Menu Close
Ikan tropis di akuarium.

Apakah ikan peliharaan di akuarium bahagia? Lima hal yang harus diperhatikan

Jika 1.500 mamalia penangkaran mati lemas di kebun binatang, akan banyak orang protes. Namun, ketika akuarium hotel di Berlin, Jerman pecah pada akhir tahun 2022, mengapa hanya sedikit orang yang memperhatikan penderitaan ikan? Tampaknya, spesies akuatik tidak menimbulkan respons emosional yang sama. Perbedaan ini mengaburkan pemahaman kita tentang kehidupan mereka di penangkaran.

Setelah beberapa dekade mempelajari perasaan ikan (yaitu, kemampuan mereka untuk memiliki perasaan dan mengalami sensasi), konsensus di antara para ilmuwan adalah bahwa ikan dapat merasakan sakit. Rasa sakit pada manusia memiliki komponen emosional yang penting, dan hal yang sama tampaknya berlaku pada ikan, yang juga mampu merasakan kecemasan dan ketakutan. Ini, bersama dengan bukti bahwa ikan dapat melakukan tugas kompleks yang melibatkan alat untuk memecahkan masalah, menempatkannya setara dengan hewan-hewan vertebrata lain.

Ikan adalah hewan peliharaan paling populer ketiga di Inggris, dan 9% populasi memiliki setidaknya satu ikan peliharaan. Nilai perdagangan ikan hias sangatlah besar, dengan jutaan ikan diambil dari habitat aslinya setiap tahun (terutama di Asia dan Pasifik Selatan) dan dikirim ke akuarium, terutama di Amerika Serikat dan Eropa.

Namun, sikap terhadap ikan agak lebih dingin daripada spesies lain. Saat mempertimbangkan ikan sebagai makanan, survei telah secara konsisten menemukan bahwa orang paling tidak peduli dengan kesejahteraan ikan di antara spesies budidaya lainnya. Ini mungkin karena ikan sudah lama menyimpang dari jalur evolusi kita.

Kaki orang berseragam berjalan melewati ikan mati.
Seekor ikan mati di antara puing-puing ledakan akuarium AquaDom. EPA-EFE/Filip Singer

Akan tetapi, semua ini runtuh saat kita memiliki teman yang bernapas di air. Jika kita berpikir untuk membeli ikan peliharaan, ada lima hal yang perlu dipertimbangkan jika kita ingin mempertahankan kebahagiaan ikan.

1. Makanan

Banyak orang memberi makan ikan dengan makanan yang tidak pantas untuk spesiesnya. Banyak orang kesulitan memberi makan makanan ikan yang sesuai dengan spesies mereka. Misalnya, pemelihara ikan tropis dan ikan mas di tangki yang sama akan menemukan bahwa ikan tropis menyukai camilan berprotein tinggi, seperti cacing darah atau udang brines, tetapi terlalu banyak protein buruk untuk ikan mas.

Kita mungkin memberi makan ikan dengan makanan yang tepat tetapi lalai dalam menyesuaikan jumlah dengan ukuran dan umur ikan di akuarium. Akan ada persaingan yang kuat untuk mendapatkan makanan di dalam tangki, terutama dalam kelompok yang lebih besar. Artinya, ikan yang lebih muda mungkin tidak mampu bersaing.

Seorang penyelam mengambil foto dari dalam akuarium berbentuk silinder yang besar.
Akuarium AquaDom Berlin pada tahun 2019. Billie Grace Ward/Flickr, CC BY

2. Air

Ikan menghasilkan banyak limbah, dan kadar amonia, nitrat, dan nitrit dapat terakumulasi dengan cepat di dalam air tangki. Ada perangkat pemantauan yang dapat memberi tahu kita apakah kualitas air di akuarium aman, tetapi bukti menunjukkan bahwa banyak penghobi ikan tidak mengikuti panduan ini.

And then there’s lighting. Fish sleep too – in fact, their sleep patterns are similar to humans. Fish need a defined dark period to rest, so whatever you do, don’t leave the lights on 24 hours a day.

Kemudian, ada juga pencahayaan. Ikan juga tidur – faktanya, pola tidur mereka mirip dengan manusia. Ikan membutuhkan periode gelap tertentu untuk istirahat, jadi apa pun yang kita lakukan, jangan biarkan lampu menyala 24 jam sehari.

3. Ketidaknyamanan

Bagaimana cara menemukan ikan yang terluka atau sakit? Jika tidak tahu jawabannya, itu hal yang lumrah. Ikan adalah salah satu hewan peliharaan yang banyak orang tidak mengerti, bahkan di kalangan profesional.

Kecelakaan di akuarium rumah umum terjadi karena ikan membentuk hierarki dan berkelahi. Infeksi bakteri atau parasit juga dapat terjadi, tetapi ini mungkin sulit dikenali. Penting bahwa suatu penyakit ditemukan lebih awal, sehingga ikan yang terinfeksi dapat dikarantina dan diobati untuk menghentikan penyebarannya. Jika seekor ikan menggosok dirinya sendiri di tangki, seringkali dalam upaya untuk menghilangkan parasit, ini adalah petunjuk kuat bahwa ikan tersebut sedang mengalami gangguan kesehatan.

4. Perilaku normal

Sulit untuk menjabarkan apa saja yang termasuk perilaku normal pada ikan. Namun, salah satu pertanyaan terpenting untuk ditanyakan pada diri sendiri adalah apakah struktur atau lingkungan kelompok alami ikan dapat tercermin di dalam akuarium.

Jika ikanmu adalah spesies shoaling (artinya, mereka mengatur diri mereka sendiri dalam formasi ketat yang disebut shoal), maka mereka suka hidup berkelompok. Misalnya, ikan zebra danios harus dipelihara dalam kelompok yang terdiri dari setidaknya enam spesies mereka sendiri. Namun, ada keseimbangan yang rumit: kepadatan yang berlebihan akan menimbulkan agresi karena ikan bersaing untuk mendapatkan makanan dan tempat, sementara terlalu sedikit ikan akan menyulitkan mereka untuk berkumpul.

Kumpulan ikan kecil bergaris biru.
Ikan zebra danios peliharaan lebih bahagia dalam kelompok yang lebih besar. Kazakov Maksim/Shutterstock

Paling tidak, tangki harus cukup besar untuk memungkinkan ikan berenang dengan bebas dan harus ada tempat berlindung yang cukup (tanaman atau kanopi kecil yang terendam sebagai tempat persembunyian) untuk memberi mereka kesempatan menyendiri jika mereka mau.

5. Ketakutan atau tekanan

Ada beberapa penyebab yang membuat ikan hidup dalam ketakutan. Beberapa ikan mungkin terus menerus diintimidasi oleh teman seakuarium yang lebih besar. Jika tidak ada tempat persembunyian, ini dapat membuat mereka tersiksa.

Ikan juga sensitif terhadap hal-hal di luar tangki mereka. Misalnya, apakah tangki berada di dekat radiator yang panas atau jendela yang terbuka? Apakah ikan terganggu oleh getaran dari mesin cuci terdekat? Semua faktor ini dapat menyebabkan ketakutan dan tekanan.

Jika dirimu berencana memelihara ikan dan memiliki akuarium di rumah, sepertinya ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Namun, mudah-mudahan lima hal ini menunjukkan bahwa ikan memiliki kebutuhan yang kompleks seperti hewan peliharaan lainnya.


Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,800 academics and researchers from 4,948 institutions.

Register now