Menu Close
pexels tom fisk.

Buruknya kualitas udara DKI Jakarta: dari mana sumber masalahnya?

Buruknya kualitas udara DKI Jakarta: dari mana sumber masalahnya?

Buruknya kualitas udara di DKI Jakarta sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Berdasarkan situs IQAir, indeks kualitas udara DKI Jakarta pada 21 Juni 2023 berada di angka 113 atau masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Dilihat dari Indeks Standar Pencemar Udara yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, situasi Jakarta juga sangat mengkhawatirkan. Misalnya, parameter debu halus (partikulat) PM 2,5 Jakarta mencapai di angka 40.4 mikrogram/m3. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari batas normal versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 15 mikrogram/m3.

Apa yang menyebabkan masalah ini sering muncul? Langkah apa yang perlu dilakukan untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini?


Read more: Sumber masalah polusi Jakarta: Kebijakan pemerintah yang buruk


Dalam episode SuarAkademia terbaru, kami berbincang dengan Fajri Fadhillah, Kepala Divisi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Indonesian Center for Environmental Law (ICEL).

Fajri menyebutkan penggunaan kendaraan pribadi masih menjadi penyebab utama buruknya kualitas udara DKI Jakarta beberapa hari belakangan. Sekitar 90% persen polusi karbon monoksida di Jakarta disebabkan oleh kendaraan pribadi yang melintas.

Selain kendaraan pribadi, Fajri juga menyoroti bagaimana pembangunan infrastruktur, pabrik, dan operasional pembangkit listrik di sekitar DKI Jakarta juga sedikit banyak memengaruhi kualitas udara.

Fajri menambahkan pentingnya perbaikan dan penyediaan fasilitas transportasi publik yang layak untuk seluruh masyarakat. Hal ini menjadi sangat penting untuk menekan angka penggunaan kendaraan pribadi yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah polusi karbon monoksida.

Simak episode lengkapnya hanya di SuarAkademia – ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,800 academics and researchers from 4,948 institutions.

Register now