Obrolan grup dapat menjadi tempat kegembiraan, solidaritas, dan perlindungan. Namun hal ini juga dapat menyita waktu dan menimbulkan perasaan cemas dan khawatir.
Aktivitas cek fakta masih terpusat di media sosial, padahal misinformasi juga cepat menyebar melalui aplikasi perpesanan seperti Whatsapp. Notifikasi push yang dipersonalisasi dapat membantu.
Penyebaran berita palsu melalui aplikasi pesan pribadi.
Henryk Ditze/Shutterstock
Secara psikologis, individu yang menerima informasi palsu secara perlahan membangun keyakinan mereka yang baru. Ini bisa mendorong mereka untuk ikut mendukung dan menyebar informasi itu.
Teknologi justru bisa jadi batu sandungan bagi upaya orang-orang untuk mencari kesamaan dan jalan tengah.
(Johanna Svennberg/iStock via Getty Images)
Proses di balik layanan dan sistem interaksi di media sosial punya kekuatan untuk membentuk bagaimana kita menjalin perdebatan di ruang maya.
Perusahaan Mark Zuckerberg mengatakan semua baik-baik saja, tetapi data yang disajikan hanya tentang bagaimana rata-rata pengguna media sosial.
AP Photo/Eric Risberg
Penelitian dari Meta dan beberapa ilmuwan tidak menunjukkan bahaya media sosial, tetapi penelitian lain dan kesaksian pelapor menunjukkan sebaliknya. Walau tampak kontradiktif, keduanya bisa benar.
Politikus dan partai politik di Indonesia harus bisa menahan diri untuk tidak mengerahkan pasukan siber untuk memenangkan perebutan kekuasaan dalam pemilu dan membelah opini publik terkait kebijakanu .
Massa yang tak puas dengan penetapan hasil pemilihan presiden 2019 bentrok dengan polisi dalam protes besar di depan Bawaslu, 22 Mei 2019.
EPA/ADI WEDA
Ketika pemerintah memutuskan untuk membatasi akses terhadap media sosial demi menjaga hak untuk hidup tanpa ketakutan, tidak bisa disimpulkan telah terjadi pelanggaran HAM.
Temuan di Jawa Barat tidak menunjukkan adanya hubungan antara umur, tingkat pendidikan, dan kemampuan ekonomi terhadap kecenderungan menyebarkan hoaks.