Penelitian saat ini menunjukkan bahwa ganja dapat membantu maupun membahayakan memori. Bagaimana penjelasannya?
Academic rigour, journalistic flair
Articles on Ganja
Displaying all articles
Malaysia dan Indonesia juga sedang mempertimbangkan mengikuti Thailand dalam melegalkan penggunaan ganja, khususnya untuk keperluan medis. Tetapi Kanada bisa menjadi contoh yang lebih baik.
Dalam 150 tahun terakhir, para ilmuwan telah mengembangkan opioid sintetik tambahan seperti hidrokodon dan dihidrokodein yang juga meredakan nyeri.
Destinasi pariwisata di berbagai belahan dunia membuat acara dan aktivitas terkait ganja demi menggaet wisatawan dalam tren liburan baru.
Penggunaan ganja terkait dengan memori, perhatian, dan kesehatan mental yang lebih buruk.
Keluarga dapat menjadi benteng terkuat dalam upaya memutus penyalahgunaan narkoba.
Ganja memiliki potensi kesehatan dan ekonomi, sekaligus saat ini merupakan beban dalam peradilan di Indonesia.
Para ahli memeriksa klaim mengenai ganja mampu menyembuhkan kanker.
Top contributors
-
Lecturer in Tourism & Events, Glasgow Caledonian University
-
Postdoctoral research fellow, Queen's University Belfast
-
Research fellow, Indonesia Judicial Research Society
-
Professor of Clinical Neuropsychology, University of Cambridge
-
Postdoctoral Research Associate, Cognitive Neuroscience, University of Cambridge
-
Researcher, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Senior Research Officer, ISEAS-Yusof Ishak Institute
-
Peneliti Demografi Sosial, Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
-
Peneliti, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
-
Postdoctoral research associate, University of Bath
-
Professor of Population Neuroscience, Fudan University
-
Research Associate Professor of Pharmacology, School of Medicine, University of Washington
-
Research Intern, ISEAS-Yusof-Ishak Institute
-
Professor of Mental Health, University of Leeds
-
Honorary Fellow, Department of Health Sciences, University of York
