Menu Close
Woman holding smartphone in front of a laptop, likes float from the phone
Saat kita melihat jaringan online kita lewat analogi pipa, bukan prisma, jumlah yang kecil akan menjadi penting dan tampak berharga. (Shutterstock)

Dalam hubungan di sosial media, yang besar bukan berarti lebih baik

Lebih besar pasti lebih baik. Banyak dari kita berpikir bahwa pernyataan ini benar adanya dalam membangun hubungan pertemanan, koneksi, dan pengikut online. Tapi sebuah penelitian baru menyarankan bahwa kebalikan dari pernyataan itu mungkin lebih baik: pengelolaan koneksi dengan jumlah kecil – namun terpercaya – akan lebih baik untuk hubungan jangka panjang. Ini tampak berlawanan dengan pemahaman umum dan juga disertai dengan sebuah risiko.

Kita sering merasa dituntut dan bahkan didorong oleh media sosial untuk mengembangkan jaringan kita. Mempertimbangkan semua petunjuk lewat fitur “orang yang mungkin Anda kenal” dan “siapa yang harus diikuti”. Kita semua menginginkan agar sociometri (jumlah teman atau pengikut yang diposting di sudut profil Anda) terlihat bagus.

Jaringan sosial online dan offline

Kedua jaringan offline dan online, jejaring sosial kita dapat berfungsi sebagaimana prisma dan pipa.

Sebagaimana prisma, platform media sosial menyiarkan ke orang lain seberapa besar kita disukai, serta juga pendapat, minat, aktivitas, dan lainnya. Mereka menandakan siapa kita, atau tujuan kita, ke jaringan sosial.

Sedang sebagai pipa, platform media sosial bertindak sebagai saluran bantuan dan sumber daya. Menggunakan jaringan kita sebagai pipa merupakan cara yang penting untuk membangun hubungan. Kita memberi dan menerima saran, advokasi, sokongan, dukungan emosional, dan hal-hal nyata (seperti yang dilakukan pengusaha, misalnya).

Studi atas jejaring tatap muka secara umum menunjukkan bahwa, baik kita menggunakan jaringan sebagai prisma atau pipa, jumlah jaringan yang lebih besar akan lebih baik.

Sekelompok pengusaha duduk di meja
Dalam jaringan online, keinginan untuk menanyakan sesuatu jarang muncul. (Shutterstock)

Namun, bagaimana dengan online?

Kita berbondong-bondong berpindah ke jaringan media sosial seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, dan Instagram karena dengan media tersebut, kita mudah untuk melihat, berbagi, dan menyimpan koneksi; memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan jaringan koneksi kita kapan pun itu.

Itulah yang membuat koneksi online dan offline sangat berbeda.

Kita tidak dapat mencari dan menemukan komentar yang kita buat enam hari lalu kepada seorang teman saat duduk bersama minum kopi. Namun, kita dapat menemukan dan membagikan ulang percakapan kita pada “teman” Facebook kita tiga tahun lalu. Ternyata itu perbedaan yang sangat penting.

Saat kita menggunakan jejaring online kita sebagai pipa, bukan prisma, hal-hal kecil itu menjadi penting dan tampak berharga. Dalam studi terbaru atas seorang pengusaha Kanada, tim peneliti kami menemukan poin berlawanan ini dan menjelaskan alasannya.

Kami menemukan sebuah penemuan yang lebih luas.

Menggunakan jaringan online

Agar orang benar-benar menggunakan jaringan online mereka sebagai pipa untuk sumber daya dan dukungan, tiga hal perlu disatukan.

Pertama, kita perlu percaya bahwa kita memiliki kemampuan untuk meminta atau memberikan sumber daya atau dukungan (disebut exchange, pertukaran).

Kedua, kita perlu memiliki cara untuk benar-benar membuat pertukaran terjadi. Dan akhirnya, kita perlu keinginan itu sendiri – keinginan untuk melakukan pertukaran.

Semua kemampuan melihat, memindai, berbagi, mencari, dan menyimpan lewat fasilitas digital pada jaringan media sosial mempermudah kita untuk percaya bahwa kita memiliki kemampuan dan pengaturan untuk menggunakan jaringan kita sebagai pipa.

Kita dapat dengan cepat dan mudah menanyakan sesuatu yang dibutuhkan kepada jaringan online kita dan mendapatkan tanggapan yang cepat. Tapi penelitian kami menunjukkan bahwa kita tidak selalu memiliki keinginan untuk bertanya.

Melalui wawancara dengan para pengusaha tadi, kami menemukan bahwa alasannya mungkin karena orang benar-benar khawatir tentang apa yang akan dipikirkan orang lain.

Persepsi risiko penilaian sosial ini dapat menghalangi pengusaha mendapatkan sumber daya yang bermanfaat dari jaringan online mereka.

Kami menduga bukan hanya pengusaha yang mengkhawatirkan hal ini. Itu karena risiko penilaian sosial yang dirasakan adalah produk dari runtuhnya audiens, yang mengurangi kesediaan kita untuk menjangkau secara online.

Menghilangnya audiens terjadi saat kita menambahkan lebih banyak orang ke jaringan online kita.

Jaringan tersebut terdiri dari semua orang yang kita kenal baik, hingga orang-orang yang hampir tidak kita kenal; mencangkup koneksi pribadi, kenalan kerja, koneksi sukarelawan, koneksi kampung halaman, dan mereka yang memiliki minat dan hobi bersama.

Dengan membangun jaringan yang beragam dan besar ini, dan mengundang begitu banyak orang yang berbeda untuk bergabung, keinginan kita untuk meminta bantuan berkurang. Dengan semua fitur pencarian, melihat akun lain, dan berbagi hal itu, siapa yang tahu di mana permintaan kita akan akan menemukan jawabannya?

Ipad menampilkan gambar beberapa orang di web untuk mengilustrasikan jejaring sosial
Dalam hubungan di sosial media, yang besar bukan berarti lebih baik. (Shutterstock)

Penelitian kami mengungkapkan bahwa banyak dari kita mempertimbangakan banyak risiko penilaian sosial saat meminta apa pun kecuali informasi dari jaringan online kita.

Kita khawatir bahwa saat memberikan permohonan bantuan, orang lain akan menilai diri kita sebagai individu lemah, penuh dengan ketidakyakinan, bingung, terlalu mengambil hal secara personal atau bahkan berkelakuan tidak sopan, dan membuat kita kurang bersedia untuk mencari bantuan.

Implikasi sisi gelap dari lebih besar lebih baik di jejaring media sosial ini jarang dibahas.

Bila ini semua saling berhubungan, apa yang dapat kita lakukan?

Untuk membuat jaringan media sosial kita berguna sebagai pipa, kami menyarankan untuk membuat jaringan yang dipercaya. Ini dibuat khusus untuk menjaga jumlah jaringan tetap kecil — ya, kecil.

Hanya tambahkan orang-orang yang akan mendukung, bukan menghakimi secara negatif, atas setiap permintaan bantuan yang mungkin Anda buat — maka mereka adalah orang-orang yang dapat Anda percaya.

Jaringan yang dipercaya, cenderung sangat tinggi dalam menerapkan norma resiprositas, atau norma asas timbal balik, karena semua anggota merasa bahwa jaringan tersebut adalah tempat yang aman untuk meminta dan memberi bantuan.

Ini menjadi jaringan pipa yang sangat berguna di mana yang kecil – tidak besar – terasa sangat berharga.

Maka, jika Anda ingin menggunakan jaringan online Anda sebagai prisma untuk memberi sinyal pada dunia — tetaplah besar. Tapi jika Anda ingin memberi dan mendapatkan bantuan, buatlah jaringan kepercayaan kecil yang dibangun dengan tujuan khusus di media sosial. Kami pikir Anda akan senang bila telah melakukannya.


Rachel Noorajavi menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,700 academics and researchers from 4,947 institutions.

Register now