tag:theconversation.com,2011:/us/topics/merokok-52237/articlesMerokok – The Conversation2023-12-11T03:21:08Ztag:theconversation.com,2011:article/2182992023-12-11T03:21:08Z2023-12-11T03:21:08ZDemam “Gadis Kretek”: ekspor adiksi rokok yang mengancam pengendalian tembakau lintas negara<p>Sambutan meriah <a href="https://www.netflix.com/tw/title/81476989"><em>Gadis Kretek</em></a> dari penonton dan sineas Indonesia tercermin dengan ramainya pemberitaan dan perbincangan di sosial media.</p>
<p>Apalagi dengan tembusnya serial Netflix pertama dari Indonesia ini di <a href="https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5414887/serial-gadis-kretek-tayang-di-busan-international-film-festival-2023-dian-sastrowardoyo-hingga-putri-marino-tampil-memukau-di-red-carpet?page=2">Busan International Film Festival</a> di Korea Selatan. </p>
<p>Namun, di tengah sorotan positif terhadap serial yang mendapat rating usia 13+ atau TV-14 ini, terdapat ‘gajah di dalam ruangan’ yang luput oleh media dan penggemar: kretek itu sendiri.</p>
<p>Sebenarnya, penayangan rokok atau adegan merokok bukan hal baru dalam film layar lebar dan <em>streaming</em>.</p>
<p>Studi <a href="https://truthinitiative.org/tobacco-starring-role">Truth Initiative pada 2021</a> menemukan bahwa dari 15 program <em>streaming</em> yang paling digemari oleh anak muda usia 15-24 tahun di Amerika Serikat (AS), 60% menampilkan produk tembakau, menarik perhatian 25 juta anak muda di negara tersebut.</p>
<p>Ironisnya, fenomena ini terjadi saat sudah <a href="https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/10901981221086944">banyak studi yang menemukan bahwa paparan adegan merokok di film</a> dapat meningkatkan risiko remaja mulai merokok, bahkan hampir dua kali lipat dibandingkan remaja yang tidak terpapar. </p>
<p>Karena itu, <a href="https://www.who.int/news/item/01-02-2016-films-showing-smoking-scenes-should-be-rated-to-protect-children-from-tobacco-addiction#:%7E:text=Taking%20concrete%20steps%2C%20including%20rating,related%20addiction%2C%20disability%20and%20death.">adegan merokok di film, televisi, dan <em>online streaming</em></a> sudah dianggap sebagai bentuk promosi produk tembakau secara halus tapi efektif. </p>
<p>Taktik ini menjadi cara teranyar untuk mempromosikan adiksi rokok di tengah semakin ketatnya aturan iklan produk tembakau dan nikotin di media konvensional. </p>
<p>Lalu apa yang membuat <em>Gadis Kretek</em> berbeda sekaligus mengkawatirkan? Film ini menyebarkan aura positif industri rokok dan mengekspor adiksi rokok lintas negara via <em>streaming</em>, yang minim regulasi. </p>
<h2>Romantisasi industri rokok</h2>
<p>Berbeda dari sebagian besar hiburan sinematik lainnya yang juga menayangkan adegan merokok, cerita <em>Gadis Kretek</em> berporos pada industri kretek. </p>
<p>Kisah cinta fiktif antara tokoh utama bernama Jeng Yah, seorang peracik saus kretek yang cerdas dan ambisius, dengan Soeraja, yang kemudian menjadi konglomerat perusahaan rokok Indonesia, berlangsung pada era 1960-an saat bisnis rumahan kretek di Indonesia mulai tumbuh subur dan saling berkompetisi. </p>
<p>Penonton diajak melihat ke dalam dunia industri kretek: proses pembuatan dan pemasaran kretek, dari mulai pembelian daun tembakau hingga penyebaran pamflet iklan produk kreteknya.</p>
<p>Sejak serial ini diluncurkan pada awal November lalu, gejala “glamorisasi”–serba gemerlapan, elok, atau menarik–merokok di dunia maya mulai tampak. Fenomena ini berpotensi membentuk citra positif industri rokok yang masih dianggap <a href="https://bmcpublichealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12889-020-08640-6">bisnis normal di Indonesia</a>, bahkan penting bagi perekonomian negara. </p>
<p>Misalnya, viralnya video kompilasi adegan Jeng Yah yang diperankan oleh Dian Sastro, aktris papan atas Indonesia yang banyak diidolakan anak muda, menghisap kretek banyak dikomentari dengan nada kagum oleh warganet dan tidak sedikit yang berkomentar ingin mencoba merokok.</p>
<p>Rokok di serial ini bukan hanya berperan sebagai dekorasi atau mendramatisasi karakter, tapi sentral untuk membangun karakter utama dan cerita serial ini secara keseluruhan.</p>
<p>Di samping itu, anggapan bahwa kretek adalah “warisan budaya” Indonesia yang perlu dilestarikan dapat bangkit kembali dengan diangkatnya aspek historis dan tradisional kretek di serial ini. Di kehidupan nyata, narasi bahwa kretek harus dilindungi kerap <a href="https://bmjopen.bmj.com/content/7/9/e016975">digaungkan untuk menolak usulan kebijakan pengendalian tembakau yang lebih ketat</a>. </p>
<p>Padahal, kretek telah <a href="https://news.detik.com/berita/d-3044064/komisi-x-dpr-ri-hapus-pasal-kretek-dari-ruu-kebudayaan">ditolak</a> untuk dimasukkan ke dalam UU Kebudayaan sebagai warisan budaya pada 2015.</p>
<p>Citra positif kretek bukan tidak mungkin dapat menguntungkan industri rokok secara umum. Hal tersebut dapat mengaburkan fakta industri rokok saat ini yang <a href="https://www.ijhpm.com/article_3834.html">manipulatif dan eksploitatif</a> di sepanjang rantai pasokan dari petani tembakau hingga pemasaran rokok jadi. </p>
<p>Padahal, usaha rokok di Indonesia bukan lagi didominasi oleh perusahaan domestik kecil ala <em>Gadis Kretek</em> melainkan korporat-korporat raksasa yang <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/21/3/306.long">sudah banyak diakuisisi</a> oleh perusahaan transnasional seperti Philip Morris International. </p>
<p>Selain itu, normalisasi rokok dan industrinya akan semakin memuluskan jalan industri untuk mengintervensi kebijakan publik. </p>
<p>Laporan terbaru <a href="https://exposetobacco.org/global-index/">Global Tobacco Industry Interference Index</a> menunjukkan Indonesia selama lima tahun berturut-turut berada pada peringkat lima besar negara dengan campur tangan industri tembakau terbanyak. </p>
<p>Alhasil, intervensi ini senantiasa menghambat penerapan kebijakan pengendalian tembakau yang melindungi dan berpihak kepada kesehatan masyarakat.</p>
<h2>Promosi rokok lintas negara</h2>
<p>Ketika negara lain berlomba menurunkan konsumsi tembakau di kalangan rakyatnya dan melakukan denormalisasi industrinya, Indonesia justru dengan bangga mengekspor banyak adegan merokok melalui serial ini ke luar negeri. </p>
<p>Kenyataan bahwa <em>Gadis Kretek</em> dapat ditonton remaja dan ditayangkan di Netflix mancanegara, bahkan menempati <a href="https://www.jawapos.com/music-movie/013289679/bangga-karya-film-indonesia-gadis-kretek-masuk-dalam-top-10-netflix-series-non-english-di-22-negara">10 teratas di Malaysia dan Amerika Latin,</a> mengindikasikan adanya ekspor promosi benda adiktif ini kepada anak-anak di luar negeri.</p>
<p>Hal ini mengkhawatirkan mengingat <a href="https://untobaccocontrol.org/impldb/indicator-report/?wpdtvar=3.2.7.2.j">belum semua negara melarang promosi dan iklan produk tembakau</a> lintas negara. </p>
<p>Selain itu, Netflix dan media <em>streaming</em> lainnya belum mengatur penayangan adegan merokok atau produknya di program-program mereka.
Pada 2019, Netflix pernah <a href="https://www.npr.org/2019/07/04/738719658/netflix-promises-to-quit-smoking-on-most-original-programming">mengumumkan komitmennya</a> untuk mengeliminasi tayangan rokok di program-program bagi anak milik mereka, tapi hingga kini hanya janji belaka.</p>
<p>Berbagai usaha pun dilakukan oleh kelompok masyarakat termasuk <a href="https://www.markey.senate.gov/news/press-releases/senators-markey-van-hollen-and-blumenthal-push-netflix-on-tobacco-nicotine-and-vaping-imagery-for-young-people">anggota legislatif</a> dan <a href="https://naagweb.wpenginepowered.com/wp-content/uploads/2020/10/2019-08-06-NAAG-Letter-to-Producers-.pdf">badan hukum</a> di AS untuk menekan industri hiburan dan media supaya segera menerapkan aturan yang melindungi anak muda dari paparan promosi rokok.</p>
<p>Hingga saat ini, <a href="https://economictimes.indiatimes.com/news/india/india-becomes-a-global-leader-by-regulating-anti-tobacco-warnings-on-ott-platforms/articleshow/100641978.cms">India</a> adalah satu-satunya negara yang memiliki aturan rokok di media <em>streaming</em>. Mereka mewajibkan penayangan pesan kesehatan anti-tembakau di semua program yang menampilkan produk tembakau atau penggunaannya.</p>
<h2>Perlu aturan yang komprehensif dan kerjasama lintas negara</h2>
<p>Persoalan <em>Gadis Kretek</em> ini merupakan puncak dari gunung es yang perlu diatasi akar permasalahannya: normalisasi, bahkan “glamorisasi”, rokok di Indonesia. Pengendalian tembakau yang lemah, terutama dalam aspek iklan dan promosi rokok, adalah salah satu penyebab utamanya. </p>
<p>Pemerintah dan komunitas media perlu mengambil langkah penting untuk melindungi kesehatan generasi masa depan kita.</p>
<p>Pertama, media <em>streaming</em> perlu menetapkan rating ‘R’ atau ‘18+’ untuk program-program mereka yang menayangkan produk tembakau atau penggunaannya dengan cara memasukkannya sebagai kriteria penentuan rating usia. </p>
<p>Menurut laporan di AS, mengadopsi aturan seperti itu berpotensi mengurangi jumlah merokok pada remaja <a href="https://publications.aap.org/pediatrics/article-abstract/130/2/228/29881/Influence-of-Motion-Picture-Rating-on-Adolescent?redirectedFrom=fulltext">sebanyak 18%</a> atau mencegah hingga <a href="https://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/fact_sheets/youth_data/movies/index.htm#:%7E:text=If%20current%20rates%20continue%2C%205.6,die%20from%20tobacco%20related%20diseases.&text=Giving%20an%20R%20rating%20to,smoking%20among%20children%20alive%20today.">1 juta anak</a> di AS untuk memulai merokok. </p>
<p><a href="https://www.businessinsider.com/disney-bans-smoking-in-movies-2015-3">Disney, contohnya,</a> sejak 2007 telah melarang penayangan adegan merokok atau produknya di film-film mereka yang ditargetkan untuk anak atau remaja (rating PG-13).</p>
<p>Kedua, Indonesia perlu menutup celah dalam kebijakan pengendalian tembakau yang selama ini masih memungkinkan promosi produk tembakau dan nikotin di internet. Peraturan Pemerintah <a href="https://peraturan.bpk.go.id/Details/5324/pp-no-109-tahun-2012">No. 109 Tahun 2012</a> hanya melarang wujud rokok di ranah film, sinetron, dan acara TV lainnya. Tayangan rokok dan adegan merokok di program <em>streaming</em> dan media digital lainnya belum diatur.</p>
<p>Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO (WHO FCTC) memiliki <a href="https://fctc.who.int/publications/m/item/tobacco-advertising-promotion-and-sponsorship">rekomendasi dan panduan</a> bagi negara-negara anggotanya untuk menerapkan aturan komprehensif terkait promosi dan iklan rokok. Rekomendasinya cukup tegas: larang total penayangan produk tembakau di media digital meskipun tidak memiliki hubungan dengan entitas bisnis produk tersebut. </p>
<p>Larangan bukan hanya pada media <em>streaming</em>, <a href="https://termcommunity.com/issue-brief/66/protecting-youth-from-online-e-cigarette-marketing-findings-from-a-new-study-in-india-indonesia-and-mexico">media sosial</a> dan yang terbaru <a href="https://termcommunity.com/issue-brief/103/the-next-frontier-in-tobacco-marketing-the-metaverse-nfts-advergames-and-more">metaverse</a> juga tidak boleh luput dari peraturan pemerintah. </p>
<p>Penelitian telah menyibak banyaknya konten komersil yang memanfaatkan <em>influencer-influencer</em> di media sosial untuk <a href="https://termcommunity.com/report/95/indonesia-situation-report-march-april-2023-english">mempromosikan produk tembakau</a> atau nikotin lainnya seperti <a href="https://termcommunity.com/issue-brief/22/vape-tricks-in-indonesia-how-e-cigarette-companies-use-social-media-to-hook-youth">rokok elektrik</a>. </p>
<p>Terakhir, kerja sama lintas negara perlu dijalin mengingat <em>Gadis Kretek</em> dan produk hiburan serupa tidak hanya ditonton oleh audiens domestik. </p>
<p>Dalam rekomendasinya, WHO juga mendorong negara-negara untuk memastikan bahwa iklan dan promosi produk tembakau lintas negara yang berasal dari wilayah mereka untuk diatur dengan cara yang sama seperti aturan dalam negeri. </p>
<p>Selain itu, negara perlu menggunakan hak kedaulatan mereka untuk mencegah masuknya iklan dan promosi tembakau ke wilayah mereka.</p>
<p>Hampir <a href="https://untobaccocontrol.org/impldb/indicator-report/?wpdtvar=3.2.7.2.b">setengah dari negara-negara di dunia yang meratifikasi WHO FCTC</a>, tidak termasuk Indonesia, telah melarang iklan dan promosi rokok di internet. <a href="https://health.ec.europa.eu/tobacco/ban-cross-border-tobacco-advertising-and-sponsorship_en#latest-updates">Uni Eropa</a>, misalnya, telah mewajibkan semua negara anggotanya untuk melarang promosi dan iklan produk tembakau antarnegara mereka di berbagai media, termasuk program <em>streaming</em>.</p>
<p>Perusahaan hiburan, kreator, distributor, seniman, aktor, dan para pengambil keputusan di pemerintahan perlu memahami dampak dari industri hiburan terhadap kesehatan masyarakat. </p>
<p>Di Indonesia, konsumsi tembakau telah merenggut nyawa <a href="https://www.tobaccofreekids.org/problem/toll-global/asia/indonesia">290 ribu rakyat</a> setiap tahun dan merugikan negara <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/31/Suppl_2/s133">hingga Rp410 triliun</a>. </p>
<p>Industri hiburan harus menolak platform mereka dimanfaatkan oleh industri tembakau yang menempatkan generasi muda dalam risiko kecanduan nikotin sepanjang hayat yang akan menimbulkan kesakitan dan kematian.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/218299/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Pandangan dan opini yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak selalu mencerminkan opini atau posisi dari institusi yang terafiliasi dengan penulis.</span></em></p>Film ini menyebarkan aura positif industri rokok dan mengekspor adiksi rokok lintas negara via streaming, yang minim regulasi.Beladenta Amalia, Postdoctoral Fellow at the Institute for Global Tobacco Control, Johns Hopkins UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1996792023-03-13T04:10:50Z2023-03-13T04:10:50ZRiset ungkap beberapa pekerja informal sanggup beli rokok, tapi ogah membayar iuran JKN mandiri<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/511338/original/file-20230221-946-rj4jxt.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Penduduk mendaftar peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di halaman Kantor Cabang BPJS Kesehatan Kota Medan, Sumatera Utara, 4 Januari 2023.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://branda.antaranews.com/data/content_photo_wire.php?pubid=1672816210&getcod=dom">ANTARA FOTO/Yudi/Lmo/rwa.</a></span></figcaption></figure><p>Setelah berjalan hampir 10 tahun, program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan berhasil mencakup <a href="https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/05/peserta-jkn-capai-24179-juta-jiwa-per-juni-2022">lebih dari 80% </a> penduduk Indonesia. </p>
<p>Jaminan sosial ini bertujuan untuk menyediakan pemeliharaan dan perlindungan dasar kesehatan yang setara bagi seluruh penduduk Indonesia.</p>
<p>Salah satu kelompok penduduk yang <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23832776/">rentan jatuh miskin</a> akibat biaya pengobatan yang dibutuhkan secara tiba-tiba adalah pekerja informal. </p>
<p>Faktanya, tenaga kerja Indonesia masih didominasi oleh sektor informal, sekitar <a href="https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/mayoritas-tenaga-kerja-ri-dari-sektor-informal-pada-agustus-2022">80,2 juta atau 59,3%</a> dari total penduduk yang bekerja di dalam negeri. Pendapatan pekerja sektor informal cenderung tidak tetap, meski tingkat kesejahteraan mereka cenderung beragam, mulai dari pra-sejahtera hingga sangat sejahtera.</p>
<p>Saat ini, <a href="https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/05/peserta-jkn-capai-24179-juta-jiwa-per-juni-2022">sebagian dari keseluruhan peserta JKN dibiayai oleh negara</a>. Sebagai negara berkembang yang tidak memiliki ruang fiskal yang besar, alangkah baiknya kesinambungan program JKN mulai mengandalkan kontribusi para anggotanya, yaitu masyarakat Indonesia. </p>
<p>Partisipasi aktif masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai peserta dan membayar iuran secara rutin sangat diharapkan. Namun, sekitar 28% pekerja informal masih sulit membayar premi JKN secara teratur dengan <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s40258-019-00518-y">alasan kesulitan keuangan</a>. </p>
<p>Ironisnya, ketika ditanya antara membayar iuran JKN atau membeli rokok, dua hal yang cukup bertolak belakang secara kesehatan, tidak semua pekerja sektor informal dengan yakin memilih untuk membayar iuran JKN. Apa yang sebenarnya terjadi?</p>
<p><a href="http://obor.or.id/JKN-Dalam-Kacamata-Pekerja-Sektor-Informal">Riset kualitatif terbaru kami</a> di tiga daerah di Indonesia (Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Sumedang) bertujuan untuk menggali kemauan pekerja sektor informal (khususnya dalam kelompok pra-sejahtera) untuk membayar premi JKN secara mandiri. Riset dilakukan dari Juni ke Juli 2019 dengan melibatkan 33 partisipan. </p>
<p><a href="https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jphtr/article/view/13746/8390">Hasilnya,</a> beberapa dari mereka menolak membayar premi JKN secara mandiri dengan berbagai alasan, termasuk ketidakmampuan untuk berhenti merokok, pelayanan kesehatan yang kurang memuaskan, premi JKN yang dianggap memberatkan, serta alasan lainnya.</p>
<p>Pada saat berdiskusi, kami bertanya: “Semisal bapak atau ibu memiliki rezeki lebih dan dalam kondisi mampu (secara finansial), lalu belum mendapat bantuan dari pemerintah, kira-kira bapak atau ibu mau <em>nggak</em> secara mandiri mendaftar BPJS dan membayar iurannya?”</p>
<p>Sayangnya, tidak semua peserta diskusi terarah (FGD) dalam riset ini menyetujui ide tersebut. Ketika dibandingkan dengan pengeluaran membeli rokok, jawaban peserta juga beragam. Ternyata, kondisi ekonomi bukan satu-satunya alasan pekerja sektor informal mau membayar iuran JKN secara mandiri.</p>
<h2>Pendekatan teori perilaku kesehatan</h2>
<p>Menggunakan kerangka <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25010519/">teori perilaku kesehatan Health Belief Model</a>, kami berupaya menganalisis jawaban yang diberikan oleh peserta diskusi.</p>
<p>Teori Health Belief Model memungkinkan peneliti untuk menganalisis suatu perilaku kesehatan berdasarkan persepsi kerentanan, risiko, manfaat, dan hambatan dari suatu fenomena atau masalah kesehatan. Persepsi seseorang terkait kemampuan dirinya dalam melakukan suatu perilaku kesehatan juga tercakup dalam teori ini.</p>
<p>Ketika memilih antara membayar iuran JKN secara mandiri atau membeli rokok, banyak hal yang mempengaruhi jawaban para peserta diskusi. Bukan hanya kemampuan membayar iuran, kebermanfaatan dan hambatan dalam pelayanan kesehatan serta ketergantungan merokok turut menjadi pertimbangan pekerja sektor informal. </p>
<p>Hampir semua peserta diskusi berpendapat bahwa dengan kondisi ekonomi mereka, mereka membutuhkan JKN yang dapat membantu pengobatan mereka saat sakit. Para peserta diskusi juga menyadari bahwa merokok berdampak buruk pada kesehatan. </p>
<p>Namun demikian, efek adiksi membuat para pekerja sektor informal merasa tidak sanggup berhenti merokok. Selain itu, pasangan dari beberapa pekerja sektor informal cenderung mendorong perilaku merokok suaminya karena dinilai meningkatkan produktivitas mereka.</p>
<p>Di lain pihak, pengalaman kurang memuaskan yang dialami saat mengakses pelayanan kesehatan juga membuat mereka enggan membayar iuran. Tenaga kesehatan setempat dinilai kurang ramah dalam memberikan pelayanan. </p>
<p>Karena adanya program bantuan dari pemerintah, beberapa pekerja sektor informal merasa enggan membayar iuran JKN secara mandiri. “Selama ada yang gratis, kenapa susah-susah bayar,” kata salah satu peserta diskusi.</p>
<p>Keengganan membayar premi JKN secara mandiri mempengaruhi keberlanjutan program JKN yang saat ini masih sangat bergantung pada subsidi pemerintah. “Mental gratisan” yang masih ditemukan di kalangan masyarakat menunjukkan bahwa prinsip gotong-royong yang selama ini digaungkan oleh BPJS Kesehatan belum benar-benar diterima dan diadopsi oleh masyarakat. </p>
<h2>Literasi asuransi kesehatan</h2>
<p><a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10810730.2010.499985">Literasi kesehatan </a> yang baik menentukan sejauh mana individu dapat memperoleh, memproses, dan memahami informasi serta layanan kesehatan dasar yang diperlukan untuk membuat keputusan kesehatan. </p>
<p>Literasi kesehatan yang baik akan mendukung literasi asuransi guna mengantisipasi kerentanan kesehatan yang mungkin dihadapi pekerja informal di masa depan.</p>
<p><a href="https://www.embroker.com/blog/insurance-literacy-and-why-it-matters/">Literasi asuransi</a> memungkinkan masyarakat untuk memiliki pengetahuan yang secara aktif mampu memilih rencana terbaik untuk kesehatannya. Literasi asuransi adalah kebijakan kunci untuk mendorong pekerja <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2405844020321599#bib31">informal bergabung</a> dan berpartisipasi dalam program JKN. </p>
<p>Pekerja informal yang cenderung miskin biasanya <a href="https://ekbis.sindonews.com/read/818089/34/dirut-bpjs-beli-rokok-rp150-ribu-sebulan-oke-bayar-iuran-rp42-ribu-berat-1657019251">memilih membeli rokok</a> dibandingkan membayar premi JKN. Mereka bahkan tidak segan-segan mengalokasikan <a href="http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/156">Rp.450 - 750 ribu per bulan</a> untuk membeli rokok dibandingkan membayar premi JKN yang hanya <a href="https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20221227092810-83-892479/besaran-iuran-bpjs-kesehatan-kelas-1-2-3-terkini#:%7E:text=Kelas%203%3A%20Peserta%20BPJS%20Kesehatan,ribu%20per%20orang%20per%20bulan.">Rp 35.000 per bulan per kepala</a> untuk kelas 3 – sebenarnya Rp 42 ribu, dengan Rp 7.000 di antaranya disubsidi pemerintah.</p>
<p>Namun lagi-lagi, kemauan membayar iuran JKN secara mandiri ini tidak hanya berkaitan dengan alasan ekonomi. Ketidakpuasan terhadap pelayanan kesehatan juga menjadi salah satu ‘penghambat’ masyarakat untuk membayar iuran JKN secara mandiri. </p>
<h2>Gunakan kultur lokal untuk kampanye</h2>
<p>Pemerintah, rumah sakit, puskesmas, tenaga kesehatan, dan asosiasi profesi kesehatan perlu meningkatkan literasi asuransi dalam konteks lokal sesuai kultur setempat. </p>
<p>Kultur Indonesia yang masih membangun relasi intim dengan keluarga bisa dimanfaatkan. Seperti memberikan informasi preventif lewat penyuluhan di puskesmas dengan target peserta ibu-ibu untuk bersama membangun ketidaksukaan terhadap asap rokok di rumah.</p>
<p>Literasi asuransi yang dapat dibangun adalah lebih baik menyisihkan penghasilan demi kepentingan keluarga jika suatu saat terjadi kerentanan kesehatan. </p>
<p>Selain itu, perokok pasif juga mendapatkan potensi penyakit yang biaya pengobatannya tidak sedikit. Dorongan keluarga dapat membuat <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8316595/">perokok berhenti</a> karena faktor kecintaan dengan keluarga. Dengan begitu, uang untuk membeli rokok bisa dialihkan untuk membayar premi JKN.</p>
<p>Kampanye literasi kesehatan juga dapat menekankan kembali nilai gotong-royong dalam program JKN. Selain itu, kebijakan-kebijakan JKN sebaiknya juga menekankan pentingnya menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.</p>
<p>Hal ini penting karena peningkatan literasi kesehatan akan terhalang apabila masyarakat masih memelihara <a href="https://www.jstor.org/stable/44132409?casa_token=zvwJOS8AgjEAAAAA%3AgyHyMB3AZSHWaM-jMBn4rti9ErTk18Gp7HYsvo-sFrE1NnotTePFBHv_ZkFtAtDdIjTJns1z1q-MdJ89_BFKT_E7K-e2CTGVDcSIODKhEuK0SIz1tQ&seq=3">stigma</a> mengenai sulitnya mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang mudah dan merasa tidak puas pada pelayanan kesehatan yang tersedia.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/199679/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian Prioritas Nasional "Jaminan Sosial" yang didanai oleh Kementerian PPN/ Bappenas pada tahun 2019.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Mochammad Wahyu Ghani tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Kondisi ekonomi bukan satu-satunya alasan pekerja sektor informal mau membayar iuran JKN secara mandiri.Marya Yenita Sitohang, Peneliti Kesehatan Masyarakat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)Mochammad Wahyu Ghani, Peneliti, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1913392022-09-28T02:37:54Z2022-09-28T02:37:54ZProdusen rokok elektrik Juul didenda US$ 438,5 juta karena menyasar remaja via media sosial, pesta, dan model<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/486956/original/file-20220928-24-qu2plb.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sebuah survei pada 2021 menunjukkan bahwa lebih dari 2 juta remaja di Amerika Serikat menggunakan roko eletrik.</span> <span class="attribution"><span class="source">Aleksandr Yu/iStock via Getty Images Plus</span></span></figcaption></figure><p>Pada awal September 2022, pembuat rokok elektronik Juul Labs – wajah dari <a href="https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/e-cigarettes/surgeon-general-advisory/index.html">epidemi vaping di kalangan remaja</a> – <a href="https://portal.ct.gov/AG/Press-Releases/2022-Press-Releases/AG-Tong-Leads-Multistate-Agreement-With-JUUL-Labs">setuju untuk membayar denda US$438,5 juta atau sekitar Rp 6,6 triliun</a> kepada 33 negara bagian di Amerika Serikat.</p>
<p>Penyelesaian hukum tersebut menyimpulkan penyelidikan independen yang berlangsung selama dua tahun terhadap praktik pemasaran dan penjualan pembuat rokok elektrik untuk produk vapingnya. Negara-negara bagian tersebut menuduh bahwa Juul <a href="https://nida.nih.gov/publications/research-reports/tobacco-nicotine-e-cigarettes/nicotine-addictive#">memasarkan produk nikotin yang membuat ketagihan</a> kepada remaja. Sebelumnya, perusahaan telah <a href="https://www.statnews.com/2022/09/06/juul-to-pay-nearly-440m-to-settle-states-teen-vaping-probe%20/">menyelesaikan gugatan dengan empat negara bagian lain</a>.</p>
<p>Sebagai bagian dari penyelesaian tersebut, Juul juga setuju untuk membatasi praktik pemasaran dan penjualan yang mungkin menarik bagi remaja. Selain itu, perusahaan ini menghadapi tuntutan hukum yang masih tertunda, diajukan oleh <a href="https://www.npr.org/2022/09/06/1121304870/juul-vaping-settles-states-teen-nicotine">sembilan negara bagian lain dan ratusan klaim</a> atas nama remaja yang ingin meminta pertanggungjawaban Juul atas kecanduan nikotin mereka.</p>
<p>Pada 2018, Administrasi Obat dan Makanan (FDA) AS menyatakan bahwa penggunaan e-rokok, atau “vaping”, di kalangan anak muda telah mencapai “<a href="https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/fda-%20mengambil-langkah-baru-mengatasi-epidemi-pemuda-e-rokok-penggunaan-termasuk-bersejarah-aksi-melawan-lebih">proporsi epidemi</a>.” Kedatangan Juul bertepatan dengan <a href="https://www.tobaccofreekids.org/assets/factsheets/0394.pdf">peningkatan vaping yang masif di kalangan remaja</a>.</p>
<p>Meski Juul hanyalah salah satu jenis rokok elektrik di bidang produk vaping, penjualannya mencakup <a href="https://www.tobaccofreekids.org/assets/factsheets/0394.pdf">70% pasar pada akhir 2017</a>. Juul dengan cepat mendominasi setelah diluncurkan pada 2015 karena desainnya yang menarik – kecil, dapat disembunyikan, dan menyerupai perangkat alat penyimpan data USB – serta konsentrasi nikotinnya yang tinggi dan ditawarkan dalam berbagai rasa. </p>
<p>Sebanyak 33 negara bagian yang menjadi pihak dalam gugatan tersebut menyatakan bahwa praktik pemasaran dan penjualan perusahaan yang agresif dan terarah telah memicu penggunaan vaping di kalangan remaja.</p>
<p><a href="https://somalab.usc.edu/current-research/">Sebagai peneliti pengendalian tembakau</a>, saya menggunakan data yang dapat diakses publik dari platform media sosial seperti Twitter, Instagram, TikTok, dan YouTube untuk menangkap dan menjelaskan praktik pemasaran perusahaan yang produknya dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan masyarakat. Saya <a href="https://scholar.google.com/citations?user=zAFlXaQAAAAJ&hl=id">melakukan penelitian</a> yang menguji dampak pemasaran tembakau pada <a href="https://doi.org/10.1016/j.%20addbeh.2022.107312">remaja</a> dan <a href="https://doi.org/10.1016/j.addbeh.2022.107307">dewasa muda</a>.</p>
<p>Penggunaan juul di kalangan anak-anak telah menjadi fokus penelitian saya sejak 2016. Selama waktu inilah saya dan kolega saya <a href="https://doi.org/10.1016/j.drugalcdep.2018.05.018">menemukan ratusan unggahan Twitter</a> menggambarkan siswa yang menyelundupkan produk Juul ke halaman sekolah untuk digunakan <a href="https://theconversation.com/is-juul-making-it-easy-for-kids-to-vape-in-school-new-study-%20menyarankan-ya-98987">selama jam sekolah</a>. Denda ini menandai kemenangan kecil bagi mereka yang bekerja untuk mengekang penggunaan Juul di kalangan remaja.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/3ofEzRdUNus?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Seorang remaja di North Carolina membahas bagaimana vaping dan rokok elektrik mengubah dunianya menjadi terbalik.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Efek nikotin pada otak yang sedang berkembang</h2>
<p>Pada 2021, sebuah survei oleh FDA dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menemukan bahwa sekitar 2,55 juta siswa sekolah menengah dan sekolah menengah – atau 9,3% siswa AS dalam rentang usia tersebut – mengatakan bahwa mereka telah <a href="https://www.fda.gov/tobacco-products/youth-and-tobacco/results-annual-national-youth-tobacco-survey">menggunakan produk tembakau dalam 30 hari terakhir</a>. </p>
<p>Rokok elektrik adalah produk tembakau yang paling umum digunakan; menurut survei tahun 2021, 2,06 juta siswa sekolah menengah atas (SMA) dan pertama (SMP) melaporkan telah menggunakan rokok elektrik.</p>
<p>Rokok elektrik seperti Juul sering kali mengandung nikotin, yang telah dibuktikan oleh banyak penelitian sebagai <a href="https://nida.nih.gov/publications/research-reports/tobacco-nicotine-e-cigarettes%20/kecanduan%20nikotin#">zat adiktif</a>. Paparan nikotin yang berkepanjangan dapat memiliki <a href="https://www.ajpmonline.org/article/S0749-3797(15)00035-5/fulltext">dampak merugikan pada perkembangan otak</a> selama masa remaja.</p>
<p>Otak remaja terus berkembang menjadi dewasa awal, terutama di korteks prefrontal. Wilayah otak ini terlibat dalam perkembangan kognitif yang lebih tinggi, termasuk fungsi kognitif yang terkait dengan <a href="https://doi.org/10.2174/1570159X15666171103152136">perhatian, memori, dan fleksibilitas kognitif</a>. Studi <em><a href="https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fneur.2020.00257/full#:%7E:text=Neuroimaging%20is%20a%20discipline%20that,changes%20in%20the%20pathological%20state.">neuroimaging</a></em>(ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi sistem saraf melalui teknologi pencitraan) manusia telah mengungkapkan bahwa paparan nikotin menghasilkan <a href="https://doi.org/10.1016/j.neuropharm.2013.02.015">perubahan fungsional dan struktural jangka panjang di otak</a>.</p>
<h2>Bagaimana penggunaan Juul berkembang di kalangan remaja</h2>
<p>Investigasi ke <a href="https://portal.ct.gov/AG/Press-Releases/2022-Press-Releases/AG-Tong-Leads-Multistate-Agreement-With-JUUL-Labs">Juul selama dua tahun</a> mengungkapkan bahwa perusahaan ini tumbuh dengan cepat, popularitasnya sebagian dikatrol dengan memasarkan kepada pengguna di bawah umur dengan menyelenggarakan pesta-pesta peluncuran.</p>
<p>Juul juga <a href="https://www.vox.com/2019/1/25/18194953/vape-juul-e-cigarette-marketing">mempekerjakan model muda dan berpenampilan trendi</a> untuk tampil di iklan dan mengandalkan postingan media sosial untuk meningkatkan kesadaran merek.</p>
<p><a href="https://www.cnn.com/2018/11/13/health/juul-flavor-social-media-fda-bn">Penggunaan media sosial oleh Juul</a> untuk menarik kaum muda adalah <a href="https://www.jahonline.org/article/S1054-139X(18)30358-6/fulltext">perhatian riset saya dan rekan-rekan pada 2018</a>. Kami memeriksa apakah remaja – yang didefinisikan dalam penelitian kami sebagai orang di bawah usia 18 tahun – <a href="https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2018.08.002">mengikuti akun Twitter resmi Juul</a> dan sejauh mana remaja membagikan konten Juul posting ke pengikut mereka sendiri – remaja lainnya.</p>
<p>Untuk mencapai ini, kami mengumpulkan semua cuitan dari akun Twitter resmi Juul dari Februari 2017 hingga Januari 2018. Kami kemudian mengidentifikasi cuitan Juul yang di-retweet, artinya dibagikan oleh orang lain di Twitter. Kami menemukan bahwa ada 721 pengguna unik yang membagikan cuitan Juul selama waktu itu. Kami kemudian menentukan apakah pengguna unik tersebut adalah remaja atau orang dewasa berdasarkan prosedur klasifikasi yang sistematis.</p>
<p>Studi kami menunjukkan bahwa <a href="https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2018.08.002">25% pengguna yang mengikuti Juul adalah remaja</a>. Kami juga menemukan bahwa seorang remaja dapat melihat postingan Juul tanpa langsung mengikuti akun resmi Juul, sebagai akibat dari retweet.</p>
<p>Temuan kami memiliki implikasi yang jelas bagi kesehatan masyarakat. Misalnya, meta-analisis – atau studi yang mensintesis data terkait dan tersedia tentang topik dari penelitian sebelumnya – menemukan bahwa paparan pemasaran rokok elektrik <a href="https://doi.org/10.1001/jamapediatrics.2022.2223">online meningkatkan risiko remaja mencoba rokok elektrik</a>.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/LIyzUVfJpN4?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Seorang remaja yang hampir tewas setelah merokok e-rokok memulai kampanye larangan vaping.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Strategi yang ditargetkan ditujukan untuk kaum muda</h2>
<p>Sementara Juul <a href="https://www.nytimes.com/2022/09/06/health/juul-settlement-vaping-crisis.html">belum mengakui kesalahan apa pun</a>, dalam penyelesaian hukum tersebut, Juul telah setuju untuk tidak memasarkan produk yang ditujukan untuk kaum muda dan menggambarkan orang di bawah usia 35 tahun dalam pemasaran apa pun. </p>
<p>Juul juga setuju untuk tidak menggunakan influencer berbayar – <a href="http://dx.doi.org/10.1136/tobaccocontrol-2021-056828">tokoh masyarakat dengan pengikut yang cukup besar</a> di platform media sosial yang mempromosikan produk atas nama merek untuk uang kompensasi atau keuntungan lainnya. Dan sebagai bagian dari penyelesaian tersebut, perusahaan setuju untuk menahan diri dari penempatan produk, penggunaan kartun dan praktik pemasaran lainnya yang menarik bagi remaja.</p>
<p>Saya sangat optimis bahwa penyelesaian yang dicapai antara Juul dan negara bagian akan membantu mengekang penggunaan rokok elektrik di kalangan remaja. Namun, pangsa pasar rokok elektrik Juul <a href="https://www.nytimes.com/2020/06/02/health/puff-bar-teens.html">telah menurun</a> dalam beberapa tahun terakhir, digantikan <a href="https://truthinitiative.org/sites/default/files/media/files/2021/06/Truth_E-Cigarette%20Factsheet%20update%20JUNE%202021_FINAL.pdf">oleh rokok elektrik sekali pakai</a> seperti PuffBar yang baru populer. </p>
<p>PuffBar menawarkan <a href="http://dx.doi.org/10.1136/tobaccocontrol-2021-056780">produknya dalam berbagai rasa</a>, yang penting karena e-rokok beraroma <a href="https://doi.org/10.15585/mmwr.mm7039a4">adalah trendi di kalangan siswa SMP dan SMA AS </a>.</p>
<p>Juul hanyalah salah satu perusahaan rokok elektrik yang menerapkan praktik pemasaran yang menarik bagi remaja. Misalnya, penelitian tim kami menemukan bahwa perusahaan rokok elektrik <a href="https://doi.org/10.1001/jamapediatrics.2020.1987">menggunakan kartun sebagai logo perusahaan</a> dan dalam materi promosi lainnya. <a href="https://doi.org/10.1093/ntr/ntaa093">Kami telah mendokumentasikan</a> 106 perusahaan yang telah menggunakan kartun untuk membantu membangun identitas merek mereka.</p>
<p>Pada 2021, kami meneliti hubungan antara pengakuan <a href="https://doi.org/10.1016/j.addbeh.2022.107312">kemasan rokok elektrik dengan kartun dan penggunaan rokok elektrik</a>. Kami juga mempelajari kerentanan remaja terhadap penggunaan rokok elektrik dan harapan mereka akan manfaat dan risiko dari penggunaan. Untuk menilai sejauh mana remaja mengenali gambar kartun pada label produk, kami menunjukkan pada remaja dalam penelitian kami dengan 40 gambar bungkus rokok elektrik – 20 dengan kartun dan 20 tanpa kartun. Kami kemudian bertanya kepada setiap remaja apakah mereka mengenali produk tersebut.</p>
<p>Kami menemukan sebuah hubungan positif antara pengenalan gambar kartun dan penggunaan rokok elektrik, kerentanan untuk menggunakan, dan manfaat sosial yang dirasakan dari penggunaan. Dengan kata lain, kami memastikan bahwa remaja mengenali pemasaran kartun terkait rokok elektrik, dan bahwa remaja ini menggunakan rokok elektrik.</p>
<h2>Sebuah langkah ke arah yang benar</h2>
<p>Penyelesaian hukum tersebut terjadi pada saat protes publik terhadap vaping remaja telah mencapai <a href="https://www.heart.org/en/news/2022/09/06/educators-other-experts-aim-to-build-momentum-in-fight-against-youth-vaping">tingkat keras</a>. Meski penyelesaian merupakan langkah maju yang penting, penelitian dari komunitas pengendalian tembakau menunjukkan bahwa praktik pemasaran dari perusahaan tembakau dapat dan akan mempengaruhi kaum muda untuk mempertimbangkan mencoba produk tembakau, termasuk rokok elektrik.</p>
<p>Ketika popularitas Juul berkurang dan perusahaan rokok elektrik baru mulai merebut lebih banyak pangsa pasar, langkah-langkah ketat untuk mengekang praktik pemasaran tambahan akan menjadi penting dalam upaya untuk mencegah lebih banyak orang muda menjadi kecanduan nikotin.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/191339/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Jon-Patrick Allem receives funding from Tobacco-Related Disease Research Program (TRDRP), California Tobacco Control Program, and the National Institutes of Health (NIH).</span></em></p>Juul setuju untuk tidak menggunakan influencer berbayar di platform media sosial yang mempromosikan produk atas nama merek untuk uang kompensasi atau keuntungan lainnya.Jon-Patrick Allem, Assistant Professor of Research in Population and Public Health Sciences, University of Southern CaliforniaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1897822022-09-02T08:23:43Z2022-09-02T08:23:43ZSeberapa sering perempuan muda meninggal karena serangan jantung dan bagaimana cara tingkatkan kesehatan jantung Anda?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/482471/original/file-20220902-20-9cvsrx.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Olahraga teratur bisa menurunkan risiko penyakit jantung. </span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Kematian Senator Australia Kimberley Kitching pada Maret 2022 adalah kehilangan tragis yang <a href="https://www.smh.com.au/healthcare/women-can-t-believe-it-when-i-tell-them-they-ve-had-a-heart-attack-20220311-p5a3vk.html">mengejutkan banyak perempuan</a>. Kitching, 52 tahun, diduga meninggal karena serangan jantung.</p>
<p>Pada saat masyarakat sedang bergulat dengan <a href="https://theconversation.com/vale-shane-warne-a-cricketing-genius-who-lived-a-life-of-no-regrets-178603">kematian mendadak pemain kriket kondang Shane Warne, juga pada Maret lalu</a> – dan membuat kita meminta para laki-laki di sekitar kita untuk memperhatikan kesehatan jantung mereka – kematian mendadak Kitching menjadi <a href="https://herheart.org/">peringatan</a> yang jelas dari <a href="https://www.heartfoundation.org.au/conditions/heart-conditions-in-women">risiko penyakit jantung bagi perempuan</a>.</p>
<p><a href="https://www.aihw.gov.au/getmedia/2ba74f7f-d812-4539-a006-ca39b34d8120/aihw-21213.pdf">Risiko</a> ini sering diabaikan, terutama pada perempuan muda, dan gejalanya mungkin berbeda dari yang biasanya terlihat pada laki-laki.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1503166994345971713"}"></div></p>
<h2>Apa risiko terkena serangan jantung?</h2>
<p>Di Australia, penyakit jantung adalah <a href="https://www.aihw.gov.au/reports/heart-stroke-vascular-diseases/hsvd-facts/contents/about">penyebab utama kematian dan kecacatan</a> baik pada perempuan maupun laki-laki.</p>
<p><a href="https://www.aihw.gov.au/getmedia/25915222-41b7-4697-b877-8a8d7daaa836/aihw-cdk-15.pdf.aspx?inline=true">Risiko kejadian akut</a> (termasuk serangan jantung) meningkat seiring bertambahnya usia baik bagi laki-laki mau pun perempuan: dari lima per 100.000 untuk perempuan berusia 25–34 (13 per 100.000 untuk laki-laki) menjadi 2.100 per 100.000 untuk perempuan berusia 85 tahun ke atas (2.900 per 100.000 untuk laki-laki).</p>
<p>Sekitar 14% perempuan berusia 45-74 tahun <a href="https://www.mja.com.au/journal/2016/204/8/absolute-risk-cardiovascular-disease-events-and-blood-pressure-and-lipid">berisiko tinggi</a> dari serangan jantung selama lima tahun berikutnya.</p>
<p>Di semua kelompok umur, 20 perempuan Australia <a href="https://www.heartfoundation.org.au/conditions/heart-conditions-in-women">meninggal karena penyakit jantung setiap hari</a>.</p>
<h2>Bagaimana perempuan mengalami serangan jantung?</h2>
<p>Pengalaman perempuan tentang serangan jantung bisa berbeda dengan laki-laki – mereka cenderung tidak mengalami nyeri dada.</p>
<p>Perempuan <a href="https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/JAHA.119.014733">lebih mungkin</a> menderita sesak napas dan nyeri di antara tulang belikat. Mereka juga cenderung mengalami mual atau muntah.</p>
<p>Kita sering mendengar perempuan menunda memanggil ambulans atau menunggu untuk melihat apakah ketidaknyamanan mereda sebelum mereka mencari perawatan.</p>
<p>Perempuan juga <a href="https://www.mja.com.au/journal/2018/209/3/differences-management-and-outcomes-men-and-women-st-elevation-%20miokard">lebih kecil kemungkinannya untuk menerima pengobatan tepat waktu</a>.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/women-who-have-heart-attacks-receive-poorer-care-than-men-100161">Women who have heart attacks receive poorer care than men</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Perawatan yang efektif tersedia di rumah sakit. Tetapi menunda pengobatan dapat mengurangi manfaat terapi dan menyebabkan hasil yang lebih buruk.</p>
<h2>Cara mengurangi risiko serangan jantung</h2>
<p>Mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan serangan jantung adalah penting bagi semua perempuan. Berikut adalah empat hal yang dapat Anda lakukan hari ini:</p>
<p><strong>1. Periksakan kesehatan jantung Anda</strong></p>
<p>Di Australia, warga berusia 45 tahun ke atas dan penduduk asli berusia 30 tahun ke atas dapat memiliki pemeriksaan kesehatan jantung dengan dokter umum yang <a href="https://www.heartfoundation.org.au/heart-health-education/heart-health-checks">didanai Medicare</a>.</p>
<p>Selama pemeriksaan ini, dokter umum Anda akan menghitung risiko Anda terkena serangan jantung dalam lima tahun ke depan. Ini akan dilakukan dengan menggunakan informasi dari riwayat kesehatan Anda, riwayat keluarga, faktor gaya hidup, dan pengukuran seperti tekanan darah dan tes darah.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Woman gets her blood pressure check." src="https://images.theconversation.com/files/452365/original/file-20220316-21-1cy9sz5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/452365/original/file-20220316-21-1cy9sz5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/452365/original/file-20220316-21-1cy9sz5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/452365/original/file-20220316-21-1cy9sz5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/452365/original/file-20220316-21-1cy9sz5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/452365/original/file-20220316-21-1cy9sz5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/452365/original/file-20220316-21-1cy9sz5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Pemeriksaan kesehatan jantung termasuk pemeriksaan tekanan darah.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/doctor-uses-sphygmomanometer-stethoscope-check-patients-1686741997">Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Tes juga dapat mencakup <a href="https://www.heartfoundation.org.au/heart-health-education/medical-tests-coronary-artery-calcium-score">EKG</a> (elektrokardiogram) dan <a href="https://www.mja.com.au/journal/2021/214/9/national-heart-foundation-australia-position-statement-coronary-artery-calcium">skor kalsium CT</a>. EKG melihat ritme jantung Anda, sementara skor kalsium CT mengukur jumlah kalsium di dalam dinding arteri jantung Anda. Ini dapat menunjukkan penumpukan plak (penyumbatan) di dalam pembuluh darah yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung.</p>
<p>Berdasarkan skor risiko Anda, dokter umum akan dapat memberikan saran perawatan untuk mengurangi risiko serangan jantung. Jika skor risiko tinggi, mereka mungkin merekomendasikan obat-obatan tertentu. Pada skor risiko yang lebih rendah, modifikasi gaya hidup – seperti perubahan pola makan, olahraga, dan berhenti merokok – dapat direkomendasikan sebagai pendekatan awal.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/women-have-heart-attacks-too-but-their-symptoms-are-often-dismissed-as-something-else-76083">Women have heart attacks too, but their symptoms are often dismissed as something else</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p><strong>2. Berhenti merokok</strong></p>
<p>Merokok secara substansial meningkatkan risiko penyakit jantung. Ini mempersempit dan menyumbat pembuluh darah, serta mengurangi suplai darah dan oksigen ke seluruh tubuh. Merokok juga membuat pembuluh darah menjadi kaku dan tidak bisa meregang.</p>
<p>Orang yang merokok empat kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung dan <a href="https://prod.heartfoundation.org.au/heart-health-education/smoking-and-your-heart">tiga kali lebih mungkin</a> meninggal karena serangan jantung.</p>
<p>Berhenti merokok mengarah pada kesehatan keseluruhan yang lebih baik pada usia berapa pun, terutama untuk kesehatan jantung. <a href="https://www.quit.org.au/">Dukungan untuk berhenti merokok</a> tersedia melalui Quit Line – tidak ada kata terlambat untuk berhenti.</p>
<p><strong>3. Berolahraga</strong></p>
<p>Olahraga memiliki banyak manfaat kesehatan fisik dan mental, <a href="https://www.heartfoundation.org.au/Heart-health-education/Physical-Activity-and-Exercise">termasuk</a> menurunkan tekanan darah dan kolesterol.</p>
<p>Jika Anda memiliki penyakit jantung, aktivitas fisik dapat membantu Anda mengelola kondisi tersebut, menurunkan risiko diabetes tipe 2, dan menjaga berat badan Anda tetap terkendali. Mencapai berat badan yang sehat juga <a href="https://www.heartfoundation.org.au/heart-health-education/physical-activity-and-exercise">mengurangi risiko penyakit jantung</a>.</p>
<p>Berjalan adalah cara yang bagus untuk mulai berolahraga dan dapat dilakukan dengan teman untuk memberikan dukungan, atau melalui komunitas <a href="https://walking.heartfoundation.org.au/">kelompok jalan kaki</a>.</p>
<p><strong>4. Tukar makanan tidak sehat</strong></p>
<p>Ganti makanan yang kurang sehat dengan pilihan yang lebih sehat, termasuk sayuran dan buah-buahan, dan kurangi garam dan minuman ringan.</p>
<p>Membuat perubahan bisa jadi sulit, tetapi mulailah dengan beberapa perubahan yang dapat dicapai dan <a href="https://www.heartfoundation.org.au/search/%22recipe-categories%22">resep murah dan sehat</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Woman pushes a shopping trolly of healthy food." src="https://images.theconversation.com/files/452370/original/file-20220316-17-udw2py.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/452370/original/file-20220316-17-udw2py.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/452370/original/file-20220316-17-udw2py.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/452370/original/file-20220316-17-udw2py.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/452370/original/file-20220316-17-udw2py.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/452370/original/file-20220316-17-udw2py.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/452370/original/file-20220316-17-udw2py.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Mulai dengan perubahan kecil.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/woman-buy-products-her-trolley-supermarket-299082896">Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Meningkatkan akses ke perawatan</h2>
<p>Akses ke perawatan pencegahan, dukungan spesialis, dan rehabilitasi setelah serangan jantung sangat penting untuk mengurangi kematian dan kecacatan akibat penyakit jantung.</p>
<p>Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan akses ke perawatan, terutama dalam kelompok prioritas seperti perempuan dari komunitas yang beragam secara budaya dan bahasa - seperti wanita Aborigin dan Penduduk Kepulauan Selat Torres - dan perempuan yang tinggal di pedesaan dan terpencil Australia.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/according-to-tv-heart-attack-victims-are-rich-white-men-who-clutch-their-hearts-and-collapse-heres-why-thats-a-worry-120894">According to TV, heart attack victims are rich, white men who clutch their hearts and collapse. Here's why that's a worry</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Akses yang lebih baik ke perawatan memerlukan kepastian kapasitas tenaga kerja perawatan primer, terutama di daerah pedesaan dan terpencil, serta pendanaan dan kebijakan untuk meningkatkan akses ke perawat perawatan primer, praktisi perawat, dan layanan rehabilitasi jantung.</p>
<p>Telehealth adalah alat yang berharga untuk meningkatkan akses ke dokter umum dan layanan spesialis jantung, terutama di daerah pedesaan dan terpencil.</p>
<p>Semua orang pernah mendapatkan peringatan untuk memperhatikan kesehatan jantung mereka. Mengurangi risiko penyakit jantung dimulai dengan membuat janji dengan dokter umum untuk pemeriksaan kesehatan jantung guna mendapatkan dukungan pribadi untuk menjalani hidup sehat.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/189782/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Sally Inglis currently receives funding from the Heart Foundation in the form of a Future Leader Fellowship. Sally is Chair of the Cardiovascular Nursing Council of the Cardiac Society of Australia and New Zealand (CSANZ) and Deputy Chair of the NSW Cardiovascular Research Network.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Clara Chow has an NHMRC Investigator grant. She is President of the Cardiac Society Australia and New Zealand, a board member of the Western Sydney Local Health District, and on a steering group of the National Health Foundation, which is writing guidelines on cardiovascular risk assessment.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Patricia Davidson has received funding from the ARC, NHMRC and National Institutes of Health in the United States.
Mitra.</span></em></p>Berhenti merokok mengarah pada kesehatan keseluruhan yang lebih baik pada usia berapa pun, dan terutama kesehatan jantung.Sally Inglis, Professor, Heart Foundation Future Leader Fellow, IMPACCT, Faculty of Health, University of Technology SydneyClara Chow, Cardiologist at Westmead Hospital; Director of the Westmead Applied Research Centre, University of SydneyPatricia Davidson, Vice-Chancellor, University of WollongongLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1735002021-12-10T05:42:46Z2021-12-10T05:42:46ZKematian besar tapi tak dilihat: saatnya akhiri rantai pelanggaran HAM industri rokok<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/436764/original/file-20211209-142574-1ipkw5f.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Para siswa berkampanye menolak menjadi target pemasaran industri rokok di Jakarta.</span> <span class="attribution"><span class="source">Copy right: Lentera Anak</span></span></figcaption></figure><p><em>Artikel untuk memperingati Hari Hak Asasi Manusia Sedunia 10 Desember.</em></p>
<p>Seandainya diadakan ajang penganugerahan bagi pelaku pelanggar hak asasi manusia (HAM), korporasi rokok mungkin akan keluar jadi salah satu pemenang untuk kategori pelaku non-negara. </p>
<p>Sulit untuk tidak menyebut andil industri tembakau atas <a href="https://www.who.int/indonesia/news/campaign/world-no-tobacco-day-2021/more-than-100-reasons">setidaknya 8 juta</a> kematian prematur akibat epidemi rokok global. Di Indonesia, rokok telah merenggut lebih dari <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20210530203619-4-249381/ekonomi-tembakau-dan-konsekuensi-merokok-di-indonesia">300.000 nyawa</a> tiap tahunnya. Angka itu diperkirakan melebihi jumlah korban kematian akibat penyalahgunaan narkotika yang berkisar pada <a href="https://rri.co.id/kendari/kesra/kesehatan/895664/kematian-tinggi-bahaya-narkoba-hampir-sama-covid-19">angka 15 ribu per tahun</a>. Ironisnya, hampir sepertiga dari jumlah korbannya adalah <a href="http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/who-rokok-tetap-jadi-sebab-utama-kematian-dan-penyakit">perokok pasif</a>. </p>
<p>Sementara banyak nyawa tak bersalah melayang, pundi-pundi kekayaan para <a href="https://money.kompas.com/read/2020/12/14/093700426/sosok-2-konglomerat-terkaya-indonesia-dari-jualan-rokok?page=all">konglomerat tembakau</a> justru meningkat berkat bencana besar yang terjadi. Sejarawan sains dari Stanford University Robert Proctor menyebut fenomena ini bagaikan ‘<a href="https://books.google.co.id/books?id=lk37egfoiBoC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false">Golden Holocaust</a>’.</p>
<p>Namun, situasi di Indonesia lebih seperti anomali. Kendati meninggalkan banyak jejak pelanggaran HAM, watak antagonis konglomerasi rokok di Indonesia kerap terselamatkan oleh banyak pemuja industri tembakau. Tak jarang kita mendengar <a href="https://kemenperin.go.id/artikel/17257/Kontribusi-Besar-Industri-Hasil-Tembakau-Bagi-Ekonomi-Nasional">wacana-wacana mengglorifikasi pelaku industri tembakau</a>. Misalnya, industri rokok berjasa memberi hasil cukai terbesar bagi negara, menyerap banyak tenaga kerja, atau berkontribusi pada prestasi atlit olahraga nasional.</p>
<p>Narasi itu mungkin saja faktual, tapi menyesatkan masyarakat. Sebab, seberapa pun besarnya timbal balik ekonomi yang diberikan dari sektor industri tersebut, manfaatnya tidak pernah sebanding dengan <a href="https://www.suara.com/health/2021/11/11/161430/kemenkes-kerugian-negara-3-kali-lipat-lebih-tinggi-dibanding-keuntungan-dari-cukai-rokok?page=all">biaya-biaya kerugian yang timbul</a> dari bencana sosial dan kesehatan yang diciptakan. Lagi pula yang membayar cukai adalah puluhan juta konsumen, bukan industri rokok.</p>
<h2>Pelanggaran HAM industri tembakau</h2>
<p>Setidaknya ada tiga alasan mengapa industri rokok layak disebut sebagai pelanggar HAM. </p>
<p><em>Pertama</em>, ekspansi industri rokok yang tak terkendali bertolak belakang dengan upaya negara memenuhi standar kehidupan terbaik bagi warganya. Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (Ekosob) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam <a href="https://www.refworld.org/pdfid/4538838d0.pdf">Komentar Umum Nomor 14 (Pasal 12 Kovenan Internasional Hak Ekosob)</a>, secara khusus menyoroti kewajiban negara mengendalikan konsumsi berisiko akibat industri tembakau, dalam rangka mengupayakan standar kesehatan tertinggi. Salah satu indikator standar hidup yang baik tercermin dari rendahnya angka kematian suatu negara.</p>
<p>Persoalannya, jumlah penjualan produk tembakau di Indonesia terus <a href="https://investasi.kontan.co.id/news/volume-penjualan-hm-sampoerna-hmsp-meningkat-di-semester-i-2021">meningkat</a> dari waktu ke waktu. Sementara, terdapat <a href="https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0242558">korelasi positif</a> antara tingginya angka penjualan produk tembakau di suatu negara dan tingginya angka kematian di negara tersebut. </p>
<p><em>Kedua</em>, jika pun pendukung industri tembakau menyangkal bahwa rokok tidak membunuh, produk tersebut faktanya mengganggu tingkat kesejahteraan banyak orang. Badan Pusat Statistik (BPS), misalnya, rutin memasukkan rokok dalam daftar teratas <a href="https://katadata.co.id/ekarina/berita/5e9a50d913e17/bps-rokok-jadi-faktor-penyumbang-kedua-kemiskinan-penduduk">komoditas penyumbang kemiskinan</a> di Indonesia. Tentu ada alasan mengapa rokok dan sejenisnya digolongkan sebagai barang nirmanfaat (<em>demerit goods</em>).</p>
<p>Pada 2012 silam, <a href="https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2539602/rata-rata-konsumsi-rokok-orang-indonesia-satu-bungkus-per-hari">sebuah survei</a> memperkirakan pola konsumsi rokok masyarakat Indonesia mendekati satu bungkus per hari. Pada saat bersamaan, <a href="https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-hari-tanpa-tembakau-sedunia.pdf">satu dari tiga orang Indonesia adalah perokok</a>. </p>
<p>Maka, jika diasumsikan harga rokok tiap bungkusnya Rp 20 ribu, dalam sebulan seseorang menghabiskan paling tidak Rp 600 ribu (atau setara dengan Rp 7,2 juta setahun) untuk mengkonsumsi barang nirmanfaat itu. Sementara, <a href="https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/02/05/1811/ekonomi-indonesia-2020-turun-sebesar-2-07-persen--c-to-c-.html#:%7E:text=Perekonomian%20Indonesia%202020%20yang%20diukur,Juta%20atau%20US%243.911%2C7.">pendapatan per kapita orang Indonesia pada 2020</a> tak lebih dari Rp 56,9 juta per tahun (atau Rp 4,7 juta per bulan). Dengan asumsi demikian, perhitungan kasarnya lebih dari satu bulan gaji yang didapatkan seorang perokok aktif berakhir di kantong pengusaha rokok tiap tahunnya. </p>
<p>Hitungan sebelumnya tentu saja hanya estimasi kasar. Bukan tidak mungkin situasinya akan jauh lebih buruk mengingat kebanyakan populasi perokok di Indonesia bekerja di sektor informal yang terasosiasikan dengan penghasilan di bawah ambang pendapatan per kapita. </p>
<p><em>Ketiga</em>, jika pun rokok ‘belum membunuh’ atau ‘belum memiskinkan seseorang’, efek dari konsumsi jangka panjangnya akan merenggut <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352853217300019">kehendak bebas seseorang mengendalikan perilaku konsumsinya</a>. Studi menunjukkan bahwa efek dari adiksi rokok berpengaruh negatif pada pilihan konsumsi seseorang. </p>
<p>Di satu sisi, banyak perokok aktif menyangkal imbauan berhenti merokok karena menganggap merokok adalah pilihan. Dalam hemat <a href="https://www.investopedia.com/terms/r/rational-choice-theory.asp"><em>rational choice theory</em></a>, manusia diasumsikan mampu berperilaku rasional dalam memilih kebutuhan dan manfaat yang dikehendaki dalam tiap-tiap keputusan ekonominya. </p>
<p>Namun yang jarang disadari adalah kemampuan rasional itu terganggu ketika <a href="https://harmreductionjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/1477-7517-8-6">seseorang mengalami adiksi</a>. Maka tak jarang kita mendengar anekdot bahwa seseorang lebih rela menghabiskan uang untuk membeli rokok ketimbang kebutuhan primer seperti pangan. Atau, paradoks bahwa seorang perokok mengaku mengetahui akan bahayanya namun tetap memilih untuk terus merokok. Setiap bungkus rokok jelas memberi peringatan bergambar “Merokok membunuhmu” dan pesan sejenis. </p>
<p>Paradoks seperti itu menjelaskan kalau dorongan konsumsi perokok kebanyakan bukan datang dari keputusan rasional, melainkan akibat faktor adiksi. Dan peredaran serta pemasaran produk yang tidak terkendali punya andil menciptakan fenomena demam merokok. </p>
<p>Celakanya, ketika dampak negatif pada akhirnya diderita oleh konsumen akibat konsumsi berkepanjangan, korporasi rokok dapat dengan mudah lepas tangan dan berdalih bahwa risiko yang dialami adalah konsekuensi atas pilihan sadar yang sedari awal diamini konsumennya. </p>
<p>Selain ketiga alasan itu, berbagai penelitian juga menemukan rekam jejak pelanggaran HAM di segala rantai pasok sektor industri rokok. Mulai dari isu <a href="https://www.hrw.org/report/2016/05/24/harvest-my-blood/hazardous-child-labor-tobacco-farming-indonesia">pekerja anak</a>, upah tidak layak, eksploitasi pekerja, <a href="https://www.who.int/fctc/publications/WHO-FCTC-Enviroment-Cigarette-smoking.pdf?ua=1&ua=1">deforestasi</a>, hingga <a href="https://tobacconomics.org/uploads/Analisis%20usaha%20tani%20tembakau%20-%202020.pdf">pencemaran lingkungan</a> darat, udara, dan lautan. </p>
<h2>Uji tuntas HAM industri tembakau</h2>
<p>Bukan cuma negara, sektor privat juga memiliki kewajiban menghormati HAM. Pada 2011, PBB mengeluarkan <a href="https://www.ohchr.org/documents/publications/guidingprinciplesbusinesshr_en.pdf">Prinsip Panduan PBB untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia (UNGP)</a>. Instrumen ini sengaja dibuat untuk menyasar kepatuhan korporasi akan HAM dalam operasi bisnisnya. </p>
<p>Meski tergolong hukum yang berdaya laku lunak (<em>soft law</em>), instrumen UNGP dapat menjadi alternatif dalam mendorong pemulihan korban pelanggaran HAM oleh korporasi ketika negara tidak menunjukkan kehendak politik yang positif. </p>
<p>Dalam prinsip operasionalnya, UNGP meminta korporasi untuk senantiasa dan sukarela mengidentifikasi dampak HAM dari bisnis yang dijalankan pada seluruh rantai proses penciptaan nilai dari hulu hingga hilir. Adapun, berbekal temuan pengujian itu korporasi harus memitigasi dengan memberikan pemulihan pada korbannya serta mencegah pelanggaran berulang.</p>
<p>Philip Morris International (PMI), satu dari sekian perusahaan tembakau raksasa dunia dan <a href="https://www.pmi.com/markets/indonesia/en">juga beroperasi di Indonesia</a>, pernah melakukan uji tuntas dampak HAM pada 2017 silam. Temuannya menunjukkan bahwa operasionalisasi bisnis perusahaan tersebut bukan hanya melanggar HAM, namun <a href="https://www.humanrights.dk/news/human-rights-assessment-philip-morris-international">bertentangan dengan agenda hak asasi manusia</a>. Atas temuan itu, tim penguji menyarankan perusahaan asal Amerika Serikat itu menghentikan seluruh produksi dan pemasaranya. </p>
<p>Bagi Indonesia, metode uji tuntas dampak HAM yang diperkenalkan UNGP dapat menjawab semua mitos-mitos yang kerap didengungkan oleh pendukung industri rokok. Perusahaan rokok selama ini kerap berlindung di balik kegiatan-kegiatan filantropi untuk merekayasa reputasi sosialnya. Tentu hal itu bukan tanpa sebab. <a href="https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IJLS/article/view/21943/9268">Penelitian saya</a> menunjukkan bahwa semakin seseorang menganggap industri rokok berjasa, semakin minimalis pula standar ekspektasi pertanggung jawaban sosial yang diharapkan dari industri. </p>
<p>Dengan kecenderungan persepsi seperti itu, industri rokok malah diuntungkan karena mampu memanfaatkan kekuatan finansialnya untuk memanipulasi reputasi sosialnya untuk membangun citra seolah-olah berjasa besar bagi bangsa. Pada gilirannya, hal ini berkontribusi membentuk pola pikir permisif dan apologetis masyarakat terhadap berbagai pelanggaran HAM oleh industri rokok. Rokok, merokok dan industri rokok dipandang sebagai hal normal. </p>
<p>Bagaimanapun, pelanggar HAM tidak pantas dipuji atau mendapat tempat di hati masyarakat. Jika negara tidak bisa diandalkan untuk mengambil kebijakan yang konkret, masih banyak cara yang dilakukan. Di antaranya, kita bisa memboikot saham emiten rokok agar korporasi rokok tidak terus berekspansi dengan modal dari publik. Atau, sesederhana mendesak korporasi rokok melakukan uji tuntas dampak HAM. </p>
<p>Sudah waktunya publik menuntut korporasi rokok bertanggung jawab atas tiap jejak pelanggaran HAM yang mereka ciptakan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/173500/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Auditya Saputra terafiliasi dengan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Indonesia, yang tergabung dalam Koalisi Pengendalian Tembakau. </span></em></p>Bagaimanapun, pelanggar HAM tidak pantas dipuji atau mendapat tempat di hati masyarakat.Auditya Firza Saputra, Peneliti, Indonesian Center for Law and Policy Studies (PSHK)Licensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1440202020-08-14T07:21:33Z2020-08-14T07:21:33ZRiset: bonus demografi Indonesia bisa hangus karena gaya hidup buruk pada usia muda<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/352879/original/file-20200814-22-4hl4vh.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Usia produktif bisa hilang karena risiko kecelakaan tinggi saat orang tidak pakai helm saat naik motor. Seorang warga mengendarai sepeda motor tanpa helm sambil menggendong kedua anaknya di Banyuwangi, 4 Juli 2020. </span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://download.antarafoto.com/searchresult/dom-1593862504"> ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/wsj.</a></span></figcaption></figure><p><em>Artikel ini bagian dari rangkaian tulisan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.</em></p>
<p>Kualitas sumber daya manusia menjadi topik yang sering diperbincangkan saat sebuah negara merayakan ulang tahun kemerdekaannya, <a href="https://setneg.go.id/baca/index/pesan_presiden_jokowi_di_hut_ke_74_kemerdekaan_republik_indonesia">termasuk Indonesia</a>.</p>
<p>Setelah 75 tahun Indonesia merdeka, sebuah riset dari Kementerian Kesehatan menemukan bahwa penyakit tidak menular (PTM), seperti <em>stroke</em>, penyakit jantung iskemik (penyempitan pembuluh darah), diabetes dan sirosis hati, yang biasa dialami oleh penduduk lanjut usia (lansia) juga ditemukan di kelompok usia produktif dan <a href="https://www.kemkes.go.id/article/view/20070400003/penyakit-tidak-menular-kini-ancam-usia-muda.html">bahkan usia 10-14 tahun</a>. </p>
<p>Saat ini Indonesia telah memasuki periode “<a href="https://www.litbang.kemkes.go.id/beban-ganda-penyakit-mengancam-indonesia/">beban ganda penyakit</a>” karena terjadi peningkatan kejadian penyakit tidak menular yang disebabkan oleh gaya hidup berisiko seperti pola makan yang kaya lemak dan gula, serta kebiasaan merokok, di tengah masih tingginya penyakit menular. </p>
<p>Hasil analisis Kajian Sektor Kesehatan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, yang kami tulis dan terbit tahun lalu, menunjukkan bahwa beban ganda penyakit akan berpengaruh pada <a href="https://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/44504/14084/">hilangnya produktivitas penduduk usia kerja</a>. </p>
<p>Ini dapat mengancam pencapaian bonus demografi, yaitu pertumbuhan ekonomi yang didorong jumlah penduduk usia produktif (15-64) yang lebih banyak dibanding anak-anak dan lansia. Jika penduduk usia produktif Indonesia menderita berbagai penyakit, mereka tidak bisa bekerja secara maksimal sesuai dengan potensi terbaiknya. Bisa jadi mereka harus menjalani perawatan atau mengalami keterbatasan tenaga, dan juga mengeluarkan banyak biaya untuk berobat. Jika kondisi ini berlanjut, produktivitas penduduk suatu negara akan terganggu.</p>
<p>Bonus Demografi di negeri ini diperkirakan akan berakhir pada 2036, saat <a href="https://regional.kompas.com/read/2018/10/08/05440801/bonus-demografi-indonesia-berakhir-di-2036-jumlah-lansia-bakal-naik?page=all">persentase penduduk usia lanjut usia mulai meningkat</a>. “Penuaan” penduduk Indonesia juga berpotensi memunculkan berbagai isu untuk diantisipasi, terutama isu kesehatan.</p>
<p>Gaya hidup yang buruk dan kecelakaan lalu lintas di kalangan orang muda yang cenderung meningkat merupakan dua dari sejumlah faktor yang “menghancurkan” potensi produktif yang pada usia muda. </p>
<p>Jika gaya hidup lebih sehat dan keselamatan lalu lintas ditingkatkan, kehilangan masa produktif itu bisa dicegah. </p>
<h2>Bonus demografi pertama dan kedua</h2>
<p><a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/0032472031000149536?journalCode=rpst20">Teori Transisi Demografi</a> mengatakan bahwa setiap negara mengalami perubahan pola kematian dan kelahiran yang kemudian memengaruhi pertumbuhan penduduk.</p>
<p>Penurunan angka kelahiran, karena semakin sedikitnya jumlah anak dalam satu keluarga, dan peningkatan usia harapan hidup (UHH), karena penurunan kematian akibat penyakit menular serta semakin baiknya kondisi kesehatan ibu dan anak, menyebabkan perubahan struktur umur penduduk di Indonesia. Ini pada gilirannya berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. </p>
<p>Dampak perubahan struktur umur penduduk terhadap ekonomi tersebut dikenal dengan bonus demografi. </p>
<p>‘Bonus’ atau keuntungan ekonomi tersebut diperoleh melalui peningkatan pendapatan per kapita, yaitu rata-rata pendapatan penduduk suatu negara, atau akumulasi aset. </p>
<p>Dalam demografi, potensi bonus demografi tersebut tercermin dari perubahan angka Rasio Ketergantungan (RK), yang menunjukkan banyaknya penduduk usia anak dan lansia dibandingkan jumlah penduduk usia kerja. RK memberikan gambaran berapa orang yang menjadi tanggungan ekonomi bagi masyarakat produktif. Sebuah negara akan mendapatkan keuntungan ekonomi ketika RK mengalami penurunan.</p>
<p>RK Indonesia menurun sejak akhir 1970-an dan diperkirakan terus menurun hingga mencapai titik terendah pada 2020-2035. Pada awal 1970-an, 5 orang penduduk usia produktif menanggung 4 orang penduduk usia anak. Kini, 5 orang penduduk usia produktif menanggung 2 orang anak tapi ditambah dengan 1 orang lansia.</p>
<iframe title="Rasio Ketergantungan Indonesia menurun sejak 1970 dan mencapai titik terendah pada 2020-2035 " aria-label="Interactive line chart" id="datawrapper-chart-vTca3" src="https://datawrapper.dwcdn.net/vTca3/2/" scrolling="no" frameborder="0" style="border: none;" width="100%" height="400"></iframe>
<p>Penurunan Rasio Ketergantungan memunculkan dua “jendela kesempatan” meraih bonus demografi. </p>
<p>Bonus demografi pertama diraih saat terjadi peningkatan pendapatan per kapita sebagai hasil dari peningkatan penduduk usia produktif relatif terhadap usia non-produktif. Namun demikian, bonus ini <a href="https://www.imf.org/external/pubs/ft/fandd/2006/09/basics.htm">bersifat sementara atau transisi</a>. </p>
<p>Sementara bonus demografi kedua dapat diraih setelah penduduk usia kerja mengakumulasi aset melalui investasi dan tabungan hari tua untuk <a href="https://www.demographic-research.org/volumes/vol30/34/">membiayai konsumsi masa tua</a>. </p>
<p>Kedua bonus dapat optimal jika sumber daya manusia berkualitas, sehat, dan produktif. </p>
<h2>Beban ganda penyakit mengurangi bonus demografi</h2>
<p><em>Disability Adjusted Life Years (DALYs) Loss</em> atau total tahun produktif yang hilang digunakan dalam bidang ekonomi kesehatan untuk mengukur potensi waktu produktif penduduk suatu negara yang tidak bisa dimanfaatkan karena buruknya kondisi kesehatan.</p>
<p>Berdasarkan data <a href="https://vizhub.healthdata.org/le/">Global Burden of Disease</a> pengendalian penyakit menular pada 1990-2016 berhasil menurunkan DALYs loss Indonesia sebesar 58,6% dari 43,8 juta menjadi 18,1 juta tahun produktif.</p>
<p>Pada 2017, penyakit tidak menular seperti <em>stroke</em>, penyakit jantung iskemik, dan diabetes menjadi penyebab utama DALYs loss, diikuti penyakit menular seperti tuberkulosis dan diare, serta trauma akibat kecelakaan lalu lintas. </p>
<iframe title="Kelompok usia muda kehilangan usia produktif karena kecelakaan lalu lintas dan juga penyakit tak menular." aria-label="Interactive line chart" id="datawrapper-chart-ndQzB" src="https://datawrapper.dwcdn.net/ndQzB/3/" scrolling="no" frameborder="0" style="border: none;" width="100%" height="500"></iframe>
<p>Penyakit tidak menular, penyakit menular dan trauma kecelakaan menyumbang pada banyaknya total tahun produktif yang hilang pada kelompok umur produktif tapi pada tahap siklus hidup yang berbeda-beda. </p>
<p>Tahun yang hilang karena stroke dan diabetes meningkat pada usia 40 dan mencapai puncaknya pada usia 55-59, sementara pola tahun hilang pada tuberkulosis terjadi pada usia 20 hingga 49 tahun. </p>
<p>Di Indonesia, <a href="https://theconversation.com/tuberkulosis-tetap-menyerang-saat-pandemi-coronavirus-5-fakta-tbc-yang-jarang-diketahui-di-indonesia-134560">setiap hari 300 orang mati karena tuberkulosis</a>.</p>
<p>Tahun yang hilang karena kecelakaan lalu lintas terjadi pada usia muda, kelompok usia 15-24 tahun. Tahun lalu, misalnya, lebih dari <a href="https://otomotif.kompas.com/read/2019/12/30/172100015/angka-kecelakaan-lalu-lintas-di-2019-meningkat">23.000 orang tewas</a> akibat kecelakaan, dari total sekitar 107.000 kasus kecelakaan. </p>
<p>Kesakitan tersebut tidak saja mengurangi kemampuan untuk produktif secara ekonomi, tapi juga menambah beban biaya kesehatan yang seharusnya hanya berasal dari penduduk usia anak dan lanjut usia. </p>
<h2>Gaya hidup adalah faktor risiko tertinggi</h2>
<p>Meningkatnya kontribusi penyakit tidak menular terhadap kematian dan tahun produktif yang hilang pada usia produktif dipengaruhi faktor risiko akibat pola hidup yang kurang sehat. </p>
<p>Pola makan yang buruk seperti kaya lemak, gula dan kurang serat menduduki ranking tertinggi dari keseluruhan faktor risiko penyebab kematian akibat berbagai penyakit. Ini diikuti dengan tekanan darah tinggi dan gula darah puasa yang tinggi yang juga dipengaruhi pola makan dan gaya hidup yang buruk. Konsumsi tembakau atau merokok juga meningkatkan faktor risiko.</p>
<p>Malnutrisi serta kelebihan berat badan menduduki ranking 5 dan 6. Hal ini menunjukkan Indonesia mengalami <em>double burden of nutrition</em>, yaitu situasi yang menggambarkan ada kelompok penduduk yang mengalami kurang gizi dan juga ada kelompok penduduk yang mengkonsumsi makanan tidak sehat secara berlebihan. </p>
<p>Air, sanitasi, dan higienitas masih termasuk dalam 10 faktor risiko tertinggi yang berkontribusi pada masih tingginya kontribusi penyakit infeksi pada kematian dan tahun produktif yang hilang. </p>
<p>Kebiasaan merokok yang tinggi berkontribusi meningkatkan tahun yang produktif yang hilang pada usia produktif. Hasil <a href="https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf">Riset Kesehatan Dasar 2018 mencatat</a> 63% laki-laki dan 4, 8% perempuan mengkonsumsi tembakau hisap dan kunyah pada 2018. Kelaziman merokok di kelompok usia muda 10-18 tahun malah meningkat dari 7% menjadi 9% antara tahun 2013-2018.</p>
<p>Perilaku berkendara yang tidak aman juga mempengaruhi hilangnya tahun produktif yang tinggi karena kecelakaan. <a href="https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf">Data Riskedas (2018)</a> menunjukkan rendahnya penggunaan helm, hanya 16% yang pakai helm saat mengendarai sepeda motor, terutama pada kelompok usia 15-24 tahun. Dengan berkembangnya kesempatan kerja di bidang transportasi berbasis aplikasi daring, semakin banyak penduduk usia muda yang bekerja di sektor tersebut dan semakin terpapar kemungkinan risiko kecelakaan. </p>
<p>Data dari Lembaga Demografi FEB UI tahun 2017 menunjukkan bahwa <a href="https://ldfebui.org/wp-content/uploads/2018/03/Lembar-Fakta-Ringkasan-Hasil-Survei-LD-FEB-UI.pdf">sekitar 38% mitra pengemudi transportasi berbasis aplikasi daring berusia 20-30an tahun</a>. Total pengojek online <a href="https://ekonomi.bisnis.com/read/20191112/98/1169620/berapa-sih-jumlah-pengemudi-ojek-online-simak-penelusuran-bisnis.com">berkisar 2-2,5 juta orang</a>.</p>
<h2>Implikasi kebijakan</h2>
<p>Dengan jumlah penduduk usia kerja yang besar, Indonesia menghadapi peluang maupun tantangan. Di satu sisi, penduduk usia kerja yang besar merupakan sumber percepatan untuk pertumbuhan ekonomi jika penduduk ini produktif secara ekonomi. </p>
<p>Selain itu, besarnya penduduk usia kerja relatif terhadap penduduk usia tidak produktif (anak dan lansia) merupakan keuntungan bagi jaminan kesehatan dalam hal potensi pembayaran premi serta <em>support ratio</em> yang relatif tinggi. </p>
<p>Namun di sisi lain, bila penduduk usia kerja memiliki keterampilan yang rendah serta status kesehatan rendah yang mengurangi produktivitasnya, maka mereka akan menjadi beban. </p>
<p>Sementara itu, tantangan utama untuk penduduk usia kerja adalah masih rendahnya pendidikan serta keterampilan tenaga kerja Indonesia serta beban penyakit yang cukup besar diderita oleh kelompok usia tersebut, terutama penyakit tidak menular (PTM). Hal tersebut menyebabkan mutu modal manusia Indonesia menjadi tidak optimal untuk mencapai bonus demografi. </p>
<p>Untuk menuju kualitas yang lebih baik pada satu abad usia kemerdekaan Indonesia, selain peningkatan kompetensi dan keterampilan, kegiatan mempromosikan hidup sehat dan mencegah penyakit, juga mencegah kecelakaan lalu lintas, perlu lebih digiatkan untuk meningkatkan produktivitas kelompok usia usia kerja.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/144020/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Diahhadi Setyonaluri menerima dana dari UNICEF untuk riset Kajian Sektor Kesehatan.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Flora Aninditya menerima dana dari UNICEF untuk riset Kajian Sektor Kesehatan. </span></em></p>Penurunan angka kelahiran dan peningkatan usia harapan hidup (UHH) menyebabkan perubahan struktur umur penduduk di Indonesia yang pada gilirannya berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.Diahhadi Setyonaluri, Researcher at the Lembaga Demografi Faculty of Economics and Business, Universitas IndonesiaFlora Aninditya, Researcher at Lembaga Demografi, Universitas IndonesiaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1179892019-05-31T08:28:52Z2019-05-31T08:28:52ZVaping adalah ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/277220/original/file-20190530-69079-8htrk1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=27%2C0%2C3637%2C4587&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Bukti menunjukkan bahwa vaping menciptakan generasi muda yang kecanduan nikotin, yang memulainya dengan rokok elektronik dan kemudian beralih ke rokok tembakau.</span> <span class="attribution"><span class="source">(Unsplash/Andrew Haimerl)</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p><em>Artikel ini untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia setiap 31 Mei.</em></p>
<p>Semakin banyak anak muda yang menggunakan rokok elektronik yang juga dikenal sebagai alat <em>vaping</em>. Ini ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.</p>
<p>Survei menunjukkan bahwa, untuk pertama kalinya dalam 30 tahun, <a href="https://www.cbc.ca/news/health/vaping-juul-vype-health-canada-cigarette%20-smoking-nicotine-addiction-1.5003164">jumlah perokok muda di Kanada meningkat</a>. Rokok elektronik yang diduga menjadi penyebabnya. Data terbaru dari Centers for Disease Control Amerika Serikat juga menemukan bahwa <a href="https://www.cdc.gov/vitalsigns/youth-tobacco-use/%22%22">terdapat 1,5 juta lebih banyak remaja yang menggunakan rokok elektronik pada 2018 dibandingkan 2017</a>. </p>
<p>Di Indonesia, satu riset <a href="https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4356084/siapakah-kelompok-remaja-pengguna-vape-di-indonesia">menunjukkan prevalensi remaja menggunakan rokok elektronik mencapai 11,9%</a> (1 dari 8 remaja). <a href="https://industri.kontan.co.id/news/jumlah-pengguna-rokok-elektrik-diprediksi-bertambah-satu-juta-orang-tahun-ini">Menurut Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI)</a>, ada 1,2 juta pengguna rokok elektronik. Organisasi importir dan penjual vaping ini berharap ada tambahan sejuta pengguna baru tahun ini. </p>
<p>Jika tidak diatur secara ketat, ada kemungkinan generasi selanjutnya akan ketergantungan nikotin dan menjadi perokok terberat dalam sejarah baru-baru ini. Ini menghancurkan upaya yang telah puluhan tahun dilakukan untuk melindungi mereka.</p>
<p>Sebagai peneliti dalam pengendalian tembakau dan bioetika anak, kami berupaya melindungi anak-anak dan remaja dari ketergantungan nikotin seumur hidup, inisiasi penggunaan rokok, dan <a href="http://dx.doi.org/10/1036%20/%20tobaccocontrol-2018-054694">kerusakan paru-paru yang terkait dengan penggunaan rokok elektronik</a>.</p>
<p>Perlindungan paling efektif untuk anak-anak yaitu dengan kebijakan berbasis bukti yang membahas alasan mereka mulai <em>vaping</em>. Iklan rokok elekronik telah terbukti mempromosikan citra merek yang positif untuk perangkat <em>vaping</em> serta <a href="https://doi.org/10.1016/j.amepre.2015.05.0510">mendorong anak muda untuk mencobanya</a>, sementara pemasaran media sosial telah dikaitkan dengan <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/28/2/146">peningkatan tajam dalam penjualan rokok</a>. Oleh karena itu, pemerintah seluruh dunia harus segera melarang semua iklan rokok elektronik.</p>
<p>Pemerintah juga harus mewajibkan pengemasan polos (tanpa merek) untuk alat <em>vaping</em>, melarang penggunaannya di mana pun penggunaan rokok tembakau dilarang serta secara ketat membatasi aksesibilitas penjualannya kepada kaum muda.</p>
<h2>E-rokok adalah alat inisiasi merokok</h2>
<p>Di komunitas kesehatan masyarakat (termasuk kami), banyak yang <a href="https://www.heartandstroke.ca/-/media/pdf-files/position-statements/ecigarettesincanada.ashx?la=en&hash=8939FF52C37A5E11C551176982F2E4AC5D38D605">berharap bahwa rokok elektronik akan menjadi cara yang efektif bagi seseorang untuk berhenti merokok</a>. Produk yang dioperasikan dengan baterai ini menghasilkan nikotin dengan 7.000 bahan kimia beracun yang lebih sedikit dibandingkan yang terkandung pada rokok biasa.</p>
<p>Namun, rokok elektronik masih mengandung zat berbahaya, yaitu logam berat seperti timbal, senyawa organik yang mudah menguap dan agen penyebab kanker. Selain itu, hingga kini <a href="https:%20//dx.doi.org/10.1146/annurev-publhealth-040617-013757">bukti bahwa <em>vaping</em> menjadi metode efektif untuk berhenti merokok masih terbatas dan, dalam banyak kasus, ambigu</a>.</p>
<p>Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang (80%) yang <a href="https://doi.org/10.1056/NEJMoa1808779">berupaya berhenti merokok menggunakan rokok elektronik gagal</a>. Sedangkan dari 20% yang berhasil berhenti merokok, sebagian besar (80%) tetap menjadi pengguna aktif rokok elektronik.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/263462/original/file-20190312-86717-1s07rbm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/263462/original/file-20190312-86717-1s07rbm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=445&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/263462/original/file-20190312-86717-1s07rbm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=445&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/263462/original/file-20190312-86717-1s07rbm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=445&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/263462/original/file-20190312-86717-1s07rbm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=559&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/263462/original/file-20190312-86717-1s07rbm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=559&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/263462/original/file-20190312-86717-1s07rbm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=559&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Banyak penelitian yang mengklaim bahwa <em>vaping</em> tidak berbahaya ternyata didanai oleh industri rokok elektronik dan tembakau.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Bukti juga menunjukkan bahwa alih-alih menjadi alat untuk berhenti merokok bagi orang dewasa, rokok elektronik justru bertindak sebagai alat bagi remaja untuk mulai merokok. </p>
<p>Tinjauan sistematis National Academy of Sciences yang diterbitkan pada awal 2018 menemukan bukti substansial bahwa penggunaan rokok elektronik meningkatkan risiko remaja dan dewasa muda untuk mulai merokok. Tinjauan tersebut juga menemukan <a href="https://www.nap.edu/resource/24952/012318ecigaretteConclusionsbyOutcome.pdf">bukti moderat bahwa <em>vaping</em> “meningkatkan frekuensi dan intensitas”</a> untuk menghisap rokok tembakau selanjutnya.</p>
<p>Temuan ini telah dikonfirmasi <a href="https://doi.org/10.1001/jamapediatrics.2017.4173">dalam satu penelitian</a> <a href="https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2018.7794">dan penelitian lainnya</a> yang diterbitkan setelah ulasan 2018 ini. Peningkatan risiko merokok sangat kuat (dengan peningkatan risiko 8,5 kali lipat) ditemukan pada mereka yang <a href="https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2018.7794">jika tidak menggunakan rokok elektronik berisiko rendah untuk mulai merokok</a>.</p>
<h2>Pemasaran dan “sains” berkonspirasi</h2>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/263479/original/file-20190312-86703-i5dis2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/263479/original/file-20190312-86703-i5dis2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=758&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/263479/original/file-20190312-86703-i5dis2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=758&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/263479/original/file-20190312-86703-i5dis2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=758&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/263479/original/file-20190312-86703-i5dis2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=953&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/263479/original/file-20190312-86703-i5dis2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=953&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/263479/original/file-20190312-86703-i5dis2.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=953&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"><em>Vaping</em> harus dilarang di tempat mana pun yang dilarang merokok.</span>
<span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ancaman yang mendesak ini tidak ditanggapi secara signifikan. Kami tidak mendengar adanya keresahan atas ancaman <em>vaping</em>. Ini mungkin karena strategi pemasaran media sosial yang dipelopori oleh produsen rokok elektronik telah menciptakan lanskap media sosial dimana <a href="https://doi.org/10.2196/11953">pesan <em>pro-vaping</em> yang disebarluaskan oleh industri <em>vaping</em> dan pendukungnya menjadi dominan</a>.“</p>
<p>Menggunakan sekumpulan misinformasi, perusahaan <em>vaping</em> telah merevolusi pemasaran rokok elektronik dan secara signifikan meningkatkan perilaku <em>vaping</em> di anak muda.</p>
<p>Terlebih lagi, proses penelitian ilmiah terkait rokok elekronik dapat disuap. Studi yang diterbitkan oleh industri rokok elektronik dan tembakau kira-kira <a href="https://doi.org/10.1016/j.ypmed.2018.12.011">90 kali lebih mungkin menemukan bahwa rokok elektronik tidak menimbulkan bahaya</a> dibandingkan studi yang diterbitkan tanpa adanya konflik kepentingan.</p>
<p>Masyarakat membutuhkan informasi yang jelas dan berbasis bukti untuk mengatasi krisis kesehatan masyarakat yang muncul ini.</p>
<h2>Didukung selebriti, rasa permen jeli beruang</h2>
<p>Mengkomunikasikan risiko rokok elektronik kepada kaum muda harus ditujukan kepada orang muda. Baik remaja maupun orang dewasa tertarik pada rokok elektronik karena dianggap sebagai alat bantu berhenti merokok, sehingga menjadi cara yang mudah untuk menghindari aturan pembatasan rokok tembakau dan menjadi alternatif yang lebih aman daripada merokok.</p>
<p>Daya tarik tersebut secara aktif dikembangkan oleh industri rokok elektronik melalui kampanye pemasaran yang agresif yang menekankan pada <a href="https://www.businessinsider.com/juul-e-cig-marketing-youtube-twitter-instagram-%20social-media-advertising-study-2018-10">"gaya hidup” dan desain produk</a>.</p>
<p>Pemasaran ini juga terjadi berkat pelibatan yang sukses di <a href="https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2018.08.002">Twitter</a>, <a href="https://doi.org/10.1016/j.addbeh.2018.09.008">Instagram</a> dan <a href="https://doi.org/10.1136/tobaccocontrol-2018-054455">YouTube</a>, <a href="https://doi.org/10.1177/1359105317693912" title=" ">dengan dukungan selebriti <em>online</em></a> dan dengan membuat penjelasan mengenai <a href="https://academic.oup.com/ntr/advance-article-abstract/doi/10.1093/ntr/nty132/5046603?redirectedFrom=fulltext">berbagai “trik” meniup asap <em>vape</em></a>.</p>
<p>Kembali kami menegaskan bahwa perlindungan paling efektif untuk anak-anak adalah kebijakan berbasis bukti yang membahas alasan remaja memulai menggunakan rokok elektronik. Untuk melindungi anak-anak, pemerintah di seluruh dunia harus segera melarang semua iklan rokok elektronik.</p>
<p>Perangkat <em>vaping</em> juga harus dijual dalam kemasan polos tanpa merek produk, harus dilarang penggunaannya di manapun penggunaan rokok tembakau dilarang, dan harus ditempatkan di belakang meja apotek.</p>
<p><em>Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris. Konteks vaping di Indonesia telah ditambahkan.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/117989/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Elliott M. Reichardt terafiliasi dengan SAAVE (Stop Addicting Adolescents to Vaping and E-cigarettes) sebagai pendiri dan ketuanya. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Juliet R. Guichon menerima dana dari The Canadian Institute of Health Research and the Alberta Law Foundation. Ia adalah anggota dari Stop Addicting Adolescents to Vaping and E-Cigarettes.</span></em></p>Masyarakat membutuhkan informasi yang jelas dan berbasis bukti terkait rokok eletronik untuk mengatasi krisis kesehatan masyarakat. Pemasaran vaping begitu agresif dan sains versi industri dominan.Elliott M. Reichardt, Research Associate, University of CalgaryJuliet R. Guichon, Assistant Professor, Cumming School of Medicine, University of CalgaryLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1181232019-05-31T08:28:48Z2019-05-31T08:28:48ZBagaimana membuat kampanye anti-merokok yang lebih persuasif dan kuat<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/277345/original/file-20190531-69059-1h1syu6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Rokok merusak kesehatan keluarga dan masyarakat. </span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/paper-cut-family-destroyed-by-cigarettes-1400707724?src=kdJ0CEX-7dXB25XxYGXdzQ-1-13">Lion Day/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Dampak merusak dari merokok pada kesehatan kita telah diketahui dan mayoritas negara di dunia melarang iklan rokok untuk menurunkan jumlah perokok. Tapi di Indonesia, <a href="http://theconversation.com/disneyland-for-big-tobacco-how-indonesias-lax-smoking-laws-are-helping-next-generation-to-get-hooked-97489">satu-satunya negara di Asia Pasifik yang belum meratifikasi konvensi internasional pengendalian tembakau</a>, jumlah perokok remaja dan dewasa terus tumbuh pada level yang lebih tinggi <a href="http://www.wpro.who.int/mediacentre/releases/2018/who_tobacco_trends.pdf">dibanding negara mana pun</a>. </p>
<p>Survei Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terhadap hampir 6.000 responden menemukan <a href="http://www.searo.who.int/tobacco/data/ino_gyts_fs_2014.pdf">hampir 60% remaja Indonesia (berusia 13-15)</a> secara teratur terpapar asap rokok di rumah, dan hanya <a href="https://www.who.int/tobacco/surveillance/survey/gats/indonesia_factsheet_8_february_2012.pdf?ua=1">24,5%</a> perokok dewasa yang percaya bahwa merokok dapat menyebabkan masalah penyakit serius.</p>
<p>Untuk meningkatkan kesadaran publik akan dampak berbahaya dan mematikan dari penggunaan tembakau dan paparan asap rokok, dan untuk mencegah penggunaan tembakau dalam bentuk apa pun, WHO dan mitra global <a href="https://www.who.int/news-room/events/detail/2019/05/31/default-calendar/world-no-tobacco-day">merayakan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (WNTD) setiap tahun pada 31 Mei</a>.</p>
<p>Kementerian Kesehatan Indonesia telah melakukan kampanye anti-merokok untuk mengurangi merokok; yang terbaru diluncurkan pada 2018. Tapi pesan kampanye tersebut <a href="http://jurnalaspikom.org/index.php/aspikom/article/view/140">tidak cukup persuasif</a>.</p>
<p>Saya berpendapat bahwa merancang pesan kampanye anti-merokok berdasarkan teori komunikasi kesehatan yang telah teruji dan terbukti akan membuat pesan lebih kuat.</p>
<h2>Masalah kampanye anti-merokok</h2>
<p>Kampanye anti-merokok di Indonesia ditayangkan sebagai iklan layanan masyarakat di televisi nasional dan media digital. Kementerian Kesehatan telah meluncurkan kampanye media sosial anti-merokok dengan hastag <a href="http://suaratanparokok.co.id/">#SuaraTanpaRokok</a>.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/OSZDvsCcn9o?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Kisah Ranap Simatupang dan korban lainnya dalam iklan kampanye #SuaraTanpaRokok.</span></figcaption>
</figure>
<p>Dari pengamatan saya terhadap <a href="http://suaratanparokok.co.id">#SuaraTanpaRokok</a>, kampanye ini hanya berfokus pada sikap takut dan sedih untuk menunjukkan ketidaksetujuan pada merokok dan risiko yang dirasakan dari merokok.</p>
<p>Kampanye ini menceritakan kisah orang-orang yang menderita kanker karena merokok, seperti <a href="https://www.facebook.com/suaratanparokok/photos/rpp.912556722136592/2434548039937445/?type=3&theater">Zainal Arifin Nasution</a>, yang menjalani operasi untuk kanker laring, dan <a href="http://suaratanparokok.co.id/">Ranap Simatupang</a>, yang meninggal karena kanker paru-paru. Kampanye ini juga menunjukkan risiko merokok melalui <a href="https://twitter.com/SuaraTanpaRokok/status/1055776308108713984">gambar-gambar</a> dari penyakit paru-paru.</p>
<p><div data-react-class="Tweet" data-react-props="{"tweetId":"1055776308108713984"}"></div></p>
<h2>Kampanye persuasif: tindakan beralasan</h2>
<p>Kita membutuhkan berbagai pendekatan untuk merancang pesan kesehatan. Selain dari jenis kampanye kesehatan yang saat ini digunakan pemerintah, yang menyoroti ketakutan dan kesedihan karena risiko merokok, beberapa teori pengaruh sosial dapat digunakan untuk mengembangkan pesan yang menarik.</p>
<p><a href="https://doi.org/10.1097/00124784-200006030-00013">Penelitian komunikasi kesehatan</a> telah menunjukkan bahwa pesan kesehatan yang menantang persepsi masyarakat tentang norma-norma sosial cukup efektif dalam mengubah perilaku dan membangun kepercayaan masyarakat untuk berhenti merokok.</p>
<p>Kampanye kesehatan tentang <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9615241">kanker, anti-merokok,</a> dan kesadaran HIV/AIDS sering menggunakan teori tindakan beralasan yang dikembangkan oleh <a href="http://people.umass.edu/aizen/f&a1975.html">Fishbein dan Ajzen (1975)</a>.</p>
<p>Teori ini mengasumsikan bahwa seseorang yang ingin dan bermaksud untuk menghindar jatuh sakit akan melakukan tindakan-tindakan pencegahan. Niat seseorang dipengaruhi oleh sikap mereka terhadap perilaku yang berkaitan dengan upaya-upaya pencegahan tersebut dan dipengaruhi juga oleh bagaimana orang lain melihat perilaku itu.</p>
<p>Berdasarkan teori ini, membujuk seseorang dengan menargetkan sikap dan norma sosial mereka dapat mengubah perilaku mereka.</p>
<p>Ambil iklan anti-merokok di Amerika Serikat, misalnya, yang kampanyenya sering memberikan argumen atau pesan beralasan yang berfokus pada apa yang dipikirkan orang lain tentang merokok (norma sosial) atau pada sikap individu terhadap merokok (sikap pribadi).</p>
<p>Dalam “<a href="https://www.youtube.com/watch?v=kdz0aH3rElY">Addicted Ashtray</a>”, seorang gadis yang kecanduan merokok mendapati mesin penjual rokok rusak. Dia kemudian mengambil dari asbak, sebatang rokok yang sudah terbakar setengah. Jenis pesan kesehatan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa merokok mengarah pada perilaku menjijikkan.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/kdz0aH3rElY?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">“Addicted Ashtray”, sebuah iklan TV dari Departemen Kesehatan South Dakota yang meminta para perokok memikirkan kembali peran rokok dalam kehidupan mereka.</span></figcaption>
</figure>
<p>Pendekatan ini menantang sikap seseorang terhadap rokok karena mereka tidak ingin mengasosiasikan diri dengan perilaku buruk yang disajikan dalam kampanye. Ini juga bisa membuat perokok berpikir tentang bagaimana keluarga dan teman-teman mereka memandang perilaku merokok.</p>
<p>Iklan anti-merokok juga dapat berupaya mempengaruhi sikap dengan memberikan informasi tentang kandungan racun yang ada dalam rokok.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/EXdxl0yH904?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Iklan anti-rokok ini memberi tahu penonton bagaimana bahan kimia dalam rokok yang menyala dapat menyebabkan efek kesehatan yang membahayakan.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Mencoba berhenti</h2>
<p>Merokok membuat ketagihan. Bagi mereka yang kecanduan, berhenti merokok merupakan hal yang sulit. Merancang pesan kampanye berdasarkan <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/08870449808407422">teori kognitif sosial</a> mungkin membuat orang yang sedang berusaha berhenti merokok merasa terwakili.</p>
<p>Berdasarkan teori ini, ketika orang melihat bahwa pesan diarahkan pada perilaku mereka, pesan tersebut mendapatkan makna representasional yang lebih besar. Dalam hal ini, kampanye anti-merokok dapat memberikan kisah tentang <a href="https://www.youtube.com/watch?v=6OZehKDHsj0">seseorang yang telah berhenti merokok atau sedang mencoba berhenti</a>.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/6OZehKDHsj0?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Tiffany memiliki alasan kuat dan emosional untuk berhenti merokok: pada usia 16 tahun, ia kehilangan ibunya karena kanker paru-paru.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Menampilkan banyak manfaat berhenti merokok</h2>
<p>Kita juga dapat menggunakan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3378902">model kepercayaan kesehatan (HBM)</a> untuk merancang kampanye anti-merokok.</p>
<p>Model ini berpendapat bahwa seorang individu akan melakukan perubahan perilaku dengan menilai tidak hanya risiko perilaku mereka tapi juga hambatan dan manfaatnya.</p>
<p>Kampanye anti-merokok karena itu dapat juga fokus pada manfaat dari hidup tanpa rokok. Misalnya, <a href="https://www.cdc.gov/tobacco/campaign/tips/quit-smoking/guide/rewards-of-quitting.html">Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS</a> memberikan daftar manfaat kesehatan bebas rokok: Anda dapat menikmati jantung yang sehat, paru-paru yang sehat, dan risiko kanker dan disfungsi ereksi yang lebih rendah.</p>
<p>Kampanye anti-merokok di Indonesia masih berfokus pada tingkat bahaya yang disebabkan oleh merokok, sementara di sisi lain perusahaan rokok mendesain iklan mereka dengan pesan menyesatkan bahwa merokok itu <a href="https://www.academia.edu/15226603/PANAH_TAJAM_IKLAN_ROKOK_DI_TELEVISI_UNTUK_ANAK_MUDA">keren dan maskulin</a>, serta nada positif lainnya untuk <a href="https://theconversation.com/perusahaan-rokok-rayu-anak-muda-dengan-konser-musik-dan-media-sosial-94330">merekrut perokok remaja</a> dan <a href="https://theconversation.com/disneyland-untuk-industri-rokok-aturan-yang-lemah-buat-generasi-muda-indonesia-kecanduan-rokok-97857">memperluas pasar</a>.</p>
<p>Karena itu, menggunakan berbagai teori komunikasi yang ada untuk merancang kampanye anti-merokok dapat menghasilkan pesan-pesan yang lebih efektif yang menargetkan para perokok muda dan baru.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/118123/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Juhri Selamet tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Merancang pesan kampanye anti-merokok berdasarkan teori komunikasi kesehatan yang telah teruji dan terbukti akan membuat pesan lebih kuat.Juhri Selamet, Lecturer, Universitas Multimedia NusantaraLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1071682018-12-13T03:05:19Z2018-12-13T03:05:19ZPerusahaan rokok memainkan harga agar orang sulit berhenti merokok<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/248671/original/file-20181204-126659-tq02ac.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C1%2C667%2C443&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p><a href="https://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/fact_sheets/fast_facts/index.htm">Dua dari tiga perokok</a> ingin berhenti dari kebiasaan yang mematikan ini. Alasan mereka bagus, sebab jumlah orang dengan rasio yang sama diperkirakan akan <a href="https://www.bbc.co.uk/news/health-31600118">meninggal sebelum waktunya</a> karena rokok. Di seluruh dunia, merokok adalah kebiasaan yang <a href="http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tobacco">membunuh lebih dari 6 juta orang</a> setiap tahun. </p>
<p>Namun menghentikan kebiasaan tersebut sulit. Merokok adalah <a href="https://www.nhs.uk/common-health-questions/lifestyle/why-is-smoking-addictive/">kebiasan adiktif</a> yang <a href="https://www.theguardian.com/uk/2000/feb/08/smoking1">telah disejajarkan</a> dengan kecanduan heroin dan kokain oleh <em>UK Royal College of Physicians</em>.</p>
<p>Ini bukan berarti tidak ada yang bisa kita lakukan. <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/20/3/235">Bukti menunjukkan</a> bahwa menaikkan pajak tembakau adalah cara paling efektif untuk mengurangi penggunaannya. Pajak tersebut, <a href="https://www.who.int/tobacco/mpower/raise_taxes/en/">sebagaimana direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO)</a> dan <a href="https://www.worldbank.org/en/topic/tobacco">Bank Dunia</a>, menaikkan harga produk tembakau di toko-toko, sehingga harganya menjadi tidak mudah terjangkau dan membuat perokok pemula menjadi tidak tertarik. </p>
<p>Pajak sangat penting dalam upaya mengurangi jumlah perokok karena <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/23/e2/e89">para perokok dari kelas pendapatan rendah cenderung tidak menanggapi</a> bentuk kampanye maupun peraturan anti-tembakau yang ada. Namun para perokok tersebut, termasuk kelompok anak muda, adalah golongan yang paling sensitif terhadap kenaikan harga.</p>
<p>Selain rasa candu itu sendiri, tantangan tambahan untuk berhenti merokok adalah kenyataan bahwa perusahaan rokok tidak ingin para perokok untuk berhenti. Mereka tidak ingin kehilangan pelanggan dan keuntungan besar yang mereka dapatkan.</p>
<p>Oleh karena itu tidak mengagetkan bahwa upaya industri tembakau untuk mengabaikan berbagai peraturan yang berusaha untuk mengendalikan penggunaan dan penjualan tembakau demi kesehatan masyarakat memiliki <a href="http://www.who.int/tobacco/publications/industry/who_inquiry/en/">rekam jejak yang jelas</a>. Contohnya, meski mereka tidak mengaku, para perusahaan tembakau terbesar tetap <a href="https://www.theguardian.com/world/2018/mar/09/how-children-around-the-world-are-exposed-to-cigarette-advertising">memasarkan rokok kepada anak-anak di seluruh dunia</a> dan seringkali di tempat-tempat di mana <a href="https://www.takeapart.org/tiny-targets/">iklan dilarang</a>. Di Inggris, negara yang melarang iklan tembakau, Philip Morris International secara efektif mengakali ketentuan tersebut dengan <a href="https://www.bbc.co.uk/news/business-45932048">kampanye “hentikan merokok”</a> yang pada dasarnya masih mempromosikan produk tembakau. </p>
<h2>Membayar harga yang mahal</h2>
<p>Meski beberapa taktik perusahaan tembakau seperti itu cukup jelas, ada yang lebih sulit dideteksi. <a href="https://doi.org/10.1136/tobaccocontrol-2017-053891">Penelitian terbaru kami</a> memaparkan bagaimana strategi penentuan harga rokok oleh industri tembakau di Inggris mengurangi dampak baik yang diharapkan dari kenaikan pajak tembakau.</p>
<p>Perusahaan tembakau dapat menawarkan serangkaian produk yang lebih murah untuk menjaga agar orang-orang tetap merokok (dan memikat pengguna baru) sambil menawarkan berbagai merek lebih mahal untuk mengambil keuntungan maksimal dari kelompok perokok yang tidak bisa atau tidak mau berhenti.</p>
<p>Saat pajak tembakau dinaikkan, para perusahaan rokok akan memainkan harga mereka untuk sebisa mungkin mengurangi dampak dari kenaikan tersebut. Mereka menyerap kenaikan pajak, khususnya untuk merek-merek murah, sehingga dapat mencegah kenaikan harga tembakau yang drastis. Dengan begitu, kenaikan harga akan diterapkan secara bertahap kepada rangkaian merek yang mereka miliki untuk memastikan kalau para perokok tidak pernah mengalami lonjakan harga yang memaksa mereka untuk berhenti saat pemerintah menaikkan pajak. </p>
<p>Taktik lain yang dipakai oleh para pelaku industri adalah <a href="https://www.bbc.co.uk/news/uk-42864685"><em>shrinkflation</em></a>–atau mengurangi jumlah rokok dalam satu pak untuk menyamarkan kenaikan harga dan mencegah harga satu bungkus rokok melampaui suatu titik psikologis tertentu.</p>
<p>Perusahaan mengurangi jumlah rokok dalam kemasan dari 20 hingga 19, 18 atau bahkan 17 sambil menjaga harga satu pak tetap stabil meski biaya per batang rokok semakin mahal. Namun perubahan itu tidak langsung kentara bagi sebagian besar perokok–dan produsen dapat memperoleh keuntungan lebih besar.</p>
<p>Para pelaku industri juga mencantumkan harga langsung pada bungkus rokok untuk membatasi kemampuan para pengecer menaikkan harga jual rokok sehingga harga rokok bisa dijaga. Penjualan kemasan berisi 10 batang meningkat dan bungkusan kecil berisi tembakau seberat 10 gram atau kurang juga diperkenalkan. Tembakau dalam kemasan kecil menarik bagi para perokok yang sensitif terhadap harga rokok karena biayanya yang lebih murah.</p>
<p>Meskipun taktik harga demikian dan penjualan kemasan kecil baru-baru ini <a href="https://www.bbc.co.uk/news/uk-39984887">dilarang di Inggris</a> dengan adanya <a href="https://www.gov.uk/government/publications/packaging-of-tobacco-products">kemasan standar</a> (di mana tembakau harus dijual dalam kemasan standar yang secara visual tidak menarik), namun strategi demikian masih dapat ditemukan di tempat lain. Inggris juga <a href="http://www.cityam.com/260508/budget-2017-new-cigarette-tax-based-pack-price-735">telah menerapkan</a> cukai minimum terbaru yang mematok harga rata-rata <a href="https://www.ons.gov.uk/economy/inflationandpriceindices/timeseries/czmp">satu bungkus rokok isi 20 batang di atas £10</a> (Rp 184.125) dan menghentikan penjualan produk rokok yang sangat murah. </p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/S5YMvW4Scbc?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
</figure>
<p>Pada akhirnya, perusahaan rokok tidak akan memanipulasi harga jika cara tersebut tidak efektif baik dalam memikat anak-anak muda untuk merokok maupun mencegah perokok untuk menghentikan kebiasaannya. Jadi apa lagi yang bisa kita lakukan?</p>
<h2>Cara menghentikannya</h2>
<p>Pembatasan pemberlakuan strategi penetapan harga oleh perusahaan rokok bisa menjadi opsi yang baik. Jumlah merek dan varian yang dijual oleh para perusahaan tembakau bisa dibatasi untuk mengurangi variasi kisaran harga yang mereka tawarkan. Selain itu, berapa kali suatu perusahaan bisa mengubah harga produk juga dapat dibatasi untuk mencegah kemampuan mereka menjaga stabilitas harga rokok dan mengabaikan kesehatan masyarakat.</p>
<p>Bahkan <a href="https://researchportal.bath.ac.uk/en/publications/the-case-for-ofsmoke-how-tobacco-price-regulation-is-needed-to-pr">pengaturan secara langsung</a> atas harga tembakau layaknya harga layanan utilitas publik <a href="https://www.ofwat.gov.uk/">seperti air</a> dan listrik yang ditentukan oleh badan pemerintah independen dapat diterapkan. Utilitas publik adalah layanan yang penting, sehingga pemerintah selalu mencari cara untuk melindunginya dari strategi penetapan harga pelaku usaha. Pengaturan harga tembakau yang merupakan suatu bahan adiktif yang mematikan juga penting.</p>
<p>Sementara itu, <em>Bloomberg Philanthropies</em> <a href="https://www.bath.ac.uk/announcements/major-funding-announcement-puts-bath-tcrg-at-centre-of-new-20-million-global-industry-watchdog/">baru-baru ini mengumumkan</a> investasi sebesar US$20 juta (Rp292 miliar) untuk mendirikan <a href="https://www.bloomberg.org/program/public-health/stoptobacco/">STOP</a> (<em>Stopping Tobacco Organisations and Products</em>)–lembaga pengawas industri tembakau. <a href="http://www.bath.ac.uk/health/research/tobacco-control/"><em>Tobacco Control Research Group</em></a> atau Kelompok Riset Pengendalian Tembakau dari University of Bath adalah satu dari tiga mitra yang dibiayai untuk memimpin inisiatif tersebut.</p>
<p>Masyarakat tidak dapat membiarkan para pelaku industri untuk bekerja di bawah radar saat produk yang mereka gunakan membunuh dua dari tiga pecandu rokok berat. Kerja sama yang baru ini akan berfungsi sebagai pengawas yang diperlukan untuk mengungkapkan taktik mematikan industri tembakau.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/107168/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>J. Robert Branston menerima dana dari Institut Nasional untuk Penelitian Kesehatan (NIHR), Cancer Research UK, dan Bloomberg Philanthropies.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Anna Gilmore menerima dana melalui Kelompok Penelitian Pengendalian Tembakau dari Bloomberg Philanthropies, Cancer Research UK dan National Institute of Health Research. TCRG adalah bagian dari Pusat Studi Tembakau dan Alkohol Inggris (UKCTAS), Pusat Kesehatan Publik UK yang didanai oleh Kolaborasi Penelitian Klinis Inggris, dan Program Kapasitas Pengendalian Tembakau yang didanai oleh Dewan Riset Inggris sebagai bagian dari Penelitian Tantangan Global Dana.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Rosemary Hiscock menerima dana dari Cancer Research UK dan National Institute for Health Research. Dia sebelumnya telah menerima dana dari Institut Kesehatan Nasional AS, EU FP7 dan Horizon 2020, ESRC, UKCTCS dan Joseph Rowntree Foundation. Dia adalah anggota dan sukarelawan untuk Partai Demokrat Liberal, Inggris</span></em></p>Taktik ekonomi pelaku industri tembakau berperan besar dalam melanggengkan kebiasaan merokok.J. Robert Branston, Senior Lecturer (Associate Professor) in Business Economics, University of BathAnna Gilmore, Professor of Public Health/Director, Tobacco Control Research Group, University of BathRosemary Hiscock, Research Associate, University of BathLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1023142018-09-10T10:59:01Z2018-09-10T10:59:01ZTemuan baru ungkap perusahaan rokok global melebih-lebihkan keberadaan pasar gelap<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/235090/original/file-20180905-45175-1wqe2yd.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Perusahaan tembakau kerap menyebarkan infromasi yang tidak akurat tentang rokok.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTUzNjE5NjY3MiwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfMTgzNTk4OTE5IiwiayI6InBob3RvLzE4MzU5ODkxOS9tZWRpdW0uanBnIiwibSI6MSwiZCI6InNodXR0ZXJzdG9jay1tZWRpYSJ9LCIyQmVYa2hsTUxMNEJ5UlU5V1M3Zm9oUHhjN1UiXQ%2Fshutterstock_183598919.jpg&pi=41133566&m=183598919&src=VXyBXffAvLLpYmU9npakdw-1-72">Underworld/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Seberapa besarkah pasar gelap rokok dan siapa yang ada di belakangnya? Pertanyaan ini telah menghantui pemerintah, advokat kesehatan masyarakat, peneliti, dan industri tembakau selama bertahun-tahun. Perusahaan tembakau terbesar di dunia telah menghabiskan jutaan dolar untuk penelitian guna menghasilkan jawaban, kebanyakan penelitian ini merupakan pesanan yang menggiring pada kesimpulan bahwa perdagangan tembakau ilegal sedang meningkat.</p>
<p>Perusahaan-perusahan rokok besar secara rutin menggunakan penemuan ini untuk menunjukkan bahwa setiap kebijakan pengendalian tembakau akan menyebabkan peningkatan penyelundupan. Mereka mengklaim bahwa pungutan cukai yang lebih tinggi <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/add.12159">mendorong</a> lebih banyak orang untuk membeli rokok secara ilegal, misalnya, atau dengan <a href="https://theconversation.com/plain-cigarette-packaging-is-the-government-stalling-as-election-approaches-35438">kemasan polos</a> membuatnya <a href="https://www.bath.ac.uk/case-studies/debunking-big-tobaccos-arguments-against-standardised-packaging/">lebih mudah</a> bagi pemalsu untuk menyalin merek besar.</p>
<p>Namun ada masalah besar dengan temuan data yang dibiayai oleh industri ini. Ketika dibandingkan dengan sumber yang independen, mereka secara konsisten melebih-lebihkan skala tembakau ilegal. Mereka juga berulang kali gagal memenuhi standar kualitas dan keterbukaan penelitian setelah ditelaah kembali. </p>
<p>Ini menimbulkan pertanyaan baru tentang industri yang memiliki <a href="https://theconversation.com/it-was-big-tobacco-not-trump-that-wrote-the-post-truth-rule-book-75782">sejarah panjang</a> penggunaan hasil <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/22/1/1">penelitian</a> dan tidak tahu lagi cara untuk menipu para pembuat kebijakan dan publik. Belum lagi <a href="http://www.who.int/fctc/publications/The_TI_and_the_Illicit_Trade_in_Tobacco_Products.pdf">keterlibatan intim</a> industri ini dengan penyelundupan tembakau yang <a href="http://www.who.int/fctc/publications/The_TI_and_the_Illicit_Trade_in_Tobacco_Products.pdf">diklaim</a> sedang dicegahnya.</p>
<h2>Riset Kami</h2>
<p>Banyak dokumen dan laporan independen telah meninjau data tentang tembakau ilegal yang dibiayai oleh industri. <a href="http://dx.doi.org/10.1136/tobaccocontrol-2018-054295">Penelitian kami</a>, yang baru diterbitkan dalam <em>Tobacco Control</em>, adalah yang pertama kali meninjau ulang penilaian semacam itu secara sistematis untuk memeriksa kecenderungan yang lebih luas. </p>
<p>Kami mengumpulkan 35 laporan tinjauan, 25 di antaranya fokus riset tentang satu negara – kebanyakan dari Australia atau Inggris – sedangkan sisanya memiliki fokus pada suatu kawasan atau suatu kombinasi beberapa kawasan dan negara. Sebanyak 18 penilaian telah ditinjau kembali oleh rekan sejawat, sementara semua kecuali satu dari sumber data yang dibiayai industri yang mereka tidak periksa. </p>
<p>Dari 31 laporan penilaian, penelitian yang dibiayai oleh perusahaan rokok memperkirakan pasar gelap rokok lebih tinggi dari perkiraan para peninjau - mulai dari 17% lebih tinggi hingga lebih dari 100%. Dalam 29 laporan peninjau, ada kritik terhadap metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang didanai industri. Misalnya, survei terhadap kemasan rokok/kantong tembakau hanya dikumpulkan di kota-kota kecil dan kota-kota besar, tempat produk ilegal cenderung lebih umum ditemukan. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=450&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/233257/original/file-20180823-149484-3li58p.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=566&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Temukan perbedaannya.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/blur-many-cigarettes-on-shelves-sale-559550167?src=VHLjLWg0cXT-oh1tpZAOSw-1-94">khlungcenter</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Permasalahan dengan analisis data juga ditemukan pada 22 laporan peninjauan; sementara 21 memiliki masalah pada penyajiannya, seperti kegagalan untuk menyoroti ketika produk industri tembakau jumlahnya menjadi mayoritas di pasar gelap. Terdapat juga keluhan yang terus terjadi bahwa laporan yang dibiayai oleh industri tidak secara jelas menyampaikan metode penelitian, sehingga lebih sulit untuk membuktikan temuan tersebut secara ilmiah.</p>
<p>Riset kami kami menyimpulkan bahwa “kualitas data industri mengenai tembakau ilegal secara keseluruhan berada di bawah standar yang diharapkan untuk dipertimbangkan dapat diandalkan”. Kami menambahkan bahwa konsistensi ini “dapat menunjukkan bahwa industri tembakau dengan sengaja menghasilkan data yang menyesatkan” terkait topik ini.</p>
<h2>Gambaran yang lebih besar</h2>
<p>Pada era 1990-an, terdapat <a href="http://www.who.int/fctc/publications/The_TI_and_the_Illicit_Trade_in_Tobacco_Products.pdf">banyak bukti</a> bahwa <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Big_Tobacco">Big Tobacco</a> atau perusahaan rokok besar terlibat di pasar rokok ilegal. Merujuk pada <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/tobaccocontrol/7/1/66.full.pdf">perkiraan</a> pada saat itu, sepertiga dari ekspor rokok tahunan global melalui jalur distribusi legal. </p>
<p>Kami telah <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4382920/">menulis di tempat lain</a> mengenai bagaimana ini telah menjadi <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/23/e1/e75">bagian penting</a> strategi bisnis banyak perusahaan rokok. Produk yang dikirim ke pasar sangat sering <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/17/6/399">melampaui</a> tingkat konsumsi rokok penduduk lokal. Dalam beberapa kasus, distributor bahkan <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/13/suppl_2/ii104">ditugaskan secara khusus</a> untuk menyelundupkan produk perusahaan rokok. Alasan perusahaan-perusahaan rokok tertarik pada pasar gelap itu adalah bahwa mereka dibayar ketika mereka menjual produk ke distributor, terlepas bagaimana barang selundupan itu dijual. Karena produk yang dijual ilegal lebih murah, hal ini berpotensi menghasilkan penjualan yang lebih tinggi. </p>
<p>Pada akhir 2000-an, industri harus tunduk pada penyelidikan negara, <a href="https://www.theguardian.com/world/2000/nov/07/smoking.eu">putusan</a> pengadilan, <a href="https://www.reuters.com/article/canada-us-rjreynolds-settlement-idCATRE63C3WC20100413">denda</a> dan banyak publisitas negatif. Empat perusahaan tembakau terbesar dunia - Philip Morris International (PMI), British American Tobacco, Imperial Tobacco, dan Japan Tobacco - telah menandatangani <a href="https://ec.europa.eu/anti-fraud/investigations/eu-revenue/cigarette_smuggling_en">perjanjian hukum</a> dengan Uni Eropa untuk bekerja sama dalam memberantas tembakau ilegal. </p>
<p>Di Kanada, anak perusahaan Japan Tobacco dan British American, dan sebagian perusahaan yang dimiliki oleh PMI telah <a href="https://www.reuters.com/article/canada-us-rjreynolds-settlement-idCATRE63C3WC20100413">mengaku bersalah</a> karena penyelundupan rokok dan telah didenda secara kolektif C$1,7 miliar (£1 miliar).</p>
<p>Sekarang, industri tembakau berpendapat bahwa mereka adalah korban dari pasar gelap, <a href="http://the-tma.org.uk/policy-legislation/tobacco-smuggling-crossborder-shopping/counterfeit/">menekankan dampak negatif</a> rokok tiruan. Namun ada bukti bahwa industri tidak pernah berhenti mendapatkan manfaat dari pasar gelap - meskipun perusahaan-perusahaan besar menyangkalnya. Penelitian yang kami publikasikan baru-baru ini <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/23/e1/e35">menunjukkan</a> bahwa dua per tiga rokok ilegal di seluruh dunia berasal dari perusahaan tembakau itu sendiri, sementara kurang dari satu dari sepuluh adalah tiruan. Pada saat ini, tidak ada data yang cukup andal tentang skala pasar gelap tembakau secara keseluruhan. </p>
<p>Setidaknya, bagaimanapun, perusahaan tembakau gagal mengendalikan rantai pasokan mereka - <a href="https://www.icij.org/investigations/tobacco-underground/ukraines-lost-cigarettes-flood-europe/">kelebihan produksi</a> dan <a href="https://www.theguardian.com/business/2014/nov/16/bat-fined-for-oversupplying-tobacco-in-low-tax-european-jurisdictions">kelebihan pasokan</a> produk tembakau, menyebabkan sebagiannya masuk ke pasar ilegal. Sementara itu, bukti dari <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/06/13/tobaccocontrol-2017-054191#ref-36">dokumen yang bocor</a> dan <a href="https://www.reportingproject.net/troubleswithbigtobacco/">pembocor internal</a> menunjukkan beberapa perusahaan tembakau secara aktif terlibat dalam perdagangan ini baru-baru ini.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/233258/original/file-20180823-149490-mszf5m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Akan murah.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/cairo-egypt-29122014-kids-smoking-on-1062529136?src=Uvzq1fJ_XiiUcyCr6Zda8g-1-11">Photo Spirit</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sebagai bagian dari upaya global untuk menangani penyelundupan tembakau, <a href="http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/80873/9789241505246_eng.pdf?sequence=1">Protokol Pasar Gelap</a> dari <a href="http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/42811/9241591013.pdf?sequence=1">Kerangka Kerja Konvensi tentang Pengendalian Tembakau</a> WHO mulai berlaku pada September ini. Salah satu ukuran kunci dari protokol ini adalah sebuah sistem global untuk melacak dan menelusuri produk tembakau. Sistem ini akan menentukan di mana suatu produk di produksi, memungkinkan penyelidikan jika itu berakhir di pasar gelap.</p>
<p>Protokol ini menetapkan bahwa sistem ini tidak boleh dikontrol oleh perusahaan tembakau. Namun demikian, perusahaan tembakau telah <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/06/13/tobaccocontrol-2017-054191">berulang kali</a> mempromosikan alternatif mereka yang <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/23/e1/e3">tidak memadai</a> dan <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/02/26/tobaccocontrol-2017-053970">tidak efisien</a>. <em><a href="http://tobaccotactics.org/index.php?title=Codentify">Codentify</a></em> (sistem penandaan produk tembakau terpusat) dipatenkan oleh Philip Morris International (PMI) pada pertengahan 2000-an, dan dilisensi secara gratis kepada kompetitor utama perusahaan pada 2010. </p>
<p>Mereka secara <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/06/13/tobaccocontrol-2017-054191#ref-65">kolektif setuju</a> untuk mempromosikan sistem ini kepada pemerintah dengan cara yang membuatnya tampak independen. Ini dilakukan dengan menggunakan <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/06/13/tobaccocontrol-2017-054191">berbagai</a> kelompok pendukung industri rokok dan pihak ketiga.</p>
<p>Keterlibatan industri dalam <em>Codentify</em> nyatanya tetap <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/23/e1/e3">terlihat</a>, sehingga mereka berusaha menjauhkan diri. Pada 2016 sistem itu dijual ke sebuah perusahaan bernama Inexto, dan <a href="https://www.theguardian.com/society/2018/jun/14/tobacco-industry-seeking-to-control-anti-smuggling-measures-say-critics">PMI mengklaim</a> <em>Codentify</em> sekarang memenuhi persyaratan WHO. </p>
<p>Namun beberapa staf <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/06/13/tobaccocontrol-2017-054191">di Inexto</a> tampaknya menjadi karyawan lama PMI yang juga turut menciptakan <em>Codentify</em>, sementara itu juga tampaknya sebuah jaringan kompleks dari kekayaan intelektual bersama ada di antara individu-individu ini dan kedua perusahaan.
Industri tembakau <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/06/13/tobaccocontrol-2017-054191">masih melakukan</a> semua yang dapat menerapkan sistem ini sebagai standar pelacakan dan jejak global.</p>
<p>Temuan baru kami mengenai data industri adalah bukti lebih lanjut bahwa industri tembakau tidak bermain jujur dan baik dalam masalah tembakau ilegal. Data memungkinkan perusahaan-perusahaan ini untuk mempromosikan kesimpulan tentang skala dan sifat perdagangan gelap yang tidak dapat dengan mudah dibantah. Ini terutama berfungsi sebagai platform untuk strategi lobi dan hubungan masyarakat industri.</p>
<p>Filantropi <a href="https://www.bath.ac.uk/announcements/major-funding-announcement-puts-bath-tcrg-at-centre-of-new-20-million-global-industry-watchdog/">Bloomberg baru-baru ini mengumumkan</a> investasi sebesar US$20 juta (£16 juta) untuk membuat <a href="https://www.bloomberg.org/program/public-health/stoptobacco/">STOP (The Stopping Tobacco Organizations and Products)</a> - sistem pantauan global untuk mengekspos praktik-praktik seperti ini. <a href="http://www.bath.ac.uk/health/research/tobacco-control/">Organisasi kami Tobacco Control Research Group</a> di University of Bath adalah salah satu dari tiga mitra yang didanai untuk memimpin inisiatif ini. Kami tidak bisa membiarkan industri beroperasi di bawah naungan kegelapan. Hubungan kerja sama baru ini akan berfungsi sebagai sorotan yang diperlukan. </p>
<p>The Tobacco Manufacturers Association, yang mewakili British American Tobacco, Imperial Tobacco, dan anak perusahaan Japan Tobacco Gallaher, mengatakan tidak akan menanggapi artikel ini.</p>
<p>Seorang juru bicara untuk PMI mengatakan:</p>
<blockquote>
<p>Perdagangan rokok ilegal melukai bisnis dan pendapatan kami - kami memiliki kepentingan untuk menguranginya. Kami menginvestasikan sumber daya yang signifikan untuk memastikan kontrol yang kuat dalam rantai pasokan kami dan mengatasi pengalihan produk kami. Kami juga mendukung aturan ketat dan langkah-langkah penegakan hukum.</p>
<p>PMI tidak berada dalam usaha melacak dan menelusuri. Kami percaya bahwa cara terbaik untuk memastikan hal ini adalah melalui serangkaian sistem pelacakan dan jejak standar terbuka yang disetujui secara independen, bersaing di pasar bebas.</p>
</blockquote><img src="https://counter.theconversation.com/content/102314/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Allen Gallagher menerima dana melalui Tobacco Control Research Group (TCRG) dari Bloomberg Philanthropies, Cancer Research UK dan National Institute of Health Research. TCRG adalah bagian dari UK Centre for Tobacco and Alcohol Studies (UKCTAS), UK Centre for Public Health Excellence yang dibiayai oleh UK Clinical Research Collaboration, dan Tobacco Control Capacity Programme dibiayai oleh Research Councils UK sebagai bagian dari Global Challenges Research Fund.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Anna Gilmore menerima dana melalui Tobacco Control Research Group (TCRG) dari Bloomberg Philanthropies, Cancer Research UK dan National Institute of Health Research. TCRG adalah bagian dari UK Centre for Tobacco and Alcohol Studies (UKCTAS), UK Centre for Public Health Excellence yang dibiayai oleh UK Clinical Research Collaboration, dan Tobacco Control Capacity Programme dibiayai oleh Research Councils UK sebagai bagian dari Global Challenges Research Fund.</span></em></p>Bagaimana data mengenai penyelundupan tembakau yang dibiayai industri rokok justru membesar-besarkan skala masalah.Philip Morris International (PMI) telah mengaku bersalah karena penyelundupan rokok.Allen Gallagher, Doctoral Researcher, University of BathAnna Gilmore, Professor of Public Health/Director, Tobacco Control Research Group, University of BathLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/943302018-07-31T09:31:13Z2018-07-31T09:31:13ZPerusahaan rokok rayu anak muda dengan konser musik dan media sosial<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/229931/original/file-20180731-176698-9r4s5j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=22%2C0%2C4865%2C3270&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">PT HM Sampoerna/Philip Morris International menggunakan pesan-pesan yang mengusung kreativitas dan pemberdayaan untuk memasarkan rokok ke kalangan anak muda. </span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Di era <em>selfie</em>, “<em>likes</em>”, dan #tagar, <a href="http://tobaccocontrol.bmj.com/content/21/2/139">industri rokok meluncurkan strategi pemasarannya dengan menggunakan media sosial</a> untuk mempromosikan produk yang menyebabkan kecanduan dan mematikan kepada generasi digital. </p>
<p>Di Australia, <a href="http://tobaccocontrol.bmj.com/content/tobaccocontrol/12/suppl_3/iii87.full.pdf">peraturan pemerintah yang tegas</a> membuat perusahaan rokok tidak lagi mempromosikan rokok di media massa. Namun, di Indonesia, tetangga dekat Australia, lain lagi ceritanya. Industri rokok bisa pasang iklan di televisi, radio, dan papan reklame. Saat ini, mereka menambah saluran untuk memasarkan produk mereka: media sosial. </p>
<p>PT HM Sampoerna / Philip Morris International (di sini disebut sebagai PMI) adalah salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Perusahaan tersebut mensponsori seri konser yang dikenal dengan, Soundrenaline, lalu mengaitkannya dengan aktivitas pemasaran berbasis internet. Kegiatan-kegiatan ini menyasar anak muda agar mereka mengidentikkan rokok dengan musik, kreativitas, dan ekspresi diri.</p>
<h2>Tingginya biaya penggunaan tembakau</h2>
<p>Sejumlah 225.700 orang meninggal dunia karena penggunaan rokok <a href="http://tobaccoatlas.org/country/indonesia/">setiap tahun di Indonesia</a>. <a href="https://seatca.org/dmdocuments/The%20Tobacco%20Control%20Atlas%20ASEAN%20Region%203rd%20Edition%202016.pdf">Dua dari tiga pria dewasa di Indonesia merokok setiap hari</a>.</p>
<p>Anak muda juga merokok. <a href="http://www.searo.who.int/tobacco/documents/ino_gyts_report_2014.pdf">Hampir 20%</a> siswa sekolah menengah pertama (usia 13-15 tahun) merokok. Namun tidak ada yang dapat menggambarkan parahnya rokok di Indonesia sedramatis berita tentang balita yang merokok hingga 40 batang rokok sehari.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/x4c_wI6kQyE?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
</figure>
<p>Bandingkan ini dengan Australia, di mana kurang dari 5% anak-anak merokok, dan tingkat merokok secara keseluruhan terus menurun selama dua dekade terakhir.</p>
<h2>Larangan iklan tembakau</h2>
<p><a href="http://www.who.int/fctc/guidelines/adopted/article_13/en/">Para pemangku kepentingan kesehatan masyarakat di seluruh dunia setuju</a> bahwa untuk mengatasi epidemi rokok, terutama di kalangan anak muda, iklan, promosi dan sponsorship oleh perusahaan rokok harus dilarang.</p>
<p>Pada 2012, pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan pengendalian rokok yang mencakup pembatasan iklan, promosi dan sponsor rokok.</p>
<p>Berdasarkan peraturan tersebut, perusahaan-perusahaan rokok dilarang menjadi sponsor acara-acara yang diliput media. Jika mereka menjadi sponsor acara yang tidak diliput oleh media, merek rokok dan logo perusahaan rokok di acara tersebut tidak boleh dipasang. Iklan luar ruang diizinkan kecuali untuk area bebas asap rokok dan jalan utama. Ukuran maksimum untuk iklan luar ruang adalah 72 m<sup>2.</sup></p>
<p>Untuk pembatasan iklan rokok di media cetak tidak banyak yang terlihat, kecuali bahwa iklan rokok dilarang dipasang di sampul depan publikasi. Sementara iklan online memerlukan verifikasi usia di atas 18 dan gambar dan konten iklan online tidak boleh mendorong merokok. </p>
<p>TV diizinkan menayangkan iklan rokok antara jam 21:30 malam dan 5:00 pagi. Indonesia adalah satu dari sangat sedikit negara di dunia yang masih mengizinkan televisi menyiarkan iklan rokok. Semua iklan rokok harus menunjukkan peringatan kesehatan bergambar, 15% dari permukaan iklan cetak dan 10% dari total waktu iklan siar.</p>
<p>Larangan iklan, promosi dan sponsorship iklan rokok yang tidak menyeluruh ini, ditambah dengan penegakan hukum yang lemah, membuat perusahaan rokok mudah menghindari aturan pengendalian rokok. </p>
<h2>‘Dunia tanpa rokok’ bukan ‘Indonesia tanpa rokok’</h2>
<p>Pada tahun 2017, PMI meluncurkan kampanye global yang mengumumkan bahwa perusahaan tersebut berkomitmen untuk <a href="https://www.pmi.com/">“masa depan bebas asap rokok”</a>. Sebagai bagian dari upaya ini, PMI mendanai <a href="https://www.smokefreeworld.org/">Foundation for Smoke Free World</a> dengan tujuan “untuk berperan sebagai pengumpul penelitian, dialog, dan ide-ide untuk mengurangi merokok secara global . ”</p>
<p>Tampaknya kampanye “di seluruh dunia” ini tidak berlaku di Indonesia, atau negara berpenghasilan rendah dan menengah <a href="https://www.theguardian.com/world/2018/mar/09/how-children-around-the-world-are-exposed-to-cigarette-advertising">tempat PMI beroperasi</a> lainnya.</p>
<p>Di Indonesia, PMI masih gencar mengiklankan rokok kepada kaum muda. PMI menghabiskan <a href="https://tobaccowatch.seatca.org/index.php/2017/02/16/indonesia-tobacco-companies-spend-big-on-advertising/">AS$94 juta</a> untuk iklan televisi saja pada tahun 2016. Sejak 2002, PMI telah menjadi sponsor seri konser <a href="https://soundrenaline.co.id/">Soundrenaline</a>. Pada 2016, perusahaan tersebut menyelenggarakan <a href="https://www.goaheadpeople.id/whats-on_a/lepwinner">sayembara untuk merancang ulang</a> kemasan salah satu merek andalannya, merek A.</p>
<h2>Studi kasus pemasaran Sampoerna A</h2>
<p>Kami melakukan <a href="https://tobaccocontrol.bmj.com/content/early/2018/07/24/tobaccocontrol-2017-054131">studi kasus</a> untuk mendokumentasikan penggunaan media konvensional dan baru untuk mempromosikan Sampoerna A. Kami mempelajari bagaimana perusahaan menghindari peraturan yang melarang iklan, promosi dan sponsorship perusahaan rokok. </p>
<p>Pada 2016, strategi pemasaran Sampoerna A mencakup empat pendekatan utama:</p>
<p>1) sponsor dari seri konser musik Soundrenaline</p>
<p>2) sayembara membuat kemasan rokok A Mild edisi terbatas</p>
<p>3) pembuatan dan hosting situs web jejaring sosial </p>
<p>4) posting di saluran media sosial populer yang mempromosikan Soundrenaline.</p>
<p>Pada tahun 2014, PMI menghapus nama merek A Mild dari seri konsernya. Mereka mengganti nama seri konser A Mild Soundrenaline menjadi Soundrenaline saja.</p>
<p>Pada konser tahun 2016, terdapat empat panggung yang menghadirkan berbagai genre musik dan penampil, termasuk tiga band internasional ternama: The Temper Trap dari Australia, Block Party dari Inggris dan Simple Plan dari Kanada.</p>
<p>Para penonton konser disapa oleh pembawa acara dan penampil sebagai “<em>go ahead people</em>”. Tagline dari rokok A adalah “go ahead”. </p>
<p>Seniman muda terkenal, Leonard Theoshabrata, memenangkan sayembara desain kemasan A Mild edisi terbatas. Rancangannya adalah sidik jari merah. Sebuah tagline khusus “go ahead x leo” dikembangkan sebagai bagian dari paket.</p>
<p>Kemasan edisi terbatas tersebut dicetak pada kemasan logam khusus dengan sampul belakang berbahan karton, berisi deskripsi desain dan bagaimana rancangan tersebut mendukung citra merek. Kemasan ini juga dipromosikan di konser Soundrenaline.</p>
<p>PMI menciptakan komunitas jejaring sosial online untuk penggemar rokok mereka dan calon pelanggan. Pada situs goaheadpeople.id, pengunjung dapat mengklik tautan dan memiliki berbagai aktivitas di mana mereka dapat belajar, bertemu, membuat dan menjual produk kreatif dan terlibat dalam proyek atau tantangan.</p>
<p>Sama seperti platform media sosial populer, pengguna dapat mengirim komentar, memberi tanda “like” dan berinteraksi dengan pengguna lain dan berpartisipasi dalam acara pertemuan off-line.</p>
<p>Pesan kreativitas dan pemberdayaan ini tidak hanya disebarkan kepada penonton konser atau anggota situs goaheadpoeple, tetapi juga pada publik yang lebih luas melalui saluran media sosial, Instagram. Kami menemukan lebih dari 65.000 posting Instagram dengan tagar yang berhubungan dengan merek A. </p>
<p>PMI menghindari larangan iklan, promosi dan sponsorship rokok dengan mengubah nama konser, menempatkan peringatan kesehatan pada materi promosi dan membatasi penonton konser dan pengguna situs web promosi untuk usia mereka yang berusia 18+.</p>
<p>Direktur Corporate Affairs PT HM Sampoerna Elvira Lianita kepada The Conversation mengatakan bahwa perusahaan menaati aturan yang ada dan hanya memasarkan dan menjual produk kami ke perokok dewasa berusia 18 tahun ke atas serta memperingatkan adanya efek kesehatan dari rokok. Elvira juga mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan 40,000 peritel rokok untuk menaruh pesan-pesan yang mencegah penjualan rokok pada anak. </p>
<p>Meski demikian, kenyataan di lapangan berbeda dari klarifikasi perusahaan. Penjualan rokok ke anak-anak masih tinggi. Data <a href="http://www.searo.who.int/tobacco/documents/ino_gyts_report_2014.pdf">Global Youth Tobacco Survey</a> 2014 menunjukkan 64% siswa sekolah di Indonesia dapat membeli rokok dengan mudah. </p>
<p>Untuk konser, memang hanya yang berusia 18 tahun ke atas yang bisa masuk. Namun, penggunaan Instagram dalam pemasaran konser tersebut menghilangkan batasan umur dalam paparan terhadap promosi konser yang disponsori perusahaan rokok tersebut.</p>
<h2>Solusi Sederhana</h2>
<p>Kesehatan masyarakat selalu kejar-kejaran dengan taktik industri tembakau. Namun, ada tindakan-tindakan yang mudah diterapkan untuk mencegah cara pemasaran perusahaan PMI berlanjut. </p>
<p>Misalnya, pemerintah daerah di Indonesia memiliki wewenang untuk menolak izin dari setiap acara yang disponsori perusahaan tembakau. Pemerintah lokal juga dapat menetapkan semua tempat konser sebagai bebas asap rokok, sehingga melarang segala jenis promosi rokok di tempat tersebut. </p>
<p>Pemerintah perlu menyiapkan tindakan nyata, untuk mempertegas aturan yang ada saat ini, untuk melarang pomosi rokok secara online.</p>
<p>Terakhir, Indonesia harus bergabung dengan negara-negara lain di <a href="https://seatca.org/">wilayah Asia Tenggara</a>, dan menandatangani perjanjian kesehatan global WHO dan Konvensi Kerangka Kerja tentang Pengendalian Tembakau, untuk menunjukkan komitmen terhadap dunia yang bebas asap rokok.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/94330/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Putu Ayu Swandewi Astuti menerima dana beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk studi doktoralnya. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Becky Freeman receives funding from the Australia Indonesia Centre, National Health Medical Research Foundation, Cancer Institute New South Wales, Cancer Council NSW, Cancer Council Australia, and NSW Health.</span></em></p>Di Indonesia perusahaan rokok masih bisa pasang iklan di televisi, radio dan papan reklame. Sekarang mereka menambah satu saluran lagi: media sosial.Putu Ayu Swandewi Astuti, Senior lecturer, Universitas UdayanaBecky Freeman, Associate professor, University of SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/969012018-07-12T10:00:05Z2018-07-12T10:00:05ZRiset terbesar: usia harapan hidup orang Indonesia naik, beban penyakit tidak menular meningkat<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/226415/original/file-20180706-122268-16454xw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Dokter mengetes gula darah di klinik untuk diabetes, salah satu penyakit tidak menular yang kini meningkat.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/confirm/571889917?src=fVa7fR88KjzPx8smXYAzyA-1-3&size=medium_jpg">Piotr Adamowicz/Shutterstock.com</a></span></figcaption></figure><p>Kabar baik dan kabar buruk datang bersamaan dari hasil riset kami tentang beban penyakit di Indonesia dalam kurun sekitar seperempat abad terakhir. Dalam riset yang baru-baru ini kami publikasikan di
<a href="http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(18)30595-6/fulltext"><em>The Lancet</em></a> menunjukkan ada kemajuan besar bidang kesehatan karena membaiknya layanan dan akses kesehatan masyarakat, tapi ada juga temuan yang mengkhawatirkan di masa depan. </p>
<p>Temuan yang penting, umur harapan hidup pada waktu lahir di Indonesia meningkat 8 tahun, dari 63,6 tahun pada 1990 menjadi 71,7 tahun pada 2016. Usia harapan hidup perempuan pada waktu lahir lebih lama dibanding laki-laki. Kabar positif lainnya, beban penyakit menular seperti tuberkulosis dan diare juga menurun.</p>
<p>Tapi, kabar buruknya, kini Indonesia juga menghadapi beban penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes, stroke, kanker, dan penyakit lain yang sebenarnya bisa dicegah. Ini jenis penyakit yang disebabkan oleh, antara lain, pola konsumsi, gaya hidup, dan kebiasaan merokok. Penyakit-penyakit ini membutuhkan biaya besar untuk menyembuhkannya. Kini biaya <a href="https://bisnis.tempo.co/read/839929/gara-gara-rokok-klaim-bpjs-kesehatan-membengkak">penyakit terkait rokok menjebol anggaran BPJS Kesehatan</a>. </p>
<p>Dalam riset medis terbesar di Indonesia ini, karena melibatkan data besar (<em>big data</em>) yang meliputi periode 1990-2016, kami mengkaji penyebab kematian dan disabilitas dari 333 penyakit di Indonesia dan tujuh negara pembanding. Riset ini merupakan bagian dari studi <a href="http://www.healthdata.org/infographic/what-global-burden-disease-gbd">the Global Burden of Disease</a> atau Beban Penyakit Global, sebuah upaya ilmiah yang komprehensif untuk menghitung kondisi kesehatan di seluruh dunia. </p>
<p>Riset dilakukan secara kolaboratif oleh Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) Universitas Washington Amerika Serikat dan tim peneliti Indonesia dari Kementerian Kesehatan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Biro Pusat Statistik, Universitas Indonesia, Eijkman Oxford Institute, dan BPJS Kesehatan. </p>
<p>Kami mengestimasi Umur Harapan Hidup Produktif (Healthy Life Expectancy/HALE), penyebab kematian spesifik, tahun produktif yang hilang karena kematian prematur (YLLs, <em>years of life lost</em>) dan karena disabilitas (YLDs, <em>years of life lived with disability</em>), serta tahun produktif yang hilang (DALYs loss, <em>disability adjusted life years</em>), faktor risiko yang terkait dan perbandingan (<em>benchmarking</em>) antara 1990 dan 2016.</p>
<h2>Temuan baru dan beban baru</h2>
<p>Secara umum, umur harapan hidup (laki-laki dan perempuan) pada waktu lahir menjadi 71,7 tahun pada 2016. Data lebih rinci menunjukkan umur harapan hidup pada waktu lahir untuk laki-laki meningkat 7,4 tahun, dari 62,4 tahun (1990) menjadi 69,8 tahun (2016). Pertambahan usia lebih panjang terjadi pada perempuan, meningkat 8,7 tahun dari 64,9 tahun menjadi 73,6 tahun, dalam kurun waktu yang sama.</p>
<p>Peningkatan usia harapan hidup ini sebagian besar disebabkan oleh keberhasilan Indonesia menanggulangi penyakit menular, penyakit terkait kehamilan, neonatal, dan penyakit-penyakit terkait gizi. Kenaikan usia harapan hidup ini, menyebabkan perubahan struktur penduduk: 65% penduduk merupakan usia produktif dan penduduk berusia 60 tahun atau lebih meningkat menjadi 12 % pada 2025 dan 16 % pada 2035. Pada saat yang sama, Indonesia mengalami perubahan pola kesakitan, kematian dan disabilitas.</p>
<p>Temuan lainnya, antara 1990 dan 2016, Indonesia mengalami penurunan signifikan penyakit menular, maternal, neonatal dan gizi; dengan total Disability Adjusted Life Years (DALYs) Loss alias Total Tahun Produktif yang Hilang menurun 58,6 %, dari 43,8 juta menjadi 18,1 juta tahun produktif. Ini artinya perhitungan makro dari berhasil dicegahnya total tahun produktif yang hilang atau produktivitas Indonesia bertambah 25,7 juta tahun pada 2016 karena keberhasilan mengendalikan penyakit di atas. Total DALYs Loss dari trauma tetap stabil dalam periode tersebut, kecuali pada 2004 yang disebabkan gempa bumi dan tsunami di Samudera Indonesia. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/227332/original/file-20180712-27018-nlwpln.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/227332/original/file-20180712-27018-nlwpln.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/227332/original/file-20180712-27018-nlwpln.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=290&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/227332/original/file-20180712-27018-nlwpln.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=290&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/227332/original/file-20180712-27018-nlwpln.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=290&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/227332/original/file-20180712-27018-nlwpln.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=365&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/227332/original/file-20180712-27018-nlwpln.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=365&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/227332/original/file-20180712-27018-nlwpln.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=365&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Tren DALYs total jumlah (paling kiri), estimasi kasar (tengah), dan umur yang distandarisasi (paling kanan) dari 1990-2016.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME)</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Pada 1990, enam dari sepuluh penyebab utama DALYs Loss adalah penyakit menular, maternal dan neonatal; pada 2016 menjadi tiga dari sepuluh. Penyakit diare menurun dari nomor satu pada 1990 menjadi nomor sepuluh pada 2016. Pneumonia juga menurun dari penyebab kedua pada 1990 menjadi penyebab ke sebelas pada 2016. </p>
<p><a href="https://theconversation.com/explainer-what-is-tb-and-am-i-at-risk-of-getting-it-in-australia-75290">Tuberkulosis</a> masih merupakan penyebab utama kematian, dari nomor tiga pada 1990 menjadi penyebab keempat pada 2016. Komplikasi neonatal menurun secara dramatis, dari penyebab keempat pada 1990 menjadi penyebab keenam pada 2016.</p>
<p>DALYs dari <a href="https://theconversation.com/global/topics/stroke-891">stroke</a> (penyakit cerebrovascular) meningkat signifikan, dari penyebab kedelapan pada 1990 menjadi kedua pada 2016. Penyakit diabetes meningkat tajam dan menjadi penyebab ketiga DALYs pada tahun 2016. Trauma lalu-lintas meningkat dari nomor 9 pada 1990 menjadi nomor 8 pada tahun 2016, walau total DALYs menurun. </p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/227326/original/file-20180712-27030-z6fixn.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/227326/original/file-20180712-27030-z6fixn.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/227326/original/file-20180712-27030-z6fixn.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=470&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/227326/original/file-20180712-27030-z6fixn.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=470&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/227326/original/file-20180712-27030-z6fixn.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=470&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/227326/original/file-20180712-27030-z6fixn.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=590&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/227326/original/file-20180712-27030-z6fixn.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=590&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/227326/original/file-20180712-27030-z6fixn.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=590&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">30 penyakit penyebab utama DALYs di Indonesia pada 1990, 2006, dan 2016.</span>
<span class="attribution"><span class="source">IHME</span>, <span class="license">Author provided</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Faktor risiko utama di Indonesia adalah tekanan darah sistolik yang tinggi, diet tidak sehat, dan gula darah puasa yang tinggi. <a href="https://theconversation.com/riset-terbaru-kerugian-ekonomi-di-balik-konsumsi-rokok-di-indonesia-hampir-rp600-triliun-89089">Penyakit akibat konsumsi tembakau</a> menempati nomor empat dan malnutrisi anak serta maternal merupakan faktor risiko kelima. Diet menyumbang pada beban penyakit jantung dan pembuluh darah, <a href="https://theconversation.com/us/topics/diabetes-612">diabetes</a>, urogenital, darah, endokrin dan neoplasma.</p>
<p>Tekanan darah sistolik yang tinggi menyumbang pada beban penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, urogenital, darah dan endokrin. Gula darah yang tinggi menyumbang pada beban penyakit diabetes, jantung dan pembuluh darah, endokrin, HIV/AIDS dan tuberkulosis. Faktor risiko utama lainnya meliputi tembakau, malnutrisi anak dan ibu, kelebihan berat dan obesitas, dan polusi udara.</p>
<p>Dalam konteks ini, beban ganda terjadi karena di si satu sisi beban penyakit menular masih banyak terjadi di Indonesia seperti tuberkulosis dan pada saat bersamaan masyarakat dan pemerintah juga dibebani oleh penyakit tidak menular seperti diabetes. </p>
<h2>Pentingnya estimasi di provinsi</h2>
<p>Indonesia mengalami beban ganda penyakit yang akan meningkatkan biaya pelayanan kesehatan sehingga menyulitkan pencapaian pelayanan kesehatan semesta. Estimasi beban penyakit di tingkat provinsi dan kabupaten akan membantu menentukan prioritas pemerintah sesuai keadaan lokal dan spesifik, meningkatkan perencanaan program kesehatan masyarakat dan penilaian pencapaian program di masa depan. </p>
<p>Untuk menuju <a href="http://www.depkes.go.id/resources/download/LAKIP%20ROREN/1%20perencanaan%20kinerja/RAK%20PPJK.pdf">Pelayanan Kesehatan Semesta 2019</a>, pengetahuan mengenai pola sakit dan kematian penduduk menjadi penting untuk mengalokasikan sumber daya dan menghilangkan ketimpangan yang ada. Global Burden of Disease 2016 mengestimasikan penyebab kematian dini, kesakitan dan disabilitas, sebagai masukan kebijakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.</p>
<p>Penduduk Indonesia yang saat ini berjumlah 260 juta, sekitar 130 juta jiwa tinggal di Pulau Jawa dan sisanya tersebar di empat pulau besar lainnya dan 4000 pulau kecil lainnya secara tidak merata. Keadaan geografis ini merupakan tantangan tersendiri bagi sistem pemerintahan, komunikasi, transportasi dan ketersediaan pelayanan kesehatan dasar yang merata.</p>
<p><a href="http://referensi.elsam.or.id/2015/01/uu-nomor-23-tahun-2014-tentang-pemerintah-daerah/">Undang-Undang Pemerintahan Daerah</a> mengatur proses desentralisasi termasuk bidang kesehatan ke kabupaten dan Kota. Pengaturan ini memberi otonomi yang lebih luas bagi pemerintah kabupaten dan kota untuk melayani masyarakat secara lebih baik.</p>
<p>Hasil dari <a href="https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(18)30595-6/fulltext">Global Burden of Disease 2016 </a> dapat dipergunakan untuk analisis transisi kesehatan Indonesia 1990-2016, mengidentifikasi kesenjangan dan mengembangkan tanggapan pada tingkat nasional untuk meningkatkan ketersediaan, akses, kelayakan, kualitas dan keadilan dalam pelayanan kesehatan.</p>
<p>Karena luasnya negara, adanya perbedaan lingkungan urban dan rural, perkembangan sosial-ekonomi, dan tumbuhnya kota metropolitan, terjadi beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi meningkatkan penyakit tidak menular (diabetes, stroke dan penyakit jantung iskhemik), sedangkan penyakit menular seperti tuberkulosis, diare dan HIV/AIDS masih merupakan masalah penting.</p>
<p>Karena itu, sistem kesehatan harus mampu menjawab perubahan kebutuhan akan pelayanan kesehatan, karena terjadinya transisi epidemiologi dan hilangnya hambatan keuangan, melalui program Jaminan Kesehatan Nasional.</p>
<p>Melihat gambaran geografis dan perbedaan sosial-ekonomi, pola beban penyakit dan status kesehatan akan bervariasi. Karena itu, estimasi sub nasional (provinsi) dari beban penyakit akan bermanfaat untuk penentuan prioritas kesehatan dan perencanaan program sesuai kebutuhan spesifik daerah.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/96901/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Soewarta Kosen terlibat dalam penelitian ini yang dibiayai oleh Bill & Melinda Gates Foundation.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Nafsiah Mboi terlibat dalam penelitian ini yang dibiayai oleh Bill & Melinda Gates Foundation.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Christopher JL Murray terlibat dalam penelitian ini yang dibiayai oleh Bill & Melinda Gates Foundation.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Simon I Hay terlibat dalam penelitian ini yang dibiayai oleh Bill & Melinda Gates Foundation.</span></em></p>Indonesia masih diserang penyakit menular seperti Tuberkulosis, juga dibebani penyakit tidak menular seperti diabetes dan jantung.Soewarta Kosen, Policy Researcher, National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Ministry of Health IndonesiaAndi Nafsiah Mboi, Independent Consultant and Board of The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), University of WashingtonChristopher JL Murray, Professor of Global Health, Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), University of WashingtonSimon I Hay, Professor of Global Health, The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), University of WashingtonLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/972052018-05-31T06:34:37Z2018-05-31T06:34:37ZKonsumsi rokok remaja tinggi, menagih janji pengendalian tembakau Jokowi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/220908/original/file-20180530-120518-nktp0y.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=1%2C1%2C997%2C562&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Apakah kebijakan Presiden Joko Widodo selaras dengan janjinya untuk mengendalikan tembakau di Indonesia?</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p><em>Tulisan ini diterbitkan dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada 31 Mei</em>.</p>
<p>Presiden Joko Widodo berulang kali mengingatkan masyarakat penerima bantuan sosial, baik bantuan <a href="http://setkab.go.id/serahkan-kip-dan-pkh-presiden-jokowi-ingatkan-tidak-boleh-untuk-beli-rokok/">pendidikan</a> maupun <a href="https://www.liputan6.com/news/read/3266010/jokowi-larang-kartu-pkh-digunakan-beli-rokok">ekonomi</a>, agar tidak membelanjakan uang tersebut untuk rokok. </p>
<p>Presiden juga tahu persis bahwa <a href="https://nasional.kompas.com/read/2017/03/14/16535321/jokowi.rumah.tangga.miskin.lebih.pilih.rokok.daripada.makanan.bergizi">di rumah tangga miskin belanja rokok menempat urutan kedua setelah beras</a>, tapi pernyataan politik Jokowi itu tidak diperkuat dengan kebijakan pengendalian tembakau yang menjadi otoritasnya. </p>
<p>Padahal, salah satu dari sembilan agenda prioritas atau <a href="https://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agenda.Prioritas.Jokowi-JK">“Nawa Cita”</a> pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.</p>
<p>Jokowi berjanji melaksanakan agenda tersebut dengan <a href="http://kelwonokoyo.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/41/2016/07/nawacita-indikator.pdf">meningkatkan kesehatan masyarakat</a> dan mengendalikan tembakau.</p>
<p>Target meningkatkan kesehatan masyarakat lewat pengendalian tembakau dapat dicapai dengan beberapa indikator. Indikator pertama, menurut Nawa Cita, adalah mencapai 100% area publik bebas asap rokok di 100% kabupaten dan kota pada 2019. Indikator kedua adalah peningkatan nilai cukai rokok sebesar 200% mulai 2015. </p>
<p>Kedua indikator tersebut menjadi bagian penting dalam upaya pemerintah dalam pengendalian tembakau. </p>
<p>Bertepatan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, tulisan ini akan fokus pada janji Jokowi untuk mengendalikan konsumsi rokok di Indonesia dan langkah-langkah apa yang dapat diambil oleh presiden terpilih hasil pemilu 2019. Sampai hari H pemilu tahun depan, tampaknya sulit mengharapkan ada perubahan kebijakan yang signifikan terkait dengan pengendalian tembakau. </p>
<h2>Kebijakan pengendalian tembakau pada era Jokowi-JK</h2>
<p>Sebelum menilai lebih jauh, kami akan membeberkan beberapa kebijakan dan peristiwa penting di bidang pengendalian tembakau pada era Jokowi yang kerap menuai kontroversi.</p>
<p>Pada 2015, Menteri Perindustrian mengeluarkan peraturan mengenai <a href="http://industri.bisnis.com/read/20150901/257/467896/roadmap-terbit-produksi-rokok-dikendalikan">Peta Jalan Produksi Industri Hasil Tembakau</a> tahun 2015-2020. Peraturan ini mendapat banyak kecaman lantaran bertentangan dengan target penurunan perokok usia muda pada 2019. </p>
<p>Setelah digugat oleh kelompok masyarakat sipil, Mahkamah Agung memerintahkan Menteri Perindustrian <a href="http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt584fb5da04c0b/putusan-ma-cabut-peta-jalan-industri-hasil-tembakau--sapta--ini-preseden-baik">mencabut </a> Peta Jalan tersebut karena peta ini bertentangan dengan Undang-Undang Kesehatan, UU Hak Asasi Manusia, UU Perlindungan Anak, UU Cukai, dan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya.</p>
<p>Namun, pencabutan tersebut tidak mampu memblokir upaya yang cenderung menguntungkan industri tembakau. Tahun ini, <a href="http://www.dpr.go.id/prolegnas/index/id/22">Rancangan Undang-Undang Pertembakauan (RUUP)</a> kembali menjadi prioritas pembahasan di Dewan Perwakilan Rakyat dan <a href="https://www.cnbcindonesia.com/news/20180124131304-4-2380/selalu-mentok-pembahasan-ruu-pertembakauan-bergulir-lagi">Panitia Khusus RUU Pertembakauan </a>berharap bahwa rancangan tersebut dapat segera disahkan menjadi undang-undang.</p>
<p>Padahal, substansi RUUP melanggar hak atas kesehatan serta mengedepankan kepentingan industri, bukan kepentingan petani dan buruh tembakau seperti yang selama ini digaungkan kepada media. </p>
<p>Misalnya <a href="https://www.pshk.or.id/wp-content/uploads/2016/12/Naskah-RUU-Usul-DPR-ttg-Pertembakauan-15Des16.pdf">dalam Pasal 3 RUUP</a> tercantum bahwa peningkatan produksi tembakau dan pengembangan industri pertembakauan berada di atas poin melindungi petani tembakau dan pekerja di sektor ini. Kebutuhan tembakau industri rokok nasional pun saat ini bergantung pada impor yang juga difasilitasi oleh RUUP ini. Padahal kebijakan impor akan akan lebih menguntungkan pengimpor tembakau dan bukan petani tembakau lokal.</p>
<p>Banyak pasal dalam RUUP yang bertentangan dengan Nawa Cita Jokowi. Misalnya, terdapat pasal yang mengatur fasilitas ruang khusus untuk merokok yang akan berakibat pada melemahkan implementasi Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok yang sebelumnya telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Perda merupakan peraturan yang lebih kuat ketimbang peraturan bupati atau wali kota. Pasal ini akan bertolak belakang dengan keinginan Jokowi untuk mewujudkan 100% area publik bebas asap rokok di 100% kabupaten dan kota pada 2019.</p>
<p>Kemudian, terdapat kekhawatiran akan melemahnya aturan <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20161229184528-12-182981/kementerian-kesehatan-tolak-tiga-pasal-ruu-pertembakauan">label gambar peringatan</a> kesehatan pada produk tembakau dan melemahnya <a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20161229184528-12-182981/kementerian-kesehatan-tolak-tiga-pasal-ruu-pertembakauan">regulasi periklanan</a> dan pemasaran produk tembakau.</p>
<p>Jokowi sendiri seolah mempertegas keengganannya memenuhi janji Nawa Cita dengan menolak meratifikasi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) WHO dengan alasan <a href="http://www.thejakartapost.com/news/2016/06/14/fctc-ratification-must-consider-national-interests-jokowi.html">tidak ingin hanya sekadar mengikuti tren internasional</a>, meski WHO FCTC telah berperan besar dalam upaya pengendalian tembakau untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas masyarakat di dunia.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/220639/original/file-20180528-80661-ng0rgq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/220639/original/file-20180528-80661-ng0rgq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/220639/original/file-20180528-80661-ng0rgq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/220639/original/file-20180528-80661-ng0rgq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=338&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/220639/original/file-20180528-80661-ng0rgq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/220639/original/file-20180528-80661-ng0rgq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/220639/original/file-20180528-80661-ng0rgq.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=424&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Linimasa pengendalian tembakau pada era Jokowi.</span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Jokowi ingkar Janji?</h2>
<p>Banyaknya kebijakan pengendalian tembakau yang bermasalah tampaknya berdampak pada lemahnya kinerja Jokowi terkait upayanya mengerem konsumsi rokok di Indonesia.</p>
<p>Saat ini, tingkat konsumsi merokok di kalangan pemuda di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di dunia, yaitu 35% remaja laki-laki berusia 13-15 tahun merokok dan dua dari tiga laki-laki dewasa Indonesia adalah perokok aktif. </p>
<p>Target 100% Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di semua kabupaten dan kota pada 2019 tampaknya sulit terpenuhi. Data terbaru yang disampaikan <a href="https://www.antaranews.com/berita/714850/309-kabupaten-kota-di-indonesia-terapkan-kawasan-tanpa-rokok">Menteri Kesehatan, baru 19 provinsi (13 di antaranya diatur lewat Perda) dan 309 kabupaten dan kota (183 di antaranya berupa Perda)</a>, yang memiliki regulasi kawasan tanpa rokok. <a href="http://jogja.tribunnews.com/2018/04/19/belum-semua-daerah-di-indonesia-terapkan-regulasi-kawasan-tanpa-rokok">Di luar yang diatur Perda</a>, selebihnya melalui peraturan gubernur, peraturan bupati, dan peraturan wali kota. Dengan demikian, masih ada lebih dari 200 daerah yang belum punya regulasi KTR. </p>
<p>Hal ini diakibatkan masih kuatnya kepentingan politik yang mendukung industri rokok di daerah, terutama di daerah penghasil tembakau dan memiliki jumlah perokok yang tinggi.</p>
<p>Hingga saat ini, kenaikan tarif cukai rokok masih jauh dari angka 200%. Saat ini kenaikan cukai rokok masih dalam kisaran 10,04%. Hal ini diakibatkan karena tekanan industri pertembakauan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3563903/">sangatlah kuat</a>. </p>
<p>Industri pertembakauan merupakan investor besar yang memiliki pengaruh besar terhadap pemerintah, parlemen, dan partai politik. Industri pertembakauan juga <a href="https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14672715.2015.997083?scroll=top&needAccess=true&instName=University+of+Birmingham">dipercayai</a> memiliki lobi yang kuat di balik pintu tertutup dan menjadi sumber pembiayaan kampanye bagi banyak politikus dan partai politik. </p>
<p>Pesimisme memenuhi target Nawa Cita diatas hanyalah puncak gunung es dari keresahan para pendukung pengendalian tembakau. Indonesia saat ini merupakan satu-satunya negara di Asia-Pasifik yang belum meratifikasi FCTC, jauh tertinggal dari negara-negara seperti Cina, Brazil, dan Filipina, dan bahkan Timor Leste. </p>
<h2>Pengendalian tembakau sebagai strategi pemilu 2019</h2>
<p>Selama ini intervensi industri tembakau memberikan tekanan besar di kalangan politikus di parlemen. Data dari <a href="http://www.who.int/bulletin/archives/78(7)902.pdf">WHO</a> dan <a href="http://www.who.int/tobacco/publications/industry/interference/en/">Corporate Accountability International</a> menyebutkan bahwa salah satu taktik umum industri pertembakauan untuk melawan kebijakan kesehatan masyarakat adalah melalui intervensi dalam proses pembuatan rancangan legislasi untuk kesehatan masyarakat.</p>
<p>Program pengendalian tembakau bukanlah agenda populer para politikus di Indonesia. Isu ini dianggap tidak menyumbang suara dalam pemilihan anggota legislatif. Sebaliknya, beberapa politikus terang-terangan <a href="https://nasional.tempo.co/read/1074873/bau-barter-undang-undang-md3-dengan-ruu-pertembakauan">membela kepentingan industi rokok </a>ketimbang membela kesehatan masyarakat. Mereka tidak risih membela industri yang <a href="https://lifestyle.okezone.com/read/2017/09/05/481/1769940/217-400-penduduk-indonesia-meninggal-dunia-akibat-merokok">menyebabkan kematian lebih dari 200.000 orang</a> di Indonesia setiap tahun. </p>
<p>Jokowi sudah berani menawarkan sesuatu yang berbeda dengan memasukkan agenda pengendalian tembakau dalam program kerjanya. Meski sampai sekarang hasilnya jauh dari yang diharapkan.</p>
<p>Namun, calon presiden dan wakil rakyat hasil pemilu 2019 nanti dapat meyakinkan masyarakat bahwa pengendalian tembakau menguntungkan negara dengan menerapkan strategi di bawah ini:</p>
<p><strong>Cukai rokok untuk menutup defisit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan</strong></p>
<p>Pemerintah yang baru bisa melihat peningkatan cukai rokok sebagai solusi untuk menutup defisit BPJS Kesehatan yang totalnya mencapai Rp9 triliun setiap tahun.</p>
<p>Pendapatan negara dari cukai rokok yang baru mencapai Rp139 triliun dianggap tidak sebanding dengan angka kerugian ekonomi yang diderita negara akibat konsumsi rokok. Di Indonesia, dari cukai tersebut dikenai pajak rokok 10% dan pajak inilah yang akan dipakai menutup defisit BPJS Kesehatan. </p>
<p>Diperkirakan negara dan masyarakat menanggung kerugian sebesar <a href="https://theconversation.com/riset-terbaru-kerugian-ekonomi-di-balik-konsumsi-rokok-di-indonesia-hampir-rp600-triliun-89089">Rp596 triliun</a> per tahun karena konsumsi rokok, hilangnya produktivitas tenaga kerja dan biaya pengobatan penyakit yang berkaitan dengan rokok. Jadi sudah seharusnya cukai rokok dinaikkan lagi minimal 57% sesuai dengan <a href="http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2007/39TAHUN2007UU.htm">Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Cukai</a> karena nilai kerugian yang timbulkan dari konsumsi rokok begitu besar.</p>
<p>Dengan menutup defisit BPJS, pemerintahan Jokowi sebenarnya dapat memenuhi salah satu agenda prioritas yang lain dalam Nawa Cita yaitu menjamin kesehatan universal 100% masyarakat melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada 2019.</p>
<p>Saat ini BPJS masih menunggu <a href="https://nasional.kontan.co.id/news/bpjs-kesehatan-tunggu-aturan-pemerintah-soal-cukai-rokok-untuk-tambal-defisit">aturan</a> yang dikeluarkan pemerintah terkait strategi <a href="https://theconversation.com/defisit-bpjs-kesehatan-ditutup-pajak-rokok-bisakah-berkelanjutan-94223">menutup defisit BPJS dengan cukai rokok</a>.</p>
<p><strong>Pro petani dan buruh tembakau</strong></p>
<p>Pemerintah harus memiliki strategi baru untuk melawan siasat perusahaan rokok yang menggunakan masyarakat petani tembakau dan isu buruh rokok sebagai tameng dalam melawan kebijakan pengendalian tembakau. Perusahaan rokok (juga beberapa politikus pro industri rokok) selalu mengatakan bahwa kebijakan pemerintah akan mengancam penghidupan para petani tembakau. </p>
<p>Padahal selama ini praktik monopoli industri tembakau membuat petani tembakau berada dalam posisi kehilangan daya tawar, sehingga terpaksa menjual produk mereka dengan margin keuntungan yang <a href="http://ylki.or.id/2011/10/menelisik-kesejahteraan-petani-tembakau/">sangat kecil</a>. Tata niaga produk tembakau yang panjang dan rumit, lebih banyak memberikan keuntungan kepada pedagang perantara hingga pemegang saham perusahaan rokok dibanding para petani.</p>
<p>Data juga menunjukkan bahwa maraknya pemutusan hubungan kerja buruh pabrik rokok bukan diakibatkan kenaikan tarif cukai rokok, melainkan karena usaha efisiensi dan <a href="https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150920153313-92-79859/ylki-mekanisasi-pabrik-demi-cari-untung-picu-phk-buruh-rokok">mekanisasi industri tembakau</a>. Ini dibuktikan dengan data bahwa pada periode 2005-2013 terdapat kenaikan produksi rokok sebanyak 47%, meski jumlah pekerja industri pengolahan tembakau justru terus mengalami penurunan. </p>
<p>Oleh karena itu, salah satu cara yang bisa dilakukan pemerintah adalah mengeluarkan kebijakan diversifikasi tanaman tembakau. Dalam kebijakan ini, pemerintah memfasilitasi petani tembakau beralih menanam tanaman alternatif lain yang lebih menguntungkan seperti sayur-sayuran, kopi, dan jagung. </p>
<p>Diversifikasi tanaman terbukti efektif meningkatkan pendapatan petani di negara seperti <a href="http://www.tobaccoinduceddiseases.org/Evaluating-results-of-the-program-for-tobacco-leaf-diversification-in-Brazil,84012,0,2.html">Brazil</a> yang merupakan negara penghasil tembakau ketiga di dunia.</p>
<p>Proses peralihan ini tentu perlu dilakukan secara bertahap dengan penyediaan fasilitas finansial seperti pinjaman lunak dari bank, subsidi pupuk, serta bekerja sama dengan badan pemasaran perdagangan seperti yang terjadi di <a href="http://www.tobaccoinduceddiseases.org/Elimination-of-tobacco-growing-is-possible-a-case-study-from-Karnataka-India,84437,0,2.html">India</a>. </p>
<p>Pada akhirnya, kebijakan pengendalian tembakau yang komprehensif adalah kebijakan yang berpihak kepada rakyat kecil. </p>
<p>Presiden dan wakil presiden mendatang harus berani membersihkan intervensi industri tembakau dalam proses legislasi yang mendorong pengendalian tembakau dan serta membuktikan bahwa kebijakan pengendalian rokok sebenarnya untuk kebaikan seluruh rakyat Indonesia. </p>
<p>Perlu diingat bahwa lebih dari setengah perusahaan rokok di Indonesia telah dikuasai oleh perusahaan multinasional yang membawa keuntungan mereka ke negara asal, tapi meninggalkan penyakit dan kematian di sini.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/97205/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Beladenta Amalia menerima dana dari program penelitian dan inovasi European Union´s 2020 di bawah The Marie Sklodowska-Curie Actions untuk proyek penelitiannya. Ia juga menerima bantuan finansial untuk studi Doktoral dari “La Caixa” INPHINIT Fellowship Grant, “La Caixa” Banking Foundation, Barcelona, Spanyol. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Citta Widagdo tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pemerintah harus memiliki strategi baru untuk melawan siasat perusahaan rokok yang menggunakan masyarakat petani tembakau sebagai tameng dalam melawan kebijakan pengendalian tembakau.Beladenta Amalia, Doctoral Researcher in Public Health, Universitat de BarcelonaCitta Widagdo, Doctoral Researcher in Global Health Law, University of BirminghamLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/946322018-04-10T09:06:43Z2018-04-10T09:06:43ZEnam hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi risiko demensia<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/214047/original/file-20180410-560-yu7o5z.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Melatih otak itu penting dalam menghindari risiko demensia.</span> <span class="attribution"><span class="source">rawpixel.com/Unsplash</span></span></figcaption></figure><p>Sebuah populasi yang menua mengakibatkan tumbuhnya jumlah orang yang hidup dengan demensia (sebuah istilah yang mencakup beberapa gejala seperti kerusakan ingatan, kebingungan, dan hilangnya kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari).</p>
<p>Penyakit Alzheimer adalah bentuk demensia <a href="https://www.dementia.org.au/about-dementia/types-of-dementia/alzheimers-disease">paling umum</a>, dan mengakibatkan kemunduran kesehatan otak yang progresif. </p>
<p>Di Australia, 425 ribu orang mengidap <a href="https://www.dementia.org.au/statistics">demensia</a>, yang menjadi penyebab kematian <a href="http://www.abs.gov.au/ausstats/abs@.nsf/Lookup/by%20Subject/3303.0%7E2016%7EMain%20Features%7EAustralia's%20leading%20causes%20of%20death,%202016%7E3">nomor dua</a> secara umum, dan nomor satu bagi perempuan. </p>
<p>Risiko utama demensia adalah usia tua. Sekitar 30 persen orang berusia di atas 85 tahun di Australia hidup <a href="https://www.dementia.org.au/statistics">dengan demensia</a>. Selain itu, faktor <a href="http://science.sciencemag.org/content/261/5123/921.long">genetika atau keturunan</a> juga punya andil di awal penyakit, tapi lebih kuat pada jenis demensia yang lebih jarang, seperti penyakit Alzheimer dini (yang menyerang <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/expert-reviews-in-molecular-medicine/article/presenilininteracting-proteins/18AE48632AC07669FF98F9D5069D8C68">pada usia muda</a>).</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/penyakit-asam-urat-bukan-peradangan-biasa-mengapa-bisa-nyeri-di-sendi-85732">Penyakit asam urat bukan peradangan biasa, mengapa bisa nyeri di sendi</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Kita memang tidak bisa mengurangi umur atau profil genetis kita, tetapi untungnya ada beberapa gaya hidup yang bisa diubah untuk menurunkan risiko terkena demensia.</p>
<h2>1. Terlibat dalam kegiatan yang merangsang mental</h2>
<p>Pendidikan adalah penentu penting dalam risiko demensia. Seseorang yang mengecap kurang dari <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1474442206705373">10 tahun pendidikan formal</a> punya peluang lebih besar terkena demensia. Mereka yang tidak lulus <a href="http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(17)31363-6/fulltext">SMP atau sederajat</a> punya risiko paling tinggi.</p>
<p>Tapi jangan panik. Kita masih bisa memperkuat otak kita pada umur berapa pun, melalui prestasi di dunia kerja dan kegiatan bersenang-senang, seperti membaca koran, bermain kartu, atau belajar keahlian atau bahasa baru.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=397&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/212881/original/file-20180403-189795-14truua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=499&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Bahkan bermain kartu dapat memperkuat otak kita.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/DYM_vBsosVA">Foto oleh Inês Ferreira dari Unsplash</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4055506/">latihan berkelompok</a> untuk melatih daya ingat serta strategi memecahkan persoalan dapat meningkatkan fungsi kognitif jangka panjang kita. Tetapi hasil yang sama belum tentu didapati lewat “latihan otak” yang ada di <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436397/">program komputer</a> karena kegiatan yang merangsang mental dalam kondisi berkelompok/sosial mungkin juga menyumbang keberhasilan latihan kognitif.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/tanpa-tujuh-organ-tubuh-ini-anda-tetap-bisa-hidup-85804">Tanpa tujuh organ tubuh ini, Anda tetap bisa hidup</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>2. Menjaga hubungan sosial</h2>
<p>Hubungan sosial yang <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S156816371500046X">lebih sering</a> (misalnya mengunjungi teman atau saudara atau mengobrol di telepon) punya kaitan dengan risiko demensia yang lebih rendah. Sebaliknya, rasa kesepian dapat meningkatkan risiko demensia.</p>
<p>Keterlibatan yang lebih besar dalam kegiatan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3025284/">kelompok atau komunitas</a> juga punya hubungan dengan risiko yang lebih rendah. Yang menarik adalah, jumlah teman tidak terlalu <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S156816371500046X">relevan</a> dibanding frekuensi hubungan dengan orang lain. </p>
<h2>3. Menjaga berat dan kesehatan jantung</h2>
<p>Ada kaitan erat antara kesehatan otak dan jantung. Tekanan darah tinggi dan obesitas, terutama pada usia pertengahan, <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3647614/">meningkatkan risiko</a> demensia. </p>
<p>Ketika digabung, dua kondisi ini berperan dalam <a href="http://www.thelancet.com/journals/laneur/article/PIIS1474-4422(11)70072-2/fulltext">lebih dari 12%</a> kasus demensia. </p>
<p>Dalam analisis data terhadap lebih dari 40 ribu pasien, mereka yang mengidap <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22372522">diabetes tipe 2</a> punya kemungkinan dua kali lebih tinggi terkena demensia ketimbang orang yang sehat.</p>
<p>Menjaga atau membalikkan kondisi ini dengan obat-obatan atau diet dan latihan fisik amatlah penting dalam mengurangi risiko demensia.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/212887/original/file-20180403-189804-waow1v.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Latihan fisik memberi perlindungan pada kesehatan jantung dan diabetes, juga kemunduran kognitif.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/G8OyN_tOIwY">Photo oleh chuttersnap di Unsplash</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>4. Berlatih lebih sering</h2>
<p>Aktivitas fisik telah terbukti melindungi kita dari <a href="https://health.gov/paguidelines/second-edition/report.aspx">kemunduran kognitif</a>. Dari data yang dikombinasikan dari 33 ribu orang lebih, mereka yang aktif secara fisik punya risiko kemunduran kognitif <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1111/j.1365-2796.2010.02281.x">38% lebih rendah</a> dibanding mereka yang tidak. </p>
<p>Berapa persisnya jumlah latihan yang cukup untuk menjaga kemampuan kognitif masih <a href="http://bjsm.bmj.com/content/51/8/636">diperdebatkan</a>. Tetapi ulasan studi <a href="http://bjsm.bmj.com/content/52/3/154.long">baru-baru ini</a> yang mempelajari dampak berlatih selama sekurang-kurangnya empat minggu, menyarankan satu sesi latihan harus berlangsung tak kurang dari 45 menit dengan beban sedang hingga tinggi. </p>
<p>Ini artinya kita harus berkonsentrasi betul ketika berlatih, tidak bisa mengobrol. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/ketika-berat-kita-berkurang-ke-mana-larinya-lemak-tubuh-yang-kita-buang-93790">Ketika berat kita berkurang, ke mana larinya lemak tubuh yang kita buang?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Pada umumnya, orang Australia tidak memenuhi target <a href="http://www.health.gov.au/internet/main/publishing.nsf/content/health-pubhlth-strateg-phys-act-guidelines#apaadult">150 menit</a> aktivitas fisik per minggu.</p>
<h2>5. Berhenti merokok</h2>
<p>Merokok berbahaya bagi kesehatan jantung, dan bahan kimia yang terdapat di sebatang rokok memicu peradangan dan perubahan pembuluh otak. </p>
<p>Merokok juga bisa memicu <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s11065-007-9035-9">stres oksidatif</a>, yakni rusaknya sel tubuh kita akibat bahan kimia yang disebut radikal bebas. Proses ini punya andil dalam <a href="http://www.alzheimersanddementia.com/article/S1552-5260(14)00137-X/fulltext">pembentukan demensia</a>. </p>
<p>Syukurlah, tingkat merokok di Australia sudah menurun dari <a href="http://www.abs.gov.au/ausstats/abs@.nsf/mediareleasesbyCatalogue/E6DE72422D16BBB4CA258130001536C2?OpenDocument">28% ke 16%</a> sejak 2001.</p>
<p>Terdapat risiko demensia yang lebih tinggi pada <a href="https://academic.oup.com/aje/article/166/4/367/96440">perokok</a> ketimbang orang yang tidak merokok atau mantan perokok, yang memberi kita alasan untuk meninggalkan rokok sama sekali. </p>
<h2>6. Mencari pertolongan kala depresi</h2>
<p>Sekitar satu juta orang Australia saat ini hidup dengan <a href="http://www.abs.gov.au/ausstats/abs@.nsf/mf/4326.0">depresi</a>. Ketika kita depresi, beberapa perubahan terjadi <a href="https://www.nature.com/articles/nrneurol.2011.60">dalam otak</a> yang dapat mempengaruhi risiko demensia. Kadar hormon stres kortisol yang tinggi telah dihubungkan dengan penyusutan area otak yang penting bagi memori/ingatan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/212893/original/file-20180403-189830-2zo27n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/212893/original/file-20180403-189830-2zo27n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=355&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/212893/original/file-20180403-189830-2zo27n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=355&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/212893/original/file-20180403-189830-2zo27n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=355&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/212893/original/file-20180403-189830-2zo27n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=446&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/212893/original/file-20180403-189830-2zo27n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=446&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/212893/original/file-20180403-189830-2zo27n.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=446&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Tekanan darah tinggi dapat menaikkan risiko demensia.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://unsplash.com/photos/w9YHKTK-wLo">Photo oleh rawpixel.com di Unsplash</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Panyakit yang merusak pembuluh darah juga telah diamati dalam depresi dan demensia. Peneliti mengatakan, stres oksidatif jangka panjang dan peradangan dapat menyumbang andil pada <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0278584616300070">kedua kondisi tersebut</a>.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/masuk-angin-kerokan-saja-82161">Masuk angin? Kerokan saja</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Sebuah studi yang berlansung selama <a href="https://jamanetwork.com/journals/jamapsychiatry/article-abstract/2627700?redirect=true">28 tahun</a> terhadap lebih dari 10 ribu orang menemukan bahwa risiko demensia hanya meningkat pada mereka yang mengalami depresi dalam kurun waktu 10 tahun sebelum diagnosis.</p>
<p>Kemungkinannya, depresi di usia lanjut dapat mencerminkan gejala awal demensia.</p>
<p>Kajian lain <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22566581">telah menunjukkan</a> bahwa mengalami depresi sebelum umur 60 meningkatkan risiko demensia, jadi Anda sangat disarankan mencari pertolongan/perawatan ketika depresi.</p>
<h2>Beberapa hal lain yang perlu diingat</h2>
<p>Mengurangi faktor risiko demensia tidak serta-merta menjamin Anda tidak akan terkena demensia. Tetapi pada level populasi, lebih sedikit orang akan terdampak. Perkiraan terbaru mengatakan bahwa maksimum 35 persen dari semua <a href="http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(17)31363-6/fulltext">kasus demensia</a> mungkin disebabkan oleh faktor risiko yang ditulis di atas.</p>
<p>Angka ini juga mencakup perawatan kehilangan pendengaran, meski <a href="https://jamanetwork.com/journals/jamaotolaryngology/fullarticle/2665726">bukti</a> untuk ini belum terlalu kuat.</p>
<p>Dampak <a href="http://n.neurology.org/content/89/12/1244">gangguan tidur</a> dan <a href="http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(17)31363-6/fulltext">diet</a> terhadap risiko demensia makin dianggap penting, dan akan lebih dipertimbangkan ketika makin banyak lagi bukti yang mengatakan demikian. </p>
<p>Demensia memang kerap dianggap sebagai penyakit orang lanjut usia, tetapi sesungguhnya proses berbahaya bisa terjadi di otak selama <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S235287371500013X">berpuluh-puluh tahun</a> sebelum demensia muncul.</p>
<p>Ini artinya, <em>sekaranglah</em> waktu yang tepat untuk bertindak guna mengurangi risiko demensia.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/94632/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Helen Macpherson menerima dana dari National Health and Medical Research Council (NHMRC), the Australian Research Council (ARC) dan Dementia Australia Research Foundation.</span></em></p>Kita memang tidak bisa mengurangi umur atau profil genetis, tetapi untungnya kita bisa mengubah gaya hidup untuk mengurangi risiko demensia.Helen Macpherson, Research Fellow, Institute for Physical Activity and Nutrition, Deakin UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.