Menu Close
Gambar dari film animasi Ice Age menunjukkan seekor mamut, harimau bertaring tajam, dan sloth yang terdampar di sebuah pulau es kecil.
Blue Sky Studios/AP

Curious Kids: apakah dulu manusia berburu dan memakan dinosaurus?

Apakah dulu manusia berburu dan memakan mamut berbulu atau dinosaurus? – Jasmine, umur 10, New South Wales, Australia

Hai Jasmine,

Terima kasih atas pertanyaan bagus ini!

Manusia dapat disalahkan atas banyak hal: menebangi hutan hujan, memperburuk perubahan iklim, dan membuat spesies berharga seperti harimau Tasmania punah. Namun, apakah manusia juga harus disalahkan karena memburu dan memakan mamut berbulu dan dinosaurus?

Dinosaurus tidak pernah menjadi mangsa manusia, terutama karena dinosaurus dan manusia tidak pernah bertemu (terlepas dari apa yang ditunjukkan di film Jurassic Park). Dinosaurus telah punah selama sekitar 62 juta tahun saat manusia modern hidup di planet ini!

Namun, bagaimana dengan mamut berbulu? Dalam hal ini, film Ice Age sebenarnya akurat. Manusia dan mamut berbulu hidup berdampingan selama setidaknya 15.000 tahun.

Temuan mamut dalam catatan fosil

Jadi, apakah manusia berburu mamut berbulu hingga mereka punah? Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus melihat petunjuk dalam catatan fosil yang terdiri dari sisa-sisa kehidupan purba yang diawetkan.

Dalam kasus burung Dodo, yaitu burung besar tanpa kemampuan untuk terbang yang telah punah, dokumen dari tahun 1690 memperjelas bahwa perburuan berlebihan oleh manusia adalah penyebabnya.

Model burung Dodo berdiri di atas pajangan museum.
Burung Dodo pertama kali ditemukan di pulau Mauritius pada akhir tahun 1500-an. Wiki Commons, CC BY-SA

Namun, mamut berbulu sudah ada jauh sebelum manusia memiliki kertas untuk ditulis. Mereka telah ada sekitar 300.000 tahun yang lalu - saat es masih menutupi bagian utara dunia.

Bahkan, ketika mereka punah, sejumlah kecil mamut kerdil bertahan di sebuah pulau kecil yang terpencil di Kutub Utara hingga sekitar 4.000 tahun yang lalu. Namun, spesies mamut berbulu berukuran besar menghilang dari daerah yang disebut Beringia (terletak di antara Siberia dan Alaska) sekitar 12.000 tahun yang lalu setelah hidup berdampingan dengan manusia setidaknya selama 15.000 tahun.

Apakah manusia membunuh mereka?

Film Ice Age (2002) menampilkan pertengkaran antara Manny si mamut berbulu dan manusia. Twentieth Century Fox/IMDB

Berburu petunjuk

Ketika manusia purba berburu, mereka cenderung membunuh sejumlah hewan pada saat yang bersamaan. Ini menciptakan apa yang disebut sebagai “situs pembunuhan” yang secara harafiah berarti tumpukan tulang hewan yang sangat besar. Ketika mereka menarik daging dari tulang untuk dimakan, mereka menggunakan alat-alat batu yang meninggalkan bekas luka dan goresan kecil di tulang.

Tanda-tanda ini sekarang memberi petunjuk penting. Di Beringia, ada bukti fosil situs pembunuhan mamut dan bekas luka di tulang mamut. Artinya, petunjuk-petunjuk ini memberi pemahaman bahwa manusia pernah berburu mamut berbulu.

Namun, bukti terkuat ditemukan di Polandia selatan pada tahun 2019. Sebagian kecil alat batu yang dibuat menjadi bilah tombak oleh manusia ditemukan di tulang rusuk mamut berbulu. Jika ini merupakan bukti yang ditunjukkan di persidangan pembunuhan, orang tersebut akan langsung ditahan!

Meski begitu, apakah ini artinya hanya manusia yang bertanggung jawab atas kepunahan mamut berbulu berukuran besar?

Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa iklim juga mempengaruhi kepunahan mereka.

Mungkin pada saat itu, iklim menjadi sangat tidak bersahabat bagi mamut berbulu. Akibatnya, jumlah mereka menurun jauh. Ini mungkin membuat mamut yang tersisa lebih rentan terhadap perburuan yang meningkat seiring bertambahnya populasi manusia.

‘Mamut’ Australia

Australia tidak memiliki mamut berbulu. Karena bulunya yang tebal, mereka tidak akan bertahan di iklim yang panas. Namun, Australia memiliki hewan raksasa yang dikenal sebagai megafauna yang punah antara 5.000 dan 17.000 tahun (tergantung spesiesnya) setelah para penduduk asli tiba.

Menariknya, bukti fosil yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang pemburu megafauna purba tidak ditemukan. Tidak ada lokasi pembunuhan yang diketahui, tidak ada bekas luka pada tulang hewan, dan tidak ada bukti ombak yang menusuk rusuk hewan.

Apakah kepunahan megafauna terkait dengan aktivitas manusia? atau perubahan iklim juga berperan?

Pertanyaan ini masih belum terjawab. Namun, dengan semakin banyak fosil yang ditemukan, semakin baik kita dapat mempelajarinya, dan semakin mungkin untuk memahami kejadian yang terjadi bertahun-tahun lalu tersebut.


Read more: Curious Kids: could dinosaurs evolve back into existence?



_Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin dikembangkan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami. Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa:


Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 180,900 academics and researchers from 4,919 institutions.

Register now