Menu Close
Dari alun-alun kota ke hubungan privat: apakah itu masa depan Facebook? Shutterstock/Klevo

Berkutat masalah privasi: Facebook ingin seperti WhatsApp, tapi detailnya belum jelas

Pendiri Facebook Mark Zuckerberg menulis 3.000+ kata awal Maret lalu, menguraikan visi baru untuk jejaring sosial tersebut.

Hanya ada satu pertanyaan kecil: Facebook, siapakah Anda?

Esai Zuckerberg yang berjudul “Sebuah visi yang berfokus pada privasi untuk jejaring sosial”, menandakan perubahan radikal. Sejak diluncurkan pada 2004, Facebook telah mendorong keterbukaan, koneksi, dan berbagi. Tapi sekarang, itu akan menjadi “fokus pada privasi”, menampilkan layanan terenkripsi dan konten yang “tidak akan bertahan selamanya”.

Facebook, kata Zuckerberg, akan berubah dari terbuka menjadi intim, dari alun-alun kota menjadi ruang tamu. Secara total, kata “privacy (privasi)”, “private (pribadi)” dan “privately (secara pribadi)” muncul lebih dari 50 kali. Seperti yang ditulis Zuckerberg:

Selama 15 tahun terakhir, Facebook dan Instagram telah membantu orang terhubung dengan teman, komunitas, dan minatnya dalam hal digital layaknya alun-alun kota. Namun, semakin banyak orang yang ingin terhubung secara pribadi di ruang digital selayaknya di ruang keluarga.

Seekor macan tutul mengubah bintiknya? Lebih pas jika perumpamannya macan tutul yang sedang berubah menjadi zebra. Seperti yang dituliskan oleh majalah teknologi Wired:

Perusahaan ini menarik rem darurat, memutar kemudi, dan berbalik arah.


Read more: Facebook is all for community, but what kind of community is it building?


Mengelilingi regulator

Facebook memiliki masalah privasi. Zuckerberg mengakui hal ini dalam postingannya:

Sejujurnya, saat ini kami tidak memiliki reputasi yang baik untuk membangun layanan perlindungan privasi.

Dua kata: Cambridge Analytica. Tiba-tiba sebuah proposisi yang esoteris-bahwa pelanggaran privasi dapat membahayakan demokrasi-terjadi dalam skala besar.

Sementara itu, Facebook kini berada di bawah pengawasan untuk perannya dalam menyebarkan informasi yang salah. Ada juga yang berpendapat bahwa Facebook dan platform digital lainnya menimbulkan ancaman eksistensial terhadap jurnalisme. Merespons ini, para regulator mengambil langkah secara global.

Di Eropa, Regulasi Perlindungan Data Umum mulai berlaku pada Mei 2018, menciptakan persyaratan ketat untuk perlindungan data, termasuk mengodifikasi “hak untuk dilupakan”.

Pekan lalu, Pelapor Khusus PBB untuk Privasi merilis laporan tahunannya, mendesak agar semua negara memprioritaskan adopsi “ketentuan yang setara atau lebih tinggi dari Regulasi Perlindungan Data Umum (GDPR)”.

Pada Juni, Negara bagian California di Amerika Serikat mengeluarkan Undang-Undang Privasi Konsumen yang luas yang mengatur standar perlindungan data terketat di Amerika Serikat. Undang-undang ini memberi penduduk California serangkaian hak, termasuk hak untuk mendapat informasi tentang jenis data apa yang telah dikumpulkan dan mengapa itu dikumpulkan. Ini mulai berlaku pada 2020.

Di Inggris, dua laporan dirilis bulan lalu. Pertama, Tinjauan Cairncross, yang berjudul “Sebuah masa depan yang berkelanjutan untuk jurnalisme”, menemukan:

Intervensi publik mungkin satu-satunya obat […] Masa depan demokrasi yang sehat tergantung padanya.

Seminggu kemudian, sebuah komite Parlemen Inggris mengeluarkan laporannya soal “berita palsu”. Menurut mereka:

Perusahaan-perusahaan seperti Facebook seharusnya tidak boleh berperilaku seperti ‘gangster digital’ di dunia online.

Laporan ini mendesak “pengawasan regulasi yang tepat”, dan rekomendasinya termasuk proposal signifikan. Bahkan data yang disimpulkan (inferred data) harus dihitung sebagai informasi pribadi, dan dengan demikian dilindungi.


Read more: The law is closing in on Facebook and the 'digital gangsters'


ACCC: pengawas menggigit

Sementara itu, Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) telah melakukan penyelidikan yang luas mengenai dampak platform digital. Zuckerberg akan sangat menyadari pertanyaan ACCC. Disebut-sebut sebagai pertama di dunia, para platform digital dan regulator mengikuti perkembangan penyelidikan ini.

Pada Desember 2018, ACCC merilis laporan pendahuluannya, merekomendasikan sebuah daftar panjang untuk mengatasi kekhawatiran tentang privasi, persaingan dan dampak buruk pada industri berita. Facebook saat itu tidak senang.

Pada hari yang sama ketika Zuckerberg menerbitkan postingan “berputar/berbalik ke privasi”, Facebook merilis tanggapan terhadap laporan ACCC yang setebal 374 halaman dengan balasan sepanjang 80 halaman.

Dalam tanggapannya Facebook menuduh ACCC melampui batas. Facebook tidak menahan diri dalam penggunaan bahasa mereka. Mereka menggunakan frasa seperti “langkah luar biasa”, “pemerintah mengambilalih […] news feed” dan “intervensi peraturan yang belum pernah terjadi sebelumnya”. Facebook sangat menentang gagasan regulator untuk mengawasi bagaimana algoritme menampilkan iklan dan berita. Facebook juga berpendapat “data tidak memberi kekuatan pasar”.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan di sini. Pertama adalah bahwa masalah-masalah rumit ini sulit diurai. Ini berarti mungkin sulit, misalnya, untuk berpikir jernih tentang masalah privasi, ketika terjalin dengan masalah lain.

Yang kedua adalah bahwa postingan Zuckerberg harus dilihat dalam konteks. Secara global, regulator sedang bergerak, dan tindakan mereka memiliki potensi untuk menantang model-model bisnis. Artinya, para regulator mendisrupsi para disruptor. Perusahaan-perusahaan telah membalas dengan keras, misalnya, menentang undang-undang privasi baru California.

Postingan Zuckerberg mengirimkan sinyal yang jelas kepada regulator: kami memahami kekhawatiran Anda tentang privasi, menanggapinya dengan sangat serius dan berupaya mengatasinya.

Semuanya tentang privasi

Masa depan, menurut Facebook, adalah fokus pada privasi. Di luar itu, jangka waktunya panjang dan detailnya sedikit.

Seperti Zuckerberg tulis:

Saya percaya masa depan komunikasi akan semakin bergeser ke layanan pribadi yang dienkripsi tempat orang dapat yakin apa yang mereka katakan satu sama lain tetap aman dan pesan dan konten mereka tidak akan bertahan selamanya.

Dengan kata lain, Zuckerberg tampaknya mengatakan bahwa masa depan Facebook adalah WhatsApp, yang ia kutip sebanyak 14 kali dalam postingnya. Dia juga menyebutkan “interoperabilitas”, yang akan memungkinkan orang untuk mengirim pesan dengan mudah di berbagai layanan.

Tapi perubahan ini tidak akan terjadi besok. Seperti yang ditulis Zuckerberg, perubahan akan membutuhkan “beberapa tahun”. Pengodean ulang radikal seperti itu membutuhkan waktu. Untuk saat ini, Zuckerberg sendiri tidak jelas seperti apa masa depan Facebook nantinya.

Dia mengatakan dia bahkan tidak punya sebuah rencana bisnis. Ini adalah salah satu keprihatinan utama yang telah diangkat tentang visi “fokus privasi” Zuckerberg.

Facebook menghasilkan uang dengan mengetahui penggunanya dan kemudian menarik pengiklan. Pada 2018, Facebook menghasilkan 98% dari pendapatannya dari iklan. Bagaimana sebuah platform yang dibangun terutama untuk komunikasi terenkripsi akan menghasilkan uang? Menghasilkan uang di alun-alun kota adalah satu hal, tapi menghasilkan uang di sebuah ruang tamu?

Dalam sebuah wawancara minggu lalu, Zuckerberg mengatakan rencana bisnis itu akan berjalan dengan baik. Pendekatannya melibatkan tiga langkah. Pertama, perbaiki pengalaman konsumen. Kedua, fokus pada upaya-upaya yang memungkinkan pengguna untuk “berinteraksi secara organik dengan bisnis”. Dan ketiga, “fokus pada cara berbayar agar bisnis dapat tumbuh dan mendapatkan lebih banyak distribusi”.

Facebook masih dalam tahap satu membangun platform pesan pribadi ini. “Kami benar-benar fokus pada menangkap pengalaman konsumen […] Jika kami melakukannya dengan baik, bisnis akan baik-baik saja.”


Read more: Why are Australians still using Facebook?


Masa depan

Pada pengawasan algoritmenya, Facebook menolak keras regulasi. Tapi pada masalah privasi, Zuckerberg dan Facebook sekarang mengatakan mereka terbuka untuk ide itu. Seperti yang ditulis Facebook dalam tanggapannya terhadap ACCC:

Kami menyadari perlunya, dan dukungan, regulasi privasi yang kuat di seluruh ekonomi.

Dan seperti yang ditulis Zuckerberg dalam postingannya:

Banyak dari pekerjaan ini berada pada tahap awal, dan kami berkomitmen untuk berkonsultasi dengan para ahli, advokat, mitra industri, dan pemerintah–termasuk penegak hukum dan regulator–di seluruh dunia untuk mendapatkan keputusan ini dengan benar.

Visi “fokus pada privasi” Zuckerberg patut dipuji. Tapi Zuckerberg juga menulis bahwa mereka yang menginginkan sebuah alun-alun kota masih dapat memilikinya.

Jejaring sosial publik akan terus menjadi sangat penting dalam kehidupan masyarakat.

Apakah ini berarti Facebook akan tetap menjadi Facebook, dan tidak akan menjadi WhatsApp?

Facebook mengatakan sedang berubah. Waktu akan berbicara. Sementara itu, privasi sedang dalam ancaman, berita dan jurnalisme sedang menderita, dan algoritme yang digunakan oleh platform digital sangat buram. Apa pun yang terjadi pada Facebook, semua rekomendasi awal ACCC memerlukan pertimbangan cermat.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,900 academics and researchers from 4,948 institutions.

Register now