tag:theconversation.com,2011:/us/topics/pola-makan-52903/articlesPola makan – The Conversation2023-06-20T09:39:45Ztag:theconversation.com,2011:article/2079972023-06-20T09:39:45Z2023-06-20T09:39:45ZObesitas pada anak-anak naik dramatis, dan konsekuensi kesehatannya besar - terkadang seumur hidup<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/532892/original/file-20230620-23-b5ym4j.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Mengetahui cara berbicara dengan anak-anak tentang makan sehat adalah kuncinya.</span> <span class="attribution"><span class="source">MI PHAM/Unsplash</span></span></figcaption></figure><p>Dalam dua dekade terakhir, <a href="https://doi.org/10.1542/peds.2021-053708">anak-anak menjadi lebih gemuk</a> dan mengalami obesitas pada usia yang lebih muda. Sebuah laporan pada 2020 menemukan bahwa <a href="https://www.cdc.gov/obesity/data/childhood.html#">14,7 juta</a> anak-anak dan remaja di Amerika Serikat (AS) hidup dengan obesitas.</p>
<p>Karena <a href="https://childhoodobesityfoundation.ca/what-is-childhood-obesity/complications-childhood-obesity/">obesitas adalah sebuah faktor risiko yang diketahui</a> sebagai <a href="https://www.mayoclinic.org/%20disease-conditions/childhood-obesity/symptoms-causes/syc-20354827">masalah kesehatan serius</a>, <a href="https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/70/wr/mm7037a3.htm">peningkatannya yang pesat selama pandemi COVID-19</a> menjadi peringatan keras.</p>
<p>Tanpa intervensi, banyak remaja yang obesitas <a href="https://doi.org/10.1111/obr.12334">akan tetap obesitas</a> saat dewasa. Bahkan beberapa anak akan mengalami masalah kesehatan yang serius sejak sebelum usia remaja.</p>
<p>Untuk mengatasi masalah ini, pada awal tahun 2023, American Academy of Pediatrics merilis <a href="https://www.aap.org/en/news-room/news-releases/aap/2023/american-academy-of-pediatrics-issues-its-first-comprehensive-guideline-on-evaluating-treating-children-and-adolescents-with-obesity/">pedoman manajemen obesitas baru</a> yang pertama dalam 15 tahun.</p>
<p>Saya seorang <a href="https://www.scvmc.org/find-provider-result?field_specialties_target_id=536&field_spoken_language_target_id=All&title=&field_gender_target_id=All&sort_bef_combine=field_last_name_value_ASC">ahli gastroenterologi pediatrik (gangguan pencernaan anak</a> yang merawat pasien anak di rumah sakit umum terbesar di California, AS, dan saya menyaksikan adanya tren yang jelas selama 2 dekade terakhir. </p>
<p>Pada awal-awal praktik, saya hanya sesekali melihat seorang anak dengan komplikasi obesitas; sekarang saya melihat banyak kasus serupa setiap bulan. Beberapa dari anak-anak ini mengalami obesitas parah dan sebagian dari mereka mengalami komplikasi kesehatan yang memerlukan penanganan dari berbagai dokter spesialis.</p>
<p>Pengamatan ini yang melatarbelakangi laporan saya untuk <a href="https://centerforhealthjournalism.org/2023/03/06/pandemic-made-childhood-obesity-even-worse-how-can-we-help-children-most-risk">California Health Equity Fellowship</a> di University of Southern California.</p>
<p>Penting untuk diperhatikan bahwa tidak semua anak yang kelebihan berat badan berarti tidak sehat. Namun, bukti menunjukkan bahwa obesitas, terutama obesitas berat, membutuhkan pengkajian lebih lanjut.</p>
<h2>Bagaimana mengukur obesitas</h2>
<p><a href="https://www.who.int/health-topics/obesity#tab=tab_1">Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan obesitas</a> sebagai “penumpukan lemak abnormal atau berlebihan yang menimbulkan risiko bagi kesehatan”.</p>
<p>Mengukur komposisi lemak memerlukan peralatan khusus yang tidak tersedia di klinik biasa. Oleh karena itu, sebagian besar dokter menggunakan ukuran tubuh untuk mengukur obesitas.</p>
<p>Salah satu metode yang digunakan adalah Indeks Massa Tubuh, atau BMI, perhitungan berdasarkan tinggi dan berat badan anak dibandingkan dengan teman sebaya yang usia dan jenis kelaminnya sama. BMI tidak mengukur lemak tubuh, tetapi <a href="https://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/index.html">BMI yang tinggi</a> dianggap berkorelasi dengan total lemak tubuh.</p>
<p>Menurut <a href="https://doi.org/10.1542/peds.2022-060640">American Academy of Pediatrics</a>, seorang anak memenuhi syarat kelebihan berat badan <a href="https://www.cdc.gov/growthcharts/clinical_charts.htm">jika BMI-nya antara persentil ke-85 dan ke-95</a>. Obesitas didefinisikan sebagai <a href="https://www.cdc.gov/obesity/basics/childhood-defining.html">BMI di atas persentil ke-95</a>.</p>
<p>Cara lain untuk mendeteksi obesitas adalah melalui ukuran <a href="https://www.nccor.org/nccor-tools/a-guide-to-methods-for-assessing-childhood-obesity/">lingkar pinggang dan ketebalan lipatan kulit</a>, tetapi metode ini kurang umum digunakan.</p>
<p>Karena banyak anak yang melampaui batas grafik pertumbuhan yang ada, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada 2022 memperkenalkan <a href="https://www.cdc.gov/growthcharts/extended-bmi.htm">perpanjangan grafik pertumbuhan</a> untuk obesitas berat. Obesitas parah terjadi ketika seorang anak mencapai persentil ke-120 atau memiliki BMI lebih dari 35. Misalnya, anak laki-laki berusia 6 tahun dengan tinggi 48 inci dan berat 110 pon akan memenuhi kriteria obesitas berat karena BMI-nya adalah persentil ke-139.</p>
<p><a href="https://doi.org/10.1161/cir.0b013e3182a5cfb3">Obesitas parah</a> meningkatkan risiko penyakit hati, penyakit kardiovaskular, dan masalah metabolisme seperti diabetes. Pada 2016, hampir <a href="https://doi.org/10.1542%2Fpeds.2017-3459">8% anak usia 2 hingga 19 tahun mengalami obesitas parah</a>.</p>
<p>Masalah kesehatan lain yang terkait dengan obesitas parah termasuk <a href="https://doi.org/10.1155%2F2012%2F134202">gangguan pernapasan saat tidur (<em>obstructive sleep apnea</em>)</a>, <a href="https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases-%20-conditions/slipped-capital-femoral-epiphysis-scfe">masalah tulang dan persendian</a> yang dapat menyebabkan radang sendi (artritis) dini, <a href="https://doi.org/10.5527%2Fwjn.v4.i2.223">tekanan darah tinggi</a> dan <a href="https://doi.org/10.1159/000492826">penyakit ginjal</a>. Banyak dari masalah ini terjadi bersamaan.</p>
<figure>
<iframe width="440" height="260" src="https://www.youtube.com/embed/ZpbZ33Dc53E?wmode=transparent&start=0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>
<figcaption><span class="caption">Semakin banyak anak yang mengidap penyakit yang secara tradisional hanya terlihat pada orang dewasa.</span></figcaption>
</figure>
<h2>Bagaimana obesitas memengaruhi hati</h2>
<p>Penyakit hati yang terkait dengan obesitas disebut <a href="https://www.niddk.nih.gov/health-information/liver-disease/nafld-nash-children#">penyakit hati berlemak non-alkohol</a>. Untuk menyimpan kelebihan lemak dan gula makanan, sel-sel hati diisi dengan lemak. Kelebihan karbohidrat khususnya diproses menjadi zat yang mirip dengan <a href="https://doi.org/10.3945%2Fan.112.002998">produk pemecahan alkohol</a>. Di bawah mikroskop, perlemakan hati anak-anak terlihat mirip dengan hati dengan kerusakan akibat alkohol.</p>
<p>Kadang-kadang anak dengan perlemakan hati tidak mengalami obesitas; namun, <a href="https://doi.org/10.1002/cld.1027">faktor risiko terbesar untuk perlemakan hati</a> adalah obesitas. Pada BMI yang sama, anak Hispanik dan Asia lebih rentan terhadap penyakit hati berlemak dibandingkan anak kulit hitam dan putih. Pengurangan berat badan atau mengurangi konsumsi fruktosa, gula alami dan bahan tambahan makanan yang umum - bahkan tanpa penurunan berat badan yang signifikan – dapat memperbaiki perlemakan hati.</p>
<p>Perlemakan hati adalah penyakit hati kronis yang paling umum pada anak-anak dan orang dewasa. Di California Selatan, <a href="https://doi.org/10.1542%2Fpeds.2020-0771">perlemakan hati anak berlipat ganda</a> dari 2009 hingga 2018. Penyakit ini dapat berkembang pesat pada anak-anak, dan <a href="https://doi.org/10.1136/gut.2008.171280">beberapa akan mengalami jaringan parut hati</a> setelah hanya beberapa tahun.</p>
<p>Meskipun beberapa anak saat ini memerlukan transplantasi hati untuk perlemakan hati, itu adalah <a href="https://doi.org/10.1097/mcg.00000000000000925">alasan yang paling cepat meningkat untuk transplantasi pada dewasa muda</a>. Perlemakan hati adalah alasan paling umum kedua untuk transplantasi hati di AS, dan akan menjadi <a href="https://liverfoundation.org/about-your-liver/facts-about-liver-disease%20/penyakit-lemak-hati/">penyebab utama di masa mendatang</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="A light micrograph image of fatty liver, with large vacuoles of triglyceride fat accumulated inside liver cells." src="https://images.theconversation.com/files/524456/original/file-20230504-17-zbul98.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/524456/original/file-20230504-17-zbul98.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/524456/original/file-20230504-17-zbul98.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/524456/original/file-20230504-17-zbul98.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/524456/original/file-20230504-17-zbul98.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/524456/original/file-20230504-17-zbul98.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/524456/original/file-20230504-17-zbul98.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Gambar mikrograf ringan dari hati berlemak, dengan vakuola besar lemak trigliserida di dalam sel hati.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/photo/light-micrograph-of-a-fatty-liver-royalty-free-image/851075118?phrase=fatty+liver&adppopup=true">Dr_Microbe/iStock via Getty Images Plus</a></span>
</figcaption>
</figure>
<h2>Kaitan antara obesitas dan diabetes</h2>
<p><a href="https://doi.org/10.1016/S2213-8587(14)70032-4">Hati berlemak atau perlemakan hati berpengaruh</a> dalam <a href="https://www.nhlbi.nih.gov/health/metabolic-syndrome">sindrom metabolik</a>, sekelompok kondisi yang mengelompok bersama dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes.</p>
<p>Dalam sebuah wawancara telepon, Dr. Barry Reiner, seorang ahli endokrin pediatrik, menyuarakan keprihatinannya kepada saya tentang obesitas dan diabetes.</p>
<p>“Saat saya memulai praktik, saya belum pernah mendengar tentang diabetes tipe 2 pada anak-anak,” kata Reiner. “Sekarang, bergantung pada bagian AS mana, antara seperempat dan sepertiga dari kasus baru diabetes adalah tipe 2.”</p>
<p><a href="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-1-diabetes/symptoms-causes/syc-20353011">Diabetes tipe 1</a> adalah penyakit autoimun yang sebelumnya disebut diabetes pada remaja. Sebaliknya, <a href="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-2-diabetes/symptoms-causes/syc-20351193">diabetes tipe 2</a> secara historis dianggap sebagai penyakit orang dewasa.</p>
<p>Namun, diabetes tipe 2 kini meningkat pada anak-anak, dan obesitas adalah <a href="https://www.endocrine.org/news-and-advocacy/news-room/2017/childhood-obesity-quadruples-risk-%20dari-berkembang-diabetes%20tipe-2">faktor risiko utama</a>. Sementara kedua jenis diabetes memiliki pengaruh genetik dan gaya hidup, tipe 2 lebih dapat dimodifikasi melalui diet dan olahraga.</p>
<p>Pada 2060, jumlah orang di bawah 20 tahun dengan diabetes tipe 2 akan <a href="https://doi.org/10.2337/dc22-0945">meningkat sebesar 700%</a>. Anak kulit hitam, Latin, Asia, Kepulauan Pasifik, dan penduduk Asli Amerika/Alaska akan memiliki lebih banyak diagnosis diabetes tipe 2 daripada anak kulit putih.</p>
<p>“Keparahan diabetes tipe 2 pada anak-anak diremehkan,” kata Reiner. Dia menambahkan bahwa banyak orang mengungkapkan kesalahpahaman bahwa diabetes tipe 2 adalah penyakit yang ringan dan lambat.</p>
<p>Reiner menunjuk ke sebuah penelitian penting yang menunjukkan bahwa diabetes tipe 2 yang didapat pada masa kanak-kanak <a href="https://www.adameetingnews.org/live-updates/session-coverage/today2-study-youth-onset-type-2-diabetes-more-severe-than-adult-onset-disease">dapat berkembang pesat</a>. Sejak 10 hingga 12 tahun setelah diagnosis masa kanak-kanak mereka, pasien mengalami kerusakan saraf, masalah ginjal, dan kerusakan penglihatan. Pada 15 tahun setelah diagnosis, pada usia rata-rata 27 tahun, hampir <a href="https://doi.org/10.1056/NEJMoa2100165">70% pasien memiliki tekanan darah tinggi</a>.</p>
<p>Sebagian besar pasien memiliki lebih dari satu komplikasi. Meski jarang, beberapa pasien mengalami serangan jantung dan <em>stroke</em>. Ketika orang yang mengidap diabetes sejak masa kanak-kanak hamil, 24% dari mereka melahirkan bayi prematur, lebih dari <a href="https://www.marchofdimes.org/peristats/reports/united-states/prematurity-profile#">2 kali lipat angka pada populasi umum</a>.</p>
<h2>Kesehatan jantung</h2>
<p>Perubahan kardiovaskular yang terkait dengan obesitas dan obesitas berat juga dapat meningkatkan kemungkinan anak terkena serangan jantung dan <em>stroke</em> seumur hidup. </p>
<p>Membawa beban ekstra pada usia 6 hingga 7 tahun dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, kolesterol, dan kekakuan arteri pada <a href="https://doi.org/10.1542/peds.2019-3666">usia 11 hingga 12 tahun</a>. Obesitas <a href="https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehv089">mengubah struktur jantung</a>, membuat otot menebal dan mengembang.</p>
<p>Meski masih jarang, lebih banyak orang berusia 20-an, 30-an, dan 40-an <a href="https://doi.org/10.1161/STROKEAHA.119.024156">mengalami stroke</a> dan <a href="https://www.acc.org/about%20-acc/press-releases/2019/03/07/08/45/heart-attacks-increasingly-common-in-young-adults">serangan jantung</a> dibandingkan beberapa dekade yang lalu. Meskipun banyak faktor yang dapat menyebabkan serangan jantung dan <em>stroke</em>, obesitas menambah risiko tersebut.</p>
<h2>Berfokus pada kesehatan, bukan berat badan</h2>
<p>Venus Kalami, ahli diet terdaftar, menjelaskan pada saya tentang pengaruh lingkungan dan masyarakat terhadap obesitas pada masa kanak-kanak.</p>
<p>“Makanan, pola makan, gaya hidup, dan berat badan seringkali merupakan proksi dari sesuatu yang lebih besar yang terjadi dalam hidup seseorang,” kata Kalami.</p>
<p>Faktor-faktor di luar kendali anak, termasuk <a href="https://med.stanford.edu/news/all-news/2018/04/pediatric-obesity-depression-connected-in-the-brain.html">depresi</a>, <a href="https://doi.org/10.1542/peds.2021-055571">akses ke makanan sehat</a> dan <a href="https://doi.org/10.1210/endrev/bnac005">lingkungan yang dapat dilalui dengan berjalan kaki</a>, berkontribusi terhadap obesitas.</p>
<p>Orang tua mungkin bertanya-tanya bagaimana membantu anak-anak tanpa membuat mereka merasa malu atau bersalah.</p>
<p>Pertama, percakapan tentang berat badan dan makanan harus sesuai usia. “Anak usia 6 tahun tidak perlu memikirkan berat badannya,” kata Kalami. Dia menambahkan bahwa bahkan praremaja dan remaja tidak boleh fokus pada berat badan mereka, meskipun mereka mungkin sudah melakukannya.</p>
<p>Bahkan <a href="https://doi.org/10.1542/peds.2016-1649">godaan “baik hati”</a> berbahaya. Hindari pembicaraan diet, dan alih-alih mendiskusikan kesehatan. Kalami merekomendasikan agar orang dewasa menjelaskan bagaimana kebiasaan sehat dapat meningkatkan suasana hati, fokus, atau kinerja anak-anak dalam aktivitas favorit mereka.</p>
<p>“Seorang anak berusia 12 tahun tidak selalu tahu apa yang sehat,” kata Kalami. “Bantu mereka memilih apa yang tersedia dan membuat pilihan terbaik, yang mungkin bukan pilihan yang sempurna.”</p>
<p>Dia menambahkan pembicaraan berat apa pun, baik kritik atau pujian untuk penurunan berat badan, bisa menjadi bumerang. Memuji seorang anak karena penurunan berat badannya dapat memperkuat siklus negatif gangguan makan. Sebaliknya, dukunglah kesehatan anak yang lebih baik dengan pilihan yang baik.</p>
<p>Dr. Muneeza Mirza, seorang dokter anak, merekomendasikan agar orang tua mencontohkan perilaku sehat.</p>
<p>“Perubahan harus dilakukan oleh seluruh keluarga,” kata Mirza. “Itu seharusnya tidak dianggap sebagai hukuman untuk si anak.”</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/207997/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Christine Nguyen tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Menurut American Academy of Pediatrics, seorang anak memenuhi syarat kelebihan berat badan jika BMI-nya antara persentil ke-85 dan ke-95.Christine Nguyen, 2023 California Health Equity Fellow, University of Southern CaliforniaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1923182022-10-13T06:19:59Z2022-10-13T06:19:59ZBahaya makanan ‘ultra proses’: tidak hanya bernilai gizi rendah tapi juga tingkatkan risiko penyakit<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/489334/original/file-20221012-3949-rnqnes.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Banyak produk makanan sehari-hari adalah makanan ultra proses.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/top-view-various-kids-cereals-colorful-158083484">Jiri Hera/ Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Di beberapa negara seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada, makanan olahan pabrik yang dibuat secara massal dan dijual dalam bentuk kemasan atau yang dikenal dengan sebutan makanan ‘ultra proses" saat ini menyumbang <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30744710/">50% atau lebih</a> dari total kalori yang dikonsumsi manusia. Hal ini mengkhawatirkan, mengingat makanan ultra proses telah dikaitkan dengan sejumlah kondisi kesehatan, termasuk risiko <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33167080/">obesitas</a> yang lebih besar dan berbagai penyakit kronis, seperti <a href="https://nutritionj.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12937-020-00604-1">penyakit kardiovaskular</a> dan <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35896436/">demensia</a>.</p>
<p>Makanan ultra proses adalah <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30744710/">racikan dari berbagai bahan industri</a> (seperti pengemulsi, pengental, dan perasa buatan) yang diolah menjadi produk makanan melalui serangkaian proses di pabrik.</p>
<p>Minuman-minuman manis dan banyak sereal sarapan merupakan makanan ultra proses. Selain itu, produk-produk inovasi yang lebih baru juga termasuk makanan ultra proses, seperti yang disebut <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2213453019301144,">burger “berbasis nabati”</a> yang biasanya terbuat dari isolat protein dan bahan kimia lainnya untuk membuat produk menyajikan rasa yang enak.</p>
<p>Proses produksi yang intens yang digunakan untuk menghasilkan makanan ultra proses menghancurkan <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35067754/">struktur alami</a> bahan makanan dan menghilangkan banyak nutrisi bermanfaat, termasuk serat, vitamin, mineral, dan kandungan kimia.</p>
<p>Banyak dari kita menyadari bahwa makanan ultra proses berbahaya bagi kesehatan kita. Namun, belum jelas jika makanan ini berbahaya hanya karena memiliki nilai gizi yang buruk. Saat ini, dua penelitian baru menunjukkan bahwa gizi buruk mungkin tidak cukup untuk menjelaskan risiko kesehatan makanan ultra proses. Ini menunjukkan bahwa faktor-faktor lain mungkin diperlukan untuk sepenuhnya menjelaskan risiko kesehatan tersebut.</p>
<h2>Penyebab peradangan</h2>
<p><a href="https://www.bmj.com/content/378/bmj-2022-070688">Studi pertama</a> mengamati lebih dari 20.000 orang dewasa di Italia dalam kondisi sehat dan menemukan bahwa peserta yang mengonsumsi makanan ultra proses dalam jumlah tertinggi memiliki peningkatan risiko kematian dini karena sebab apapun. <a href="https://www.bmj.com/content/378/bmj-2021-068921">Studi kedua</a>, yang mengamati lebih dari 50.000 profesional kesehatan laki-laki di Amerika Serikat, menemukan konsumsi tinggi makanan ultra proses dikaitkan dengan risiko kanker usus besar yang lebih besar.</p>
<p>Yang paling menarik dari studi ini adalah bahwa risiko kesehatan dari konsumsi makanan yang tinggi dalam makanan ultra proses tetap ada bahkan setelah mereka memperhitungkan kualitas gizi yang buruk dari makanan mereka. Ini menunjukkan bahwa <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8747015/">faktor lain</a> berkontribusi terhadap bahaya yang disebabkan oleh makanan ultra proses.</p>
<p>Ini juga menunjukkan bahwa mendapatkan nutrisi yang tepat dari makanan lain dalam pola makan mungkin tidak cukup untuk menghilangkan risiko penyakit yang timbul akibat mengonsumsi makanan ultra proses. Demikian pula, upaya industri makanan untuk meningkatkan nilai gizi makanan ultra proses dengan menambahkan beberapa vitamin mungkin mengesampingkan masalah yang lebih mendasar pada makanan ini.</p>
<p>Lalu, faktor apa yang dapat menjelaskan mengapa makanan ultra proses sangat berbahaya bagi kesehatan kita?</p>
<p>Studi di Italia menemukan bahwa penanda peradangan – seperti jumlah sel darah putih yang lebih tinggi – lebih tinggi pada kelompok yang paling banyak mengonsumsi makanan ultra proses. Tubuh kita dapat memicu respons peradangan karena sejumlah alasan – misalnya, jika kita terkena flu atau terluka. Tubuh merespons dengan mengirimkan sinyal ke sel kekebalan tubuh kita (seperti sel darah putih) untuk menyerang patogen yang menyerang (seperti bakteri atau virus).</p>
<p>Umumnya, respons peradangan kita akan sembuh dengan cukup cepat, tetapi beberapa orang mungkin mengalami peradangan kronis di seluruh tubuh mereka. Hal ini dapat menyebabkan mereka mengalami jaringan tubuh yang rusak dan rentan terhadap banyak penyakit kronis, seperti <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25859884/">kanker</a> dan <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28744020/">penyakit kardiovaskular</a>.</p>
<p>Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa pola makan yang buruk dapat meningkatkan risiko peradangan dalam tubuh, dan ini terkait dengan <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28744020/">risiko penyakit kronis yang lebih tinggi</a>. Mengingat bahwa tanda-tanda peradangan terlihat pada peserta penelitian di Italia yang makan makanan ultra-olahan paling banyak, ini dapat menunjukkan bahwa peradangan dapat berkontribusi pada meningkatnya risiko penyakit akibat makanan ultra proses. Beberapa bahan tambahan makanan yang umum dalam makanan ultra proses (seperti pengemulsi dan pemanis buatan) juga meningkatkan peradangan di usus dengan menyebabkan <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29899036/">perubahan pada mikrobioma usus</a>.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="Seseorang minum segelas cola." src="https://images.theconversation.com/files/483264/original/file-20220907-4832-n40bjw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/483264/original/file-20220907-4832-n40bjw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/483264/original/file-20220907-4832-n40bjw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/483264/original/file-20220907-4832-n40bjw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/483264/original/file-20220907-4832-n40bjw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/483264/original/file-20220907-4832-n40bjw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/483264/original/file-20220907-4832-n40bjw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Produk makanan ultra proses bahkan dapat mengubah mikrobioma usus kita.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/woman-drinking-glass-cola-ice-619622795">nednapa/ Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Beberapa peneliti telah berteori bahwa makanan ultra proses meningkatkan risiko peradangan karena tubuh mengenali mereka sebagai benda asing – seperti bakteri yang menyerang. Akibatnya, tubuh melakukan respons peradangan, yang dijuluki “<a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24939238/">demam makanan cepat saji</a>.” Sebagai hasilnya, ini meningkatkan risiko peradangan di seluruh tubuh.</p>
<p>Meskipun penelitian kanker usus besar di Amerika Serikat tidak menyimpulkan bahwa peradangan meningkat pada laki-laki yang paling banyak mengonsumsi makanan ultra proses, peradangan sangat terkait dengan <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27821485/">peningkatan risiko kanker usus besar</a>.</p>
<p>Penelitian menunjukkan bahwa mekanisme lain – seperti <a href="https://www.bmj.com/content/378/bmj-2022-070688">gangguan fungsi ginjal</a> dan <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19502515/">racun dalam kemasan</a> – juga dapat menjelaskan mengapa makanan ultra proses menyebabkan begitu banyak masalah kesehatan yang berbahaya.</p>
<p>Karena respons terhadap peradangan terprogram dalam tubuh kita, cara terbaik untuk mencegah hal ini terjadi adalah dengan tidak mengonsumsi makanan ultra proses sama sekali. Beberapa pola makan berbasis nabati yang kaya akan makanan alami yang tidak diproses (seperti <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36039924/">diet Mediterania</a>) juga telah terbukti mengurangi peradangan. Ini mungkin juga menjelaskan mengapa pola makan berbasis nabati yang bebas dari makanan ultra proses dapat membantu menangkal penyakit kronis. Namun, saat ini belum diketahui sejauh mana diet anti-inflamasi dapat membantu melawan efek makanan ultra proses.</p>
<p>Mengurangi asupan makanan ultra proses mungkin sulit dilakukan. Hal ini dikarenakan makanan ultra proses dirancang untuk menjadi sangat enak – dan ditambah dengan strategi pemasaran persuasif, ini dapat membuat makanan ultra proses sulit untuk ditolak oleh bagi <a href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33153827/">sebagian orang</a>.</p>
<p>Makanan-makanan ini juga tidak diberi label ultra proses pada kemasannya. Cara terbaik untuk mengidentifikasi makanan ultra proses adalah dengan melihat bahan-bahannya. Biasanya, hal-hal seperti pengemulsi, pengental, isolat protein, dan produk yang terdengar seperti industri lainnya adalah tanda bahwa itu adalah makanan ultra proses. Namun, membuat makanan dengan menggunakan makanan alami dari awal adalah cara terbaik untuk menghindari bahaya makanan ultra proses.</p>
<hr>
<p><em>Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/192318/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Richard Hoffman adalah penulis tiga buku tentang diet Mediterania: The Mediterranean Diet: Health and Science (2011), More Healthy Years - Why a Mediterranean Diet is the best for you and for the planet (2020), dan Implementing the Mediterranean diet (2022) ).</span></em></p>Lebih dari setengah total jumlah kalori yang dikonsumsi di Inggris berasal dari produk makanan ultra proses.Richard Hoffman, Associate lecturer, Nutritional Biochemistry, University of HertfordshireLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1904372022-09-13T07:44:33Z2022-09-13T07:44:33ZRiset baru soal penurunan berat badan: waktu Anda makan makanan terbanyak miliki sedikit efek<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/484249/original/file-20220913-14-h9a8om.JPG?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Jan Mika/Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Beberapa saran diet paling populer dalam beberapa tahun terakhir berpusat pada gagasan bahwa waktu yang tepat untuk makan dapat membuat perbedaan besar dalam jumlah berat badan yang Anda turunkan. Sudah lama dikatakan bahwa jika Anda ingin menurunkan berat badan, yang terbaik adalah makan dalam porsi besar pada pagi hari dan makan lebih sedikit pada malam hari.</p>
<p>Logika di balik teori ini dapat dimengerti, terutama mengingat bahwa hampir setiap sel dalam tubuh mengikuti siklus 24 jam yang sama seperti yang kita lakukan. Ritme sirkadian (jam proses biologis) ditemukan di seluruh tubuh dan mengatur ritme harian sebagian besar fungsi biologis kita, termasuk metabolisme.</p>
<p>Karena ritme metabolisme ini, para ilmuwan berpendapat bahwa cara kita memproses makanan bervariasi pada waktu yang berbeda dalam sehari. Bidang penelitian ini disebut “<a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jnc.15246"><em>chrono-nutrition</em> atau nutrisi krono</a>”. Ini memiliki potensi besar untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat.</p>
<p><a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/oby.20460">Dua penelitian dari tahun 2013</a> menunjukkan bahwa mengkonsumsi lebih banyak kalori <a href="https://www.nature.com/articles/ijo2012229">pada pagi hari</a> dan lebih sedikit kalori pada malam hari membantu orang menurunkan berat badan. Namun, sebuah <a href="https://www.cell.com/cell-metabolism/fulltext/S1550-4131(22)00344-8">studi besar baru</a> menemukan bahwa sementara ukuran relatif sarapan dan makan malam mempengaruhi nafsu makan yang dirasakan seseorang, hal itu tidak berpengaruh pada metabolisme dan penurunan berat badan.</p>
<p>Untuk menyelidiki hubungan antara ukuran sarapan dan makan malam dan pengaruhnya terhadap rasa lapar, tim peneliti di Universitas Aberdeen dan Surrey melakukan studi terkontrol pada orang sehat tapi kelebihan berat badan. Para peserta diberi makan dua diet, masing-masing selama empat minggu: sarapan besar dan makan malam kecil, dan sarapan kecil dengan makan malam besar. Sementara, porsi makan siang disamakan.</p>
<p>Kami menyediakan semua makanan sehingga kami tahu persis berapa banyak kalori yang dikonsumsi peserta studi. Kami mengukur metabolisme peserta, termasuk memantau berapa banyak kalori yang mereka bakar.</p>
<p>Semua peserta studi melakukan kedua kondisi diet tersebut sehingga efek pola makan dapat dibandingkan pada orang yang sama.</p>
<p>Kami memperkirakan bahwa sarapan besar dan makan malam kecil akan meningkatkan kalori yang terbakar dan penurunan berat badan. Sebaliknya, hasil percobaan tidak menemukan perbedaan berat badan atau ukuran biologis penggunaan energi antara dua pola makan.</p>
<p>Ukuran penggunaan energi termasuk tingkat metabolisme basal (berapa banyak kalori yang digunakan tubuh Anda saat istirahat), aktivitas fisik, dan penggunaan bentuk kimia air yang memungkinkan penilaian <a href="https://doi.org/10.1016%20/j.xcrm.2021.100203">total penggunaan energi harian</a>.</p>
<p>Juga tidak ada perbedaan tingkat harian glukosa darah, insulin atau lipid. Ini penting karena perubahan faktor-faktor ini dalam darah berhubungan dengan kesehatan metabolisme.</p>
<p><a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6658129/">Temuan kami konsisten</a> dengan <a href="https://doi.org/10.3945/ajcn.116.151332">studi waktu makan</a> jangka pendek (satu hingga enam hari), saat peserta tinggal di suatu ruang pernapasan laboratorium (ruang kecil kedap udara yang dilengkapi dengan kenyamanan dasar) selama eksperimen. Bersama-sama, penelitian ini menunjukkan bahwa cara tubuh kita memproses kalori pada pagi hari versus malam hari tidak mempengaruhi penurunan berat badan seperti yang dilaporkan dalam penelitian lain.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="A picture of a plate on a table with a fork and knife on either side of it. In the centre of the plate is an old alarm clock." src="https://images.theconversation.com/files/483731/original/file-20220909-18-x59nuw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/483731/original/file-20220909-18-x59nuw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=384&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/483731/original/file-20220909-18-x59nuw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=384&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/483731/original/file-20220909-18-x59nuw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=384&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/483731/original/file-20220909-18-x59nuw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=483&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/483731/original/file-20220909-18-x59nuw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=483&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/483731/original/file-20220909-18-x59nuw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=483&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Terserah Anda kapan Anda memutuskan untuk makan terbanyak hari ini.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/alarm-clock-inside-plate-675866614">nehophoto/ Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Dalam penelitian kami, satu-satunya perbedaan adalah perubahan dalam perasaan lapar yang dilaporkan sendiri dan faktor-faktor terkait, seperti jumlah makanan yang ingin mereka makan. Sepanjang hari, pola makan pagi besar dan makan malam kecil menyebabkan peserta melaporkan lebih sedikit rasa lapar sepanjang hari. Efek ini mungkin berguna bagi orang yang ingin menurunkan berat badan, karena dapat membantu mereka lebih mengontrol rasa lapar dan makan lebih sedikit.</p>
<p>Seperti semua penelitian, ada beberapa keterbatasan dalam penelitian kami. Kami hanya mempelajari peserta selama empat minggu untuk setiap pola makan. <a href="https://www.nature.com/articles/ijo2012229">Penelitian sebelumnya</a> menunjukkan perbedaan terbesar dalam efek asupan energi awal dan akhir <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi%20/10.1002/oby.20460">setelah empat minggu</a>. Namun, fakta bahwa baik kalori yang dimakan maupun kalori yang dibakar tidak berubah selama empat minggu menunjukkan bahwa berat badan tidak mungkin berubah bahkan jika penelitian dilakukan lebih lama.</p>
<p>Peserta dalam penelitian ini juga diizinkan untuk memilih waktu yang tepat untuk makan. Meskipun demikian, ada perbedaan waktu yang dapat diabaikan dalam setiap pola makan.</p>
<p>Nutrisi krono tetap menjadi bidang penelitian yang menarik dan semakin banyak bukti bahwa waktu makan dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan banyak orang. Namun, penelitian terbaru kami menunjukkan bahwa waktu makan terbanyak Anda tidak sepenting yang diperkirakan sebelumnya dalam menurunkan berat badan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/190437/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Jonathan Johnston receives funding from BBSRC, MRC, The Colt Foundation. He has performed consultancy work for Kellogg Marketing and Sales Company (UK) Limited, and collaborated with the Nestlé Institute of Health Sciences.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Alex Johnstone receives funding from UKRI, The University of Aberdeen, The Scottish Government, National Health Service Endowments award, Tennovus Charity, Chief Scientist Office and European Community.
</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Peter Morgan receives funding from Scottish Government and the Medical Research Council. In the past he has received funding from the BBSRC as well as from the pharmaceutical industry.</span></em></p>Waktu makan terbanyak Anda tidak sepenting yang diperkirakan sebelumnya untuk menurunkan berat badan.Jonathan Johnston, Professor of Chronobiology and Integrative Physiology, University of SurreyAlex Johnstone, Personal Chair in Nutrition, The Rowett Institute, University of AberdeenPeter Morgan, Chair professor, University of AberdeenLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1836302022-06-09T10:33:00Z2022-06-09T10:33:00ZPandemi ubah pola makan: konsumsi garam berlebihan sehingga naikkan kasus hipertensi<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/467994/original/file-20220609-24-1a3bu1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Dinas Kesehatan Kota Bandung menggelar pemeriksaan deteksi dini penyakit tidak menular, termasuk hipertensi, 27 Mei 2022.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://download.antarafoto.com/searchresult/dom-1653628221">ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa</a></span></figcaption></figure><p>Jumlah pengidap tekanan darah tinggi (hipertensi), salah satu jenis ‘pembunuh senyap’, makin meningkat setelah pandemi COVID makin terkendali. </p>
<p>Hampir 100 juta orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi. Sekitar <a href="https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(05)17741-1/fulltext">9-17% di antaranya</a> disebabkan oleh asupan natrium yang berlebihan dari sumber makanan. Kini prevalensi hipertensi terus meningkat tajam dan diprediksi pada 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena <a href="http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/hari-hipertensi-sedunia">hipertensi</a>. </p>
<p>Hipertensi mengakibatkan kematian sekitar <a href="https://www.isglobal.org/en/healthisglobal/-/custom-blog-portlet/on-this-world-hypertension-day-2022-emphasising-the-importance-of-accurate-measurement-and-increased-awareness/5620053/14101#:%7E:text=In%20the%20last%20thirty%20years,people%20in%20the%20region%20may">8 juta orang setiap tahun</a>. Dari jumlah itu, sebanyak 1,5 juta di antaranya terjadi di Asia Tenggara yang sepertiga populasinya menderita <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7889387/">hipertensi</a>. Penyakit tidak menular dan bisa dicegah ini dapat menyebabkan <a href="https://nasional.kontan.co.id/news/beban-penyakit-katastropik-tinggi-ini-yang-dilakukan-bpjs-kesehatan">peningkatan beban biaya kesehatan</a>.</p>
<p>COVID-19 sebenarnya tidak berkaitan dengan penyebab tekanan darah tinggi tersebut. Namun pascapandemi COVID-19, <a href="https://www.nhlbi.nih.gov/news/2022/blood-pressure-covid-19-pandemic-could-be-blame">banyak riset melaporkan kasus hipertensi</a> di beberapa belahan dunia meningkat.</p>
<p>Peningkatan tersebut diduga akibat pergeseran pola makan masyarakat selama bekerja dari rumah (WFH) yang mengarah ke makanan olahan yang mengandung <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10311-021-01257-0">natrium (garam) tinggi</a>. Makanan tinggi garam natrium memiliki kandungan natrium yang pada umumnya melebihi 500 miligram per 100 gram. Banyak makanan yang diproses dan yang telah melalui tahap pengawetan juga termasuk dalam kategori ini. </p>
<p>Di Indonesia, kontribusi makanan dalam asupan natrium anak-anak berusia muda (6–18 tahun) dilaporakan mencapai nilai >2000 mg per hari. Rinciannya, <a href="https://www.researchgate.net/publication/323660873_Front_Matter_391/fulltext/5aa294690f7e9badd9a662bd/Front-Matter-391.pdf">55,3% bagi laki-laki dan 54,2% bagi perempuan</a>. Sedangkan dari semua populasi (0 hingga > 55 tahun), individu berusia 13–18 dan 19–55 tahun-lah yang paling banyak mengkonsumsi natrium, yaitu 2,8 g per hari. </p>
<h2>Pandemi ubah pola makanan</h2>
<p>Pola makan dan preferensi makanan masyarakat berubah selama wabah COVID-19. Makanan beku (<em>frozen food</em>) yang merupakan kategori makanan yang selain memiliki harga terjangkau, memiliki umur simpan yang relatif panjang. </p>
<p>Tidak mengherankan apabila jumlah konsumsi makanan beku oleh konsumen selama pandemi COVID-19 dua tahun terakhir <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10311-020-01101-x">meningkat luar biasa</a>. Di Indonesia, ada 2020, nilai transaksi makanan beku mencapai <a href="https://ekonomi.bisnis.com/read/20210616/257/1406307/tren-frozen-food-bakal-pacu-pasar-rantai-dingin-hingga-rp200-triliun">Rp 670 triliun</a>, dan diproyeksikan akan tumbuh sebesar <a href="https://bahteraadijaya.com/the-need-for-health-and-convenience-shape-fb-trends-in-indonesia/">8,49% per tahun</a> antara 2021 dan 2026. </p>
<p>Beberapa kategori makanan yang <a href="https://link.springer.com/article/10.1007/s10311-021-01257-0">paling diminati selama pandemi lainnya</a> adalah makanan kaleng (<em>canned foods</em>), makanan instan, serta makanan ringan (<em>snacks</em>). </p>
<p>Produk-produk tersebut dikenal dengan kandungan garam natrium yang tinggi. Sehingga, singkatnya, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) atau pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diterapkan selama pandemi COVID-19 menghasilkan perubahan yang dapat diamati dalam preferensi diet masyarakat. </p>
<p>Cukup jelas bahwa selama pembatasan itu sebagian besar populasi cenderung <a href="https://www.jawapos.com/internasional/19/11/2021/pandemi-jumlah-pasien-diabetes-dan-hipertensi-di-singapura-bertambah/">meningkatkan konsumsi makanan tinggi natrium</a>.</p>
<p>Asupan natrium yang berlebihan telah terbukti terkait dengan sejumlah besar masalah dan gangguan penyakit tidak menular, termasuk penyakit kardiovaskular, hipertensi, dan <a href="https://www.jrnjournal.org/article/S1051-2276(08)00440-8/fulltext">penyakit ginjal</a>. </p>
<h2>Cek label nutrisi pada kemasan pangan</h2>
<p>Penyebab terbesar adanya peningkatan asupan natrium yang berlebihan di masyarakat adalah tingginya peredaran makanan olahan pabrikan yang mengandung natrium tinggi dan rendahnya kesadaran umum masyarakat akan kandungan natrium dalam makanan. </p>
<p>Secara lebih khusus, ada juga kekurangan pemahaman mengenai perbedaan antara garam dan natrium. Ini sering menimbulkan kesalahpahaman bahwa sumber utama natrium adalah garam yang ditambahkan saat memasak atau <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/public-health-nutrition/article/knowledge-attitudes-and-behaviour-of-greek-adults-towards-salt-consumption-a-hellenic-food-authority-project/7455681FC8E4203A0063D36EECECB550">saat menyajikan makanan</a>. </p>
<p>Keyakinan populer ini bertentangan dengan fakta sebenarnya bahwa jumlah natrium yang jauh lebih besar umumnya ditambahkan selama pemrosesan makanan di ruang produksi industri makanan olahan dan kemasan baik skala besar maupun kecil. Dalam tahap ini, konsumen tidak dapat melihatnya secara langsung.</p>
<p>Berdasarkan laporan dalam Public Health Nutrition, lebih dari <a href="https://www.cambridge.org/core/journals/public-health-nutrition/article/knowledge-attitudes-and-behaviour-of-greek-adults-towards-salt-consumption-a-hellenic-food-authority-project/7455681FC8E4203A0063D36EECECB550">setengah asupan natrium</a> oleh tubuh manusia berasal dari makanan olahan. Saat membeli makanan, beberapa orang mungkin mengabaikan kandungan natrium yang tercantum pada label nutrisi yang tertera pada kemasan makanan, sehingga tidak dapat mengidentifikasi produk makanan dengan kandungan natrium yang tinggi.</p>
<p>Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dan akibatnya asupan natrium terhadap kesehatan masyarakat selama masa pandemi COVID-19 yang lalu, maka penting bagi masyarakat Indonesia untuk mulai memperhatikan kandungan natrium yang dikonsumsi sehari-harinya.</p>
<h2>Teknologi terkini untuk reduksi garam natrium</h2>
<p>Garam adalah sumber utama natrium dalam makanan kita. Natrium berperan sebagai mikronutrien penting yang diperlukan untuk mempertahankan volume plasma, keseimbangan asam-basa, transmisi impuls saraf, dan fungsi sel normal, karena diperkirakan berkontribusi <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0963996915300958?via%3Dihub">sekitar 90%</a>. </p>
<p>Namun peningkatan konsumsi garam natrium dapat memicu penahanan air, sehingga menyebabkan kondisi aliran tinggi di <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6770596/">pembuluh arteri</a>.</p>
<p>Kini dikembangkan beberapa teknologi pengolahan pangan guna menurunkan asupan garam sodium, khususnya pada produk daging. Salah satu teknologi pengolahan tersebut adalah dengan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S2214799320301193">mengganti</a> garam sodium klorida (NaCl) dengan garam dengan jenis metal yang lain misalnya kalium (KCl dan kalium laktat), kalsium (CaCl2 dan kalsium askorbat), atau magnesium (MgCl2). </p>
<p>Proses pereduksian kandungan garam sodium ini dilakukan dengan mengaplikasikan <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S221479932030120X">gelombang ultrasonik</a> pada produk daging. Dengan gelombang ultrasonik tersebut garam natrium juga dapat disubsitusi dengan <a href="https://ifst.onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/ijfs.13001">garam dengan jenis metal</a> yang lainnya.</p>
<h2>Asupan mikronutrien garam yang berimbang</h2>
<p>Dalam diet alami asupan kadar natrium, kalium, magnesium, dan kalsium diperoleh dari makanan yang tidak diproses yaitu sekitar dua pertiga dari energi berasal dari makanan nabati dan sepertiga dari makanan hewani. </p>
<p>Jika kebutuhan energi harian sebesar 2100 kkal dipenuhi oleh komposisi diet seperti itu, maka <a href="https://www.nature.com/articles/1001955">asupan natrium harian kira-kira 500 mg, kalium sekitar 7400 mg, kalsium sekitar 1100 mg, dan magnesium sekitar 800 mg</a>. </p>
<p>Namun, diet masyarakat modern memberikan jumlah dan rasio yang kandungan kalium, magnesium, dan kalsium jauh lebih rendah dibandingkan asupan natrium dalam tubuh. </p>
<p>Bagi industri makanan, ini adalah tantangan besar, tapi pada saat yang sama merupakan peluang besar untuk inovatif perusahaan untuk meningkatkan daya saing produk. </p>
<p>Banyak makanan olahan dapat diperkaya dengan kalium, kalsium, dan magnesium untuk menggantikan mikronutrien yang hilang selama pemrosesan. Sedapat mungkin, kadar natrium dalam produk pangan harus diturunkan, serta mengimbangi dengan garam atau senyawa tambahan lainnya.</p>
<p>Bagi konsumen, lihatlah label komposisi natrium dalam kemasan makanan olahan agar Anda bisa mempertimbangkan level konsumsi natrium yang aman. Ini penting untuk menghindari risiko hipertensi yang kerap kali membunuh secara cepat dan senyap.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/183630/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Tatas Hardo Panintingjati Brotosudarmo terafiliasi dengan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Himpunan Kimia Indonesia (HKI), Royal Society of Chemistry (RSC), dan Fellow of the Alexander von Humboldt Stiftungs/Foundation. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Atha Khesya Boediamiseno tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>jumlah natrium yang jauh lebih besar umumnya ditambahkan selama pemrosesan makanan di ruang produksi industri makanan olahan dan kemasan baik skala besar maupun kecil.Tatas Hardo Panintingjati Brotosudarmo, Associate professor, Universitas CiputraLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1044032018-10-16T06:41:00Z2018-10-16T06:41:00ZPenelitian buktikan diet kilat sangat efektif<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/240371/original/file-20181012-119117-4351ua.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=2%2C1%2C991%2C664&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Jika Anda pernah mencoba untuk mengurangi berat badan, Anda mungkin pernah mendengar bahwa diet kilat–program diet untuk menurunkan berat badan secara drastis dalam waktu yang singkat–bukanlah cara yang tepat. Meskipun pada awalnya Anda mungkin kehilangan banyak berat badan, Anda tetap tidak dapat menurunkan berat badan, bahkan bisa menjadi lebih berat daripada sebelumnya. Tapi <a href="https://goo.gl/eSckWx">penelitian </a> kami menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu terjadi. </p>
<p>Kebanyakan orang sadar bahwa kelebihan berat badan berakibat buruk bagi kesehatan mereka, jadi tidak mengherankan bahwa sekitar setengah dari <a href="https://goo.gl/BJYV8H">populasi Inggris</a> sedang mencoba menurunkan berat badan. Tetapi banyak orang yang berjuang dengan mengikuti diet tradisional membutuhkan waktu lama untuk mencapai hasil.</p>
<p>Beberapa orang memilih solusi yang lebih cepat dan lebih drastis: diet kilat. Diet ini, atau dikenal sebagai program diet yang mengganti pola konsumsi makanan, secara drastis mengurangi asupan kalori menjadi antara 800-1.200 kalori per hari. (Asupan kalori yang normal untuk seorang wanita adalah 2.000 kalori, dan untuk pria 2.500 kalori.) Orang-orang yang menjalankan diet ini tidak mengonsumsi apa pun kecuali sup, susu cair dan makanan batangan yang diformulasikan secara khusus selama 12 minggu.</p>
<p>Meskipun banyak orang yang menjual produk makanan untuk pola diet kilat ini, program diet ini lebih efektif bila didukung oleh ahli atau konselor gizi terlatih. Dukungan profesional ini membantu para pelaku diet mengembangkan keterampilan untuk mengikuti program dan menjaga berat badan bahkan setelah program selesai.</p>
<p>Namun, di Inggris, dokter tidak cenderung merujuk orang yang ingin menurunkan berat badan ke program ini. Ini karena NICE, badan yang mengevaluasi perawatan untuk NHS, badan pemerintah Inggris yang memberikan layanan kesehatan, tidak merekomendasikan program diet kilat ini, mungkin karena tidak ada cukup bukti untuk mendukungnya. Tetapi studi terbaru menunjukkan bahwa mungkin sudah saatnya bagi NICE untuk mengevaluasi kembali keputusan mereka.</p>
<h2>Saatnya untuk mengevaluasi diet kilat</h2>
<p>Untuk penelitian kami, yang dipublikasikan di Jurnal Medis Inggris, kami merekrut 278 pasien obesitas. Setengahnya secara acak ditugaskan untuk program diet kilat selama 12 minggu, sementara separuh lainnya ditugaskan untuk mengunjungi tenaga kesehatan untuk mendapatkan saran tentang cara menurunkan berat badan (“perawatan biasa”).</p>
<p>Setelah satu tahun, mereka yang menjalankan program diet kilat kehilangan rata-rata 11kg, sementara mereka yang berada di grup perawatan biasa kehilangan rata-rata 3kg. Kami menggunakan alat yang membantu dokter memperkirakan risiko pasien mengalami serangan jantung atau stroke dalam sepuluh tahun ke depan dan orang-orang dalam kelompok yang menjalankan diet kilat telah secara signifikan mengurangi risiko terkena serangan jantung atau stroke.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/238359/original/file-20180927-72336-1ht4bvw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/238359/original/file-20180927-72336-1ht4bvw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=461&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/238359/original/file-20180927-72336-1ht4bvw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=461&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/238359/original/file-20180927-72336-1ht4bvw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=461&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/238359/original/file-20180927-72336-1ht4bvw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=579&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/238359/original/file-20180927-72336-1ht4bvw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=579&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/238359/original/file-20180927-72336-1ht4bvw.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=579&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Peserta diet kilat kelihangan rata-rata 11kg dalam 12 minggu.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/confirm/294403301?src=Zli84AULY86pKtOTHDaxEQ-1-6&size=medium_jpg">Billion Photos/Shutterstock.com</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kelompok yang menjalankan diet kilat juga mengalami perbaikan yang jauh lebih besar dalam kadar glukosa darah daripada kelompok perawatan biasa. Mungkin yang paling penting dari semuanya, peserta dalam kelompok dengan diet kilat melaporkan peningkatan kualitas hidup yang lebih besar daripada orang-orang dalam kelompok perawatan biasa.</p>
<p>Orang yang menjalankan diet kilat lebih banyak melaporkan adanya efek samping, namun efek samping yang serius dialami oleh kedua kelompok. Efek samping yang lebih umum terjadi pada kelompok yang menjalankan diet kilat termasuk sembelit, sakit kepala, kelelahan, dan pusing.</p>
<p>Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diet kilat adalah cara yang aman dan efektif untuk menurunkan berat badan dalam jumlah besar. Untuk saat ini, program diet kilat tidak tersedia di NHS. Mereka yang tertarik menurunkan berat badan menggunakan program diet kilat harus membayarnya sendiri, yang berarti bahwa banyak orang yang dapat memperoleh manfaat dari perawatan ini mungkin tidak dapat mengaksesnya.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/104403/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Nerys M Astbury menerima pendanaan dari Cambridge Weight Plan Uk Ltd </span></em></p>Penelitian terbaru menunjukkan diet kilat itu aman dan efektif.Nerys M Astbury, Senior Researcher - Diet and Obesity, University of OxfordLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1043992018-10-08T10:58:32Z2018-10-08T10:58:32ZRiset buktikan orang kurus belum tentu sehat<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/239556/original/file-20181006-72124-1sgeu90.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C2%2C1000%2C639&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Jika Anda kurus bukan berarti Anda bisa makan makanan tidak sehat dan bebas dari segala konsekuensinya.</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Menurut <a href="https://www.aihw.gov.au/reports-statistics/behaviours-risk-factors/overweight-obesity/overview">Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia</a>, 63% orang dewasa di Australia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. </p>
<p>Namun, lebih sulit memperkirakan berapa orang yang bisa dikatakan sehat meskipun mereka menjalankan diet yang buruk dan jarang berolahraga. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang sering kali diabaikan karena seseorang terlihat “sehat”.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/ingin-kurangi-lemak-penelitian-terbaru-sarankan-tunda-sarapan-dan-percepat-makan-malam-102574">Ingin kurangi lemak? Penelitian terbaru sarankan tunda sarapan dan percepat makan malam</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Bagaimana kita menilai berat badan yang sehat?</h2>
<p>Data terkait obesitas seringkali memperkirakan jumlah lemak dalam tubuh dengan menggunakan indeks massa tubuh (BMI). Meskipun BMI tidak bisa menunjukkan persentase lemak tubuh dengan tepat, metode penghitungan lemak tubuh dengan hanya menggunakan data berat badan dan tinggi badan seseorang adalah cepat dan mudah. Jika BMI lebih tinggi dari 25, maka seseorang dianggap kelebihan berat badan. Jika nilainya lebih dari 30 maka orang tersebut dianggap mengalami obesitas. Tapi BMI tidak menunjukkan kepada kita seberapa sehat seseorang. </p>
<p>Dengan menggunakan perhitungan berdasarkan gaya hidup, seperti pola diet dan frekuensi olahraga selama setahun terakhir, <a href="https://www.health.qld.gov.au/news-alerts/doh-media-releases/releases/queensland-males-more-likely-to-be-skinny-fat">sebuah penelitian terkini </a> dari Departemen Kesehatan Queensland memperkirakan 23% dari orang yang saat ini tidak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas berisiko mengalaminya di masa mendatang. </p>
<p>Angka tersebut mengindikasikan bahwa persentase jumlah individu yang berat badannya dianggap tidak sehat tidak sama dengan jumlah individu dengan gaya hidup yang tidak sehat. Jumlah kelompok yang kedua kemungkinan lebih besar. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/10-strategi-mengurangi-berat-badan-yang-terbukti-berhasil-menurut-penelitian-102505">10 strategi mengurangi berat badan yang terbukti berhasil menurut penelitian</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Jika Anda tidak kelebihan berat badan, apakah gaya hidup yang sehat penting?</h2>
<p>Banyak orang yang berpikir bahwa jika mereka bisa tetap kurus meskipun makan-makanan tidak sehat dan tidak berolahraga, mereka akan tetap baik-baik saja. Tapi, meskipun Anda terlihat sehat di luar, Anda bisa saja mengidap masalah kesehatan sama seperti orang yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. </p>
<p>Ketika mencoba menebak apa faktor-faktor yang menyebabkan penyakit jantung, stroke atau kanker, kita sering kali berpikir tentang beberapa indikator kesehatan seperti kebiasaan merokok, tingkat kolesterol dan berat badan. Namun pola diet yang buruk dan jarang berolahraga juga meningkatkan risiko <a href="https://www.semanticscholar.org/paper/Global-burden-of-cardiovascular-diseases%3A-part-I%3A-Yusuf-Reddy/40d1288dd45ee8cb7e434393a19379d93b091498">penyakit jantung </a> dan berperan dalam berkembangnya sel-sel <a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0140673605674831?via%3Dihub">kanker</a>.</p>
<p>Jadi meskipun Anda tidak merokok dan tidak gemuk, selama Anda tidak berolahraga dan makan-makanan yang tidak sehat, risiko Anda terkena penyakit jantung meningkat. </p>
<p>Penelitian dalam skala kecil telah dilakukan untuk membandingkan bagaimana pola diet dan frekuensi olahraga berpengaruh pada risiko terkena penyakit jantung pada orang gemuk dan orang kurus tapi tidak sehat. </p>
<p>Namun, sebuah <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20124123">penelitian</a> mengukur risiko seseorang yang menjalani gaya hidup yang berbeda setelah mengalami sindrom koroner akut–berkurangnya aliran darah ke jantung secara tiba-tiba. </p>
<p>Penelitian ini menemukan bahwa orang yang menjalankan pola diet yang sehat dan berolahraga mengurangi risiko terkena komplikasi besar (seperti stroke dan kematian) enam bulan setelah mengalami serangan yang pertama kali dibandingkan mereka yang tidak menjalankan pola hidup yang sehat. </p>
<h2>Pola diet yang tidak sehat berakibat buruk bagi badan Anda, tapi bagaimana dengan otak Anda?</h2>
<p>Penelitian terkini juga menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan makanan dengan kadar lemak dan gula yang tinggi akan berpengaruh buruk pada otak Anda, menyebabkan hilangnya memori dan kemampuan belajar. <a href="http://n.neurology.org/content/67/7/1208.long">Beberapa penelitian</a> telah menemukan bahwa obesitas menyebabkan kerusakan pada fungsi kognitif seseorang. Hal ini bisa diukur dengan beberapa tes memori dan pembelajaran, seperti kemampuan mengingat kata-kata yang disebutkan beberapa menit atau jam sebelumnya.</p>
<p>Yang paling utama adalah hubungan antara berat badan dan fungsi kognitif hadir setelah faktor termasuk tingkat pendidikan dan kondisi medis dikendalikan.</p>
<p>Hal khusus yang relevan dalam diskusi ini adalah munculnya semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa kerusakan kognitif yang disebabkan oleh pola diet dapat muncul secara cepat–dalam kurun waktu mingguan bahkan harian. Sebagai contoh, <a href="https://academic.oup.com/ajcn/article/93/4/748/4716920">sebuah penelitian</a> yang dilakukan di Oxford University menunjukkan orang dewasa yang sehat dan menerapkan pola diet dengan kandungan lemak yang tinggi (75% dari asupan energi) selama lima hari mengalami penurunan daya ingat dan mood dibanding kelompok yang menerapkan pola diet dengan kandungan lemak rendah.</p>
<p><a href="http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0172645">Penelitian lain</a> yang dilakukan oleh Macquarie University juga menemukan bahwa konsumsi makanan dengan kandungan lemak dan gula yang tinggi setiap hari atau setidaknya empat hari akan mengakibatkan berkurangnya kemampuan memori dan belajar seperti yang dialami oleh individu yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. </p>
<p>Temuan-temuan ini menegaskan hasil <a href="http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0956797615608240">penelitian</a> terhadap tikus yang menunjukkan bahwa bentuk memori tertentu bisa rusak hanya karena konsumsi makanan yang mengandung gula dan makanan cepat saji manusia seperti kue dan biskuit. </p>
<p>Berat badan tidak berpengaruh besar baik pada kelompok yang menerapkan pola makan yang sehat dan kelompok dengan pola diet yang buruk. Hal ini menunjukkan konsekuensi dari pola diet yang buruk bisa terjadi bahkan ketika berat badan seseorang tidak terlihat berubah. Penelitian ini menunjukkan bahwa berat badan bukanlah alat prediksi yang terbaik untuk menentukan kesehatan tubuh. </p>
<p>Kita masih tidak tahu banyak tentang mekanisme bagaimana makanan dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi bisa merusak fungsi kognitif seseorang dalam tempo yang singkat. Satu bentuk mekanisme yang bisa menjelaskan terkait dengan kandungan gula darah dari pola diet yang memakan makanan dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi. Fluktuasi pada kandungan gula darah dapat merusak metabolisme glukosa dan bagaimana insulin bisa memberi sinyal pada otak. </p>
<p>Banyak orang menggunakan badannya yang kurus sebagai alasan untuk makan makanan tidak sehat dan tidak berolahraga. Namun, berat badan bukanlah indikator yang tepat untuk menentukan kesehatan tubuh. Indikator yang lebih baik adalah pola makan Anda. Yang penting bagi kesehatan Anda adalah apa yang ada di tubuh Anda dan memang benar jika Anda adalah apa yang Anda makan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/104399/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Dominic Tran tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Anda mungkin terlihat kurus, namun jika Anda menerapkan pola diet yang tidak sehat dan jarang berolahraga, maka Anda memiliki risiko kesehatan yang sama dengan mereka yang kelebihan berat badan.Dominic Tran, Postdoctoral Research Associate, University of SydneyLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/975502018-06-22T09:58:01Z2018-06-22T09:58:01ZPenelitian terbaru tunjukkan suplemen vitamin lebih banyak mudarat ketimbang manfaatnya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/221761/original/file-20180605-119885-1sglncp.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C1000%2C666&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Memang benar kita memerlukan vitamin dan mineral. Tapi mendapatkannya dari suplemen tidak sama dengan mendapatkannya dari makanan.</span> <span class="attribution"><span class="source">www.shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Dalam survei terkini tentang asupan nutrisi di Australia, <a href="http://www.abs.gov.au/ausstats/abs@.nsf/Lookup/by%20Subject/4364.0.55.007%7E2011-12%7EMain%20Features%7ESupplements%7E400">29% orang melaporkan mereka mengkonsumsi setidaknya satu suplemen makanan</a>. Angka ini bahkan jauh lebih tinggi <a href="https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2565748">di Amerika Serikat, yaitu sekitar 52%</a>.</p>
<p><a href="http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0735109718345601">Ulasan terbaru atas penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya</a> bertujuan untuk memeriksa manfaat suplemen vitamin dan mineral untuk mencegah penyakit <a href="https://www.heartfoundation.org.au/about-us/what-we-do/heart-disease-in-australia">jantung, stroke,</a> dan kematian prematur (yang dikenal dengan sebutan “<a href="https://medical-dictionary.thefreedictionary.com/all-cause+mortality">penyebab semua kematian</a>”). Temuannya, penelitian yang paling sering dipakai rujukan menunjukkan bahwa suplemen vitamin tidak memiliki efek, sementara penelitian yang lainnya mengatakan suplemen memang memberikan dampak pada kesehatan. Penelitian terbaru juga menemukan bahwa beberapa suplemen bisa berbahaya. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/berapa-lama-biasanya-hubungan-seks-berlangsung-96210">Berapa lama biasanya hubungan seks berlangsung?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Temuan apa yang dihasilkan?</h2>
<p><a href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0735109718345601">Tinjauan yang dilakukan</a> menggunakan <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Systematic_review">ulasan yang sistematik</a>, yang berarti tim peneliti memeriksa 179 hasil penelitian terkait dan menggabungkan semuanya. Suplemen yang diperiksa termasuk vitamin A, B1 (<em>thiamin</em>), B2 (<em>riboflavin</em>), B3 (<em>niacin</em>), B6 (<em>pyridoxine</em>), B9 (asam folat), C, D, E, beta-karotin, dan kalsium mineral, zat besi, zinc, magnesium and selenium. Multivitamin diartikan mengandung sebagian besar vitamin dan mineral yang telah disebutkan di atas. </p>
<p>Dalam penelitian yang menguji empat suplemen multivitamin, vitamin D, kalsium, dan vitamin C, tidak ada pengurangan risiko terkena penyakit jantung, stroke, atau kematian dini. Ini berarti tidak ada manfaat dari asupan suplemen, tetapi tidak juga membahayakan.</p>
<p>Mereka juga mengevaluasi jenis suplemen yang kurang populer yang memiliki dampak positif mengurangi risiko kematian dini, penyakit jantung dan stroke. Dalam hal ini, mereka menemukan suplemen asam folat mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. </p>
<p>Diperkirakan bahwa untuk mencegah satu kasus penyakit jantung atau stroke, 111 orang perlu mengonsumsi suplemen asam folat (angka ini disebut sebagai “<a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Number_needed_to_treat">angka yang diperlukan untuk mengobati</a>”). Untuk stroke, 167 orang perlu mengonsumsi asam folat untuk mencegah satu kasus, dan 250 orang harus mengkonsumsi vitamin B-kompleks (yang mengandung asam folat, yaitu vitamin B9) untuk mencegah satu kasus.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/220684/original/file-20180529-80645-pts7wj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/220684/original/file-20180529-80645-pts7wj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/220684/original/file-20180529-80645-pts7wj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/220684/original/file-20180529-80645-pts7wj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/220684/original/file-20180529-80645-pts7wj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/220684/original/file-20180529-80645-pts7wj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/220684/original/file-20180529-80645-pts7wj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/220684/original/file-20180529-80645-pts7wj.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Asam folat dipercaya memberi efek menyehatkan di Cina karena makanan mereka belum diperkaya.</span>
<span class="attribution"><span class="source">from www.shutterstock.com</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Sebelum Anda terburu-buru membeli suplemen asam folat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, ada beberapa kekhawatiran bahwa tingkat asam folat yang tinggi <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27061263">di darah </a> akan meningkatkan risiko kanker prostat, meski <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24095905">hasil penelitian yang menyatakan hal itu masih beragam</a>. </p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/mengapa-anda-tidak-boleh-membungkus-makanan-dengan-aluminium-foil-sebelum-memasaknya-97244">Mengapa Anda tidak boleh membungkus makanan dengan aluminium foil sebelum memasaknya</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Kedua, dari penelitian yang menguji suplemen asam folat, kasus stroke hanya berkurang setidaknya dua dari tujuh percobaan (yang disebut percobaan random yang dikontrol). Salah satu penelitian tersebut melibatkan 20.000 orang di Cina. Cina tidak memiliki program yang memperkaya makanan dengan kandungan asam folat, sementara di Australia dan Amerika Serikat, kandungan asam folat biasanya ditambahkan ke dalam roti dan sereal. </p>
<p>Meski asam folat terbukti memberikan manfaat meski sedikit, peneliti juga menemukan adanya efek dari asupan suplemen. Di antara mereka yang mengkonsumsi obat statin untuk menurunkan kolesterol darah, kandungan vitamin B3 di dalamnya meningkatkan risiko kematian dini hingga 10%, dengan “<a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Number_needed_to_harm">angka yang dibutuhkan untuk menimbulkan kematian</a>” sekitar 200. Ini berarti 200 orang harus mengkonsumsi statin dan niacin sebelum kita menemukan satu kasus kematian dini.</p>
<p>Untuk penelitian yang menguji suplemen “antioksidan”, ada peningkatan risiko kematian dini yang sedikit signifikan, dengan “angka yang dibutuhkan untuk menimbulkan kematian” mencapai 250 orang.</p>
<p>Penelitian banyak dilakukan terkait asupan vitamin D. Peneliti tidak menemukan manfaat asupan Vitamin D dalam mengurangi risiko penyakit jantung atau mencegah stroke, tetapi asupan vitamin D juga tidak membahayakan. Ini hasil yang mengejutkan, mengingat vitamin D umumnya dikonsumsi untuk kondisi lain, seperti diabetes. Tetapi tidak ada manfaat yang terlihat, meskipun para peneliti mengakui perlunya tindak lanjut penelitian yang lebih lama.</p>
<h2>Apa artinya semua ini?</h2>
<p>Para peneliti menyimpulkan adanya bukti yang kurang kuat bahwa mengonsumsi asam folat dapat mencegah sakit jantung dan stroke, juga mengonsumsi vitamin B-komplek yang mengandung asam folat untuk mencegah stroke.</p>
<p>Kebanyakan orang di negara-negara Barat tidak memiliki diet yang optimal. Ulasan terbaru ini menunjukkan tindakan mengkonsumsi suplemen dianggap sebagai “polis asuransi” untuk mengantisipasi kebiasaan diet yang buruk yang tidak berhasil. Jika itu benar, kematian dini karena penyakit di atas bisa berkurang.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/mengapa-sel-kanker-bisa-mengalami-periode-dormansi-97111">Mengapa sel kanker bisa mengalami periode dormansi</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Mengkonsumsi suplemen sangat berbeda dengan mengkonsumsi makanan. Komplikasi atau masalah kesehatan biasanya terjadi karena asupan nutrisi dari suplemen dan bukan dari makanan. Jika Anda berkonsentrasi untuk mendapatkan satu jenis vitamin, mineral atau nutrisi dalam sebuah suplemen, Anda akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan <a href="https://www.webmd.com/diet/guide/phytonutrients-faq#1"><em>phytonutrients</em></a> yang ditemukan di makanan nabati yang bermanfaat untuk kesehatan.</p>
<p>Meningkatnya kasus kematian akibat konsumsi suplemen jenis tertentu seharusnya menjadi peringatan bahwa aturan yang lebih tegas seputar suplemen dibutuhkan, dan orang butuh dukungan untuk menerapkan pola konsumsi yang benar. </p>
<p>Intinya adalah kita perlu makan lebih banyak makanan yang kaya nutrisi, termasuk makanan dengan kandungan folat yang tinggi seperti sayuran berdaun hijau, kacang polong, biji-bijian, unggas, telur, sereal dan buah jeruk. Banyak roti dan sereal sarapan di Australia diperkaya dengan folat. Makanan yang kaya dengan kandungan <em>niacin</em> (vitamin B3) adalah daging tanpa lemak, susu, telur, roti gandum dan sereal, kacang-kacangan, sayuran hijau daun, dan makanan yang mengandung protein.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/97550/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Clare Collins is affiliated with the Priority Research Centre for Physical Activity and Nutrition, the University of Newcastle, NSW. She is an NHMRC Senior Research and Gladys M Brawn Research Fellow. She has received research grants from NHMRC, ARC, Hunter Medical Research Institute, Meat and Livestock Australia, Diabetes Australia, Heart Foundation, Bill and Melinda Gates Foundation, nib foundation. She has consulted to SHINE Australia, Novo Nordisk, Quality Bakers, the Sax Institute and the ABC. She was a team member conducting systematic reviews to inform the Australian Dietary Guidelines update and 2017 evidence review on dietary patterns for the Heart Foundation.</span></em></p>Sebuah ulasan dari 180 penelitian menemukan bahwa konsumsi suplemen tidak memberikan dampak yang signifikan, malah beberapa jenis justru membahayakan.Clare Collins, Professor in Nutrition and Dietetics, University of NewcastleLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/979942018-06-21T09:40:56Z2018-06-21T09:40:56ZApa betul makan tengah malam bisa bikin gemuk?<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/224182/original/file-20180621-137728-1qaod0k.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span></figcaption></figure><p>Ada artikel mengatakan, makan pada malam hari itu <a href="https://www.rd.com/health/diet-weight-loss/eating-late-at-night/">bikin gemuk</a>. Tapi ada artikel lain yang bilang, makan pada malam hari <a href="https://www.bornfitness.com/eating-night-not-make-fat/">tidak ada pengaruhnya</a> terhadap berat badan. Mana yang benar?</p>
<p>Pertama-tama, penting diingat bahwa pertambahan berat badan hanya terjadi ketika ada perubahan—baik pada kalori yang dikonsumsi maupun kalori yang dibakar. Semua kalori memang sama, tetapi ada beberapa kondisi di mana kalori makanan dapat mempengaruhi kecenderungan Anda untuk menambah atau mengurangi berat badan,</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/mengapa-kita-menguap-dan-mengapa-menguap-bisa-menular-97086">Mengapa kita menguap dan mengapa menguap bisa menular?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Sebagai contoh, setiap makanan memiliki dampak mengenyangkan yang berbeda, sehingga mempengaruhi pilihan makanan kita serta total asupan kalori.</p>
<p>Jika kita merasa kenyang, kita cenderung tidak akan makan camilan atau kudapan. Menu sarapan yang tinggi protein <a href="http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1559827612468687">terbukti</a> mengurangi rasa lapar serta keinginan untuk makan camilan di siang/sore hari.</p>
<p>Makanan yang tinggi protein akan membuat tubuh melepaskan dopamin, sebuah zat kimia yang merangsang <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23446906">perasaan senang</a>. Perasaan ini amatlah penting ketika kita makan, karena ia membantu mengatur seberapa banyak makanan yang kita makan. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/222142/original/file-20180607-137306-nwn7dg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/222142/original/file-20180607-137306-nwn7dg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/222142/original/file-20180607-137306-nwn7dg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/222142/original/file-20180607-137306-nwn7dg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=398&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/222142/original/file-20180607-137306-nwn7dg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/222142/original/file-20180607-137306-nwn7dg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/222142/original/file-20180607-137306-nwn7dg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=501&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Sarapan tinggi protein dapat membantu kita merasa kenyang lebih lama.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/confirm/157326800?src=X-SWbSLdF2kCyWxLBOJE3Q-1-7&size=medium_jpg">MSPhotographic/Shutterstock.com</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Selain itu, waktu makan juga mempengaruhi dorongan kita <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26653842">untuk aktif secara jasmani</a>. Jika kita makan banyak saat makan malam, kita mungkin merasa berat dan malas bergerak, sehingga kemungkinan membakar kalori pun menurun.</p>
<p>Makan pada malam hari juga <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23808897">ada kaitan dengan</a> kenaikan berat badan dan obesitas, sedangkan mengonsumsi sarapan ada kaitannya dengan risiko <a href="https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1467-3010.2007.00638">lower risk of obesity</a>. </p>
<p>Ini mendukung teori yang mengatakan, makanan lebih baik dimakan segera ketimbang ditunda. Tapi hal ini tak berlaku bagi semua jenis sarapan. </p>
<p><a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12897044">Satu studi</a> menunjukkan, orang yang makan daging atau telur saat sarapan (atau keduanya) secara signifikan lebih mungkin memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi, ketimbang orang yang sarapan sereal atau roti.</p>
<p>Budaya yang berbeda-beda juga punya pendekatan pola makan yang berbeda. Di Spanyol, misalnya, orang biasa makan banyak pada siang hari, diikuti tidur siang serta tapas (sepiring kecil makanan) di malam hari.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/makanan-yang-dapat-menurunkan-risiko-penyakit-jantung-87370">Makanan yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p><a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24467926">Penelitian</a> oleh University of Murcia di Spanyol menunjukkan bahwa perempuan kegemukan yang makan banyak di siang hari, justru lebih banyak berkurang berat badannya ketimbang mereka yang makan banyak di malam hari. Ini artinya, waktu makan dapat mempengaruhi kegemukan dan keberhasilan upaya pengurangan berat badan.</p>
<p>Anda biasa sarapan penuh, atau secangkir kopi—atau tidak sarapan sama sekali? Jika Anda terbiasa tidak sarapan, maka jika Anda melakukannya belum tentu berat badan Anda langsung berkurang. <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26864365">Riset terhadap orang dewasa kegemukan</a> membuktikan bahwa beberapa orang justru bertambah berat badannya ketika melakukan ini.</p>
<p>Kita perlu riset lebih banyak lagi untuk memahami apakah sarapan atau komposisi tertentu (tinggi serat atau tinggi protein) dapat memperbaiki manajemen berat badan, dan mengetahui mekanisme terbaik untuk mencapai hal itu.</p>
<p>Untuk saat ini, anggapan bahwa sarapan itu mengurangi risiko obesitas (dan bahwa makan pada malam hari memicu obesitas) tidaklah sepenuhnya benar karena bukti-bukti yang ada berasal dari studi pengamatan, yang tidak dapat membedakan mana dampak dan mana penyebab.</p>
<p>Jadi, bagi para orang yang biasa sarapan, mungkin saja faktor gaya hidup mereka tidak diperhitungkan dalam studi, (misalnya kegiatan fisik atau apakah mereka merokok), sehingga hasilnya demikian. </p>
<p>Kita perlu mengumpulkan lebih banyak bukti sebelum mendukung atau menolak gagasan bahwa waktu makan adalah penting bagi kesehatan serta berat badan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/enam-hal-yang-bisa-kita-lakukan-untuk-mengurangi-risiko-demensia-94632">Enam hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi risiko demensia</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<h2>Pipit atau burung hantu?</h2>
<p>Jadi bagaimana kita bisa menilai klaim-klaim seputar waktu makan? Jawaban sebenarnya adalah, tak ada satu pola makan yang cocok untuk semua orang.</p>
<p>Akan ada beberapa orang yang mampu mengontrol berat badan lebih baik dengan sarapan besar, dan ada pula yang dengan porsi makan malam yang besar.</p>
<p>Kita dapat menilai sendiri bias biologis kita.</p>
<p>Apakah Anda seekor burung pipit atau burung hantu? Mengetahui kecenderungan kapan tubuh kita merasa lebih bertenaga—"kronotipe kita"—dapat membantu merencanakan pola makan, tidur, dan bekerja.</p>
<p>Anda bisa mengecek sendiri melalui <a href="http://chronotype.co.uk">kuis online</a> ini.</p>
<p>Ketika kita sudah lebih memahami hubungan antara waktu makan dan metabolisme, kita akan mampu memberi saran pola makan yang lebih akurat, bahwa ini bukan cuma persoalan komposisi gizi, tapi juga waktu makan.</p>
<p>Tetapi sebelumnya, kita perlu lebih banyak riset <em>chrono-nutrition</em> (waktu makan yang terkait ritme sirkadian) untuk melengkapi pengetahuan kita.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/97994/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Alex Johnstone menerima dana dari Medical Research Council, The University of Aberdeen, The Scottish Government, Biological Sciences Research Council, Economic and Social Research Council, Engineering and Physical Sciences Research Council, National Health Service Endowments award, Tennovus Charity, Chief Scientist Office dan European Community. </span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Peter Morgan menerima dana dari Scottish Government dan the Medical Research Council. Dia juga pernah menerima dana dari BBSRC dan juga industri farmasi. </span></em></p>Kata ahli, jalan masih panjang sebelum kita bisa benar-benar pasti tentang waktu terbaik untuk makan.Alex Johnstone, Personal Chair in Nutrition, The Rowett Institute, University of AberdeenPeter Morgan, Chair professor, University of AberdeenLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/956002018-04-25T10:57:53Z2018-04-25T10:57:53ZAnak Anda suka pilih-pilih makanan? Coba lima cara ini agar saat makan jadi lebih sehat dan menyenangkan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/216283/original/file-20180425-175038-1131vrg.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Rasa kemandirian saat makan amatlah normal bagi anak karena mereka belajar membedakan makanan berdasarkan rasa, tekstur, tampilan.</span> </figcaption></figure><p>Jika anak Anda di rumah suka pilih-pilih makanan, Anda tidak sendirian. Hampir 50 % orang tua mengatakan anak mereka (yang berusia prasekolah) suka <a href="https://dx.doi.org/10.1016/j.jada.2003.10.024">pilih-pilih makanan</a>.</p>
<p>Memilih-milih makanan tentu saja dapat merepotkan. Di satu sisi, orang tua cemas apakah anak memakan cukup makanan yang “baik”, tidak terlalu banyak makanan “yang buruk” (atau secara umum, cukup makan). Di sisi lain, kita juga cemas akan makanan yang terbuang.</p>
<p>Terkadang, tarik-ulur yang terjadi dapat membuat waktu makan jadi tidak menyenangkan. Dan merencanakan makanan sesuai selera anak bisa jadi hampir mustahil.</p>
<p>Tapi ada kabar baik: Beberapa perilaku yang biasa ditunjukkan oleh anak yang suka pilih-pilih makanan (<em>picky eaters</em>), seperti menolak makanan baru dan hanya ingin makanan tertentu—makanan favorit—<a href="https://dx.doi.org/10.1016/j.appet.2007.09.009">adalah normal</a>.</p>
<p>Riset menunjukkan bahwa seiring waktu dan pengenalan berulang kali—tanpa paksaan—kebanyakan anak-anak akan menerima <a href="https://doi.org/10.1016/S0195-6663(82)80053-6">makanan baru</a>. </p>
<p>Anda juga bisa bernapas lega: Mayoritas anak-anak yang tergolong suka pilih-pilih makanan tidak mesti memiliki pola makan yang amat terbatas, atau perkembangan yang <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8203317">kurang optimal</a>.</p>
<p>Sebagai peneliti nutrisi, kami telah mengadakan beberapa studi terhadap keluarga dan menemukan beberapa strategi yang bisa Anda gunakan untuk menciptakan waktu makan yang lebih menyenangkan, dan lebih sehat.</p>
<p>Berikut ini lima hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi stres saat makan dan membantu anak Anda memiliki pola makan yang lebih sehat.</p>
<h2>1. Geser persepsi Anda</h2>
<p>Langkah pertama bagi orang tua yang kewalahan adalah menggeser persepsi. </p>
<p>Pada masa prasekolah, pertumbuhan yang melambat (dibandingkan dengan pertumbuhan pesat saat bayi) dapat mempengaruhi asupan pola makan. Begitu pula perubahan psikologis seperti berkembangnya rasa kemandirian si anak.</p>
<p>Karena mereka sudah memiliki selera dan keinginan untuk bertindak, anak-anak prasekolah lebih suka makan sendiri. Mereka juga dapat membentuk opini sendiri tentang makanan.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/197420/original/file-20171202-5416-1ly8eba.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/197420/original/file-20171202-5416-1ly8eba.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/197420/original/file-20171202-5416-1ly8eba.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/197420/original/file-20171202-5416-1ly8eba.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/197420/original/file-20171202-5416-1ly8eba.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/197420/original/file-20171202-5416-1ly8eba.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/197420/original/file-20171202-5416-1ly8eba.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
<span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Dengan mengatakan anak kita “suka pilih-pilih makanan”, kita sebenarnya melabeli perilaku yang sebenarnya wajar sebagai ketidakpatuhan. </p>
<p>Ketika anak menolak makanan tertentu dan kita memandang mereka “tidak patuh”, interaksi dengan anak sering kali membuat stres. Kita cenderung berfokus bagaimana caranya supaya anak mematuhi permintaan kita, ketimbang bagaimana caranya mempromosikan hubungan yang sehat <a href="https://doi.org/10.1186/s12966-017-0520-0">dengan makanan</a>.</p>
<p>Maka ucapan seperti “ayo tinggal tiga suap lagi” pun kerap terdengar. Ini bisa memicu Anda dan anak untuk makin sering tidak sepakat.</p>
<p>Saking seringnya ketidaksepakatan (serta tekanan) ini terjadi, pada beberapa situasi bahkan Anda tidak berusaha lagi untuk membujuk anak makan. Anda akan mengalah, menuruti selera mereka dan membiarkan kebiasaan makan yang tak sehat menang.</p>
<p>Ketimbang memandang anak sebagai tidak patuh, kita bisa menganggap tanda kemandirian ini sebagai sesuatu yang amat normal bagi anak seumuran mereka.</p>
<p>Anak memang akan membeda-bedakan makanan berdasarkan parameter yang mereka kenal, seperti rasa, tekstur, penampilan makanan, dan apakah mereka sudah mengenal makanan itu sebelumnya.</p>
<p>Pusatkan perhatian Anda untuk memupuk pola makan anak yang sehat tanpa memberi tekanan. Nikmatilah waktu yang dihabiskan bersama saat makan. Jangan terlalu memikirkan asupan makanan anak.</p>
<h2>2. Akomodasi, tapi jangan selalu menuruti keinginan mereka</h2>
<p>Mengakomodasi selera anak adalah strategi yang membuat kedua belah pihak menang. Anak mendapatkan kemandirian, sambil memakan makanan yang Anda persiapkan. </p>
<p>Ketika merencanakan masakan, tanyalah anak apa yang ingin mereka makan selama seminggu ke depan. Atau ajak mereka berbelanja dan minta mereka mengambil sayuran yang mereka ingin coba. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/197421/original/file-20171202-5424-1kcwx48.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/197421/original/file-20171202-5424-1kcwx48.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/197421/original/file-20171202-5424-1kcwx48.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/197421/original/file-20171202-5424-1kcwx48.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/197421/original/file-20171202-5424-1kcwx48.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/197421/original/file-20171202-5424-1kcwx48.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/197421/original/file-20171202-5424-1kcwx48.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
<span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Ini bukan berarti Anda harus makan nugget ayam tiap malam. Melainkan jika Anda akan memasak makanan Thailand yang pedas, cobalah buat juga versi yang tidak terlalu pedas untuk anak.</p>
<p>Anda juga patut mencoba membiarkan anak menyajikan makanan mereka sendiri, sehingga mereka bisa mengatur takaran yang mereka suka (misalnya, apakah ayam ini pakai saus atau tidak).</p>
<h2>3. Biarkan anak mencicipi makanan baru</h2>
<p>Jangan memaksa anak untuk memakan makanan yang mereka tidak suka. Jika mereka tidak suka brokoli, itu tidak apa-apa.</p>
<p>Peneliti di Inggris pernah menguji beberapa metode untuk membujuk anak kecil menyukai sayuran. Hasilnya? Setelah 14 hari, strategi yang paling sukses adalah kombinasi dari paparan harian yang berulang, menawarkan hadiah non-makanan untuk mencoba makanan yang tak disukai, serta orang tua makan makanan <a href="https://dx.doi.org/10.1016/j.appet.2014.12.216">yang sama dengan anak</a>.</p>
<p>Bahkan jika anak Anda menolak suatu makanan, coba dan cobalah terus (tanpa memaksa). Diperlukan sekitar 10-15 kali paparan bagi anak untuk menyukai <a href="https://doi.org/10.1016/S0195-6663(82)80005-6">makanan yang baru.</a>. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/197422/original/file-20171202-5406-hr5y3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/197422/original/file-20171202-5406-hr5y3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/197422/original/file-20171202-5406-hr5y3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/197422/original/file-20171202-5406-hr5y3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/197422/original/file-20171202-5406-hr5y3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/197422/original/file-20171202-5406-hr5y3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/197422/original/file-20171202-5406-hr5y3d.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
<span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Lebih mudah buat kita untuk membuat anak mencicipi makanan baru, jadi mulailah dengan menawarkan porsi kecil. </p>
<p>Pemberian hadiah seperti stiker dapat meningkatkan penerimaan anak terhadap makanan baru (dan membuat perkenalan dengan makanan baru lebih menyenangkan). Pujilah anak ketika mereka mencoba makanan baru, tapi tetaplah netral ketika mereka memilih tidak mau memakannya.</p>
<h2>4. Jadilah teladan</h2>
<p>Makan bersama anak, ketika menawarkan makanan baru, juga penting. Jangan harap anak Anda mau makan sayuran, jika Anda sendiri tidak memakannya!</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/197423/original/file-20171202-5392-pqkxl9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/197423/original/file-20171202-5392-pqkxl9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/197423/original/file-20171202-5392-pqkxl9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/197423/original/file-20171202-5392-pqkxl9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/197423/original/file-20171202-5392-pqkxl9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/197423/original/file-20171202-5392-pqkxl9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/197423/original/file-20171202-5392-pqkxl9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
<span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Anak-anak yang orang tuanya menjadi teladan makan makanan sehat, dilaporkan <a href="https://www.dx.doi.org/10.1016/j.appet.2014.08.008">tidak terlalu “pilih-pilih”</a> dan lebih mungkin mencoba sayuran yang tak disukai, dan juga makan lebih banyak <a href="https://dx.doi.org/10.1016/j.jada.2010.10.050">buah dan sayuran</a>.</p>
<h2>5. Anak-anak bisa jadi asisten koki yang hebat!</h2>
<p>Melibatkan seluruh keluarga dalam persiapan makanan dapat mengurangi stres saat makan. </p>
<p>Anda tidak perlu melakukannya sendirian. Coba minta tolong anak mencuci bahan makanan ketika Anda sedang mengiris, atau menata meja ketika makanan masih dimasak dalam oven.</p>
<p>Riset menunjukkan, anak-anak yang terlibat dalam persiapan makanan memiliki tabiat <a href="https://dx.doi.org/10.5888/pcd11.140267">yang lebih positif</a> terhadap makanan dan lebh mungkin memakan makanan yang <a href="https://dx.doi.org/%20%20%20%2010.1016/j.appet.2014.03.030">mereka bantu persiapkan</a>. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/197424/original/file-20171202-5406-9gi9uu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/197424/original/file-20171202-5406-9gi9uu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=392&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/197424/original/file-20171202-5406-9gi9uu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=392&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/197424/original/file-20171202-5406-9gi9uu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=392&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/197424/original/file-20171202-5406-9gi9uu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=493&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/197424/original/file-20171202-5406-9gi9uu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=493&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/197424/original/file-20171202-5406-9gi9uu.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=493&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption"></span>
<span class="attribution"><span class="source">(Shutterstock)</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Dengan memberi anak jabatan asisten koki, Anda meningkatkan konsumsi makanan sehat mereka dalam jangka pendek, dan mengajarkan perilaku seumur hidup.</p>
<p>Coba lihat beberapa tugas dapur yang cocok dilakukan anak <a href="http://www.eatrightontario.ca/en/Articles/Child-Toddler-Nutrition/Cooking-with-Kids.aspx">sesuai usia mereka!</a> </p>
<p>Jika perlu ide tentang resep makanan yang ramah anak, coba lihat resep lezat yang dibuat oleh <a href="https://www.uoguelph.ca/gfhs/resources/gfhs-cookbooks">peneliti di Guelph Family Health Study</a>.</p>
<p>Dengan membolehkan anak mengembangkan selera, kesukaan, dan kegembiraan terhadap makanan sehat, maka saat makan keluarga akan lebih menyenangkan dalam jangka pendek. Pola makan anak Anda pun jadi lebih baik dalam jangka panjang.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/95600/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Kathryn Walton menerima dana dari Canadian Foundation for Dietetic Research.</span></em></p><p class="fine-print"><em><span>Jess Haines menerima dana dari Canadian Institutes for Health Research, U.S. National Institutes of Health, Canadian Foundation for Innovation, Canadian Foundation for Dietetic Research, dan the Ontario Ministry of Agriculture, Food, and Rural Affairs.</span></em></p>Tidak perlu stres jika anak suka pilih-pilih makanan. Dua ahli nutrisi punya lima strategi yang layak Anda coba.Kathryn Walton, Registered Dietitian, PhD Candidate in Applied Nutrition, University of GuelphJess Haines, Associate Professor of Applied Nutrition, University of GuelphLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.