Menu Close
Retakan besar pada batuan permukaan memperlihatkan cahaya merah dari api di bawahnya.
Ladang batu bara Jharia di India telah terbakar di bawah tanah sejak tahun 1916. Jonas Gratzer/LightRocket via Getty Images

Mengapa batuan tidak bisa terbakar?

Mengapa batuan tidak bisa terbakar? - Luke, usia 4 tahun, New Market, New Hampshire


Banyak batuan yang tidak dapat terbakar. Namun, ada juga yang bisa dilalap api. Semuanya tergantung dari apa batuan itu terbuat. Hal ini terkait dengan bagaimana batuan itu terbentuk.

Ada tiga jenis batuan utama: Batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Batuan ini terbuat dari mineral yang memiliki karakteristik berbeda. Beberapa di antaranya akan meleleh menjadi magma atau lava–batuan cair yang sangat panas–ketika terkena panas. Sebagian lainnya akan terbakar.

Batuan bisa terlihat sama, tetapi sebenarnya mereka bisa sangat berbeda.

Ketika dipanaskan, batuan yang terbakar akan mengalami pembakaran. Artinya, unsur-unsur di dalam batuan bereaksi dengan oksigen di udara untuk menghasilkan panas dan cahaya dalam bentuk api.

Unsur-unsur seperti belerang karbon dan hidrogen mudah bereaksi dengan oksigen. Batuan yang mengandung unsur-unsur ini mudah terbakar. Tanpa unsur-unsur ini di dalamnya, batuan yang terpapar panas pada suhu tertentu akan meleleh, bukan terbakar.

Bagaimana batuan terbentuk

Batuan beku terbentuk ketika magma di bawah tanah atau lava dari gunung berapi mendingin dan mengkristal menjadi material padat. Kebanyakan batuan beku terbuat dari mineral silikat yang mengkristal pada suhu 1.300°F (700°C) hingga 2.400°F (1.300°C).

Batuan beku mengandung sedikit atau bahkan tidak memuat unsur yang rawan terbakar. Sangat sulit untuk melebur batuan beku kembali menjadi magma karena mereka mengkristal pada suhu yang sangat tinggi. Kita membutuhkan insinerator berteknologi tinggi yang digunakan kota-kota untuk membakar sampah untuk mewujudkannya.

Batuan sedimen memiliki kisah pembentukan yang sangat berbeda. Batuan sedimen terbentuk dari pecahan-pecahan batu, mineral, terkadang tumbuhan atau hewan. Ada juga kristal-kristal yang tertinggal saat air menguap, seperti kerak seperti yang terbentuk di teko dan bak mandi.

batuan sedimen
Batuan sedimen terbentuk saat lapisan material terkompresi dari waktu ke waktu, baik di daratan maupun di bawah air. Siyavula Education/Flickr, CC BY

Ada banyak kandungan sulfur, karbon dan hidrogen dalam makhluk hidup. Faktanya, mereka adalah bagian dari enam elemen penting kehidupan di Bumi. Potongan-potongan bahan organik, terutama tanaman mati, juga mudah terbakar sehingga memungkinkan batuan untuk membara.

Kelompok batuan terakhir disebut metamorf. Batuan metamorf ini terbentuk ketika banyak panas dan tekanan mengubah batuan yang ada menjadi jenis baru tanpa melelehkan atau membakarnya.

“Metamorfosis” berasal dari bahasa Yunani kuno dan berarti “perubahan”. Sebagai contoh, marmer yang mungkin kamu lihat di meja dapur atau patung-patung berasal dari batu kapur yang berubah di bawah panas dan tekanan yang kuat di bawah tanah.

Batu bara, batu yang dibakar oleh manusia

Batuan metamorf yang terbentuk dari batuan beku tidak akan mengandung elemen yang mudah terbakar. Namun, batuan metamorf yang terbentuk dari batuan sedimen dapat mengandung elemen yang mudah terbakar.

Salah satu contoh yang umum adalah batu bara antrasit: hampir seluruhnya tersusun dari karbon. Batu bara ini terbentuk ketika tanaman mati jatuh ke rawa-rawa di masa lampau, tertimbun oleh pasir atau lumpur, dan akhirnya terkompresi selama ratusan juta tahun..

batu bara antrasit.
Antrasit adalah jenis batu bara yang paling keras. Batubara ini mengandung paling banyak karbon dan paling sedikit pengotor di antara semua jenis batubara. Jakec/Wikipedia, CC BY-SA

Ada banyak lapisan batu bara yang tersebar di bawah permukaan tanah di penjuru Bumi. Kadang-kadang batu bara bahkan terbakar ketika masih di dalam tanah. Penyebabnya bisa alami, seperti sambaran petir, atau karena aktivitas manusia seperti pertambangan.

Di Centralia, sebuah kota bekas pertambangan di Pennsylvania, lapisan batubara telah terbakar selama lebih dari 50 tahun. Ada juga kebakaran lapisan batubara aktif lainnya di berbagai tempat di seluruh dunia termasuk Zimbabwe di Afrika dan Jharia di India.

Karbon yang ditekan dengan tenaga yang lebih besar lagi bisa terbentuk menjadi berlian–mineral terkeras di Bumi. Pada 1772, ahli kimia Perancis Antoine Lavoisier membuktikan bahwa berlian dapat terbakar ketika ia membakarnya dengan kaca pembesar.

Ilmuwan membakar berlian - mineral terkeras di Bumi.

Dengan kesabaran yang cukup, kamu bisa membakar berlian dalam nyala api lilin. Namun, berlian cukup mahal. Kamu lebih baik mencoba membakar benda lain yang terbuat dari karbon, seperti daun, di bawah kaca pembesar, atau ranting dan marshmallow di api unggun.


Demetrius Adyatma pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now