Menu Close

Cara baru yang efektif untuk deteksi cemaran BPA dalam kemasan plastik


Universitas Islam Indonesia (UII) mendukung The Conversation Indonesia (TCID) dalam penerbitan siniar ini.


Kehidupan modern sangat bergantung pada penggunaan kemasan makanan. Beberapa bahan yang sering digunakan adalah plastik dan berbagai jenis polimer, seperti polietilena tereftalat (PET), polivinil klorida (PVC), polietilena (PE), polipropilena (PP), polistirena (PS), polikarbonat (PC), dan melamin.

Bahan-bahan ini sering digunakan untuk mengemas makanan, terutama air minum dalam botol karena kombinasi menarik dari sifat mekanis, penyerapan kelembapan yang rendah, ketahanan, dimensi yang baik, dan stabilitas termalnya.

Salah satu bahan tambahan untuk membuat botol plastik adalah bisfenol-A (BPA). Senyawa ini dapat meningkatkan sifat mekanis seperti kekerasan, kejernihan, dan berat yang ringan. BPA juga dapat berfungsi sebagai stabilisator atau antioksidan untuk berbagai jenis plastik seperti PVC.

Namun, meskipun memiliki keuntungan tersebut, penggunaan BPA juga berdampak negatif terhadap kesehatan manusia karena BPA dalam botol plastik dapat terlepas dan terurai lebih cepat ketika terpapar langsung oleh sinar matahari atau panas.

Sebuah penelitian mengatakan, BPA yang terserap darah dalam dosis tinggi dapat memiliki efek serius pada organ manusia, seperti hati, serta dapat menyebabkan kanker payudara, kanker prostat, dan tumor.

Episode SuarAkademia terbaru ini mengulas hasil riset Ganjar Fadillah, Dosen jurusan Kimia dari fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (UII), yang mempelajari langkah baru dalam mendeteksi keberadaan zat BPA.

Ganjar mengembangkan sebuah sensor yang berasal dari Ti02-nanorods. Sensor ini diciptakan untuk memudahkan pengujian dalam melihat kandungan BPA yang ada dalam air.

Sensor yang dikembangkan Ganjar ini menyederhanakan pengukuran kandungan BPA dibandingkan cara pengukuran yang sudah ada sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan, sensor ini dapat menghasilkan pengukuran yang akurat dengan tambahan bantuan kecerdasan artifisial (AI) dan pengembangannya saat ini berbasis smart phone sehingga publik nantinya dapat dengan mudah mengetahui kandungan BPA dalam kandungan air atau bahan tertentu.

Ganjar juga sedang mengembangkan alat ukur kandungan BPA dalam air yang bekerja seperti test pack (alat deteksi kehamilan). Alat ini nantinya akan memudahkan masyarakat untuk mengetahui apakah air yang dikonsumsi mengandung BPA atau tidak.

Simak obrolan lengkapnya hanya di SuarAkademia–ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,600 academics and researchers from 4,945 institutions.

Register now