Menu Close
Ilustrasi _Candida auris_.
Ragi Candida auris adalah patogen baru yang dapat menyebabkan infeksi serius dan berpotensi mengancam jiwa. Kateryna Kon / Shutterstock

“Candida auris”: jamur menular yang dapat mengancam hidup manusia

Tiga bulan yang lalu, salah satu penulis artikel ini menyadari salah satu diagnosis paling menakutkan yang dapat diberikan kepada kita saat kita dirawat di rumah sakit: “ Kamu mengalami infeksi yang resisten terhadap antibiotik”. Ini berarti bahwa mikro-organisme yang membuat kita sakit tidak dapat dengan mudah dibunuh oleh antibiotik biasa, sehingga mempersulit pengobatan.

Meskipun kita cenderung mengaitkan resistensi antibiotik dengan infeksi bakteri, meningkatnya frekuensi patologi terkait jamur yang juga menghindari tindakan obat memaksa kita untuk menjadi akrab dengan istilah seperti “antijamur” atau “antifungi”.

Ancaman serius bagi kesehatan manusia

Fakta bahwa jamur sama pentingnya dengan hewan dan tumbuhan bagi kita tidak menghalangi mereka untuk dipelajari. Hal ini tidak biasa mengingat penyakit yang disebabkannya memiliki tingkat kematian yang mirip dengan tuberkulosis dan lebih dari tiga kali lipat dari malaria.

Angka-angka ini sangat luar biasa mengingat betapa sedikitnya yang diketahui tentang biologi patogen jamur dan kurangnya pengenalan akan efek infeksi mereka terhadap kesehatan manusia. Infeksi ini berada di balik jutaan kasus penyakit, termasuk aspergillosis paru kronis dan invasif, kandidiasis atau infeksi yang disebabkan oleh jamur, histoplasmosis atau penyakit infeksi yang disebabkan oleh spora jamur Histoplasma capsulatum atau pneumoniasis yaitu infeksi paru. Selain penyakit-penyakit tersebut, ada jutaan pasien dengan asma jamur dan juta penderita keratitis atau peradangan pada selaput bening mata.

Pemindaian mikrograf elektron dengan warna semu dari ragi patogen Candida tropicalis YC466. Djspring / Wikimedia Commons, CC BY-SA

Sebuah laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) terbaru telah mengungkapkan bahwa infeksi jamur menyebabkan lebih dari 1,5 juta kematian setiap tahunnya. Dokumen tersebut mengidentifikasi sembilan belas jamur dan ragi patogen sebagai ancaman terbesar bagi kesehatan manusia. Di antara empat yang dianggap terancam punah adalah ragi Candida auris, sebuah patogen baru yang mampu menyebabkan infeksi serius dan mengancam jiwa.

Nama belakangnya, auris, berasal dari bahasa Latin yang berarti “telinga”, karena pertama kali terdeteksi di saluran telinga pasien. Saat ini, virus ini telah menjadi patogen di rumah sakit yang kebal terhadap banyak obat (menyebabkan infeksi di rumah sakit) di seluruh dunia. Hal ini dianggap sebagai ancaman utama dalam lingkungan perawatan kesehatan.

Obat yang membidik dinding

Tapi bagaimana C. auris menjadi begitu kuat? Untuk memahaminya, kita perlu melihat struktur sel jamur. Tidak seperti sel hewan, yang dikelilingi oleh membran lipid tipis, sel jamur diselimuti oleh dinding tebal yang memberikan bentuk dan perlindungan.

Dinding ini terdiri dari berbagai jenis polisakarida, yang merupakan rantai panjang molekul gula yang saling terhubung. Dua polisakarida yang ada di hampir semua dinding sel jamur adalah kitin, yang juga merupakan bagian dari kerangka luar banyak serangga, dan beta-glukan.

Karena sel hewan tidak memilikinya, jenis dinding sel ini merupakan target terapeutik utama untuk obat: obat yang mampu memblokir produksi kedua polisakarida tersebut akan memiliki lebih sedikit efek samping saat diaplikasikan pada pasien manusia.

Beberapa obat yang paling umum digunakan untuk mengobati infeksi jamur adalah echinocandins. Obat-obatan ini menghentikan sel memproduksi beta-glukan, yang melemahkan dinding sel hingga tidak dapat mempertahankan bentuknya dengan baik. Sementara jamur berjuang untuk tumbuh atau terpecah-pecah, sistem kekebalan tubuh kita memiliki kesempatan yang jauh lebih baik untuk melawan infeksi.

Bagaimana C. auris menghindari pengobatan

Sayangnya, beberapa jenis C. auris resisten terhadap pengobatan dengan echinocandins. Bagaimana mereka melakukannya? Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah mempelajari bagaimana jamur melawan senyawa yang dirancang untuk melemahkan atau membunuh mereka. Dalam kasus echinocandins, C. auris biasanya menggunakan tiga strategi: sembunyi, membangun kembali dan bermutasi.

Mekanisme pertama adalah menyelimuti diri mereka sendiri dalam biofilm, kamuflase kompleks dari gula, protein, DNA dan sel yang tahan terhadap obat.

Lapisan ini sangat berbahaya ketika sel jamur tumbuh pada peralatan medis seperti aerator trakea atau kateter, karena begitu dilepaskan dari biofilm, sel yang telah memperoleh kemampuan untuk melawan obat menjadi lebih berbahaya bagi pasien yang sedang diobati.

Kriptokokus paru-paru pada pasien AIDS. Histopatologi paru-paru menunjukkan septum alveolar yang melebar yang mengandung beberapa sel radang dan banyak ragi Kriptokokus neoformans, salah satu patogen yang termasuk dalam laporan WHO. Lapisan dalam kapsul ragi tampak bernoda merah.

Strategi kedua adalah membangun dinding sel yang berbeda. Ketika sel jamur diobati dengan echinocandins, mereka berhenti memproduksi beta-glukan dan mulai membuat lebih banyak kitin. Echinocandins tidak dapat menghentikan produksi kitin, sehingga jamur dapat membangun kembali dinding sel baru yang tahan dan menghindari kerusakan. Meskipun ada beberapa obat yang dapat menghentikan produksi kitin, saat ini tidak ada yang disetujui untuk penggunaan klinis.

Strategi ketiga adalah mengubah struktur kimia enzim penghasil beta-glukan sehingga echinocandins tidak dapat menghalanginya. Mutasi ini memungkinkan produksi polisakarida ini terus berlanjut meskipun ada obat. Tidak mengherankan jika Candida auris menggunakan strategi ini untuk melawan obat antijamur, karena strategi ini sangat efektif untuk menjaga sel tetap hidup.

Taktik baru dalam perang melawan jamur

Para ilmuwan sedang mencari taktik untuk memerangi infeksi jamur yang resisten terhadap echinocandin. Pendekatan pertama adalah menemukan obat baru. Sebagai contoh, dua obat yang sedang dikembangkan, rezafungin dan ibrexafungerp, tampaknya dapat menghentikan produksi beta-glukan bahkan pada jamur yang kebal echinocandin.

Strategi pelengkap adalah dengan menguji kemanjuran kelas enzim yang disebut glukosidase. Beberapa protein ini secara aktif menghancurkan dinding sel jamur, secara bersamaan membelah beta-glukan dan kitin, yang dapat membantu mencegah jamur bertahan hidup pada peralatan rumah sakit.

Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk memberikan terapi yang efektif dan mencegah penyebaran infeksi resisten, sebuah pertempuran melawan jamur patogen yang sedang dilakukan di laboratorium dan rumah sakit di seluruh dunia. Pada akhirnya, mari kita berharap bahwa suatu hari nanti para dokter akan sering mengatakan kepada pasien mereka: “ Kamu terkena infeksi jamur, tetapi sekarang kami memiliki pengobatan yang baik”.


Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Spanyol

This article was originally published in Spanish

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now