Menu Close

Hari Bumi: bagaimana gaya hidup etis di tengah kemerosotan lingkungan hidup?

Hari Bumi: bagaimana gaya hidup etis di tengah kemerosotan lingkungan hidup?

Hari Bumi atau Earth Day sebagai gerakan untuk menyelamatkan satu-satunya tempat tinggal manusia sudah berusia 51 tahun.

Namun, permasalahan lingkungan di Bumi masih terus terjadi, bahkan bertambah pelik. Mulai dari sampah, emisi karbon, polusi udara, hingga persoalan hak-hak masyarakat adat yang tercerabut.

Untuk episode podcast “SuarAkademia” kali ini, saya berbincang dengan Saras Dewi, dosen Filsafat, Universitas Indonesia, yang juga aktivis dan pecinta lingkungan hidup.

Kami ngobrol mulai dari dokumenter terbaru Seaspiracy, pola konsumsi manusia yang sudah merusak, apa itu gaya hidup yang “hijau”, hingga kekhawatiran dan harapan akan masa depan Bumi, manusia dan makhluk lainnya.

Saras (atau akrab dipanggil Yayas) juga mementahkan beberapa stereotip terkait gaya hidup ramah lingkungan yang terkesan mahal dan eksklusif, selain memberikan refleksi pribadi tentang cara dia memilih dengan kesadaran yang berpihak kepada lingkungan hidup.

Bagi Yayas, manusia memang menjadi penyebab kerusakan dan kemerosotan lingkungan. Namun, manusia juga bisa menjadi solusi dan mencegah kerusakan Bumi yang lebih parah lagi.

Simak obrolan ringan, namun filosofis, di Spotify, Google Podcast, Apple Podcast, serta YouTube.

Selamat Hari Bumi!

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now