Menu Close
Kelinci langka
Jackrabbit ekor hitam. ranchorunner/Shutterstock

4 jenis kelinci yang langka dan terancam punah menurut ilmuwan

Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata “kelinci”? Apakah kamu membayangkan gambar kelinci kartun yang sedang makan wortel? Atau ekor yang lembut dan telinga kelinci peliharaan yang mengembang? Mungkin kamu berpikir tentang kemampuan mereka yang luar biasa untuk bereproduksi.

Bagi banyak orang Australia, kata “kelinci” identik dengan “hama” karena kehadirannya yang invasif yang terjadi sekitar 164 tahun yang lalu. Kerusakan yang disebabkan oleh kelinci pada lanskap Australia memang berbahaya dan serius, tapi ada banyak hal lain yang bisa terjadi pada kelinci ketika kita melayangkan pikiran kita ke luar negeri.

Tanggal 22 Januari 2023 menandakan dimulainya Tahun kelinci air dalam kalender Cina. Tahun ini adalah waktu yang tepat untuk memperluas pengetahuan kita tentang kelinci di berbagai penjuru dunia dengan menyoroti beberapa spesies yang benar-benar membutuhkan dukungan kita.

Apa itu kelinci?

Beberapa dari kita menyebutnya sebagai rabbit dan hares di beberapa daerah. Ada juga sebutan cottontails dan jackrabbits di daerah lain. Hewan bertelinga panjang yang kita cenderung menyebutnya sebagai bunnies dan Pika (hewan kecil yang tinggal di pegunungan dari Asia dan Amerika Utara) membentuk kelompok hewan yang dikenal dengan nama Lagomorpha.

Sebenarnya ada sekitar 108 spesies lagomorpha yang saat ini dikenal oleh ilmu pengetahuan. Mereka ditemukan di semua benua kecuali Antartika. Kelompok lagomorpha adalah sepupu evolusi dari hewan pengerat dan berada sangat dekat dengan cabang primata dalam pohon kehidupan.

pika adalah kerabat dekat kelinci
Pika, hewan yang tinggal di gunung, memiliki kekerabatan yang dekat dengan kelinci. Vladimir Arkhipov/iNaturalist, CC BY-NC

Pada 2013, para peneliti menemukan bahwa kelangsungan lebih dari dua pertiga spesies kelinci terancam perubahan iklim.

Sejak saat itu, jumlah spesies yang terancam punah atau sangat terancam punah telah meningkat dari 13 menjadi 16 dalam Daftar Merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Kelinci-kelinci ini membutuhkan bantuan kita.

Apa saja kelinci yang populasinya terancam? Berikut beberapa diantaranya.

1. Kelinci air

Kelinci air bukan makhluk khayalan dalam kalender Cina. Kelinci rawa (Sylvilagus aquaticus) dan kelinci rawa spesies lainnya (S. palustris) di Amerika Utara telah beradaptasi untuk hidup di lahan basah dan diketahui dapat berenang.

Untungnya, spesies-spesies ini ditandai sebagai spesies yang paling tidak perlu dikhawatirkan dalam Daftar Merah IUCN– organisasi perlindungan lingkungan terbesar di dunia.

Ada juga kelinci sungai (Bunolagus monticularis), kelinci berwarna kemerahan dari Afrika Selatan yang mendiami tepian sungai dan aliran air. Spesies ini terancam punah, bukan hanya karena menghadapi dampak perubahan iklim dan perusakan habitat, tapi juga ancaman lain yang tidak terduga, yaitu kelinci lain.

Dalam hal ini, kamera pemantau (camera trap) mengidentifikasi kelinci Lepus yang menghadapi masalah. Ketika sumber daya menjadi langka, persaingan menjadi ketat. Ada kelinci jenis hares yang lebih besar dan bersifat generalis. Mereka dapat memakan makanan yang lebih luas dan beradaptasi dengan lingkungan yang lebih bervariasi dan secara kompetitif menggeser kelinci sungai.

kelinci air
Kelinci tepi sungai terancam punah karena habitat aslinya terus menyusut. Paul Carter/iNaturalist, CC BY-NC

2. Kelinci subtropis

Kemampuan berkembang biak kelinci terkenal luar biasa, tetapi tidak semua spesies memiliki kemampuan reproduksi yang sama.

Di dua pulau subtropis di barat daya Jepang, hidup kelinci Amami (Pentalagus furnessi), yang kadang-kadang disebut sebagai “fosil hidup” karena memiliki karakter primitif seperti telinga kecil dan kaki yang lebih baik untuk berlarian daripada melompat.

Kelinci Amami yang hampir berwarna hitam ini menghuni hutan tropis yang lebat, dan sayangnya terancam punah. Spesies ini termasuk yang tidak biasa di antara Lagomorpha karena hanya memiliki satu - jarang dua - anak dalam satu kelompok. Kebiasaan berkembang biak ini sangat cocok untuk spesies pulau yang tidak memiliki predator karnivora (bayangkan burung-burung di Selandia Baru). Sampai, tentu saja, ada yang baru.

kelinci subtropis
Kelinci Amami berwarna nyaris hitam dan sangat lambat berkembang biak dibandingkan dengan kelinci-kelinci lain di belahan dunia lain. orthoptera-jp/iNaturalist, CC BY-NC

Untuk memerangi ular, luwak India muncul di pulau-pulau ini pada tahun 1979 , yang akhirnya menemukan kelinci sebagai makanan yang lezat. Pihak berwenang sekarang sedang mengerjakan program pemberantasan luwak untuk menyelamatkan kelinci dan burung endemik dari kepunahan.

3. Kelinci pegunungan

Sementara pulau-pulau di Jepang terbukti berbahaya bagi kelinci Amami, di tempat lain pegunungan dapat menjadi pulau bagi spesies yang menghadapi perubahan iklim.

Di pegunungan Annamite Range di Vietnam dan Laos, hidup kelinci endemik lainnya (Nesolagus timminsi), belang-belang hitam dan coklat kemerahan. Spesies yang terancam punah ini adalah salah satu kelinci yang paling sedikit dipahami, tetapi kita tahu bahwa kelinci ini terancam oleh perburuan intensif.

Di pegunungan Meksiko terdapat kelinci lain yang terancam punah, yaitu kelinci gunung berapi (Romerolgaus diazi). Kelinci ini merupakan salah satu spesies kelinci terkecil di dunia, yang terancam punah akibat dampak penggembalaan ternak dan konversi lahan untuk pertanian.

kelinci pegunungan
Kelinci gunung berapi yang mungil dan menggemaskan ini merupakan kelinci endemik di beberapa gunung berapi di Meksiko. Saúl Saldaña/iNaturalist, CC BY-NC

4. Kelinci Eropa

Populuasi kelinci mungkin mewabah di beberapa bagian Australia, tetapi di tempat asalnya mereka sedang berjuang.

Kelinci Eropa (Oryctolagus cuniculus) adalah satu-satunya spesies kelinci yang telah dijinakkan, dan penyebarannya yang luas di seluruh dunia merupakan hasil dari kelaparan manusia yang memanfaatkannya sebagai makanan.

Namun, di daerah asalnya - Semenanjung Iberia - jumlah mereka semakin berkurang. Faktanya, kita membutuhkan tindakan konservasi karena kelinci-kelinci ini adalah spesies mangsa utama bagi lynx Iberia yang sedang berusaha bangkit kembali dari statusnya sebagai kucing paling terancam punah di dunia. Proyek LIFE Iberconejo Eropa baru-baru ini telah dibentuk untuk tata kelola yang mengakui perlunya keseimbangan antara kelinci dalam ekosistem yang sehat dan kelinci sebagai hama pertanian.

kelinci Eropa
Kelinci di Pulau Wardang, Australia Selatan dalam uji coba penelitian pengendalian hayati, tahun 1938. CSIRO, CC BY

Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati

Banyak spesies lagomorf yang terancam punah memiliki ciri-ciri unik yang masih belum ditemukan oleh para ilmuwan. Distribusi geografis dan preferensi habitat yang terbatas membuat mereka rentan terhadap perubahan lingkungan dan sulit untuk dipelajari.

Itulah sebabnya mengapa ilmu pengetahuan warga sangat berharga untuk spesies ini, karena mata lokal yang jeli melihat hewan adalah salah satu metode terbaik untuk pengumpulan data. Jadi, buatlah resolusi Tahun Baru Imlek kamu untuk menjadi pelindung kelinci.

Sebagai contoh, kamu bisa mengunjungi jaringan iNaturalist untuk membiasakan diri dengan keanekaragaman spesies. Dan lain kali saat kamu sedang berlibur dan melihat kelinci, pastikan untuk memotretnya dan mengunggah penampakanmu.

Kampanye seperti Begging for Bunnies yang diciptakan oleh Endangered Wildlife Trust juga sangat bermanfaat dalam upaya melestarikan keanekaragaman hayati planet kita.


Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,900 academics and researchers from 4,948 institutions.

Register now