Menu Close
Nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD). Niny2405/Antara Foto

Cek Fakta: benarkah ikan lele mampu mencegah wabah demam berdarah?

“Jentik adalah makanan alami ikan, yang paling efektif adalah lepaskan sebanyak-banyaknya ikan di saluran air seperti ikan lele yang paling bisa bertahan. Saya sudah memulai sejak tujuh tahun lalu, apabila di daerah saya ada yang terjangkit DBD, saya beli bibit lele agak besar untuk dilepaskan di semua saluran air dan efektif,” ujarnya.

  • Anggota DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengatakannya di Jakarta pada Senin, 25 Maret 2024.

Aziz menuturkan bahwa bibit ikan lele yang disebar ke saluran air akan mampu mencegah demam berdarah dengue (DBD) karena ikan lele memakan jentik nyamuk. Ia menyarankan pemerintah Jakarta untuk melakukannya secara masif.

The Conversation Indonesia menghubungi Henry Surendra, Associate Profesor bidang Kesehatan Masyarakat dari Monash University Indonesia untuk menganalisis akurasi saran Aziz tersebut.

Isu ini penting mengingat saat ini, kasus DBD di Indonesia terutama di Jakarta, tengah meningkat ke angka yang mengkhawatirkan.

Efektivitas lele dalam mencegah DBD tidak bisa diverifikasi

Pemberantasan jentik nyamuk dengan memelihara ikan pemakan jentik memang merupakan salah satu upaya pencegahan DBD yang direkomendasikan dalam strategi 3M Plus. Namun, upaya memelihara ikan pemakan jentik nyamuk perlu dilakukan dengan benar, yakni benar jenis ikannya dan benar lokasi memeliharanya.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ikan-ikan seperti ikan guppy dan ikan mas koki adalah pemakan jentik nyamuk. Memelihara ikan-ikan ini dalam bak-bak air dapat membantu mengontrol populasi nyamuk.

Lokasi pemeliharaannya juga harus tepat, yakni di bak-bak air atau lokasi air menggenang, seperti kolam.

Namun, bahwa ikan lele disebut dapat menjadi cara efektif untuk mencegah DBD itu belum bisa diverifikasi kebenarannya. Ini karena belum ada sumber kuat yang menyatakan bahwa ikan lele merupakan ikan pemakan jentik yang efektif.

Salah satu artikel yang memuat pendapat narasumber ahli seorang profesor parasitologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyatakan bahwa memelihara ikan lele di bak mandi bukan merupakan upaya yang efektif untuk memberantas jentik.

Petugas puskesmas Seyegan melakukan pengasapan (‘fogging’) di Margodadi, Seyegan, Sleman,Yogyakarta, dalam upaya mencegah wabah demam berdarah dengue (DBD). Andreas Fitri Atmoko/Antara Foto

Artikel tersebut juga menyebutkan, bahwa tidak semua ikan suka menyantap jentik atau larva nyamuk. Hanya ikan jenis larvivorous fish yang bisa memakan dan memberantas jentik-jentik nyamuk yang kerap bersarang di bak mandi maupun wadah air lainnya.

Salah satu contoh larvivorous fish yang bisa ditaruh di bak mandi dan wadah air untuk memberantas jentik nyamuk adalah ikan kepala timah. Contoh lainnya adalah ikan cupang dan ikan cere.

Tetap lakukan 3M

Untuk mencegah wabah DBD, Henry tetap merekomendasikan pemberantasan sarang nyamuk secara komprehensif dengan strategi 3M Plus yang disarankan oleh Kemenkes. 3M terdiri dari:

  1. Menguras tempat penampungan air

  2. Menutup tempat-tempat penampungan air

  3. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk yang membawa virus DBD pada manusia.

Sementara poin Plus-nya adalah:

  1. Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk

  2. Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air

  3. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

  4. Menggunakan obat anti nyamuk

  5. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah

  6. Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama

  7. Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup

  8. Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras

  9. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar

Selain itu, perlu dipertimbangkan juga potensi strategi pelepasan nyamuk berwolbachia, karena telah terbukti efektif menurunkan kejadian DBD bergejala dan juga rawat inap karena DBD di Yogyakarta.


Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 183,800 academics and researchers from 4,959 institutions.

Register now