Virus kelelawar yang ditemukan satu dekade yang lalu di Kamboja mengindikasikan bahwa penjualan trenggiling tetap menjadi penjelasan yang kredibel terkait awal mula pandemi COVID-19.
Disiplin ilmiah, gaya jurnalistik
Artikel-artikel mengenai Cina
Menampilkan 41 - 60 dari 73 artikel
Bergabungnya AS kembali ke Perjanjian Paris memberikan harapan adanya perubahan bagi penurunan emisi global dan upaya mengatasi dampak krisis iklim, termasuk Indonesia.
Sulit untuk menerka apa manfaat kudeta ini bagi militer; militer selama ini telah mampu memperluas pengaruh dan mendapat kepentingan ekonomi di negara itu.
Cina menghadapi taruhan tinggi ketika tim WHO tiba untuk menyelidiki asal-usul virus COVID-19. Pemerintah Cina telah menyajikan kisah sukses kepada dunia - dan tidak akan menerima kritik apa pun.
Regional Comprehensive Economic Cooperation dengan penurunan tarif bea masuknya dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi Indonesia.
Dengan dukungan dari China, pandemi ini dapat menjadi berkah bagi industri vaksin Indonesia untuk memasuki pasar Asia Tenggara.
Kemitraan yang lebih kuat antara Indonesia dan Cina sedikit banyak akan berdampak pula pada hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat.
Perjanjian tersebut menandai tonggak penting untuk memperkuat kerjasama keuangan bilateral antara Cina dan Indonesia.
Sebuah laporan dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa Cina mempertimbangkan Indonesia sebagai lokasi untuk membangun pangkalan militernya di Asia.
Etnis Cina di Indonesia kerap dihadapkan pada sentimen negatif. Hal ini berakar dari anggapan bahwa mereka adalah “orang luar” yang bukan bagian dari Indonesia
Negara-negara Asia Tenggara perlu memikirkan ulang hubungan mereka dengan Amerika Serikat dan Cina dan berusaha untuk mengurangi ketergantungannya pada negara adidaya tersebut.
Sikap agresif Indonesia pada Cina terancam gagal karena besarnya ketergantungan Indonesia terhadap Cina di sektor ekonomi dan pertahanan
Masih banyak dimensi dari hubungan bilateral Indonesia-Cina yang masih belum terungkap hingga saat ini
Diplomasi digital semakin menegaskan kondisi arena politik internasional yang semakin seimbang bagi semua aktor.
Gejolak rasisme di Amerika Serikat membuat banyak pihak melihat Amerika sebagai negara yang munafik dan mempertanyakan kualitas demokrasi Amerika.
Kebijakan tersebut sebenarnya menunjukkan prioritas pemerintah sendiri terhadap sektor perekonomian dibanding kesehatan rakyatnya selama pandemi ini.
Dalam masa krisis seperti saat ini, negara-negara di dunia seharusnya bukannya malah menyalahkan satu sama lain, tapi justru saling memupuk kerja sama yang lebih kuat di tingkat internasional.
Cina harus meningkatkan jumlah dan jenis bantuannya ke Indonesia untuk menangani pandemi COVID-19
Egoisme masing-masing negara perlu dikesampingkan dalam menghadapi pandemi
Untuk memperbaiki kondisi ekonominya saat pandemi COVID-19, Cina harus membantu memulihkan kondisi ekonomi di negara tujuan ekspornya.
Kontributor teratas
-
Director of China-Indonesia Desk, Center of Economic and Law Studies (CELIOS)
-
Researcher at PARA Syndicate., University of Michigan-Shanghai Jiao Tong University Joint Institute
-
Dosen Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia
-
Intelligence Unit Lead and Sustainable Growth Lab, Think Policy
-
Lecturer at Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Tidar Magelang
-
Researcher, Center of Economic and Law Studies (CELIOS)
-
Professor of Anthropology, UCL
-
Professor of International Politics, Lancaster University
-
Associate Lecturer, School of Government, Universitas Jendral Achmad Yani
-
Research associate, Loughborough University
-
Lecturer in Public Policy and Decision Analysis, Universitas Indonesia
-
Lecturer in International Relations, Universitas Katolik Parahyangan
-
Associate Professor, Co-Director of China International Business and Economic Law (CIBEL) Centre, Faculty of Law and Justice, UNSW Sydney, UNSW Sydney
-
Associate professor in International Relations, Universitas Gadjah Mada
-
Sessional Academic and Researcher, The University of Queensland
