Menu Close

Apa itu terapi EMDR dan bagaimana terapi ini membantu orang-orang yang mengalami trauma?

Awal tahun ini, Pangeran Harry mengungkapkan bahwa ia telah menggunakan terapi yang disebut EMDR untuk mengatasi kecemasan dan trauma termasuk trauma akibat kematian ibunya, Putri Diana, saat ia berusia 12 tahun.

Dia mendemonstrasikan teknik ini dalam film dokumenter di Apple TV, The Me You Can’t See.

EMDR adalah singkatan dari desensitisasi dan pemrosesan ulang gerakan mata (eye movement desensitisation and reprocessing). Namun, apa itu terapi EMDR dan bagaimana cara kerjanya?

Apa itu EMDR?

EMDR adalah perawatan psikoterapi yang bertujuan untuk mengurangi emosi yang mengganggu yang terkait dengan ingatan traumatis.

Terapi ini melibatkan konsultasi dengan psikolog terlatih, biasanya dilakukan selama 12 sesi.

Secara garis besar, sesi ini terdiri dari delapan langkah:

  1. Perencanaan riwayat dan perawatan: psikolog akan mendiskusikan alasan spesifik pasien untuk datang dan mengambil riwayat secara mendetail.

  2. Persiapan: psikolog akan berbicara dengan pasien tentang apa yang dapat mereka harapkan dari EMDR. Pada fase ini, psikolog juga akan mengajarkan pasien teknik relaksasi yang dapat mereka gunakan untuk menenangkan diri mereka sendiri selama atau setelah sesi.

  3. Penilaian atau asesmen: psikolog akan meminta pasien untuk memilih gambar yang jelas dalam pikiran mereka yang berkaitan dengan memori yang ingin mereka tangani. Pasien juga akan diminta untuk fokus pada keyakinan negatif tentang diri mereka sendiri, atau emosi negatif yang terkait dengan peristiwa tersebut.

  4. Desensitisasi: pasien akan diminta untuk menahan memori traumatis di dalam pikiran mereka sambil mengikuti gerakan jari psikolog maju mundur dengan mata mereka. Psikolog juga dapat memandu pasien dengan mengetuk (misalnya, pasien mengetuk lutut mereka dengan tangan dalam pola bergantian) atau nada pendengaran yang disampaikan melalui headphone. Alternatif-alternatif gerakan mata ini melibatkan bagian otak yang sama.

  5. Pelaksanaan: pasien dipandu untuk mengganti keyakinan negatif yang asli dengan keyakinan yang positif.

  6. Pemindaian tubuh: pasien memikirkan memori asli untuk melihat apakah masih ada ketegangan fisik yang tersisa di dalam tubuh. Biasanya pemrosesan memori selesai ketika memori tersebut tidak lagi menyebabkan pasien merasa tertekan. Jika masih ada, langkah 4 akan diulangi.

  7. Penutup: ini adalah akhir sesi. Jika ingatan belum sepenuhnya berkurang intensitasnya, psikolog akan memandu pasien dalam latihan relaksasi yang harus dilakukan hingga sesi berikutnya.

  8. Re-evaluasi: ini adalah awal dari sesi berikutnya, saat psikolog dan klien menilai hasil kerja sesi sebelumnya dan mengevaluasi kembali rencana terapi sesuai kebutuhan.

Terapis akan terus memeriksa klien selama proses berlangsung.

Fase penting pada akhir perawatan adalah melihat ke masa depan. Psikolog mungkin meminta pasien untuk membayangkan tantangan yang akan dihadapi.

Misalnya, jika pasien pernah mengalami kecelakaan mobil, mereka mungkin membayangkan mengemudi di jalan raya, mungkin pada malam hari atau sendirian, dan melihat apakah ada emosi yang menyusahkan yang muncul. Jika ada, pasien mungkin masih membutuhkan perawatan lebih lanjut.

Aspek unik dari EMDR adalah bahwa orang tersebut mungkin tidak perlu mendiskusikan kenangan yang mengganggu secara rinci. Psikolog mungkin bertanya, “Peristiwa apa yang kamu ingat yang membuatmu merasa tertekan?” dan pasien mungkin berkata, “Peristiwa itu adalah sesuatu yang dilakukan ayahku padaku.” Proses ini dapat dilakukan tanpa informasi tambahan.

Bagaimana cara kerja EMDR? Dan siapa yang dapat menggunakannya?

Aktivitas ganda dari memikirkan memori yang menyedihkan dan menggerakkan mata dengan cepat dari satu sisi ke sisi lain tampaknya dapat mengurangi tingkat emosi dalam memori tersebut.

Salah satu teorinya adalah bahwa memikirkan memori traumatis dan mengikuti sesuatu dengan mata membutuhkan lebih banyak kapasitas memori melebihi kapasitas yang tersedia. Oleh karena itu, memori yang menyusahkan tidak sepenuhnya diakses dan kehilangan kekuatannya.

A young man talks with a clinician.
EMDR dilakukan dengan terapis terlatih. Shutterstock

Terapi EMDR paling sering digunakan untuk mengobati gejala stres traumatis dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Sebuah tinjauan terhadap 26 uji klinis menunjukkan bahwa pengobatan EMDR secara signifikan mengurangi gejala PTSD, depresi, kecemasan, dan kesusahan pada penderita PTSD.

Penggunaan EMDR pada anak-anak dengan PTSD juga telah terbukti efektif.

Orang-orang dengan fobia atau masalah kecemasan juga dapat memperoleh manfaat, seperti halnya orang-orang dengan depresi.

Meskipun penelitian menunjukkan bahwa EMDR merupakan pendekatan yang efektif untuk mengurangi trauma, mungkin ada beberapa risiko atau efek samping. Ini termasuk:

  • peningkatan ingatan yang menyedihkan

  • peningkatan emosi atau sensasi fisik selama sesi

  • pusing

  • mimpi yang melekat dalam ingatan dan terasa seperti dalam kehidupan nyata

  • munculnya kenangan traumatis baru.

Jika salah satu dari hal ini terjadi, psikolog yang menangani biasanya akan mendukung pasien untuk mengolahnya selama sesi berlangsung.

Apakah EMDR diakui?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Masyarakat Internasional untuk Studi Stres Trauma (International Society for Traumatic Stress Studies) merekomendasikan terapi EMDR sebagai pengobatan untuk orang dewasa dan anak-anak yang mengalami PTSD.

Terapi ini juga didukung oleh Australian Psychological Society.


Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,700 academics and researchers from 4,947 institutions.

Register now