Menu Close
Surat suara pemilu presiden dan wakil presiden 2024. Irwansyah Putra/Antara Foto

Pentingnya AS, Cina dan Australia bagi Indonesia: bagaimana kebijakan diplomasi para capres terhadap kekuatan besar

Tahun 2024 merupakan tahun penting yang memengaruhi lanskap geopolitik dunia. Lebih dari 60 negara menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) untuk memilih presiden mereka. Tujuh di antaranya adalah negara dengan populasi terbesar di dunia, salah satunya Indonesia.

Salah satu peran penting Presiden terpilih nantinya adalah menentukan arahkan kebijakan luar negeri, termasuk hubungan kerja sama, perdagangan internasional, diplomasi, hingga perang.

Tiga kandidat calon presiden (capres) Indonesia, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, penting untuk kita pertimbangkan strategi diplomasinya, terutama bagaimana nanti mereka akan mengarahkan hubungan Indonesia dengan kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika Serikat (AS), Cina dan Australia.

Hubungan tersebut penting mengingat kebijakan luar negeri Indonesia cenderung dibentuk oleh upaya dalam membangun kemitraan yang bisa diandalkan dengan negara-negara besar seperti AS dan Cina.

Sebagai peneliti hubungan internasional, melalui artikel ini saya akan menganalisis bagaimana posisi ketiga capres dalam menghadapi persaingan kekuatan besar AS, Cina dan Australia.

Pentingnya the great powers bagi Indonesia

Indonesia dengan AS memiliki kemitraan strategis yang mencakup berbagai bidang , termasuk keamanan, perdagangan, investasi, pendidikan, dan kerja sama lingkungan. Hubungan ini didukung oleh nilai-nilai demokrasi yang sama dan kepentingan bersama dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.

AS memandang Indonesia sebagai mitra utama dalam meminimalisasi pengaruh Cina di Indo-Pasifik. Arus perdagangan dan investasi bilateral cukup signifikan, dan AS mendukung pembangunan infrastruktur dan ekonomi digital Indonesia. Hubungan militer dan pertahanan juga merupakan komponen penting dalam hubungan ini, dengan latihan bersama dan penjualan peralatan pertahanan.

Dalam konteks Australia, hubungan bilateralnya dengan Indonesia bukan hanya sebagai tetangga baik, tetapi juga tentang kepentingan bersama dalam hal keamanan dan kemakmuran regional. Hubungan ini mengalami pasang surut karena adanya perbedaan pendapat mengenai isu-isu seperti penyelundupan manusia, perlakuan terhadap pencari suaka, dan perdagangan sapi hidup.

Namun, kedua negara telah bekerja untuk memperkuat hubungan melalui kerja sama ekonomi, kolaborasi pertahanan dan keamanan, dan hubungan antarmasyarakat. Kedua negara juga berkolaborasi dalam penanggulangan terorisme dan memiliki kepentingan bersama dalam memastikan kawasan Asia Tenggara yang stabil dan aman.

Sementara Cina adalah salah satu mitra ekonomi terpenting Indonesia dan sumber utama investasi, terutama di sektor infrastruktur dan pertambangan. Hubungan ini semakin kuat melalui Belt and Road Initiative (BRI). Indonesia mendapatkan keuntungan dari investasi Cina dalam proyek-proyek seperti kereta api berkecepatan tinggi, pelabuhan, dan pembangkit listrik.

Lalu akan bagaimana arah kebijakan diplomasi Indonesia nantinya terhadap ketiga kekuatan besar ini pasca-Pemilu 2024?

Anies Baswedan

Capres Anies Baswedan mengusulkan pembangunan infrastruktur diplomasi yang lebih kuat, termasuk penambahan duta besar, dan redefinisi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Ia memberikan perhatian khusus pada isu Palestina dan krisis iklim.

Calon presiden Anies Rasyid Baswedan. Umarul Faruq/Antara Foto

Terkait sengketa LCS, Anies melihat pentingnya sentralitas ASEAN untuk menghadang intervensi kekuatan luar. Ini karena beberapa negara di Asia Tenggara seperti Myanmar dan Laos berpotensi menjadi pintu masuk bagi AS sehingga dapat meningkatkan ketegangan di kawasan.

Anies kemungkinan besar akan melanjutkan kerja sama ekonomi yang kuat dengan Cina , mengingat pentingnya investasi dan perdagangan Cina bagi ekonomi Indonesia. Namun, ia juga akan berusaha memastikan bahwa investasi dan proyek-proyek kerja sama dengan Cina tersebut dilaksanakan dengan cara yang lebih transparan dan menguntungkan bagi kedua belah pihak serta mendiversifikasi mitra ekonomi.

Strategi Anies mencakup kehati-hatian terhadap potensi jebakan utang dan dampak sosial-ekonomi terhadap masyarakat lokal serta menawarkan pendekatan kreatif dalam mencari pembiayaan, seperti pelibatan swasta.

Namun, Anies berpotensi memanfaatkan hubungan dengan AS bukan hanya untuk kepentingan ekonomi, tapi juga untuk meningkatkan kapasitas pertahanan dan keamanan Indonesia serta kerja sama di bidang pendidikan, pengadaan teknologi, dan perlindungan lingkungan. Tampaknya Anies juga akan meningkatkan investasi AS di Indonesia guna menjaga keseimbangan hubungan dengan Cina.

Sementara itu, terkait hubungan dengan Australia, Anies mungkin akan berusaha untuk mengatasi isu-isu sensitif yang sebelumnya menimbulkan ketegangan, seperti masalah imigrasi dan perdagangan, melalui dialog dan kerja sama yang lebih erat serta dengan melibatkan diaspora dan mahasiswa menjadi bagian dari diplomasi.

Prabowo Subianto

Prabowo Subianto kerap menggarisbawahi pentingnya pertahanan nasional dalam menjaga hubungan internasional dengan menjadi “tetangga yang baik”. Ia berpendapat bahwa kekuatan militer sangat esensial untuk menjaga kedaulatan negara dan menanggapi ancaman tradisional, seperti invasi oleh bangsa lain, dan non-tradisional seperti cyber security.

Calon presiden Prabowo Subianto. Dhemas Reviyanto/Antara Foto

Menurut Prabowo, yang masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan, utang luar negeri Indonesia adalah salah satu yang terendah di dunia dan tidak mengkhawatirkan investasi asing, sehingga ia kemungkinan besar akan melanjutkan, bahkan memperdalam, hubungan ekonomi Indonesia dengan Cina.

Prabowo juga tampaknya akan mencari cara untuk memastikan bahwa proyek-proyek yang dibiayai Cina dalam konteks inisiatif BRI dan hilirisasi nikel dapat berkelanjutan. Oleh karena itu, Prabowo akan berhati-hati dalam isu-isu sensitif seperti klaim teritorial di LCS dengan menjaga kedaulatan nasional tanpa merusak hubungan bilateral.

Dalam hubungan dengan AS, ia kemungkinan akan menekankan penguatan kerja sama keamanan dan pertahanan mengingat latar belakangnya di militer dan kepentingan strategis Indonesia dalam menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan Indo-Pasifik. Prabowo mungkin akan mencari dukungan AS dalam modernisasi militer Indonesia dan peningkatan kapasitas pertahanan.

Selain itu, hubungan ekonomi dan investasi juga akan menjadi fokus, dengan Prabowo mungkin berusaha untuk menarik lebih banyak investasi AS ke Indonesia, terutama di sektor-sektor strategis seperti energi dan infrastruktur.

Sementara dengan Australia, Prabowo kemungkinan akan memperkuat hubungan bilateral, terutama dalam konteks keamanan, pertahanan, dan kerja sama ekonomi. Hal ini mengingat adanya tantangan bersama seperti terorisme, perubahan iklim, dan keamanan maritim.

Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo lebih fokus pada mengadvokasi kebijakan luar negeri yang bebas aktif dan non-blok, dengan fokus pada pembangunan ekonomi dalam negeri dan peningkatan hubungan baik dengan negara tetangga. Ia juga menyoroti pentingnya pertahanan yang kuat dan pembangunan SDM dalam menghadapi ancaman global. Ia juga menekankan pada pentingnya diplomasi budaya dan pemanfaatan teknologi digital dalam promosi budaya populer Indonesia.

Calon presiden Ganjar Pranowo. Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto

Dalam menyikapi hubungan Indonesia dan Cina, Ganjar sepertinya juga akan berhati-hati dalam utang luar negeri Indonesia terhadap Cina untuk menghindari kegagalan negara dalam membayar utang.

Dengan mengangkat rencana untuk membangun industri pertahanan dalam negeri, Ganjar bisa melihat AS sebagai mitra strategis di bidang transfer pengetahuan keamanan. Selain itu juga dalam upaya Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim dan transisi energi, mengingat ini adalah isu global yang memerlukan kerja sama internasional.

Sementara itu, seperti dua kandidat lainnya, Ganjar melihat hubungan dengan Australia, berdasarkan kedekatan geografis dan tantangan bersama seperti perubahan iklim, isu migrasi, dan keamanan maritim.

Diplomasi yang saling melengkapi

Dalam menyikapi hubungan dengan AS, Cina, dan Australia, visi dan strategi diplomasi dari Anies, Prabowo dan Ganjar menunjukkan pendekatan yang beragam namun saling melengkapi, mencerminkan kekayaan perspektif dan prioritas dalam kebijakan luar negeri Indonesia.

Meskipun berbeda dalam metode dan fokus, ketiga calon presiden memiliki tujuan yang sama: memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional dan memastikan bahwa negara ini dapat berinteraksi dengan kekuatan besar seperti AS, Cina, dan Australia dengan cara yang menguntungkan dan memperkuat kedaulatan nasional.

Dalam menghadapi tantangan global yang kompleks, kepemimpinan yang visioner dan strategi diplomasi yang adaptif akan menjadi kunci bagi Indonesia untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan di masa depan.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,800 academics and researchers from 4,948 institutions.

Register now