Bagi para profesional muda yang bekerja di bawah atasan yang lebih tua, menjalani budaya ‘kerja kuda’ yang hiruk pikuk (‘hustle culture’) bisa menjadi sebuah tantangan, namun bukan tidak mungkin dilakukan.
(Shutterstock)
Sebagai seorang profesional muda, menjalani budaya ‘kerja kuda’ di tempat kerja merupakan suatu tantangan, namun bukan tidak mungkin.
Pelajar yang menjadi pemilih pemula merekam maskot Pemilu 2024 Sura dan Sulu menggunakan ponselnya saat mengikuti kegiatan sosialisasi oleh KPU Kabupaten Badung, Bali.
Fikri Yusuf/Antara Foto
Riset menemukan dua pandangan berbeda kaum muda terhadap politik.
Ada yang tertarik dengan politik, ada yang tidak tertarik dengan politik (apolitis).
Kirab Pemilu 2024 di Magelang, Jawa Tengah.
Anis Efizudin/Antara Foto
PDI-P cenderung melihat media sosial hanya sebagai sarana branding partai, sedangkan PSI melihatnya juga sebagai wadah untuk berdialog dengan publik.
fongbeerredhot/Shutterstock
Bagi kelahiran 1950-an, 84% memperoleh penghasilan lebih banyak pada usia 30-34 tahun daripada orang tua mereka di usia yang sama. Sedang kelahiran 1960-an menghasilkan sekitar 68%.
Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) menggelar aksi Kamisan di depan Istana Merdeka, Jakarta, tahun lalu. JSKK meminta Presiden Joko “Jokowi” Widodo segera menuntaskan kasus pelanggaran HAM di masa lalu .
Galih Pradipta/Antara Foto
Upaya menawarkan narasi alternatif dari Peristiwa 1965 terus berlangsung di dunia digital.
Mahasiswa melakukan aksi mengecam tindakan terorisme di Denpasar, Bali.
Nyoman Hendra Wibowo/Antara Foto
Di satu sisi perempuan mendapat legitimasi dari kelompok teroris untuk melakukan aksi; di sisi lain, remaja adalah usia rentan paparan radikalisasi.
Sarawut Aiemsinsuk/Shutterstock.com
Organisasi bisnis perlu mengatur strategi menghadapi tantangan kolaborasi dan perkembangan gaya kerja generasi milenial, agar mampu bersaing di tengah disrupsi teknologi.