Menu Close

Rishi Sunak: Perdana Menteri Inggris pertama dari keturunan India

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak. Belinda Jiao/Alamy

Rishi Sunak menjadi Perdana Menteri (PM) kedua yang menduduki posisi teratas pemerintahan Inggris tanpa melalui pemilihan sepanjang tahun 2022. Berasal dari keturunan Punjabi, ia juga menyandang “gelar kehormatan” tambahan, yakni sebagai PM Inggris pertama berasal dari ras Asia-Inggris.

Sunak lahir di Southampton, kota pelabuhan bagian selatan Inggris, pada 1980. Ayahnya, Yashvir, adalah seorang dokter keluarga dan ibunya, Usha, seorang apoteker. Sebelum pindah ke Inggris, ayahnya lahir dan besar di Kenya, sementara ibunya di Tanzania. Kakek-nenek Sunak di kedua sisi berasal dari India dan telah bermigrasi ke Afrika Timur.

Bangsa India memiliki sejarah panjang dengan para pedagang Afrika di kawasan Samudra Hindia – hubungan yang menjadi semakin kuat pada abad ke-19. Selama masa kerajaan Inggris, dan terutama setelah pembentukan Protektorat Afrika Timur (juga dikenal sebagai Afrika Timur Britania) pada 1885, banyak orang India bermigrasi ke kawasan tersebut, yang saat itu berada di bawah kendali Inggris. Penduduk India di sana tumbuh pesat dan makmur secara ekonomi.

Banyak imigran dan keturunan India yang menetap di Afrika Timur hingga saat ini, tapi jumlahnya tidak sebanyak ketika pertengahan kedua abad ke-20. Pada era 1960-an, wilayah tersebut cenderung menjadi tempat yang kurang ramah bagi orang India. Ini dibuktikan dengan pengusiran minoritas India dari Uganda atas perintah Idi Amin, presiden saat itu.

Sejak itulah sebagian besar diaspora India meninggalkan Kenya dan Tanzania. Alih-alih kembali ke India, banyak dari mereka yang memilih menetap di Amerika Seritkat (AS), Kanada, dan Inggris.

Walaupun lahir dan besar di kawasan Afrika Timur, kedua orang tua Sunak masih memegang kuat akar budaya India. Ayahnya adalah penganut Hindu yang taat dan tidak makan daging sapi. Dia pernah berkata dalam sebuah wawancara pada 2015 bahwa

“Saya mencentang opsi ‘British Indian’ dalam sensus penduduk. Memang ada kategori untuk itu. Saya merasa sepenuhnya adalah orang Inggris, ini adalah rumah dan negara saya, tapi warisan agama dan budaya saya adalah India, istri saya orang India.

Sebuah mimpi – bagi sebagian orang

Sejarah pribadi keluarga Sunak dapat dibaca sebagai bukti mimpi Inggris: gagasan bahwa Inggris adalah negara yang memiliki banyak peluang, sehingga dari manapun Anda berasal, jika Anda bekerja keras, Anda dapat mencapai kesuksesnya. Rumus untuk suksesnya sederhana: kerja keras dan tekad yang kuat.

Kedua orang tua Sunak menempuh pendidikan di Inggris – ayahnya kuliah kedokteran di University of Liverpool, sedangkan ibunya mengambil studi farmasi di kampus saya, Aston University.

Sunak banyak berbicara tentang bagaimana orang tuanya berkorban demi memberinya "kesempatan yang awalnya hanya bisa mereka impikan. Tapi ini Inggris, tempat kita dan jutaan orang seperti kita bisa mendapat kesempatan untuk memiliki masa depan yang lebih baik.”

Tentu saja tidak semua imigran di Inggris dapat memberikan pendidikan terbaik, yang membutuhkan uang, bagi anak-anak mereka – tidak peduli seberapa kuat etos kerja mereka. Dididik secara eksklusif di Winchester, salah satu sekolah asrama umum tertua dan termahal di Inggris, Sunak memiliki privilese dalam hal pola asuh.

Mengikuti jejak banyak elit politik Inggris, Sunak mempelajari politik, filsafat dan ekonomi di Oxford University. Setelah lulus ia terjun ke dunia perbankan investasi, lalu mendapatkan pekerjaan di Goldman Sachs sebelum melanjutkan studinya ke Stanford University di AS untuk meraih gelar MBA.

Sunak menikah dengan perempuan kaya. Istrinya, Akshata Murty, adalah putri seorang miliarder India, NR Narayana Murthy, salah satu pendiri Infosys. Saham istrinya di perusahaan ayahnya itu menjadikannya salah satu perempuan terkaya di Inggris. Pasangan ini memiliki kekayaan gabungan sebesar £730 juta (Rp 13,2 triliun). Sunak, dengan demikian, juga menyandang “gelar” lain, yakni orang terkaya yang pernah duduk di House of Commons (Dewan Rakyat – salah satu majelis tinggi dalam parlemen Inggris yang bertugas mengesahkan undang-undang).

Skandal atas status non-domisili (penduduk yang domisili permanennya di luar Inggris, sehingga tidak perlu membayar pajak penghasilannya yang berasal dari luar Inggris) istrinya sempat mengancam karirnya hampir setahun lalu, tapi entah bagaimana namanya berhasil pulih.

Sadar sepenuhnya bahwa kekayaannya berpotensi menjadi sorotan publik, Sunak sangat hati-hati membentuk citranya di depan publik (dengan bantuan perusahaan PR). Berbagai unggahan dan video di media sosial lebih menggambarkannya sebagai influencer ketimbang seorang politikus. Ciri khas tersebut telah melekat dalam dirinya sejak menjadi menteri kabinet dalam pemerintahan Boris Johnson tahun 2020.

Bagaimanapun juga, saat ini adalah momen besar. Menjadi pemimpin non-kulit putih pertama di Inggris adalah hal penting. Dalam beberapa hal, Partai Konservatif patut dibanggakan dalam hal mempromosikan rekan-rekan etnis minoritas.

Selama pemerintahan Liz Truss, politikus etnis minoritas memegang tiga posisi kunci: kanselir bendahara, sekretaris dalam negeri dan sekretaris luar negeri - meski hanya untuk waktu yang singkat karena kepemimpinan Truss hanya bertahan enam minggu.

Namun, mereka yang berada di posisi tersebut juga berasal dari kalangan yang punya privilese untuk menempuh pendidikan yang eksklusif, sama seperti Rishi Sunak. Partai Konservatif memang memiliki ruang untuk mengakomodasi jenis keragaman tertentu.

Menariknya, Sunak tidak populer di kalangan anggota partai ketika ia pertama kali mencalonkan diri sebagai pemimpin pada musim panas 2022. Alasan yang paling memungkinkan – namun perlu penelitian lebih lanjut – adalah karena mereka merasa kurang nyaman dengan pemimpin dari etnis minoritas.

Dalam acara radio yang sedang terkenal saat ini, seorang penelepon yang mengaku sebagai anggota Partai Tory menyatakan bahwa dia, “juga kebanyakan orang”, tidak mengakui Sunak sebagai orang Inggris. Meski ini hanyalah pandangan seorang penelepon di sebuah acara radio, tapi pandangan seperti itu bisa menjadi pengingat bahwa beberapa orang masih tidak mau menerima bahwa identitas Asia-Inggris juga adalah bagian dari bangsa Inggris.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, dengan cepat memberi selamat kepada Sunak, menyebutnya sebagai “jembatan hidup’ orang India Inggris”. Pada masa-masa sulit situasi di Inggris dan politik global, semua mata kini menyaksikan dan menunggu seberapa kokoh jembatan itu akan berdiri.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,900 academics and researchers from 4,948 institutions.

Register now