Menu Close
Seorang gadis berdiri di dekat teleskop dan melihat ke luar jendela pada malam hari

Apa yang ada di luar alam semesta?

Setelah ruang angkasa ada apa? – Pip, usia empat tahun, Yorkshire Utara, Inggris

Ketika kita menatap langit malam yang cerah, kita melihat ruang angkasa: hamparan luas yang tampak tak terbatas yang berisi segala sesuatu yang kita ketahui ada.

Untuk mengetahui apa yang ada di luar angkasa, tempat yang baik untuk memulai adalah mencari tahu di mana ruang angkasa - alam semesta kita - berakhir. Masalahnya, kita tidak tahu di mana ruang angkasa berakhir, atau bahkan apakah ruang angkasa berakhir sama sekali.

Jarak terjauh yang bisa kita lihat ke luar angkasa, dengan menggunakan semua teknologi yang kita miliki saat ini, adalah 46 miliar tahun cahaya. Volume ruang angkasa yang dapat kita lihat disebut alam semesta yang dapat diamati. Kita tidak tahu apa yang ada di luar sana. Mungkin di sana ada lebih banyak galaksi, bintang, dan ruang angkasa. Mungkin itu adalah tepi alam semesta.

Gambar melingkar ruang angkasa, dengan Matahari dan planet-planet terbesar di tengah
Ilustrasi berskala yang menunjukkan jarak dan ukuran alam semesta yang bisa diamati, dengan Matahari di tengah. Pablo Carlos Budassi/Unmismoobjetivo/Wikipedia, CC BY-SA

Beberapa orang berpikir bahwa alam semesta tidak terbatas - yang berarti alam semesta berlangsung selamanya, ke segala arah. Dalam hal ini, tidak ada yang lain setelah ruang angkasa, karena ruang angkasa adalah segalanya.

Namun, seandainya alam semesta memang memiliki ujung, mungkin akan sangat sulit bagi kita untuk mengetahui di mana ujungnya.

Pikirkan tentang rumah kita di planet Bumi, misalnya. Kita tahu bahwa Bumi tidak berjalan tanpa batas: Bumi akan berakhir dan ruang angkasa akan dimulai. Tapi jika kamu berjalan kaki, mencari ujung Bumi, kamu tidak akan pernah sampai di sana meskipun kamu berjalan selamanya. Ini karena Bumi adalah sebuah bola. Untuk mengetahui bahwa Bumi memiliki tepi, dan di mana letaknya, kita perlu mengetahui bentuknya.

Dengan memahami bentuk alam semesta, kita bisa mengetahui di mana letak tepinya. Para astronom sedang mempelajari alam semesta saat ini, mencari petunjuk yang bisa memberi tahu kita lebih banyak tentang bentuk alam semesta.

Memahami alam semesta

Kita tahu seperti apa bentuk Bumi karena kita bisa memotretnya dari luar angkasa - dan beberapa astronot telah pergi ke luar angkasa untuk melihatnya. Mungkin kita juga bisa melihat ujung alam semesta, jika kita tahu ke mana harus mencarinya.

Namun, ada masalah lain. Alam semesta mengembang - dan dengan kecepatan yang semakin cepat. Jarak antara kita dan galaksi-galaksi lain terus bertambah. Semakin jauh jaraknya, semakin lama waktu yang dibutuhkan cahaya dari galaksi-galaksi jauh itu untuk sampai ke kita.

Pada suatu saat, galaksi-galaksi tersebut akan berada sangat jauh sehingga cahayanya tidak akan sampai sama sekali ke kita. Langit malam akan gelap gulita, dan kita hanya punya sedikit kesempatan untuk melihat bintang, kalaupun ada. Perluasan alam semesta ini bisa berarti bahwa tepi - dan apa pun yang ada di belakangnya - juga akan semakin jauh dari kita.

Meskipun kita tidak tahu di mana ujung alam semesta kita, para ilmuwan masih menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan apa yang ada setelahnya.

Sebuah multiverse?

Ada kemungkinan bahwa tidak hanya ada satu alam semesta, dan di luar alam semesta kita masih ada alam semesta lainnya. Kita mungkin saja hidup hanya di satu bagian kecil dari multiverse.

Gelembung sabun yang tampak kosmik dengan latar belakang hitam
Alam semesta bisa saja saling tumpang tindih atau menyatu. MetanoiaKKG/Shutterstock

Mungkin alam semesta kita berada di dalam wilayahnya sendiri yang berbeda dari alam semesta lain, terpisah dari alam semesta lain oleh hamparan kehampaan yang luas. Atau mungkin ada alam semesta paralel yang saling berdempetan, atau bahkan tumpang tindih. Ini berarti tidak ada “tepi” yang nyata sama sekali, tetapi alam semesta yang berbaur satu sama lain.

Sifat asli alam semesta bisa jadi berada di luar kemampuan kita saat ini untuk memvisualisasikan atau memahaminya. Memahami bentuk alam semesta dapat membantu kita untuk mengetahui apakah alam semesta ini berlangsung selamanya atau ada akhirnya. Apa yang terjadi setelah itu bisa menjadi misteri yang lebih besar lagi.


Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,700 academics and researchers from 4,947 institutions.

Register now