Status World Class University (WCU) hanya bisa dicapai, salah satunya, jika peneliti-penelitinya berkelas dunia. Tapi di Indonesia, mencetak peneliti kelas dunia masih sulit. Mengapa?
Penting untuk memahami dan menerapkan prinsip penggunaan AI secara etis dalam publikasi riset agar AI digunakan secara bertanggung jawab, adil, dan tidak menggantikan kemampuan manusia dalam meneliti.
Dalam beberapa kasus, sulit bagi akademisi untuk mengetahui jurnal mana yang tidak kredibel – sementara di sisi lain, mereka mendapat tekanan untuk segera menerbitkan jurnal.
Kampus-kampus dari kawasan Wallacea siap bekerja sama dengan perguruan tinggi di dalam dan luar negeri untuk meningkatkan kualitas riset di kawasan ini.
Dalam beberapa tahun ke belakang, platform SINTA memegang peran sebagai sistem pemeringkatan kinerja publikasi peneliti. Bagaimana sebenarnya dampaknya terhadap pola produksi riset di Indonesia?
Penelitian mengenai psikologi olahraga dan latihan fisik – yang membahas strategi yang digunakan atlet untuk mencapai performa puncak – sebagian besar menggunakan partisipan laki-laki.
Walau membuka kampus cabang asing bisa jadi pencapaian, universiats harus hati-hati agar tak hanya mengejar keuntungan publisitas atau komersial belaka. Ada setidaknya 4 faktor penentu keberhasilan.
Desain kelembagaan BRIN yang tertuang dalam landasan hukumnya sejak awal sudah memuat karakter birokratisasi, sentralisasi dan kendali yang meredupkan upaya penguatan riset dan ekosistem pengetahuan.
Banyak perguruan tinggi mengunci akses terhadap skripsi, tesis, dan disertasi mahasiswa. Padahal, berbagai dokumen ini bisa jadi alternatif sumber data di tengah keterbatasan riset di Indonesia.
Jika Twitter bubar, akan banyak sumber data berharga dan metode berbagi informasi yang akan turut hilang. Padahal banyak aktivis, jurnalis, petugas kesehatan umum, hingga ilmuwan mengandalkan hal ini.
Proses peer review punya peran penting dalam dunia penerbitan karya akademik. Tapi, prosesnya bisa eksploitatif, tidak transparan, dan lamban. Bagaimana cara memperbaikinya?
Pandemi COVID-19 yang ‘memaksa’ pemerintah untuk mengatasi krisis telah menggeser anggaran dan prioritas riset. Bagaimana nasib dosen dan peneliti di Indonesia?
Dekolonisasi sains menawarkan pijakan penting supaya dunia pendidikan tinggi dan dan sains di Indonesia bisa berhenti berkiblat pada dunia Barat dan menemukan suaranya sendiri.
Pasca peleburan berbagai lembaga riset Indonesia di bawah panji BRIN, banyak peneliti merasa terombang-ambing tanpa kejelasan terkait status pekerjaan mereka.