Menu Close
Wakil Direktur Intelijen Angkatan Laut Scott Bray memutar video tentang 'fenomena udara tak dikenal,' dan menunjuk ke sebuah titik di layar.
JIM LO SCALZO/EPA

Adakah bukti alien pernah mengunjungi Bumi?

Kongres Amerika Serikat (AS) baru-baru ini mengadakan rapat dengar pendapat tentang informasi pemerintahnya mengenai “fenomena udara tak dikenal” atau unidentified aerial phenomena (UAP).

Penyelidikan terakhir mengenai hal ini terjadi lebih dari 50 tahun yang lalu, sebagai bagian dari investigasi Angkatan Udara AS yang disebut Project Blue Book, yang memeriksa laporan penampakan benda terbang tak dikenal (perhatikan perubahan namanya).

Rapat dengar pendapat kemarin adalah amanat dari Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang bantuan COVID-19 2020, yang mengharuskan badan-badan Intelijen AS untuk membuat laporan tentang UAP dalam waktu 180 hari. Laporan tersebut muncul pada Juni tahun lalu.

Namun, mengapa pemerintah AS tertarik dengan UAP? Salah satu pemikiran yang menarik adalah UAP merupakan pesawat luar angkasa asing yang mengunjungi Bumi. Konsep ini telah menarik banyak perhatian, ditampilkan melalui film-film fiksi ilmiah selama beberapa dekade, berbagai pendapat mengenai Area 51, dan penampakan-penampakan yang mengundang banyak asumsi publik.

Pemikiran yang jauh lebih biasa adalah bahwa pemerintah tertarik dengan fenomena udara yang tidak dapat dijelaskan - terutama yang berada di dalam wilayah udara kedaulatan mereka sendiri - karena mencurigai fenomena tersebut sebagai bagian dari teknologi yang dikembangkan oleh musuh.

Memang, sebagian besar diskusi pada sidang baru-baru ini berkisar pada potensi ancaman dari UAP, dengan asumsi dasar bahwa UAP merupakan teknologi buatan manusia.

Rekaman tiga UAP dari pilot Angkatan Laut AS.

Tak satu pun dari kesaksian publik yang mendukung kesimpulan bahwa pesawat luar angkasa alien telah jatuh di, atau mengunjungi, Bumi. Rapat dengar pendapat tersebut diselenggarakan secara tertutup karena mungkin berhubungan dengan informasi keamanan yang lebih sensitif.

Tidak diragukan lagi bahwa fenomena yang tidak dapat dijelaskan ini telah diamati, seperti dalam rekaman yang diperoleh oleh pilot angkatan laut (di atas) yang menunjukkan benda-benda di udara yang bergerak cepat. Namun, kesimpulan bahwa ada kehidupan lain selain manusia membutuhkan bukti yang jauh lebih besar dan nyata - bukti luar biasa - yang hany bisa diteliti secara luas dengan menggunakan alat-alat sains.

Bagaimanapun, keberadaan kehidupan lain di alam semesta adalah pertanyaan yang menarik bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat. Jadi, pencarian kehidupan di luar bumi adalah upaya yang sah, tunduk pada beban bukti yang sama seperti ilmu pengetahuan lainnya.

Sulitnya mencari alien di alam semesta

Selama satu dekade terakhir, saya telah menggunakan teleskop radio untuk melakukan berbagai eksperimen untuk mencari technosignatures – tanda-tanda peradaban teknologi di planet-planet lain dalam galaksi kita (Bima Sakti). Namun, setelah puluhan tahun banyak tim ahli menggunakan teleskop yang canggih, kita masih belum menjangkau banyak wilayah.

Jika Bima Sakti dianggap setara dengan lautan di Bumi, maka jumlah total pencarian kita selama beberapa dekade ini sama saja dengan mengambil air sebanyak satu kolam renang dari lautan luas untuk mencari hiu.

Selain itu, kita bahkan tidak yakin bahwa hiu yang dicari itu ada dan, jika ada, seperti apa bentuknya atau bagaimana perilakunya. Meskipun saya percaya bahwa hampir pasti ada kehidupan di antara triliunan planet di alam semesta - skala alam semesta yang sangat besar itu yang jadi masalah.

Bisakah kita melakukan kontak dengan alien?

Volume alam semesta yang sangat besar membuatnya sangat sulit untuk melakukan perjalanan antarbintang, menerima sinyal, atau berkomunikasi dengan makhluk hidup di tempat yang jauh (setidaknya menurut hukum fisika yang kita ketahui).

Kecepatannya terbatas pada kecepatan cahaya, yaitu sekitar 300.000 km per detik. Ini cukup cepat. Namun, bahkan dengan kecepatan tersebut, sinyal membutuhkan waktu sekitar empat tahun untuk melakukan perjalanan antara Bumi dan bintang terdekat di galaksi kita, yang jaraknya empat tahun cahaya.

Namun teori relativitas khusus Einstein mengatakan bahwa, dalam praktiknya, kecepatan objek fisik seperti pesawat luar angkasa akan lebih lambat daripada kecepatan cahaya.

Selain itu, berkat hukum kuadrat terbalik dari radiasi, sinyal menjadi lebih lemah secara proporsional dengan kuadrat dari jarak yang mereka tempuh. Pada jarak antarbintang, hal ini sangat mematikan.

Jadi, untuk planet-planet yang jaraknya ratusan atau ribuan tahun cahaya, waktu tempuhnya mungkin mencapai ribuan tahun. Dan sinyal yang berasal dari peradaban di planet-planet itu sangat lemah dan sulit dideteksi.

Menutup-nutupi?

Mungkinkah alien telah menabrak Bumi dan pemerintah AS menutup-nutupinya, seperti yang dikatakan oleh anggota Kongres dari Partai Republik, Tim Burchett, dalam reaksinya terhadap sidang dengar pendapat?

Untuk maskapai penerbangan yang tergabung dalam Asosiasi Transportasi Udara Internasional, kemungkinan terjadinya kecelakaan pesawat adalah sekitar satu dari sejuta. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah kita berpikir bahwa pesawat luar angkasa asing yang dapat melakukan perjalanan selama ribuan tahun, melintasi jarak antarbintang, lebih kuat dan dirancang dengan lebih baik daripada pesawat kita?

Katakanlah itu seratus kali lebih baik. Artinya, kemungkinan kecelakaannya adalah satu banding seratus juta. Jadi, untuk mendapatkan puing-puing pesawat alien yang tersimpan di Area 51, kita butuh seratus juta kunjungan dari pesawat alien. Itu berarti 2.739 kunjungan alien per hari, setiap hari, selama 100 tahun terakhir!

Jadi, di manakah mereka? Lingkungan yang dekat dengan Bumi seharusnya selalu ramai dengan alien.

Dengan radar yang terus memindai luar angkasa, miliaran kamera ponsel, dan ratusan ribu astronom amatir yang memotret langit (dan juga astronom profesional yang menggunakan teleskop canggih), seharusnya masyarakat umum dan ilmuwan punya banyak bukti yang sangat bagus - bukan hanya pemerintah.

Seorang pejabat Intelijen Angkatan Laut pada rapat dengar pendapat tersebut mengatakan bahwa saat ini terdapat hampir 400 laporan dari personel militer mengenai kemungkinan adanya penampakan UAP. Alex Brandon/AP

Kemungkinan besar UAP yang ditunjukkan sebagai bukti adalah makhluk yang tumbuh di dalam bumi, atau muncul karena fenomena alam yang belum kita pahami.

Dalam ilmu pengetahuan, Occam’s Razor masih merupakan titik awal yang bagus; penjelasan terbaik adalah penjelasan yang paling sederhana dan konsisten dengan fakta-fakta yang diketahui. Sampai ada bukti lebih banyak - dan lebih baik - mari kita simpulkan bahwa alien belum pernah berkunjung.

Saya tidak bisa berbohong, saya berharap dapat melihatnya suatu saat nanti ketika bukti-bukti itu ada. Sampai saat itu tiba, saya akan terus mencari di langit untuk melakukan bagian saya.


Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,800 academics and researchers from 4,948 institutions.

Register now