tag:theconversation.com,2011:/us/topics/tuhan-58159/articlesTuhan – The Conversation2024-02-05T06:25:19Ztag:theconversation.com,2011:article/2211022024-02-05T06:25:19Z2024-02-05T06:25:19ZApakah Immanuel Kant agnostik? Membedah kekeliruan banyak orang atas pemikiran Kant<p>Tahun ini, dunia memperingati 300 tahun kelahiran <a href="https://plato.stanford.edu/entries/kant/">Immanuel Kant (1724-1804 M), salah satu figur filsuf penting dalam perkembangan filsafat modern</a>. Banyak orang menganggap Kant seorang agnostik, yaitu <a href="https://www.britannica.com/topic/agnosticism">orang yang skeptis atau ragu-ragu terhadap eksistensi Tuhan</a>.</p>
<p>Namun, anggapan tersebut tidak tepat. </p>
<p>Marcus Willaschek, professor filsafat di <em>Goethe University</em> Frankfurt, Jerman, <a href="https://www.perlentaucher.de/buch/marcus-willaschek/kant.html">mengatakan</a> Kant adalah seorang yang percaya Tuhan, tetapi sikap Kant sebagai orang yang percaya Tuhan tidak lazim di eranya.</p>
<p>Pangkal kesalahpahaman di atas berakar dari kritik Kant terhadap pembuktian ontologis, yaitu pembuktian yang berangkat dari definisi abstrak dan tanpa pengalaman indrawi untuk membuktikan apakah Tuhan ada atau tidak.</p>
<h2>Kritik atas pembuktian ontologis</h2>
<p>Anselm of Canterbury (1033-1109 M), seorang filsuf dan teolog abad pertengahan, memperkenalkan <a href="https://plato.stanford.edu/entries/ontological-arguments/">pembuktian ontologis</a> yang mendefinisikan Tuhan sebagai mahkluk terbesar yang dapat dipikirkan oleh manusia. </p>
<p>Rene Descartes (1596-1650 M), seorang filsuf Prancis, mengajukan versi lain pembuktian ontologis. Dia <a href="https://plato.stanford.edu/entries/ontological-arguments/">mendefinisikan </a> Tuhan sebagai mahkluk paling sempurna (<em>ens summe perfectissimum</em>). </p>
<p>Sebagai pembuktian yang berangkat dari definisi abstrak, pembuktian ontologis berkeyakinan bahwa rasionalitas definisi Tuhan bersifat tidak terbantahkan (<em>self-evident</em>). Eksistensi tidak dapat dipisahkan dari Tuhan. Rasionalitas Tuhan adalah bukti eksistensi. </p>
<p>Kant <a href="https://archive.org/details/kritikderreinenv19kant/page/516/mode/2up?q=Hundert">mengkritik</a> pembuktian ontologis ini. Menurutnya, eksistensi harus dibuktikan dengan simpulan sintesis dan bukan simpulan analitis. </p>
<p>Simpulan analitis <a href="https://plato.stanford.edu/entries/analytic-synthetic/">adalah</a> sebuah pengulangan pengetahuan yang melekat pada sebuah konsep. Ketika kita mengatakan “Ibu adalah seorang perempuan”, misalnya, maka simpulan seorang perempuan bersifat analitis. Mengapa? Karena perempuan melekat secara intrinsik pada sosok ibu sebagai sebuah keharusan.</p>
<p>Simpulan sintesis <a href="https://plato.stanford.edu/entries/analytic-synthetic/">adalah</a> perluasan dari subyek/konsep karena predikat tidak melekat secara intrinsik pada sebuah subyek/konsep. Ketika kita mengatakan “Ibu adalah seorang guru.” Predikat guru tidak melekat secara intrinsik pada sosok ibu. Sosok ibu bisa saja bekerja sebagai pengusaha, pengacara, atau yang lainnya.</p>
<p>Tudingan bahwa Kant adalah seorang ateis adalah kesalahpahaman dalam memahami pertanyaan terbuka Kant terkait pembuktikan ontologis. </p>
<p>Kant sendiri <a href="https://ia600508.us.archive.org/19/items/kritikderreinenv19kant/kritikderreinenv19kant.pdf">mengatakan</a> bahwa eksistensi Tuhan tidak dapat dibuktikan, tetapi juga tidak dapat difalsifikasi. Kant tidak membantah rasionalitas konsep Tuhan. Namun, rasionalitas semata tidak dapat dijadikan argumen adanya eksistensi. </p>
<p>Diferensiasi antara rasionalitas dan eksistensi ini adalah salah satu pondasi dari filsafat Kant.</p>
<h2>Pembuktian Tuhan versi Kant</h2>
<p>Kant menawarkan pembuktian Tuhan dengan cara menggeser pertanyaan bukan lagi menyorot pada eksistensi tapi pada fungsi keberadaan Tuhan dalam konteks moral.</p>
<p>Kant <a href="https://archive.org/details/kritikderpraktis00kantuoft/kritikderpraktis00kantuoft/page/158/mode/2up?q=postulat">mengajukan</a> tesis bahwa Tuhan adalah sebuah postulat moral, atau kebaikan tertinggi (<em>das höchste Gut</em>). Sebagai sebuah postulat, keberadaan Tuhan adalah keharusan agar tindakan moral manusia dapat dijelaskan.</p>
<p>Di dalam sosok Tuhan inilah terwujud kesatuan antara prinsip moral dan kebahagiaan. Tanpa harapan akan kebahagiaan, prinsip moral tidak memiliki daya tarik untuk ditaati. Sosok Tuhan diperlukan sebagai harapan atas tindakan moral manusia.</p>
<p>Konsekuensi dari tesis Kant adalah pembuktian Tuhan tidak dapat dilakukan secara langsung, tetapi secara tidak langsung. Kant sebenarnya ingin mengatakan bahwa Tuhan tidak dibuktikan, tetapi diperlukan untuk merasionalisasi tindakan moral manusia. </p>
<h2>Tuhan sebagai obyek iman</h2>
<p>Kant <a href="https://archive.org/details/kritikderreinenv19kant/page/36/mode/2up?q=Platz">meyakini </a> Tuhan bukanlah obyek pengetahuan, tetapi obyek iman. Pemikiran ini banyak mengakibatkan orang salah paham terhadap Kant. Karena bukan pengetahuan, Tuhan dianggap sebagai sesuatu yang tidak rasional. </p>
<p>Kant <a href="https://archive.org/details/kritikderreinenv19kant/page/676/mode/2up?q=meinen">membedakan</a> dengan ketat antara pengetahuan (<em>wissen</em>), iman (<em>glauben</em>), dan pendapat (<em>meinen</em>) terkait pemahaman manusia (cognition). </p>
<p>Pemahaman manusia terbentuk dari unsur formal dan unsur material. Unsur formal adalah konsep yang bersifat apriori di dalam pikiran manusia. Ini adalah pengaruh dari faham rasionalisme. Sedangkan unsur material adalah validasi dari pengalaman indrawi. Pengetahuan memiliki derajat justikasi yang paling tinggi karena memenuhi unsur formal dan material. Sifat pengetahuan adalah kepastian (<em>Gewissheit</em>). </p>
<p>Iman didasarkan pada unsur formal, tetapi tidak didasarkan pada unsur material karena tidak dapat divalidasi secara aposteriori (pengetahuan yang didapat setelah pengalaman). Derajat justifikasi dari iman bukan kepastian, tetapi keyakinan (<em>Überzeugung</em>). </p>
<p>Pendapat tidak memenuhi unsur formal dan unsur material. Derajat justifikasi dari pendapat adalah keraguan atau perkiraan semata. </p>
<p>Kant tidak membantah rasionalitas iman. Hanya saja, menurutnya, justifikasinya tidak sesolid pengetahuan. </p>
<h2>Akal budi</h2>
<p>Implikasi dari filsafat Kant adalah munculnya agama akal budi <a href="https://archive.org/details/diereligioninner00kantuoft/page/n47/mode/2up?q=glaubens">(<em>Vernüftreligion</em>)</a>. Ini mendorong kesalehan yang diwujudkan dengan mentaati nilai-nilai moral (<em>Sittlichkeit</em>), bukan kesalehan ritual. </p>
<p>Kant bukanlah seorang agnostik. Dia hanya menggunakan rasionalitas manusia dan bukan otoritas institusi agama dalam menjelaskan eksistensi Tuhan.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/221102/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Martinus Ariya Seta tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Immanuel Kant memahami agama dan Tuhan dengan cara yang tidak konvensional di eranya. Kant mengkriitk pembuktian Tuhan secara langsung, dan mengajukan model pembuktian tidak langsung.Martinus Ariya Seta, Dosen, Universitas Sanata DharmaLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2121622023-08-29T04:26:44Z2023-08-29T04:26:44ZApa dan di manakah surga itu? Seorang pakar agama berusaha menjawabnya<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/544365/original/file-20230823-26-7gqt4j.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">
</span> <span class="attribution"><span class="source">Wes Mountain/The Conversation</span>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-nd/4.0/">CC BY-ND</a></span></figcaption></figure><p>Ini adalah bagian kedua dari seri dua bagian tentang surga dan neraka yang ditulis oleh pakar Alkitab Robyn Whitaker. Kamu dapat membaca tulisannya tentang neraka <a href="https://theconversation.com/what-is-hell-exactly-we-might-joke-its-other-people-but-the-bible-has-a-more-complicated-answer-113732">di sini</a>._</p>
<hr>
<p>Nenek saya yang penganut aliran Baptis saleh pernah secara mengejutkan mengaku, pada usia 93 tahun, bahwa dia tidak ingin pergi ke surga. “Mengapa,” kami bertanya? “Saya pikir akan sangat membosankan hanya duduk-duduk di atas awan dan menyanyikan lagu-lagu rohani sepanjang hari,” jawabnya. Dia ada benarnya.</p>
<p>Penulis terkenal Mark Twain mungkin setuju dengan penilaiannya. Dia pernah menyindir bahwa seseorang harus memilih “surga untuk iklim, neraka untuk perusahaan”.</p>
<p>Sebagian besar dari kita memiliki konsep tentang surga, meskipun itu adalah konsep yang dibentuk oleh film-film seperti <em>What Dreams May Come, The Lovely Bones</em>, atau berpikir bahwa surga itu melibatkan pertemuan dengan <a href="https://www.youtube.com/watch?v=FngXOUxklR4">Morgan Freeman di sebuah ruangan putih</a>. Dan meskipun tidak serumit <a href="https://theconversation.com/what-is-hell-exactly-we-might-joke-its-other-people-but-the-bible-has-a-more-complicated-answer-113732">gagasan tentang neraka</a> dalam Alkitab , konsep surga dalam Alkitab juga tidak terlalu sederhana.</p>
<p>Seperti yang ditulis oleh ahli Kitab Perjanjian Baru <a href="https://www.goodreads.com/book/show/13090519-heaven">Paula Gooder</a>:</p>
<blockquote>
<p>Tidaklah mungkin untuk menyatakan dengan pasti apa yang dikatakan Alkitab secara keseluruhan tentang surga… Keyakinan Alkitab tentang surga sangat beragam, kompleks, dan berubah-ubah.</p>
</blockquote>
<p>Dalam tradisi Kristen, surga dan firdaus telah disatukan sebagai jawaban atas pertanyaan “ke mana saya pergi ketika saya mati?” Gagasan bahwa orang yang telah meninggal akan berada di surga atau menikmati surga sering kali memberikan penghiburan yang luar biasa bagi mereka yang berduka dan harapan bagi mereka yang sedang menderita atau sekarat. Namun, surga dan firdaus pada awalnya lebih merupakan tempat tinggal Allah, bukan tempat tinggal kita atau tujuan akhir kita.</p>
<p>Kata-kata untuk surga atau surga dalam bahasa Ibrani (<em>shamayim</em>) dan Yunani (<em>ouranos</em>) juga dapat diterjemahkan sebagai langit. Langit bukanlah sesuatu yang ada secara kekal, melainkan bagian dari ciptaan.</p>
<p>Baris pertama Alkitab menyatakan bahwa langit diciptakan bersamaan dengan penciptaan bumi (<a href="https://www.biblegateway.com/passage/?search=Genesis+1&version=NRSV">Kejadian 1</a>). Surga adalah tempat kediaman Tuhan dalam tradisi Alkitab: sebuah alam paralel di mana segala sesuatu berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan. Surga adalah tempat yang penuh kedamaian, cinta, komunitas, dan penyembahan, di mana Tuhan dikelilingi oleh pengadilan surgawi dan makhluk surgawi lainnya.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/269724/original/file-20190417-139107-tmv4f9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/269724/original/file-20190417-139107-tmv4f9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/269724/original/file-20190417-139107-tmv4f9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/269724/original/file-20190417-139107-tmv4f9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/269724/original/file-20190417-139107-tmv4f9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/269724/original/file-20190417-139107-tmv4f9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/269724/original/file-20190417-139107-tmv4f9.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">The Disputation of the Sacrament di Museum Vatikan (c1509) menggambarkan surga sebagai sebuah alam di langit di atas bumi.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Shutterstock</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Para penulis Alkitab membayangkan bumi sebagai tempat yang datar dengan <em>Sheol</em> (dunia orang mati) di bawahnya dan sebuah kubah di atas bumi yang memisahkannya dari langit atau langit di atasnya. Tentu saja, kita tahu bahwa bumi tidaklah datar, dan alam semesta yang terdiri dari tiga tingkat ini tidak masuk akal bagi pikiran modern. Meski begitu, konsep surga (di mana pun lokasinya) terus berlanjut dalam teologi Kristen sebagai tempat di mana Tuhan tinggal dan klaim teologis bahwa dunia ini bukanlah segalanya.</p>
<p>Metafora utama lainnya untuk tempat kediaman Tuhan dalam Alkitab adalah firdaus. Menurut <a href="https://www.biblegateway.com/passage/?search=Luke+23%3A39-43&version=NRSV">versi penyaliban Lukas</a>, Yesus bercakap-cakap dengan orang-orang yang berada di kedua sisinya sambil menunggu kematiannya dan berjanji kepada orang yang berada di salib yang berdekatan denganNya, “Hari ini juga kamu akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”. </p>
<p>Referensi tentang firdaus dalam Alkitab kemungkinan besar disebabkan oleh pengaruh budaya Persia dan khususnya <a href="https://dailyhistory.org/How_did_the_concept_of_paradise_develop%3F">taman-taman Kerajaan Persia</a> (<em>paridaida</em>). Taman-taman bertembok Persia dikenal dengan tata letaknya yang indah, keanekaragaman kehidupan tanaman, pagar bertembok, dan menjadi tempat di mana keluarga kerajaan dapat berjalan dengan aman. Taman-taman itu secara efektif merupakan surga di bumi.</p>
<p>Taman Eden dalam Kitab Kejadian 2 sangat mirip dengan taman atau firdaus Kerajaan Persia. Taman ini memiliki sumber air yang melimpah di sungai-sungai yang mengalir melaluinya, buah dan tanaman dari segala jenis untuk makanan, dan “sedap dipandang”. Allah tinggal di sana, atau setidaknya mengunjungi, dan berbicara dengan Adam dan Hawa seperti layaknya seorang Raja di taman kerajaan.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/friday-essay-what-might-heaven-be-like-95939">Friday essay: what might heaven be like?</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Dalam kisah-kisah mitos besar yang membentuk Alkitab, manusia diusir dari Eden karena ketidaktaatan mereka. Maka dimulailah sebuah narasi tentang keterpisahan manusia dari yang ilahi dan bagaimana manusia menemukan jalan kembali kepada Tuhan dan tempat tinggal Tuhan (firdaus). Dalam tradisi Kristen, Yesus adalah jalan untuk kembali kepada Tuhan. </p>
<p>Acara Paskah yang dirayakan oleh umat Kristiani di seluruh dunia pada waktu ini adalah tentang kebangkitan Yesus setelah kematiannya yang kejam di kayu salib tiga hari sebelumnya. Kebangkitan Yesus dipandang sebagai janji, “buah sulung” dari apa yang mungkin terjadi pada semua manusia - kebangkitan menuju kehidupan yang kekal bersama Tuhan. Tentu saja, ini adalah masalah iman, bukan sesuatu yang dapat dibuktikan. Namun, rekonsiliasi dengan Tuhan merupakan inti dari kisah Paskah.</p>
<p>Kitab terakhir dalam Alkitab, Wahyu, mencampuradukkan ide surga dan firdaus. Penulisnya menggambarkan sebuah visi tentang <a href="https://www.biblegateway.com/passage/?search=Revelation+21&version=NRSV">surga yang baru, yang diciptakan kembali</a> yang turun ke bumi. Ini bukanlah pelarian dari planet ini, melainkan sebuah penegasan akan segala sesuatu yang diciptakan, material, dan duniawi, tetapi sekarang telah disembuhkan dan diperbarui.</p>
<p>Visi akhir dari surga dalam Alkitab ini sangat mirip dengan taman Eden - lengkap dengan Pohon Kehidupan, sungai, tanaman, dan Tuhan - meskipun kali ini adalah sebuah kota urban dan multikultural. Dalam apa yang pada dasarnya adalah kembali ke Eden, manusia diperdamaikan dengan Tuhan dan, tentu saja, dengan satu sama lain. </p>
<p>Surga atau firdaus dalam Alkitab adalah sebuah visi utopis, yang dirancang tidak hanya untuk menginspirasi iman kepada Tuhan, namun juga dengan harapan agar manusia dapat mewujudkan nilai-nilai cinta dan rekonsiliasi di dunia ini.</p>
<hr>
<p><em>Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/212162/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Robyn J. Whitaker tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Dalam Alkitab, surga adalah tempat di mana Tuhan tinggal, bukan tempat kehidupan kekal. Namun seiring berjalannya waktu, hal ini telah menjadi tercampur aduk dengan gagasan tentang surga dan keselamatan abadi.Robyn J. Whitaker, Associate Professor, New Testament, Pilgrim Theological College, University of DivinityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2081042023-06-24T04:38:03Z2023-06-24T04:38:03ZKata teolog feminis, ‘Bapa Kami’ bukanlah satu-satunya cara untuk menyebut Tuhan<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/533118/original/file-20230621-21-9bqpa8.jpeg?ixlib=rb-1.1.0&rect=2%2C1%2C665%2C461&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Kegiatan kebaktian di gereja desa St. Paul de Leon di Devon, Inggris.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/news-photo/members-of-the-congregation-stand-before-taking-holy-news-photo/1452321203?phrase=church%20of%20england&adppopup=true">Hugh R Hastings/Getty Images</a></span></figcaption></figure><p>Banyak umat Kristen yang menyebut Tuhan sebagai “Bapa”. Istilah ini berasal dari Kitab Injil, yang menyebutkan bahwa Yesus mengajarkan para pengikutnya untuk menyebut “<a href="https://www.biblegateway.com/passage/?search=Matthew%206%3A9-13&version=ESV">Bapa Kami</a>” saat berdoa. Umat Kristen kemudian melakukannya sampai hari ini. Memang sudah sepantasnya menyebut Tuhan sebagai Bapa, namun itu sebenarnya bukan satu-satunya cara untuk menyebut Tuhan.</p>
<p>Sebagai seorang <a href="https://scholar.google.com/citations?user=Z64meKEAAAAJ&hl=en&oi=ao">teolog feminis</a> Katolik yang menjalankan pusat perempuan di sebuah universitas Katolik, saya memahami dampak kata ganti yang kerap digunakan sebagian besar umat Kristiani untuk menyebut Tuhan. Secara historis, tradisi Kristen mengenal banyak penggambaran tentang Tuhan, termasuk ayah dan ibu. Ini karena Tuhan tidak memiliki jenis kelamin.</p>
<p>Terlepas dari beragam sebutan yang digunakan untuk merujuk pada Tuhan dalam Kitab Suci dan tradisi Kristen, bahasa dan gambar laki-laki masih mendominasi dalam ibadah Kristen kontemporer.</p>
<h2>Ragam gambaran untuk Tuhan</h2>
<p>Ketika kita berbicara tentang Tuhan, kita melakukannya dengan menyadari bahwa apa yang kita katakan tidak sempurna. Semua gambaran untuk Tuhan mengungkapkan suatu hal saja tentang Tuhan. Tidak ada satu gambaran Tuhan yang literal atau mengungkapkan segalanya tentang Tuhan.</p>
<p>Misalnya, ketika seorang Kristiani menyebut Tuhan sebagai Raja, mereka juga harus ingat bahwa Tuhan bukanlah raja secara harfiah. Menyebut Tuhan sebagai raja mendefinisikan bahwa Tuhan itu berkuasa. Namun, istilah itu tidak mewakili akurasi faktual tentang jenis kelamin Tuhan atau pun menyiratkan bahwa Tuhan adalah manusia.</p>
<p>Menyebut Tuhan dengan banyak sebutan, deskripsi, dan gambar membuat kita mengenali misteri tentang Tuhan. Bahwa Tuhan seperti semua hal ini, tetapi juga lebih dari semua hal ini.</p>
<p><a href="https://plato.stanford.edu/entries/aquinas/">Thomas Aquinas</a>, seorang teolog Katolik abad ke-13 yang berpengaruh, menegaskan bahwa individu dapat berbicara tentang Tuhan dengan cara yang benar, <a href="https://www.newadvent.org/summa/1013.htm#:%7E:text=We%20cannot%20know%20the%20essence,Him%20in%20that%20manner%20only">tetapi tidak pernah cukup untuk menggambarkan Tuhan</a>. Aquinas menjelaskan bahwa bahasa kita tentang Tuhan menegaskan sesuatu tentang Tuhan, namun Tuhan selalu melampaui apa yang dapat kita ungkapkan. Kita mengungkapkan kebenaran tentang Tuhan dalam istilah dan konstruksi manusia, tetapi karena Tuhan adalah misteri, Tuhan selalu berada lebih dari kategori itu.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/511781/original/file-20230222-695-t0pmon.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Ukiran berwarna yang menunjukkan seorang pria berjubah dengan lingkaran cahaya di kepalanya, sedang membaca buku." src="https://images.theconversation.com/files/511781/original/file-20230222-695-t0pmon.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/511781/original/file-20230222-695-t0pmon.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=480&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/511781/original/file-20230222-695-t0pmon.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=480&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/511781/original/file-20230222-695-t0pmon.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=480&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/511781/original/file-20230222-695-t0pmon.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=603&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/511781/original/file-20230222-695-t0pmon.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=603&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/511781/original/file-20230222-695-t0pmon.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=603&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Lukisan teolog abad ke-13, Thomas Aquinas.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.gettyimages.com/detail/news-photo/saint-thomas-aquinas-dominican-friar-theologian-and-italian-news-photo/700192393?phrase=thomas%20aquinas&adppopup=true">Fototeca Gilardi/Getty Images</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Kitab Suci dipenuhi dengan banyak gambaran tentang Tuhan. Di antara beberapa gambar tersebut, <a href="https://www.biblegateway.com/passage/?search=Matthew+6%3A9-13&version=NABRE">Tuhan digambarkan sebagai ayah atau laki-laki</a>. Di bagian lain dari Kitab Suci, Tuhan digambarkan sebagai perempuan. Nabi Yesaya membandingkan Tuhan dengan ibu menyusui dalam <a href="https://www.biblegateway.com/passage/?search=Isaiah+49%3A15&version=NABRE">Kitab Yesaya</a>. Induk ayam yang mengumpulkan anak-anaknya adalah <a href="https://www.biblegateway.com/passage/?search=Mt+23%3A37&version=NABRE">analogi untuk Tuhan dalam Injil Matius</a>. Kitab Kebijaksanaan, sebuah buku dalam Alkitab Katolik, menggambarkan kebijaksanaan yang dipersonifikasikan sebagai seorang perempuan. <a href="https://www.biblegateway.com/passage/?search=Wisdom+10%3A18&version=NABRE">Kebijaksanaan 10:18-19</a> menyatakan: “Dia membawa mereka menyeberangi Laut Merah dan membawa mereka melewati perairan yang dalam. Musuh mereka dia kewalahan.” Kisah ini menampilkan Tuhan sebagai perempuan, memimpin Musa dan orang Israel keluar dari Mesir dan masuk ke Tanah Perjanjian.</p>
<p>Gambaran Tuhan sebagai perempuan dalam Kitab Suci menunjukkan tentang kelembutan, kekuatan dan kekuasaan Tuhan. Nabi <a href="https://www.biblegateway.com/passage/?search=Hosea+13%3A8&version=NABRE">Hosea</a>, misalnya, membandingkan Tuhan dengan beruang yang dirampok anak-anaknya, yang berjanji untuk “menyerang dan merobek” mereka yang melanggar perjanjian.</p>
<p>Di bagian lain dalam Kitab Suci, Tuhan tidak memiliki jenis kelamin. <a href="https://www.biblegateway.com/passage/?search=Exodus+3&version=NABRE">Keluaran 3</a>, yang menyatakan bahwa Tuhan menampakkan diri kepada Musa di semak yang terbakar, menentang semua kategori gender. <a href="https://www.biblegateway.com/passage/?search=1+Kings+19%3A9-12&version=NABRE">Buku 1 Raja-Raja</a> menyajikan gambaran lembut tentang Tuhan yang netral gender. Tuhan meminta nabi Elia untuk pergi ke gunung. Di sana, Elia menghadapi angin kencang, gempa bumi, dan kebakaran, tetapi Tuhan tidak hadir di dalamnya. Sebaliknya, Tuhan hadir dalam bisikan lembut. Kisah penciptaan Kejadian <a href="https://www.biblegateway.com/passage/?search=Gen+1%3A26&version=NABRE">mengacu pada Tuhan</a> <a href="https://www.biblegateway.com/passage/?search=Gen+3%3A22&version=NABRE">dalam bentuk jamak</a>.</p>
<p>Contoh-contoh di atas tersebut menekankan bahwa Tuhan tidak memiliki jenis kelamin dan berada di luar kategori manusia mana pun.</p>
<h2>Dampak sosial dari kata ganti laki-laki</h2>
<p>Kata ganti yang merujuk pada laki-laki, seperti “<em>He/Him</em>”, dalam tradisi Kristen, dapat membatasi pemahaman seseorang tentang Tuhan, dan bisa membuat banyak orang berpikir bahwa Tuhan itu laki-laki.</p>
<p>Tidak salah menyebut Tuhan dengan kata ganti laki-laki, tetapi jika menyebut Tuhan hanya dengan kata ganti laki-laki, ini akan membawa konsekuensi sosial dan teologis yang negatif.</p>
<p>Teolog feminis <a href="https://liberationtheology.org/people-organizations/mary-daly/">Mary Daly</a> <a href="http://www.beacon.org/Beyond-God-The-Father-P211.aspx">terkenal dengan pernyataannya</a> bahwa: “Jika Tuhan itu laki-laki, maka laki-laki itu adalah Tuhan.” Dengan kata lain, menyebut Tuhan hanya sebagai jenis kelamin laki-laki memiliki dampak sosial yang signifikan yang dapat meninggikan satu jenis kelamin dengan mengorbankan jenis kelamin lainnya.</p>
<p>Menyebut Tuhan hanya sebagai laki-laki juga dapat membatasi imajinasi teologis seseorang: Menggunakan banyak kata ganti untuk Tuhan menekankan bahwa Tuhan adalah misteri, melampaui semua kategori manusia.</p>
<p>Pada Hari Ayah, umat Kristen seharusnya dapat mengingat Tuhan tidak hanya sebagai ayah, tetapi sebagai ibu dan misteri.</p>
<p><em>Ini adalah versi yang diperbarui dari tulisan yang diterbitkan pada 28 Februari 2023.</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/208104/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Annie Selak tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Terlepas dari beragam sebutan yang digunakan untuk menggambarkan Tuhan dalam Kitab Suci dan tradisi Kristen, simbol laki-laki masih mendominasi dalam ibadah Kristen kontemporer.Annie Selak, Associate Director, Women's Center, Georgetown UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/2034792023-04-14T08:09:48Z2023-04-14T08:09:48ZOrang Yahudi, Kristen, dan Muslim menyembah Tuhan yang sama. Ini buktinya.<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/519921/original/file-20230407-28-q4t12r.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Agama yang berbeda, tetapi sebenarnya menyembah Tuhan yang sama</span> </figcaption></figure><p>Ada anggapan bahwa Tuhan dalam agama Islam adalah konsep Tuhan yang ganas dan suka berperang, berbeda dengan Tuhan dalam agama Kristen dan Yahudi yang penuh kasih dan belas kasihan. Namun, terlepas dari perbedaan nyata dalam cara mereka mempraktikkan agama mereka, orang Yahudi, Kristen, dan Muslim menyembah Tuhan yang sama. </p>
<p>Pendiri Islam, Muhammad, melihat dirinya sebagai nabi terakhir dalam garis nabi yang menjangkau kembali melalui Yesus hingga Musa, di luarnya ada Abraham dan sampai ke Nuh. Menurut Al-Quran, Tuhan (yang dikenal sebagai Allah) mewahyukan kepada Muhammad: </p>
<blockquote>
<p>“Kitab kebenaran [Al-Quran], membenarkan apa yang sebelumnya, dan [sebelum Dia menurunkan Al-Quran] Dia telah menurunkan Taurat Musa dan Injil Yesus… sebagai petunjuk bagi manusia. </p>
</blockquote>
<p>Dengan demikian, karena Muhammad mewarisi pemahaman Yahudi dan Kristen tentang Tuhan, maka tidak mengherankan jika Tuhan Muhammad, Yesus dan Musa memiliki karakter yang sama rumit dan ambivalen - perpaduan antara kebajikan dan kasih sayang, dikombinasikan dengan murka dan kemarahan. Jika kita taat pada perintah-perintahnya, dia bisa menjadi manis dan ringan. Tetapi kita tidak ingin berada di sisinya yang salah. </p>
<p>Bagi mereka yang berpaling kepada-Nya dalam pertobatan, Tuhan ini (di atas segalanya) penuh belas kasihan dan pengampunan. Namun, mereka yang gagal menemukan jalan itu atau setelah menemukannya, gagal mengikutinya, akan mengetahui penghakiman dan murka-Nya.</p>
<figure class="align-center zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/184653/original/file-20170905-28059-nptn71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="Muhammad menerima wahyu" src="https://images.theconversation.com/files/184653/original/file-20170905-28059-nptn71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/184653/original/file-20170905-28059-nptn71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=452&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/184653/original/file-20170905-28059-nptn71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=452&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/184653/original/file-20170905-28059-nptn71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=452&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/184653/original/file-20170905-28059-nptn71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=568&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/184653/original/file-20170905-28059-nptn71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=568&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/184653/original/file-20170905-28059-nptn71.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=568&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Muhammad menerima wahyu pertama dari malaikat Jibril. Ilustrasi miniatur di atas vellum dari buku Jami’ al-Tawarikh karya Rashid al-Din, yang diterbitkan di Tabriz, Persia, 1307 M.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Wikimedia images</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Bagi orang Yahudi, Tuhan sepenuhnya dinyatakan dalam Taurat (lima kitab pertama Perjanjian Lama). Tuhan dalam Perjanjian Lama adalah baik dan jahat. Dia jauh melampaui kebaikan ketika Dia menyuruh Abraham untuk mempersembahkan putranya kepada Tuhan sebagai korban bakaran. Dia adalah Allah pejuang yang membunuh anak sulung Mesir dan menenggelamkan tentara Firaun. Dia menyetujui pembantaian Elia terhadap 450 nabi Dewa Baal Kanaan kuno. </p>
<p>Namun, Dia juga adalah Allah yang penuh kasih dan pengasih, yang dalam kata-kata yang terkenal dari <a href="https://www.biblegateway.com/passage/?search=Psalm+23&version=ESV">Mazmur 23</a> dalam Kitab Mazmur adalah gembala yang kebaikan dan belas kasihan-Nya menopang para pengikut-Nya sepanjang hari dalam hidup mereka. Dia mengasihi Israel seperti seorang ayah mengasihi anaknya. </p>
<figure class="align-left zoomable">
<a href="https://images.theconversation.com/files/184658/original/file-20170905-28030-f4flgm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=1000&fit=clip"><img alt="pemberkatan di agama Kristen" src="https://images.theconversation.com/files/184658/original/file-20170905-28030-f4flgm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/184658/original/file-20170905-28030-f4flgm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=825&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/184658/original/file-20170905-28030-f4flgm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=825&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/184658/original/file-20170905-28030-f4flgm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=825&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/184658/original/file-20170905-28030-f4flgm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=1036&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/184658/original/file-20170905-28030-f4flgm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=1036&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/184658/original/file-20170905-28030-f4flgm.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=1036&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px"></a>
<figcaption>
<span class="caption">Hans Meling, Kristus Memberi Berkat-Nya (1478).</span>
<span class="attribution"><span class="source">Wikimedia images</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Tuhan Yesus dalam keempat Injil dalam Perjanjian Baru memiliki karakter yang sama ambigunya. Di satu sisi, Yesus berbicara tentang Tuhan yang personal, dengan menyebut-Nya sebagai "Bapa” dalam doa yang Dia sampaikan kepada para murid-Nya. Namun, di balik Allah yang penuh kelembutan dan kasih ini, tetap ada Allah yang kejam dan adil. </p>
<p>Seperti para nabi dalam Perjanjian Lama, Yesus memberitakan malapetaka dan kesuraman. Dia menawarkan kesempatan terakhir kepada Israel dan Allah tidak akan berbelas kasihan kepada mereka yang tidak mengindahkan pesannya. Allah akan datang untuk menghakimi di akhir sejarah. Semua orang akan dibangkitkan. Beberapa orang yang beruntung akan menerima kebahagiaan kekal, tetapi mayoritas orang jahat akan dilemparkan ke dalam api neraka yang kekal.</p>
<p>Begitu juga dengan Tuhan Muhammad. Pada akhir dunia, Allah akan bertindak sebagai Tuhan yang adil. Semua orang mati akan dibangkitkan untuk menerima penghakiman Allah. Tuhan kemudian akan memberi pahala atau menghukum setiap orang di taman-taman firdaus atau api neraka sesuai dengan perbuatan mereka. Setiap orang akan diberikan catatan perbuatannya - di tangan kanan untuk mereka yang akan diselamatkan, di tangan kiri untuk mereka yang akan dikutuk ke dalam api neraka.</p>
<p>Bagi mereka yang diselamatkan, kenikmatan surga telah menanti. Namun, bagi mereka yang mati di jalan Allah, tidak perlu menunggu hari kiamat. Mereka akan langsung masuk surga.</p>
<p>Kunci keselamatan yang paling utama adalah penyerahan diri (“Islam” dalam bahasa Arab) kepada Allah, ketaatan kepada perintah-perintah-Nya sebagaimana diwahyukan dalam Al-Quran dan kesetiaan kepada rasul-Nya, Muhammad. Seperti Tuhan Musa, Allah adalah pembuat hukum. Al-Quran memberikan panduan (yang sering kali bervariasi) kepada komunitas yang beriman dalam hal pernikahan dan hukum keluarga, wanita, warisan, makanan dan minuman, ibadah dan kesucian, peperangan, hukuman untuk perzinahan dan tuduhan palsu atas perzinahan, alkohol, dan pencurian. Singkatnya, ini menjadi dasar dari apa yang kemudian banyak diuraikan dalam hukum syariah. </p>
<p>Umat Muslim, Kristen dan Yahudi menyembah Tuhan yang sama. Namun, terlepas dari hal ini, semua percaya bahwa agama mereka mengandung wahyu yang lengkap dan terakhir dari Tuhan yang sama. Di sinilah asal mula persatuan mereka. Di sinilah juga terletak penyebab perpecahan mereka.</p>
<p>Keyakinan akan kebenaran dari satu agama dan kepalsuan dari agama yang lain membawa konflik yang tak terelakkan antara yang percaya dan yang tidak percaya, yang terpilih dan yang ditolak, yang diselamatkan dan yang terkutuk. Di sinilah letak benih-benih intoleransi dan kekerasan. </p>
<p>Jadi Tuhan Muhammad, seperti Tuhan Yesus dan Musa, memecah belah sebagaimana ia menyatukan, yang menjadi penyebab perselisihan di antara dan di dalam agama-agama ini.</p>
<hr>
<p><em>Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris</em></p><img src="https://counter.theconversation.com/content/203479/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Philip C. Almond tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Pendiri Islam, Muhammad, melihat dirinya sebagai nabi terakhir dalam rangkaian nabi, dimulai dari Yesus hingga Musa, Abraham dan Nuh. Namun, meskipun ketiga agama tersebut menyembah Tuhan yang sama, mereka memecah belah dan juga menyatukan.Philip C. Almond, Emeritus Professor in the History of Religious Thought, The University of QueenslandLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1549402021-02-14T02:03:52Z2021-02-14T02:03:52ZSanto Valentinus yang ‘asli’ bukanlah pelindung cinta<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/383200/original/file-20210209-21-llk1xx.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=3%2C6%2C2041%2C1738&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Relik Santo Valentinus dari Terni di basilika Saint Mary di Cosmedin.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Rom,_Santa_Maria_in_Cosmedin,_Reliquien_des_Hl._Valentin_von_Terni.jpg">Dnalor 01 (Own work) </a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">CC BY-SA</a></span></figcaption></figure><p>Setiap tanggal 14 Februari, banyak pasangan dari segala umur akan saling bertukar kartu ucapan, bunga, cokelat, dan hadiah-hadiah lainnya atas nama Santo Valentinus. </p>
<p>Namun, sebagai <a href="https://dornsife.usc.edu/bitel-homepage/">sejarawan Kristen</a>, saya bisa mengatakan bahwa perayaan modern ini hanyalah cerita karangan yang indah, karena Santo Valentinus bukanlah seorang pecinta atau pelindung cinta. </p>
<p>Faktanya, Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang berawal dari sebuah perayaan keagamaan untuk memperingati tragedi pemenggalan kepala satu atau mungkin dua orang martir Kristen pada Abad ke-3. </p>
<p>Lalu, bagaimana dari pemenggalan kepala berubah menjadi perayaan kasih sayang pada Hari Valentine?</p>
<h2>Asal mula Santo Valentinus</h2>
<p>Sumber-sumber kuno menguak bahwa ada beberapa Santo Valentinus yang meninggal pada 14 Februari. </p>
<p>Dua di antaranya dieksekusi pada masa pemerintahan <a href="https://archive.org/stream/scriptoreshistor01camb/scriptoreshistor01camb_djvu.txt">Kaisar Roma Claudius Gothicus</a> pada tahun 269-270 Masehi, ketika persekusi terhadap pengikut Kristen lazim terjadi.</p>
<p>Dari mana kita tahu? </p>
<p>Ini karena sebuah ordo beranggotakan biarawan asal Belgia menghabiskan tiga abad untuk mengumpulkan bukti-bukti atas kehidupan para orang suci dari manuskrip terkenal di seluruh dunia. </p>
<p>Mereka disebut sebagai “<a href="http://www.bollandistes.org/thebollandists-hist0.php?pg=hist00"><em>Bollandist</em></a>”, diambil dari nama Jean Bolland, seorang akademisi dari ordo Jesuit yang menerbitkan 68 jilid <a href="http://acta.chadwyck.co.uk/">“<em>Acta Sanctorum</em>”</a> atau “Kehidupan Para Orang Suci,” pada awal 1643.</p>
<p>Sejak itu, para biarawan melanjutkan penulisan hingga jilid terakhir yang terbit pada tahun 1940. </p>
<p>Mereka menggali setiap informasi terkait para orang suci dalam kalender keagamaan Kristen dan mencetak teks berdasarkan urutan <a href="http://saintscatholic.blogspot.com/p/saint-of-day.html">hari raya mereka</a>. </p>
<h2>Para martir Valentine</h2>
<p>Dalam bab yang mencakup tanggal 14 Februari, terdapat kisah-kisah “Valentini,” termasuk tiga santo pertama yang meninggal di abad ketiga. </p>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/205776/original/file-20180209-51727-39e8g4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/205776/original/file-20180209-51727-39e8g4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=794&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/205776/original/file-20180209-51727-39e8g4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=794&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/205776/original/file-20180209-51727-39e8g4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=794&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/205776/original/file-20180209-51727-39e8g4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=998&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/205776/original/file-20180209-51727-39e8g4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=998&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/205776/original/file-20180209-51727-39e8g4.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=998&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Santo Valentinus memberkati penderita epilepsi.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Saint_Valentine_blessing_an_epileptic._Coloured_etching._Wellcome_V0016605.jpg">Wellcome Images</a>, <a class="license" href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/">CC BY</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Santo Valentinus paling awal disebutkan meninggal di Afrika, bersama dengan 24 tentara. </p>
<p>Sayangnya, para <em>Bollandist</em> tidak bisa menemukan informasi apa pun terkait Santo Valentinus ini. </p>
<p>Terkadang, informasi yang didapatkan hanya <a href="https://archive.org/stream/actasanctorum05unse#page/762/mode/2up/search/valentinus">sebuah nama dan hari kematian</a>.</p>
<p>Kita pun hanya mengetahui sedikit tentang dua Santo Valentinus yang lain. </p>
<p>Menurut legenda Abad Pertengahan yang dicetak ulang dalam “<em>Acta</em>”, yang juga mencantumkan kritik dari <em>Bollandist</em> terkait nilai historisnya, seorang biarawan Roma bernama Valentinus ditangkap saat pemerintahan Kaisar Gothicus dan berada dalam pengawasan seorang aristokrat bernama Asterius.</p>
<p>Diceritakan, Asterius membuat kesalahan dengan membiarkan Valentinus berkhotbah. </p>
<p>Pastor Valentinus lalu berbicara tentang bagaimana <a href="https://archive.org/stream/actasanctorum05unse#page/754/mode/2up/search/valentinus">Yesus membimbing para pengikut Pagan</a> keluar dari kegelapan menuju cahaya kebenaran dan penyelamatan. </p>
<p>Asterius lalu memberikan tawaran untuk Valentinus: Jika orang Kristen bisa menyembuhkan anak angkat Asterius dari kebutaan, dia akan memeluk agama Kristen. </p>
<p>Valentinus menumpangkan tangan ke mata anak perempuan itu dan <a href="https://archive.org/stream/actasanctorum05unse#page/754/mode/2up/search/valentinus">berdoa</a>:</p>
<blockquote>
<p>“Tuhan Yesus Kristus, buka mata hamba-Mu, karena Engkau-lah Tuhan, Cahaya Sejati.” </p>
</blockquote>
<p>Setelah doa sederhana itu, mata anak perempuan itu bisa melihat. Ini cerita menurut legenda abad pertengahan. </p>
<p>Akhirnya, Asterius dan seluruh keluarganya dibaptis. </p>
<p>Sayangnya, Kaisar Gothicus mendengar kabar tersebut dan memerintahkan semua orang yang terlibat dieksekusi. Valentinus satu-satunya yang mendapatkan hukuman dipenggal. </p>
<p>Namun, seorang janda yang sangat taat berhasil membawa tubuh Valentinus dan <a href="https://archive.org/stream/actasanctorum05unse#page/754/mode/2up/search/valentinus">menguburkannya di situs kemartirannya</a> di <a href="http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Gazetteer/Periods/Roman/Topics/Engineering/roads/Flaminia/home.html">Via Flaminia</a>, jalan raya kuno yang membentang dari Roma ke Rimini. Sebuah kapel dibangun di atas jenazah Santo Valentinus. </p>
<h2>Santo Valentinus bukan orang yang romantis</h2>
<p>Santo Valentinus yang ketiga pada Abad ke-3 adalah seorang uskup di Terni, provinsi Umbria, Italia.</p>
<figure class="align-left ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/205777/original/file-20180209-51716-1s7zkex.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/205777/original/file-20180209-51716-1s7zkex.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=759&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/205777/original/file-20180209-51716-1s7zkex.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=759&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/205777/original/file-20180209-51716-1s7zkex.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=759&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/205777/original/file-20180209-51716-1s7zkex.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=954&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/205777/original/file-20180209-51716-1s7zkex.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=954&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/205777/original/file-20180209-51716-1s7zkex.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=954&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Santo Valentinus berlutut.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:St-Valentine-Kneeling-In-Supplication.jpg">David Teniers III</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Masih menurut <a href="https://archive.org/stream/actasanctorum05unse#page/754/mode/2up/search/valentinus">cerita legenda yang juga samar</a>, Uskup Terni terperangkap di dalam situasi yang mirip dengan Valentinus sebelumnya, yaitu berdebat dengan orang dan mengajak orang itu memeluk Kristen, kemudian menyembuhkan anak laki-laki orang itu. </p>
<p>Kisah ini juga berakhir serupa: ia dipenggal atas <a href="http://www.newadvent.org/cathen/15254a.htm">perintah Kaisar Gothicus</a> dan tubuhnya dikubur di Via Flaminia.</p>
<p>Ada kemungkinan, seperti dikemukakan oleh para <em>Bollandist</em>, sebenarnya bukannya ada dua Valentinus yang dipenggal, tetapi dua versi cerita yang berbeda yang muncul di Roma dan Terni.</p>
<p>Terlepas apakah itu Valentinus Afrika, Roma, atau Umbria, tidak satupun dari mereka yang terlihat romantis. </p>
<p><a href="https://www.thoughtco.com/st-valentine-patron-saint-of-love-124544">Legenda abad pertengahan, diulang di media modern</a>, menyebarkan cerita bahwa Santo Valentinus melakukan ritual pernikahan Kristen atau mengirimkan pesan di antara pasangan Kristen yang dipenjara oleh Gothicus. </p>
<p>Kisah lainnya menceritakan Valentinus terlibat hubungan romantis dengan perempuan buta yang dia sembuhkan. </p>
<p>Namun, tidak ada satu pun dari kisah Abad Pertengahan yang memiliki dasar dalam sejarah Abad ke-3, seperti yang diungkapkan oleh <em>Bollandist</em>. </p>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/205780/original/file-20180209-51731-kj12iz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/205780/original/file-20180209-51731-kj12iz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=764&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/205780/original/file-20180209-51731-kj12iz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=764&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/205780/original/file-20180209-51731-kj12iz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=764&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/205780/original/file-20180209-51731-kj12iz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=960&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/205780/original/file-20180209-51731-kj12iz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=960&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/205780/original/file-20180209-51731-kj12iz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=960&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Santo Valentinus sedang membaptis Santa Lucilla.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:St-valentine-baptizing-st-lucilla-jacopo-bassano.jpg">Jacopo Bassano (Jacopo da Ponte)</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Akurasi sejarah tidak terlalu penting bagi orang-orang Kristen Abad Pertengahan. </p>
<p>Yang penting bagi mereka adalah tentang kisah-kisah mukjizat dan kemartiran, dan sisa-sisa fisik atau relik dari para santo. </p>
<p>Banyak gereja dan biara berbeda pada Eropa Abad Pertengahan mengklaim bahwa mereka memiliki bagian dari <a href="https://archive.org/stream/actasanctorum05unse#page/758/mode/2up/search/valentinus">tengkorak Santo Valentinus</a>.</p>
<p>Gereja Santa Maria di Cosmedin di Roma, contohnya, masih memamerkan tengkorak utuh Santo Valentinus. </p>
<p>Menurut <em>Bollandist</em>, gereja-gereja lainnya di Eropa juga mengklaim memiliki irisan dan potongan dari salah satu atau bagian tubuh Santo Valentinus lainnya: sebagai contoh, Gereja San Anton di Madrid, Spanyol; Gereja Whitefriar Street di Dublin, Irlandia; Gereja Santo Peter dan Paul di Praha, Ceko; Saint Mary’s Assumption di Chelmno, Polandia; dan juga gereja-gereja di Malta, Birmingham, Glasgow, dan di pulau Lesbos, Yunani. </p>
<p>Bagi pemeluk agama Kristen, adanya relik para martir berarti para orang suci hadir di antara mereka. </p>
<p>Di Inggris abad ke-11, contohnya, seorang uskup <a href="https://archive.org/stream/actasanctorum05unse#page/760/mode/2up/search/valentinus">menggunakan apa yang diklaim sebagai kepala Valentinus</a> untuk menghentikan kebakaran, mencegah epidemi, dan menyembuhkan semua jenis penyakit, termasuk kerasukan setan. </p>
<p>Namun, sejauh yang kami tahu, sisa tulang santo itu tidak memiliki pengaruh istimewa bagi para pasangan yang sedang jatuh cinta. </p>
<h2>Bukan berawal dari pagan</h2>
<p>Banyak akademisi telah melakukan dekonstruksi terhadap Valentinus dan perayaan harinya dalam <a href="https://books.google.com/books?id=_bqdZbKPztMC">buku</a>, <a href="https://doi.org/10.2307/2847741">artikel</a>, dan <a href="http://www.sfgate.com/entertainment/morford/article/Whip-My-Roman-Sex-Gods-You-want-the-true-2634133.php">unggahan blog</a>. </p>
<p>Beberapa menyatakan bahwa perayaan modern ini upaya orang Kristen menutupi perayaan kuno Romawi, Lupercalia, pada pertengahan Februari. </p>
<p>Lupercalia berawal dari ritual dalam kultus maskulin pedesaan yang menyembelih kambing dan anjing, dan kemudian berkembang menjadi sebuah karnival urban. </p>
<p>Selama perayaan, <a href="http://penelope.uchicago.edu/Thayer/e/roman/texts/plutarch/lives/caesar*.html">laki-laki muda setengah telanjang belari</a> melewati jalan-jalan di Roma, melecut-lecutkan cambuk dibuat dari kulit kambing yang baru saja dikorbankan.</p>
<p>Perempuan hamil menganggap ini akan membuat mereka melahirkan bayi yang sehat. </p>
<p>Namun, pada tahun 496 Masehi, Paus Gelasius diduga <a href="http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Journals/CP/26/1/Lupercalia*.html#ref9">melarang festival gaduh tersebut</a>.</p>
<p>Meski demikian, tidak ada bukti bahwa paus sengaja menggantikan Lupercalia dengan pemujaan pada martir Santo Valentinus yang lebih tenang atau perayaan Kristen lainnya. </p>
<h2>Chaucer dan pasangan burung mesra</h2>
<p>Kaitan dengan cinta mungkin muncul ribuan tahun setelah kematian martir, ketika Geoffrey Chaucer, penulis “The Canterbury Tales”, yang menyebutkan perayaan Februari dari Santo Valentinus sebagai musim kawin burung. </p>
<p><a href="https://books.google.com/books?id=6bggAAAAMAAJ&pg=PA57&lpg=PA57&dq=seynt+Volantynys+day&source=bl&ots=RazATk9FPU&sig=P18rLlniPQEToUWVCL8jD9lv-gI&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjf9c6v2ZXZAhWS-VQKHQuuCCIQ6AEIKTAA#v=onepage&q=seynt%20Volantynys%20day&f=false">Ia menulis</a> dalam “<em>Parlement of Foules</em>”:</p>
<blockquote>
<p>“<em>For this was on seynt Volantynys day</em>.
Whan euery bryd comyth there to chese his make_.”</p>
</blockquote>
<p>Nampaknya, bagi Chaucer, burung-burung Inggris terbang berpasangan untuk menghasilkan telur pada bulan Februari. </p>
<p>Tak lama, bangsawan Eropa yang menyukai alam mulai mengirimkan surat cinta ketika musim burung kawin. </p>
<p>Sebagai contoh, Duke of Orleans asal Prancis, yang ditahan di Menara London, menulis kepada istrinya pada Februari 1415 bahwa dia “sudah sakit karena cinta” (yang dia maksud adalah mabuk cinta). </p>
<p>Dan dia memanggil istrinya sebagai <a href="http://www.gutenberg.org/files/14343/14343-h/14343-h.htm#p245">“Valentine-nya yang sangat lembut”</a>. </p>
<p>Orang Inggris kemudian menyukai konsep perkawinan di bulan Februari. </p>
<p>Dalam drama Shakespeare, Ophelia yang sedang mabuk cinta mengatakan dirinya sebagai <a href="http://shakespeare-navigators.com/hamlet/H45.html">Valentine bagi Hamlet</a>. </p>
<p>Pada abad-abad berikutnya, laki-laki dan perempuan Inggris mulai menggunakan 14 Februari sebagai alasan untuk menulis puisi cinta kepada pujaan hati mereka. </p>
<p>Industrialisasi mempermudah ini dengan memproduksi massal kartu-kartu ilustrasi dengan puisi-puisi pujian. </p>
<p>Lalu, muncul Cadbury, Hershey’s, dan <a href="https://www.smithsonianmag.com/smithsonian-institution/how-chocolate-and-valentines-day-mated-life-180954228/">pabrik-pabrik coklat</a> lainnya memasarkan produk-produk manis pada Hari Kasih Sayang. </p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/205779/original/file-20180209-51719-1jvif9m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/205779/original/file-20180209-51719-1jvif9m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/205779/original/file-20180209-51719-1jvif9m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/205779/original/file-20180209-51719-1jvif9m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=401&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/205779/original/file-20180209-51719-1jvif9m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/205779/original/file-20180209-51719-1jvif9m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/205779/original/file-20180209-51719-1jvif9m.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=504&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Coklat-coklat untuk Hari Kasih Sayang.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/chocolates-box-red-love-heart-shaped-123648574?src=keC4YCiCasMhWRf-oQMMDQ-1-20">GillianVann/Shutterstock.com</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Saat ini, toko-toko di Inggris dan AS menghias jendela dengan gambar-gambar hati dan spanduk mengumumkan Hari Kasih Sayang tahunan. </p>
<p><a href="https://www.dealnews.com/features/What-to-Expect-from-Valentines-Day-Deals/967905.html">Para pedagang mengisi rak-rak mereka</a> dengan makanan manis, perhiasan, dan pernak-pernik yang berhubungan dengan Cupid, bertuliskan “Jadilah Valentine-ku”. </p>
<p>Bagi sebagian besar pasangan kekasih, ajakan ini tidak memerlukan penggal kepala.</p>
<h2>Valentine yang tak terlihat</h2>
<p>Tampaknya santo yang ada di balik hari perayaan cinta tetap sulit diketahui layaknya cinta itu sendiri. </p>
<p>Namun, seperti yang dikatakan Santo Agustinus, teolog dan filsuf terkenal di Abad ke-5, lewat argumen dalam <a href="http://www.newadvent.org/fathers/1305.htm">“<em>Faith in Invisible Things</em>”</a>: seseorang tidak harus berdiri di depan mata kita untuk bisa kita cintai.</p>
<p>Dan seperti cinta itu sendiri, Santo Valentinus dan reputasinya sebagai santo pelindung cinta bukanlah masalah sejarah yang dapat diverifikasi, tetapi tentang keyakinan hati.</p>
<hr>
<p><em>Ignatius Raditya menerjemahkan ini dari Bahasa Inggris</em>.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/154940/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Lisa Bitel tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Hari Valentine berawal dari perjamuan untuk merayakan pemenggalan satu, atau mungkin dua martir Kristen pada Abad Ke-3. Butuh perjalanan panjang sebelum menjadi hari perayaan yang romantis.Lisa Bitel, Professor of History & Religion, USC Dornsife College of Letters, Arts and SciencesLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1090822018-12-20T09:54:04Z2018-12-20T09:54:04ZMengapa orang beragama? Ini analisis psikologi kognitif<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/251700/original/file-20181220-45403-dscns6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Berdoa.</span> <span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/download/success?u=http%3A%2F%2Fdownload.shutterstock.com%2Fgatekeeper%2FW3siZSI6MTU0NTMxOTg0MywiYyI6Il9waG90b19zZXNzaW9uX2lkIiwiZGMiOiJpZGxfMTAwODU0NjI5MiIsImsiOiJwaG90by8xMDA4NTQ2MjkyL21lZGl1bS5qcGciLCJtIjoxLCJkIjoic2h1dHRlcnN0b2NrLW1lZGlhIn0sIk15YkVYY1dGUmFhd2p3amNaTVRnWU9OSjBscyJd%2Fshutterstock_1008546292.jpg&pi=41133566&m=1008546292&src=0HOhqMCOJ8pRG_VfCZQ_sA-1-29"> Es5669/Shutterstock</a></span></figcaption></figure><p>Jawaban cepat dan mudah mengapa orang-orang beragama adalah bahwa Tuhan–dalam bentuk apa pun yang Anda percayai–adalah nyata dan orang-orang percaya karena mereka berkomunikasi dengan-Nya dan merasakan bukti keterlibatan-Nya di dunia. </p>
<p>Hanya <a href="http://www.pewresearch.org/fact-tank/2017/04/05/christians-remain-worlds-largest-religious-group-but-they-are-declining-in-europe/">16% orang di seluruh dunia</a> tidak religius, tapi ini setara dengan sekitar 1,2 miliar individu yang merasa sulit untuk merekonsiliasi ide-ide agama dengan apa yang mereka ketahui tentang dunia.</p>
<p>Mengapa orang-orang percaya adalah pertanyaan yang mengusik para pemikir besar selama berabad-abad. Karl Marx, misalnya, menyebut agama sebagai “<a href="https://www.theguardian.com/commentisfree/belief/2009/jun/26/religion-philosophy">candu rakyat</a>”. Sigmund Freud merasa bahwa tuhan adalah ilusi dan bahwa para jemaah itu mencari kebutuhan kanak-kanak soal keamanan dan pengampunan.</p>
<p>Penjelasan psikologis yang lebih baru adalah gagasan bahwa evolusi manusia telah menciptakan “<a href="https://www.newscientist.com/article/mg23631561-000-effortless-thinking-the-godshaped-hole-in-your-brain/">lubang berbentuk tuhan</a>” atau telah memberi kita sebuah “<a href="https://www.csicop.org/si/show/the_god_engine">mesin tuhan</a>” metaforis yang mendorong kita untuk percaya pada suatu ketuhanan. </p>
<p>Pada dasarnya hipotesis ini menyatakan bahwa agama merupakan suatu produk sampingan dari sejumlah adaptasi kognitif dan sosial yang sangat penting dalam perkembangan manusia.</p>
<h2>Beradaptasi untuk menjadi beriman</h2>
<p>Manusia adalah makhluk sosial yang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan cara yang kooperatif dan suportif. Dengan melakukan hal ini kita jadi punya ikatan yang lebih kuat dengan beberapa individu dibanding yang lain. </p>
<p>Psikolog Inggris John Bowlby mendemonstrasikan <a href="https://www.learning-theories.com/attachment-theory-bowlby.html">pengaruh keterikatan ini</a> pada perkembangan emosi dan sosial anak-anak. Dia menunjukkan rasa keterikatan ini dapat terancam jika terjadi pemisahan atau pelecehan. Kita terus mengandalkan keterikatan ini di kemudian hari, ketika jatuh cinta dan berteman, dan bahkan dapat membentuk ikatan yang kuat dengan hewan non-manusia dan benda mati. Tidak sulit dipahami bahwa <a href="https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/10508619.2012.679556">rasa keterikatan yang kuat ini dapat disalurkan</a> kepada dewa-dewa agama dan utusan (nabi-nabi) mereka.</p>
<p>Hubungan kita bergantung pada kemampuan untuk memprediksi bagaimana orang lain akan berperilaku dalam semua situasi dan waktu. Tapi kita tidak perlu berada di depan hal-hal yang erat ikatannya dengan kita untuk memprediksi tindakan mereka. Kita dapat membayangkan apa yang akan mereka lakukan atau katakan. </p>
<p>Kemampuan ini–dikenal sebagai <a href="https://books.google.co.uk/books?hl=en&lr=&id=R5c4AAAAIAAJ&oi=fnd&pg=PR9&dq=decoupled+cognition+development&ots=EguvU5WaPt&sig=vFzsPLOgvR-DVKo45otxPToTL-s#v=onepage&q=decoupled%20cognition%20development&f=false">pemisahan kognitif</a>–berasal dari masa kanak-kanak melalui permainan pura-pura. Dari kemampuan kita membayangkan pikiran seseorang yang kita kenal ke membayangkan <a href="http://www.digitaljournal.com/article/271772">pikiran sesuatu yang mahakuasa, mahatahu, dengan cara pikir mirip manusia</a> itu hanya sebuah lompatan kecil - terutama jika kita memiliki teks-teks religius yang menceritakan tindakan masa lalu mereka.</p>
<figure class="align-right ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/250692/original/file-20181214-185264-1ttrhi1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=237&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/250692/original/file-20181214-185264-1ttrhi1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/250692/original/file-20181214-185264-1ttrhi1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/250692/original/file-20181214-185264-1ttrhi1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/250692/original/file-20181214-185264-1ttrhi1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/250692/original/file-20181214-185264-1ttrhi1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/250692/original/file-20181214-185264-1ttrhi1.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Berbagi iman.</span>
<span class="attribution"><a class="source" href="https://www.shutterstock.com/image-photo/religious-asian-muslim-man-teaching-his-1025214310?src=xJq-CfMEkH7HNIzjswblNg-1-12">Mamma Belle and the kids/Shutterstock</a></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Adaptasi kunci lain yang dapat mendorong keyakinan beragama adalah kemampuan manusia menyematkan sifat atau kualitas manusia pada suatu objek benda atau <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Anthropomorphism">antropomorfisme</a>. Pernahkah Anda melihat siluet seseorang hanya untuk menyadari bahwa sebenarnya sebuah mantel tergantung di pintu? Kemampuan untuk menyematkan bentuk dan perilaku manusia pada benda-benda non-manusia menunjukkan bahwa manusia juga bisa menyematkan kualitas yang kita miliki pada entitas non-manusia, seperti dewa, dengan demikian, memudahkan merasa terhubung dengan mereka. </p>
<h2>Manfaat perilaku</h2>
<p>Selain aspek psikologis ini, perilaku ritual yang terlihat dalam kegiatan ibadah kolektif membuat kita menikmati dan ingin mengulangi pengalaman-pengalaman. Menari, bernyanyi, dan mencapai keadaan seperti <em>trance</em> menonjol di <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4958132/">banyak masyarakat leluhur</a> dan masih ditunjukkan di masa kini- termasuk oleh <a href="https://www.survivalinternational.org/tribes/sentinelese">orang-orang Sentinel</a>, dan <a href="https://www.aboriginal-art-australia.com/aboriginal-art-library/aboriginal-ceremonial-dancing/">Aborigin Australia</a>.</p>
<p>Ritual formal bukan hanya merupakan kegiatan pemersatu, ritual-ritual ini juga bahkan <a href="https://www.salon.com/2014/01/04/this_is_your_brain_on_religion_uncovering_the_science_of_belief/">mengubah kimia otak</a>. Mereka meningkatkan kadar serotonin, dopamin, dan oksitosin di otak–bahan kimia yang membuat kita merasa baik, ingin melakukan sesuatu dan memberikan kedekatan kepada orang lain.</p>
<p>Adaptasi kognitif ini difasilitasi oleh norma-norma pendidikan dan rumah tangga yang tidak bertentangan dengan ide-ide agama. Meski kita didorong untuk mempertanyakan ide-ide yang tidak memiliki basis bukti kuat yang disajikan pada masa kanak-kanak–seperti Santa Claus atau Peri Gigi–kita tidak didorong untuk mempertanyakan agama. Mempertanyakan agama sering kali tidak dianjurkan dalam ajaran agama dan <a href="https://www.christianpost.com/news/billy-graham-its-sin-in-the-eyes-of-god-to-criticize-your-pastor.html">terkadang dianggap sebagai dosa</a>.</p>
<p>Terlepas sudut pandang Anda, dampak agama dan pemikiran agama pada fungsi dan evolusi manusia adalah suatu debat intelektual yang menarik yang tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir. Tentu saja, orang mungkin berpendapat bahwa tuhan menciptakan semua hal yang diuraikan di atas tapi kemudian ini membawa kita ke pertanyaan lain yang lebih besar: apakah buktinya bagi Tuhan?</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/109082/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Nick Perham tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Terlepas dari sudut pandang Anda, dampak agama dan pemikiran agama pada fungsi manusia dan evolusi adalah debat intelektual yang menarik yang tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir.Nick Perham, Senior Lecturer in Psychology, Cardiff Metropolitan UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.tag:theconversation.com,2011:article/1007862018-08-14T05:42:27Z2018-08-14T05:42:27ZAgama tidak menentukan moralitas Anda<figure><img src="https://images.theconversation.com/files/230726/original/file-20180806-191035-gwcucz.jpg?ixlib=rb-1.1.0&rect=0%2C0%2C6000%2C3988&q=45&auto=format&w=496&fit=clip" /><figcaption><span class="caption">Apakah moralitas anda berasal dari agama yang Anda anut? Nyatanya tidak juga.</span> <span class="attribution"><span class="source">shutterstock.com</span></span></figcaption></figure><p>Kebanyakan orang yang religius berpikir bahwa moralitas mereka berasal dari agama yang mereka anut. Orang yang sangat religius pun sering kali bingung bagaimana seorang ateis pun bisa memiliki moralitas.</p>
<p>Saya akan menggunakan Kristen sebagai contoh, bukan karena agama Kristen menggambarkan agama secara umum namun karena terdapat banyak penelitian tentang Kristen, dan mungkin kebanyakan pembaca global akan familiar dengannya.</p>
<p>Penganut Kristen akan sering mengatakan pada Anda bahwa moralitas orang Kristen berasal dari agama yang mereka miliki (atau dari versi orang tua mereka). Dan jika Anda menanyakan mereka tentang apa yang diajarkan oleh agama mereka tentang benar dan salah, hal tersebut cenderung akan sesuai dengan pandangan pribadi mereka tentang apa yang salah dan benar.</p>
<p>Namun hubungan sebab-akibatnya tidak sejelas yang tampak.</p>
<p>Alkitab sangatlah rumit, dengan banyak keyakinan, potongan nasihat dan implikasi moral. Tidak ada yang bisa mempercayai seluruh hal tersebut. Setiap aliran dari Kristen, begitu pun dengan setiap orangnya, hanya akan mengambil beberapa hal dan meninggalkan yang lain.</p>
<p>Banyak hal di Alkitab tidak dapat diterima oleh Kristen modern. Mengapa? Karena mereka tidak sejalan dengan pemahaman moral yang kontemporer.</p>
<p>Mari kita gunakan sihir sebagai salah satu contohnya. Banyak penganut Kristen yang tidak percaya pada sihir, bahkan mereka yang percaya pun tidak akan berpikir untuk membunuh orang-orang yang menggunakannya, meskipun seseorang bisa menafsirkan ayat-ayat Alkitab sebagai dasar untuk <a href="http://biblehub.com/exodus/22-18.htm">melakukan pembunuhan tersebut</a>.</p>
<p>Lalu apa yang terjadi?</p>
<p>Dalam kasus sihir yang dibahas di atas, terdapat sebuah perilaku moral yang dianjurkan oleh Alkitab yang ditolak oleh kebanyakan orang. Mengapa? Karena mereka merasa hal tersebut salah secara moral.</p>
<p>Mereka mengabaikan bagian tentang pengajaran moral dalam Alkitab. Kebalikannya, mereka cenderung menerima pengajaran moral dari Alkitab yang <a href="https://www.nytimes.com/2011/10/09/books/review/the-better-angels-of-our-nature-by-steven-pinker-book-review.html">dirasa sesuai bagi mereka.</a> Hal ini terjadi sepanjang waktu dan juga merupakan hal yang baik.</p>
<p>Agama jauh lebih luas dari apa yang tertulis di kitab suci.</p>
<p>Ketika meneliti untuk buku saya, <a href="http://www.jimdavies.org/riveted/"><em>Riveted: The Science of Why Jokes Make Us Laugh, Movie Make Us Cry, and Religion Makes Us Feel One with the Universe</em></a>, saya menemukan bahwa sumber dari moralitas tidak berasal secara langsung dari agama sebagaimana anggapan kebanyakan orang.</p>
<h2>Kebebasan untuk menafsirkan</h2>
<p>Pendeta menafsirkan kitab suci, dan praktik kebudayaan dan kepercayaan diturunkan, banyak di antaranya yang memiliki sedikit hubungan atau bahkan tidak sama sekali dengan Alkitab. </p>
<p>Misalnya, ide Katolik untuk memakan ikan ketimbang daging <a href="https://www.npr.org/sections/thesalt/2012/04/05/150061991/lust-lies-and-empire-the-fishy-tale-behind-eating-fish-on-friday">pada hari Jumat</a> adalah sebuah tradisi budaya yang tidak pernah disinggung di Alkitab sama sekali.</p>
<p>Pada dasarnya, seseorang mengambil atau meninggalkan moralitas religius berdasarkan kompas moral yang telah dimiliki seorang individu sebelumnya. Mereka bahkan mungkin memilih gereja apa yang akan mereka datangi, tergantung sesuai atau tidak pengajaran di gereja dengan pemahaman mereka terhadap yang benar dan salah.</p>
<figure class="align-center ">
<img alt="" src="https://images.theconversation.com/files/229086/original/file-20180724-194134-1tm5yk6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&fit=clip" srcset="https://images.theconversation.com/files/229086/original/file-20180724-194134-1tm5yk6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1 600w, https://images.theconversation.com/files/229086/original/file-20180724-194134-1tm5yk6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=2 1200w, https://images.theconversation.com/files/229086/original/file-20180724-194134-1tm5yk6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=3 1800w, https://images.theconversation.com/files/229086/original/file-20180724-194134-1tm5yk6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=1 754w, https://images.theconversation.com/files/229086/original/file-20180724-194134-1tm5yk6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=30&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=2 1508w, https://images.theconversation.com/files/229086/original/file-20180724-194134-1tm5yk6.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=15&auto=format&w=754&h=503&fit=crop&dpr=3 2262w" sizes="(min-width: 1466px) 754px, (max-width: 599px) 100vw, (min-width: 600px) 600px, 237px">
<figcaption>
<span class="caption">Beberapa penganut Kristen kemudian pindah agama ke Buddha atau agama lain berdasarkan apa yang mereka anggap sesuai dengan apa yang mereka percayai.</span>
<span class="attribution"><span class="source">Peter Hershey/Unsplash</span></span>
</figcaption>
</figure>
<p>Di dunia Barat yang modern, beberapa orang mungkin merasa bebas untuk memilih agama yang mereka rasa benar. Mengapa seseorang bisa berganti dari Kristen ke Buddha atau menjadi seorang muslim? Sering kali hal tersebut disebabkan agama baru berbicara pada mereka dengan cara yang tidak diberikan oleh agama mereka yang lama.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/di-balik-meningkatnya-kasus-penodaan-agama-di-indonesia-96354">Di balik meningkatnya kasus penodaan agama di Indonesia</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Kita melihat bahwa manusia bisa memilih agama yang mereka anut, gereja dan bahkan seluruh agama didasarkan pada moralitas yang sebelumnya telah mereka miliki. Dan bentuk moralitas seperti inilah yang juga dimiliki oleh ateis.</p>
<h2>Benar dan salah</h2>
<p><a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19955414">Bukti eksperimental</a> menunjukkan bahwa pendapat seseorang tentang apa yang dianggap benar dan salah oleh Tuhan akan sejalan dengan apa yang mereka percaya sebagai benar dan salah, bukan sebaliknya.</p>
<p>Psikolog sosial <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19955414">Nicholas Epley dan koleganya mensurvei pemeluk-pemeluk agama</a> tentang keyakinan moralnya dan keyakinan moral yang berasal dari Tuhan. Dengan tidak mengejutkan, apa yang orang anggap sebagai benar dan salah sesuai dengan apa yang mereka rasa sesuai dengan moralitas yang berasal dari Tuhan.</p>
<p>Kemudian, Epley dan rekan-rekan penelitinya berusaha untuk memanipulasi kepercayaan moral dari partisipan dengan esai-esai yang persuasif. Jika mereka bisa diyakinkan, maka pendapat moral mereka akan berbeda dengan Tuhan, bukan?</p>
<p>Hal yang terjadi ternyata tidak demikian. Ketika responden ditanya kembali tentang apa yang dipikirkan oleh Tuhan, orang-orang menjawab bahwa Tuhan setuju dengan opini baru mereka!</p>
<p>Meski begitu, mereka tidak kemudian mempercayai bahwa Tuhan salah, mereka hanya mengubah pendapat mereka tentang apa yang dianggap benar dan salah oleh Tuhan.</p>
<p>Ketika Anda mengubah keyakinan moral seseorang, Anda juga mengganti pandangan mereka tentang apa yang dipikirkan oleh Tuhan. Meski begitu kebanyakan orang yang telah disurvei tetap berpegang pada ilusi bahwa kompas moral yang mereka miliki berasal dari apa yang Tuhan anggap sebagai benar dan salah.</p>
<h2>Siapa yang mendefinisikan moral kita?</h2>
<p>Jika orang-orang mendapatkan moralnya dari konsep mereka tentang Tuhan, Anda mungkin akan berpikir bahwa merenungkan pendapat Tuhan mungkin lebih seperti memikirkan keyakinan orang lain dibandingkan dengan keyakinan Anda sendiri.</p>
<p>Namun nyatanya tidak begitu. <a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19955414">Penelitian yang sama</a> menemukan bahwa ketika Anda berpikir tentang apa yang Tuhan anggap benar dan salah, bagian otak yang aktif ketika Anda memikirkan tentang kepercayaan Anda sendiri jauh lebih aktif dari bagian otak Anda yang aktif ketika Anda memikirkan tentang keyakinan orang lain.</p>
<p>Dengan kata lain, ketika berpikir tentang apa yang Tuhan yakini, Anda (secara tidak sadar) mengakses kepercayaan Anda sendiri.</p>
<hr>
<p>
<em>
<strong>
Baca juga:
<a href="https://theconversation.com/kaum-sekuler-dan-ateis-indonesia-hidup-di-bawah-bayang-bayang-stigma-79662">Kaum sekuler dan ateis Indonesia hidup di bawah bayang-bayang stigma</a>
</strong>
</em>
</p>
<hr>
<p>Jadi berasal dari manakah moral kita, jika bukan dari agama? Itu adalah pertanyaan yang rumit: <a href="http://righteousmind.com/">kemungkinan hal tersebut adalah genetis dan juga bisa komponen budaya</a>. Komponen budaya ini tentu saja dipengaruhi oleh agama.</p>
<p>Persamaan ini juga berlaku bahkan untuk para ateis, yang cenderung lebih banyak mengambil moral dari budayanya, yang juga telah sangat dipengaruhi oleh agama-agama yang bahkan tidak mereka anut. Jadi ini bukan tentang bagaimana agama tidak berdampak pada moralitas, hanya saja moralitas juga berdampak pada agama.</p>
<p><a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20149715">Ateis tidak berbeda dengan orang-orang religius ketika diberikan dilema moral</a>. Hal ini menunjukkan bahwa kita semua memang memiliki moralitas.</p>
<p>Baik religius atau tidak, moralitas Anda berasal hal yang sama.</p><img src="https://counter.theconversation.com/content/100786/count.gif" alt="The Conversation" width="1" height="1" />
<p class="fine-print"><em><span>Jim Davies tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.</span></em></p>Banyak orang percaya bahwa moralitas berasal dari agama. Tapi penelitian menunjukkan, opini orang terhadap ajaran Tuhan berdasar pada apa yang mereka yakini benar dan salah, bukan sebaliknya.Jim Davies, Professor, Institute of Cognitive Science, Carleton UniversityLicensed as Creative Commons – attribution, no derivatives.