Menu Close

Paus kuno berkaki empat pernah menjelajahi daratan dan laut

Rekonstruksi artistik Peregocetus pacificus yang baru ditemukan. Alberto Gennari/Cell Press, Author provided

Paus pada dasarnya berada di lautan, bukan? Itu mungkin benar hari ini, tapi kelompok hewan cetacea (paus, lumba-lumba, porpoise) sebenarnya berasal dari mamalia berkaki empat yang pernah hidup di darat. Penelitian baru yang diterbitkan di jurnal Current Biology melaporkan penemuan di Peru tentang spesies baru paus kuno yang hidup di darat dan laut. Hal ini memberikan wawasan tentang sejarah evolusi aneh teman-teman mamalia kita.

Kita mungkin menganggap mereka sebagai perenang dengan dua sirip halus di laut yang berjuang untuk bertahan hidup, bahkan di perairan Thames, tapi paus berasal dari artiodactyls–kelompok hewan mamalia darat, lebih dari 50 juta tahun yang lalu

Awalnya, nenek moyang paus menyerupai rusa kecil, dengan empat jari, masing-masing memiliki kuku kecil. Satu fosil “mata rantai yang hilang” ditemukan di India menunjukkan bahwa nenek moyang paus terakhir turun ke air pada saat bahaya tapi datang ke daratan untuk melahirkan dan makan. Mereka akan menghabiskan banyak waktu mengarungi air dangkal, mencari makan dari vegetasi air dan invertebrata, dan akhirnya memakan ikan kecil dan amfibi.

Indohyus, seekor nenek moyang berbulu dari paus modern. Ghedoghedo/Wikimedia Commons, CC BY-SA

Fosil paus prasejarah tertua berasal dari 53 juta tahun yang lalu, dan ditemukan di situs-situs di Himalaya India utara, dan juga saat ini ditemukan di Pakistan. Catatan fosil mengisahkan transisi bertahap paus kuno hidup di air, seperti berang-berang, sambil tetap mempertahankan kemampuan berjalan di darat.

Petualangan di Laut

Sekitar 42 juta tahun yang lalu, spesies Peregocetus pacificus yang baru saja ditemukan memulai perjalanan panjang belahan lain dunia. Pada era Eosen Tengah (kira-kira 48 hingga 38 juta tahun yang lalu), Afrika dan Amerika Selatan hanya terpisah setengah dari jarak kondisi saat ini. Namun, tetap saja berenang sejauh itu merupakan hal yang mengesankan bagi binatang yang panjangnya kurang dari tiga meter yang belum sepenuhnya tersesuaikan dengan kehidupan laut.

Tulang kaki P. pacificus yang berusia 42,6 juta tahun tidak jauh lebih pendek dari kaki depannya, dan ia memiliki kuku kecil di setiap jari dan kakinya, menunjukkan bahwa ia masih cukup mampu mengangkat dirinya keluar dari air dan berlari-lari kecil di darat.

Namun, fitur lain dari tulang kaki tersebut menunjukkan ia telah beradaptasi dengan baik dengan kehidupan air. Sebagai contoh, tulang kaki belakangnya memiliki cerukan tempat ligamen dan tendon, menunjukkan kakinya berselaput. Tulang ekornya yang seperti berang-berang menunjukkan tanda-tanda bahwa ekornya digunakan sebagai alat bantu yang kuat untuk berenang, meski tidak ada bukti apakah ia memiliki sirip ekor seperti paus hari ini.

Jika kamu penasaran bagaimana sirip ekor. Kjersti Joergensen/shutterstock

P. pacificus adalah karnivora, seperti yang ditunjukkan oleh giginya yang tajam seperti gunting. Kemungkinan memakan ikan bertulang besar, seperti banyak paus lakukan hari ini. P. pacificus, bagaimana pun, memiliki gigi yang menyerupai karnivora modern, dengan gigi taring, dan gigi geraham yang rumit. Saat ini, cetacea yang hidup di air semuanya memiliki deretan tulang di dalam mulut seperti gigi dan mereka tidak mengunyah mangsa mereka, namun hanya meraih dan menelannya secara utuh.

Lebih dari ribuan tahun, tulang panggul terlepas dari tulang belakang untuk memungkinkan berenang yang lebih efisien. Waktu yang lama berada di air dengan beban grativasi yang lebih rendah menyebabkan pengurangan alokasi evolusi pada kaki untuk membuatnya menjadi lebih kuat yang dapat menahan beban lebih. Tungkai depan berubah menjadi sirip, sementara semakin bertambahnya kaki belakang vestigial mulai menyusut dan menghilang.

Tentu saja paus modern sudah lama kembali ke lautan tempat nenek moyang mamalia darat pertama muncul. Semua yang tersisa dari evolusi mereka ke daratan adalah sisa-sisa kecil tulang yang melekat pada panggul pada beberapa spesies, suatu jejak suara anatomi dari petualangan tanah leluhur mereka. Tapi siapa yang tahu di mana mereka akan berkeliaran dalam 50 juta tahun lagi?

Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Muhammad Gaffar.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,400 academics and researchers from 4,942 institutions.

Register now