Menu Close
Laki-laki belajar di kafe

Cara memotivasi diri sendiri untuk belajar bahasa baru

Apakah kamu sedang berpikir untuk belajar bahasa baru?

Mungkin kamu sudah memutuskan bahwa inilah saatnya meninggalkan pelajaran bahasa Prancis di kelas. Mungkin kamu sedang merencanakan perjalanan ke Jepang dan merasa harus mempelajari dasar-dasar bahasanya, atau pekerjaanmu mengharuskanmu tinggal di Kairo selama satu tahun dan kamu membutuhkan bahasa Arab.

Belajar bahasa baru adalah usaha yang sangat berharga, namun ada dua hal yang pasti: hal ini membutuhkan waktu, dan motivasi sangat penting.

Saya meneliti motivasi belajar bahasa, menggunakan teori self-determination atau teori determinasi diri. Teori ini menjelaskan adanya kontinum (derajat, kadar atau tingkatan) dalam motivasi.

Kontinum ini dimulai dari motivasi yang paling rendah - “amotivasi” - di mana kita mungkin menolak untuk melakukan suatu tugas, karena tidak melihat manfaatnya. Bentuk motivasi tertinggi adalah “motivasi intrinsik”, yang berarti melakukan sesuatu karena menganggapnya menyenangkan.

Di antara keduanya, di sepanjang kontinum, ada berbagai bentuk motivasi. Motivasi kita meningkat seiring dengan semakin selarasnya kegiatan tersebut dengan keyakinan dan nilai-nilai kita.

Tabel yang menunjukkan perasaan dalam melakukan suatu tugas
Kontinum motivasi. Abigail Parrish, CC BY-NC-ND

Teori self-determination semakin populer di antara para peneliti yang ingin mengeksplorasi pembelajaran bahasa. Teori ini mengatakan bahwa jika kamu belajar bahasa karena merasa itu penting bagimu - atau karena sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai yang kamu anut - maka kamu akan terdorong untuk melakukannya.

Tidaklah cukup hanya mengetahui bahwa belajar bahasa merupakan hal yang baik secara abstrak; kamu harus menemukan relevansi pribadi di dalamnya.

Kamu bisa mencoba membangun motivasi ini dengan menetapkan tujuan yang berkisar pada hubungan bermakna dengan orang lain - seperti meningkatkan kemampuanmu untuk berkomunikasi dengan teman, keluarga atau kolega dalam bahasa mereka.

Kamu akan lebih mungkin bertahan dan melakukan yang lebih baik jika hubungan bermakna tersebut adalah motivasimu untuk belajar, daripada jika kamu melakukan sesuatu untuk alasan eksternal yang lebih terkendali, misalnya, karena atasanmu mengharapkannya. Hal ini juga akan membuatmu merasa lebih bahagia.

Inilah sebabnya mengapa pembelajaran bahasa yang wajib di sekolah tidak selalu memberikan hasil yang kita harapkan. Siswa sering kali tidak memiliki otonomi untuk melakukan pembelajaran sejak awal.

Alasan untuk melanjutkan

Selain merasa bahwa kamu belajar untuk tujuanmu sendiri, ada faktor penting lainnya yang dapat membuatmu tetap termotivasi dalam perjalanan belajar bahasamu.

Salah satu faktor kuncinya adalah keterkaitan. Ini berarti memiliki hubungan yang positif dengan orang-orang di sekitar kita - guru, teman sekelas, teman, dan keluarga - dan membantu kita berkembang dan menemukan makna dari apa yang kita lakukan. Jika pasangan kita mendukung pembelajaran bahasa kita dan menyemangati kita, kemungkinan besar kita akan bersemangat untuk melanjutkannya.

Sesi les
Guru yang suportif akan membantu. Elnur/Shutterstock

Faktor lainnya adalah kompetensi. Ini bukan tentang menjadi yang terbaik dalam segala hal, tetapi tentang merasa mampu. Jadi, meskipun kamu seorang pemula, kamu bisa merasakan kompetensi jika kamu belajar selangkah demi selangkah dan merasa percaya diri dengan kemampuanmu sebelum melanjutkan.

Jika aplikasi pembelajaran bahasa Duolingo, misalnya, mengatakan bahwa kamu “luar biasa” dan pelajarannya “bukan tandinganmu”, kamu mungkin akan merasa bersemangat untuk melanjutkan.

Duolingo telah menjadi sangat populer sebagai cara untuk belajar bahasa, baik sebagai pengganti atau di samping metode tradisional seperti buku dan pelajaran. Bagian dari model aplikasi ini dan aplikasi pembelajaran bahasa lainnya adalah memberi penghargaan kepada pengguna di setiap kesempatan - untuk menggunakan aplikasi ini pada hari yang berurutan, untuk menyelesaikan sejumlah latihan, dan bahkan untuk berinteraksi pada waktu-waktu tertentu dalam sehari.

Namun, penelitian teori determinasi diri menunjukkan bahwa hadiah juga dapat menurunkan motivasi. Ketika ada hal-hal lain yang menghalangi atau kita menemukan pelajaran yang sangat sulit sehingga imbalannya berhenti, kita mungkin akan merasa putus asa. Cara terbaik untuk menemukan keinginan untuk terus maju adalah dengan menemukan alasan pribadi untuk belajar - dan mengingatkan diri sendiri akan hal itu ketika muncul masa-masa sulit.


Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now