-sorrowing-old-man-at-eternity-s-gate">Kröller-Müller Museum</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Walaupun lukisan tersebut menyebabkan timbulnya rasa putus asa yang berkepanjangan, kebotakan dari Zuyderland adalah hal normal yang membuat lukisan tersebut menjadi menarik. Van Gogh <a href="https://vangoghletters.org/vg/letters/let286/letter.html">menjelaskan lukisan tersebut</a> di dalam suratnya, ia menulis “lihatlah pemandangan indah yang buat oleh orang pekerja tua ini yang memakai setelan dengan rambut botaknya </p>
<p>Zuyderland bukanlah satu-satunya contoh – ada banyak contoh pria botak lainnya yang digambarkan secara netral di lukisan-lukisan historis. Sebagai contoh, pelukis masa emas Belanda Frans Van Mieris dalam karyanya <a href="https://artuk.org/discover/artworks/man-with-a-tankard-5245"><em>Younger’s Man With A Tankard</em></a> (1793) menggambarkan orang botak yang sedang menikmati makan siangnya di sebuah bar)</p>
<p>Orang-orang botak juga sudah lama teridealisasi dalam bidang kesenian. Sebagai contoh, pelukis Itali masa Renaisans, Paolo Veronese dalam karya di abad ke-16 nya <a href="https://www.meisterdrucke.ie/kunstwerke/500px/Paolo_Veronese_-_The_Eternal_Father_-_(MeisterDrucke-1196344).jpg"><em>The Eternal Father</em></a> menggambarkan Tuhan yang berambut botak sedang membuat keajaiban.</p>
<p>Lukisan karya Rembrandt berjudul <em>Anatomy Lesson of Dr Nicolaes Tulp</em> (1632) menggambarkan beberapa dokter yang botak sedang melakukan pembedahan. Lukisan impresionis karya Pieere-August Renoir berjudul <a href="http://www.artandarchitecture.org.uk/images/gallery/807b72cf.html"><em>Potrait of Ambroise Vollard</em></a> menggambarkan seorang kolektor seni yang rambutnya mulai membotak. </p>
<p>Ada juga beberapa bukti historis lainnya yang melawan pendapat bahwa kebotakan adalah hal yang mengkhawatirkan. </p>
<p>Sebagai contoh, adanya beberapa figur religius dari hampir <a href="https://www.google.co.uk/books/edition/Hair/PuZFAAAAYAAJ?hl=en">seluruh kepercayaan/agama</a> yang memiliki kebotakan. Seperti sang Buddha, santo-santo agama Kristen seperti Jerome dan Augustine, kemudian dewa dewa di Jepang seperti <a href="https://www.britannica.com/topic/Fukurokuju">Fukuroju</a> dan <a href="https://www.britannica.com/topic/Hotei">Hotei.</a> </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="6 dokter yang sedang mengalami kebotakan sedang melihat demonstrasi pembedahan." src="https://images.theconversation.com/files/509510/original/file-20230210-713-le3eqi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/509510/original/file-20230210-713-le3eqi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=452&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/509510/original/file-20230210-713-le3eqi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=452&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/509510/original/file-20230210-713-le3eqi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=452&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/509510/original/file-20230210-713-le3eqi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=568&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/509510/original/file-20230210-713-le3eqi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=568&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/509510/original/file-20230210-713-le3eqi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=568&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">The Anatomy Lesson of Dr Nicolaes Tulp karya Rembrandt (1632).</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.mauritshuis.nl/en/our-collection/artworks/146-the-anatomy-lesson-of-dr-nicolaes-tulp/">The Hague</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Beberapa aturan religius dan politik juga telah mendukung aliran kebotakan ini. <a href="https://doi.org/10.1016/j.clindermatol.2011.08.004">Seperti</a> pendeta-pendeta Kristen <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Tonsure">Tonsur</a> yang mempunyai gaya rambut sisi tebal dan botak tengah. Contoh lainnya seperti budaya orang Manchu bernama [Taucang](https://en.wikipedia.org/wiki/Queue_(hairstyle) yang merupakan gaya rambut kuncir dengan hampir seluruh bagian kepala botak meninggalkan rambut di tengah yang panjang dan dikuncir. </p>
<h2>Bagaimana kebotakan menjadi hal yang dikhawatirkan: peran periklanan dan media massa</h2>
<p>Pemasaran produk anti-kebotakan secara besar besaran pada abad ke-20 mengubah cara pandang orang terhadap kebotakan. Hal itu merubah persepsi mengenai kebotakan dari suatu hal yang estetik menjadi semacam penyakit yang membutuhkan obat. </p>
<p>Obat tersebut bervariasi dari produk minyak ular yang mahal dan tidak efektif sampai ke produk penumbuh rambut kembali yang diizinkan seperti <a href="https://theconversation.com/starting-to-thin-out-hair-loss-doesnt-have-to-lead-to-baldness-34984"><em>minodixil</em></a>. </p>
<p>Pemasaran dari produk-produk ini menumbuhkan sebuah pandangan bahwa kebotakan adalah hal yang mengkhawatirkan. Pada 2013 seorang sosiolinguistik, Profesor <a href="https://doi.org/10.1080/10350330.2013.777596">Kevin Harvey</a>, menemukan bahwa iklan daring anti kebotakan mengkarakterisasi orang berambut sebagai orang yang atraktif, bahagia, dan sukses dalam hidupnya. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/1WhfB4884wo?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Sebuah iklan produk penumbuh rambut dari tahun 2001.</span></figcaption>
</figure>
<p>Secara kontras, iklan tersebut juga mempromosikan bahwa kebotakan adalah suatu penyakit yang tidak menguntungkan dan membuat stres para pria. Contohnya seperti iklan produk sampo anti kebotakan bernama <a href="https://www.adsoftheworld.com/campaigns/suicide-hair-cliff"><em>Renaxil</em></a> yang menunjukkan gambar folikel rambut yang sedang ingin ‘bunuh diri’, kemudian ada gambar yang menunjukan botol Renaxil yang sedang menyulurkan tangan untuk menyelamatkan mereka. </p>
<p>Pada media massa kontemporer, kebotakan juga jarang ditunjukan, hanya ada beberapa aktor seperti <a href="https://www.youtube.com/watch?v=PqynKYDab2w&t=6s">Jason Statham</a>, <a href="https://www.standardmedia.co.ke/entertainment/news/article/2001458020/vin-diesel-named-hottest-bald-man-alive">Vin Diesel</a>, dan <a href="https://www.youtube.com/watch?v=Fp9XCwxKPtQ">Bruce Willis</a> yang berhasil membuat rambut botak mereka sebagai hal unik yang dapat ‘dijual.’ <a href="https://doi.org/10.1207/s15506878jobem5002_7">Riset yang dilakukan di 2006</a> menemukan bahwa hanya 3% dari 1356 karakter acara tv populer di Amerika Serikat yang menunjukan kebotakan.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"518371093694799872"}"></div></p>
<p>Di dalam sebuah studi yang saya pimpin, data menunjukkan bahwa dari 5000 foto pria di <a href="https://doi.org/10.1016/j.bodyim.2014.07.010">beberapa majalah populer</a> yang dipublikasi antara tahun 2011 dan 2012, hanya 8% pria saja yang memiliki rambut botak, </p>
<p>Terdapat juga stereotip-stereotip negatif lainnya terkait kebotakan. Contohnya seperti informasi yang dikemukakan website <a href="https://tvtropes.org/pmwiki/pmwiki.php/Main/BaldOfEvil">TV Tropes</a> yang menunjukkan banyaknya orang-orang botak di sebuah acara TV dan dan film yang cenderung memainkan perang orang jahat atau orang yang sudah tua. Studi lainnya <a href="https://www.google.co.uk/books/edition/Bald_Like_Me/aL-KAAAACAAJ?hl=en">menemukan</a> bahwa lebih dari 60% dari aktor acara televisi menggambarkan karakter yang memiliki rambut botak sebagai karakter yang jelek, tidak kompeten, dan pemalas. </p>
<p>Kekhawatiran mengenai kebotakan bahkan juga dipromosikan lewat riset akademik. Saya dan Dr. Hannah Frith <a href="https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/13591053211024724">baru baru ini</a> menemukan data yang menunjukan 80% dari studi psikologi mengenai kebotakan memiliki hubungan dengan kepentingan bisnis. Studi-studi tersebut cenderung menggambarkan kebotakan sebagai sebuah penyakit (77%) dan mempromosikan produk anti kebotakan (60%) tanpa menyajikan informasi penting mengenai keterbatasan mereka (68%). </p>
<p>Representasi kebotakan adalah hal yang penting. Penggambaran modern mengenai kebotakan di TV, periklanan dan berbagai riset mengklaim bahwa hal tersebut sebagai sebuah penyakit dan kerugian bagi diri sendiri. Tetapi dengan melihat berbagai karya seni bersejarah yang menggambarkan orang yang botak menunjukan bahwa kebotakan bukanlah sebuah kerugian maupun penyakit. Orang botak bisa saja merupakan orang yang sehat, sukses, dan baik – sama seperti orang-orang lain yang berambut. </p>
<hr>
<p><em>Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/201764/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Glen Jankowski tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Secara historis, kebotakan diperlakukan secara netral sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Sekarang, botak dianggap hal yang mengkhawatirkan.Glen Jankowski, Senior Lecturer in the School of Social Sciences, Leeds Beckett UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1609902021-05-21T03:28:49Z2021-05-21T03:28:49ZBagaimana perubahan iklim menghapus seni cadas tertua di dunia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/401578/original/file-20210519-17-1i00a35.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C815%2C545&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Lukisan babi kutil ini berusia lebih dari 45.500 tahun. </span> <span class="attribution"><span class="source">Basran Burhan/Griffith University</span>, <span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Manusia purba menandai dinding gua dengan stensil tangan berwarna merah dan murbei dan melukis mamalia asli raksasa atau <a href="https://theconversation.com/indonesian-cave-paintings-show-the-dawn-of-imaginative-art-and-human-spiritual-belief-128457">makhluk imajiner manusia-hewan</a> di Pulau Sulawesi, Indonesia. </p>
<p>Ini merupakan situs seni gua tertua yang pernah diketahui, atau setidaknya yang tertua yang dikaitkan dengan spesies kita.</p>
<p>Salah satu lukisan yang menggambarkan citra babi kutil Sulawesi baru-baru ini ditemukan setidaknya berusia <a href="https://theconversation.com/we-found-the-oldest-known-cave-painting-of-animals-in-a-secret-indonesian-valley-153089">45.500 tahun</a>.</p>
<p>Sejak 1950-an, para arkeolog telah mengamati bahwa lukisan-lukisan purba ini tampak melepuh dan terkelupas dari dinding gua. Namun, sedikit yang berusaha untuk mencari tahu penyebabnya. </p>
<p><a href="http://nature.com/articles/s41598-021-87923-3">Penelitian terbaru kami</a> mengeksplorasi mekanisme pembusukan yang memengaruhi panel seni cadas kuno di 11 situs di <a href="https://www.worldheritagesite.org/tentative/id/5467">Maros-Pangkep</a>, Sulawesi.</p>
<p>Kami menemukan kerusakan yang lebih parah dalam beberapa dekade terakhir, dan akan bertambah buruk akibat percepatan perubahan iklim. </p>
<p>Penemuan lukisan gua dari era Pleistosen (“Zaman Es”) di Indonesia ini baru mulai memberi tahu kita tentang kehidupan manusia purba yang tinggal di Australasia. </p>
<p>Namun, seni ini mulai menghilang sebelum kita sepenuhnya mulai memahami maknanya.</p>
<h2>Seni cadas Australasia</h2>
<p>Seni cadas memberikan sekilas gambaran tentang budaya kuno para seniman dan perburuan atau interaksi dengan <a href="https://youtu.be/3OLaNtKoJFk">hewan</a> saat itu.</p>
<p>Selain itu, petunjuk sangat langka tentang <a href="https://theconversation.com/indonesian-cave-paintings-show-the-dawn-of-imaginative-art-and-human-spiritual-belief-128457">kepercayaan akan hal-hal supernatural</a> dari manusia purba juga diawetkan dalam seni ini. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/mNiqamYP3Sc?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Perubahan iklim bisa menghapus seni gua kuno Indonesia.</span></figcaption>
</figure>
<p>Kami beranggapan bahwa manusia telah menciptakan seni di Australasia, yang meliputi Australia utara, Papua Nugini, dan Indonesia, untuk waktu yang sangat lama.</p>
<p>Temuan <a href="https://theconversation.com/buried-tools-and-pigments-tell-a-new-history-of-humans-in-australia-for-65-000-years-81021">pigmen</a> merupakan salah satu bukti paling awal yang menunjukkan manusia purba mendiami Australia lebih dari 60.000 tahun yang lalu.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/buried-tools-and-pigments-tell-a-new-history-of-humans-in-australia-for-65-000-years-81021">Buried tools and pigments tell a new history of humans in Australia for 65,000 years</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Puluhan ribu situs seni cadas yang khas tersebar di seluruh Australasia. Orang Aborigin paling banyak menciptakan <a href="https://www.nma.gov.au/defining-moments/resources/first-rock-art">gaya seni cadas</a> di seluruh Australia.</p>
<p>Hingga tahun 2014, para ilmuwan mengira seni gua pertama kali di Eropa, misalnya, di Gua Chauvet di Prancis atau <a href="https://cuevas.culturadecantabria.com/el-castillo-2/">El Castillo</a> di Spanyol , yang berusia 30.000 hingga 40.000 tahun. </p>
<p>Kita mengetahui sekarang bahwa manusia purba melukis di dalam gua dan tempat berbatu lainnya di Indonesia pada masa yang sama dan bahkan lebih awal. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/400487/original/file-20210513-21-ie5v2q.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/400487/original/file-20210513-21-ie5v2q.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/400487/original/file-20210513-21-ie5v2q.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/400487/original/file-20210513-21-ie5v2q.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/400487/original/file-20210513-21-ie5v2q.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/400487/original/file-20210513-21-ie5v2q.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/400487/original/file-20210513-21-ie5v2q.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/400487/original/file-20210513-21-ie5v2q.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Stensil tangan di salah satu lokasi penelitian di gua Leang Sakapao.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Linda Siagian</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Survei-survei yang sedang berlangsung di seluruh Australasia menemukan situs seni cadas baru setiap tahun. </p>
<p>Hingga saat ini, lebih dari 300 situs telah didokumentasikan di Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.</p>
<p>Lukisan gua di Sulawesi dan <a href="https://theconversation.com/borneo-cave-discovery-is-the-worlds-oldest-rock-art-in-southeast-asia-106252">Kalimantan</a> adalah beberapa bukti awal manusia purba tinggal di pulau-pulau ini.</p>
<p>Sayangnya, kami menemukan seni cadas dalam tahap pembusukan di hampir setiap situs di kawasan tersebut. </p>
<h2>Dampak besar dari kristal kecil</h2>
<p>Kami mempelajari beberapa seni cadas tertua, secara ilmiah berusia antara setidaknya 20.000 dan 40.000 tahun, dari Maros-Pangkep untuk mengetahui penyebab penurunan karya seni tersebut. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/400234/original/file-20210512-17-1811e0t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/400234/original/file-20210512-17-1811e0t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/400234/original/file-20210512-17-1811e0t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/400234/original/file-20210512-17-1811e0t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/400234/original/file-20210512-17-1811e0t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/400234/original/file-20210512-17-1811e0t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/400234/original/file-20210512-17-1811e0t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/400234/original/file-20210512-17-1811e0t.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Kristal garam yang mengembang dan menyusut membuat seni cadas mengelupas dari dinding gua.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Linda Siagian</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Mengingat karya seni ini telah bertahan sangat lama, kami ingin memahami mengapa permukaan lukisan gua batu tersebut bisa terkikis begitu cepat.</p>
<p>Kami menggunakan mikroskop berdaya tinggi, analisis kimiawi, dan identifikasi kristal untuk mengatasi masalah tersebut. </p>
<p>Ternyata, garam yang tumbuh di atas dan di belakang seni cadas kuno dapat menyebabkan pengelupasan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/indonesian-cave-paintings-show-the-dawn-of-imaginative-art-and-human-spiritual-belief-128457">Indonesian cave paintings show the dawn of imaginative art and human spiritual belief</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Garam tersimpan pada permukaan batuan melalui serapan air. </p>
<p>Ketika larutan air menguap, maka kristal garam terbentuk. Kristal ini lalu mengembang dan menyusut saat lingkungan memanas dan mendingin, menghasilkan stres pada batuan.</p>
<p>Dalam beberapa kasus, hasilnya adalah permukaan batu hancur menjadi bubuk. </p>
<p>Kasus lain, kristal garam membentuk kolom di bawah cangkang luar, mengangkat panel seni dan memisahkannya dari sisa batuan, menghapus lukisan tersebut.</p>
<p>Saat hari-hari panas, garam geologi bisa tumbuh lebih dari tiga kali ukuran awalnya. </p>
<p>Pada satu panel, misalnya, serpihan setengah ukuran tangan terkelupas dalam waktu kurang dari lima bulan.</p>
<h2>Iklim ekstrem karena pemanasan global</h2>
<p>Australasia memiliki <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S027737911200529X?via%3Dihub">atmosfer yang sangat aktif</a>, akibat pengaruh arus laut yang kuat, angin musiman, dan reservoir air laut yang hangat.</p>
<p>Meski demikian, beberapa seni cadas sejauh ini berhasil bertahan selama puluhan ribu tahun menghadapi variasi iklim, dari dinginnya zaman es terakhir hingga awal muson saat ini.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/400437/original/file-20210513-23-abkixy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Pemandangan karst batu kapur" src="https://images.theconversation.com/files/400437/original/file-20210513-23-abkixy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/400437/original/file-20210513-23-abkixy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/400437/original/file-20210513-23-abkixy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/400437/original/file-20210513-23-abkixy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/400437/original/file-20210513-23-abkixy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/400437/original/file-20210513-23-abkixy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/400437/original/file-20210513-23-abkixy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Batu kapur di Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan, Indonesia.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sebaliknya, situs seni gua Eropa yang terkenal, seperti Altamira di Spanyol dan Lascaux di Prancis, berada di gua-gua yang dalam dengan iklim lebih stabil (sedang) sehingga ancaman terhadap seni cadas berbeda dan pelapukan kurang agresif.</p>
<p>Kini, gas rumah kaca memperkuat iklim yang ekstrem. </p>
<p>Pemanasan global mencapai <a href="https://theconversation.com/climate-explained-will-the-tropics-eventually-become-uninhabitable-145174">tiga kali lebih tinggi di daerah tropis</a>. </p>
<p>Ditambah lagi, fase muson basah-kering menjadi lebih kuat dalam beberapa dekade terakhir, bersamaan dengan meningkatnya La Niña dan El Niño.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/climate-explained-will-the-tropics-eventually-become-uninhabitable-145174">Climate explained: will the tropics eventually become uninhabitable?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Hal ini menimbulkan efek seperti suhu meningkat, lebih banyak hari-hari panas berturut-turut, kekeringan lebih lama, dan cuaca ekstrem lainnya seperti badai (dan banjir yang diakibatkannya) lebih <a href="https://www.ipcc.ch/sr15/chapter/spm/">parah dan sering</a> terjadi.</p>
<p>Terlebih lagi, hujan muson sekarang banyak terjadi di sawah dan tambak. </p>
<p>Hal ini mendorong pertumbuhan kristal garam karena udara terlalu lembab, termasuk gua-gua di wilayah tersebut, memperpanjang siklus penyusutan dan pembengkakan garam.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/400446/original/file-20210513-17-ahrr86.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Tiga orang memegang obor ke dinding gua" src="https://images.theconversation.com/files/400446/original/file-20210513-17-ahrr86.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/400446/original/file-20210513-17-ahrr86.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/400446/original/file-20210513-17-ahrr86.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/400446/original/file-20210513-17-ahrr86.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/400446/original/file-20210513-17-ahrr86.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/400446/original/file-20210513-17-ahrr86.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/400446/original/file-20210513-17-ahrr86.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Balai Pelestarian Cagar Budaya di Makassar, melakukan pemantauan seni cadas di Maros-Pangkep.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Rustan Lebe/Universitas Griffith.</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Apa yang terjadi sekarang?</h2>
<p>Terlepas dari ancaman langsung dari perkembangan industri, seperti <a href="https://theconversation.com/rio-tinto-just-blasted-away-an-ancient-aboriginal-site-heres-why-that%20-was-diperbolehkan-139466">meledakkan situs arkeologi</a> untuk <a href="https://www.theguardian.com/science/2020/feb/21/worlds-oldest-art-under-threat-from-cement-mining-in%20-indonesia-sulawesi">penambangan dan penggalian batu kapur</a>, penelitian kami memperjelas bahwa pemanasan global adalah ancaman terbesar bagi pelestarian seni cadas kuno di daerah tropis.</p>
<p>Kita memerlukan penelitian lebih lanjut, pemantauan dan pekerjaan konservasi di Maros-Pangkep dan di seluruh Australasia, di mana situs warisan budaya terancam oleh dampak merusak dari perubahan iklim.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/rio-tinto-just-blasted-away-an-ancient-aboriginal-site-heres-why-that-was-allowed-139466">Rio Tinto just blasted away an ancient Aboriginal site. Here’s why that was allowed</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Secara khusus, kita perlu mendokumentasikan detail seni cadas yang (seperti menggunakan pemindaian 3D) dan mengungkapkan lebih banyak situs sebelum menghilang selamanya.</p>
<p>Apabila manusia penyebabnya, kita perlu memperbaikinya. </p>
<p>Yang terpenting, <a href="https://theconversation.com/the-1-5-global-warming-limit-is-not-impossible-but-without-political-action-it-soon-will%20-be-159297">kita perlu</a> menghentikan kenaikan suhu global dan mengurangi emisi secara drastis. </p>
<p>Meminimalkan dampak perubahan iklim akan membantu melestarikan karya seni luar biasa yang ditinggalkan manusia purba Australasia bagi kita.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/160990/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Jillian Huntley menerima dana dari Australian Research Council.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Adam Brumm menerima dana dari Australian Research Council.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Adhi Oktaviana adalah mahasiswa PhD di Universitas Griffith dan peneliti di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Indonesia.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Basran Burhan adalah mahasiswa PhD di Universitas Griffith University. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Maxime Aubert menerima dana dari Australian Research Council dan National Geographic Society.</span></em></p>Lukisan gua kuno baru mulai memberi tahu kita tentang kehidupan manusia purba di Australasia. Seni ini menghilang saat kita baru mencoba memahami maknanya.Jillian Huntley, Research Fellow, Griffith UniversityAdam Brumm, Professor, Griffith UniversityAdhi Oktaviana, PhD Candidate, Griffith UniversityBasran Burhan, PhD candidate, Griffith UniversityMaxime Aubert, Professor, Griffith UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1532962021-01-14T05:38:58Z2021-01-14T05:38:58ZKami menemukan lukisan gua yang menggambarkan binatang yang tertua di sebuah lembah rahasia di Sulawesi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/378756/original/file-20210114-13-12uep7m.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C4496%2C3000&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption"></span> <span class="attribution"><span class="license">Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Pengukuran umur sebuah lukisan gua yang sangat tua yang menggambarkan hewan-hewan yang baru-baru ini ditemukan di Sulawesi Selatan terbit dalam <a href="https://advances.sciencemag.org/lookup/doi/10.1126/sciadv.abd4648" title="Oldest cave art found in Sulawesi">karya ilmiah</a> kami yang terbit hari ini.</p>
<p>Lukisan ini menggambarkan citra babi berkutil sulawesi (<em>Sus celebensis</em>), yaitu sejenis babi liar kecil (dengan berat 45-85 kilogram) berkaki pendek yang merupakan hewan asli Pulau Sulawesi.</p>
<p>Berusia setidaknya 45.500 tahun, lukisan gua ini mungkin adalah penggambaran tertua tentang binatang, dan mungkin seni figuratif (citra yang mirip objek yang hendak digambarkan) paling awal dan belum terungkap.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/b-wAYtBxn7E?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Seni rupa gua tertua ditemukan di Sulawesi.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Karya seni Zaman Es di Indonesia</h2>
<p>Sulawesi memiliki karya seni gua berlimpah, pertama dilaporkan pada 1950-an.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/indonesian-cave-paintings-show-the-dawn-of-imaginative-art-and-human-spiritual-belief-128457">Indonesian cave paintings show the dawn of imaginative art and human spiritual belief</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Hingga belum lama ini, karya seni ini dianggap sebagai buah tangan petani Neolithic yang tiba sekitar 4.000 tahun lalu dari wilayah selatan Cina, dan bukan hasil karya pemburu-peramu yang telah tinggal di Sulawesi selama puluhan ribu tahun. </p>
<p>Kini kita tahu pandangan itu salah.</p>
<p>Pada 2014, kami <a href="https://www.nature.com/articles/nature13422" title="Pleistocene cave art from Sulawesi, Indonesia">melaporkan</a> temuan awal usia-usia karya seni cadas dari Sulawesi Selatan.</p>
<p>Berdasarkan analisis serial uranium pada endapan mineral (kalsit) yang terbentuk secara alami pada karya seni itu, kami menemukan bahwa gambar tangan manusia yang ditemukan di satu gua berusia setidaknya 40.000 tahun.</p>
<p>Ini bersamaan dengan zaman yang menghasilkan karya seni gua Zaman Es di Eropa.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/ZVEqkVDn6Y4?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Karya seni gua di wilayah tropis.</span></figcaption>
</figure>
<p>Lalu pada 2019, kami <a href="https://www.nature.com/articles/s41586-019-1806-y" title="Earliest hunting scene in prehistoric art">mengukur usia</a> sebuah lukisan spektakuler di gua lain yang adegan makhluk setengah manusia-setengah hewan berburu babi berkutil dan kerbau kerdil (anoa). </p>
<p>Adegan perburuan ini berusia setidaknya 43.900 tahun dan bisa jadi adalah gambaran paling tua tentang makhluk-makhluk supernatural.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/gx8ohlEAfy4?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Gambaran perburuan paling tua dalam karya seni prasejarah.</span></figcaption>
</figure>
<p>Penelitian terakhir kami menemukan bahwa karya seni cadas Sulawesi berada sedikit lebih jauh pada masa lalu.</p>
<h2>Lembah rahasia</h2>
<p>Pada Desember 2017, kami melakukan survei pertama terhadap sebuah lembah terisolasi di area pegunungan yang terletak hanya sepelemparan batu dari Makassar.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/378222/original/file-20210112-13-12qnkdb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="A lush green valley landscape." src="https://images.theconversation.com/files/378222/original/file-20210112-13-12qnkdb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/378222/original/file-20210112-13-12qnkdb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=203&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/378222/original/file-20210112-13-12qnkdb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=203&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/378222/original/file-20210112-13-12qnkdb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=203&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/378222/original/file-20210112-13-12qnkdb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=255&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/378222/original/file-20210112-13-12qnkdb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=255&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/378222/original/file-20210112-13-12qnkdb.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=255&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Lembah karst batu kapur tempat Leang Tedongnge berada.</span>
<span class="attribution"><span class="source">David P McGahan</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Walau dekat dengan sebuah kota besar, tidak ada jalanan menuju lembah ini. Komunitas kecil yang terdiri dari petani Bugis lokal di sana tinggal terpencil, walau mutu (dan kerasnya) arak nira (ballo) buatan mereka sangat dikenal.</p>
<p>Menurut mereka, belum pernah ada orang Barat yang menginjakkan kaki di lembah mereka sebelumnya.</p>
<p>Lembah rahasia ini adalah lingkungan yang asri dan memiliki keindahan alami luar biasa. Hampir tidak ada sampah di desa kecil yang berada di tengah lembah itu.</p>
<p>Berada di sana seperti berada pada masa lalu.</p>
<p>Lembah ini memiliki gua batu kapur bernama Leang Tedongnge dan di dalamnya kami menemukan sebuah lukisan batu; orang-orang lokal mengatakan mereka tidak pernah menyadari ada lukisan itu di sana.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/378444/original/file-20210112-15-b12tdn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Inside the cave is a painting of warty pigs." src="https://images.theconversation.com/files/378444/original/file-20210112-15-b12tdn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/378444/original/file-20210112-15-b12tdn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/378444/original/file-20210112-15-b12tdn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/378444/original/file-20210112-15-b12tdn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/378444/original/file-20210112-15-b12tdn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/378444/original/file-20210112-15-b12tdn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/378444/original/file-20210112-15-b12tdn.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Adhi Agus Oktaviana di depan panel lukisan batu Leang Tedongnge.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Adhi Agus Oktaviana</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Lukisan itu dibuat menggunakan pigmen mineral merah (hematit dari batuan sedimen ironstone, atau oker). Lukisan itu menggambarkan setidaknya tiga babi berkutil sulawesi dalam sebuah interaksi sosial.</p>
<p>Kami menginterpretasikan bahwa elemen-elemen yang masih bertahan dari karya seni ini adalah sebuah komposisi cerita atau adegan. Pada masa kini, ini adalah sebuah cara umum yang kita gunakan untuk bercerita menggunakan gambar; tapi cara ini tidak umum dalam karya seni gua awal.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/378223/original/file-20210112-13-1d6fvd9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="The Leang Tedongnge rock art panel enhanced to make the artwork clearer." src="https://images.theconversation.com/files/378223/original/file-20210112-13-1d6fvd9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/378223/original/file-20210112-13-1d6fvd9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=526&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/378223/original/file-20210112-13-1d6fvd9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=526&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/378223/original/file-20210112-13-1d6fvd9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=526&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/378223/original/file-20210112-13-1d6fvd9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=661&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/378223/original/file-20210112-13-1d6fvd9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=661&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/378223/original/file-20210112-13-1d6fvd9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=661&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Gambar atas telah diolah agar terlihat lebih jelas. Gambar bawah menunjukkan arsiran itu.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Adhi Agus Oktaviana</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Menguak zaman seni</h2>
<p>Mengukur usia karya seni batu sangat susah. Tapi di Leang Tedongnge kami beruntung dapat mengindentifikasi sedimen kalsit (juga dikenal sebagai “<a href="https://science.howstuffworks.com/environmental/earth/geology/what-is-cave-popcorn.htm">cave popcorn</a>” yang terbentuk di atas salah satu gambar babi (babi 1).</p>
<p>Kami mengambil sampel kalsit ini dan melakukan analisis serial uranium. Yang mengejutkan, hasil analisis menunjukkan usia 45.500 tahun untuk kalsit, ini artinya usia lukisan tempat kalsit ini terbentuk minimal berusia sama.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/378220/original/file-20210112-21-18klrdt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="A closer image of one of the wild pigs and two hand stencils" src="https://images.theconversation.com/files/378220/original/file-20210112-21-18klrdt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/378220/original/file-20210112-21-18klrdt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/378220/original/file-20210112-21-18klrdt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/378220/original/file-20210112-21-18klrdt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/378220/original/file-20210112-21-18klrdt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/378220/original/file-20210112-21-18klrdt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/378220/original/file-20210112-21-18klrdt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Tampak dekat lukisan babi berkutil di Leang Tedongnge.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Maxime Aubert</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Seni awal di Wallacea</h2>
<p>Temuan kami menggarisbawahi pentingnya Sulawesi, dan wilayah Indonesia, di panggung dunia, untuk kita memahami di mana dan kapan tradisi seni gua pertama oleh spesies kita pertama berkembang.</p>
<p>Usia karya seni yang sangat tua ini juga menawarkan petunjuk akan kemungkinan adanya temuan-temuan penting lain di wilayah ini.</p>
<p>Sulawesi adalah pulau terbesar di Wallacea, sebuah zona kepulauan yang terletak antara dataran Asia dan lempeng landas kontinen Australia-Guinea Baru.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/first-pocket-sized-artworks-from-ice-age-indonesia-show-humanitys-ancient-drive-to-decorate-132187">First pocket-sized artworks from Ice Age Indonesia show humanity's ancient drive to decorate</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Manusia modern diperkirakan telah melintasi Wallacea setidaknya <a href="https://www.nature.com/articles/nature22968" title="Human occupation of northern Australia by 65,000 years ago">65 ribu tahun lalu</a> untuk tiba di Australia.</p>
<p>Tapi kepulauan Wallacea sedikit sekali dieksplorasi dan hingga kini bukti-bukti arkeologis paling awal yang digali di wilayah ini berusia jauh lebih muda.</p>
<p>Kami yakin penelitian lebih lanjut akan menyibak karya seni yang lebih tua di Sulawesi atau di pulau-pulau Wallacea lain, berusia setidaknya 65 ribu tahun atau mungkin lebih tua lagi.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/153296/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Adam Brumm menerima dana dari Australian Research Council dan the National Geographic Society.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Adhi Oktaviana adalah peneliti di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan mahasiswa PhD di Griffith University. Riset dia fokus pada seni prasejarah dan seni batu di Indonesia. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Basran Burhan adalah peneliti lepas yang saat ini menempuh studi PhD di Griffith University.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Maxime Aubert menerima dana dari Australian Research Council dan the National Geographic Society.</span></em></p>Lukisan babi berusia setidaknya 45.500 tahun di sebuah dinding gua di Sulawesi Selatan mungkin karya seni batu paling tua yang pernah ditemukan.Adam Brumm, Professor, Griffith UniversityAdhi Oktaviana, PhD Candidate, Griffith UniversityBasran Burhan, PhD candidate, Griffith UniversityMaxime Aubert, Professor, Griffith UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1066972018-11-12T07:02:26Z2018-11-12T07:02:26ZTemuan gua Borneo: apakah gambar cadas tertua di dunia di Asia Tenggara?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/244831/original/file-20181109-116838-njwxoy.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Lukisan tokoh manusia dari Kalimantan Timur. NB: Tokoh-tokoh manusia, awalnya berwarna merah tua, telah dilacak secara digital untuk memperbesar seni ini.</span> <span class="attribution"><span class="source">Pindi Setiawan, Author provided</span></span></figcaption></figure><p>Lukisan gua di pegunungan terpencil di Borneo telah ada setidaknya 40.000 tahun lalu–jauh lebih awal dari dugaan pertama-menurut sebuah penelitian yang <a href="https://www.nature.com/articles/s41586-018-0679-9">baru-baru ini terbit di <em>Nature</em></a>.</p>
<p>Karya-karya seni ini termasuk sebuah lukisan yang tampaknya menggambarkan spesies lokal sapi liar. Ini menjadikannya sebagai contoh seni figuratif tertua di dunia. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/ancient-stone-tools-found-on-sulawesi-but-who-made-them-remains-a-mystery-92277">Ancient stone tools found on Sulawesi, but who made them remains a mystery</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Penemuan ini memperkuat pandangan bahwa tradisi lukisan gua pertama tidak muncul di Eropa, seperti yang diyakini selama ini.</p>
<h2>Gambar cadas terpencil</h2>
<p>Pada 1990-an, arkeolog Indonesia dan Prancis menjelajah masuk ke pegunungan pedalaman terpencil Kalimantan Timur. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/243620/original/file-20181102-12015-1ea3qrw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/243620/original/file-20181102-12015-1ea3qrw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/243620/original/file-20181102-12015-1ea3qrw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=402&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/243620/original/file-20181102-12015-1ea3qrw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=402&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/243620/original/file-20181102-12015-1ea3qrw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=402&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/243620/original/file-20181102-12015-1ea3qrw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=505&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/243620/original/file-20181102-12015-1ea3qrw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=505&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/243620/original/file-20181102-12015-1ea3qrw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=505&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Pegunungan batu kapur di Kalimantan Timur, Borneo.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Pindi Setiawan</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di gua-gua batu kapur yang bertengger di tebing dengan hutan yang lebat di puncaknya, tim peneliti menemukan banyak sekali karya seni prasejarah, termasuk ribuan stensil tangan (garis-garis negatif tangan manusia) dan lukisan binatang yang lebih langka.</p>
<p>Yang mencengangkan, terlepas dari lukisan tersebut, tim peneliti tidak menemukan banyak bukti lain yang menunjukkan adanya kehidupan manusia di gua-gua. Sepertinya orang-orang memanjat tebing yang tinggi dan berbahaya ke gua-gua di puncak bukit ini untuk menciptakan karya seni.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/243621/original/file-20181102-83657-kyatg4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/243621/original/file-20181102-83657-kyatg4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/243621/original/file-20181102-83657-kyatg4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/243621/original/file-20181102-83657-kyatg4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/243621/original/file-20181102-83657-kyatg4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/243621/original/file-20181102-83657-kyatg4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/243621/original/file-20181102-83657-kyatg4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/243621/original/file-20181102-83657-kyatg4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Liang Banteng, sebuah situs seni cadas di Kalimantan Timur.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Pindi Setiawan</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Tim peneliti mengusulkan bahwa karya seni prasejarah tersebut dapat dibagi menjadi setidaknya dua fase produksi seni yang berbeda secara kronologis.</p>
<p>Fase pertama ditandai dengan stensil tangan dan lukisan figuratif besar binatang yang berwarna jingga kemerahan.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/243622/original/file-20181102-83638-1hbe4go.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/243622/original/file-20181102-83638-1hbe4go.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/243622/original/file-20181102-83638-1hbe4go.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/243622/original/file-20181102-83638-1hbe4go.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/243622/original/file-20181102-83638-1hbe4go.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/243622/original/file-20181102-83638-1hbe4go.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/243622/original/file-20181102-83638-1hbe4go.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/243622/original/file-20181102-83638-1hbe4go.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Sebuah lukisan cadas dari banteng, satu jenis sapi liar dari Borneo.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Pindi Setiawan</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Stensil tangan juga menjadi ciri fase selanjutnya, tapi stensil ini (dan gambar terkait) cenderung berwarna ungu gelap (“merah tua”). Selama fase ini para seniman juga melukis desain seperti tato di pergelangan tangan, telapak tangan, dan jari-jari dari beberapa stensil-dalam beberapa contoh, stensil tangan dihubungkan dengan motif menyerupai cabang pohon atau tanaman merambat.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/243623/original/file-20181102-83648-17xcfom.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/243623/original/file-20181102-83648-17xcfom.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/243623/original/file-20181102-83648-17xcfom.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=900&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/243623/original/file-20181102-83648-17xcfom.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=900&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/243623/original/file-20181102-83648-17xcfom.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=900&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/243623/original/file-20181102-83648-17xcfom.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1131&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/243623/original/file-20181102-83648-17xcfom.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1131&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/243623/original/file-20181102-83648-17xcfom.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1131&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Stensil tangan berwarna merah tua di Liang Téwét di Kalimantan Timur. Beberapa stensil tangan memiliki dekorasi internal dan saling terkait dengan motif mirip pohon.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Pindi Setiawan</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Akhirnya, para seniman mulai menggambarkan sosok manusia dalam seni mereka (lihat gambar atas).</p>
<p>Penemuan luar biasa ini menimbulkan sejumlah pertanyaan. Berapa usia seni lukis dalam gua ini? Siapa yang membuatnya dan mengapa?</p>
<p>Pada awal tahun 2000-an tim Prancis-Indonesia <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0033589403000644">memberi tanggal</a> bagian dari sebuah formasi tirai gua yang tumbuh di atas stensil tangan.</p>
<p>Kualitas sampel yang mereka beri tanggal tidak ideal, tapi hasilnya mereka menyiratkan usia setidaknya 10.000 tahun untuk karya seni yang utama.</p>
<h2>Tanggal baru untuk seni kuno</h2>
<p>Kami sekarang percaya karya seni Borneo jauh lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya, menurut penelitian yang kami lakukan dengan rekan-rekan dari Pusat Penelitian Nasional Arkeologi (ARKENAS) di Jakarta dan para ilmuwan Indonesia lainnya.</p>
<p>Dalam <a href="https://www.nature.com/articles/s41586-018-0679-9">laporan kami</a>, kami melaporkan tanggal seri uranium yang diperoleh dari sampel kalsium karbonat yang dikumpulkan dalam kaitannya dengan seni gua dari enam situs Kalimantan Timur. Hal ini memberikan perkiraan waktu produksi seni cadas tersebut.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/244027/original/file-20181106-74763-1goei09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/244027/original/file-20181106-74763-1goei09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/244027/original/file-20181106-74763-1goei09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=1085&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/244027/original/file-20181106-74763-1goei09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=1085&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/244027/original/file-20181106-74763-1goei09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=1085&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/244027/original/file-20181106-74763-1goei09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1363&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/244027/original/file-20181106-74763-1goei09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1363&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/244027/original/file-20181106-74763-1goei09.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1363&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">(a, atas): Lokasi Borneo. Seni cadas kuno di Sangkulirang-Mangkalihat Peninsula (SMP). (b, bawah): Situs seni cadas dengan seni gua kuno.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Map source: Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) 1 Arc-Second Global by NASA/NGS/USGS; GEBCO_2014 Grid, version 20150318, (gebco.net). Base maps generated using ArcGIS by M. Kottermair and A. Jalandoni. Figure design and formatting: Adam Brumm</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Gambar seni gua tertua adalah lukisan jingga kemerahan besar dari sebuah hewan, mirip dengan <a href="http://wwf.panda.org/?202813/borneo-banteng">banteng</a> liar masih ditemukan di hutan Kalimantan. Lukisan ini memiliki usia minimal 40.000 tahun.</p>
<p>Sejauh yang kami dapat pastikan hal tersebut adalah karya seni figuratif pertama di Bumi.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/243626/original/file-20181102-83626-vdpc6i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/243626/original/file-20181102-83626-vdpc6i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/243626/original/file-20181102-83626-vdpc6i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=387&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/243626/original/file-20181102-83626-vdpc6i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=387&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/243626/original/file-20181102-83626-vdpc6i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=387&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/243626/original/file-20181102-83626-vdpc6i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=486&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/243626/original/file-20181102-83626-vdpc6i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=486&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/243626/original/file-20181102-83626-vdpc6i.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=486&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Seni cadas kuno dari Lubang Jeriji Saléh. Dua sampel yang dikumpulkan dari atas lukisan binatang figuratif menghasilkan usia uranium-seri minimum 40.000 dan 39.400 tahun yang lalu. Karya seni kuno memudar, tapi kita menafsirkannya sebagai representasi figuratif dari banteng Borneo.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Pindi Setiawan</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Seni stensil tangan jingga kemerahan terbukti sama dalam usia, menunjukkan bahwa gaya seni batu pertama muncul antara sekitar 52.000 dan 40.000 tahun yang lalu.</p>
<p>Lukisan tertua, termasuk stensil hiasan tangan berasal dari sekitar 21.000-20.000 tahun yang lalu. Sebuah gambar manusia merah tua diciptakan setidaknya 13.600 tahun yang lalu.</p>
<p>Penanggalan kami menyiratkan bahwa perubahan besar terjadi sekitar 20.000 tahun yang lalu dalam budaya seni cadas Borneo. Ini adalah masa Maksimum Glasial Terakhir (<a href="https://www.britannica.com/science/climate-change/Climate-change-since-the-advent-of-humans#ref994351">LGM</a>), saat ketika lapisan es berada pada tingkat terbesarnya dan iklim zaman es global paling ekstrem.</p>
<p>Mungkin kehidupan di dunia yang keras ini merangsang bentuk inovasi budaya baru.</p>
<p>Atau mungkin pegunungan Kalimantan Timur menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang yang melarikan diri dari perubahan lingkungan hasil LGM, meningkatkan jumlah populasi dan meningkatkan tekanan sosial yang memicu bentuk komunikasi antarkelompok baru, termasuk seni.</p>
<p>Pada 2014 <a href="https://www.nature.com/articles/nature13422">kami mengungkapkan</a> seni cadas serupa muncul di gua Maros di Sulawesi sekitar 40.000 tahun yang lalu.</p>
<p>Sulawesi berbatasan dengan Kalimantan dan belum pernah terhubung dengan benua Eurasia di dekatnya. Pulau tersebut merupakan sebuah <a href="https://www.theguardian.com/australia-news/2018/oct/31/first-humans-to-reach-australia-likely-island-hopped-to-new-guinea-then-walked-study">batu loncatan</a> penting antara Asia dan Australia.</p>
<p>Penemuan terbaru kami menunjukkan bahwa seni cadas menyebar dari Kalimantan ke Sulawesi dan dunia baru lainnya di luar Eurasia, mungkin tiba dengan orang-orang pertama yang menghuni Australia.</p>
<h2>Dua bidang inovasi seni gua Palaeolithik</h2>
<p>Wilayah zaman es Prancis dan Spanyol telah lama dilihat sebagai pusat perkembangan seni gua global karena lukisan-lukisan hewan yang menakjubkan yang dikenal dari daerah ini.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/ice-age-art-and-jewellery-found-in-an-indonesian-cave-reveal-an-ancient-symbolic-culture-75390">Ice age art and 'jewellery' found in an Indonesian cave reveal an ancient symbolic culture</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Borneo adalah pulau terbesar ketiga di planet ini. Namun sebagian besar wilayahnya pada zaman es terhubung oleh permukaan laut yang lebih rendah ke wilayah benua Eurasia yang luas-Borneo dan Eropa adalah ekstremitas yang berlawanan dari daratan ini.</p>
<p>Jadi sekarang tampaknya dua wilayah yang memiliki seni gua awal ada pada saat yang sama di pelosok terpencil di Eurasia Palaeolithik: satu di Indonesia, dan satu di Eropa.</p>
<p>Baru-baru ini terdapat sebuah <a href="https://theconversation.com/how-we-discovered-that-neanderthals-could-make-art-92127">penelitian</a> menunjukkan Neanderthal membuat seni cadas di Spanyol 65.000 tahun yang lalu, tapi ada alasan bagus untuk <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0047248418300915">mempertanyakan klaim ini</a>.</p>
<p>Tentu saja mungkin bahwa seni cadas manusia modern pertama muncul di Afrika dan diperkenalkan ke Eurasia oleh migrasi spesies kita di kemudian hari.</p>
<p>Tapi mungkin juga Indonesia dan Eropa mungkin merupakan wilayah yang masing-masing mengembangkan inovasi seni cadas pada zaman es. Jika demikian, mungkin lukisan gua yang paling awal suatu saat dapat ditemukan di Asia Tenggara daripada di Eropa.</p>
<hr>
<p><em>Adhi Agus Oktaviana, peneliti arkeologi dan seni cadas dari ARKENAS, berkontribusi dalam artikel ini.</em></p>
<p><em>Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Gracesillya Febriyani</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/106697/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Adam Brumm receives funding from the Australian Research Council.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Maxime Aubert receives funding from the Australian Research Council.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Pindi Setiawan receives funding from Bandung Institute of Technology and from Indonesia's Ministry of Higher Education.</span></em></p>Lukisan manusia purba di gua-gua di Kalimantan Timur diyakini sebagai karya seni figuratif tertua di dunia.Adam Brumm, ARC Future Fellow, Griffith UniversityMaxime Aubert, Associate professor, Griffith UniversityPindi Setiawan, Assistant Professor, Institut Teknologi BandungLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.