Menu Close

Bagaimana para penipu asmara membuat Anda jatuh cinta dan cara menghindarinya

Maria Exposto baru-baru ini dibebaskan setelah menerima vonis hukuman mati di Malaysia karena secara tidak sadar menjadi penyelundup narkoba karena hubungan online yang palsu. EPA/Kejuma Esbi

Maria Exposto, seorang nenek dari Sydney, Australia, menjadi korban penipuan asmara dan tanpa sadar menjadi penyelundup narkoba. Dia tidak mengetahui apa yang ada di hadapannya ketika dia meninggalkan Australia untuk menandatangani berkas-berkas untuk tunangannya sehingga dia dapat pensiun dan menikahinya.

Pada usianya yang ke-50, Exposto telah jatuh hati pada seorang prajurit pasukan khusus yang menduda yang telah mengabdikan dirinya kepada negara.

Mereka tidak pernah bertemu, dengan alasan yang sederhana - sang prajurit ditempatkan di Afghanistan. Exposto menjelaskan dirinya “mabuk cinta” dengan seorang laki-laki yang merayunya di dunia maya, menyenandungkannya lagu-lagu cinta, dan membicarakan hal-hal panjang nan mendalam.

Exposto baru saja dibebaskan setelah terancam hukuman mati di Malaysia atas percobaan penyelundupan satu kilogram sabu-sabu lima tahun yang lalu. Sepanjang penahanannya, dia bersikeras bahwa dia adalah korban penipuan asmara.


Read more: From catfish to romance fraud, how to avoid getting caught in any online scam


Sayangnya, kisah seperti Exposto bukanlah hal langka. Seperti Exposto, korban penipuan asmara biasanya berusia antara 45 hingga 54 tahun, impulsif, termakan kisah-kisah yang panjang lebar, dan berpendidikan.

Penipu asmara bermodus operandi dengan menjalin suatu hubungan terlebih dulu untuk memperdaya korbannya. Mereka cerdas, memiliki rencana yang sudah tersusun rapi, dan memiliki berbagai teknik mumpuni yang membuat mereka cukup berhasil dalam menjalankan “pekerjaannya”.

Hubungan emosional ekstrem yang terjalin dapat membuat korbannya mudah dimanipulasi dan membuat mereka rentan melakukan perbuatan pidana, secara sadar maupun tidak.

Lebih dari 10 juta warga Australia terpapar pada setidaknya satu penipuan individual setiap tahunnya.

Dan hanya dengan adanya lebih dari 3,5 juta pengguna Tinder di Australia, kesempatan bagi para penipu asmara semakin membesar. Bahkan, penipuan berkedok kencan di dunia maya meningkat 150% setahun sejak 2011. Penjahatnya menyadari kesempatan untuk mengeksploitasi para pencari pasangan.

Penipu berkomitmen jangka panjang

Dalam kasus Exposto, “hubungan” mereka telah terjalin selama lebih dari setahun. Hal ini tidak mengejutkan mengingat penipu asmara berkomitmen jangka panjang dan melihat proses tersebut sebagai sebuah investasi jangka panjang dalam menjalin kemesraan dan kepercayaan. Mereka kerap menggunakan segelintir orang untuk “memancing” dan “merayu” korbannya.

Penipu biasanya membuat profil palsu dengan foto-foto curian, kerap meniru perwira militer, dan sering mengarang cerita bernada tragis atau putus asa. Identitas sebagai perwira militer lumrah dipakai untuk mempermudah alasan mengapa mereka tidak bisa bertemu empat mata.

Mungkinkah gambar perwira militer yang tampan benar-benar berasal dari sebuah situs web penyedia foto? Sebuah ide bagus untuk mencari foto serupa tersebut di Reverse Google Image Search . Shutterstock

Kesediaan penipu dalam menjalankan interaksi yang lama dan berkelanjutan inilah yang memberikan kesan bahwa hubungan tersebut “nyata” dan akan menjadi sesuatu yang lebih permanen.

Pada akhirnya, sang penipu telah menjerat seseorang yang telah bersusah payah membangun hubungan tersebut, memiliki kedekatan emosional yang kuat, dan telah dibuat supaya percaya bahwa korbannya “mengenal dan memahami” pasangannya.

Setelah ikatan terbangun, para penipu kerap meminta uang untuk membayar tagihan rumah sakit fiktif, membantu orang-orang terdekatnya yang berada dalam marabahaya atau membayar tiket perjalanan.

Bagal uang (ilegal)

Dalam beberapa kasus, korbannya bisa saja terlibat dalam kegiatan-kegiatan ilegal termasuk pencucian uang dan kejahatan perbankan, serta berisiko diseret ke pengadilan. Korban jenis ini biasanya disebut sebagai money mule atau “bagal uang”, yakni orang yang dipinjam rekeningnya untuk menampung uang hasil kejahatan tapi mereka tidak tahu muasal uang tersebut.


Read more: How to get away with fraud: the successful techniques of scamming


“Rekrutmen bagal” terjadi ketika penipu berupaya mencari seseorang untuk menerima dana curian dan meminta korbannya untuk mentransfer uang tersebut kepada penjahat-penjahat di luar negeri.

Banyak korban kejahatan terkait penipuan ini yang dapat mengalami kerugian finansial pribadi selain, bagi mereka, putusnya sebuah hubungan yang penting dan mesra secara mendadak - sebuah “pukulan ganda”.

Beberapa korban menjelaskan bahwa putusnya hubungan lebih menyakitkan daripada kerugian finansial.

Rasa malu dan terhina

Pengalaman para korban penipuan asmara lebih merusak secara psikologis daripada penipuan jenis lain, dan biasanya ditambah dengan rasa tidak pengertian dari keluarga dan teman mereka sendiri.

Beberapa tetap berada dalam penyangkalan dan tidak bisa menerima bahwa mereka telah ditipu atau tidak bisa membedakan identitas palsu yang mereka hadapi selama ini dengan seorang penjahat. Beberapa korban menyadari bahwa mereka telah memaparkan diri mereka atau melakukan tindakan seksual secara daring, dan merasa terhina dan tercabuli. Mereka melaporkan bahwa diri mereka berada dalam kondisi depresi, dan bahkan ada yang ingin bunuh diri.


Read more: More than just money: getting caught in a romance scam could cost you your life


Para korban juga menyatakan bahwa mereka kehilangan kepercayaan pada orang lain, memiliki hubungan sosial yang lebih renggang, dan mengalami rasa rendah diri.

Penarikan diri dan isolasi sosial dapat membuat korban rentan pada penipuan kedua, mempercayai alasan atau penjelasan pasangannya di dunia maya bahwa mereka benar-benar “nyata”.

Namun para korban biasanya tidak mendapat dukungan sosial, mengatakan bahwa keluarga, teman, dan kolega mengira bahwa mereka bodoh, atau marah pada mereka akibat kerugian finansial yang diderita korban, seperti kehilangan warisan.

Banyak korban yang merahasiakan pengalaman mereka atau tidak menceritakan pengalaman mereka seutuhnya karena takut mendapat reaksi demikian.

Bagaimana Anda bisa menghindarinya?

Ada cara-cara agar Anda dapat menghindari penipuan asmara satu arah ini.

Baca dan simak instruksi pada situs-situs kencan. Sebagian besar punya pedoman cara menghindari penipuan di dunia maya, seperti curigai pernyataan cinta maupun permintaan untuk mengirim atau menerima uang yang terlalu dini.

Menggunakan foto lawan bicara untuk melacak jejak mereka di dunia maya, dan melihat informasi apa yang ditemukan ketika melakukan pencarian gambar serupa atau reverse imaging di Google juga merupakan langkah yang bagus. Perhatikan ada tidaknya ketidaksesuaian yang muncul dan apakah apa yang mereka katakan tentang diri mereka kepada Anda masuk akal.


Read more: Why we need to do more for the victims of online fraud and scams


Anda juga dapat memasukkan alamat surel mereka di RomanceScams.org yang memiliki daftar nama para penipu yang sudah diketahui.

Dan jika Anda menyadari teman atau anggota keluarga Anda telah menjadi korban, ingatlah bahwa Anda harus memberikan dukungan dan pengertian agar korban tidak terisolasi, memberikan kesempatan bagi korban untuk bersedih atas putusnya hubungan tersebut, membangun kembali harga diri mereka, dan mencoba lagi.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,300 academics and researchers from 4,942 institutions.

Register now