Menu Close
Christopher D H Thompson, Author provided.

Bagaimana ikan menggaruk saat gatal? ternyata jawabannya ada di hiu

Bayangkan jika kamu merupakan seekor tuna sirip kuning besar yang berenang bebas di lautan bermil-mil dari pantai, dan kamu mulai merasa gatal di area dekat mata. Mungkin itu hanya luka yang akan sembuh, atau ada krustasea kecil yang sedang menggigit kulit.

Apa yang akan kamu lakukan? Kamu tidak punya tangan untuk mengusir krustasea tersebut. Di dekatmu juga tidak ada ikan yang lebih bersih untuk mencabutnya dengan hati-hati seperti yang biasa dilakukan di terumbu karang.

Ketika mempelajari lebih dari ribuan jam video yang menunjukkan kehidupan hewan-hewan di laut terbuka, kami menemukan cara tuna dan ikan lain memecahkan masalah ini. Jawabannya mungkin akan mengejutkan kamu: hiu.

Ikan besar memilih untuk bergesekan dengan hiu

Dalam penelitian kami yang baru diterbitkan, kami menemukan bahwa ikan-ikan yang hidup di laut terbuka, seperti tuna, menggunakan hiu untuk menggaruk rasa gatalnya.

Menggaruk dapat membantu ikan untuk menghilangkan parasit, kulit mati, dan iritasi lainnya. Ikan-ikan ini adalah inang bagi beragam parasit. Sayangnya, lingkungan mereka hanya menawarkan sedikit pilihan bagi mereka untuk menghilangkan parasit-parasit tersebut.

Penelitian kami mencatat interaksi gesekan di antara beberapa spesies ikan dan hiu di lautan Pasifik, India, dan Atlantik. Kami menemukan bahwa ikan lebih suka menggoreskan diri mereka pada hiu daripada ikan lain. Ukuran juga berpengaruh. Ikan yang lebih kecil cenderung tidak menggaruk menggunakan hiu yang lebih besar, mungkin karena adanya risiko bahwa mereka dapat dimakan.

Kulit hiu terdiri dari struktur yang berbentuk seperti gigi kecil. Ini disebut dengan dermal denticle. Jika disentuh, rasanya seperti amplas (dan di masa pra-industri digunakan untuk tujuan itu). Karena ini, permukaan kulit hiu ini sangat cocok jika digunakan untuk menggaruk.

Sebuah foto bawah air yang menunjukkan ikan pelangi yang sedang menggosokkan kepalanya pada ekor hiu biru.
Ikan pelangi menyelinap di belakang hiu biru untuk menggaruk dengan cepat. Christopher D H Thompson, CC BY-SA

Dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya, kami menemukan bahwa ikan lebih cenderung menggaruk kepala dan bagian sisi tubuh mereka. Di sinilah area yang paling terkena dampak parasit, termasuk mata, lubang hidung, insang, dan sistem gurat sisi pada sisi tubuh ikan.

Kami juga menemukan bahwa spesies ikan berbeda memiliki cara menggaruk yang juga berbeda. Tuna melakukannya dengan cukup teratur. Mereka berbaris di belakang hiu dan bergiliran menyikat pada ekornya. Sebaliknya, ikan pelangi tidak melakukannya dengan teratur. Mereka membentuk sebuah kelompok di sekitar bagian belakang hiu dan melesat secara bergantian untuk menabrakkan tubuhnya.

Menggunakan kamera bawah air untuk memantau satwa liar laut

Kami menemukan perilaku ini saat menganalisis ribuan jam video bawah air yang diambil dengan sistem kamera berumpan yang dibiarkan hanyut di laut. Kami meninjau rekaman, serta mengidentifikasi, menghitung, dan mengukur semua satwa yang kami amati.

Data yang kami kumpulkan penting untuk menentukan tren populasi. Namun, saat mengamati video ini, kami juga melihat beberapa perilaku yang tidak umum.

Sebuah foto bawah air menunjukkan tuna sirip kuning yang menggoreskan dirinya pada hiu biru.
Tuna sirip kuning menggosokkan kepala mereka pada ekor hiu. Christopher D H Thompson, Author provided

Yang pertama, kami melihat seekor tuna sirip kuning besar mendekati hiu sutra dari belakang. Tuna tersebut menggosokkan ekornya dengan lembut sebelum lanjut berenang. Tak lama kemudian, terlihat interaksi serupa antara tuna sirip kuning lain dan hiu sutra lainnya.

Kami kemudian mengamati interaksi serupa antara beberapa spesies ikan dan hiu yang berbeda dari seluruh penjuru dunia. Kami mencatat detail dari setiap interaksi ini.

Menggaruk menjadi penting karena lautan yang sehat membutuhkan populasi hiu yang sehat

Laut terbuka adalah habitat terbesar di planet ini, tetapi sulit untuk dipelajari.

Akibatnya, tidak banyak pengamatan langsung terhadap perilaku alami hewan di laut lepas. Selain karena belum umum, interaksi antara hewan-hewan ini juga menarik karena kemungkinan implikasinya.

Membersihkan diri dari parasit memiliki manfaat yang jelas bagi kebugaran hewan. Hewan yang lebih bugar lebih mungkin untuk bereproduksi dan mewariskan gen mereka ke generasi berikutnya. Oleh karena itu, ikan-ikan ini dapat memperoleh manfaat dari menggarukkan badannya pada hiu.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apa yang akan terjadi jika jumlah hiu menjadi terlalu rendah bagi ikan untuk menemukan “alat” garuknya. Apakah akan ada penurunan kebugaran pada ikan-ikan ini?


Read more: Some sharks have declined by 92% in the past half-century off Queensland's coast


Ini adalah pertanyaan penting mengingat populasi hiu di lautan global yang menurun dengan cepat. Beberapa spesies telah menurun hingga 92% di lepas pantai Queensland, Australia.

Populasi hiu yang terus-menerus menurun dapat memiliki efek lanjutan dengan hilangnya hubungan antar spesies seperti yang telah kami gambarkan di atas.

Kami mengamati cara menggaruk ini hanya di daerah terpencil dengan populasi hiu dan tuna besar yang relatif sehat. Di daerah lain, kedua spesies ini banyak dieksploitasi. Lokasi terpencil menunjukkan fungsi ekosistem yang utuh dan hal-hal tidak biasa di laut yang masih belum kita temukan.

Kawasan konservasi laut telah terbukti melestarikan perilaku hiu dan ikan. Mengenalkan lebih banyak area ini dapat membantu memulihkan dan melestarikan perilaku hewan-hewan laut tersebut.

Apa selanjutnya?

Kami akan terus mengambil sampel di perairan lepas pantai dan daerah terpencil.

Hal ini akan mengungkap spesies lain yang terlibat dalam interaksi ini atau perilaku menarik lainnya yang membawa implikasi untuk upaya konservasi. __


Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,400 academics and researchers from 4,942 institutions.

Register now