Menu Close
Penggambaran artis dari tyrannosaurus rex yang sedang berjalan menuju mangsanya
Tyrannosaurus Rex adalah predator teratas di Amerika Utara tepat sebelum dinosaurus punah pada akhir Zaman Kapur. (Shutterstock)

Dua spesies baru dinosaurus raksasa pecahkan misteri hilangnya predator puncak di Amerika dan Asia

Predator paling atas selama era Jurassic dan Cretaceous biasanya adalah spesies dinosaurus pemakan daging. Predator ini berjalan dengan dua kaki, memiliki rahang kuat yang dilapisi dengan gigi tajam dan termasuk spesies dari kelompok yang biasa dikenal sebagai tyrannosaurus, spinosaurus dan carcharodontosaurus.

Tyrannosaurus rex, jenis dinosaurus pemangsa kambing, yang juga mengejar jip di film Jurassic Park, adalah predator puncak di Amerika Utara tepat sebelum dinosaurus punah pada akhir Periode Kapur. Meski ikonik, T. rex hanyalah salah satu spesies dari banyak dinosaurus besar pemakan daging yang mendominasi berbagai ekosistem pada waktu yang berbeda selama 130 juta tahun masa hidup dinosaurus.

Adegan terkenal dari film Jurassic Park 1993, di mana T. rex melarikan diri dari paddock-nya.

Selama Periode Kapur, sebagian besar spesies predator puncak yang berevolusi di Amerika Utara dan Asia adalah carcharodontosaurus (dinosaurus bergigi hiu) atau tyrannosaurus (dinosaurus tiran). Masa awal Periode Kapur dikuasai oleh carcharodontosaurus, setelah itu tyrannosaurus menggantikan mereka sebagai predator teratas hingga di akhir Periode Kapur.

Spesies baru

Baru-baru ini dua spesies baru dari predator Kapur besar ini ditemukan — tyrannosaurus dari Kanada dan carcharodontosaur dari Uzbekistan. Saya cukup beruntung untuk bisa terlibat dalam studi keduanya. Kedua penemuan ini, meskipun tidak berhubungan, memiliki beberapa persamaan yang menarik.

Pada tahun 2019, ahli paleontologi Jared Voris dan Kohei Tanaka — yang keduanya pernah berlatih di lab saya di Universitas Calgary di Kanada — mengunjungi museum untuk melihat fosil yang disimpan dalam koleksi. Voris pergi ke Museum Royal Tyrrell di Drumheller, Kanada, dan Tanaka ke Museum Geologi Negara di Uzbekistan.

Masing-masing dari mereka menemukan spesimen fosil yang mereka anggap penting, meskipun seringkali diabaikan. Kedua fosil tersebut ditemukan di batuan yang berasa dari periode Kapur di wilayah masing-masing, dan telah disimpan di koleksi museum selama setidaknya satu dekade tanpa banyak orang tahu.

Setelah melakukan berbulan-bulan penelitian, mereka menemukan bahwa masing-masing fosil ini ternyata merupakan spesies dinosaurus pemakan daging yang sama sekali baru, yang sebelumnya tidak diketahui sains. Ini berarti bahwa kita perlu mendeskripsikan mereka secara formal, dan masing-masing akan diberi nama spesiesnya sendiri.

Kami menamai spesies tyrannosaurus baru Thanatotheristes degrootorum, yang berarti “penuai kematian.” Nama tersebut terinspirasi dari peran predatornya dalam ekosistem berusia 80 juta tahun dan untuk penemu pertama fosil tulang, seorang peternak dari Alberta yang bernama John DeGroot.

Di sisi lain, kami menamai spesies carcharodontosaur Ulughbegsaurus uzbekistanensis setelah Ulugh beg yang merupakan seorang tokoh sejarah dan astronom awal di Uzbekistan.

a carcharodontosaurus skull on display
Tengkorak carcharodontosaurus dipamerkan di Museum Nasional Alam dan Sains di Tokyo. (Xevi V/flickr), CC BY-NC-SA

Read more: Unraveling the mystery of how dinosaurs get their names


Predator puncak

Kedua spesies tersebut hanya bisa dikenali dari beberapa tulang tengkorak, dengan sisa kerangka mereka sama sekali tidak diketahui. Tulang yang paling dikenal berasal dari rahang — rahang atas dan bawah Thanatotheristes dan rahang atas Ulughbegsaurus.

Dari rahangnya, terlihat bahwa kedua spesies itu memiliki ukuran yang sama dan cukup besar. Kami dapat mengetahui ukuran tubuh mereka dari tulang yang diawetkan ini. Diukur dari ujung moncong hingga ujung ekor, kedua spesies itu memiliki panjang sekitar delapan meter — panjang rata-rata bus sekolah.

Dalam dua studi ini, kami menemukan bahwa Thanatotheristes dan Ulughbegsaurus masing-masing sejauh ini merupakan predator terbesar di ekosistem mereka. Tidak adanya spesies pemangsa besar sebelumnya di kedua ekosistem sebelumnya membingungkan, karena populasi dinosaurus pemakan tumbuhan besar kemungkinan akan tumbuh tanpa terkendali, seperti pada species herbivora.

artist illustration of _Thanatotheristes_ on the left and _Ulughbegsaurus_ on the right
Karya seniman Thanatotheristes (kiri) dan Ulughbegsaurus (kanan) berdasarkan fosil yang ditemukan. (Julius Csotonyi), Author provided

Sebagian besar spesies predator lain yang diketahui dari ekosistem ini berukuran kecil, biasanya panjangnya kurang dari tiga meter. Faktanya, ekosistem Uzbekistan yang lebih tua juga merupakan rumah bagi spesies tyrannosaurus kecil yang lebih kecil daripada Ulughbegsaurus besar.

Kebangkitan dan kepunahan predator puncak

Sekitar 90 juta tahun yang lalu, semua spesies carcharodontosaur punahUlughbegsaurus termasuk yang terakhir dari jenisnya. Kepunahan mereka meninggalkan kekosongan di ekosistem Amerika Utara dan Asia bagi predator baru yang besar untuk berevolusi dan mengambil alih. Tyrannosaurus, yang sebagian besar, setinggi lutut untuk carcharodontosaurus selama puluhan juta tahun sebelumnya, akhirnya muncul.

Di suatu tempat antara 90 dan 80 juta tahun yang lalu, spesies tyrannosaurus mulai berevolusi menuju ukuran tubuh yang lebih besar. Thanatotheristes adalah salah satu spesies paling awal dari tyrannosaurus besar ini, yang hidup sekitar 80 juta tahun yang lalu di masa prasejarah Alberta.

Thanatotheristes dan kerabatnya termasuk di antara nenek moyang yang menyebabkan spesies tyrannosaurus lebih besar, seperti Tyrannosaurus rex sepanjang 12 meter. Spesies besar ini menguasai ekosistem Periode Kapur di Amerika Utara dan Asia selama 10 juta tahun terakhir sebelum adanya peristiwa kepunahan massal yang memusnahkan dinosaurus.


Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

This article was originally published in English

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 182,400 academics and researchers from 4,942 institutions.

Register now