Menu Close

“Social commerce”: peluang atau ancaman bagi UMKM?

CC BY99.4 MB (download)

Pemberitaan mengenai sepinya pasar Tanah Abang di DKI Jakarta sedang ramai menjadi pembicaraan. Pasar yang biasanya ramai oleh pengunjung ini belakangan terlihat “lesu” dan sedikit sekali pengunjung yang datang dan bertransaksi.

Berkembangnya platform social commerce dianggap menjadi salah satu penyebab dari merosotnya pengunjung pasar Tanah Abang. Platform semacam TikTok Shop, misalnya, menjadi opsi yang dipilih oleh para pedagang karena memungkinkan mereka untuk bisa langsung berinteraksi dengan calon pembeli yang tersebar dari berbagai daerah. Selain itu, calon pembeli juga sangat dimudahkan karena bisa langsung melakukan transaksi di platform online ini.

Merespon maraknya penggunaan social commerce yang dianggap merugikan, sebagian pedagang pasar Tanah Abang melakukan protes terhadap pemerintah. Mereka menyampaikan aspirasi kepada Menteri Koperasi dan UMKM dan meminta menutup platform social commerce di Indonesia.

Lalu, bagaimanakah kita harus melihat platform social commerce ini? Apakah sebagai ancaman atau sebagai peluang?

Dalam episode SuarAkademia terbaru, kami berbincang dengan Adinova Fauri (Ino), peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

Menurut Ino, sepinya pasar Tanah Abang tidak serta merta disebabkan oleh perkembangan platform social commerce yang pesat. Ia berpendapat perubahan iklim ekonomi setelah pandemi COVID-19 dan perilaku konsumen yang berbeda juga menjadi faktor menurunnya pengunjung di pasar tersebut.

Alih-alih melihat ini sebagai ancaman, Ino berpendapat social commerce ini bisa menjadi peluang besar bagi para pedagang untuk bisa menjangkau target pasar secara lebih luas. Menurutnya, dengan semakin majunya platform ini, pedagang dimungkinkan untuk bisa memperluas jangkauan dalam memasarkan produk yang mereka jual.

Namun, Ino juga mengatakan pemerintah wajib memberikan bantuan kepada seluruh masyarakat dalam merespons isu social commerce ini. Ino menyebutkan pentingnya membuat regulasi yang baik bagi platform, pelatihan kepada UMKM untuk menghadapi tantangan ekonomi digital, dan perlindungan terhadap konsumen dalam mengambil kebijakan terhadap perkembangan platform ini.

Simak episode selengkapnya di SuarAkademia - ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now