Kebayoran Baru pada era 1950-an, sebagaimana digambarkan dalam film Tiga Dara (1956), menjadi periode penting berkembangnya pengaruh bahasa Inggris di Jakarta Selatan.
(SA Films/Perfini)
Bahasa “Jaksel” sering dianggap cerminan tingkat pendidikan dan kelas sosial yang tinggi. Bisa jadi itu benar, tapi fenomena ini bisa dikaji lebih dalam dari lensa sejarah, tata ruang, dan kebahasaan.
Mantan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik (kiri) berjabat tangan dengan sejumlah peserta pelatihan bahasa di Kampus Inggris Pare, Kediri, Jawa Timur.
(ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
Walau terdengar sopan, ada beberapa alasan mengapa kita harus berhenti meminta maaf atau merasa minder ketika berbicara bahasa Inggris dengan aksen kita sendiri.
Penggunaan pendekatan multibahasa di ruang kelas telah terbukti penting dalam meningkatkan prestasi akademik siswa.
Photo by Amador Loureiro on Unsplash
Berlawanan dengan pendapat umum, penelitian menunjukkan bahwa praktik multibahasa tidak memiliki efek buruk pada prestasi akademik siswa
Bagi pengkritik bahasa gado-gado, keberadaan bahasa Inggris dalam bertutur seolah membuat jati diri kita sebagai bangsa Indonesia memudar.
www.shutterstock.com
Bahasa gado-gado ternyata memainkan fungsi perlawanan terhadap pengekangan kebebasan berekspresi mengenai hal-hal yang tabu dan di luar norma sosial budaya yang dominan di Indonesia.