Tekanan di bagian laut dalam bisa 1000 kali lebih besar daripada tekanan yang kita alami di permukaan laut. Tapi makhluk yang hidup di sana memiliki beberapa keistimewaan.
Lukisan Oswald Walters Brierly yang menggambarkan aktivitas perburuan paus.
State Library of New South Wales/Wikimedia
Achmad Sahri, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Populasi global paus sperma pada masa lalu ditaksir sekitar 1,1 juta ekor sebelum puncak
perburuan paus komersial pada awal abad ke-18. Indonesia pernah menjadi salah satu lokasi perburuan tersebut.
Achmad Sahri, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Di Indonesia, riset terkait migrasi satwa laut masih sangat terbatas. Informasi tersebut diperlukan untuk menjadi dasar pengelolaan ruang laut yang adil, tak hanya bagi manusia, tapi juga biota laut.
Achmad Sahri, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Studi ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia dan menjawab kebuntuan selama ini terkait metode prediksi koridor migrasi mamalia laut yang dapat diterima secara saintifik.
Itu semua didasarkan pada diet mereka dan bagaimana mereka menangkap makanan mereka. Tapi tahukah Anda bahwa beberapa paus memiliki gigi?
Berkeliaran di lautan purba ribuan tahun yang lalu, hiu megalodon mengeluarkan isi perut mangsanya dengan rahang selebar 10 kaki.
Warpaintcobra/iStock via Getty Images Plus
Manusia saja terkadang bisa mengeluarkan bersin dan kentu yang sangat besar — jadi bayangkan seperti apa dahsyatnya jika berasal dari hewan terbesar di dunia?
Plastik di laut ditelan oleh 700 spesies, tapi hanya beberapa barang yang menyebabkan kematian terbanyak.
Berburu paus secara tradisional di Desa Lamalera, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur sudah berlangsung ratusan tahun.
Keith Michael Taylor/shutterstock
Perburuan paus secara tradisional di Lamalera sudah berlangsung selama 500 tahun lamanya. Perlu ada peraturan agar perburuan ini mengikuti praktik-praktik yang lestari.
Seekor paus sperma menyelam ke bawah di Kaikoura, Selandia Baru.
Heidi Pearson
Melindungi hutan dan tanah basah, yang menyerap dan menyimpan karbon adalah salah satu cara untuk memperlambat perubahan iklim. Para ilmuwan mengusulkan perlakuan serupa untuk hewan laut yang membantu menyimpan karbon di lautan.
Rekonstruksi artistik Peregocetus pacificus yang baru ditemukan.
Alberto Gennari/Cell Press
Temuan sampah di dalam tubuh paus ini menunjukkan bahwa sampah tidak hanya membawa masalah bagi manusia, tapi juga bagi hewan-hewan laut.
Peneliti memeriksa Paus sperma yang terdampar tewas di pantai Pulau Kapota Wakatobi, 20 November 2018. Di perut paus sepanjang hampir 10 meter itu ditemukan sampah plastik sekitar 6 kilogram.
WWF/ EPA
Memang tidak ada cara tunggal yang ampuh untuk menyelesaikan secara menyeluruh masalah sampah plastik ini. Karenanya, dibutuhkan peran aktif banyak pihak.