Ramainya perdebatan di sosial media yang membanding-bandingkan jumlah kosa kata bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Tapi apakah benar Bahasa Indonesia adalah bahasa malas yang miskin suku kata?
Para peneliti menyaksikan pengetahuan masyarakat Australia tentang bahasa dan budaya Indonesia perlahan-lahan mati karena diabaikan.
Mahasiswa menulis aksara Bali di atas daun lontar saat peringatan ke-5 Bulan Bahasa Bali tahun 2023 di Taman Budaya Bali, Denpasar.
(ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)
Rasman, Universitas Negeri Yogyakarta; Reni Nastiti, Universitas Negeri Yogyakarta, and Tatum Derin, Universitas Lancang Kuning
Promosi bahasa daerah kepada masyarakat, pelajar, dan anak muda perlu menekankan bahwa bahasa daerah adalah “aset” dalam berkomunikasi, bukan hanya beban warisan.
Minat belajar bahasa Indonesia di Australia terus menurun setiap tahunnya. Menariknya, keprihatinan tersebut lebih banyak muncul dari pihak-pihak di Australia dan bukan oleh Indonesia.
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri, di Jakarta pada awal April lalu. PM Ismail Sabri mengemukakan keinginan kuatnya untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai ‘bahasa resmi kedua’ ASEAN.
(ANTARA FOTO/Laily Rachev)
Perdebatan mengenai bahasa mana yang layak jadi ‘bahasa resmi kedua’ ASEAN sebaiknya tidak membuat kita lupa bahwa Asia Tenggara mempunyai keanekaragaman bahasa dan budaya yang kaya.
Mantan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik (kiri) berjabat tangan dengan sejumlah peserta pelatihan bahasa di Kampus Inggris Pare, Kediri, Jawa Timur.
(ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
Walau terdengar sopan, ada beberapa alasan mengapa kita harus berhenti meminta maaf atau merasa minder ketika berbicara bahasa Inggris dengan aksen kita sendiri.
Ada kesenjangan gender dalam bahasa kita.
Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
George Adam Sukoco, Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI); Anisah H. Zulfa, Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), and Senza Arsendy, Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI)
Program kami tahun 2018 menunjukkan pentingnya penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar di kelas dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Produksi berita yang harus cepat, harus juga mementingkan kualitas bahasa dalam penulisannya.
Mahesh Patel/Pixabay
Bahasa Indonesia menyimpan seksisme dalam bentuk kata, asosiasi, dan wacana. Mengikuti langkah Oxford Dictionary, kita bisa menempuh sejumlah cara agar seksisme bisa dihilangkan dari bahasa Indonesia.
Pilihan berbahasa seseorang dipengaruhi oleh setidaknya dua faktor: faktor personal dan kultural.
www.shutterstock.com
Peneliti bahasa menjelaskan mengapa Peraturan Presiden tentang Penggunaan Bahasa Indonesia. Meskipun baik, Perpres tidak akan berdampak besar.
Bagi pengkritik bahasa gado-gado, keberadaan bahasa Inggris dalam bertutur seolah membuat jati diri kita sebagai bangsa Indonesia memudar.
www.shutterstock.com
Bahasa gado-gado ternyata memainkan fungsi perlawanan terhadap pengekangan kebebasan berekspresi mengenai hal-hal yang tabu dan di luar norma sosial budaya yang dominan di Indonesia.
Rapat kaum nasionalis di Gedung Nasional Indonesia, Surabaya.
G.H. von Faber. Nieuwe Soerabaja. 1936.
Associate professor at Nahdlatul Ulama University of Indonesia and Ph.D in Linguistic. His research interests include language, power, and religious issues, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA)