Apa yang akan terjadi jika dunia terbelah menjadi dua? – Ronan, umur 5, Melbourne, Australia
Pertanyaan yang fantastis, Ronan. Versi singkat dari jawaban pertanyaan ini adalah: dunia akan berakhir jika ini benar-benar terjadi. Itu akan menjadi akhir dunia seperti yang kita ketahui. Semua kehidupan di Bumi akan berakhir – jadi ini akan menjadi hari yang sangat buruk!
Untungnya, peristiwa yang dapat membelah planet menjadi dua ini sangat jarang terjadi. Namun, percaya atau tidak, ketika Tata Surya kita masih baru terbentuk, peristiwa seperti ini lebih sering terjadi daripada yang mungkin kamu kira.
Read more: Curious Kids: What would happen if gravity was reduced by half?
Berperan sebagai detektif
Saat melihat Tata Surya, para astronom pada dasarnya berperan sebagai detektif. Kami melihat semua objek di luar sana – planet, bulan, asteroid, dan komet. Dengan mempelajarinya, kami mengumpulkan petunjuk tentang seperti bentuk Tata Surya saat masih baru.

Ke mana pun kita melihat di Tata Surya, kita menemukan bukti “tabrakan raksasa” seperti yang disebut oleh para ilmuwan. Apa artinya? Nah, ternyata tahap akhir proses pembentukan planet itu BENAR-BENAR brutal. Ada banyak benda seukuran planet yang melayang hingga mereka terus menabrak satu sama lain.
Ketika dua benda seukuran planet saling bertabrakan, tabrakan itu benar-benar menjadi bencana – lebih dari cukup untuk menghancurkan dunia. Inilah yang kami pikir pernah terjadi pada planet Merkurius.
Ketika Merkurius terbentuk, semua petunjuk memberi tahu kita bahwa ukuran planet tersebut mungkin sekitar dua kali lebih besar dari sekarang. Namun, dahulu, hanya beberapa saat setelah Merkurius terbentuk, sebuah benda dengan ukuran yang sama menabrak planet tersebut dalam tabrakan yang hampir menghancurkannya secara total.

Tabrakan tersebut menghancurkan sebagian besar Merkurius. Yang tersisa hanya inti logam dengan lapisan puing tipis di atasnya. Peristiwa ini menunjukkan bahwa sebuah planet yang hancur akibat tabrakan dapat meninggalkan bekas yang masih terlihat oleh kita hingga empat miliar (itu 4.000.000.000) tahun kemudian!
Bumi juga pernah bertabrakan
Contoh paling terkenal dari sebuah planet yang hancur sebenarnya adalah Bumi kita sendiri. Para astronom berpikir bahwa ketika Bumi terbentuk, semuanya terjadi dengan sendirinya. Namun, ketika kita melihatnya saat ini, Bumi memiliki pendamping – Bulan. Lalu, dari mana Bulan berasal?
Semua petunjuk yang telah kami kumpulkan menceritakan kisah yang sangat dramatis. Tidak lama setelah Bumi terbentuk, dengan sendirinya, ia bergerak menuju planet lain yang disebut “Theia” oleh para astronom. Planet yang berukuran sebesar Mars ini dan menabrak Bumi dengan relatif pelan (dibanding saat tabrakan antar planet terjadi).
Walaupun pelan, tabrakan antar planet masih sangat dahsyat. Tabrakan itu akan mengubah seluruh Bumi menjadi cair – memusnahkan kehidupan apapun yang mungkin telah berevolusi pada saat itu. Ini menghancurkan Bumi dan Theia.
Materi yang terhempas dari Theia dan Bumi dapat melebur ke luar angkasa di sekitar planet kita. Karena gravitasi Bumi yang sangat kuat, sebagian besar puing yang terjebak secara bertahap menyatu dan membentuk Bulan.
Jadi, setiap kali kamu melihat Bulan di langit, kamu dapat memberi tahu semua orang bahwa itu adalah pengingat akan tabrakan raksasa yang terjadi saat usia Bumi masih muda karena, pada suatu waktu, Bumi benar-benar terpecah akibat bertabrakan dengan planet lain!
Read more: Curious Kids: could the Earth ever stop spinning, and what would happen if it did?
Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin dikembangkan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami. Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:
mengirimkan email redaksi@theconversation.com
tweet ke kami @conversationIDN dengan tagar #curiouskids
DM melalui Instagram @conversationIDN
Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.