tag:theconversation.com,2011:/us/topics/nyamuk-49332/articlesNyamuk – The Conversation2023-05-02T06:19:15Ztag:theconversation.com,2011:article/2039182023-05-02T06:19:15Z2023-05-02T06:19:15ZVaksin malaria adalah lompatan besar ke depan: tapi inovasi tidak boleh berhenti di sini<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/521813/original/file-20230419-18-5s2pdd.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Seorang pekerja kesehatan menyiapkan sebuah vaksin malaria di Yala, Kenya.</span> <span class="attribution"><span class="source">Brian Ongoro / AFP via Getty Images</span></span></figcaption></figure><p>Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengambil langkah bersejarah ketika pada 2021 merekomendasikan penggunaan <a href="https://www.who.int/news/item/06-10-2021-who-recommends-groundbreaking-malaria-vaccine-for-children-at-risk">vaksin malaria</a> untuk anak kecil.</p>
<p>Pengumuman tersebut menandai satu pencapaian besar. Pengembangan vaksin malaria pertama berhasil melawan malaria <em>falciparum</em>, bentuk malaria paling mematikan dan yang paling umum di Afrika sub-Sahara.</p>
<p>Penyerapan vaksin secara luas dapat mencegah ribuan kematian di wilayah tersebut. Menurut <a href="https://www.who.int/publications/i/item/9789240015791">Laporan Malaria Dunia 2020</a>, lebih dari 250.000 anak di bawah usia lima tahun meninggal karena malaria di Afrika pada 2019. Laporan itu adalah satu statistik sangat suram untuk penyakit yang dapat diobati dan dicegah.</p>
<p>Pengembangan vaksin ini (disebut RTS,S) telah memakan waktu <a href="https://www.malariavaccine.org/sites/mvi/files/content/page/files/PATH_MVI_RTSS_Fact%20sheet_042019.pdf">lebih dari 30 tahun</a>. Ini adalah puncak dari kerja para peneliti dari Walter Reed Army Institute of Research, bekerja sama dengan perusahaan farmasi GlaxoSmithKline dan organisasi kesehatan global PATH.</p>
<p>Produksi suatu vaksin malaria yang efektif merupakan tantangan karena parasit malaria dapat bersembunyi dari sistem kekebalan tubuh manusia. Selain itu, berbagai bentuk parasit malaria menginfeksi hati dan sel darah merah.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/why-does-malaria-recur-how-pieces-of-the-puzzle-are-slowly-being-filled-in-108833">Why does malaria recur? How pieces of the puzzle are slowly being filled in</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Uji coba vaksin dimulai pada 2019 di tiga <a href="https://www.who.int/docs/default-source/immunization/mvip/mvip-milestones-to-programme-development-final.pdf?sfvrsn=14768db0_4">negara Afrika</a>: Ghana, Kenya dan Malawi. Hasilnya, vaksin RTS,S aman pada anak kecil, sehingga mengurangi rawat inap dan kematian pada anak yang divaksinasi lebih dari <a href="https://www.lshtm.ac.uk/newsevents/news/2021/severe-malaria-among-young-african-children-dramatically-reduced-through">70%</a>. </p>
<p>Riset ini juga menunjukkan bahwa program vaksinasi malaria bisa dilakukan dalam konteks pedesaan Afrika.</p>
<p>Studi percontohan (<em>pilot study</em>) ini juga menunjukkan bahwa vaksin dapat menjangkau anak-anak yang tidak terlindungi dengan metode lain seperti kelambu di <a href="https://www.who.int/director-general/speeches/detail/who-director-general-s-opening-remarks-on-who-recommendation-for-wider-use-of-the-rts-s-malaria-vaccine">lokasi penelitian</a>. Ini memberikan dukungan tambahan untuk seruan penggunaan vaksin secara luas di daerah yang terkena dampak malaria.</p>
<p><a href="https://www.who.int/publications/i/item/9789240015791">Sejak 2015</a> jumlah kasus malaria mendatar atau meningkat. Ini mengikuti masa 15 tahun yang jumlahnya terus menurun.</p>
<p>Penambahan vaksin RTS,S ke perangkat pengendalian dan eliminasi malaria dapat mengembalikan upaya global ke jalurnya. Namun, penambahan itu tidak bisa dilihat sebagai satu-satunya cara atau jalan terbaik yang dibutuhkan untuk mencapai eliminasi malaria.</p>
<h2>Bukan solusi lengkap</h2>
<p>Vaksin ini memiliki beberapa <a href="https://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/21645515.2019.1669415?needAccess=true">kekurangan</a>.</p>
<p>Pertama, dalam bentuknya yang sekarang, vaksin ini hanya bekerja sangat efektif pada anak-anak yang sangat muda, berusia antara 5-17 bulan. Anak-anak ini harus diberikan tiga dosis vaksin, setidaknya dengan jarak satu bulan. Dosis penguat keempat direkomendasikan pada 18 bulan agar vaksin bekerja optimal.</p>
<p>Hal ini membuat program vaksinasi yang efektif menjadi sangat menantang. Salah satu solusi yang mungkin adalah program vaksinasi berbasis masyarakat untuk meningkatkan akses dan meningkatkan kepatuhan.</p>
<p>Selain itu, meski mencegah penyakit parah, vaksin itu tidak serta merta mencegah infeksi. Ini mirip dengan <a href="https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/vaccine-efficacy-effectiveness-and-protection">vaksin COVID-19</a>.</p>
<p>Ketiga, vaksin ini hanya efektif untuk satu (<em>Plasmodium falciparum</em>) dari lima parasit malaria manusia.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/breakthrough-malaria-vaccine-offers-to-reinvigorate-the-fight-against-the-disease-169500">Breakthrough malaria vaccine offers to reinvigorate the fight against the disease</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Ada kekhawatiran lain juga. Salah satunya adalah meningkatnya <a href="https://www.africaportal.org/features/myths-and-models-whats-driving-vaccine-hesitancy-in-africa-and-how-can-we-overcome-it/">keraguan vaksin</a> di seluruh Afrika.</p>
<p>Kemungkinan juga akan ada tantangan dalam memenuhi permintaan vaksin, mengingat fokus saat ini untuk memproduksi vaksin COVID-19.</p>
<p>Tantangan-tantangan ini membuat vaksin RTS,S tidak dapat menggantikan intervensi efektif yang telah ada. Contohnya penyemprotan residu dalam ruangan dan penggunaan kelambu berinsektisida. </p>
<p>Sebagai gantinya, vaksin harus dilaksanakan <a href="https://www.who.int/director-general/speeches/detail/who-director-general-s-opening-remarks-on-who-recommendation-for-wider-use-of-the-rts-s-malaria-vaccine">bersamaan</a> untuk memutus siklus penularan malaria.</p>
<p>Karena vaksin RTS,S hanya efektif pada anak kecil, vaksin ini hanya akan digunakan jika mereka memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi daripada anak yang lebih besar. Kondisi seperti itu umumnya ditemukan di <a href="https://www.who.int/news/item/06-10-2021-who-recommends-groundbreaking-malaria-vaccine-for-children-at-risk">daerah penularan sedang hingga tinggi</a>. Di daerah ini, infeksi malaria yang sering menyebabkan anak yang lebih tua mengembangkan kekebalan parsial.</p>
<p>Kekebalan ini mencegah anak menunjukkan tanda dan gejala malaria. Mereka menjadi pembawa malaria tanpa gejala. Banyak negara Afrika endemik malaria, termasuk Botswana, Eswatini, Namibia, dan Afrika Selatan, memiliki intensitas penularan yang sangat rendah, sehingga populasinya tidak mengembangkan kekebalan terhadap malaria.</p>
<p>Pemuatan vaksin RTS,S dalam program imunisasi anak di negara dengan penyebaran malaria rendah ini tidak akan efektif secara biaya.</p>
<p>Terlepas dari tantangan yang terkait dengan vaksin RTS,S, penambahannya ke rangkaian intervensi pengendalian malaria merupakan lompatan maju dalam perang global melawan malaria. </p>
<p>Namun inovasi vaksin tidak boleh berhenti sampai di sini. Upaya harus dilakukan untuk mengembangkan vaksin yang efektif pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, yang hanya membutuhkan satu dosis dan efektif melawan semua malaria pada manusia.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/203918/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Jaishree Raman receives funding from the National Research Foundation of South Africa, the National Health Laboratory Services Research Trust and the Bill and Melinda Gates Foundation. She is affiliated with Centre for Emerging Zoonotic Diseases, National Institute for Communicable Diseases, the Wits Research for Malaria, University of Witwatersrand and the UP Institute for Sustainable Malaria Control, University of Pretoria.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Shüné Oliver receives funding from the National Research Foundation of South Africa and the National Health Laboratory Services Services Research Trust. She is affiliated with Centre for Emerging Zoonotic Diseases, National Institute for Communicable Diseases and the Wits Research for Malaria, University of Witwatersrand.</span></em></p>Dalam bentuknya yang sekarang vaksin ini hanya bekerja sangat efektif pada anak-anak yang sangat muda, berusia antara 5-17 bulan.Jaishree Raman, Principal Medical Scientist and Head of Laboratory for Antimalarial Resistance Monitoring and Malaria Operational Research, National Institute for Communicable DiseasesShüné Oliver, Medical scientist, National Institute for Communicable DiseasesLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1844562022-06-09T04:30:16Z2022-06-09T04:30:16ZCurious Kids: Mengapa kita merasa gatal ketika digigit nyamuk?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/467428/original/file-20220607-14-amrmai.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Rasa gatal akibat gigitan nyamuk berasal dari ludahnya yang tertinggal di kulit kita.</span> <span class="attribution"><span class="source">Mai Lam/The Conversation NY-BD-CC</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><blockquote>
<p><strong>Ketika kita digigit nyamuk, mengapa rasanya sangat gatal? – James Dowling, umur 10, Melbourne, Australia.</strong></p>
</blockquote>
<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<hr>
<p>Saya memikirkan ini sepanjang waktu, James. Saya merasa seperti digigit nyamuk lebih banyak setiap musim panas dibanding orang lain yang saya kenal!</p>
<p>Menariknya, tidak semua nyamuk menggigit. Hanya betina yang menggigit kita karena mereka membutuhkan darah. Ini adalah makanan terbaik untuk dimakan nyamuk jika mereka ingin bertelur. Beberapa nyamuk betina dapat bertelur ratusan selama hidup mereka.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-what-causes-windy-weather-92821">Curious Kids: What causes windy weather?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Nyamuk yang menggigit menemukan targetnya dengan mengikuti jejak karbon dioksida yang dihirup. Ketika mereka mendekati kita, mereka mengendus bau di kulit kita. Bau ini bisa berasal dari bahan kimia dalam keringat kita atau bahkan bakteri kecil yang hidup di kulit kita. Bau membantu nyamuk memutuskan siapa yang akan digigit dan itulah sebabnya beberapa orang digigit nyamuk lebih banyak daripada yang lain.</p>
<h2>Mengata kita merasa gatal ketika digigit nyamuk?</h2>
<p>Ketika nyamuk menemukan tempat untuk mendarat, dia menyuntikkan belalainya ke kulit kita. Belalai adalah “mulut” nyamuk yang panjang dan mengisap. Itu tidak masuk terlalu jauh karena tidak seperti jarum; “mulut” nyamuk seperti sedotan fleksibel yang meliuk-liuk di bawah kulit kita mencari pembuluh darah untuk ditusuk.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/212642/original/file-20180329-189807-xzw3tg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/212642/original/file-20180329-189807-xzw3tg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/212642/original/file-20180329-189807-xzw3tg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/212642/original/file-20180329-189807-xzw3tg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/212642/original/file-20180329-189807-xzw3tg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=491&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/212642/original/file-20180329-189807-xzw3tg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=618&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/212642/original/file-20180329-189807-xzw3tg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=618&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/212642/original/file-20180329-189807-xzw3tg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=618&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">‘Mulut’ nyamuk menembus kulit kamu untuk menemukan darah.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Mai Lam/The Conversation</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Untuk mendapatkan darah mengalir, nyamuk menyuntikkan air liur ke dalam kulit kita. “Ludah nyamuk” ini membantu aliran darah tetapi juga menyebabkan benjolan merah, gatal, dan menonjol. “Gigitan yang terasa gatal” itu adalah reaksi tubuh kita terhadap ludah nyamuk.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/curious-kids-why-does-rain-only-come-from-grey-clouds-90325">Curious Kids: why does rain only come from grey clouds?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Jadi, tidak hanya beberapa orang memang lebih sering digigit nyamuk, tetapi mereka juga bisa bereaksi berbeda terhadap gigitannya. Sama seperti kita semua bereaksi berbeda terhadap makanan, bahan kimia atau alergen lingkungan, kita semua bereaksi berbeda terhadap gigitan nyamuk. Kamu mungkin hanya memiliki bintik merah kecil di kulit kamu, tetapi orang lain mungkin bisa memiliki benjolan bengkak besar yang terasa gatal terus-menerus.</p>
<p>Jika kamu rentan terkena gigitan yang sangat bengkak atau gatal, cara terbaik untuk menenangkannya adalah dengan mengoleskan kompres dingin (ini akan membantu mengurangi pembengkakan). Mengoleskan krim anti-gatal juga dapat membantu. Yang penting, pastikan kamu melakukan yang terbaik untuk tidak menggaruk terlalu banyak karena segera setelah kamu merusak permukaan kulit, kamu berisiko terkena infeksi sekunder dan benjolan yang gatal akan segera berubah menjadi keropeng yang menjengkelkan.</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</em>
<em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><p><em>mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></p></li>
<li><p><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></p></li>
<li><p><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></p></li>
</ul>
<hr>
<p><em>Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/184456/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Cameron Webb dan Departemen Entomologi Medis, Patologi Kesehatan NSW, telah dilibatkan oleh berbagai produsen pengusir serangga dan insektisida untuk memberikan pengujian produk dan memberikan saran ahli tentang biologi nyamuk. Cameron juga telah menerima dana dari lembaga lokal, negara bagian dan federal untuk melakukan penelitian pengawasan dan manajemen penyakit yang dibawa nyamuk.</span></em></p>“Gigitan gatal” itu sebenarnya adalah reaksi terhadap ludah nyamuk.Cameron Webb, Clinical Associate Professor and Principal Hospital Scientist, University of SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1794982022-04-01T03:13:55Z2022-04-01T03:13:55ZCurious Kids: Apa yang akan terjadi jika semua nyamuk di dunia menghilang?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/452796/original/file-20220317-10615-1igc7v9.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">nyamuk</span> </figcaption></figure><p><strong>Apa yang akan terjadi jika semua nyamuk di dunia menghilang? (Niko, 4 tahun, Diani, Kenya)</strong></p>
<p><a href="https://theconversation.com/id/topics/curious-kids-83797"><img src="https://images.theconversation.com/files/386375/original/file-20210225-21-1xfs1le.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=90&fit=crop&dpr=2" width="100%"></a></p>
<p>Kebanyakan orang di dunia membenci nyamuk. Secara pribadi, saya tidak keberatan dengan mereka karena mereka tidak benar benar menggigit saya sehingga saya tidak merasa terganggu. Hal ini berbeda dengan orang lain ketika mereka akan terganggu dengan gigitan dan suara nyamuk</p>
<p><a href="https://www.wits.ac.za/wrim/">Saya meneliti tentang malaria</a> dan
saya menghabiskan waktu saya untuk merawat dan menjaga nyamuk-nyamuk penyebab malaria tetap hidup supaya saya dan teman-teman saya dapat meneliti mereka. Pekerjaan ini serius dan penting karena nyamuk lebih dari sekedar mengganggu dan mereka <a href="https://www.rti.org/insights/mosquito-facts"> merupakan hewan paling berbahaya di dunia</a>.</p>
<p>Tidak ada hewan lain yang bertanggung jawab atas kematian banyak orang selain nyamuk yang menyebarkan sejumlah penyakit yang mematikan. Jadi, bukankah lebih baik bagi dunia jika semua hewan mengerikan ini menghilang begitu saja?</p>
<h2>Apa itu nyamuk?</h2>
<p>Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, kita perlu paham terlebih dahulu apa itu nyamuk. Nyamuk adalah kelompok besar dari serangga. Mereka termasuk dalam golongan lalat yang berarti nyamuk dewasa berbeda dengan nyamuk bayi atau biasa dikenal dengan larva. Nyamuk dewasa hanya memiliki dua sayap, berbeda dengan lebah dan tawon yang memiliki empat sayap. Lalat penggigit memiliki banyak jenis. Semua jenis nyamuk ini perlu mengambil darah dari manusia untuk bisa bertelur. </p>
<p>Meskipun lalat penggigit ada banyak, nyamuk adalah jenis yang paling familiar.</p>
<p>Sebenarnya, nyamuk memiliki 3500 jenis dan memiliki perilaku yang berbeda pula. Sebagian besar nyamuk aktif pada malam hari, namun ada juga yang aktif pada siang hari. Sebagian besar orang mungkin tidak menyadarinya tapi hanya nyamuk betina yang menggigit kita karena mereka membutuhkan darah kita untuk bertelur. Nyamuk jantan minum nektar yang merupakan jus manis yang dibuat oleh tanaman agar mereka dapat bertahan hidup.</p>
<p><audio preload="metadata" controls="controls" data-duration="676" data-image="" data-title="Why we need mosquitoes" data-size="10885791" data-source="The Conversation Africa" data-source-url="https://theconversation.com/pasha-121-why-we-need-mosquitoes-166430" data-license="CC BY-NC-ND" data-license-url="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/">
<source src="https://cdn.theconversation.com/audio/2362/why-we-need-mosquitos-final-version.mp3" type="audio/mpeg">
</audio>
<div class="audio-player-caption">
Why we need mosquitoes.
<span class="attribution"><a class="source" rel="nofollow" href="https://theconversation.com/pasha-121-why-we-need-mosquitoes-166430">The Conversation Africa</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/">CC BY-NC-ND</a><span class="download"><span>10,4 MB</span> <a target="_blank" href="https://cdn.theconversation.com/audio/2362/why-we-need-mosquitos-final-version.mp3">(download)</a></span></span>
</div></p>
<p>Jika nyamuk betina mengambil darah dari orang yang terinfeksi virus tertentu atau penyakit parasit seperti Malaria, dia akan dapat menyebarkan penyakit itu kepada orang yang akan digigitnya nanti. Ada sekitar 40 jenis nyamuk betina yang benar-benar berbahaya karena mereka dapat menularkan penyakit yang dapat membuat orang sakit.</p>
<p>Dari berbagai jenis nyamuk, hanya sedikit yang benar benar berbahaya karena menyebarkan penyakit seperti malaria. Di Afrika, lebih dari 200 juta orang akan menderita penyakit ini setiap tahunnya. Jika nyamuk penyebab malaria hilang, ada lebih dari 500.00 nyawa yang akan diselamatkan setiap tahunnya. Kebanyakan dari mereka adalah <a href="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malaria">anak-anak berusia lima tahun kebawah</a>.</p>
<p>Jika saja nyamuk penyebar malaria ini menghilang, dunia akan jauh lebih baik. </p>
<p>Mungkin kedengarannya akan lebih baik bagi kita semua jika nyamuk menghilang. Tapi bukan itu masalahnya, karena nyamuk juga penting.</p>
<h2>Makanan untuk hewan</h2>
<p>Kumpulan dari berbagai jenis hewan dan manusia akan membentuk ekosistem di mana kita semua akan saling membutuhkan dengan cara yang berbeda untuk bertahan hidup. Nyamuk bahkan dibutuhkan dalam ekosistem.</p>
<p>Di dunia ini, ada milyaran nyamuk yang dapat menjadi santapan hewan lain. Saat ini kita tidak tahu bahwa ada hewan yang hanya memakan nyamuk. Jumlah nyamuk sangat banyak sehingga mudah diburu dan disantap. Bayi nyamuk merupakan makanan favorit ikan nyamuk dan dia hidup di air. Hewan lain seperti katak, capung, semut, laba-laba, tokek, dan kelelawar juga memakan nyamuk.</p>
<p>Jika semua nyamuk menghilang, banyak hewan yang akan kekurangan makanan. Bayangkan jika semua beras di dunia hilang, akan banyak orang yg kekurangan makanan.</p>
<p>Kebanyakan nyamuk tidak menggigit manusia karena mereka mendapatkan darah dari hewan lain dan banyak juga yang bahkan tidak menggigit sama sekali. Nyamuk jantan dapat membantu tanaman berkembang biak dengan melakukan penyerbukan dan memberikan kesempatan untuk tanaman agar dapat menyebar dan tumbuh di tempat yang berbeda. Mereka memang tidak melakukannya sebaik lebah, tapi mereka penting bagi tanaman
<a href="https://www.fs.fed.us/wildflowers/plant-of-the-week/platanthera_obtusata.shtml">anggrek daun tumpul</a> </p>
<p>Beberapa orang yang telah mengajukan pertanyaan yang sama dengan kamu, Niko termasuk <a href="https://www.nature.com/news/2010/100721/pdf/466432a.pdf">para ilmuwan yang berpikir</a>
bahwa menghilangkan nyamuk dari dunia ini tidak akan berdampak buruk bagi lingkungan keseluruhan. Tidak ada yang dapat yakin bahwa ekosistem akan lebih baik tanpa nyamuk.</p>
<p>Terdapat kekhawatiran bahwa jika kita menyingkirkan semua nyamuk, mereka akan digantikan dengan sesuatu yang lebih buruk seperti serangga yang akan menimbulkan lebih banyak penyakit.</p>
<p>Kabar baiknya adalah para ilmuwan sedang bekerja keras untuk mencari tahu bagaimana kita dapat menangani nyamuk yang berbahaya bagi manusia. Kita mungkin tidak dapat menyingkirkan semua nyamuk, tapi kita dapat membantu melindungi manusia dari nyamuk pembawa penyakit.</p>
<hr>
<p><em>Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.</em>
<em>Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:</em></p>
<ul>
<li><p><em>mengirimkan email <a href="mailto:curiouskids@theconversation.com">redaksi@theconversation.com</a></em></p></li>
<li><p><em>tweet ke kami <a href="https://twitter.com/ConversationIDN">@conversationIDN</a> dengan tagar #curiouskids</em></p></li>
<li><p><em>DM melalui Instagram <a href="https://www.instagram.com/conversationIDN/">@conversationIDN</a></em></p></li>
</ul>
<hr>
<p>Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/179498/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Shüné Oliver menerima dana dari National Research Foundation </span></em></p>Apa yang kita sebut nyamuk sebenarnya adalah 3500 jenis serangga yang berbeda, dan mereka semua berperilaku berbeda.Shüné Oliver, Medical scientist, National Institute for Communicable DiseasesLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1190832019-06-25T01:31:52Z2019-06-25T01:31:52ZNyamuk yang diberi makan gula cenderung tidak menggigit<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/280179/original/file-20190619-171192-17ezuat.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">InsectWorld/Shutterstock</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Godaan makanan manis seringkali bisa membuat kita hilang kontrol. Tapi manusia bukanlah satu-satunya yang suka makanan manis. Nyamuk juga sulit untuk menolak godaan makanan legit. Dan menurut <a href="https://journals.plos.org/plosbiology/article?id=10.1371/journal.pbio.3000238">penelitian terbaru,</a>, gula mungkin bisa menjauhkan gigitan serangga dari tubuh kita.</p>
<p>Kita sudah lama memahami bahwa gula merupakan sumber energi yang penting bagi nyamuk. Bahkan, sebenarnya <a href="https://www.annualreviews.org/doi/abs/10.1146/annurev.en.40.010195.002303">gula lebih baik</a> untuk nyamuk daripada darah dalam memberi kekuatan untuk terbang dan proses bertahan hidup. Hanya nyamuk betina yang menghisap darah karena darah memberi nutrisi penting yang dibutuhkan untuk menetaskan telurnya.</p>
<p>Tentu saja, kebutuhan nyamuk akan darah ini menyebabkan penyakit mematikan yang menjadi beban <a href="https://www.who.int/vector-control/en/">banyak negara</a>. Hal ini seringkali terjadi di negara-negara yang tidak memiliki perlengkapan memadai untuk mengatasinya. Di tengah ratusan penelitian di seluruh dunia yang bertujuan untuk mengurangi ancaman nyamuk, satu yang paling menjanjikan adalah penelitian bagaimana nafsu nyamuk atas darah dan gula saling berhubungan. </p>
<p>Penelitian terkini yang diterbitkan oleh <em>Plos Biology</em> menyelidiki tentang hal tersebut. Penelitian ini fokus pada nyamuk Harimau Asia (<em>Aedes albopictus</em>), spesies invasif yang ada di setiap benua, berhubungan erat dengan manusia, dan jumlahnya sangat sulit untuk ditekan, membuatnya menjadi <a href="https://ecdc.europa.eu/en/disease-vectors/facts/mosquito-factsheets/aedes-albopictus">pembawa penyakit</a> seperti demam berdarah, demam kuning, dan virus Zika.</p>
<p>Tim peneliti <a href="https://journals.plos.org/plosbiology/article?id=10.1371/journal.pbio.3000238">menemukan</a> bahwa memberi makan nyamuk kecil larutan gula menyebabkan respons fisiologis yang serupa dengan menghisap darah. Temuan paling pentingnya si nyamuk menunda pencarian mereka akan darah segar manusia setelah meminum larutan gula.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/277677/original/file-20190603-69071-10ut0oi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/277677/original/file-20190603-69071-10ut0oi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/277677/original/file-20190603-69071-10ut0oi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/277677/original/file-20190603-69071-10ut0oi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/277677/original/file-20190603-69071-10ut0oi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/277677/original/file-20190603-69071-10ut0oi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/277677/original/file-20190603-69071-10ut0oi.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Menetaskan telur nyamuk merupakan pekerjaan yang melelahkan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/close-dried-mosquito-eggs-hatch-isolated-135540473?src=PC3YTZKEq_UwaG86Udmi1Q-1-31">7th Son Studio/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Menariknya, para peneliti menemukan bahwa memakan gula menyebabkan peningkatan level protein yang disebut <em>vitellogenin</em> pada nyamuk . <em>Vitellogenin</em> adalah komponen penting dalam produksi kuning telur yang menyediakan nutrisi bagi keturunan nyamuk yang belum menetas. Biasanya, <em>vitellogenin</em> diproduksi ketika reseptor mendeteksi adanya nutrisi spesifik yang didapatkan nyamuk dari darah yang dihisap.</p>
<p>Dengan menggunakan eksperimen gen, para peneliti dapat mengidentifikasi gen spesifik yang terkait dengan <em>vitellogenin</em>, yang ketika dihancurkan, mengembalikan ketertarikan nyamuk terhadap manusia. Hal ini menarik, sebab temuan tersebut menyoroti potensi gen ini sebagai cara mengurangi perilaku nyamuk untuk mencari inang, dan setelahnya, mengurangi penularan penyakit mematikan yang menjangkiti jutaan manusia.</p>
<h2>Pekerjaan yang masih harus diselesaikan</h2>
<p>Penelitian ini merupakan terobosan signifikan dalam memahami mekanisme fisiologis yang mempengaruhi perilaku makan nyamuk. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Seperti yang disadari oleh penulis sendiri, hanya memberi makan gula pada nyamuk tidak bisa digunakan sebagai metode kontrol di dunia nyata.</p>
<p>Ada banyak alasan untuk ini, tetapi yang terpenting adalah bahwa efek gula pada perilaku nyamuk dapat sangat bervariasi, bahkan dalam satu spesies saja. Sebagai contoh, jika ketertarikan nyamuk muda pada manusia berkurang, namun ketika betina yang lebih tua diberi gula, mereka tetap sangat tertarik pada manusia, dan menunjukkan peningkatan cadangan nutrisi. Ini bukanlah hasil yang diinginkan. Kondisi fisik, seberapa baik nyamuk diberi makan sebagai larva, status kawin, dan apakah sebelumnya telah bertelur juga dapat mempengaruhi efek gula pada <a href="https://academic.oup.com/jme/article-%20abstrak%20/%2033/4/608/2221578">perilaku makan</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/277675/original/file-20190603-69055-p0vn98.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/277675/original/file-20190603-69055-p0vn98.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/277675/original/file-20190603-69055-p0vn98.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/277675/original/file-20190603-69055-p0vn98.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=399&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/277675/original/file-20190603-69055-p0vn98.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/277675/original/file-20190603-69055-p0vn98.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/277675/original/file-20190603-69055-p0vn98.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Memberi gula pada nyamuk Anopheles bukanlah ide yang bagus.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/mosquito-feeding-anopheles-gambiae-transmits-malaria-242818555?src=hdgjv1lZNiAvbTslnN-gFQ-1-52">Everett Historical/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Keadaan menjadi lebih kompleks ditemukan pada spesies nyamuk lain. Sebagai contoh, tingkat <em>vitellogenin</em> yang tinggi <a href="https://journals.plos.org/plosbiology/article?id=10.1371/journal.pbio.1000434">melemahkan</a> sistem kekebalan nyamuk malaria Afrika (<em>Anopheles gambiae</em>), sehingga membuatnya lebih mungkin untuk tertular dan menularkan malaria. Karena itu meningkatkan <em>vitellogenin</em> jelas tidak selalu baik.</p>
<p>Memberi gula untuk nyamuk mungkin membuat Anda terhindar dari gigitan nyamuk muda, tetapi hal itu akan membuat nyamuk yang lebih tua semakin kuat, dan bisa melemahkan pertahanan spesies nyamuk lain. Namun, kita mungkin dapat memodifikasi secara genetik atau memberikan nyamuk Harimau <a href="https://www.pnas.org/content/105/50/19631.short">hormon</a> yang meningkatkan kadar <em>vitellogenin</em> tanpa gula. Mengingat bahwa dalam kebanyakan kasus, nyamuk mengambil patogen penyakit dalam isapan darah mereka yang pertama, metode kontrol tersebut secara substansial dapat menunda nyamuk untuk makan darah dan mempersingkat daya tular mereka.</p>
<p>Tentu saja, pada tahap awal ini sulit untuk memperkirakan seberapa efektif metode kontrol yang dapat mengubah vitellogenin. Yang terpenting, masih banyak cara yang bisa dilakukan sebelum pertanyaan tentang nyamuk ini terjawab, jadi, tetaplah ikuti <a href="https://www.bug-off.org/">saran terbaik</a> kala bepergian.</p>
<p><em>Jamiah Solehati menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/119083/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Richard Halfpenny tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Nyamuk sangat menyukai gula, sampai-sampai mereka bisa lupa untuk menghisap darah kita. Kecintaan nyamuk akan makanan yang manis mungkin dapat menjadi senjata genetis untuk melawan penyebaran penyakit yang dibawa oleh nyamuk.Richard Halfpenny, Lecturer in Biological Sciences, Staffordshire UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1115042019-02-11T08:16:07Z2019-02-11T08:16:07ZAncaman demam berdarah di Indonesia meningkat: 3 hal terkait penyebab dan pencegahannya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/258051/original/file-20190209-174867-fxd0tx.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Fogging untuk membunuh nyamuk dan jentiknya di Lamongan, Jawa Timur, 5 Februari 2019.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/confirm/1306293718?src=QIfI3TraG-qm6FdkPVuo3A-1-4&size=medium_jpg">Abdillahwahab11/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Penyakit demam berdarah sedang mengancam penduduk Indonesia. </p>
<p>Di DKI Jakarta, demam berdarah menyerang <a href="https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/01/18302151/sepanjang-januari-2019-pasien-dbd-dki-jakarta-jadi-813-orang">lebih dari 800 orang</a> sepanjang Januari 2019. Jumlah kasus tersebut merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir di Ibu Kota. Pekan lalu <a href="http://wartakota.tribunnews.com/2019/02/09/dbd-mulai-makan-korban-balita-di-rawa-buaya-meninggal-meski-sempat-sembuh-setelah-minum-obat-warung">seorang anak berusia empat tahun di Jakarta Barat tewas</a> setelah terkena penyakit menular ini. </p>
<p>Kasus demam berdarah juga <a href="https://regional.kompas.com/read/2019/01/31/17091491/kasus-demam-berdarah-di-5-daerah-selama-januari-2019">terjadi di berbagai daerah</a> seiring dengan meningkatnya intensitas hujan pada awal tahun ini. Secara nasional, sepanjang Januari, setidaknya <a href="https://regional.kompas.com/read/2019/01/31/14365721/13683-kasus-dbd-di-indonesia-dalam-sebulan-133-orang-meninggal-dunia">ada 13.600 kasus demam berdarah</a>, dengan kematian 133 orang. Jumlah kasus ini naik lebih dari dua kali lipat dibanding tahun lalu pada bulan yang sama.</p>
<p>Peningkatan kasus tahun ini menunjukkan Indonesia kembali menghadapi kemungkinan wabah. Indonesia telah beberapa kali mengalami <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4122763/#CR21">kejadian luar biasa (<em>outbreak</em>) demam berdarah</a>, yaitu pada 1973, 1988, 1998, 2007, dan 2010.</p>
<p>Infeksi virus demam berdarah merupakan salah satu virus yang paling cepat intensitas penularannya di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan <a href="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue">sekitar 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya</a> dan 3,9 juta orang diperkirakan berisiko terinfeksi. Infeksi berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit terjadi pada sekitar 500 ribu orang per tahun. </p>
<p>Memahami penyebab dan pola penyebaran penyakit ini akan membantu kita dalam mencegah dan mengobatinya. Artikel ini mengulas tiga hal terkait penyebab, pengobatan, dan pencegahan demam berdarah.</p>
<h2>Bagaimana penyakit ini menular</h2>
<p>Infeksi virus Dengue dapat menyerang segala usia mulai dari bayi sampai orang usia lanjut. Keparahan penyakit dipengaruhi oleh usia di mana kematian lebih banyak dilaporkan terjadi pada anak. Berdasarkan <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4122763/#CR21">laporan riset</a>, angka kematian akibat demam berdarah di Indonesia menurun dari 40% pada 1968 menjadi kurang dari 1% pada 2013.</p>
<p>Ada dua hal yang penting untuk dipahami mengenai demam berdarah. Pertama, penyakit ini ditularkan oleh nyamuk dari satu manusia ke manusia lain. Kedua, terdapat proses perjalanan penyakit yang melibatkan fase dan risiko yang berbeda pada perjalanannya.</p>
<p>Nyamuk yang menjadi vektor adalah <em>Aedes aegypti</em> betina, yang membawa virus dan mampu terbang sejauh maksimal 400 meter. Sekali bertelur, nyamuk betina menghasilkan sekitar 100 telur yang mampu bertahan beberapa bulan dalam cuaca apa pun. Upaya untuk memberantas telur nyamuk ini tidak dapat dilakukan karena nyamuk biasanya meletakkan telurnya secara tersembunyi di tempat-tempat yang teduh.</p>
<p>Telur kemudian harus melalui fase akuatik yang dimulai saat telur terendam air, misalnya dalam kubangan air hujan atau penampung air bersih lainnya. Hal ini yang menjelaskan mengapa pada jumlah nyamuk semakin banyak pada musim hujan karena sejak telur terendam air sampai jadi nyamuk dewasa hanya membutuhkan waktu tujuh hari.</p>
<p>Nyamuk <em>Aedes aegypti</em> habitat hidupnya di sekitar manusia dan memiliki pola menggigit pada siang hari (<em>day-bitting</em>) dengan puncak aktivitas menggigit pada pagi hari dan sore hari. Aedes juga senang menggigit di dalam rumah. Kemampuan nyamuk untuk menggigit dan menyebarkan virus dengue dipengaruhi oleh cuaca atau suhu lingkungan. </p>
<h2>Mengapa bisa terjadi kematian</h2>
<p>Seseorang yang terinfeksi virus demam berdarah, tidak menunjukkan gejala pada saat awal. Fase yang dikenal sebagai masa inkubasi ini berlangsung sekitar tujuh hari. Pada masa ini virus sudah dapat menyebar melalui gigitan nyamuk dari satu orang ke orang lainnya. </p>
<p>Fase berikutnya ditandai adanya gejala demam. Pada saat sudah menggejala dikenal tiga fase sakit: fase demam (febril, 3-4 hari), fase kritis (4-7 hari), dan fase pemulihan selama tujuh hari juga. </p>
<p>Fase demam terjadi pada 3-4 hari pertama setelah ada gejala, ditandai dengan gejala demam mendadak tinggi, sakit kepala, nyeri di belakang bola mata, sakit atau linu pada otot dan tulang, mual dan muntah. Saat diobati, gejala akan mereda tetapi biasanya tidak hilang tuntas. Gejala akan perlahan membaik saat pasien memasuki fase kritis.</p>
<p>Fase kritis adalah fase setelah hari ke-4 sampai hari ke-7. Saat memasuki fase kritis, pasien relatif sudah terlihat lebih baik tetapi proses infeksi masih terjadi di dalam tubuh. Pada fase ini akan terjadi perubahan ukuran pori pembuluh darah menjadi lebih besar yang menyebabkan terjadinya kebocoran pembuluh darah. Pasien dapat mengalami penurunan tekanan darah bahkan sampai mengalami syok.</p>
<p>Pada saat yang sama juga terjadi penurunan trombosit, yaitu sel darah yang berperan dalam proses pembekuan, yang menyebabkan risiko perdarahan pada pasien. Pengobatan pada fase ini bersifat suportif, yakni pemberian cairan yang cukup dengan memperhitungkan kebutuhan pasien sehingga tidak terjadi kelebihan cairan dan pemantauan risiko perdarahan. Bila kedua hal tersebut tidak terpantau secara baik maka risiko kematian akan meningkat.</p>
<p>Fase pemulihan terjadi setelah hari ke-7. Pada fase ini, virus akan mengalami <em>apoptosis</em> (kematian sel) dan proses perbaikan dalam tubuh terjadi secara spontan termasuk kenaikan trombosit dan perbaikan bocornya pembuluh darah. Pada fase ini dapat terjadi suatu keadaan yang dikenal sebagai <em>rash</em> penyembuhan, yaitu kemerahan di tangan dan kaki yang disertai rasa gatal. <em>Rash</em> penyembuhan ini tidak selalu terjadi pada pasien. </p>
<h2>Upaya deteksi bahaya dan cara mencegah</h2>
<p>Dalam merawat pasien, Badan Kesehatan Dunia saat ini memperkenalkan suatu pendekatan yang dikenal sebagai <em>warning sign</em>. Terdapat berbagai gejala yang dapat dikenali secara dini sebelum pasien jatuh pada kondisi yang berat, di antaranya: adanya gangguan organ seperti gangguan fungsi hati yang berat, tidak sadar, adanya perdarahan secara tiba-tiba (seperti mimisan), dan penurunan kadar trombosit secara cepat. Bila ditemui tanda-tanda tersebut, dokter perlu meningkatkan kewaspadaan dalam merawat pasien.</p>
<p>Upaya pencegahan demam berdarah mencakup upaya menjaga kebersihan lingkungan secara terus menerus dengan menggunakan <a href="http://www.depkes.go.id/article/view/16020900002/kendalikan-dbd-dengan-psn-3m-plus.html">konsep 3M Plus</a> yang telah dikenal luas di masyarakat Indonesia. Tiga M meliputi: menguras, menutup, dan mengubur wadah air yang mendukung siklus hidup nyamuk. Ditambah dengan upaya pencegahan seperti memakai obat nyamuk dan tidak menggantung pakaian yang bisa jadi rumah nyamuk. Upaya pemberantasan nyamuk dewasa dengan penyemprotan juga tetap perlu dilakukan.</p>
<p>Selain itu, <a href="https://www.voaindonesia.com/a/vaksin-demam-berdarah-tidak-boleh-diberikan-sembarangan/4359651.html">vaksin demam berdarah </a> juga bisa menjadi pilihan, terutama pada kasus yang sesuai indikasi pemberiannya. Kita berharap angka kematian akibat demam berdarah tidak lagi menanjak.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/111504/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Erni Juwita Nelwan tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Infeksi virus dengue dapat menyerang segala usia mulai dari bayi sampai orang usia lanjut.Erni Juwita Nelwan, Associate Professor Faculty of Medicine Universitas Indonesia, Universitas IndonesiaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1105062019-01-28T07:11:59Z2019-01-28T07:11:59ZSebuah vaksin yang bisa hambat nyamuk menyebarkan malaria<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/255657/original/file-20190126-108348-vozbpr.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=47%2C0%2C5299%2C3522&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Tampilan yang diperbesar dari kepompong dan larva nyamuk didalam air.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/close-mosquito-pupae-larvae-underwater-134180195?src=FIzxvIwFKsqKs5Wq0P2SbQ-1-51">7th Son Studio/shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Apakah mungkin memberantas malaria?</p>
<p>Ini adalah pertanyaan yang dihadapi banyak peneliti, dan banyak gagasan yang telah diajukan. Malaria mendapatkan banyak perhatian karena penyakit mematikan ini telah menginfeksi 200 juta orang dan membunuh <a href="https://www.cdc.gov/parasites/malaria/index.html">lebih dari 500.000 orang per tahun</a>, dengan bayi-bayi di Afrika yang paling banyak menjadi korban.</p>
<p>Penyakit ini masalah besar bagi umat manusia. Malaria merusak perekonomian dan perkembangan sosial. <a href="https://www.cdc.gov/parasites/malaria/index.html">Menurut Centers for Disease Control and Prevention (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) Amerika Serikat</a>, biaya pengobatan malaria di Afrika hampir menyentuh US$12 miliar per tahun. Beberapa laporan telah menunjukkan bahwa diagnosis penyakit malaria hampir mencapai <a href="https://www.cdc.gov/parasites/malaria/index.html">1.700 kasus</a> setiap tahunnya di Amerika Serikat, biasanya pada mereka yang baru saja bepergian ke wilayah Asia dan Afrika, di mana malaria endemis. </p>
<p>Selama beberapa dekade, para peneliti mengerjakan ide riset baru yang disebut sebagai “vaksin penghambat penularan”. Vaksin ini berbeda dari vaksin umumnya yang melindungi pasien dari serangan penyakit. Bedanya, vaksin ini menghambat penyebaran parasit yang menyebabkan malaria dari inang manusia yang terinfeksi ke nyamuk.</p>
<p>Ketika seorang mendapat vaksin tersebut, antibodi tertentu dihasilkan dalam darah. Saat seekor nyamuk menggigit dan menghisap darah manusia yang terinfeksi, parasit dan antibodi dibawa ke perut nyamuk. Begitu berada di dalam tubuh nyamuk, antibodi tersebut menempel pada parasit dan menghambat perkembangannya. Hal ini mencegah nyamuk untuk menularkannya kepada orang lain.</p>
<p>Konsep ini bagus tapi ini belum diuji dalam skala yang besar.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/243740/original/file-20181103-83626-1g5m9ao.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/243740/original/file-20181103-83626-1g5m9ao.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/243740/original/file-20181103-83626-1g5m9ao.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=460&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/243740/original/file-20181103-83626-1g5m9ao.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=460&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/243740/original/file-20181103-83626-1g5m9ao.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=460&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/243740/original/file-20181103-83626-1g5m9ao.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=578&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/243740/original/file-20181103-83626-1g5m9ao.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=578&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/243740/original/file-20181103-83626-1g5m9ao.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=578&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Cara kerja vaksin menghambat penularan. Siklus penyakit dimulai ketika seekor nyamuk pembawa parasit malaria menggigit orang pertama, dan menginfeksi orang tersebut. Parasit kemudian mereplikasi diri di hati dan menyebar ke dalam darah. Ketika vaksin disuntikkan ke orang yang terinfeksi, vaksin tersebut membuat tubuh menghasilkan antibodi yang kemudian menempel pada parasit baru tersebut. Ketika nyamuk lain menggigit orang yang terinfeksi, maka nyamuk tersebut menghisap parasit sekaligus antibodi. Antibodi tersebut mencegah parasit untuk berkembang, yang berarti bahwa nyamuk tersebut tidak dapat menularkan penyakit.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Wei-Chiao Huang</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Liposom: pembawa vaksin</h2>
<p>Cara kerja vaksin adalah dengan memasukkan suatu mikroba penyebab penyakit ke dalam tubuh. Mikroba yang dimasukkan tidak akan sampai menyebabkan penyakit tapi cukup untuk merangsang tubuh mengeluarkan antibodi yang akan menandai mikroba tersebut untuk dimusnahkan.</p>
<p>Untuk membuat suatu vaksin yang kuat yang menghasilkan respon antibodi yang kuat pula, memilih protein yang tepat dari organisme penyebab penyakit menjadi faktor penting. Para ilmuwan menyasar pada protein tertentu yang diproduksi oleh mikroba untuk membuat vaksin. Pada penelitian kami ini, kami memilih protein yang telah diketahui dengan baik yang bernama Pfs25, yang ditemukan di permukaan parasit malaria.</p>
<p>Parasit mengeluarkan protein tersebut pada permukaan tubuhnya saat berkembang di saluran pencernaan nyamuk. Pfs25 yang dipilih sebagai protein target untuk vaksin penghambat penularan telah <a href="https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT02013687">diuji secara klinis</a> <a href="https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT02532049">pada</a> <a href="https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT01867463">uji coba</a> <a href="https://www.clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT02334462">Fase</a> <a href="https://clinicaltrials.gov/ct2/%20show%20/%20NCT02942277">I</a>; namun, perkembangannya terbatas. Hal tersebut karena, dengan sendirinya, protein Pfs25 hanya memicu sedikit produksi antibodi tertentu.</p>
<p>Menggunakan pendekatan lain, beberapa peneliti telah melakukan rekayasa genetika Pfs25 menjadi lebih kuat untuk <a href="https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT02013687">uji coba</a> <a href="https://clinicaltrials.gov/ct2/show/results/NCT02532049?view=results">klinis</a> lain. Secara umum, pendekatan seperti itu cukup menjanjikan, tapi terdapat risiko yakni protein target tidak benar-benar meniru protein alami yang ada pada parasit.</p>
<p>Kami percaya bahwa jenis vaksin baru yang menggunakan liposom mungkin menjadi kandidat yang menjanjikan sebagai pembantu (<em>adjuvant</em>) vaksin penghambat penularan. <em>Adjuvant</em> adalah komponen vaksin lainnya yang meningkatkan respons imun. Liposom adalah bola berongga (vesikel), yang terbuat dari molekul lipid.</p>
<p>Keuntungan liposom, dibandingkan hanya menggunakan protein Pfs25, adalah bahwa liposom dapat mengantarkan lebih banyak protein parasit ke sel imun. Sel-sel ini menyerap vaksin yang dibawa liposom dan memicu produksi antibodi yang lebih banyak yang kemudian menyasar parasit tersebut untuk dihancurkan dan menghambat penyakit ini.</p>
<p>Tim riset <a href="https://www.acsu.buffalo.edu/%7Ejflovell/people.html">Jonathan Lovell</a> telah mengembangkan liposom sebagai vaksin untuk melawan malaria. Pada 2015, tim Dr. Lovell menemukan cara menempelkan protein ke liposom dengan mengaitkannya <a href="https://doi.org/10.1038/nchem.2236">ke serangkaian asam amino yang disebut <em>histidin-tag</em></a>. <em>Tag</em> tersebut bekerja sebagai pengait yang menempelkan protein ke liposom.</p>
<p>Dengan menambahkan molekul yang mengandung kobalt, dengan suatu struktur yang mirip dengan vitamin B12, maka struktur protein-liposom tersebut akan menjadi stabil.</p>
<h2>Menghentikan penyebaran malaria</h2>
<p><a href="https://doi.org/10.1038/s41565-018-0271-3">Laboratorium tim Lovell telah mengembangkan</a> vaksin berbasis liposom dilapisi kobalt dengan protein parasit menempel di permukaannya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/243731/original/file-20181102-83635-1rcyw17.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/243731/original/file-20181102-83635-1rcyw17.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=221&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/243731/original/file-20181102-83635-1rcyw17.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=221&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/243731/original/file-20181102-83635-1rcyw17.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=221&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/243731/original/file-20181102-83635-1rcyw17.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=277&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/243731/original/file-20181102-83635-1rcyw17.png?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=277&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/243731/original/file-20181102-83635-1rcyw17.png?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=277&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Cara membuat vaksin berbasis liposom: Protein Pfs25 dikaitkan ke <em>histidin-tag</em> (hijau) dan dicampur bersama dengan liposom yang mengandung kobalt. Kedua bagian bergabung untuk menjadi vaksin yang akan disuntikkan ke tikus. Hasil suntikkan menunjukkan bagaimana ujung dari <em>histidin-tag</em> berinteraksi dengan liposom untuk menjaga protein tetap menempel.</span>
<span class="attribution"><a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Membuat vaksin ini cukup sederhana. Setelah kita memiliki campuran liposom dan kobalt, serta molekul Pfs25-<em>histidin</em>, kita tinggal mencampurnya bersama-sama, dan struktur vaksin akan terbentuk secara spontan. Ketika liposom Pfs25 ini disuntikkan ke tikus, hal tersebut akan memicu jumlah produksi antibodi yang tinggi.</p>
<p>Antibodi yang dihasilkan tikus menghambat proses perkembangan parasit di usus nyamuk. Jadi kami berharap bahwa ketika nyamuk yang tidak terinfeksi menggigit seseorang yang terinfeksi malaria, darah yang terhisap mengandung parasit dan antibodi manusia sekaligus yang akan mencegah parasit tersebut berkembang biak di usus nyamuk.</p>
<p>Ketika kami menguji vaksin ini pada tikus, hewan-hewan tersebut terus memproduksi antibodi selama lebih dari 250 hari. Antibodi yang diproduksi sepanjang periode tersebut mencegah perkembangan parasit malaria selama periode itu pula.</p>
<h2>Tahap Selanjutnya</h2>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/242747/original/file-20181029-76399-1tylcyj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/242747/original/file-20181029-76399-1tylcyj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=294&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/242747/original/file-20181029-76399-1tylcyj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=294&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/242747/original/file-20181029-76399-1tylcyj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=294&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/242747/original/file-20181029-76399-1tylcyj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=369&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/242747/original/file-20181029-76399-1tylcyj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=369&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/242747/original/file-20181029-76399-1tylcyj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=369&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Peta penyakit malaria di seluruh dunia pada 2014. Peta peringatan ini dapat digunakan sebagai peringatan untuk daerah wisatawan yang memiliki risiko tinggi penularan malaria.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-vector/malaria-disease-around-world-2014-warning-235538464">Peteri / Shutterstock.com</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kegunaan lain yang berguna dari liposom kobalt adalah kita dapat mengaitkan berbagai macam protein yang berasal dari berbagai tahap perkembangan parasit untuk menciptakan molekul yang memicu produksi berbagai jenis antibodi–masing-masing antibodi akan menargetkan setiap bagian unik dari parasit. <a href="https://doi.org/10.1038/s41565-018-0271-3">Hasil penelitian kami menunjukkan</a> bahwa lima protein yang berbeda dari malaria dapat melekat pada permukaan liposom.</p>
<p>Antibodi yang dihasilkan tikus yang telah diimunisasi dengan liposom yang membawa banyak protein berhasil menargetkan parasit dari berbagai tahap perkembangannya. Hasilnya tampak menjanjikan. Pada masa depan kami berencana untuk meneliti masalah keamanaan dari vaksin ini dan apakah akan dapat bekerja terhadap berbagai spesies malaria.</p>
<p>Langkah kami selanjutnya adalah menguji vaksin pada hewan lain. Tujuan utamanya adalah untuk melihat bagaimana teknologi ini dapat di uji klinis pada manusia dan menilai apakah teknologi liposom dan strategi menggunakan vaksin penghambat penularan ini efektif untuk mencegah penyebaran malaria.</p>
<hr>
<p><em>Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Muhammad Gaffar.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/110506/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Wei-Chiao Huang menerima dana dari PATH Malaria Vaccine Initiative (MVI).
</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Lab grup riset Jonathan Lovell menerima dana dari NIH dan PATH Malaria Vaccine Initiative untuk penelitian ini. Ia juga tertarik pada bioteknologi POP.</span></em></p>Kami percaya bahwa jenis vaksin baru yang menggunakan liposom mungkin menjadi kandidat yang menjanjikan sebagai pembantu vaksin penghambat penularan malaria.Wei-Chiao Huang, Ph.D. Candidate in the Biomedical Engineering Department, University at BuffaloJonathan Lovell, Associate Professor of Biomedical Engineering, University at BuffaloLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1093732019-01-06T20:54:53Z2019-01-06T20:54:53ZJalan panjang melawan malaria, siapa yang menang?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/252462/original/file-20190104-32154-1i6pcjk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Sel darah merah terinfeksi malaria.
</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/confirm/1113931502?src=WQZqqDbJZ2Co73aNuX_l4Q-1-13&size=medium_jpg">Chadsikan Tawanthaisong/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><iframe src="https://open.spotify.com/embed-podcast/episode/3jQjlw6wsAZ97jWo5Znw8s" width="100%" height="232" frameborder="0" allowtransparency="true" allow="encrypted-media"></iframe>
<p>Musim hujan telah tiba dan banyak air tergenang di sekitar rumah. Lingkungan kotor seperti itu yang menjadi tempat favorit nyamuk untuk berkembangbiak. Nyamuk malaria menggigit tubuh manusia mulai magrib sampai pagi. Malaria merupakan penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit Plasmodium. Satu gigitan saja bisa menyebabkan parasit masuk ke aliran darah. </p>
<p>Dan kini malaria sudah muncul di lebih dari seratus negara. Separuh populasi manusia di seluruh dunia berada dalam risiko tertular penyakit malaria. Gejala umum terserang malaria: pusing, panas, mual, hilang kesadaran kalau yang sudah ekstrim. Jika sel darah merah dalam tubuh sangat berkurang bisa menyebabkan malaria otak.</p>
<p>Malaria merupakan musuh bebuyutan umat manusia. Perang panjang manusia versus penyakit malaria sudah berlangsung ratusan tahun. Tapi mengapa perang itu belum berakhir?</p>
<p>Malaria telah membunuh banyak manusia sejak 4000 tahun terakhir. Di Cina, para tabib sudah mencatat kasus gejala malaria malaria sejak 2700 tahun sebelum Masehi. Begitu pun catatan dari Yunani dan Romawi kuno.</p>
<p>Hingga pada akhir abad ke-19, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Alphonse_Laveran">Charles Laveran</a>, dokter dari Prancis, menemukan biang keladi malaria yaitu Parasit Plasmodium. Temuan ini membuat Laveran menerima Hadiah Nobel Kedokteran pada 1907 dan membawa perang malaria ke babak baru.</p>
<p>Tidak mudah mengontrol malaria, karena penyakit ini punya sifat biologi yang unik. Gen parasit dari satu spesies banyak sekali dan masing-masing gen mempunyai fungsi masing-masing. Ada gen yang bisa berubah, misalnya, saat kena obat atau sistem imunnya manusia bagus. Gen berubah sehingga parasit juga berubah.</p>
<p>Rintis Noviyanti, peneliti malaria dari Lembaga Eijkman di Jakarta ikut <a href="https://theconversation.com/dampak-malaria-pada-ibu-hamil-di-papua-dan-cara-melawan-penyakit-ini-95592">berperang melawan malaria </a> di tanah air. Para ilmuwan telah menemukan lima jenis parasit penyebab penyakit malaria pada manusia. Deteksi dini yang cepat dan akurat mampu mengurangi tingkat kematian akibat malaria.</p>
<p>Edisi ke-40 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Ikhsan Raharjo dan narator Malika. Selamat mendengarkan!</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/109373/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Separuh populasi manusia di seluruh dunia berada dalam risiko tertular penyakit malaria.Ahmad Nurhasim, Health+Science Editor, The ConversationLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1041242018-10-01T00:52:48Z2018-10-01T00:52:48ZKisah Adi Utarini untuk melenyapkan demam berdarah<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/238540/original/file-20180930-48665-1p1v3l3.png?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Adi Utarini, pembasmi nyamuk Aedes aegypti dari Universitas Gadjah Mada.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.youtube.com/watch?reload=9&v=gIfMGjP5W1A">FK UGM/YouTube</a></span></figcaption></figure><iframe src="https://open.spotify.com/embed-podcast/episode/0QRazPvUd1HeENQGqjs7rS" width="100%" height="232" frameborder="0" allowtransparency="true" allow="encrypted-media"></iframe>
<p>Adi Utarini adalah satu dari sedikit sekali ilmuwan yang juga musisi! Memainkan musik klasik dan rock progresif sembari mengajar, meneliti, dan <a href="https://theconversation.com/sains-sekitar-kita-strategi-bakteri-kuda-troya-wolbachia-lenyapkan-demam-berdarah-102891">menanggulangi demam berdarah</a> yang mematikan itu. </p>
<p>Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada ini memimpin Eliminate Dengue Project di Yogyakarta. Dari Kota Gudeg, proyek ambisius kelas dunia sedang berlangsung: mencoba menjadikan <a href="https://theconversation.com/cara-peneliti-meyakinkan-warga-menggunakan-cara-baru-demi-membasmi-demam-berdarah-86861">Demam Berdarah sebagai catatan sejarah</a>.</p>
<p>Utarini dan timnya telah mampu merekayasa dan membiakkan nyamuk <em>Aedes aegypti</em> yang mengandung bakteri Wolbachia. Bakteri ini terbukti membuat nyamuk tidak bisa mentransfer virus demam berdarah ke manusia. Dan itu artinya virus demam berdarah bisa dicegah. Nyamuk berbakteri ini dilepasliarkan, kawin mawin dan akan menghasilkan generasi nyamuk yang jinak.</p>
<p>Inilah kisah Utarini, ilmuwan yang gemar musik dan pada Mei 2018 menggelar konser tunggalnya bertajuk Life, Passion, and Music. Tapi ini bukan acara gaya-gayaan. Seratus persen keuntungan konser masuk ke Yayasan Kanker Indonesia. </p>
<p>Edisi ke-28 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni. Selamat mendengarkan!</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/104124/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Dari Kota Gudeg, proyek ambisius kelas dunia sedang berlangsung: mencoba menjadikan Demam Berdarah sebagai catatan sejarah.Ahmad Nurhasim, Health+Science Editor, The ConversationLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1036622018-09-21T06:54:45Z2018-09-21T06:54:45ZMelalui tubuh nyamuk, mikroplastik tersebar ke rantai makanan baru<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/237370/original/file-20180920-129859-1ob1gt5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">khlungcenter/Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Tak dapat diingkari, polusi plastik di lautan adalah masalah dunia yang <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0048969716310154">makin meluas</a>.</p>
<p>Di internet banyak gambar burung laut dan makhluk lainnya terjerat <a href="http://www.oceanhealthindex.org/news/Death_By_Plastic">limbah plastik</a>, serta hewan-hewan yang kelaparan akibat perut mereka tertutup <a href="https://www.sbs.com.au/news/half-the-world-s-sea-turtles-have-plastic-in-their-guts-csiro-study-finds">kantong plastik</a>.</p>
<p>Tetapi masalahnya jauh lebih pelik dari itu. Kebanyakan polusi plastik berbentuk <a href="https://oceanservice.noaa.gov/facts/microplastics.html">mikroplastik</a>—serpihan-serpihan kecil berukuran kurang dari lima mikrometer dan tak kasatmata. </p>
<p>Riset baru kami menunjukkan, mikroplastik itu bahkan sudah memasuki tubuh serangga kecil seperti nyamuk. Dan ini berarti plastik mampu mengontaminasi hewan-hewan dalam lingkungan yang tak terbayangkan: udara.</p>
<p>Mikroplastik dapat berasal dari potongan plastik yang lebih besar yang terurai, tapi juga bisa langsung dilepaskan dalam bentuk bijih-bijih kecil dalam produk kosmetik seperti <a href="https://www.mcsuk.org/clean-seas/straws?gclid=Cj0KCQjw_vfcBRDJARIsAJafEnFpMfpbX7k1nfW5tKMfL7_l_gJMUtcoHmU9QqZVuGueBoJd6n2z52waAraLEALw_wcB">pencuci muka dan pasta gigi</a> (produk seperti ini sudah dilarang di banyak negara).</p>
<p>Banyak hewan kecil tak sengaja memakan mikroplastik karena tidak mampu membedakannya dari <a href="https://peerj.com/articles/4601/">makanan mereka</a>. </p>
<p>Setelah berada dalam tubuh hewan, plastik dapat berpindah melalui rantai makanan ke dalam <a href="https://setac.onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/ieam.1907">ikan dan makhluk lain</a> dan ujungnya berpotensi menjadi masalah kesehatan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0160412017322298">bagi manusia</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/236887/original/file-20180918-158240-fu7gsg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/236887/original/file-20180918-158240-fu7gsg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=368&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/236887/original/file-20180918-158240-fu7gsg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=368&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/236887/original/file-20180918-158240-fu7gsg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=368&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/236887/original/file-20180918-158240-fu7gsg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=462&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/236887/original/file-20180918-158240-fu7gsg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=462&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/236887/original/file-20180918-158240-fu7gsg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=462&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Nyamuk terbang meninggalkan air dan membawa serta mikroplastik.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/mosquitoes-swarming-over-stagnant-water-97715507?src=u2BzmkzrrebdGDJZ2nUd6w-1-29">Shaun Wilkinson/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Dengan meneliti nyamuk, kami menemukan cara plastik mengotori lingkungan dan mengontaminasi rantai makanan, yang sebelumnya tidak diketahui. </p>
<p>Makalah baru kami, terbit di <a href="http://rsbl.royalsocietypublishing.org/lookup/doi/10.1098/rsbl.2018.0479">Biology Letters</a>, menunjukkan untuk kali pertama bahwa mikroplastik dapat tersimpan di dalam hewan air seiring mereka tumbuh dan berkembang dari satu tahapan hidup ke tahap berikutnya.</p>
<p>Meski banyak riset mikroplastik dititikberatkan di lautan, polusi plastik merupakan sebuah masalah serius juga di perairan tawar, termasuk <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0043135417310515">sungai dan danau</a>. </p>
<p>Banyak riset air tawar berfokus pada hewan-hewan yang hidup di air sepanjang hidup mereka. </p>
<p>Tetapi serangga air tawar seperti nyamuk mengawali hidup mereka (sebagai telur) di air dan kemudian terbang jauh setelah <a href="https://www.epa.gov/mosquitocontrol/mosquito-life-cycle">beberapa tahap kehidupan</a>.</p>
<h2>Menguji nyamuk</h2>
<p>Kami menyadari bahwa serangga air dapat membawa plastik keluar dari perairan jika mereka mampu menahan/menyimpan plastik di dalam tubuh seiring perkembangan mereka.</p>
<p>Di laboratorium, kami menguji kemungkinan ini dengan memberi makan mikroplastik kepada larva tingkat-tiga nyamuk. </p>
<p>Kami lalu mengambil sampel ketika larva-larva itu menanggalkan kulit mereka untuk menjadi larva tingkat-empat yang lebih besar, ketika mereka bertransformasi ke tahap selanjutnya (pupa), serta ketika mereka meninggalkan perairan sebagai nyamuk dewasa.</p>
<p>Hasilnya, kami menemukan bijih plastik di semua tahap kehidupan, meski jumlahnya berkurang seiring hewan itu berkembang.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/236884/original/file-20180918-158222-1ton2h5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/236884/original/file-20180918-158222-1ton2h5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=432&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/236884/original/file-20180918-158222-1ton2h5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=432&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/236884/original/file-20180918-158222-1ton2h5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=432&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/236884/original/file-20180918-158222-1ton2h5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=543&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/236884/original/file-20180918-158222-1ton2h5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=543&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/236884/original/file-20180918-158222-1ton2h5.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=543&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Plastik tetap tersimpan dalam tubuh nyamuk di semua tahap kehidupan.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-vector/illustration-showing-life-cycle-mosquito-149006051?src=u2BzmkzrrebdGDJZ2nUd6w-1-58">Blue Ring Media/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kami mampu menentukan lokasi dan menghitung bijih mikroplastik karena mereka <em>fluorescent</em> (bersinar dalam gelap). Kami menemukan bijih mikroplastik dalam perut dan semacam ginjal bagi nyamuk, organ yang kami tahu tidak terpengaruh sama sekali oleh proses perkembangan. </p>
<p>Ini artinya, serangga perairan seperti nyamuk tidak saja memakan mikroplastik dalam ukuran berbeda-beda, tapi juga mampu menyimpannya dalam perut serta ginjal mereka seiring mereka berkembang dari tahap larva hingga nyamuk dewasa. </p>
<p>Dengan begini, semua serangga terbang yang menghabiskan sebagian hidupnya di air dapat menjadi <em>carrier</em> alias pembawa polusi plastik. </p>
<p>Dan ribuan serangga terbang <a href="https://pdfs.semanticscholar.org/0b41/2b68def5152ea9939cd60a578cc7f2f0fc00.pdf">disantap</a> oleh serangga pemangsa di udara seperti capung, juga burung dan kelelawar. </p>
<p>Hasil penemuan kami memiliki implikasi penting karena semua serangga perairan yang dapat memakan mikroplastik di air dapat pula berpotensi menyimpan plastik itu hingga mereka dewasa—serta dapat menyebarluaskan plastik ke rantai-rantai makanan baru.</p>
<p>Di samping itu, polusi plastik di perairan tawar adalah sebuah masalah yang dampaknya melebihi persoalan kualitas air dan polusi laut.</p>
<p>Tentu saja hasil penemuan kami juga mengundang beberapa pertanyaan, misalnya apa dampak mikroplastik terhadap daya tahan dan perkembangan nyamuk di sepanjang tahap kehidupan mereka.</p>
<p>Selain itu, kami juga perlu memeriksa dampak tipe dan ukuran plastik yang beragam terhadap lebih banyak spesies untuk melihat seberapa jauh masalah ini bisa menyebar.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/103662/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.</span></em></p>Nyamuk memakan mikroplastik di air kemudian menyebarluaskannya kepada burung dan hewan non-laut lainnya.Amanda Callaghan, Professor of Invertebrate Zoology, University of ReadingRana Al-jaibachi, PhD researcher, University of ReadingLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1028912018-09-10T04:34:40Z2018-09-10T04:34:40ZStrategi bakteri ‘kuda troya’ Wolbachia lenyapkan demam berdarah<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/235533/original/file-20180910-123122-2znzws.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Nyamuk Aedes aegypti menyedot darah pada kulit.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTUzNjU4MjU2MiwiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfODc1NzY5NjEiLCJrIjoicGhvdG8vODc1NzY5NjEvbWVkaXVtLmpwZyIsIm0iOjEsImQiOiJzaHV0dGVyc3RvY2stbWVkaWEifSwiZ2ZlZXpQK285eVF6VWNabGl4Z2VmS2dNd0VVIl0%2Fshutterstock_87576961.jpg&pi=41133566&m=87576961&src=3ZDFOKVPHvhompT5LqRbWA-1-13">Mrfiza/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><iframe src="https://open.spotify.com/embed-podcast/episode/1zMahHIwsEzrciztAbjA0i" width="100%" height="232" frameborder="0" allowtransparency="true" allow="encrypted-media"></iframe>
<p>Demam berdarah tiba pertama di Surabaya pada 1960-an. Kini, virus yang diperantarai nyamuk <em>Aedes aegypti</em> ini telah menyebar di seluruh kabupaten di Indonesia. Termasuk di Yogyakarta.</p>
<p>Indonesia berada di peringkat kedua di dunia dan pertama di Asia Tenggara dalam <a href="https://theconversation.com/cara-peneliti-meyakinkan-warga-menggunakan-cara-baru-demi-membasmi-demam-berdarah-86861">kasus demam berdarah</a>. Kerugian akibat demam berdarah, setidaknya mencapai Rp 3,1 triliun per tahun.</p>
<p>Serangga kecil ini adalah ancaman buat dua setengah miliar manusia. Banyak orang kena penyakit demam berdarah berakhir meninggal. Setiap waktu gang-gang di perkampungan diasapi, tapi seolah nyamuk begitu lincah sehingga bisa berpindah tempat. Bagaimana cara efektif menjinakkan nyamuk mematikan ini?</p>
<p>Adi Utarini, Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Gajah Mada, punya jawabannya. Sejak 2011 dia memimpin program pemberantasan demam berdarah, <em>Eliminate Dengue Project Yogyakarta</em> yang menggunakan teknik baru. Program ini tidak menebar abate, memberantas sarang nyamuk, apalagi <em>fogging</em>.</p>
<p>Utarini dan timnya menemukan kegunaan Wolbachia, bakteri yang secara alami ada di lalat buah, capung, kupu-kupu, tapi tidak ada di nyamuk. Mereka menemukan cara untuk memasukkan bakteri ini ke dalam tubuh nyamuk. Wolbachia ini di dalam tubuh nyamuk berkompetisi dengan virus demam berdarah dan bisa menghambat perkembangan virus DB. Bakteri wolbachia ini seperti kuda troya.</p>
<p>Bayangkan prajurit-prajurit Wolbachia berebut makanan dengan virus demam dalam pertempuran epik di tubuh nyamuk. Bakteri menang, virus jinak. Lalu bagaimana caranya agar kita tak perlu repot menyuntik satu per satu nyamuk? Mereka mencoba menyuntikkan bakteri itu ke dalam telur nyamuk yang luar biasa kecilnya. Sekecil kalau kita membuat tanda titik di tulisan itu. </p>
<p>Ekpresimen dengan Wolbachia telah dilakukan beratus ribu kali di Australia dan berhasil. Setelah itu baru dikembangbiakkan nyamuk <em>Aedes aegypti</em> yang berbakteri Wolbachia. </p>
<p>Telur-telur ini kemudian dipindahkan, ditetaskan, dan dikembangbiakkan di negara-negara yang menjalankan program ini yakni Meksiko, Brazil, Vietnam, Australia, dan Indonesia. Inilah mungkin cara baru yang akan membuat demam berdarah tinggal sejarah.</p>
<p>Edisi ke-25 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Malika. Selamat mendengarkan!</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/102891/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
Bayangkanlah prajurit-prajurit Wolbachia berebut makanan dengan virus demam dalam pertempuran epic di tubuh nyamuk. Bakteri menang, virus jinak.Ahmad Nurhasim, Health+Science Editor, The ConversationLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/910152018-02-08T09:46:03Z2018-02-08T09:46:03ZMakanan apa yang dapat mencegah gigitan nyamuk?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/204665/original/file-20180203-19933-4hqn3a.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=4%2C6%2C1349%2C659&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Apakah makanan dan minuman yang dapat mencegah gigitan nyamuk?</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://static.pexels.com/photos/545058/pexels-photo-545058.jpeg">From pexels</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span></figcaption></figure><p>Cuaca sejuk mengundang kita duduk-duduk di halaman, celakanya makhluk-makhluk pengisap darah sudah menunggu. Produk-produk pengusir serangga sebetulnya <a href="https://theconversation.com/the-best-and-worst-ways-to-beat-mosquito-bites-70274">aman dan ampuh</a>, tapi banyak orang enggan membalur sesuatu yang mereka anggap bau atau lengket ke kulit mereka. </p>
<p>Ada banyak gadget dan aplikasi “pembasmi nyamuk ” yang dipasarkan sebagai alternatif bagi formulasi topikal (krim gosok). Dari <a href="https://theconversation.com/health-check-do-wrist-bands-work-to-repel-mozzies-50186">gelang sampai aplikasi telepon pintar</a>, cakupan produknya mencerminkan permintaan publik bagi produk-produk tersebut. Sayangnya, <a href="https://academic.oup.com/jinsectscience/article/2996380/Efficacy">tak banyak dari produk-produk itu yang memberikan perlindungan efektif</a>.</p>
<p>Kita tahu <a href="https://theconversation.com/health-check-why-mosquitoes-seem-to-bite-some-people-more-36425">sebagian orang lebih besar kemungkinannya digigit nyamuk daripada sebagian yang lain</a>, karena <a href="http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0028991">bakteri di kulit kita</a> memainkan peran sangat penting dalam memikat nyamuk. Berbagai studi menunjukkan <a href="http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0122716">yang paling banyak disalahkan adalah orang tua kita</a>, bukan makanan kita.</p>
<p>Apa ada makanan dan minuman yang bisa melindungi diri dari gigitan nyamuk? Banyak mitos di sekitar makanan dan minuman yang konon menjauhkan nyamuk, tetapi ketika sains di balik teori-teori itu dibahas, semuanya menjadi terlalu sukar dicerna. </p>
<h2>Mengusir parasit dengan bersulang?</h2>
<p>Suka <a href="http://www.slate.com/articles/health_and_science/foreigners/2013/08/gin_and_tonic_kept_the_british_empire_healthy_the_drink_s_quinine_powder.html">gin dan tonik</a>? Pernah ada masanya Anda bisa sembuh dari demam yang ditimbulkan malaria dengan menyesap gin dan tonik. Sebenarnya, ini lebih erat kaitannya dengan tonik daripada dengan gin. Komposisi utama air tonik adalah kinina. Diambil dari kulit kayu pohon kina, kinina dikenal sebagai <a href="http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0141076816681421">obat malaria</a> pada tahun 1960-an dan, meski saat ini tidak direkomendasikan sebagai pertolongan pertama, secara historis air tonik sangat penting dalam memerangi parasit-parasit yang menyebabkan malaria. </p>
<p>Penting untuk diketahui bahwa meski dianggap beracun bagi parasit, tidak ada bukti bahwa air tonik benar-benar menghentikan gigitan nyamuk. Apalagi, air tonik modern <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Tonic_water">hampir tidak mengandung kinina</a>.</p>
<p>Minuman beralkohol dan gigitan nyamuk malah boleh jadi berhubungan. Berbagai studi di Afrika memperlihatkan bahwa <a href="http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0009546">minum bir bisa membuat Anda lebih memikat bagi nyamuk</a>. Peserta studi yang minum beberapa gelas bir menarik lebih banyak nyamuk daripada mereka yang hanya minum air putih. </p>
<p>Mengapa? Tampaknya bukan karena suhu badan atau jumlah karbon dioksida yang diembuskan. Mungkin nyamuk mengalami evolusi untuk menggigit orang mabuk yang kemampuannya menepuk makhluk pengisap darah itu menurun?</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/194252/original/file-20171113-29358-zai5dk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/194252/original/file-20171113-29358-zai5dk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=449&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/194252/original/file-20171113-29358-zai5dk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=449&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/194252/original/file-20171113-29358-zai5dk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=449&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/194252/original/file-20171113-29358-zai5dk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/194252/original/file-20171113-29358-zai5dk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/194252/original/file-20171113-29358-zai5dk.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=565&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">The ‘Aussie Backyard Mozzie’, Aedes notoscriptus, sedang mengisap darah</span>
<span class="attribution"><span class="source">Stephen Doggett (NSW Health Pathology)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Cemilan bebas gigitan nyamuk?</h2>
<p>Salah satu makanan yang paling lazim dianjurkan untuk menghindari gigitan nyamuk adalah pisang. Masalahnya, tampaknya banyak orang yang berpikir bahwa makan pisang membuat Anda lebih memikat bagi nyamuk! Memang <a href="http://www.mosquitoreviews.com/bananas.html">tidak ada sains yang mendukung kedua klaim itu,</a> tapi sepertinya mustahil kalau makan pisang akan mengubah secara mendasar cara nyamuk memilih Anda di tengah kerumunan.</p>
<p>Jika bawang putih bisa menakut-nakuti Drakula, lalu bagaimana dengan nyamuk? Tidak bisa. Mulut kita agak berbau setelah menyantap makanan sarat bawang putih, tetapi sebuah <a href="http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.0269-283X.2005.00544.x/full">studi menunjukkan bahwa bawang putih tidak melakukan apa-apa</a> untuk mengurangi daya tarik kita bagi nyamuk. Bawang putih mungkin malah menjadikan kita <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7825135">lebih menarik bagi vampir, menurut sains</a>!</p>
<h2>Menghajar pengisap darah dengan vitamin B?</h2>
<p>Barangkali salah satu pengobatan tradisional yang paling lumrah dianggap mampu mencegah gigitan nyamuk adalah mengonsumsi vitamin B. Laporan-laporan bersifat anekdot, dan banyak kesaksian personal, tentang keampuhan pendekatan ini melimpah, tetapi tak banyak penyelidikan ilmiah yang dilakukan untuk menguji klaim ini. </p>
<p>Berbagai studi dari tahun 1940-an <a href="http://science.sciencemag.org/content/100/2590/147.1">gagal memberikan bukti</a> tentang perlindungan dari gigitan nyamuk setelah mengonsumsi vitamin B. Perkembangan yang lebih baru, <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16033124">sebuah studi pada tahun 2005</a> menunjukkan tidak ada bukti bahwa vitamin B mempengaruhi minat nyamuk terhadap zat-zat kimia dari kulit pada para peserta studi yang mengonsumsi suplemen vitamin B. Sama sekali tak ada bukti bahwa mengonsumsi vitamin B akan memberikan segala perlindungan signifikan dari gigitan nyamuk. </p>
<p>Sesungguhnya, jika ada bukti ilmiah secukupnya saja bahwa mengonsumsi suplemen vitamin bisa mencegah gigitan nyamuk, rak-rak supermarket kita akan penuh dengan “pil pengusir nyamuk”. Pasti sangat menyenangkan bisa menelan sebutir pil sehari untuk menghentikan nyamuk menggigit, tapi kecil kemungkinannya kita akan memperoleh kemewahan itu dalam waktu dekat. </p>
<p>Bahkan, produk-produk yang dipasarkan sebagai pengusir nyamuk oral tidak diakui oleh <a href="https://www.accessdata.fda.gov/scripts/cdrh/cfdocs/cfcfr/CFRSearch.cfm?fr=310.529">beberapa lembaga pemerintah</a> karena tidak ada bukti meyakinkan untuk mendukung klaim-klaimnya.</p>
<p>Realitasnya, jika memang ada sains meyakinkan yang menopang klaim-klaim pencegah gigitan nyamuk terkait makanan dan minuman, pasti sudah tak terhitung perusahaan yang berlomba-lomba menjual “vitamin pengusir nyamuk” dan saya tak punya banyak keraguan bahwa pengusir nyamuk gosok akan lenyap dari rak-rak supermarket kita. Saya tidak melihat itu akan terjadi dalam waktu dekat.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/91015/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Cameron Webb and the Department of Medical Entomology, NSW Health Pathology, have been engaged by a wide range of insecticide manufacturers to provide testing of products and provide expert advice on, specifically, mosquito biology. Cameron has also received funding from local, state, federal and international agencies to undertake research into mosquito-borne disease surveillance and management strategies.</span></em></p>Pisang, bawang putih, vitamin B, dan bir. Klaim bahwa apa yang kita makan dapat mencegah gigitan nyamuk tidak memiliki bukti ilmiah yang cukup.Cameron Webb, Clinical Lecturer and Principal Hospital Scientist, University of SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.