Menu Close

Zodiak, tarot, dan weton: Kenapa masih banyak orang yang percaya ramalan masa depan?

Zodiak, tarot, dan weton: Kenapa masih banyak orang yang percaya ramalan masa depan?

Memasuki pergantian tahun, banyak sekali ramalan tentang masa depan bermunculan di timeline media sosial. Beberapa orang tertarik untuk membaca prediksi apa yang akan terjadi. Alasannya beragam, mulai dari hanya sebagai hiburan sampai untuk menjadi pegangan hidup.

Jenis ramalan yang bermunculan pun juga sangat banyak, mulai dari ramalan rasi bintang atau zodiak, weton (ramalan berdasarkan penanggalan hari lahir menurut kalender pasaran budaya jawa), dan kartu tarot.

Meskipun jenis ramalan ini sudah hadir sejak zaman dahulu, susah sekali untuk menjelaskan hal ini dari sudut pandang ilmiah. Berkaitan dengan astrologi misalnya, Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) pernah melakukan penelitian mengenai ini terhadap 400 pria paruh baya dan 11.000 orang dewasa usia produktif.

Berdasarkan penelitian tersebut, yang mereka terbitkan pada 2006 dalam jurnal berjudul “The relationship between date of birth and individual differences in personality and general intelligence: A large-scale study”, tidak ada hubungannya antara kelahiran seseorang dengan kecerdasan dan nasib mereka di masa depan.

Lantas, apa yang membuat banyak orang percaya terhadap ramalan tentang masa depan?

Dalam episode SuarAkademia terbaru, kami berbincang dengan Lu'luatul Chizanah, dosen psikologi dari Universitas Gadjah Mada.

Lulu mengatakan ketakutan manusia akan ketidakpastian masa depan menjadi salah satu penyebab banyaknya orang percaya dengan ramalan. Dari sisi psikologi sosial, orang yang percaya ramalan ini terkena Barnum Effect, yaitu kecenderungan untuk mempercayai prediksi yang samar atau deskripsi umum yang dirasakan semua orang.

Lulu juga menambahkan tentang adanya self fulfilling propehcy, sebuah proses dimana harapan yang seseorang miliki akan mempengaruhi perilaku untuk mendapatkan harapan tersebut. Ketika seseorang membaca ramalan yang isinya afirmasi positif, maka ada kecenderungan orang tersebut akan berusaha melakukan sesuatu untuk mendapatkan apa yang dituliskan dalam ramalan.

Simak episode selengkapnya di SuarAkademia – ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,400 academics and researchers from 4,942 institutions.

Register now