Menu Close
perempuan sedang menggunakan smartphone
kesehatan mental masa pandemi.

6 strategi untuk menjaga kesehatan mental remaja perempuan menurut penelitian

Sudah menjadi fakta yang umum bahwa kesehatan mental anak-anak dan remaja menurun secara drastis selama masa pandemi. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa remaja perempuanlah yang mengalami penderitaan lebih besar dibanding sebelumnya.

Sebuah survei yang dibuat oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang diterbitkan pada awal Februari 2023 menemukan bahwa, pada tahun 2021, 57% anak perempuan SMA melaporkan mengalami perasaan sedih atau putus asa yang berkepanjangan, naik 36% dari statistik pada tahun 2011. Angka tersebut hampir dua kali lipat lebih tinggi dari 29% anak laki-laki yang melaporkan mengalami perasaan yang sama pada tahun 2021.

Yang membuat keadaan menjadi lebih buruk lagi, 30% dari anak perempuan yang disurvei melaporkan secara serius memiliki keinginan untuk bunuh diri dan 13% mencoba bunuh diri satu kali atau lebih pada tahun 2021. Ini sangat mengejutkan dan tentunya sangat mengerikan.

Sebagai informasi, kami adalah tim riset yang mempelajari anak-anak dalam hal perkembangan sosial dan emosional mereka, dan selama pandemi ini kami secara khusus berfokus pada kesehatan mental anak-anak dan remaja. Sejak tahun 2020, kami telah melihat lebih banyak perubahan pada anak perempuan, termasuk peningkatan depresi dan pikiran untuk bunuh diri.

Dalam pandangan kami, terdapat sejumlah faktor kunci yang telah mengakibatkan krisis kesehatan mental pada remaja perempuan.

Stres yang dialami para remaja merupakan pengalaman yang unik dan penting.

Badai faktor yang sempurna

Penelitian CDC yang sebelumnya menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 telah secara tidak proporsional memengaruhi anak perempuan. Dan dalam studi tahun 2021 yang dilakukan tim kami terhadap 240 remaja, 70% anak perempuan mengatakan bahwa mereka sangat merindukan bertemu dengan orang lain selama pandemi, dibandingkan dengan hanya 28% anak laki-laki yang melaporkan perasaan tersebut.

Faktor kedua adalah media sosial, yang dapat menjadi sumber dukungan yang luar biasa, tetapi juga terkadang menyerang kepercayaan diri dan kondisi psikologis anak perempuan.

Kami menemukan bahwa di zaman ini ketika semua anak muda sedang diterpa dengan isu-isu seperti perubahan iklim dan pergolakan sosial. Hal-hal tersebut bukan hanya hal-hal yang abstraks bagi banyak anak laki-laki dan perempuan: namun hal hal tersebut juga merupakan masa depan mereka. Realitas ini menunjukan suatu bantahan dari pandangan jadul yang sudah usang yang menyatakan bahwa anak-anak dan remaja biasanya tak acuh atau tidak menyadari realitas politik

Jadi, bagaimana para orang tua, guru, dan teman dapat membantu para remaja perempuan untuk melewati krisis ini?

Berikut adalah enam strategi yang menurut penelitian dapat berhasil.

1. Beri dukungan sosial lebih banyak

Koneksi sosial dan emosional antara manusia merupakan salah satu senjata paling ampuh yang kita miliki untuk melawan stres dan kesedihan yang signifikan. Beberapa penelitian telah menemukan hubungan yang kuat antara kurangnya dukungan orang tua dan teman sebaya dengan kondisi depresi selama masa remaja. Dukungan dari teman juga dapat membantu mengurangi hubungan antara kecemasan remaja yang ekstrem dan pikiran untuk bunuh diri. Dalam sebuah penelitian terhadap remaja, dukungan sosial dikaitkan dengan ketahanan yang lebih besar - contohnya seperti lebih mampu bertahan dalam beberapa jenis kekejaman sosial seperti perundungan.

2. Hindarkan mereka dari perasaan sedang bersaing

Selama tahun 1970-an dan 1980-an, persaingan antar perempuan dipandang sebagai sesuatu yang menghambat pertumbuhan diri perempuan. Sayangnya, pesan ini tampaknya telah hilang akibat terlalu banyaknya liputan media tentang lekuk tubuh, penampilan, dan pencapaian sosial dari seorang perempuan. Penelitian telah menemukan bahwa media sosial mendorong persaingan antara anak perempuan, terutama di sekitar penampilan fisik mereka.

Mengajarkan anak perempuan di usia muda untuk menjadi panutan bagi yang lain - dan melabeli perilaku tersebut sebagai perilaku orang dewasa - dapat membantu meringankan rasa persaingan yang dihadapi remaja saat ini.

3. Akui pencapaian mereka dan tunjukkan pada dunia

Memikirkan penampilan diri sendiri adalah hal yang wajar dan dapat dimengerti. Namun, penekanan yang berlebihan pada penampilan saja jelas tidak sehat, dan hal ini sangat berhubungan dengan depresi dan kecemasan terutama pada perempuan.

Orang dewasa dapat memainkan peran penting dalam mendorong anak perempuan untuk menghargai kualitas dalam aspek lain seperti kemampuan artistik atau kecerdasan intelektual mereka. Masa kanak-kanak dapat menjadi kanvas bagi anak-anak untuk menemukan di mana bakat mereka yang pada ahkirnya dapat memberikan kepuasan besar dalam hidup mereka.

Salah satu cara orang dewasa dapat membantu adalah dengan mengakui dan merayakan aspek-aspek tersebut. Sebagai contoh, di Massachusetts Aggression Reduction Center yang merupakan sebuah organisasi yang kami pimpin dan kelola berfokus pada pencegahan perundungan daring dan luring. Nantinya, para anggota staf akan menaruh seluruh pencapaian anak-anak perempuan yang ada - baik itu intelektual, artistik, ilmiah, atletik, maupun sastra - di kanal-kanal media sosial setiap hari Jumat dengan menggunakan tagar #FridaysForFemales.

This young woman once felt sad, anxious and trapped.

4. Tunjukkan peran-peran perempuan di masyarakat

Anak perempuan menjadikan perempuan yang lebih dewasa sebagai acuan dalam bersikap dan bertindak. Kamu mungkin bukan seorang kepala eksekutif perusahaan besar, tetapi kamu mungkin adalah seorang guru, atau mungkin seorang pebisnis kecil yang menyediakan produk atau layanan penting. Mencontohkan sikap pro-perempuan berarti menghargai semua peran yang dimainkan orang dalam masyarakat.

Selain itu, mengajarkan sejarah di balik gerakan perempuan dan langkah-langkah penting lainnya menuju kesetaraan, seperti hak perempuan untuk memilih, adalah kunci untuk memberdayakan anak perempuan untuk menghargai diri dan peran mereka sendiri. Perempuan memainkan peran sentral dalam upaya perang selama Perang Dunia II. Perempuan telah memimpin banyak gerakan sosial dan memperjuangkan hak-hak masyarakat. Dan banyak perempuan telah menjadi ilmuwan yang terkenal , penulis, seniman, dan ahli terkenal di hampir semua profesi lain yang dapat kita sebutkan.

Marie Curie yang sedang duduk di depan meja kerja sambil memperhatikan putrinya yang sedang menyetel alat musik.
Marie Curie, sedang duduk dalam foto, adalah seorang fisikawan kelahiran Polandia dan pelopor dalam bidang radioaktivitas. Bersama dengan suaminya, ia memenangkan Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1903. Putrinya, Irene, sedang berdiri di foto, memenangkan Hadiah Nobel Kimia bersama pada tahun 1935. Culture Club/Hulton Archive via Getty Images

5. Ajak mereka merenungkan pengaruh media sosial terhadap diri mereka

Media sosial merupakan bentuk interaksi manusia yang unik yang mempunyai peran besar dalam kehidupan remaja. Khususnya bagi remaja perempuan, yang mana setiap interaksi di media sosial bisa terasa konsekuensial dan berpotensi menjadi bencana.

Berinteraksi dengan cara yang menyenangkan dan positif dengan teman sebaya di platform media sosial dapat menjadi pengalaman yang positif dan menguatkan. Di sisi lain, melihat hal-hal yang ditaruh orang lain di media sosial dan membandingkannya dengan barang-barang kamu sendiri dapat membuat orang dari segala usia merasa cemas tentang bagaimana penampilan mereka dan kecemasan akan keiikutsertaan diri mereka. Kecemasan ini berlaku untuk anak laki-laki dan perempuan tetapi, potensi tekanan emosional tampaknya lebih tinggi untuk anak perempuan.

Kesadaran tentang bagaimana media sosial memiliki kapasitas untuk mempengaruhi perasaan dan kesehatan mental tampaknya dapat membantu orang untuk menjaga interaksi mereka di media sosial. Orang dewasa dapat membantu anak perempuan dengan berdiskusi dengan mereka tentang bagaimana media sosial memengaruhi perasaan, persepsi diri, dan bahkan citra tubuh mereka.

6. Ajari mereka untuk mengenali perasaan mereka

Belajar mengenali dan memberi label pada perasaan bukan merupakan hal yang instan bagi banyak orang. Kabar baiknya, anak-anak dapat belajar cara-cara untuk membantu diri mereka sendiri ketika mereka mengalami kecemasan atau depresi. Anak-anak dapat belajar untuk menghargai bagaimana memeluk anjing mereka, bermain boardgame, atau berbicara dengan orang tua mereka dapat membantu mengurangi kecemasan, setelah mereka memahami mengenai perasaan yang mereka rasakan.

Kami perlu memberi tahu bahwa semua yang dibahas di sini juga dapat membantu anak laki-laki, yang sama sekali tidak kebal terhadap masalah kesehatan mental. Mendorong pengakuan prestasi, memahami bagaimana suasana hati dapat dipengaruhi oleh media sosial, dan meningkatkan dukungan untuk anak laki-laki dan perempuan adalah langkah positif kita untuk bergerak menuju dunia pasca pandemi yang positif.


_Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara telah menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris. _

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now